Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Eka Susanti
1103776
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Oleh Eka Susanti
Sebuah skripsi yang digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Eka Susanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Oleh
Eka Susanti
1103776
ABSTRAK
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di salah satu SD di kecamatan Sukajadi ditemukan permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas IV tentang menulis narasi. Dari hasil pengamatan tersebut, masih banyak siswa yang kesulitan dalam menulis narasi dengan baik dan benar. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari dari tes awal yang dilakukan oleh peneliti dan diperoleh fakta sebanyak 9 orang siswa mendapat nilai di atas KKM dan Persentase siswa yang belum memenuhi KKM adalah sebesar 68,96%. Peneliti mengamati bahwa rendahnya nilai siswa dikarenakan kurangnya ketertarikan siswa terhadap menulis narasi, serta setiap siswa pasti memiliki pengalaman yang berbeda-beda dan tidak semua siswa pernah mengalami hal yang terdapat dalam tema tulisan yang akan dibuat. Sehingga mereka kesulitan untuk mengembangkan ide dan gagasannya. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dengan menerapkan metode peta pikiran. Karena dengan peta pikiran siswa bisa memetakan ide dan gagasannya menjadi kebuah kerangka karangan dalam bentuk peta pikiran yang menarik. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui proses pelaksanaan dan hasil yang diperoleh siswa dengan diterapkannya metode peta pikiran ini. Penelitian ini merupakan model penelitian Kemmis & Mc. Taggart yang dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi yang dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan, serta refleksi untuk bahan perbaikan siklus berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa. Pada siklus I mencapai 55,17% dan siklus II mencapai 89,65%. Dari peningkatan hasil ketuntasan belajar siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis narasi siswa meningkat.
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE APPLICATION OF MIND MAPPING METHOD TO IMPROVE THE COMPETENCE OF NARRATIVE WRITING IN THE ELEMENTARY SCHOOL
STUDENTS
By
Eka Susanti
1103776
ABSTRACT
According to the initial observation in one of the public school at Sukajadi, the problem was found in the learning of Indonesian subject, particularly in the writing of narrative properly in the fourth grade. The problem seen by the small amount of students who pass the KKM Score that is nine students, meanwhile the rest who did not qualify KKM Score as much as 68,96%. The research found that the students’ low score was caused by the lack of interest in narrative writing, and the difficulty of developing idea in the topic of writing that assigned by the teacher. Therefore, it needs the improvement by applying the mind mapping concept. The mind mapping aims to map the idea into the outline of attractive mind mapping. The research was conducted to know the implementation process and the result that obtained by the students from taking the mind mapping method. The research was adapted from the model of Kemmis and Mc Taggart that have two cycles which consist of planning, implementation, observation and reflection for the next cycle. The result showed the improvement of student in the mastery learning. In cycle one achieved 55,17% and in cycle two achieved 89,65%. From the improvement of mastery learning of students, it can be shown that the competence of narrative writing is improving.
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 8
1. Hakikat Bahasa Indonesia ... 8
2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia ... 8
B. Keterampilan Menulis ... 9
1. Pengertian Keterampilan Menulis ... 9
2. Tujuan Menulis ... 10
3. Ragam tulisan ... 12
4. Tahap-tahap Menulis ... 12
5. Pembelajaran Menulis di SD ... 13
C. Narasi ... 13
1. Pengertian Narasi ... 13
2. Jenis-jenis Narasi... 15
3. Ciri-ciri Narasi... 18
4. Penilaian Menulis Narasi ... 18
D. Metode Peta Pikiran ... 19
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pengertian Peta Pikiran ... 20
3. Sejarah Singkat Peta Pikiran ... 21
4. Kegunaan Peta Pikiran ... 22
5. Keungggulan Peta Pikiran ... 23
6. Langkah-langkah Membuat Peta Pikiran ... 24
E. Implementasi Metode Peta Pikiran dalam Pembelajaran Menulis Narasi ... 25
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 27
