• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMAINAN BANANA TREE DALAM PEMBELAJARAN FUTSUU MEISHI BAHASA JEPANG PADA SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERMAINAN BANANA TREE DALAM PEMBELAJARAN FUTSUU MEISHI BAHASA JEPANG PADA SISWA SMA."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PERMAINAN BANANA TREE DALAM PEMBELAJARAN FUTSUU MEISHI

BAHASA JEPANG PADA SISWA SMA

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMAN 13 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:

AFRILIA RAHMANI ROBIAH 0906466

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Permainan

Banana Tree

dalam

Pembelajaran

Futsuu Meishi

Bahasa

Jepang pada Siswa SMA

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMAN 13 Bandung)

Oleh Afrilia Rahmani R

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Afrilia Rahmani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

AFRILIA RAHMANI ROBIAH

PERMAINAN BANANA TREE DALAM PEMBELAJARAN FUTSUU MEISHI BAHASA JEPANG PADA SISWA SMA

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMAN 13 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra. Hj. Melia Dewi J., M. Hum, M. Pd. NIP. 196105061987032001

Pembimbing II

Dr. Wawan Danasasmita, M. Ed. NIP. 195201281982031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

(4)

Kosakata merupakan salah satu hal yang harus dikuasai siswa dalam mempelajari bahasa asing termasuk bahasa Jepang. Kosakata terbagi atas beberapa macam sesuai dengan karakteristik gramatikalnya. Salah satunya adalah nomina. Nomina adalah salah satu aspek yang penting yan perlu dikuasai oleh siswa dalam mempelajari kosakata. Namun, beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai nomina. Sehingga metode example non example dianggap sebagai salah satu metode yang efektif dalam membantu siswa mempelajari nomina.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah metode example non example ini efektif dalam pembelajaran nomina.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperiment yang dilaksanakan sebanyak 4 kali. Design penelitian yang digunakan adalah one-group pre-test post-test dengan jumlah sampel sebanyak 20 siswa kelas XI SMA YAS Bandung.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan metode example non example ini efektif dalam pembelajaran kosakata khususnya nomina. Hal ini dibuktikan dengan hasil pretest dan posttest para siswa yang mengalami peningkatan. Sebelum dilakukan treatment, mean ( nilai rata-rata ) siswa adalah 5,39. Setelah dilakukan treatment menggunakan metode example non example ini, hasil analisis menunjukan kenaikan mean yang cukup signifikan, yaitu 8,57.

Kesimpulan dari penelitian ini, metode example non example ini dapat digunakan dalam pengajaran nomina pada siswa.

Keyword : metode example non example

Vocabulary is one aspect that should be mastered when learning a foreign language including Japanese language. Vocabulary is divided into several types based on the grammatical characteristics. One of them is nouns . Nouns are one of the important aspects that should be learned by the students in learning vocabulary. However, some students still face difficulties in mastering nouns. Therefore, example non example method is considered to be effective to help students learning nouns.

The aim of the research was to figure out the effectiveness of using example non example method in learning nouns. It was a pra-experimental research which consisted of one-group pre-test post-test involving twenty second grade students of SMA YAS Bandung. The treatment was carried out four times.

The result of this research showed that example non example method is effective to be applied in learning vocabulary, especially nouns. This is proved by the increase results of pre-test and post-pre-test. Before giving the treatment, the mean was 5. 39. After treatment was given by using the method, the analysis of the data showed the significant improvement of the mean that is 8. 57.

Thus, it can be concluded that example non example method can be applied in teaching nouns to students.

(5)

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.4 Defnisi Operasional ... 5

1.10 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pembelajaran ... 10

2.2 Pembelajaran Aktif ... 13

2.2.1 Metode Example non Example ... 13

2.2.2 Langkah-langkah Metode Example non Example ... 15

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Example non Example ... 16

2.2.4 Media Gambar ... 16

A. Fungsi Media Gambar ... 16

B. Syarat-syarat Gambar ... 17

C. Kelebihan dan Kekurangan Gambar ... 17

2.3 Kosakata ... 18

2.3.1 Klasifikasi Goi ... 19

2.3.2 Nomina ( meishi ) ... 20

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Metodologi Penelititian ... 24

3.2 Populasi dan Sampel ... 25

(6)

3.3.1 Uji Kelayakan Instrumen ... 27

3.4 Pengumpulan Data ... 27

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 28

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ... 32

4.1.1 Analisis Data Tes ... 32

4.1.2 Analisi Data Angket ... 35

4.2 Pembahasan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat berkomunikasi. Namun bahasa di dunia sangatlah banyak. Di era globalisasi ini, makin banyak orang yang menguasai dua bahasa atau lebih.

