PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERKEMBANGAN KONS EP DIRI S IS WA
KELAS X DI S MA NEGERI 1 PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HAS UNDUTAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
S KRIPS I
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar S arjana Pendidikan
OLEH VERA VRIS KILA
NIM. 108 321 006
JURUS AN PS IKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDID IKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang M aha Esa atas segala berkat, anugerah, kasih dan lidunganNya yang senantiasa mengalir dalam setiap perjalanan penulis sehingga sampai saat ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perkembangan Konsep Diri Siswa Kelas X Di SM A Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Ajaran 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan. Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak, oleh karena tu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M .Si, selaku Rektor Universitas Negeri M edan beserta stafnya.
2. Drs. Nasrun, M S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri M edan.
3. Prof. Drs. Yusnadi, M S, Selaku Pembantu Dekan 1 FIP UNIM ED
4. Prof. Dr. Abdul M unir, M .Pd selaku Ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan serta sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membimbing dan memberi motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Dra. Kemali Syarif, M .Pd, Dra. Rahmulyani, M .Pd, Kons, Dra. Zuraida, M .Pd, selaku Dosen Penyelaras yang telah banyak memberikan bimbingan dan nasehat dalam penulisan skripsi.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Psikologi Pendidikan dan Bimbingan serta pegawai di Fakultas Ilmu Pendidikan UNIM ED.
8. Drs. M anaek Siburian, selaku kepala sekolah SM A. Negeri 1 Paranginan, di kabupaten Humbang Hasundutan.
9. Seseorang yang teristimewa yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis ucapkan terimakasih.
10.Buat Sahabat – sahabat seperjuangan Heni Sitinjak, Ester M elinda Lumban Gaol, Lindri Evandari Sinaga, Nopika Irandra Lubis, Joni Iskandar Barus, Chandra. W. Sembiring, dan Sardoyono Silaban. Terimakasih atas segala bantuan, dukungan dan motivasi yang kalian berikan selama ini. Semoga persahabatan kita dan kebersamaan untuk selamanya dan kita tetap menjadi sahabat sejati.
11.Buat Teman – teman satu kelas jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan. Terimakasih atas dukungannya.
12.Buat teman – teman PPLT 2011 di SM A M ethodist Lubuk Pakam semoga sukses selalu.
14.Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, juga telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terimakasih.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Dan apabila dalam penulisan ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan maka penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga kebaikan yang diberikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang M aha Esa, Amin …
Medan, 06 Agustus 2012 Penulis
ABSTRAK
VERA VRISKILA S, NIM : 108321006, “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Perkembangan Konsep Diri Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini merupakan penelitian Pre Test dan Post Test Eksperimen dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap perkembangan konsep diri siswa kelas X di SMA Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-B SMA Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan yang berjumlah 36 orang siswa. Adapun teknik Porposive sample data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 10 orang.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebelum dilaksanakan pemberian layanan bimbingan kelompok (Pre-Test) perkembangan konsep diri siswa cenderung rendah 56,7 dan setelah dilaksanakan pemberian layanan bimbingan kelompok (Post-Test) perkembangan konsep diri siswa memperoleh peningkatan mencapai 83,3, atau terjadi peningkatan sebesar 46,91%.