G. Kerangka Berpikir Penelitian ... 29
H. Penjelasan Istilah ... 30
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 32
A. Metode Penelitian... 32
B. Desain Penelitian ... 33
C. Lokasi Penelitian ... 34
D. Subjek Penelitian ... 34
E. Waktu Penelitian ... 35
F. Instrumen Penelitian... 35
G. Prosedur Penelitian... 37
H. Teknik Analisis Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Deskripsi Awal Prapenelitian ... 47
B. Hasil Penelitian ... 49
1. Siklus I... 49
2. Siklus II ... 60
C. Perbandingan Hasil Siklus I dan II... 69
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 79
A. Simpulan ... 79
B. Rekomendasi ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 82
LAMPIRAN ... 84
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Narasi Ekspositoris dengan Narasi Sugestif ... 17
Tabel 2.2 Rubrik Penilaian Mengarang dengan Tema Tertentu ... 19
Tabel 3.1 Format Penilaian LKS Pembuatan Peta Pikiran ... 42
Tabel 3.2 Format Penilaian Hasil Menulis Karangan Narasi Menggunakan Peta Pikiran ... 45
Tabel 4.1 Hasil Analisis Catatan Lapangan Aktivitas Siswa Siklus I... 54
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Tiap Aspek Pembuatan Peta Pikiran Siklus I ... 58
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Tiap Aspek Menulis Narasi Siswa Siklus I ... 59
Tabel 4.4 Hasil Analisis Catatan Lapangan Aktivitas Siswa Siklus II ... 61
Tabel 4.5 Nilai Rata-rata Tiap Aspek Pembuatan Peta Pikiran Siklus II... 67
Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Tiap Aspek Menulis Narasi Siswa Siklus II ... 69
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR DIAGRAM
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Perolehan Skor Keterampilan Guru... 73
Gambar 4.2 Diagram Pencapaian Skor Aspek Pembuatan Peta Pikiran ... 74
Gambar 4.3 Diagram Pencapaian Skor Aspek Hasil Menulis Narasi ... 74
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Pencapaian Skor Siswa Tiap Siklus ... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Instrumen Pembelajaran dan Penelitian... 84
Lampiran B Data Hasil Penelitian... 124
Lampiran C Administrasi Penelitian ... 160
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Narasi ... 15
Gambar 2.2 Contoh Peta Pikiran ... 27
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan sekolah dasar, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik, dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (Ikhwanuddin, M.A., 2013, hlm. 1). Dengan bahasa, dapat membantu peserta didik dalam mengenal dirinya, mengenal budayanya sendiri serta budaya orang lain, bergaul dengan orang-orang atau masyarakat yang ada disekitarnya, serta bisa mengungkapkan ide atau gagasan yang ingin disampaikannya.
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting di sekolah. Di sekolah dasar, pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai beberapa tujuan. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Depdiknas (2006, hlm. 126) yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis, (2) menghargai bahasa dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Dari beberapa tujuan yang disebutkan diatas, dapat dikatakan bahwa dengan mempelajari bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan bahasa dengan lebih baik.
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbicara, membaca, dan menulis (Tarigan, H.G. 2008, hlm. 1). Dari keempat keterampilan pembelajaran bahasa Indonesia tersebut merupakan satu-kesatuan yang saling berkaitan. Meskipun dalam setiap kompetensi memiliki keterampilan tersendiri, tetapi pasti akan memerlukan paling tidak satu keterampilan yang lain dalam pelaksanaannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan, H.G. (2008, hlm. 1), yang menyatakan bahwa “Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, lalu setelah itu kita belajar membaca dan menulis”.
Salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yang memegang peranan penting adalah menulis. Apalagi, didalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan satu di antara empat keterampilan yang harus dikuasai. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Tarigan, H.G. (2008, hlm. 22), bahwa menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Jadi, dapat dikatakan bahwa dengan menguasai keterampilan menulis, maka siswa dapat menuangkan ide-ide atau gagasan yang ada dalam pikiran mereka, mampu berpikir kritis, dan dapat memperjelas pikiran-pikiran.
Ada banyak bentuk-bentuk tulisan. Salah satu bentuk tulisan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah menulis narasi. Dengan menulis narasi, siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain. Dalam hal keterampilan menulis narasi tidak bisa secara langsung dapat dikuasai oleh siswa, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur sehingga siswa akan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis.
kemauan yang keras dalam menulis narasi. Selain itu, terlihat masih banyak siswa yang belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum memperhatikan tanda baca, serta penggunaan ejaan yang belum sesuai dengan EYD. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Hal tersebut diperkuat dengan tes awal kemampuan menulis narasi yang dilakukan sebelum tindakan, bahwa dari tes awal tersebut diperoleh fakta sebanyak 9 orang siswa mendapat nilai di atas KKM dan 20 orang siswa mendapat nilai di bawah KKM. Persentase siswa yang belum memenuhi KKM adalah sebesar 68,96%.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis narasi pada siswa kelas IV di salah satu SD di kecamatan Sukajadi ini masih tergolong rendah. Dari pelaksanaan pembelajaran menulis narasi juga terlihat bahwa siswa kurang aktif dan mengalami kesulitan mengembangkan gagasannya untuk menulis narasi sehingga perlu dilakukan upaya dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dengan maksud agar tujuan pembelajaran dapat tercapai khususnya dalam pembelajaran menulis narasi.
Rendahnya keterampilan menulis narasi siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain setiap siswa pasti memiliki pengalaman yang berbeda-beda dan tidak semua siswa pernah mengalami hal yang terdapat dalam tema tulisan yang akan dibuat. Sebagian besar siswa masih bingung harus memulai cerita dari mana, karena belum terbayangkan oleh mereka. Jadi, apabila siswa ditugaskan untuk menulis sebuah karangan narasi dengan tema tertentu, maka siswa akan kesulitan untuk mendapatkan ide dan mengembangkannya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mengeluh tidak bisa untuk menuliskan ide dan gagasan mereka kedalam bentuk narasi karena siswa tersebut belum pernah mengalami hal yang ditentukan dalam tema menulis narasi. Selain itu bisa dilihat dari kurangnya motivasi siswa untuk membuat narasi, serta kemampuan pemilihan kata (diksi) yang masih rendah. Oleh karena itu, keterampilan menulis narasi ini
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diharapkan siswa lebih mudah untuk mencurahkan ide, pengetahuan dan gagasan yang dimilikinya secara tertulis. Sehingga akan memberikan hasil optimal pada setiap pembelajaran yang dilakukan terutama pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis narasi.
Untuk mengatasi rendahnya kemampuan menulis siswa, maka perlu mencari upaya pemecahannya. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk membantu meningkatkan keterampilan menulis narasi adalah dengan menggunakan suatu metode yang tepat. Metode merupakan cara pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yaitu tujuan pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta konsep atau disebut peta pikiran. Menurut Huda, M. (2014, hlm. 307), “Peta pikiran digunakan untuk membentuk, memvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat keputusan, merevisi, dan mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa mengerjakan tugas-tugas yang banyak sekalipun. Peta pikiran digunakan untuk membrainstorming suatu topik yang memudahkan siswa untuk belajar”.
Sulistiyaningsih, E (2010, hlm. 5), mengatakan bahwa “Metode peta
pikiran tentu akan sangat membantu siswa dalam memanfaatkan potensi
kedua belah otaknya”. Apabila siswa terbiasa menggunakan dan
mengembangkan potensi kedua otaknya, maka akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman sehingga siswa dapat mengembangkan tulisannya melalui peta pikiran.
Terdapat beberapa bagian yang sulit dalam proses menulis, yaitu mengetahui hal apa yang akan ditulis atau dituangkan menjadi sebuah tulisan, temanya apa, dan memulainya bagaimana. Dengan menggunakan peta pikiran, siswa dapat membuat sebuah kerangka untuk membuat sebuah karangan narasi. Siswa dapat memetakan tema yang telah ditentukan ke dalam ranting-ranting atau cabang-cabang subtema, sehingga dapat dijadikan sebagai pengembang ide atau gagasan dalam menulis karangan narasi.
kreatif dan menyenangkan, memotivasi dan menarik minat siswa untuk menulis narasi, serta dapat mengembangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran siswa menjadi sebuah karangan narasi yang baik dan sesuai dengan tema dalam menulis narasi. Dengan begitu, kemampuan menulis narasi siswa akan meningkat. Apalagi, dari observasi yang dilakukan, peneliti melihat bahwa siswa di kelas IV ini sangat senang dalam menggambar dan mewarnai. Dan hal tersebut sangat cocok dengan metode peta pikiran yang dalam pembuatannya menggunakan gambar, simbol, dan warna-warna yang menarik sesuai dengan keinginan siswa.
Jadi, berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas IV salah satu sekolah dasar di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung melalui judul penelitian
“Penerapan Metode Peta Pikiran untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Narasi Siswa Sekolah Dasar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan rumusan secara umum masalah penelitian ini
adalah “Bagaimanakah penerapan metode peta pikiran untuk meningkatkan
keterampilan menulis narasi siswa sekolah dasar?”. Kemudian untuk
memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara khusus dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV sekolah dasar?
2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV sekolah dasar setelah menggunakan metode peta pikiran?
C. Tujuan Penelitian
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV di salah satu SD di Kecamatan Sukajadi.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV sekolah dasar.
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV sekolah dasar setelah menggunakan metode peta pikiran.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan diatas, hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Menjadi referensi hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode peta pikiran dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis a. Bagi guru
1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam memilih metode pembelajaran, terutama dalam pembelajaran menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga pembelajaran menjadi aktif dan menarik, serta membuat suasana pembelajaran tidak kaku dan monoton, supaya siswa senang dalam mengikuti kegiatan belajar.
b. Bagi siswa
1) Membantu meningkatkan keterampilan menulis narasi sehingga siswa dapat mencapai KKM, serta pengetahuan yang diperoleh tidak mudah dilupakan.
2) Memberikan pengalaman dan kesan pada siswa terhadap pembelajaran, terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis karangan narasi.
3) Meningkatkan keterampilan menulis narasi. c. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagi gambaran bagi sekolah bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam sekolah salah satunya adalah dengan cara meningkatkan kualitas pembelajaran
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji, merefleksi dan melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV di salah satu SD di Kecamatan Sukajadi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau (Classroom Action Reasearch). Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan salah satu upaya guru untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Menurut Arikunto, S. (2013, hlm. 129), “Penelitian Tindakan Kelas muncul karena adanya pelaku kegiatan yang merasa tidak puas dengan hasil kerjanya’. Dengan didasari atas kesadaran sendiri, pelaku yang bersangkutan mencoba menyempurnakan pekerjaannya, dengan cara melakukan percobaan yang dilakukan berulang-ulang, prosesnya diamati dengan sungguh-sungguh sampai mendapatkan proses yang dirasakan memberikan hasil yang lebih baik dari semula.
Menurut Arikunto, S. (2013, hlm. 129), “Penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan’.
Selain itu, menurut Asrori, M. (2009, hlm. 6), “Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan menggunakan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik”.
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diambil dalam penelitian ini diadaptasi dari model penelitian dari Kemmis dan Mc. Taggart. Adapun dalam model penelitian tersebut terdapat empat tahapan penelitian seperti yang disebutkan dalam Arikunto, S., Suhardjo, dan Supardi (2006, hlm.16) yaitu, perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas ini menggambarkan suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan, yang dilakukan secara bersamaan dengan observasi, dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan siklus berikutnya. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Setelah melakukan dua siklus, kemudian dibuatlah simpulan dari apa yang sudah dilakukan dan diperoleh dari tiap siklus. Adapun adaptasi desain dari Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc.Taggart (dalam Arikunto, S., Suhardjo, dan Supardi, 2006, hlm. 16)
Observasi Siklus I Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Tindakan
Observasi
Simpulan Perencanaan
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu SD Negeri yang bertempat di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Sekolah tersebut berakreditasi A dengan jumlah siswa 278 orang. Secara umum sekolah tersebut terletak di pinggir jalan yang menjadi jalur lalu lintas kota, serta berdekatan dengan pusat keramaian dan jalan perkotaan. Akses jalan menuju sekolah ini juga sangat mudah, karena tidak perlu untuk melewati gang kecil. Alasan peneliti memilih sekolah ini sebagai lokasi untuk melakukan penelitian adalah karena sekolah ini merupakan tempat peneliti melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan).
Adapun di sekolah yang menjadi lokasi penelitian ini terdapat 6 tingkatan kelas yaitu dari kelas I sampai kelas VI, yang terdiri dari kelas Ia, kelas Ib, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas Va, kelas Vb, dan kelas 6 dengan jumlah ruang kelas sebanyak 7 ruangan. Dikarenakan ruangan kelas yang laki dan 15 orang perempuan.
