Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIFDALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
DISERTASI
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari
SyaratuntukMemperolehGelarDoktorIlmuPendidikan dalamBidangIlmuPengetahuanAlam
Oleh:
Sigit Saptono NIM. 1007237
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR
Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT yang
telahmemberikanrahmat, hidayah,
dankekuatankepadapenulissehinggadapatmenyelesaikandisertasidenganjudulPenge
mbanganProgram Integrasi AtributAsesmen Formatif dalam Perkuliahan Biologi
Sel (IAAF-BS) untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Berpikir Analitik.
Penelitianinidilatarbelakangiolehbeberapahasilpenelitianterdahulu yang
merekomendasikanpentingnyakemampuanberpikirtingkattinggisebagaitujuanperkul
iahan di perguruantinggi.Penelitianinimencobamemberikan program
alternatifintegrasiatributasesmenformatifdalamperkuliahandalamBiologiSeluntukm
engembangkankemampuanberpikirtingkattinggi, yaitupenalarandanberpikiranalitik.
Penyelesaianpenyusunandisertasiinitidakterlepasdaribantuandankerjasama
berbagaipihak, baiksecaramorilmaupunmarteriil.Untukitu,
penulispatutmenyampaikanterimakasihdanpenghargaansetinggi-tingginyakepada:
1. Prof. Dr. Hj. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd., selakupromotor yang
selalumeluangkanwaktu, tenaga,
danpikirannyauntukmembimbingdengansabardankritisdalammemberikanmasuk
ansejakperkuliahankajianmandiri, penyusunaninstrumenpenelitian,
penulisanmakalah-makalah, baikuntuk seminar maupunjurnal,
hinggatersusunnyadisertasi.
2. Dr. Saefudin, MSi.,selakuko-promotor yang
selalumembukapeluanguntukmelakukandiskusisecarakritis di
tengahkesibukanbeliausejakperkuliahankajianmandiri, rencanapenelitian,
penyusunanpublikasi, hinggapenyusunandisertasi.
3. Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed.,selakuanggotapembimbing yang
selalumeluangkanwaktuuntukmembimbingdanmemberimasukansecarakritissej
akperkuliahankajianmandiri, rencanapenelitian,
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4. PimpinanSekolahPascasarjana UPI, terutamaKetua Program Studi IPA Prof.
Dr. Anna Permanasari, M.Si., dandilanjutkanoleh Dr. Ari Widodo, M.Ed., yang
telahmemfasilitasipenulisdalammenempuhstudi.
5. PimpinanUniversitasNegeri Semarang, RektorUnnes, Dekan FMIPA,
danKeyuaJurusanBiologi yang telahmengijinkanuntukmelanjutkanstudi,
besertasegenapdosen yang telahmemberikanmotivasiuntukpenyelesaianstudi.
6. DirektoratJendralPendidikanTinggi yang telahmemberikanbeasiswa BPPS
selamamenempuhstudidanhibahdisertasi doctor untukpenelitiandisertasi.
7. SegenapBapakdanIbudosen SPs UPI yang
telahmemberikanbekalilmudalampenyusunandisertasi.
8. Teman-temankuliah Program DoktorPendidikan IPA angkatan 2010, yang
telahmenunjukkankerjasama yang baikselama proses penyelesaianstudi.
9. Isteridananak-anakku, yang
telahmemberikanmotivasidankekuatanselamaproses penyelesaianstudi.
Kepadakedua orang tuaku, TarpijoPrijosarodja (Alm.) danSoemijatoen
(Almh.), sayamengucapkanterimakasihatasasuhan, motivasihidup, dandoa yang
tulus. Demikianjuga, kepadakakak-kakakdanadik-adikku, terimakasihatasperhatian,
bimbingan, danmotivasinya.TerimakasihjugasayatujukankepadaBapak/Ibuguru
yang telahmembimbingdenganpenuhkesabaranselamasayamenempuhpendidikan
formal.Teriringdoa yang tulus, semogakebaikansemuapihak yang
telahmembantupenyelesaiandisertasiinimendapatkanberkah yang setimpaldari Allah
SWT.
Penulisandisertasiinimasihterbatas,
olehsebabitumasihmemungkinkanuntukdiperdalamdandiperluasmelaluipenelitianla
njutan.Saran dankritik yang
membangunsangatpenulisharapkanuntukkesempurnaandisertasiini.Akhirnya,
semogapemikirandalamtulisaninidapatmemberikaninspirasi,
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Bandung, November 2015
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIFDALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL(IAAF-BS)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
ABSTRAK
PenelitiandenganmetodeResearch and Development
inidifokuskanpadapengembangan program
IntegrasiAtributAsesmenFormatifdalamperkuliahanBiologiSel (IAAF-BS) yang dapatditerapkanuntukmeningkatkankemampuanpenalarandanberpikiranalitik.
Program IAAF-BS mencakupsilabusperkuliahan yang
menitikberatkanpadapelaksanaan proses perkuliahandanbalikan, sertapencapaianperkembangankemampuanberpikirtingkattinggi.
Pemikiranbarudalampenelitianiniadalah program pembelajaran IAAF-BS yang menggambarkanenamtahapanbelajarterintegrasiatributasesmenformatif,
yaituidentifikasitujuan, interpretasifenomena, penemuankonsep, organisasipenalaran, analisisrelevansi, danreviupembelajaran.Sejumlah 109 orang
mahasiswa program Studi S1 PendidikanBiologi yang
mengikutiperkuliahanBiologiSelmenjadisubjekdalampenelitianini.
Kemampuanpenalaran yang diukurmeliputiaspekkorelasi, proporsional, danprobabilitas.Kemampuanberpikiranalitik yang diukurmeliputiidentifikasi ide
utama, argumentasi,
dankomparasi.Perkembangankeduakemampuandiukurmenggunakantugasindividu, tugaskelompokpembuatanpetakonsepdanlaporanreviuartikel, dankuispada proses perkuliahan, sertatespadaawaldanakhirperkuliahan. Hasilimplementasi program menunjukkankemajuanbelajarmahasiswaselama proses perkuliahan,
kontribusipositifatributasesmen yang diintegrasikan,
sertaperkembangankemampuanpenalarandanberpikiranalitikpadaakhirperkuliahan. Temuanpenelitianmengindikasikanbahwasecaraindividuperkembangankemampua nmahasiswabervariasi,
terdapatkorelasiantarapenguasaankonsepdenganperkembangankemampuanpenalar
andanberpikiranalitik, danseluruhaspekkemampuan yang
diukurmengalamiperkembangandenganbaik,
kecualikemampuanargumentasi.Hasilpenelitianberimplikasipadapemanfaatanases men yang tidakhanyaberfungsiuntukmenentukannilaikelulusanmahasiswa, tetapidapatdigunakansebagaiindikatorkemajuanbelajardanbalikanuntukmeningkat kankualitasperkuliahanBiologi Sel.
