• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERKEMBANGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERKEMBANGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN AJARAN 2011/2012."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERKEMBANGAN KONS EP DIRI S IS WA

KELAS X DI S MA NEGERI 1 PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HAS UNDUTAN

TAHUN AJARAN 2011/2012

S KRIPS I

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar S arjana Pendidikan

OLEH VERA VRIS KILA

NIM. 108 321 006

JURUS AN PS IKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDID IKAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang M aha Esa atas segala berkat, anugerah, kasih dan lidunganNya yang senantiasa mengalir dalam setiap perjalanan penulis sehingga sampai saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perkembangan Konsep Diri Siswa Kelas X Di SM A Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Ajaran 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan. Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak, oleh karena tu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M .Si, selaku Rektor Universitas Negeri M edan beserta stafnya.

2. Drs. Nasrun, M S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri M edan.

3. Prof. Drs. Yusnadi, M S, Selaku Pembantu Dekan 1 FIP UNIM ED

4. Prof. Dr. Abdul M unir, M .Pd selaku Ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan serta sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membimbing dan memberi motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(7)

6. Dra. Kemali Syarif, M .Pd, Dra. Rahmulyani, M .Pd, Kons, Dra. Zuraida, M .Pd, selaku Dosen Penyelaras yang telah banyak memberikan bimbingan dan nasehat dalam penulisan skripsi.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Psikologi Pendidikan dan Bimbingan serta pegawai di Fakultas Ilmu Pendidikan UNIM ED.

8. Drs. M anaek Siburian, selaku kepala sekolah SM A. Negeri 1 Paranginan, di kabupaten Humbang Hasundutan.

9. Seseorang yang teristimewa yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis ucapkan terimakasih.

10.Buat Sahabat – sahabat seperjuangan Heni Sitinjak, Ester M elinda Lumban Gaol, Lindri Evandari Sinaga, Nopika Irandra Lubis, Joni Iskandar Barus, Chandra. W. Sembiring, dan Sardoyono Silaban. Terimakasih atas segala bantuan, dukungan dan motivasi yang kalian berikan selama ini. Semoga persahabatan kita dan kebersamaan untuk selamanya dan kita tetap menjadi sahabat sejati.

11.Buat Teman – teman satu kelas jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan. Terimakasih atas dukungannya.

12.Buat teman – teman PPLT 2011 di SM A M ethodist Lubuk Pakam semoga sukses selalu.

(8)

14.Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, juga telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terimakasih.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Dan apabila dalam penulisan ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan maka penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga kebaikan yang diberikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang M aha Esa, Amin …

Medan, 06 Agustus 2012 Penulis

(9)

ABSTRAK

VERA VRISKILA S, NIM : 108321006, “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perkembangan Konsep Diri Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian Pre Test dan Post Test Eksperimen dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap perkembangan konsep diri siswa kelas X di SMA Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-B SMA Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan yang berjumlah 36 orang siswa. Adapun teknik Porposive sample data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 10 orang.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebelum dilaksanakan pemberian layanan bimbingan kelompok (Pre-Test) perkembangan konsep diri siswa cenderung rendah 56,7 dan setelah dilaksanakan pemberian layanan bimbingan kelompok (Post-Test) perkembangan konsep diri siswa memperoleh peningkatan mencapai 83,3, atau terjadi peningkatan sebesar 46,91%.

(10)

DAFTAR IS I

Hal

ABS TRAK ... i

KAT A PENGANTAR ... ii

DAFTAR IS I ... iii

DAFTAR T AB EL... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

DAFTAR GAMB AR ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang M asalah ... 1

1.1. Identifikasi M asalah... 6

1.2. Pembatasan M asalah... 7

1.3. Perumusan M asalah ... 7

1.4. Tujuan penelitian ... 7

1.5. M anfaat Penelitian ... 8

BAB II T INJAUAN PUS TAKA 2.1 Kerangka Teori ... 10

2.2.Konsep Diri... 10

2.2.1. Pengertian Konsep Diri... 10

2.2.2. Perkembangan Konsep Diri ... 12

2.2.3. Faktor-Faktor Yang M empengaruhi Konsep Diri ... 18

2.3 Layanan Bimbingan Kelompok ... 19

2.3.1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok... 20

2.3.2. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok ... 26

2.3.3. Tahap kegiatan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... 28

2.4. Kerangka Berpikir ... 30

(11)