DAFTAR IS I
Hal
ABS TRAK ... i
KAT A PENGANTAR ... ii
DAFTAR IS I ... iii
DAFTAR T AB EL... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
DAFTAR GAMB AR ... vi
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang M asalah ... 1
1.1. Identifikasi M asalah... 6
1.2. Pembatasan M asalah... 7
1.3. Perumusan M asalah ... 7
1.4. Tujuan penelitian ... 7
1.5. M anfaat Penelitian ... 8
BAB II T INJAUAN PUS TAKA 2.1 Kerangka Teori ... 10
2.2.Konsep Diri... 10
2.2.1. Pengertian Konsep Diri... 10
2.2.2. Perkembangan Konsep Diri ... 12
2.2.3. Faktor-Faktor Yang M empengaruhi Konsep Diri ... 18
2.3 Layanan Bimbingan Kelompok ... 19
2.3.1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok... 20
2.3.2. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok ... 26
2.3.3. Tahap kegiatan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... 28
2.4. Kerangka Berpikir ... 30
BAB III METODOLOGI PEN ELIT IAN
3.1. Lokasi dan Jenis Penelitian... 28
3.1.1. Lokasi Penelitia ... 28
3.1.2. Jenis Penelitian ... 28
3.2. Populasi dan Sampel... 29
3.2.1. Populasi... 29
3.2.2. Sampel ... 29
3.4. Variabel Penelitian... 30
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.6. Teknik Analisa Data ... 32
BAB IV HAS IL PENELIT IAN DAN PEMBAHAS AN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 40
4.1.1. Deskripsi Keadaan Sekolah ... 40
4.1.2. Persiapan Penelitian... 41
4.2. Pengujian Persyaratan Analisis... 43
4.2.1. Validitas ... 43
4.2.2. Reliabilitas ... 44
4.3. Analisa Data Penelitian... 45
4.3.1. Data Pre-Test Perkembangan Konsep Diri... 45
4.3.2. Data Post-Test Perkembangan Konsep Diri ... 46
4.4. Uji Normalitas ... 47
4.6. Uji Hipotesis ... 49
4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49
BAB V KES IMPULAN DAN S ARAN
5.1. Kesimpulan ... 52
5.2. Saran ... 53
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 S kor Pernyataan Angket... 36
Tabel 3.2 Kontruksi Kisi-Kisi Dan Instrumen ... 37
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 40
Tabel 4.1 Uji Validitas... 44
Tabel 4.3 Hasil Pre Test ... 46
Tabel 4.4 Hasil Post Test... 47
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Normalitas ... 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Foto S ekolah Tempat Penelitian... 62
Gambar 2. Foto Peneliti Menyebarkan Angket Pre Test ... 62
Gambar 3. Foto PK Menjelaskan Tentang Bimbingan Kelompok ... 74
Gambar 4. Foto Anggota Kelompok Melakukan Game “Pepaya” ... 74
Gambar 5. Foto S esama Anggota Kelompok S aling Memperkenalkan Diri ... 84
Gambar 6. Foto Anggorta Kelompok Melakukan Game “Puisi Pribadi” 84 Gambar 7. Foto S iswa Melakukan Game “Menilai Diri Sendiri”... 94
Gambar 8. Foto PK Menanyakan Kesiapan S iswa ... 94
Gambar 9. Foto PK Meminta Anggota Untuk Mengemukakan Pendapatnya... 103
Gambar 10. Foto Anggota Kelompok Menyampaikan Komitmennya ... 103
Gambar 11. Foto PK Menjelaskan Bahwa Kegiatan Berakhir Dan Anggota Memberikan Tanggapan ... 112
Gambar 12. RS Memberikan Pesan Dan Pesan ... 112
Gambar 13. Anggota Kelompok Memberikan Harapan... 123
Gambar 14. Foto Pengakhiran... 123
Gambar 15. Foto Peneliti Menyebarkan Angket Post Test... 124
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Penelitian ... 58
Lampiran 2. Foto Sekolah Tempat Penelitian ... 62
Lampiran 3. S atuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 63
Lampiran 4. Sebaran Uji coba Angket... 125
Lampiran 5. Tabel Reliabilitas... 126
Lampiran 6. Perhitungan Validitas ... 127
Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas ... 129
Lampiran 8. Sebaran Data Pre Test ... 131
Lampiran 9. Sebaran Data Post Test... 132
Lampiran 10. Tabulasi Data Penelitian ... 133
Lampiran 11. Perhitungan Pre Test Rata-Rata, S tandart Deviasi Dan Tingkat Kecenderungan... 134
Lampiran 12. Perhitungan Post Test Rata-Rata, S tandart Deviasi Dan Tingkat Kecenderungan... 137
Lampiran 13. Uji Normalitas ... 140
Lampiran 14. Uji Homogenitas Varians ... 143
Lampiran 15. Uji Hipotesis... 144
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya setiap siswa ingin meraih keberhasilan dan kesuksesan
dimasa yang akan datang setelah mereka tamat dari SM A. Untuk meraih
keberhasilan itu maka dibutuhkan konsep diri yang baik, sebab tanpa adanya
tujuan dan pembentukan konsep diri yang tepat maka s iswa akan mengalami
kesulitan dalam memilih bakat dan minat yang ada sesuai dengan kemampuannya.