Kata kunci: Program IAAF-BS, BiologiSel, kemampuanpenalaran,
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DEVELOPMENT OF IFAA-CB(INTEGRATION OF FORMATIVE ASSESSMENT ATTRIBUTES IN CELL BIOLOGY COURSE)PROGRAM
TO PROMOTE REASONING AND ANALYTICAL THINKING SKILLS
ABSTRACT
A study focused on Cell Biology course program development to promote reasoning and analytical thinking skills has been carried out. Research and Development method was conducted to develop Integration of Formative Assessment Attributes (IFAA-CB) program. IFAA-CB program consists of syllabus, it was arranged to reach higher order thinking skills and provided feedback to adjust ongoing learning. Learning programwas consists of six stages, learning goals identification, phenomena interpretation, concepts invention, reasoning organization, relevance analysis, and review. The new idea of this study is formative assessment attributes that integrated on each learning stage. The research participant was109 students of biology department who take Cell Biology course. We have measured students’ correlational, proportional, probability in reasoning skills, and identification main idea, argumentation, comparative in analytical thinking skills. Students’ reasoning and analytical thinking skills were measured by individual task, improving concept map and articlereport in peer, quizzes, and test.Research results showed that students have learning progression during course, formative assessment attributes gave positive contribution, and development both of students’ reasoning and analytical thinking at the end of course. The findings revealed that individually, there was variation in reasoning and analytical thinking development, students’ concept mastery have significant correlation with both of ability, and all skills improved well, except students’ argumentation. Implication for instruction is Cell Biology faculty should not only concern on assessment as a tool to judge students’ grade, but they should use it also as learning progression indicator and feedback to improve learning process.
Keywords: IFAA-CB program, Cell Biology, reasoning ability,
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ………...
C. Ruang Lingkup Penelitian ………
D. Tujuan Penelitian ……….
E. Manfaat Penelitian ………
F. Sistematika Disertasi ………
BAB II. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK DALAM BIOLOGI SEL MELALUI IMPLEMENTASI ASESMEN FORMATIF
A. Teori Belajar yang Melandasi Kemampuan Berpikir ………..
B. Klasifikasi Kemampuan Berpikir ……….
C. Paradigma Pendidikan Sains di Perguruan Tinggi ………...
D. Penalaran dan Berpikir Analitik dalam Biologi Sel ……….
E. Peran Asesmen Formatif dalam Pembelajaran ……….
F. Penerapan Asesmen Formatif dalam Pembelajaran ………..………...
G. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan ……….
BAB III. METODE PENELITIAN
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
A. Paradigma Penelitian ………
B. Desain Penelitian ………..
C. Prosedur Penelitian ………...
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……….
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ………
F. Partisipan dalam Penelitian ………..
G. Data, Sumber, dan Instrumen Penelitian ………..
H. Pengembangan Instrumen ………
I. Analisis Data ………
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pengembangan Program IAAF-BS ………
a. Penyusunan Program IAAF-BS ………...
1) Silabus IAAF-BS ………
2) Program Pembelajaran IAAF-BBS ………
b. Uji Coba Program IAAF-BS ………
1) Hasil Uji Coba Pelaksanaan Silabus IAAF-BS …………..
2) Hasil Uji Coba Program Pembelajaran IAAF-BS ………..
a) Uji Coba I: Keterlaksanaan Program IAAF-BS ……...
b) Uji Coba II: Keterlaksanaan Program IAAF-BS ……..
c) Uji Coba Kebermaknaan Program IAAF-BS ...
2. Kemajuan Belajar Mahasiswa selama Implementasi Program
IAAF-BS ……….
a. Kemajuan Belajar pada Kemampuan Penalaran ………..
b. Kemajuan Belajar pada Kemampuan Berpikir Analitik ..…….
3. Kemampuan Penalaran dan Berpikir Analitik Mahasiswa
Sebelum dan Setelah Implementasi Program IAAF-BS …………
a. Perkembangan Kemampuan Penalaran Mahasiswa
1) Perkembangan Kemampuan Penalaran berdasarkan
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
rata ……….. 2) Perkembangan Kemampuan Penalaran berdasarkan
Individu ………...
b. Perkembangan Kemampuan Berpikir Analitik Mahasiswa ….
1) Perkembangan Kemampuan Berpikir Analitik
berdasarkan Rata-rata ……….
2) Perkembangan Kemampuan Berpikir Analitik
berdasarkan Individu ………..
4. Kontribusi Atribut Asesmen Formatif selama Implementasi
Program IAAF-BS ……….
5. Kemampuan Penalaran dan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan Gender ……….. a. Kemampuan Penalaran Berdasarkan Perbedaan Gender ……. b. Kemampuan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan
Gender ………..
6. Kemampuan Penalaran dan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan Kemampuan Awal ……… a. Kemampuan Penalaran Berdasarkan Perbedaan Kemampuan Awal ………. b. Kemampuan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan
Kemampuan Awal ………
B. Pembahasan ………..
C. Keunggulan dan Kelemahan Program IAAF-BS ……….
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Data, sumber data, dan instrumen penelitian ……….. 53
3.2. Aspek pengamatan pelaksanaan model pembelajaran IAAF-BS …... 55
3.3. Hasil uji validitas item soal kuis I dan II ……… 58
3.4. Penggantian item soal penalaran dan berpikir analitik dalam Biologi Sel ………... 60
3.5. Hasil uji validitas item soal kemampuan penalaran dan berpikir analitik dalam Biologi Sel ……….. 61
3.6. Hasil uji reliabilitas soal kemampuan penalaran dan berpikir analitik dalam Biologi Sel ………... 63
3.7. Kriteria skor kelayakan silabus ……….. 65
3.8. Kriteria skor peta konsep ………... 66
3.9. Kriteria skor kemampuan berpikir tingkat tinggi ………... 68
3.10. Data dan teknik analisisnya ……… 68
4.1. Silabus mata kuliah Biologi Sel sebelum pengembangan ………….. 71
4.2. Silabus mata kuliah Biologi Sel hasil pengembangan (IAAF-BS) … 73 4.3. Perbandingan silabus mata kuliah Biologi Sel sebelum dan setelah pengembangan (IAAF-BS) ………. 76
4.4. Rekapitulasi hasil konfirmasi silabus dengan rubrik ……….. 77
4.5. Tahapan belajar program IAAF-BS ………... 79
4.6. Pelaksanaan uji coba silabus IAAF-BS ……….. 84
4.7. Hasil pengamatan proses perkuliahan Membran Plasma pada uji coba I program pembelajaran IAAF-BS ……… 85
4.8. Persentase komposisi lipid pada beberapa membran plasma …..…... 90
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pada uji coba II program pembelajaran IAAF-BS ……… 94 4.10. Perbandingan pelaksanaan program pembelajaran IAAF-BS pada
hasil uji coba I dan II ……….. 102
4.11. Beberapa judul artikel hasil penelitian yang direviu oleh mahasiswa
pada tahap uji coba program ……….. 105
4.12. Kemampuan pendukung penalaran rata-rata mahasiswa berdasarkan