BAB III METODOLOGI PEN ELIT IAN

3.1. Lokasi dan Jenis Penelitian... 28

3.1.1. Lokasi Penelitia ... 28

3.1.2. Jenis Penelitian ... 28

3.2. Populasi dan Sampel... 29

3.2.1. Populasi... 29

3.2.2. Sampel ... 29

3.4. Variabel Penelitian... 30

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.6. Teknik Analisa Data ... 32

BAB IV HAS IL PENELIT IAN DAN PEMBAHAS AN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 40

4.1.1. Deskripsi Keadaan Sekolah ... 40

4.1.2. Persiapan Penelitian... 41

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis... 43

4.2.1. Validitas ... 43

4.2.2. Reliabilitas ... 44

4.3. Analisa Data Penelitian... 45

4.3.1. Data Pre-Test Perkembangan Konsep Diri... 45

4.3.2. Data Post-Test Perkembangan Konsep Diri ... 46

4.4. Uji Normalitas ... 47

(12)

4.6. Uji Hipotesis ... 49

4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V KES IMPULAN DAN S ARAN

5.1. Kesimpulan ... 52

5.2. Saran ... 53

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 S kor Pernyataan Angket... 36

Tabel 3.2 Kontruksi Kisi-Kisi Dan Instrumen ... 37

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 40

Tabel 4.1 Uji Validitas... 44

Tabel 4.3 Hasil Pre Test ... 46

Tabel 4.4 Hasil Post Test... 47

Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Normalitas ... 49

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Foto S ekolah Tempat Penelitian... 62

Gambar 2. Foto Peneliti Menyebarkan Angket Pre Test ... 62

Gambar 3. Foto PK Menjelaskan Tentang Bimbingan Kelompok ... 74

Gambar 4. Foto Anggota Kelompok Melakukan Game “Pepaya” ... 74

Gambar 5. Foto S esama Anggota Kelompok S aling Memperkenalkan Diri ... 84

Gambar 6. Foto Anggorta Kelompok Melakukan Game “Puisi Pribadi” 84 Gambar 7. Foto S iswa Melakukan Game “Menilai Diri Sendiri”... 94

Gambar 8. Foto PK Menanyakan Kesiapan S iswa ... 94

Gambar 9. Foto PK Meminta Anggota Untuk Mengemukakan Pendapatnya... 103

Gambar 10. Foto Anggota Kelompok Menyampaikan Komitmennya ... 103

Gambar 11. Foto PK Menjelaskan Bahwa Kegiatan Berakhir Dan Anggota Memberikan Tanggapan ... 112

Gambar 12. RS Memberikan Pesan Dan Pesan ... 112

Gambar 13. Anggota Kelompok Memberikan Harapan... 123

Gambar 14. Foto Pengakhiran... 123

Gambar 15. Foto Peneliti Menyebarkan Angket Post Test... 124

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Penelitian ... 58

Lampiran 2. Foto Sekolah Tempat Penelitian ... 62

Lampiran 3. S atuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 63

Lampiran 4. Sebaran Uji coba Angket... 125

Lampiran 5. Tabel Reliabilitas... 126

Lampiran 6. Perhitungan Validitas ... 127

Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas ... 129

Lampiran 8. Sebaran Data Pre Test ... 131

Lampiran 9. Sebaran Data Post Test... 132

Lampiran 10. Tabulasi Data Penelitian ... 133

Lampiran 11. Perhitungan Pre Test Rata-Rata, S tandart Deviasi Dan Tingkat Kecenderungan... 134

Lampiran 12. Perhitungan Post Test Rata-Rata, S tandart Deviasi Dan Tingkat Kecenderungan... 137

Lampiran 13. Uji Normalitas ... 140

Lampiran 14. Uji Homogenitas Varians ... 143

Lampiran 15. Uji Hipotesis... 144

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya setiap siswa ingin meraih keberhasilan dan kesuksesan

dimasa yang akan datang setelah mereka tamat dari SM A. Untuk meraih

keberhasilan itu maka dibutuhkan konsep diri yang baik, sebab tanpa adanya

tujuan dan pembentukan konsep diri yang tepat maka s iswa akan mengalami

kesulitan dalam memilih bakat dan minat yang ada sesuai dengan kemampuannya.

M asalah-masalah rumit yang dialami oleh siswa, seringkali dan bahkan

hampir semua sebenarnya berasal dari dalam diri. M ereka tanpa sadar

menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri.

Dengan kemampuan berpikir dan menilai, siswa malah suka menilai yang

macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain dan bahkan

meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Dari situlah muncul problem

seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri.

M enurut Bidney ( dalam R.B. Burns 1993 : 4 ) konsep diri mempunyai

kemampuan untuk bersikap objektif terhadap dirinya sendiri, dan berpikir sebagai

apa dirinya dan apa yang ingin dilakukannya dan hendak menjadi apa.

Pendapat senada diberikan oleh James ( dalam R.B. Burns 1993 : 8 )

bahwa konsep diri sebagai diri spiritual dalam berpikir dan merasakan, yaitu yang

sungguh-sungguh sebenarnya tampak menjadi seperti apa diri kita ini.

Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan

(17)

182 ), menyebut “ konsep diri sebagai produk sosial yang dibentuk mealui proses

internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis”. Pemahaman

mengenai konsep diri merupakan hasil dari bagaimana seseorang melakukan

proses mengenali diri sendiri. Proses ini kemudian disebut sebagai deskripsi diri.

Perkembangan selanjutnya, proses pengenalan itu sendiri akan sangat beraneka

ragam.

Konsep diri mulai berkembang sejak masa bayi, dan terus akan

berkembang sejalan dengan perkembangan individu itu sendiri. Pada awalnya

terbentuk pengertian samar-samar, yang merupakan pengalaman berulang-ulang,

yang berkaitan dengan kenyamanan atau ketidaknyamanan fisik, sehingga pada

akhirnya akan membentuk konsep dasar sebagai bibit dari konsep diri. Jika anak

diperlakukan dengan kehangatan dan cinta, konsep dasar yang muncul mungkin

berupa perasaan positif terhadap diri sendiri, sebaliknya jika anak mengalami

penolakan, yang tertanam adalah bibit penolakan diri di masa yang akan datang.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah

pandangan atau penilaian individu terhadap dirinya sendiri, baik yang bersifat

fisik, sosial, maupun psikologis, yang didapat dari hasil interaksinya dengan orang

lain. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan

memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa,

tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya

tarik terhadap hidup.

Seseorang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik

terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan

(18)

negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua

pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau

menyalahkan orang lain.

Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih

optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu,

juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai

kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga

untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu

menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi

keberhasilan di masa yang akan datang.

Setiap individu/ seseorang cenderung mengharapkan dirinya berkembang

dan dapat menjadi lebih baik lagi. Perkembangan kemampuan/ potensi seseorang

tidak akan terwujud begitu saja apabila tidak diupayakan dan seberapa jauh

seseorang mengupayakan sehingga bisa mewujudkan potensinya menjadi actual

dan terwujud dalam sikap kepribadian. Hal ini dapat diperoleh apabila seseorang

tersebut setidaknya memiliki rasa percaya dan konsep diri.

Pada kenyataannya banyak siswa-siswi kelas X di SM A. N. 1 Paranginan

melalui informasi dari berbagai sumber bahwa mereka kurang mengetahui konsep

dirinya dalam arti mengenal diri baik itu kekurangan dan kelebihan, kewajiban

atau hak-hak yang harus dilaksanakan mereka sebagai siswa. Banyaknya siswa

masuk sekolah hanya karena menghindari tugas rumah, ikutan teman, atau hanya

dibilang ngtrend daripada tidak sekolah

Selain itu dalam kegiatan sehari-hari seseorang secara tiba-tiba merasa

(19)

tidak disengaja maupun disengaja, misalnya kemampuan/ potensi seseorang yang

mulai berkembang, akan luntur secara tiba-tiba, jika tahu bahwa banyak orang

disekitarnya kemampuannya lebih dari dirinya. .