M asalah-masalah rumit yang dialami oleh siswa, seringkali dan bahkan
hampir semua sebenarnya berasal dari dalam diri. M ereka tanpa sadar
menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri.
Dengan kemampuan berpikir dan menilai, siswa malah suka menilai yang
macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain dan bahkan
meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Dari situlah muncul problem
seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri.
M enurut Bidney ( dalam R.B. Burns 1993 : 4 ) konsep diri mempunyai
kemampuan untuk bersikap objektif terhadap dirinya sendiri, dan berpikir sebagai
apa dirinya dan apa yang ingin dilakukannya dan hendak menjadi apa.
Pendapat senada diberikan oleh James ( dalam R.B. Burns 1993 : 8 )
bahwa konsep diri sebagai diri spiritual dalam berpikir dan merasakan, yaitu yang
sungguh-sungguh sebenarnya tampak menjadi seperti apa diri kita ini.
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan
182 ), menyebut “ konsep diri sebagai produk sosial yang dibentuk mealui proses
internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis”. Pemahaman
mengenai konsep diri merupakan hasil dari bagaimana seseorang melakukan
proses mengenali diri sendiri. Proses ini kemudian disebut sebagai deskripsi diri.
Perkembangan selanjutnya, proses pengenalan itu sendiri akan sangat beraneka
ragam.
Konsep diri mulai berkembang sejak masa bayi, dan terus akan
berkembang sejalan dengan perkembangan individu itu sendiri. Pada awalnya
terbentuk pengertian samar-samar, yang merupakan pengalaman berulang-ulang,
yang berkaitan dengan kenyamanan atau ketidaknyamanan fisik, sehingga pada
akhirnya akan membentuk konsep dasar sebagai bibit dari konsep diri. Jika anak
diperlakukan dengan kehangatan dan cinta, konsep dasar yang muncul mungkin
berupa perasaan positif terhadap diri sendiri, sebaliknya jika anak mengalami
penolakan, yang tertanam adalah bibit penolakan diri di masa yang akan datang.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah
pandangan atau penilaian individu terhadap dirinya sendiri, baik yang bersifat
fisik, sosial, maupun psikologis, yang didapat dari hasil interaksinya dengan orang
lain. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa,
tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya
tarik terhadap hidup.
Seseorang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik
terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan
negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua
pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau
menyalahkan orang lain.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih
optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu,
juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai
kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga
untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu
menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi
keberhasilan di masa yang akan datang.
Setiap individu/ seseorang cenderung mengharapkan dirinya berkembang
dan dapat menjadi lebih baik lagi. Perkembangan kemampuan/ potensi seseorang
tidak akan terwujud begitu saja apabila tidak diupayakan dan seberapa jauh
seseorang mengupayakan sehingga bisa mewujudkan potensinya menjadi actual
dan terwujud dalam sikap kepribadian. Hal ini dapat diperoleh apabila seseorang
tersebut setidaknya memiliki rasa percaya dan konsep diri.