hasil kuis ………. 114
4.13. Judul artikel hasil penelitian yang direviu oleh mahasiswa pada
tahap implementasi ………. 117
4.14. Kemampuan pendukung berpikir analitik rata-rata mahasiswa
berdasarkan hasil kuis ……….... 119
4.15. Perkembangan kemampuan penalaran mahasiswa dalam Biologi Sel pada beberapa aspek yang teridentifikasi melalui hasil pretest dan
posttest ……… 123
4.16. Kategori hasil pretest dan posttest pada kemampuan penalaran
dalam Biologi Sel ………... 125
4.17. Perkembangan kemampuan penalaran seluruh mahasiswa dalam
Biologi Sel ……….. 126
4.18. Perkembangan setiap aspek kemampuan penalaran mahasiswa
dalam Biologi Sel berdasarkan skor pretest dan posttest …………... 127 4.19. Perkembangan kemampuan berpikir analitik mahasiswa dalam
Biologi Sel pada beberapa aspek yang teridentifikasi melalui hasil
pretest dan posttest………. 133
4.20. Kategori hasil pretest dan posttest pada kemampuan berpikir
analitik dalam Biologi Sel ……...………... 135
4.21. Perkembangan kemampuan berpikir analitik mahasiswa dalam
Biologi Sel berdasarkan skor pretest dan posttest ……….. 136 4.22. Perkembangan setiap aspek kemampuan berpikir analitik
mahasiswa dalam Biologi Sel berdasarkan skor pretest dan posttest.. 138 4.23. Korelasi antara penguasaan konsep dengan kemampuan penalaran
dan berpikir analitik ……….…... 142
4.24. Korelasi antara aspek kemampuan penalaran dan berpikir
analitik……… 143
4.25. Kontribusi atribut self- dan peer-assessment, dan kemajuan belajar
terhadap perolehan skor posttest………
145
4.26. Hasil uji-t skor posttest kemampuan penalaran dalam Biologi Sel antara mahasiswa laki-laki dan perempuan setelah implementasi
program IAAF-BS ………... 149 4.27. Hasil uji-t skor posttest pada setiap aspek kemampuan penalaran
dalam Biologi Sel antara mahasiswa laki-laki dan perempuan
setelah implementasi program IAAF-BS ………... 150 4.28. Hasil uji-t skor posttest kemampuan berpikir analitik dalam Biologi
Sel antara mahasiswa laki-laki dan perempuan setelah implementasi
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4.29. Hasil uji-t skor posttest pada setiap aspek kemampuan berpikir analitik dalam Biologi Sel antara mahasiswa laki-laki dan
perempuan setelah implementasi program IAAF-BS ……… 152
4.30. Hasil uji-t skor pretest dan posttest kemampuan penalaran dalam Biologi Sel berdasarkan perbedaan kemampuan awal ………... 153
4.31. Hasil Uji-t skor posttestpada setiap aspek kemampuan penalaran dalam Biologi Sel antarkelompok mahasiswa dengan kemampuan awal berbeda setelah implementasi program IAAF-BS ………. 154
4.32. Hasil uji-t skor pretest dan posttest kemampuan berpikir analitik dalam Biologi Sel berdasarkan perbedaan kemampuan awal ……… 155
4.33. Hasil Uji-t skor posttestpada setiap aspek kemampuan berpikir analitik dalam Biologi Sel antarkelompok mahasiswa dengan kemampuan awal berbeda setelah implementasi program IAAF-BS.. 156
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 2.1. Struktur membran plasma pada sel darah merah ……… 262.2. Contoh peta konsep tentang struktur dan fungsi kloroplas ………… 29
2.3. Interelasi antara asesmen dengan komponen lain dalampembelajaran sains ………. 32
2.4. Kontinum asesmen formatif ………... 33
2.5. Siklus implementasi asesmen formatif ………... 36
2.6. Kerangkapembelajaran Integrasi Atribut Asesmen Formatifdalam Biologi Sel (IAAF-BS) ……….. 37
2.7. Struktur program IAAF-BS ……… 41
3.1. Paradigma penelitian ……….. 45
3.2. Desain Penelitian ……….... 46
3.3. Alur Penelitian ……… 47
3.4. Program IAAF-BS dalam perkuliahan Biologi Sel ……… 49
3.5. Alur pengembangan instrumen tes ……….……… 59
4.1. Skema pembelajaran IAAF-BS ………... 78
4.2. Salah satu bentuk balikan terhadap hasil kuis ……….. 83
4.3. Membran plasma sebagai kompartemen sel dan organel sel ……….. 88
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4.5. Foto dan model mitokondria ……….. 97
4.6. Skema pembentukan energi melalui tiga tahapan metabolisme di
mitokondria ……… 98
4.7. Diagram proses transfer elektron H2O dan fiksasi CO2 di kloroplas.. 98 4.8. Sampel peta konsep hasil diskusi mahasiswa
tentangMembranPlasma pada tahap uji coba program
………. 103
4.9. Rerata skor setiap aspek peta konsep pada tahapan uji coba …….... 104
4.10. Rerata skor setiap aspek reviu artikel penelitian pada tahapan uji
coba …….. ………. 106
4.11. Kemampuan pendukung penalaran dan berpikir analitik berdasarkan hasil kuis pada tahapan uji coba …….. ……….. 108 4.12. Perkembangan kemampuan penalaran mahasiswa berdasarkan tugas
individu ………... 111
4.13. Perkembangan kemampuan mahasiswa berdasarkan rerata skor yang diperoleh dalam pembuatan peta konsep pada tahap
implementasi ……….. 112
4.14. Perkembangan kemampuan berpikir analitik mahasiswa
berdasarkan tugas individu ………. 116
4.15. Perkembangan kemampuan mahasiswa berdasarkan rerata skor
yang diperoleh dalam reviu artikel pada tahap implementasi ……… 118 4.16. Sebaran skor pretest dan posttest mahasiswa pada aspekkemampuan
penalaran dalam Biologi Sel ……….. 121
4.17. Peningkatankemampuan rata-rata mahasiswa pada setiap aspek
penalaran berdasarkan hasil pretest dan posttest……… 122 4.18. Sebaran skor pretest dan posttest mahasiswa pada ranah
kemampuan berpikir analitik dalam Biologi Sel ……… 131 4.19. Peningkatankemampuan rata-rata mahasiswa pada setiap aspek
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1-A. Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Biologi Sel IAAF-BS ……... 207
1-B. Hasil Studi Pendahuluan ……… 238
2-A. Rubrik Kelayakan Silabus ……….. 248
2-B. Hasil Penskoran Silabus berdasarkan Rubrik ………. 249
3-A. Hasil Observasi Pembelajaran ……… 250
3-B. Catatan Rekaman Pelaksanaan Balikan Kuis ………. 254
4-A. Rubrik Peta Konsep ……… 259
4-B. Hasil Penskoran Peta Konsep berdasarkan Rubrik ...………..……... 260
4-C. Peta Konsep Membran Plasma, Mitokondria, dan Nukleus ………... 261
5-A. Rubrik Laporan Reviu Artikel ……….... 264
5-B. Hasil Penskoran Laporan Reviu Artikel berdasarkan Rubrik ....…… 265
6-A. Tugas Individu ……… 266
6-B. Rubrik Tugas Individu ……….... 268
6-C. Hasil Penskoran Tugas Individu berdasarkan Rubrik ……….... 269
7-A. Kisi-kisi Soal Kuis I dan II ...……….. 270
7-B. Soal dan Kunci Jawaban Kuis I dan II ...……… 272
7-C. Hasil Penskoran Kuis I dan II ………. 284
7-D. Deskripsi Kemajuan Belajar Mahasiswa ……… 287
8-A. Kisi-kisi Soal Penalaran dan Berpikir Analitik dalam Biologi Sel … 293 8-B. Soal Penalaran dan Berpikir Analitik dalam Biologi Sel dan Kunci Jawaban …………... 296 8-C. Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep ………. 310
8-D. Soal Penguasaan Konsep dan Kunci Jawaban ………... 311
9-A. Hasil Penskoran Pretest Penalaran dalam Biologi Sel ...………….. 319
9-B. Hasil Penskoran Posttest Penalaran dalam Biologi Sel ……….. 320
9-C. Hasil Penskoran Pretest Berpikir Analitik dalam Biologi Sel ……... 321
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
10-A. Sebaran Jawaban Pretest-Posttest Kemampuan Penalaran pada
Tahap Implementasi ... 323
10-B. Sebaran Jawaban Pretest-Posttest Kemampuan Berpikir Analitik pada Tahap Implementasi ………... 324
11-A. JawabanPretest dan Posttest Kemampuan Penalaran Berdasarkan Perbedaan Gender ………... 325
11-B. Jawaban Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan Gender ……….. 326
12-A. Jawaban Posttest Kemampuan Penalaran Berdasarkan Perbedaan Kemampuan Awal ..……… 327
12-B. Jawaban Posttest Kemampuan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan Kemampuan Awal ……… 328
13-A. Hasil Penskoran Tugas Kelompok (peer-assessment) pembuatan peta konsep dan laporan reviu artikel penelitian pada kelompok uji coba ……… 329
13-B. Hasil penskoran kuis pada kelompok uji coba ……….. 330
14-A. Angket Tanggapan Mahasiswa ……….. 332
14-B. Tanggapan Mahasiswa pada Uji Coba Program ……… 333
14-C. Tanggapan Mahasiswa pada Implementasi ……… 334
1
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi pendidikan sains menekankan pada implementasi prinsip,
konsep, dan keterkaitan sains dengan kehidupan sehari-hari melalui proses
pembelajaran. Salah satu aspek yang sedang menjadi fokus berbagai kajian
penelitian dalam bidang pendidikan sains adalah peran science teaching
sebagai proses membelajarkan materi sains, dan science learning sebagai
proses latihan dan retensi yang dilakukan peserta didik terkait materi sains
yang sedang dipelajari (NRC,1996;2013). Gagasan tersebut mengisyaratkan
bahwa pembelajaran sains hendaknya lebih memperhatikan proses perolehan
pengetahuan dan keterampilan, dandapat melakukan refleksi terhadap
pencapaian kemampuan. Secara eksplisitNRC (National Research
Council)merekomendasikan agar pembelajaran sains sebaiknya
mengedepankan teaching for understanding.
Beberapa hasil penelitian (Coletta et al.,2007; Reynolds & Moskovitz,
2008; Fencl, 2010; Noblitt et al., 2010; Reynolds et al., 2012)
mendeskripsikan bahwa implementasi proses pembelajaran sains di perguruan
tinggi cenderung identik dengan informasimateridengan cakupan luas. Hal
tersebut dapat berdampak pada penguasaan kemampuan dan perkembangan
keterampilan mahasiswa dalam meniti karirnya. Meskipun aspek penguasaan
materi, keluasan cakupan materi dibutuhkan dalam pembelajaran sains untuk
memahami fenomena-fenomenayang terjadi di alam,namun kondisi tersebut
tidak cukup untuk meyakinkan bahwa peserta didik dapat memahami seluruh
materi yang dipelajari. Salah satu indikator pemahaman mahasiswa terhadap
cakupan materi sains adalah kemampuan dalam berbagai keterampilan
berpikir, antara lain keterampilan menjelaskan, mengumpulkan bukti,
2
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
analogi, menggunakan penalaran (reasoning), serta menyajikan konsep sains
dalam situasi yang baru (Janssenet al.,2009; Fry et al.,2009).
Di Indonesia, tujuan pendidikan di perguruan tinggi ditegaskan
melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa. Pada Bab II tentang Tujuan dan Arah Pendidikan, pasal 3
ayat (2) disebutkan bahwa program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang
menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian
tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan
merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan
keahliannya. Kualifikasi lain yang harus terpenuhi lulusan pendidikan tinggi
adalah mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya danmampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan keahliannya.
Kualifikasi lulusan sarjana (S1) yang tertuang dalam Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tersebut ditegaskan oleh
Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 2012 tentangKerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Berdasarkan KKNI, lulusan S1
memiliki kesetaraan kualifikasi jenjang 6 yang dimasukkan ke dalam
kelompok jabatan teknisi atau analis. Kompetensijenjang 6 (termasuk lulusan
S1) harus memiliki kualifikasi kemampuan mengaplikasikan dan
memanfaatkan ilmupengetahuan dan teknologi. Selain itu, lulusan S1 juga
harusmenguasai konsep teoretis bidang pengetahuanserta mampu
memformulasikan penyelesaian masalahprosedural, sehinggamampu
mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasidan data, dan
mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagaisolusi alternatif secara
mandiri dan kelompok.
Untuk memenuhi standar kualifikasi lulusan S1 perguruan tinggi
3
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
232/U/2000 dan Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 8 Tahun
2012tersebut, tentu tidak hanya dibutuhkan penguasaan cakupan materi yang
luas dalam proses pembelajaran. Kemampuan serta keterampilan berpikir dan
bertindak menjadi faktor yang sangat menentukan. Oleh sebab itu,
pembelajaran di perguruan tinggi seharusnya memperhatikan dan menerapkan
skema atau learning of higher order thinking skills. Fryet al. (2009)
memberikan gambaran bahwaskema pembelajaran berpikir tingkat tinggi
menekankan pada pemahaman terhadap materi dan perkembangan kreativitas
mahasiswa, seperti mampu memahami dan mengkonstruk ulang pengetahuan
berdasarkan fakta, menganalisis hubungan antara pengetahuannya dengan
pengetahuan lain yang relevan, serta mampu mengembangkan kemampuan
berpikir kritis (critical thinking) dan membangun kreativitas (creativity).
Pembelajaran sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi berlaku juga bagi pendidikan calon guru sains (mahasiswa
program pendidikan). Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan, mengingat
peran guru dalam proses pembelajaran sulit tergantikan (DeBoer, 1991). Oleh
sebab itu, sebaiknya program pendidikan calon guru sains dapat memberikan
kesempatan kepada calon guru untuk berlatih mengembangkan kemampuan
berpikir mereka.Bahkan, sudah sejak lamaAssociation for Supervision and
Curriculum Development(McTighe & Schollenberger, 1985)memberikan
saran agar pengembangan kurikulum pendidikan tinggi hendaknya
memperhatikan perkembangan kemampuantingkat tinggi, seperti penalaran,
konseptualisasi, analisis,dan pemecahan masalah.
Biologi Sel merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa program Pendidikan Biologi(calon guru mata
pelajaran Biologi). Biologi Sel berperan sebagai mata kuliah dasar untuk
memahami kompleksitas materi ajar dalam mata kuliah lain yang
berhubungan dengan fisiologi. Pembelajaran Biologi Sel memiliki peran yang
4
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
konsep,berpikir analitik, serta pengembanganwawasan mahasiswa tentang
fenomena kehidupan yang berhubungan dengan struktur sel, fungsi sel, serta
hubungan antara struktur dan fungsi sel dalam kehidupan makhluk hidup.
Karakteristik Biologi Sel yang spesifik, seperti fenomena kehidupan sel
sebagai suatu sistem yang unik, hanya dapat diamati menggunakan teknologi
tinggi. Untuk dapat memahami sistem yang terjadi pada sel
diperlukanpendekatan molekuler dengan menggunakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi.Karakteristik tersebutmemberikan kontribusi positif bagi
perkembangan kemampuan berpikir mahasiswa.
Pada umumnya pembelajaran Biologi Sel di perguruan tinggi tidak
disertai dengan pengamatan atau eksperimen secara langsung sebagaimana
beberapa materi biologi yang lain.Untuk memahamikonsep-konsep Biologi
Sel diperlukan kemampuan penalaran yang logis, berpikir analitik,
dankemampuan menghubungkan antara konsep yang satu dengan
lainnya.Sebagai implikasinya, dalam prosespembelajaran Biologi Sel
diperlukanstimulus berpikir aktif, serta tugas dan latihan yang relevan untuk
pengembangan kemampuan tersebut. Dengan memberikan kesempatan pada
mahasiswa calon guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam
memahami Biologi Sel, maka mereka akan mampu mengolah, merakit, dan
merepresentasikan materi Biologi Sel dengan benar. Sebaliknya, jika
kemampuan berpikir jarang atau bahkan tidak pernah dilatihkan dan
dikembangkankepada mahasiswa selama proses pembelajaran, maka
penguasaan materi Biologi Sel akan lebih mengarah pada proses
menghafalkan sejumlah cakupan materi.
Hasil penelitian Wilsonet al. (2006) menunjukkan bahwa masih
banyak ditemukan mahasiswa yang tidak mampu memahami fenomena
respirasi sel dan fotosintesis yang terjadi dalam sel tumbuhan. Salah satu
penyebab terjadinya hal tersebut adalahkurangnya kesempatan mahasiswa
5
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
untuk menemukan solusi masalah. Mahasiswa lebih banyak menghafalkan
reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel daripada memahami reaksi-reaksi
kimia tersebutataumencoba menemukan keterkaitan faktor-faktor yang
menyebabkan reaksi kimia tersebut terjadi. Temuan lain(Kitchenet al., 2003;
Lynd-Balta, 2006; Parker et al., 2012)mendeskripsikan bahwa pemahaman
mahasiswa terhadap Biologi Sel masih kurang memenuhi harapan.Hal
tersebut disebabkan oleh terlalu banyaknya konten atau cakupan materi yang
harus dipelajari. Sebaiknya,program perkuliahanBiologi Sel direncanakan
lebih dari sekedar mempelajari buku teks dan menyimak informasi. Selain itu,
proses pembelajaran seharusnyadiupayakan agar dapatmengembangkan
kemampuan berpikir kritismahasiswa.
Studi terbatas untuk mengidentifikasi kemampuan penalarandan
berpikir analitikmahasiswa calon guru dalam Biologi Sel telah dilakukan
Saptono & Rustaman(2011).Identifikasi melalui tesdilakukanpada akhir
semesterterhadap mahasiswa semester III dan V program studi S1 Pendidikan
Biologi yang telah mengikuti perkuliahan Biologi Sel. Hasil studi
tersebutmemberi gambaran bahwa mahasiswa belum mampu menggunakan
kemampuan penalaran dan berpikir analitikdengan baik untuk menanggapi
beberapa masalah yang diajukan. Sebagian besar mahasiswa belum mampu
menghubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lainnya.
Mahasiswa juga belum mampu menginterpretasikan sejumlah data dengan
benar. Meskipun studi tersebut terbatas, tetapi cukup memberikan penguatan
terhadap beberapa penelitian dengan hasil yang tidak jauh berbeda (Kitchenet
al., 2003; Wilsonet al., 2006;Parker et al., 2012).
Beberapa faktor diyakinimenjadi penyebab mahasiswa kurang mampu
mengembangkan kemampuan penalaran dan berpikir analitiknya dalam
pembelajaran Biologi Sel. Hasil penelitian Quitadamo & Kurtz (2007),
Smithet al.(2008),dan Gotwals &Songer (2009) menunjukkan bahwa terdapat
6
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dengan memberikan materi sebanyak-banyaknya, dengan harapan mahasiswa
akan mampu memahami dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh. Faktor
penting lain yang banyak dilalaikan pengajar adalah menjawab pertanyaan “sudah memahami apa sajakah mahasiswa pada saat ini?” Banyak pengajar lebih terkonsentrasi pada pencapaian struktur dan cakupan materi
pembelajaran yang telah disusun pada silabus.
Pada aspek asesmen, Noblitt et al. (2010) dan Lemons & Lemons
(2013) memberikan gambaran bahwapengajar perguruan tinggi selalu
melakukan asesmen terhadap hasil belajarmahasiswa.Namun demikian,
asesmen yang dilakukan lebih menitikberatkan pada tes akhir
pembelajaranuntuk menentukan nilai mahasiswa. Hasil asesmen lebih banyak
dimanfaatkan untuk memberi nilai kepada mahasiswa. Dapat dikatakan
bahwa pengajar perguruan tinggi cenderung melakukan assessment of
learning(asesmen untuk penilaian hasil belajar)dibandingkan assessment for
learning(asesmen untuk peningkatan kualitas pembelajaran).
Gagasan Black & William (1998b) tentang asesmen formatif
menginspirasi banyak ahli pendidikan sains untuk memperhatikan proses
penerapan asesmen formatif dalam pembelajaran.Proses asesmen formatif
dilakukan selama pembelajaran berlangsung guna memahami kemajuan
peserta didik dalam belajar, serta memperoleh informasi tentang bagaimana
pengajar mengembangkan pembelajaran dan kultur pembelajaran yang
berlangsung (Black &Harrison,2001a; Torrance & Pryor, 2002; Hall &
Burke, 2004; Furtak & Ruiz-Primo, 2008). Penerapan asesmen formatif dapat
membantu pengajar memperoleh balikan (feedback)tentang proses
pembelajaran yang dikembangkan dan memanfaatkannya, sehingga kemajuan
akademis peserta didik dapat terpantau perkembangannya (Popham, 2011).
Kajian tentang asesmen formatif telah dilakukan oleh para peneliti.
Namun demikian, peran asesmem formatif dalam pembelajaran yang dikaji
7
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kajian tentang peran atribut self- dan peer-assessment dalam proses
pembelajaran (Black & Harrison, 2001b; Powers, 2002; Noonan & Duncan,
2005), peran atribut kemajuan belajar dalam mencapai tujuan belajar
(Heritage, 2008; Anderson, 2010), dan peran atribut balikan guna perbaikan
proses pembelajaran (Black & Harrison, 2001a; Cook, 2009). Lingkup
penelitian yang dilakukan lebih banyak pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah (Black &Harrison,2001a; Power, 2002; Noonan & Duncan, 2005;
Furtak & Ruiz-Primo, 2008;Gotwals & Songer, 2009).
Permasalahan asesmen yang diangkat dalam penelitian pada jenjang
pendidikan tinggi lebih banyak mengarah pada pengukuran dan penilaian
kemampuan mahasiswa pada akhir perkuliahan (Croweet al., 2008; Bao et
al., 2009; Richmondet al., 2010; Shi et al.,2010; Fisheret al., 2011; Lemons
& Lemons, 2013). Selain itu, efektivitasbentuk tugasdalam pelaksanaan
asesmen untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa juga dijadikan
permasalahan penelitian (Lynd-Balta, 2006; Quitadamo & Kurtz, 2007;
Reynolds & Moskovitz, 2008; Fencl, 2010; Libarkin & Ording, 2012;
Reynoldset al., 2012; Lintonet al., 2014).
Berkaitan dengan penerapan asesmen formatif pada jenjang
pendidikan tinggi, dalam penelitian ini ditawarkan hal baru, yaitu
pengembangan program perkuliahan Biologi Sel yang dalam pelaksanaannya
terintegrasi atribut-atribut asesmen formatif secara komprehensif.Program
perkuliahan yang dikembangkan mencakup kegiatan pembelajaran yang
dijabarkan dalam bentuk silabus dan desain pembelajaran. Program
perkuliahan yang dikembangkan diberi label Program Integrasi Atribut
Asesmen Formatif dalam perkuliahan Biologi Sel (IAAF-BS). Program
IAAF-BS dirancang untuk memfasilitasi perkembangan kemampuan
penalaran dan berpikir analitik mahasiswa calon guru yang dibutuhkan dalam
8
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Penerapan program IAAF-BS memberikan peluang kepada mahasiswa
melakukan proses berpikir induktif untuk memahami dan
menginterpretasikan secara benar konsep-konsep esensial Biologi Sel. Atribut
asesmen formatif yang diintegrasikan dalam desain pembelajaran berperan
dalam pencapaian tujuan perkuliahan secara bertahap. Perkembangan
penguasaan konten, kemampuan penalaran, dan berpikir analitik mahasiswa
terfasilitasi oleh kreativitas pengajar dalam memilih dan menentukan tugas
yang relevan agar terjadi proses mental pada mahasiswa, seperti menemukan
konsep, menemukan hubungan antarkonsep, memprediksi berdasarkan
konsep yang ditemukan, mengidentifikasi sebab-akibat, dan membandingkan
beberapa fenomena. Dengan demikian, perkuliahan Biologi Sel dapat lebih
bermakna dan bermanfaat bagi mahasiswa dalam memahami kehidupan sel,
yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar yang cukup kuat untuk
mempelajari struktur dan fisiologi kehidupan yang lebih kompleks.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Gagasan integrasi asesmen formatif dalam program
perkuliahanmerupakan solusi alternatif guna mengembangkan kemampuan
penalaran dan berpikir analitikmahasiswa untuk memahami fenomena yang
terjadi dalam konten Biologi Sel. Asesmen formatif merupakan proses yang
memberikan ruang pada pengajar untuk memperoleh informasi tentang
kemajuan belajar siswa, cara mengajar dosen, dan kultur pembelajaran yang
berlangsung pada satuan waktu tertentu selama program perkuliahan
berlangsung.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka masalah
yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah deskripsi program
Integrasi AtributAsesmen Formatif dalam perkuliahanBiologi Sel(IAAF-BS)
9
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
mahasiswa calon guru?”Untuk menjawab permasalahan tersebut diajukan
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil pengembangan program Integrasi AtributAsesmen
Formatif dalam perkuliahanBiologi Sel(IAAF-BS)?
2. Bagaimanakah kemajuan belajar mahasiswa dalam Biologi Sel selama
implementasi program IAAF-BS?
3. Bagaimanakah kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa
dalam Biologi Sel sebelum dan setelahimplementasi program IAAF-BS?
4. Bagaimanakah kontribusi atribut asesmen formatif yang terintegrasi
dalam perkuliahan Biologi Sel selama implementasi program IAAF-BS?
5. Bagaimanakah kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa
dalam Biologi Sel setelahimplementasi program IAAF-BS berdasarkan
perbedaan gender?
6. Bagaimanakah kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa
dalam Biologi Sel setelahimplementasi program IAAF-BS
berdasarkanperbedaan kemampuan awal?
C. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah pengembangan program
perkuliahan Biologi Sel yang dapat mengembangkan kemampuan penalaran
dan berpikir analitik mahasiswa calon guru biologi.Program yang
dikembangkan berupa silabus dan desain pembelajaran yang
diimplementasikan selama perkuliahan satu semester.Dalam pengembangan
program tersebut diintegrasikan atribut asesmen formatif, baik dalam
penyusunan silabus maupun desain pembelajaran.Atribut asesmen formatif
yang diintegrasikan meliputi tujuan pembelajaran, kolaborasi, self-assessment
10
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Mata kuliah Biologi Sel memiliki bobot 2 (dua) sks, yang
berkonsekuensiselama perkuliahan dalam satu semester tidak tersedia waktu
khusus untuk melakukan eksplorasi di laboratorium. Untuk menguasai materi
ajar Biologi Sel yang hanya dilakukan secara teoretis diperlukan proses
berpikir dengan kemampuan tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut, dalam
penelitian ini dikembangkan program yang memungkinkan mahasiswa
berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan penalaran dan berpikir
analitik yang dibutuhkan untuk memahami fenomena kehidupan sel.
Silabus Biologi Sel dikembangkan dengan memperhatikan
pelaksanaan atribut asesmen formatif dalam satu semester. Adapun
desainpembelajaran Biologi Sel yang dikembangkan merujuk pada model
pembelajaran Learning Cycle, yang sudah teruji dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran sains. Desain pembelajaran yang dikembangkan mancakup 6
tahapan, yaitu identifikasi tujuan, interpretasi fenomena, penemuan konsep,
organisasi penalaran, analisis relevansi, dan reviu pembelajaran. Kontribusi
atribut asesmen formatif menjadi bagian tak terpisahkan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Dalam setiap tahapan pembelajaran diintegrasikan
atribut asesmen formatif untuk memfasilitasi pencapaian mencapai tujuan
belajar secara bertahap.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memberikan solusi pemecahan masalah
pembelajaran Biologi Sel di perguruan tinggi, khususnya bagi mahasiswa
calon guru biologi. Solusi yang ditawarkan berupaprogram perkuliahan
Biologi Sel yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kemampuan
penalaran dan berpikir analitik mahasiswa, selain penguasaan cakupan materi
yang dipelajari. Dalam program perkuliahan tersebut diintegrasikan atribut
11
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
proses perkuliahan dapat terdeteksi melalui kolaborasi antara dosen dan
mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang (1) hasil pengembangan program IAAF-BS yang diterapkan dalam
perkuliahan Biologi Sel;(2) kemajuan belajar mahasiswa selama perkuliahan;
(3) kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel
sebelum dan setelahimplementasi program IAAF-BS; (4) kontribusi atribut
asesmen formatif yang terintegrasi dalam perkuliahan Biologi Sel selama
implementasi program IAAF-BS; (5) kemampuan penalaran dan berpikir
analitik mahasiswa dalam Biologi Sel setelahimplementasi program IAAF-BS
berdasarkan perbedaan gender; dan (6) kemampuan penalaran dan berpikir
analitik mahasiswa dalam Biologi Sel setelahimplementasi program IAAF-BS
berdasarkan perbedaan kemampuan awal.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini merujuk pada dua dimensi, yaitu dimensi
teoretis dan praktis.
1. Secara teoretis, hasil penelitian ini memberikan kontribusi pada
pengembangan perkuliahan Biologi Sel. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai salah satu referensi yang melengkapi hasil penelitian lain
terkait denganupaya peningkatan kualitas proses perkuliahan Biologi Sel.
Program IAAF-BS yang dikembangkan dalam penelitian ini
memungkinkan proses pembelajaran Biologi Sel yang tidak hanya
diarahkan pada penguasaan konten saja, melainkan juga memperhatikan
pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Perkuliahan Biologi
Sel melalui program IAAF-BS difokuskan pada penguasaan konten serta
pengembangan kemampuan berpikir, seperti kemampuan penalaran
(reasoning) dan berpikir analitik (analyticalthinking) dalam upaya
12
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2. Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan kontribusi positif kepada
para pengajar dalam upaya mengimplementasikan gagasan reformasi
perkuliahan Biologi Sel. Paradigmaperkuliahan Biologi Sel akan bergeser
menuju proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi untuk memahami prinsip dan konsep yang terjadi
pada fenomena kehidupan sel. Dengan demikian, penelitian inidapat:
a. memperkaya hasil penelitian terkait dengan program yang
mengintegrasikan atribut asesmen formatif dalam perkuliahan Biologi
Sel bagi mahasiswa calon guru
b. membuka wacana pentingnya penerapan asesmen formatif dalam
pembelajaran sains pada jenjang pendidikan tinggi dalam upaya
meningkatkan kualitas perkuliahan, khususnya pada program studi
Pendidikan Biologi.
F. Sistematika Disertasi
Disertasi tentang program IAAF-BS untuk mengembangkan
kemampuan penalaran dan berpikir analitik dalam Biologi Sel ini terbagi
dalam lima bab. Pada Bab I dideskripsikan tentang latar belakang penelitian
yang mencakup isu-isu dan hasil-hasil penelitian yang melatarbelakangi
perlunya dilakukan penelitian untuk penyusunan disertasi dan permasalahan
yang dihadapi untuk dipecahkan.Tujuan penelitian juga dipaparkan untuk
membatasi ruang lingkup penelitian.Pada akhir Bab I dipaparkan manfaat
atau kontribusi hasil penelitian ini dalam memecahkan permasalahan
pembelajaran Biologi Sel, dan sistematika penyusunan disertasi untuk
memberikan gambaran singkat tentang penelitian yang dilakukan.
Bab II dipaparkan tentang landasan teoretis yang difokuskan pada
teori dan hasil penelitian sebagai rujukan untuk memecahkan masalah
penelitian.Beberapa teori belajar dan taksonomi kemampuan berpikir
13
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
program perkuliahan yang lebih bermakna dalam mendukung proses
perkuliahan Biologi Sel. Paradigma pembelajaran sains, peran asesmen
formatif dan integrasinyadalam perkuliahan dianalisis untuk menemukan
format program perkuliahan Biologi Sel yang efektif mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Pada Bab III dideskripsikan tentang metode penelitian yang mencakup
paradigma penelitian, desain penelitian, dan prosedur penelitian yang
dilaksanakan.Definisi operasional variabel penelitian juga dipaparkan untuk
menjelaskan variabel yang diungkap dalam penelitian. Lokasi, waktu
pelaksanaan, dan partisipan penelitian dijelaskan juga dalam bab ini untuk
memberikan informasi tentang proses pelaksanaan penelitian. Pada bab ini
dipaparkan tentang data yang diambil dan pengembangan instrumen untuk
pengambilan data. Pada bagian akhir dipaparkan tentang teknik analisis data
yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Bab IV berisi tentang hasil, temuan penelitian, dan
pembahasannya.Hasil dan temuan penelitian dideskripsikan mulai dari studi
pendahuluan, uji coba program, sampai implementasi program.Hasil dan
temuan penelitian dipaparkan secara kuantitatif dan kualitatif.Pembahasan
dilakukan secaratematik, artinya pembahasan dilakukan pada setiap temuan
penelitian.Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah memahami
permasalahan yang diteliti.Keunggulan dan kelemahan program dipaparkan
pada akhir bab untuk memberikan informasi tentang keberadaan programhasil
pengembangan jika diimplementasikan.
Pada Bab V dipaparkan tentang simpulan dan rekomendasi hasil
penelitian. Simpulan dirumuskan untuk menjawab pertanyaan penelitian,
sedangkan rekomendasi dirumuskan bagi dosen Biologi Sel yang akan
44
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengkaji tentang
pengembanganprogram perkuliahan untuk meningkatkan kemampuan
penalaran dan berpikir analitikmahasiswa calon guru Biologi dalam Biologi
Sel. Pengembangan program perkuliahan Biologi Sel didasarkan pada
pentingnya memfasilitasi mahasiswa agar memiliki kemampuan penalaran
dan berpikir analitik untuk memahami dang menginterpretasi fenomena yang
terjadi pada kehidupan sel.
Kerangka pemikiranyang menjadi gagasan penelitian ini
dikembangkan didasarkan pada empat hal.Pertama, mata kuliah Biologi Sel
merupakan mata kuliah yang mendasari konsep-konsep fisiologis pada mata
kuliah lain yang bersifat lebih kompleks. Untuk itu kualitas perkuliahan
Biologi Sel seharusnya mendapat perhatian yang lebih proporsional.Kedua,
untuk memahami secara benar kompleksitas yang terjadi pada kehidupan sel
dibutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti kemampuan penalaran
dan berpikir analitik. Dengan memiliki kemampuan penalaran dan berpikir
analitik, mahasiswa mampu mengidentifikasi, menghubungkan,
membedakan, dan menginterpretasi struktur, fungsi, serta hubungan struktur
dan fungsi yang terdapat pada sel. Ketiga, untuk menstimulasi kemampuan
penalaran dan berpikir analitik dibutuhkan kegiatan pembelajaran yang
mampu menginisiasi perkembangan kognitif mahasiswa. Diperlukan program
perkuliahanyang dapatmemfasilitasi kegiatan teaching for understanding
dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.Keempat, Untuk mendukung proses
pembelajaran yang efektif diperlukan proses asesmen yang secara terintegrasi
dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kualitas proses
45
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
belajar, kolaborasi, self- dan peer-assessment, kemajuan belajar, dan balikan
memberikan peluang terciptanya peningkatan kualitas proses
pembelajaran.Kerangka pemikiran dalam penelitian dideskripsikan
melaluidiagram pada Gambar 3.1.
Mengembangkan kemampuan berpikir
Pencapaian tujuan pendidikan tidak proporsional
Sebagai dasar untuk memahami konsep-konsep fisiologis yang lebih kompleks
Mengembangkan pemahaman, penalaran, aplikasi konsep, dan berpikir analitik PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN
46
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Paradigma penelitian
B. DesainPenelitian
Penelitian dilaksanakan dengandesainResearch and Development
(R&D) yang dikembangkan oleh Dick & Carey (Gall& Borg,2003). Secara
skematis, desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Desain penelitian
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dilaksanakan dalam empat tahapan, yaitu studi
pendahuluan, pengembangan program, uji coba dan reviu program, dan
implementasi program. Skema pada Gambar 3.3 mendeskripsikan alur
penelitian yang dilaksanakan.
Pada tahapan pertama dilakukan reviu terhadap kurikulum dan silabus
mata kuliah Biologi Sel yang digunakan.Dalam silabus dikaji tujuan
perkuliahan dan kompetensi yang dapat dimiliki mahasiswa pada akhir
perkuliahan.Kajian literatur dan hasil-hasil penelitian yang relevan dilakukan Analisis
Kebutuhan
Studi Lapangan
Studi Pustaka
Hasil analisis kebutuhan
Uji coba dan Reviu
program
Pengembang-an program dan instrumen
47
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
untuk mengembangkan silabus.Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui
kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel
terhadap mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan Biologi Sel. Pada
akhir tahapan pertama, dihasilkan landasan teoretis dan hasil-hasil penelitian,
hasil kajian silabus yang digunakan, dan peta kemampuan penalaran dan
berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel.
TAH
Tersusun draft program perkuliahan dan instrumen
U Uji coba skala kecil draft program
Keterlaksanaan
29 mahasiswa Membran Plasma&
48
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3.Alurpenelitian
Tahapankedua, dikembangkanprogram Integrasi AtributAsesmen
Formatifdalam perkuliahanBiologi Sel (IAAF-BS) berdasarkan hasil studi
pendahuluan. Program IAAF-BS terdiri dari pengembangan silabus
perkuliahan dan programpembelajaran. Silabus dikembangkan dengan
memperhatikan kelompok materi ajar yang sangat berkaitan, penyediaan
waktu untuk identifikasi kemajuan belajar mahasiswa, dan pemberian balikan
terhadap proses pembelajaran.Adapun programpembelajaran dalam kelas
dikembangkan dalam enam tahapan belajar dengan memperhatikan
pemberian tugas yang relevan secara individu dan kelompok.Tahapan belajar
dalam program IAAF-BS meliputiidentifikasi tujuan, interpretasi fenomena,
penemuan konsep, organisasi penalaran, analisis relevansi, dan reviu
pembelajaran. Pada tahapan pengembangan program juga disusun instrumen
untuk mendukung keberhasilan program dalam mengembangkan kemampuan
penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel. Gambar 3.4
memperlihatkan program perkuliahan IAAF-BS.
Tahapan ketiga, dilakukan uji coba programIAAF-BS. Uji coba
dilaksanakan pada keterlaksanaan silabus, serta keterlaksanaan dan
kebermaknaan tahapan belajar. Uji coba dilaksanakan pada dua materi ajar,
yaitu Membran Plasma dan Organel Penghasil Energi (Mitokondria dan Implementasi program
Analisis data
Kesimpulan
TAH
AP
IV
IMP
LEM
EN
TAS
I Pengukuran perkembangan
kemampuan penalaran dan
49
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kloroplas).Uji keterlaksanaan silabus hasil pengembangan ditentukan oleh
indikator keterlaksanaan cakupan materi ajar yang disusun pada silabus dan
keterlaksanaan proses balikan berdasarkan tugas dan pelaksanaan kuis. Uji
keterlaksanaan tahapan belajar ditentukan oleh indikator keterlaksanaan
atribut asesmen formatif yang diintegrasikan dalam dalam setiap tahapan
proses belajar, keterlaksanaan tugas individu dan kelompok (pembuatan peta
konsep dan reviu artikel hasil peneltian). Adapun uji kebermaknaan tahapan
belajar ditentukan oleh perkembangan kemampuan penalaran dan berpikir
analitik mahasiswa dalam Biologi Sel berdasarkan tugas dan
kuis.Berdasarkan hasil uji coba, dilakukan reviu terhadap
programperkuliahan yang dikembangkan.
MATERI AJAR
Konsep Penalaran Berpikir Analitik
Konsep esensial pada
3. Beberapa organel turut berperan dalam proses sintesis protein
1.Mekanisme sel mengenali benda asing melalui membran
2.Hubungan antara respirasi dan fotosintesis
2. Penjelasan roti yang dikonsumsi dapat TUJUAN PERKULIAHAN BIOLOGI SEL
Mahasiswa memiliki kemampuan penalaran dan berpikir analitikdalam memahami kompleksitas struktur dan fungsi sel beserta organel-organelnya, keterkaitan struktur
dan fungsi organel-organel sel dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi hidup.
50
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4. Program IAAF-BS dalam perkuliahan Biologi Sel
Tahapankeempat, mengimplementasikanprogramIAAF-BS dalam
proses perkuliahan Biologi Sel. Implementasi program IAAF-BS dilakukan
selama satu semester mengacu pada silabus hasil pengembangan. Pada awal
sebelum pembelajaran dilakukan pretest.Proses pembelajaran difokuskan
pada penguasaan konten, kemampuan penalaran, dan berpikir analitik dalam
Biologi Sel selama dan pada akhir perkuliahan. Proses pembelajaran
dirancang agar terjadi kolaborasi antara dosen dan mahasiswa,
self-assessment mahasiswa, dan peer-self-assessment antarmahasiswa. Pada setiap
akhir pembelajaran kelompokmateri ajardilaksanakan kuis
berbentukconstructed response untuk mengukur kemajuan belajar mahasiswa
terhadap penguasaan konten, serta kemampuan penalaran dan berpikir
analitik.Hasil tugas dan kuis digunakan sebagai balikan untuk mengetahui
kemajuan belajar dan memperbaiki proses pembelajaran pada materi
berikutnya.Pada akhir pembelajaran dilakukan posttest.
D. Definisi Operasional PENGUASAAN
KONSEP
PENALARAN BERPIKIR
ANALITIK PROSES PERKEMBANGAN KOGNITIF
TERINTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF
51
Sigit Saptono, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Selama pelaksanaan penelitian terdapat beberapa variabel yang
berkontribusi.Berikut definisi operasional variabel-variabel tersebut.
1. Program Integrasi Atribut Asesmen Formatif dalam Perkuliahan Biologi Sel (IAAF-BS)
Penelitian dikonsentrasikan pada pengembangan program perkuliahan
Biologi Sel dengan mengintegrasikanatribut asesmen formatif dalam
proses belajar mahasiswa. Program perkuliahan yang dimaksud adalah
pengembangan silabus dan program pembelajaran Biologi Sel berdasarkan
prinsip asesmen formatif. Atribut asesmen formatif yang diintegrasikan
selama perkuliahan meliputi tujuan pembelajaran, kolaborasi, asesmen diri
dan asesmen kelompok, kemajuan belajar,dan pemanfaatan balikan. Uji
keterlaksanaan program hasil pengembangan dan integrasi atribut asesmen
formatif dalam proses perkuliahan diidentifikasi melalui observasi.
Adapun uji kebermaknaan program diidentifikasi melalui hasil kuis, tugas
perkuliahan, dan tes.
2. Kemampuan penalaran
Kemampuan penalaran (reasoning) merupakan salah satu kemampuan
berpikir tingkat tinggi.Indikator kemampuan penalaran yang diukur adalah
kemampuan penalaran korelasi(correlation reasoning),penalaran
probabilitas(probabilistic reasoning), dan penalaran
proporsional(proportional reasoning).
Penalaran korelasi merupakan kemampuan bernalar menghubungkan
suatu informasi dengan informasi lain yang relevan.Penalaran probabilitas
merupakan kemampuan bernalar menggunakan informasi untuk melakukan
prediksi terhadap suatu fenomena.Adapun penalaran proporsional merupakan
kemampuan bernalar untuk menginterpretasi proporsi spesifik pada
sekelompok informasi.
Identifikasi perkembangan kemampuan penalaran mahasiswa dalam