Alasan peneliti memilih subjek penelitian siswa kelas IV ini adalah karena ketika melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan), peneliti menemukan masih banyak siswa yang mengalami masalah dalam menulis narasi. Hal tersebut terlihat dari hasil menulis narasi siswa yang masih dibawah KKM.
E. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester 2 tahun pembelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanaan selama kurang lebih 4 bulan, yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, menyusunan laporan. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari dengan mengobservasi masalah-masalah yang terjadi di kelas pada saat peneliti melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan). Kemudian peneliti menemukan masalah, yaitu dalam menulis karangan narasi di kelas IV. Setelah menemukan masalah tersebut, peneliti lalu mencari faktor penyebab masalah tersebut, serta mencari metode yang sesuai dengan masalah tersebut. Setelah menemukan metode yang sesuai, kemudian peneliti melakukan siklus I dan siklus II pada bulan Juni 2015.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk penyusunan skenario pembelajaran serta media yang digunakan yaitu berupa gambar peta pikiran. digunakan oleh guru sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada hari tersebut. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat oleh peneliti dalam setiap siklus.
2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian a. Tes
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam penelitian ini dilakukan pada saat pemberian evaluasi. Tes dilakukan kepada siswa kelas IV di salah satu SD di kecamatan Sukajadi, dan yang diukur adalah hasil tulisan narasi siswa yang dibuat berdasarkan kerangka karangan dalam bentuk peta pikiran, sesuai dengan indikator yang diukur. Selain itu, pemberian tes ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa kelas IV di salah satu sekolah dasar di kecamatan Sukajadi setelah kegiatan pemberian tindakan.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa ini dilakukan untuk mengetahui hasil kerja siswa dalam membuat kerangka karangan narasi dalam bentuk peta pikiran. Pemberian LKS ini dimaksudkan agar siswa lebih mudah untuk membuat karangan narasinya. Karena dalam LKS ini siswa akan membuat suatu kerangka karangan dalam bentuk peta pikiran yang akan digunakan untuk membuat karangan narasi.
c. Lembar Observasi
Menurut H.B. Sutopo (dalam Sulistiyaningsih, E. 2010, hlm. 38), menjelaskan bahwa teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar.
Dalam penelitian ini menggunakan satu macam lembar observasi, yaitu lembar observasi aktivitas guru, yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini dimaksudkan untuk mengamati dan mengevaluasi proses pembelajaran dengan metode peta pikiran untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi.
d. Catatan Lapangan
peristiwa-peristiwa insidental yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam catatan lapangan juga dapat digunakan untuk menilai ranah afektif siswa.
e. Dokumentasi
Menurut Mulyasa, H.E. (2011, hlm. 69), “Dokumentasi adalah instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu. Dokumentasi diperlukan untuk menilai aktivitas-aktivitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Dokumentasi bisa berupa foto, atau rekaman video. Dalam penelitian ini, dokumentasi deilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu berupa foto kegiatan pembelajaran.
G. Prosedur Penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini dirancang sesuai dengan prosedur penelitian yang meliputi beberapa tahap, yaitu:
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: a. Mengajukan permohonan izin kepada pihak-pihak berwenang, baik
lembaga dalam, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia, lembaga pemerintahan daerah setempat, yaitu Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM) serta dinas pendidikan setempat, terutama kepada pihak sekolah yang menjadi tempat penelitian.
b. Melakukan observasi permasalahan yang ada di sekolah, khususnya di kelas IV pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam materi menulis karangan narasi dengan menggunakan metode peta pikiran.
e. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian tes, lembar kerja siswa, lembar observasi dan catatan lapangan.
f. Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai instrumen yang telah disiapkan, setelah itu melakukan revisi apabila diperlukan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini merupakan implementasi dari tahap perencanaan tindakan yang telah yang telah disusun sebelumnya. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini, yaitu:
a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan
a) Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan kurikulum 2013 pada tema 8 “Tempat Tinggalku”, subtema 2 “ Keunikan Daerah Tempat tinggalku” dan pembelajaran 4 yang didalamnya terdapat pelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu tentang menulis narasi.
b) Mempersiapkan media pembelajaran berupa video tentang cara pembuatan peta pikiran dan contoh kerangka karangan dalam bentuk peta pikiran.
c) Membuat alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa.
d) Membuat lembar observasi dan catatan lapangan yang akan digunakan untuk mengevaluasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2) Pelaksanaan Tindakan
dimana kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Siswa menulis narasi menggunakan metode peta pikiran. Dalam tahapan ini, peneliti bertindak sebagai guru dan didampingi oleh teman sejawat sebagai observer yang akan menilai atau mengevaluasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Pada tahap ini akan dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh observer menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan catatan lapangan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Dari lembar observasi dan catatan lapangan ini diperoleh data-data mengenai pelaksanaan pembelajaran didalam kelas yang kemudian akan didapatkan permasalahan serta pemecahan masalah untuk menjadi acuan bagi peneliti dalam perbaikan di siklus berikutnya.
4) Refleksi
Pada tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan analisis terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil tindakan yang telah dilaksanakan. Dari hasil refleksi ini akan dijadikan oleh peneliti sebagai acuan dalam upaya perbaikan dan rekomendasi untuk menyusun rancangan kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.
b. Siklus II
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan alur model siklus yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart, pelaksanaan dan refleksi yang telah dilakukan pada tahap siklus I menjadi pedoman atau upaya perbaikan untuk pelaksanaan tindakan pada tahap siklus II. Namun, apabila pada siklus II kemampuan siswa masih belum mencapai target yang baik, maka harus dilakukan tahap siklus berikutnya hingga kemampuan siswa dalam membaca pemahaman mengalami peningkatan yang signifikan.
1) Perencanaan Tindakan
a) Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan kurikulum 2013 pada tema 8 “Tempat Tinggalku”, subtema 3 “Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku” dan pembelajaran 3 yang didalamnya terdapat pelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar yang sama pada siklus I dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu tentang menulis narasi.
b) Mempersiapkan media pembelajaran.
c) Membuat alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa.
d) Membuat lembar observasi dan catatan lapangan yang akan digunakan untuk mengevaluasi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2) Pelaksanaan Tindakan
Seperti halnya siklus I, pada tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun dalam tahap perencanaan, dimana kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Siswa menulis narasi menggunakan metode peta pikiran.
3) Observasi
observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh observer menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan catatan lapangan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Dari lembar observasi dan catatan lapangan ini diperoleh data-data mengenai pelaksanaan pembelajaran didalam kelas yang kemudian akan didapatkan permasalahan serta pemecahan masalah untuk menjadi acuan bagi peneliti dalam perbaikan di siklus berikutnya.
3) Refleksi
Seperti halnya yang terdapat pada siklus I, refleksi merupakan tahap dimana peneliti melakukan analisis terhadap data-data yang telah diperoleh dari hasil tindakan yang telah dilaksanakan. Dari hasil refleksi ini akan dijadikan oleh peneliti sebagai acuan dalam upaya perbaikan dan rekomendasi untuk menyusun rancangan kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya.
4) Simpulan
Pada tahap simpulan, peneliti memberikan kesimpulan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus mengenai pembelajaran menulis narasi menggunakan metode peta pikiran.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari instrumen dalam penelitian ini, yaitu: 1) analisis lembar observasi keterampilan guru, 2) analisis catatan lapangan kegiatan siswa dalam pelaksanaan, 3) analisis Lembar Kerja Siswa (LKS), dan 3) analisis tes menulis narasi.
1. Analisis Lembar Observasi Keterampilan Guru
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam lembar observasi ini ada 8 indikator yang dinilai, serta setiap satu indikator tersebut terdapat 4 kriteria. Jadi dalam satu indikator mendapatkan skor 4. Observer menilai sesuai dengan kriteria yang sudah tercapai atau belum. (Format lembar observasi keterampilan guru terlampir pada halaman 114)
2. Analisis Catatan Lapangan
Analisis catatan lapangan ini digunakan untuk menilai aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan analisis terhadap catatan observer dengan mengungkap ulang dengan pemahaman peneliti apa yang tertulis pada lembar catatan lapangan serta menjadi perbaikan untuk tindakan selanjutnya. (Format catatan lapangan terlampir pada halaman 118)
3. Analisis Lembar Kerja Siswa (LKS)
Analisis LKS dilakukan berdasarkan hasil pembuatan peta pikiran yang akan digunakan siswa sebagai kerangka karangan untuk mempermudah dalam menulis karangan narasi.
Untuk menganalisis lembar kerja siswa dapat menggunakan format penilaian seperti dibawah ini.
Tabel 3.1 Format Penilaian LKS Pembuatan Peta Pikiran
No. Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
3. Skor Maksimal 20
4. Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 5 5. Deskriptor
1. Gagasan Utama
Kriteria Skor
Gagasan utama sesuai dengan tema dan diletakkan ditengah
kertas 4
Gagasan utama sesuai dengan tema tetapi tidak diletakkan
ditengah kertas 3
Gagasan utama tidak sesuai dengan tema tetapi diletakkan
ditengah kertas 2
Gagasan utama tidak sesuai dengan tema dan tidak diletakkan
ditengah kertas 1
Tidak ada gagasan utama yang dibuat ditengah kertas 0
2. Jumlah Cabang
Kriteria Skor
Jumlah cabang lebih dari 4 4
Jumlah cabang 4 3
Jumlah cabang 3 2
Jumlah cabang kurang dari 3 1
Tidak ada cabang 0
3. Anak Cabang
Kriteria Skor
Anak cabang lebih dari satu dan relevan dengan gagasan utama
dan terdapat pada setiap cabang 4
Anak cabang lebih dari satu dan relevan dengan gagasan utama
tapi tidak terdapat pada setiap cabang 3
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Anak cabang hanya satu tetapi tidak relevan dengan gagasan
utama dan tidak terdapat disetiap cabang 1
Tidak ada anak cabang yang dibuat. 0
4. Simbol
Kriteria Skor
Simbol sesuai dengan gagasan utama dan menarik 4 Simbol sesuai dengan gagasan utama tetapi kurang menarik 3 Simbol tidak sesuai dengan gagasan utama tetapi menarik 2 Simbol tidak sesuai dengan gagasan utama dan tidak menarik 1
Tidak ada simbol yang dibuat 0
5. Warna dan Kerapian
Kriteria Skor
Menggunakan lebih dari 3 warna dan terlihat sangat rapi 4 Menggunakan lebih dari 3 warna dan terlihat kurang rapi 3 Menggunakan lebih dari 3 warna dan terlihat tidak rapi 2 Menggunakan warna kurang dari 3 dan terlihat rapi 1 Menggunakan warna kurang dari 3 dan terlihat tidak rapi 0
4. Analisis Tes Menulis Narasi
Analisis ini dilakukan berdasarkan hasil menulis narasi siswa menggunakan metode peta pikiran dan dilakukan analisis terhadap masing-masing siswa. Hasil tersebut dianalisis dengan menghitung peningkatan kemampuan siswa berdasarkan skor yang diperoleh siswa.
Tabel 3.2 Format Penilaian Hasil Menulis Karangan Narasi
Menggunakan Peta Pikiran
No. Nama Aspek yang Dinilai Skor Rata-rata
1 2 3 4 5
Jumlah Rata-rata
Sumber: diadaptasi dari Rahmawati, M.D. (2014, hlm.-)
Keterangan :
1. Skor rentang 1-4 2. Skor maksimal 20
3. 1 = isi (gagasan dalam cerita), 2 = Organisasi (Struktur Kalimat), 3 = Diksi atau pemilihan kata 4 = Mekanik (tanda baca dan ejaan) 5 = kerapian tulisan.
4. Nilai = ∑ skor x 5
5. Persentase ketuntasan = �
� � %
keterangan : x = jumlah siswa pemeroleh skor diatas KKM n = jumlah siswa hadir
4. Deskriptor
a. Isi (Gagasan dalam cerita)
Kriteria Skor
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Organisasi (Struktur Kalimat)
Kriteria Skor
Antar kalimat ada keterpaduan 4
Ada beberapa keterpaduan antar kalimat yang tidak tepat 3 Banyak keterpaduan antar kalimat yang tidak tepat 2
Tidak ada keterpaduan antar kalimat 1
c. Diksi atau Pemilihan Kata
Kriteria Skor
Menggunakan bahasa Indonesia baku dan santun 4 Ada beberapa kata yang belum menggunakan bahasa
Indonesia baku dan santun 3
Banyak kata yang belum menggunakan bahasa Indonesia
baku dan santun 2
Tidak menggunakan bahasa Indonesia baku dan santun 1
d. Mekanik (Tanda Baca dan Ejaan)
Kriteria Skor
Penggunaan tanda baca dan ejaan tepat 4
Ada beberapa penggunaan tanda baca dan ejaan yang tidak
tepat 3
Banyak penggunaan tanda baca dan ejaan yang tidak tepat 2 Penggunaan tanda baca dan ejaan tidak tepat sama sekali 1
e. Kerapian Tulisan
Kriteria Skor
Tulisan sangat rapi 4
Tulisan cukup rapi 3
Tulisan kurang rapi 2
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Pada bab ini peneliti akan memberikan simpulan penelitian berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan pada bab
sebelumnya. Penelitian dengan judul, “Penerapan Metode Peta Pikiran
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Sekolah Dasar” dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses dalam menulis narasi menggunakan peta pikiran dapat dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama yaitu membuat kerangka karangan narasi yang dibuat dalam bentuk peta pikiran. Dengan menggunakan peta pikiran akan lebih mudah untuk merencanakan apa yang akan ditulis menjadi karangan narasi, karena kerangka karangannya dibuat dalam bentuk cabang-cabang dari tema yang sebelumnya sudah ditentukan, serta bisa ditambahkan gambar atau simbol dan warna yang menarik. Tahap selanjutnya merupakan pengembangan dari kerangka karangan yang sebelumnya telah dibuat, menjadi sebuah karangan narasi yang utuh.
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
Dalam rangka menindaklanjuti penelitian ini, maka peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi yang terkait penerapan metode peta pikiran pada pembelajaran menulis narasi yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian, setelah dilakukan proses pembelajaran menulis narasi menggunakan metode peta pikiran, terlihat jelas bahwa keterampilan menulis narasi siswa meningkat. Maka, berdasarkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif oleh guru dalam memilih metode pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi aktif dan menarik. Jadi, alangkah baiknya guru bisa menggunakan metode ini dalam proses pembelajaran menulis narasi, sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis narasi.
2. Bagi Siswa
Setelah diadakannya penelitian penerapan metode peta pikiran untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa ini, maka penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk memudahkan siswa dalam menulis narasi, sehingga keterampilan menulis narasi siswa dapat meningkat dan hasil yang didapatkan siswa sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Karena dengan peta pikiran, siswa dapat mengungkapkan ide atau gagasan dalam bentuk gambar dan garis yang berwarna, yang kemudian dapat dibuat sebuah karangan yang sistematis berdasarkan gambar peta pikiran yang telah dibuat, sehingga dalam menulis narasi akan lebih menyenangkan. 3. Bagi Sekolah
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. dkk. (2010) . Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
Agustin, M. (2011). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Alwi, H. dkk. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S., Suhardjo, dan Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Bumi Aksara.
Asrori, M. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Ginting, A. (2010). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Humaniora.
Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Keraf, G. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia. Keraf, G. (1984). Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.
Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Edisi pertama, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Nurgiyantoro, B. (2009). Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Oktaviani, I.N. (2014). Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Menggunakan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. (Skripsi). Jurusan Pedagogik
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Rahmawati, M.D. (2014). Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi. (Skripsi).
Resmini, N. & Juanda, D. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tingi. Bandung: UPI PRESS
Semi, M.A. (2007). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Swadarma, D. (2013). Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum
Pembelajaran. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Ikhwanudin, M.A. (2013). Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Siswa
Kelas IVA SDN Wonosari 02 Semarang. (Skripsi). Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang, Semarang. Diakses dari
http://www.google.com/search?q=penerapan+mind+mapping+untuk+ meningkatkan+keterampilan+menulis+karangan+narasi+&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a Kannogi, M. (2013). Efetivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Artikel oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Rakyat
Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013. Diakses dari
jurnal.unimed.ac.id (16 Maret 2015).
Sulistiyaningsih, E. (2010). Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Pada Siswa Kelas V SD Negeri
Karangasem III Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 (Skripsi).