Pada kenyataannya banyak siswa-siswi kelas X di SM A. N. 1 Paranginan
melalui informasi dari berbagai sumber bahwa mereka kurang mengetahui konsep
dirinya dalam arti mengenal diri baik itu kekurangan dan kelebihan, kewajiban
atau hak-hak yang harus dilaksanakan mereka sebagai siswa. Banyaknya siswa
masuk sekolah hanya karena menghindari tugas rumah, ikutan teman, atau hanya
dibilang ngtrend daripada tidak sekolah
Selain itu dalam kegiatan sehari-hari seseorang secara tiba-tiba merasa
tidak disengaja maupun disengaja, misalnya kemampuan/ potensi seseorang yang
mulai berkembang, akan luntur secara tiba-tiba, jika tahu bahwa banyak orang
disekitarnya kemampuannya lebih dari dirinya. .
Dan bila siswa tidak memiliki konsep diri atau suatu kepribadian maka
siswa tersebut tidak akan pernah menjadi dirinya sendiri karena dia tidak
mengenal benar siapa dirinya yang sesungguhnya, untuk itu perkembangan
konsep diri siswa disini dimaksudkan agar siswa yang akan menentukan jurusan
apa yang cocok dengan kemampuannya untuk melanjutkan keperguruan tinggi
atau yang akan meninggalkan bangku SM A itu harus dapat menentukan pilihan,
tujuan atau rencana untuk menentukan masa depannya.
Hal ini menegaskan bahwa sangat pentingnya mengenali diri sendiri atau
konsep diri yang membedakan antar individu yang satu dengan individu yang
lain. A gar s iswa dapat menilai kemampuan dirinya dalam memainkan peranan
sosial, apakah baik, sedang, atau buruk, dan dalam keadaan demikianlah ia
mengembangkan konsep dirinya, yang menunjukan kesan dan keyakinan
mengenai karakteristik diri sendiri. Sehingga perkembangan konsep diri akan
tumbuh pada segi kognitif dan afektif, individu akan mengevaluasi dirinya secara
realistis dan positif, evaluasi ini berkembang berdasarkan
pengalaman-pengalaman terhadap diri dimana diri sendiri sebagai objek persepsi maupun
pengalaman-pengalaman yang diperoleh sebagai hasil belajar dan penilaian
terhadap lingkungan, termasuk penilaian orang lain terhadap dirinya. Dengan
tahap itu, individu atau siswa akan mencapai gambaran diri ( self image ) yang
utuh, suatu pemahaman terhadap diri dalam keseluruhan aspek yang mungkin
Pengaruh pemberian layanan kegiatan bimbingan kelompok terhadap
perkembangan konsep diri siswa merupakan bentuk usaha pemberian bantuan
kepada orang-orang yang memerlukan. Dengan diberikannya layanan kegiatan
bimbingan kelompok siswa terbantu dan mempunyai kesempatan mengemukakan
pendapat, tanggapan, dan berbagai reaksi. Selain itu layanan bimbingan
kelompok juga bertujuan untuk siswa agar memiliki pandangan sendiri tidak lagi
ikut-ikutan dengan pendapat orang lain atau tidak punya pendapat sendiri. Dengan
diberikannya layanan bimbingan kelompok, siswa memiliki keberanian untuk
mengeluarkan pendapatnya dan mampu mengaktifkan potensi yang ada.
Apabila pemberian kegiatan layanan bimbingan kelompok tidak
dilaksanaka maka akan sulit untuk mengetahui siswa yang belum memiliki konsep
diri yang positif, dan siswa akan selalu menjadi diri orang lain karena ia tidak
mengenal benar siapa dirinya sebenarnya. Sehingga siswa akan bersikap pasif
karena tidak memiliki pemahaman, pengembangan dalam kemampuan sosial serta
dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.
Sehubungan dengan itu layanan kegiatan bimbingan kelompok ini terdapat
sejumlah peserta didik yang secara bersama – sama akan membahas topik
tertentu dimana siswa yang dilayani lebih dari satu orang, agar siswa memiliki
keberanian dan memiliki potensi.