Dan bila siswa tidak memiliki konsep diri atau suatu kepribadian maka

siswa tersebut tidak akan pernah menjadi dirinya sendiri karena dia tidak

mengenal benar siapa dirinya yang sesungguhnya, untuk itu perkembangan

konsep diri siswa disini dimaksudkan agar siswa yang akan menentukan jurusan

apa yang cocok dengan kemampuannya untuk melanjutkan keperguruan tinggi

atau yang akan meninggalkan bangku SM A itu harus dapat menentukan pilihan,

tujuan atau rencana untuk menentukan masa depannya.

Hal ini menegaskan bahwa sangat pentingnya mengenali diri sendiri atau

konsep diri yang membedakan antar individu yang satu dengan individu yang

lain. A gar s iswa dapat menilai kemampuan dirinya dalam memainkan peranan

sosial, apakah baik, sedang, atau buruk, dan dalam keadaan demikianlah ia

mengembangkan konsep dirinya, yang menunjukan kesan dan keyakinan

mengenai karakteristik diri sendiri. Sehingga perkembangan konsep diri akan

tumbuh pada segi kognitif dan afektif, individu akan mengevaluasi dirinya secara

realistis dan positif, evaluasi ini berkembang berdasarkan

pengalaman-pengalaman terhadap diri dimana diri sendiri sebagai objek persepsi maupun

pengalaman-pengalaman yang diperoleh sebagai hasil belajar dan penilaian

terhadap lingkungan, termasuk penilaian orang lain terhadap dirinya. Dengan

tahap itu, individu atau siswa akan mencapai gambaran diri ( self image ) yang

utuh, suatu pemahaman terhadap diri dalam keseluruhan aspek yang mungkin

(20)

Pengaruh pemberian layanan kegiatan bimbingan kelompok terhadap

perkembangan konsep diri siswa merupakan bentuk usaha pemberian bantuan

kepada orang-orang yang memerlukan. Dengan diberikannya layanan kegiatan

bimbingan kelompok siswa terbantu dan mempunyai kesempatan mengemukakan

pendapat, tanggapan, dan berbagai reaksi. Selain itu layanan bimbingan

kelompok juga bertujuan untuk siswa agar memiliki pandangan sendiri tidak lagi

ikut-ikutan dengan pendapat orang lain atau tidak punya pendapat sendiri. Dengan

diberikannya layanan bimbingan kelompok, siswa memiliki keberanian untuk

mengeluarkan pendapatnya dan mampu mengaktifkan potensi yang ada.

Apabila pemberian kegiatan layanan bimbingan kelompok tidak

dilaksanaka maka akan sulit untuk mengetahui siswa yang belum memiliki konsep

diri yang positif, dan siswa akan selalu menjadi diri orang lain karena ia tidak

mengenal benar siapa dirinya sebenarnya. Sehingga siswa akan bersikap pasif

karena tidak memiliki pemahaman, pengembangan dalam kemampuan sosial serta

dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.

Sehubungan dengan itu layanan kegiatan bimbingan kelompok ini terdapat

sejumlah peserta didik yang secara bersama – sama akan membahas topik

tertentu dimana siswa yang dilayani lebih dari satu orang, agar siswa memiliki

keberanian dan memiliki potensi.

Dalam hal ini layanan bimbingan kelompok dapat melatih siswa untuk

dapat hidup secara berkelompok dan menumbuhkan kerjasama antara siswa

dalam mengatasi masalah, melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat

(21)

untuk dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan pembimbing. Seperti yang

di ungkapkan Winkel & Sri Hastuti (2004: 565) bahwa :

“M endapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa; memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa; siswa dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi; siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama; dan lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok; diberikan kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama; lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila dikemukakan oleh seorang teman daripada yang dikemukakan oleh seorang konselor”.

Dengan demikian pengaruh bimbingan dalam perkembangan konsep diri

siswa disekolah sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan guna

dalam membentuk kepribadian siswa tersebut.

Bimbingan kelompok dalam perkembangan konsep diri jika dilaksanakan

di sekolah-sekolah akan menumbuhkan motivasi dan pemahaman diri serta penuh

percaya diri tujuan setelah tamat SM A.