Di Indonesia sendiri, makin banyak pelajaran bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah, universitas, maupun lembaga pendidikan nonformal lainnya. Salah satunya ialah bahasa Jepang. Hasil survei Japan Foundation tentang pendidikan bahasa Jepang menyatakan bahwa jumlah pelajar bahasa Jepang di luar Jepang adalah 3,56 juta orang. 80% dari total pelajar bahasa Jepang berada di Asia Timur dan Asia Tenggara. Jumlah pelajar di Indonesia adalah 720.000 orang, menduduki posisi ke-3 setelah Korea (960.000) dan Cina (830.000) (Jumlah Pelajar Bahasa Jepang di Indonesia Menduduki posisi ke-3 di Dunia,2011).

(8)

berfungsi sebagai pembeda arti, dan adanya 4 huruf (102 bunyi) yang digunakan. Namun terlepas dari itu, banyaknya pembelajar yang mempelajari bahasa ini di Indonesia juga merupakan hal yang menarik. Tercatat kenaikan yang cukup drastis pada pembelajar bahasa Jepang di Indonesia, yaitu sebanyak 207.000 pada tahun 2006 dan menjadi sekitar 720.000 orang pada tahun 2009 (Peminat Bahasa Jepang Semakin Tinggi, 2010). Bahasa Jepang sendiri umumnya sudah mulai diajarkan di tingkat SMA, namun ada juga yang sudah mulai diajarkan dari tingkat SD.

Salah satu unsur penting yang harus dikuasai dalam menguasai bahasa Jepang ialah kosakata. Kosakata merupakan unsur dari semua bahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjianto (2009 p.97) yakni, “Goi (kosakata) merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus di perhatikan dan dikuasai guna menunjang kelancaran berkomunikasi dengan bahasa Jepang baik dalam

ragam lisan maupun tulisan”. Untuk menghafalnya pun memerlukan waktu.

Dalam kosakata terdapat nomina atau kata benda. Nomina ini sendiri memiliki beberapa jenis, yaitu :

1. kata benda biasa / futsuu-meishi : pengacara, gunung, sungai, guru, tas, meja.

2. Kata benda yang menunjukan nama orang, tempat atau nama benda / koyuu-meishi : Nohara Shinosuke (nama orang), Bandung (nama tempat),

gunung semeru (nama gunung)

3. Kata ganti yang bisa digunakan untuk menggantikan kedua jenis kata benda diatas / dai-meishi : saya, dia, kami, disini, disana

4. Kata bilangan / suushi : bilangan biasa, bilangan bertingkat, atau kata bantu bilangan.

Permasalahan kosakata ini merupakan hal yang luas dan menarik untuk diteliti, penulis ingin mengambil permasalahan kosakata khususnya nomina sebagai bahan penelitiannya.

(9)

penulis saat mengajar menunjukan bahwa penggunaan metode ceramah biasa cenderung akan membuat siswa cepat bosan dan menjadi malas untuk menghafal kosakata. Hal itu pun berdampak pada penguasaan kosakata yang dimiliki siswa, yang ditunjukkan dengan nilai yang kurang saat dilaksaanakan tes. Kemudian penulis pun melakukan metode yang berbeda saat pembelajaran. Hasilnya adalah siswa mudah tertarik dengan pembelajaran menggunakan media gambar, ataupun pengerjaan yang menuntut kerjasama dalam kelompok. Maka dari itu penulis memilih metode example and non example sebagai metodenya. Karena metode example and non example merupakan metode sederhana yang menggunakan media gambar, yang bisa disajikan melalui proyektor, OHP, maupun poster sehingga dapat menarik perhatian siswa. Selain itu metode ini juga dapat merangsang kreatifitas dan rasa ingin tahu siswa tentang kosakata bahasa Jepang itu sendiri. Diskusi kelompok pada metode ini pun dapat membuat siswa akan lebih mengingat kosakata yang mereka cari bersama temannya.

Metode ini sendiri telah dipakai oleh Lani Nurdini, (2011). Dalam skripsinya yang berjudul Efektifitas Teknik Example Non Example Berbasis Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Teks Deskriptif : studi eksperimen terhadap siswa kelas XII bahasa SMA Negeri Rancaekek tahun ajaran 2010/2011. Hasil dari penelitiannya ini, penggunaan metode example non example efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam

mengarang teks deskriptif. penelitian Lani dan penulis berangkat dari hal yang sama, yaitu metode example non example, perbedaannya adalah penelitian terdahulu lebih ke arah picture picture, dimana peneliti menggunakan 3 gambar, dan penelitiannya ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengarang teks deskriptif. sedangkan dalam penelitian ini, penulis menekankan pada penguasaan kosakata dengan menggunakan 2 gambar saja.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mengambil judul :

(10)

Meningkatkan penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa SMA : Studi

Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMA YAS Bandung”, sebagai bahan penelitiannya.

1.2Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Berapa besar kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata nomina sebelum dan sesudah penggunaan metode example and non example?

2. Berapa besar efektifitas penggunaan metode example and non example dalam

meningkatkan penguasaan kosakata nomina bahasa Jepang? 3. Bagaimana respon siswa terhadap metode ini?

1.2.2 Agar batasan masalah lebih jelas dan tidak meluas, penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya meneliti efektivitas metode example non example dalam pembelajaran kosakata nomina bahasa Jepang

tingkat dasar.

2. Penelitian ini hanya akan meneliti apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menggunakan metode example and non example dengan hasil pembelajaran yang tidak

menggunakan metode example and non example. 3. Terbatas pada kosakata nomina tingkat dasar saja.

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

(11)

2. Untuk mendeskripsikan efektifitas penggunaan metode example and non example nomina dalam penguasaan kosakata bahasa

Jepang.

3. Untuk mendeskripsikan respon pembelajar dalam mempelajari kosakata nomina bahasa Jepang dengan menggunakan metode example and non example.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan penguasaan kosakata nomina bahasa jepang dengan menggunakan metode example and non example.

2. Bagi pengajar bahasa Jepang sendiri, dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan metode example and non example.

1.4Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan makna dari kata-kata/istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis mencoba mendefinisikan istilah sebagai berikut :

1. Metode example non example

(12)

Pada penelitian ini, penggunaan metode ini digunakan untuk meningkatkan kosakata bahasa Jepang.

2. Kosakata

Kosakata merupakan subjek yang akan diteliti pada penelitian ini, namun kosakata nominalah yang akan dijadikan subjek khususnya. Nomina bisa disebut juga kata benda, dan dalam bahasa Jepang disebut dengan meishi. Sudjianto dan Dahidi (2004) menyebutkan bahwa meishi adalah kata- kata yang menyatakan nama suatu perkara, benda, barang, kejadian atau peristiwa, keadaan dan sebagainya, yang tidak mengalami konjugasi (perubahan bentuk).

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis

1.51 Anggapan Dasar

Asumsi yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kosakata merupakan bagian penting dalam suatu bahasa. 2. Pembelajaran mengenai kosakata dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat.

Metode example non examples dapat digunakan untuk membantu siswa mengingat kosakata dasar bahasa Jepang.

1.52 Hipotesis

Berdasarkan anggapan diatas, penulis menggunakan hipotesis sebagai berikut :

: Pengajaran kosakata bahasa Jepang tidak efektif dengan menggunakan metode example non examples

: Pengajaran kosakata bahasa Jepang efektif dengan

(13)

1.6 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Pra-eksperimen dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes) yang artinya hanya menggunakan satu kelompok subjek saja. Dalam metode ini satu kelas menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1.7 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010 p.80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuailitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan hal tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA YAS Bandung.

Sutedi (2009) menyebutkan bahwa, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel menggunakan teknik penyampelan secara purposif, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk lebih mempermudah proses penelitian, penulis mengambil sampel sebanyak 20 orang dari siswa kelas XI SMA YAS Bandung.

1.8Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut :

1. Tes Khusus

(14)

pembelajaran dengan metode example non example dilakukan dan posttest ialah test yang dilakukan setelah pembelajaran dengan metode example non example dilakukan. Hasil perbandingan nilai keduanya lah yang

menjadi data yang menetukan apakah metode ini berhasil atau tidak, dalam meningkatkan penguasaan kosakata siswa dalam bahasa Jepang.

2. Angket

Penyebaran angket dimaksudkan untuk mengetahui respon siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode tersebut.

1.9Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan analisis data kuantitatif. Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang diolah secara komparatif, yaitu membandingkan hasil pretest dan posttest siswa pada kelas eksperimen sebelum dan setelah siswa mendapatkan pembelajaran kosakata dengan menggunakan metode example dan non example.

1.10 Sistematika Penulisan

Didalam penulisan karya ilmiah ini, penulis membaginya kedalam lima bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Didalamnya memaparkan tentang latar belakang permasalahan, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian beserta sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(15)

BAB III METODE PENELITIAN

Didalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode dan teknik yang digunakan untuk melakukan penelitian pengefektifitasan metode example and non example dalam meningkatkan penguasaan kosakata.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Didalam bab ini penulis akan memparkan hasil penelitiannya tentang pengefektifitasan metode example dan non example dalam meningkatkan penguasaan kosakata yang didapat setelah mengolah data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengambilan kesimpulan. (Sutedi, 2009 p.53)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen atau pre-experiment, dengan one group pretest-posttest desaign (desain sebelum dan

sesudah test pada satu kelompok). Desain ini menggunakan satu kelompok saja, tanpa kelompok pembanding. Dalam penelitian ini siswa diberi tes awal sebelum treatment / perlakuan, dan diakhir setelah treatment juga dilakukan tes lagi untuk mengukur kemampuan awal siswa dan tes akhir untuk melihat sejauh mana perolehan siswa setelah treatment.

Tujuan penulis menggunakan metode penelitian pre-experiment dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang melalui metode example nonexample adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penerapan metode example non example terhadap hasil belajar kosakata bahasa Jepang. Penelitian ini

melibatkan 20 orang siswa kelas XI IPA 1 SMA YAS Bandung tahun ajaran 2013/2014. Model yang digunakan dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 3.1

Tabel Desain Penelitian

(17)

Keterangan :

= Pretest. Tes awal yang dilakukan untuk mengetahui nilai siswa terhadap pembelajaran kosakata sebelum diberikan perlakuan dengan metode example non example

X = Treatment atau Perlakuan. Pembelajaran kosakata menggunakan metode example non example.

= Posttest. Tes akhir yang dilakukan setelah perlakuan untuk mengukur nilai siswa setelah diberikan pembelajaran kosakata menggunakan metode example non example.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa SMA YAS Bandung tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data ( Sutedi, 2009:179 ). Sampel dalam penelitian ini adalah 20 siswa kelas XI SMA YAS Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Instrument yang digunakan pada penelitian ini berupa tes dan angket.

a. Tes

(18)

kemampuan dasar siswa dalam pembelajaran kosakata, dan posttest dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa setelah dilakukan treatment. Pada penelitian ini penulis menggunakan tes tertulis sebagai alat untuk mengukur kemampuan mengingat siswa mengenai pembelajaran kosakata. Tes ini terdiri dari 40 soal pilihan ganda.

b. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya , atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini, penyebaran angket dilakukan untuk mengetahui minat responden mengenai pembelajaran kosakata menggunakan metode example non example. Angket yang digunakan berupa angket tertutup yaitu jawabannya telah tersedia sehingga responden tinggal memilihnya.

Tabel 3.2

Mengetahui minat siswa terhadap bahasa Jepang

Mengetahui kesan siswa terhadap pembelajaran kosakata bahasa Jepang Mengetahui penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa

Mengetahui penglaman dan metode apa saja yang telah diterima siswa dalam

pembelajaran kosakata

(19)

penggunaan metode example non example dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang

12

3.3.1 Uji Kelayakan Instrumen

Instrument yang digunakan, harus diuji kelayakannya terlebih dahulu untuk mengetahui apakah soal-soal yang akan digunakan itu baik dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur apakah instrument yang digunakan sesuai dengan kriteria, yaitu dengan cara meminta judgement pada dosen atau orang yang dianggap ahli, selain dosen pembimbing. Selain itu dapat juga menggunakan rumus statistik.

Dalam penelitian ini, kelayakan instrument tes dilakukan oleh guru bahasa Jepang di SMA tempat penulis melakukan penelitian.

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu yaitu pada tanggal 9 september sampai dengan 16 september 2013, dengan tahapan sebagai berikut :

Tabel 3.3

Tabel Pengumpulan Data

Tanggal Waktu Kegiatan

9 september 2013 10.00-12.00  Peneliti memperkenalkan metode example non example , serta menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

 Pemberian soal pretest

(20)

pembelajaran kosakata menggunakan metode example non example.

16 september 2013 10.00-12.00 Pemberian soal pretest dan angket.

3.5 Teknik pengolahan data

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari nilai tes awal (pretest), nilai tes akhir (posttest), dan angket yang diberikan pada siswa. Berikut adalah tahapan analisis pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini :

1. Memberikan nilai pada hasil pretest dan posttest dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

B = jumlah jawaban benar

2. Mencari nilai rata-rata pretest (X) dan posttest (Y), dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

M =

dan

M =

Keterangan : Mx = mean pretest My = mean posttest

(21)

y = jumlah nilai posttest N = banyaknya subjek

3. Menghitung mean antara pretest dan posttest

Md =

Keterangan :

Md = mean antara pretest dan posttest

= jumlah mean pretest dan posttest

N = banyaknya subjek

4. Menghitung standar deviasi

Keterangan :

= perbedaan Standar Deviasi dengan mean deviasi

bnayaknya subjek

(22)

=

6. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan signifikasi perbedaan dua variable. Dengan ketentuan jika > , maka dapat disimpulkan bahwa kedua variable mempunyai perbedaan yang signifikan. Namun jika > maka kedua variable tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.

7. Analisis data angket

Analisis data angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung persentase jawaban angket menggunakan rumus sebagai berikut :

P =

100 %

Keterangan : P = persentase F = jumlah jawaban N = jumlah responden

Setelah dilakukan perhitungan persentase jawaban angket, lalu penafsiran persentase tersebut diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 3.4

Klasifikasi interpretasi perhitungan persentasi tiap kategori

Interval Persentase Keterangan

0,00 % Tak seorangpun

01,00%-05,00% Hampir tidak ada

(23)

26,00%-49,00% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51,00%-75,00% Lebih dari setengahnya

76,00%-95,00% Sebagian besar

96,00%-99,00% Hampir seluruhnya

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya, penulis menyimpulkan hal sebagai berikut :

1. Mean (nilai rata-rata) siswa sebelum diberikan pembelajaran kosakata menggunakan metode example non example adalah 5,39. Sedangkan tingkat penguasaan setelah diberikan pembelajaran kosakata menggunakan metode example non example mengalami kenaikan yaitu nilai mean siswa menjadi 8,57.

2. Telah disebutkan bahwa, sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode example non example (pretest), nilai mean yang diperoleh adalah 5,39 dan setelah dilakukan pembelajaran menggunakan metode example non example (posttest), nilai mean yang diperoleh menjadi 8,57 sehingga didapatkan gain dari pretest dan posttest sebesar 3,1. Bisa dilihat bahwa terjadi perbedaan yang signifikan, setelah adanya pembelajaran menggunakan metode example non example. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kemampuan kosakata bahasa Jepang, terhadap sampel yang diwakili oleh 20 orang ini.

(25)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian, penguasaan kosakata merupakan salah satu factor kesulitan siswa dalam mempelajari bahasa Jepang. Sehingga dalam penelitian selanjutnya diharapkan adanya metode ataupun penelitian lainnya yang dapat mempermudah dan menarik minat siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang.