Dalam hal ini layanan bimbingan kelompok dapat melatih siswa untuk
dapat hidup secara berkelompok dan menumbuhkan kerjasama antara siswa
dalam mengatasi masalah, melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat
untuk dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan pembimbing. Seperti yang
di ungkapkan Winkel & Sri Hastuti (2004: 565) bahwa :
“M endapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa; memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa; siswa dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi; siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama; dan lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok; diberikan kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama; lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila dikemukakan oleh seorang teman daripada yang dikemukakan oleh seorang konselor”.
Dengan demikian pengaruh bimbingan dalam perkembangan konsep diri
siswa disekolah sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan guna
dalam membentuk kepribadian siswa tersebut.
Bimbingan kelompok dalam perkembangan konsep diri jika dilaksanakan
di sekolah-sekolah akan menumbuhkan motivasi dan pemahaman diri serta penuh
percaya diri tujuan setelah tamat SM A.
Dari uraian latar belakang diatas peneliti menjadi tertarik melakukan
penelitian tentang layanan bimbingan kelompok dengan perkembangan konsep
diri siswa yang berada di SM A Negeri 1 Paranginan sehingga penulis membuat
judul “PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
TERHADAP PERKEMBANGAN KONS EP DIRI S IS WA KELAS X S MA
NEGERI 1 PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HAS UNDUTAN
TAHUN AJARAN 2011/2012”
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi
1. Bantuan yang diberikan guru bimbingan konseling terhadap
perkembangan konsep diri siswa kurang direspon oleh siswa sehingga
proses bimbingan kelompok tidak berjalan dengan lancar.
2. Siswa kurang menyadari adanya pengaruh pemberian layanan
bimbingan kelompok terhadap siswa dalam pemecahan masalah dan
pengembangan kemampuan.
3. Sarana dan prasarana masih kurang di sekolah menengah atas demi
mendukungnya proses perkembangan konsep diri.
1.3 Pembatasan Masalah
Setelah permasalahan diidentifikasi, maka perlu adanya pembatasan
masalah yang diteliti. Dengan perhitungan keterbatasan yang dimiliki oleh
peneliti, baik dari segi waktu, pikiran, dan biaya maka peneliti hanya dibatasi
tentang pemberian layanan bimbingan kelompok dan pengaruhnya terhadap
perkembangan konsep diri siswa kelas X SM A Negeri 1 Paranginan Tahun
Ajaran 2011/2012.
1.4 Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan kelompok di SM A Negeri 1
Paranginan dalam perkembangan konsep diri.
2. Bagaimana gambaran perkembangan konsep diri siswa sebelum dan
3. Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap
perkembangan konsep diri siswa.
1.5 Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai setelah kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran tentang kegiatan bimbingan kelompok
yang dilakukan siswa.
2. Untuk mengetahui gambaran perkembangan konsep diri siswa di SM A
Negeri 1 Paranginan setelah mendapat layanan kegiatan bimbingan
kelompok.
3. Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap
perkembangan konsep diri siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
M anfaat penelitian merupakan hasil dari suatu penelitian yang
dilaksanakan, baik bagi peneliti maupun orang lain yakni dalam rangka
penambahan ilmu. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan dalam membentuk
2. Bagi siswa agar memliki konsep diri yang baik sehingga dapat
mengetahui citra total dirinya sendiri.
3. Bagi guru pada umumnya dan guru BK pada khususnya agar lebih
memahami dan meningkatkan pola-pola bimbingan yang tepat
sehingga tercapai tujuan dalam membentuk siswa-siswi yang
berkompetensi di bidangnya.