Dari uraian latar belakang diatas peneliti menjadi tertarik melakukan

penelitian tentang layanan bimbingan kelompok dengan perkembangan konsep

diri siswa yang berada di SM A Negeri 1 Paranginan sehingga penulis membuat

judul “PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TERHADAP PERKEMBANGAN KONS EP DIRI S IS WA KELAS X S MA

NEGERI 1 PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HAS UNDUTAN

TAHUN AJARAN 2011/2012”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi

(22)

1. Bantuan yang diberikan guru bimbingan konseling terhadap

perkembangan konsep diri siswa kurang direspon oleh siswa sehingga

proses bimbingan kelompok tidak berjalan dengan lancar.

2. Siswa kurang menyadari adanya pengaruh pemberian layanan

bimbingan kelompok terhadap siswa dalam pemecahan masalah dan

pengembangan kemampuan.

3. Sarana dan prasarana masih kurang di sekolah menengah atas demi

mendukungnya proses perkembangan konsep diri.

1.3 Pembatasan Masalah

Setelah permasalahan diidentifikasi, maka perlu adanya pembatasan

masalah yang diteliti. Dengan perhitungan keterbatasan yang dimiliki oleh

peneliti, baik dari segi waktu, pikiran, dan biaya maka peneliti hanya dibatasi

tentang pemberian layanan bimbingan kelompok dan pengaruhnya terhadap

perkembangan konsep diri siswa kelas X SM A Negeri 1 Paranginan Tahun

Ajaran 2011/2012.

1.4 Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan kelompok di SM A Negeri 1

Paranginan dalam perkembangan konsep diri.

2. Bagaimana gambaran perkembangan konsep diri siswa sebelum dan

(23)

3. Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap

perkembangan konsep diri siswa.

1.5 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang

ingin dicapai setelah kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran tentang kegiatan bimbingan kelompok

yang dilakukan siswa.

2. Untuk mengetahui gambaran perkembangan konsep diri siswa di SM A

Negeri 1 Paranginan setelah mendapat layanan kegiatan bimbingan

kelompok.

3. Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap

perkembangan konsep diri siswa.

1.6 Manfaat Penelitian

M anfaat penelitian merupakan hasil dari suatu penelitian yang

dilaksanakan, baik bagi peneliti maupun orang lain yakni dalam rangka

penambahan ilmu. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan dalam membentuk

(24)

2. Bagi siswa agar memliki konsep diri yang baik sehingga dapat

mengetahui citra total dirinya sendiri.

3. Bagi guru pada umumnya dan guru BK pada khususnya agar lebih

memahami dan meningkatkan pola-pola bimbingan yang tepat

sehingga tercapai tujuan dalam membentuk siswa-siswi yang

berkompetensi di bidangnya.

4. Bagi orangtua agar dapat memberikan arahan dalam perkembangan

konsep diri anak/siswa terutama yang berkaitan dengan membentuk

kepribadiannya dan sebagai bahan renungan bahwa perkembangan

(25)

BAB V

KES IMPULAN DAN S ARAN

A.KES IMPULAN

Dari uraian dan hasil pengolahan data yang dilakukan diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dilihat dari uji normalitas sebelum diberikan layanan bimbingan

kelompok atau Pre-Test = Lhitung < Ltabel (0,1562 < 0,2580)dan setelah

diberikan layanan bimbingan kelompok atau Post Test = M aka Lhitung <

Ltabel (0,1770 < 0,2580), maka proses layanan bimbingan kelompok di

SM A Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan berjalan

dengan baik atau normal dan memiliki pengaruh yang positif dalam

perkembangan konsep diri siswa kelas X

2. Berdasarkan Hasil perhitungan Pre Test dan Post Test, siswa setelah

mendapatkan layanan bimbingan kelompok diperoleh hasil lebih tinggi

daripada sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok = ( 83,3

> 56,7 ). Gambaran siswa yang memiliki konsep diri adalah siswa dapat

menilai kemampuan dirinya baik kekurangan dan kelebihan yang ia

miliki, dengan demikian siswa itu dapat menunjukkan kesan dan

keyakinan mengenai karakteristik dirinya sendiri, yang akan tumbuh

dari segi kognitif, afektif, serta individu itu akan dapat mengevaluasi

dirinya secara realistis dan positif. Dalam hal terjadi peningkatan

(26)

3. Ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan kelompok terhadap

perkembangan konsep diri siswa kelas X SM A Negeri 1 Paranginan

Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Ajaran 2011/2012. Dengan

perhitungan uji t (thitung = 19 > ttabel 1,83).

B.S ARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka dapat

disarankan beberapa hal berikut ini :

1. Saran untuk Guru BK (Bimbingan Konseling)

Diharapkan agar dapat membimbing dalam perkembangan konsep diri

dan masalah lainnya mengenai kepribadian siswa hendaknya ditangani

secara serius dan berkesinambungan.

2. Saran untuk Guru Bidang Study

Agar lebih memperhatikan siswa-siswi yang memiliki kemampuan dan

bakat tertentu hendaknya diarahkan sehingga akan membuat siswa

mampu mengonsep dirinya.

3. Saran untuk Sekolah

Agar lebih meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung

kegiatan belajar mengajar yang akan membuat siswa lebih baik lagi.

(27)

M engingat ditemukannya bahwa bimbingan kelompok mempunyai

pengaruh yang signifikan antara pemberian layanan bimbingan

kelompok terhadap perkembangan konsep diri siswa untuk lebih

terbuka tentang masalahnya dan mengikuti bimbingan kelompok

dengan serius, sehingga siswa mendapatkan dan memiliki konsep diri

yang baik sehingga dapat mengetahui citra total dirinya sendiri.

5. Saran untuk Peneliti Lanjutan

Agar lebih memperhitungkan untuk perkembangan konsep diri siswa

(28)

DAFTAR PUS TAKA

Amti, Erman dan Prayitno, 2004. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Burns, R.B. 1993. Konsep Diri: teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku.

Jakarta: Arcan.

Dewi, Rosmala, 2010. Penelitian pendidikan ( Desain emperikal dan PTK ).

M edan: Pasca Sarjana UNIM ED.

Konseling Indonesia, ( Online ), ( http://konselingindonesia.com, diakses 13

Januari 2012 ).

Papalia, Diane E., dkk, 2008. Human development ( Psikologi perkembangan ).

Jakarta: Kencana

Prayitno, 2004. Layanan bimbingan dan konseling kelompok ( Dasar dan Profil )

Jakarta: Rineka Cipta.

, 1995. Layanan bimbingan dan konseling kelompok ( Dasar dan Profil )

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Salbiah., dkk, ( online ), ( http://duniapsikologi.dagdigdug.com, diakses 14

Januari 2012 ).

Saleh, Samsubar, 2004. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: UPP ( Unit Penerbit dan

Percetakan ).

Sarwono, Sarlito, W, 2011. Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto, 2010. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

(29)

Sudjana, 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Tanjung, Bahdin Nur dan H. Ardial, 2005. Pedoman penulisan karya ilmiah

(proposal, skripsi, dan tesis ) dan mempersiapkan diri menjadi penulis

artikel ilmiah. Jakarta: Kencana.

Tohirin 2007. ( online ), ( http://ilmupsikologi.com, diakses 15 April 2012 ).

Winkel, W.S. 2004. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.

Gambar

Tabel 3.1 Skor Pernyataan Angket..............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Despite its problems; the novel's thrilling plot, the great acting and the superb score (by Hans Zimmer) make the movie an enjoyable experience, and while it definitely could had

[r]

(2) Apakah teknik terapi latihan pada fraktur pertrocanther femur dekstra dapat memelihara atau menjaga (a) kekuatan otot (b) mengurangi nyeri (c)mengurangi oedem atau bengkak

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan secara mendalam proses komunikasi interpersonal antara dokter dan pasien dalam pelaksanaan HIV Voluntary Counseling and

Di atas telah disebutkan perihal hubungan timbal balik antara kompetensi penerjemahan dan kualitas terjemahan. Jika kompetensi penerjemahan yang dimiliki seseorang

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran class concern dengan pendekatan ketrampilan proses mampu meningkatkan hasil belajar siswa

Pendekatan yang bersifat yuridis ini bermaksud agar seluruh permasalahan harus mendasarkan pada peraturan hukum yang berlaku. Hal ini bertujuan agar permasalahan yang

Pemberian Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia L.) dan Kontrasepsi Oral terhadap Perkembangan Struktur Histologis Folikel Ovarium Mencit (Mus..