2. Metode example non example merupakan salah satu metode efektif yang dapat digunakan dalam pembelajaran kosakata. Dengan demikian, penggunaan metode ini dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya untuk pembelajaran kosakata tapi untuk pembelajaran bahasa jepang lainnya, karena metode ini merupakan metode yang dapat divariasikan dengan metode lainnya sehingga dapat membuat suasana kelas hidup dan tidak monoton.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya jika masih terdapat kekurangan atau muncul masalah baru. Karena yang diambil pada penelitian ini terbatas pada materi pembelajaran kosakata tingkat dasar pada siswa SMA.

4. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini banyak sekali kekurangan, maka diharapkan penelitian selanjutnya juga dapat mengembangkan penelitian baru dengan materi dengan tingkatan yang lebih tinggi sehingga aspek kecakapan berbahasa Jepang dapat lebih diteliti dan memberikan manfaat yang lebih baik lagi.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Dianawati, Devi Nurvita. (2011). Peningkatan Pembelajaran Matematika Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Model Examples Non Examples Siswa Kelas IV SDNSelikajang 01 Kabupaten Blitar (Skripsi, Universitas Muhammadiyah, 2011). Retrieved from http://karya-ilmiah-um.ac.id//index.php/KSDP/article/view/17181

Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : Rhineka Cipta.

Doni, M. (2013). PENDAS BLOG : Penggunaan Media Gambar dalam proses Belajar Mengajar. Message posted to http://pendas2013blogspot.com/2013/01/penggunaan-media-gambar-dalam-proses.html?m=1

Nurdini, Lani (2011). Efektivitas Teknik Example Non Example Berbasis Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Teks Deskriptif : studi eksperimen terhadap siswa kelas XII bahasa SMA Negeri Rancaekek tahun ajaran 2010/2011. Skripsi pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Peminat Bahasa Jepang Semakin Tinggi – kompas.com. (2010). Today Online. Retrieved July 4, 2013, from http://edukasi.kompas.com/read/2010/08/21/ 16585922/Peminat.Bahasa.Jepang.Semakin.Tinggi

Sadiman, Arief S. (2002). Media Pendidikan : Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Silberman, Mel. (2009). Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

(27)

Sudjianto. (2009). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang . Bekasi : Kesaint Blanc.

Sudrajat, A. (2008, Januari 11). Model Pembelajaran Inovatif. Message posted to http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/19/model-pembelajaran inovatif

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora

The Japan Foundation (2009). Buku Pelajaran Bahasa Jepang Sakura 1. Jakarta : The Japan Foundation

(28)

Jumlah Pelajar Bahasa Jepang di Indonesia Menduduki posisi ke-3 di Dunia :

Ikuzo!. (2010). Retrieved July 10, 2013, from http://www.goikuzo.com/?p=422

Teknik Pembelajaran Examples non Examples I ILMU PENDIDIKAN. (2012)

Gambar

Tabel 3.1           Tabel  Desain Penelitian
  Tabel 3.2 Tabel kisi-kisi Pembuatan Angket
Tabel Pengumpulan Data
Tabel 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Apakah implementasi pemanfaatan indikator alami untuk praktikum kimia materi pokok asam basa dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas XI IPA MA

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Faktor -faktor

In Dominant 7 chord type, barre chord 1 fingering group generates the lowest average accuracy.. This is because some strings in Dominant 7 fingering don’t ring

Pengujian normalitas data yang ditunjukkan adalah untuk menguji apakah data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel customer relationship management (X), kepuasan

Populasi dalam penelitian ini yang digunakan adalah jumlah rata-rata perbulan pengguna Honda Vario Techno CBS yang melakukan service rutin di Bengkel Astra Honda Motor Cawang

– Jika sistem baru tidak akurat mencerminkan model mental pengguna: hasilnya mencakup kerusakan dalam pemahaman, kebingungan, kesalahan, kehilangan kepercayaan, dan frustrasi

Berdasarkan hasil refleksi, meskipun kemandirian siswa telah menunjukkan adanya peningkatan yang mencermin peningkatan kemandirian belajar siswa, maka indikator

Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang tugas oleh undang-undang untuk