4. Bagi orangtua agar dapat memberikan arahan dalam perkembangan
konsep diri anak/siswa terutama yang berkaitan dengan membentuk
kepribadiannya dan sebagai bahan renungan bahwa perkembangan
BAB V
KES IMPULAN DAN S ARAN
A.KES IMPULAN
Dari uraian dan hasil pengolahan data yang dilakukan diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dilihat dari uji normalitas sebelum diberikan layanan bimbingan
kelompok atau Pre-Test = Lhitung < Ltabel (0,1562 < 0,2580)dan setelah
diberikan layanan bimbingan kelompok atau Post Test = M aka Lhitung <
Ltabel (0,1770 < 0,2580), maka proses layanan bimbingan kelompok di
SM A Negeri 1 Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan berjalan
dengan baik atau normal dan memiliki pengaruh yang positif dalam
perkembangan konsep diri siswa kelas X
2. Berdasarkan Hasil perhitungan Pre Test dan Post Test, siswa setelah
mendapatkan layanan bimbingan kelompok diperoleh hasil lebih tinggi
daripada sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok = ( 83,3
> 56,7 ). Gambaran siswa yang memiliki konsep diri adalah siswa dapat
menilai kemampuan dirinya baik kekurangan dan kelebihan yang ia
miliki, dengan demikian siswa itu dapat menunjukkan kesan dan
keyakinan mengenai karakteristik dirinya sendiri, yang akan tumbuh
dari segi kognitif, afektif, serta individu itu akan dapat mengevaluasi
dirinya secara realistis dan positif. Dalam hal terjadi peningkatan
3. Ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan kelompok terhadap
perkembangan konsep diri siswa kelas X SM A Negeri 1 Paranginan
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Ajaran 2011/2012. Dengan
perhitungan uji t (thitung = 19 > ttabel 1,83).
B.S ARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka dapat
disarankan beberapa hal berikut ini :
1. Saran untuk Guru BK (Bimbingan Konseling)
Diharapkan agar dapat membimbing dalam perkembangan konsep diri
dan masalah lainnya mengenai kepribadian siswa hendaknya ditangani
secara serius dan berkesinambungan.
2. Saran untuk Guru Bidang Study
Agar lebih memperhatikan siswa-siswi yang memiliki kemampuan dan
bakat tertentu hendaknya diarahkan sehingga akan membuat siswa
mampu mengonsep dirinya.
3. Saran untuk Sekolah
Agar lebih meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar yang akan membuat siswa lebih baik lagi.
M engingat ditemukannya bahwa bimbingan kelompok mempunyai
pengaruh yang signifikan antara pemberian layanan bimbingan
kelompok terhadap perkembangan konsep diri siswa untuk lebih
terbuka tentang masalahnya dan mengikuti bimbingan kelompok
dengan serius, sehingga siswa mendapatkan dan memiliki konsep diri
yang baik sehingga dapat mengetahui citra total dirinya sendiri.
5. Saran untuk Peneliti Lanjutan
Agar lebih memperhitungkan untuk perkembangan konsep diri siswa
DAFTAR PUS TAKA
Amti, Erman dan Prayitno, 2004. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Burns, R.B. 1993. Konsep Diri: teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku.
Jakarta: Arcan.
Dewi, Rosmala, 2010. Penelitian pendidikan ( Desain emperikal dan PTK ).
M edan: Pasca Sarjana UNIM ED.
Konseling Indonesia, ( Online ), ( http://konselingindonesia.com, diakses 13
Januari 2012 ).
Papalia, Diane E., dkk, 2008. Human development ( Psikologi perkembangan ).
Jakarta: Kencana
Prayitno, 2004. Layanan bimbingan dan konseling kelompok ( Dasar dan Profil )
Jakarta: Rineka Cipta.
, 1995. Layanan bimbingan dan konseling kelompok ( Dasar dan Profil )
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Salbiah., dkk, ( online ), ( http://duniapsikologi.dagdigdug.com, diakses 14
Januari 2012 ).
Saleh, Samsubar, 2004. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: UPP ( Unit Penerbit dan
Percetakan ).
Sarwono, Sarlito, W, 2011. Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto, 2010. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Sudjana, 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Tanjung, Bahdin Nur dan H. Ardial, 2005. Pedoman penulisan karya ilmiah
(proposal, skripsi, dan tesis ) dan mempersiapkan diri menjadi penulis
artikel ilmiah. Jakarta: Kencana.
Tohirin 2007. ( online ), ( http://ilmupsikologi.com, diakses 15 April 2012 ).
Winkel, W.S. 2004. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan.