• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT SESUAI STANDAR INDUSTRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT SESUAI STANDAR INDUSTRI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Tresna Hikmawan, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI. ... i

KATA PENGANTAR. ... ii

DAFTAR ISI. ... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR. ... viii

DAFTAR LAMPIRAN. ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Perumusan Masalah ... 7

D. Pembatasan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Definisi Istilah dan Operasional ... 9

H. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar ... 11

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 12

2. Fungsi Motivasi Belajar ... 13

3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 14

a. Faktor Internal ... 14

b. Faktor Eksternal ... 18

4. Cara memotivasi Belajar ... 19

5. Pengukuran Motivasi ... 20

B. Tinjauan Tentang Kompetensi ... 22

1. Pengertian Kompetensi ... 22

2. Standar Kompetensi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 25

(2)

Tresna Hikmawan, 2013

4. Standar Kompetensi melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut ... 31

5. Standar Kompetensi Kerja nasional (SKKNI) ... 33

C. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kompetensi ... 37

D. Asumsi dan Hipotesi ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 41

B. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 42

1. Variabel penelitian ... 42

2. Paradigma Penelitian ... 43

C. Tahapan Penelitian ... 44

D. Data dan Sumber Penelitian ... 45

1. Data Penelitian ... 45

2. Sumber Data Penelitian ... 45

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

1. Populasi Penelitian ... 45

2. Sampel Penelitian ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 48

G. Instrumen Penelitian ... 50

H. Pengujian Instrumen Penelitian ... 51

1. Uji Validitas ... 51

2. Uji Reabilitas ... 53

I. Teknik Analisis Data ... 55

1. Langkah-Langkah Analisis Data ... 55

2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor ... 56

3. Uji Normalitas Distribusi Frekwensi ... 57

4. Analisis Linearitas dan Keberartian Regresi.. ... 59

5. Analisis Korelasi ... 62

6. Pengujian Hipotesis ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Instrumen ... 64

(3)

Tresna Hikmawan, 2013

1. Data Variabel X... 65

2. Data Variabel Y... 66

C. Analisis Data Hasil Penelitian ... 67

1. Uji Normalitas ... 68

2. Analisis Linearitas dan Keberartian Regresi. ... 68

3. Uji Kolerasi ... 69

4. Pengujian Hipotesis ... 70

D.Analisis Data Hasil Penelitian ... 71

1. Gambaran Umum Motivasi Belajar Sisiwa ( Variabel X) ... 71

2. Gambaran Umum Kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut Sesuai Standar Industri ... 72

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

1. Motivasi belajar ... 75

2. Kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut Sesuai Standar Industri ... 76

3. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut Sesuai Standar Industri ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 79

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(4)

Tresna Hikmawan, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kenyataan bahwa sektor pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa, membuat pemerintah selalu berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang baru, memperbaiki kurikulum, meningkatkan kemampuan para pendidik, serta memperbaiki sarana dan prasarana penunjang pendidikan.

Dalam pendidikan formal, belajar menunjukan adanya perubahan positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) yang merupakan suatu lembaga pendidikan formal dimana lulusannya dipersiapkan memasuki dunia kerja dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan kemampuan industri.

(5)

Tresna Hikmawan, 2013

akan tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang pemesinan akan semakin meningkat.

SMK Negeri 6 Kota Bandung merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan dengan program teknik pemesinan di dalamnya yang salah satu kompetensinya yaitu melakukan pekerjaan dengan mesin bubut. Tentu saja lulusan-lulusan yang dihasilkannya harus bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam hal membubut dengan kualitas sesuai standar yang ditetapkan industri, karena lulusan-lulusan seperti inilah yang memang dibutuhkan industri saat ini.

Selama melakukan PLP di SMK Negeri 6 Bandung, penulis ditugaskan untuk mendampingi siswa selama melakukan praktek pemesinan. Secara umum hasil praktek para siswa memang masih belum sesuai harapan karena masih ada beberapa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM. Adapun data nilai hasil praktek dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 1.1 Nilai Hasil Praktek Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut Siswa Kelas X 2010/2011

Interval nilai

Kelas Persentase

(%)

Predikat X TPM 1 X TPM 2 X TPM 3 X TPM 4

X ≥ 95 0 0 0 0 0 Baik Sekali

85 ≤ X < 95 9 11 11 10 30.6 Baik

75 ≤ X < 85 20 18 20 16 55.2 Cukup

X < 75 6 4 4 5 14.2 Kurang

Jumlah 35 33 35 31 100

(6)

Tresna Hikmawan, 2013

Berdasarkan tabel di atas, jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai baik sejumlah 41 orang atau setara dengan 30.6 %, sedangkan peserta didik yang mendapatkan nilai cukup sejumlah sejumlah 74 orang atau setara dengan 55.2 %, serta peserta didik yang mendapatkan nilai kurang sejumlah 19 orang atau setara 14.2 %. Berdasarkan data tersebut, ternyata masih ada peserta didik yang belum memenuhi KKM (75). Keadaan tersebut menggambarkan bahwa hal ini tidak begitu menggembirakan bagi semua pihak karena akan berpengaruh terhadap pencapaian kelulusan.

Hal tersebut tentu belum cukup bagi peserta didik untuk terjun di dunia industri secara langsung, karena persaingan menuju dunia industri di kalangan siswa SMK menuntut peserta didik harus memperoleh nilai yang tidak hanya memenuhi Kriteria Kelulusan Minimun saja, melainkan dengan standar kelulusan yang baik agar memenuhi kriteria yang memang dibutuhkan industry yang diantaranya kompetensi pengetahuan, kemampuan, perilaku serta pengalaman.

Pada kenyataannya, gambaran siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung selama melakukan pekerjaan dengan mesin bubut saat penulis melakukan observasi ialah sebagai berikut :

1. Masih ada siswa yang meminta temannya untuk mengerjakan job kerjanya agar hasilnya lebih baik.

(7)

Tresna Hikmawan, 2013

3. Penguasaan anak terhadap teori dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut masih kurang, sehingga mereka kesulitan saat mengerjakan job kerja.

4. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswanya saat berlangsungnya proses belajar

Dengan sarana prasarana yang dapat dikatakan memadai, seharusnya siswa dapat memenuhi standar kelulusan yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Tinggal keingingan atau motivasi belajar siswa SMK itu sendiri agar hasil yang diharapkan dalam kompetensi ini yang tergambarkan saat melakukan pekerjaan dengan mesin bubut sesuai dengan standar industi dapat tercapai.

Terkait dengan pernyataan di atas, maka perlu kiranya terjadi suatu proses belajar yang baik guna menunjang hal tersebut. Hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor mulai dari faktor eksternal dan internal seperti yang dikemukakan Slameto (2010: 54) bahwa “faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern”.

(8)

Tresna Hikmawan, 2013

seseorang akan meningkat apabila terlihat adanya hubungan antara kegiatan yang dilakukan dengan tujuan yang akan dicapai”.

Hal – hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan sekolah misalnya guru di samping mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang diajarnya. Banyak siswa yang tidak termotivasi belajar mengakibatkan hasil belajarnya menurun, oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar.

Spencer Jr, Lyle M. PhD, memberikan sebuah definisi bahwa kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang (individu) yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak, membuat generalisasi terhadap segala situasi yang dihadapi, serta bertahan cukup lama dalam diri manusia.

Syaodih (Riduwan, 2008:200) membedakan pengertian motif dan motivasi sebagai berikut:

Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong atau menggerakkan individu untuk bertindak mencapai tujuan dan motivasi merupakan suatu kondisi yang tercipta atau diciptakan sehingga membangkitkan atau memperbesar motif pada seseorang.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa motif yang dimiliki seseorang dapat digunakan untuk membentuk suatu kompetensi yang dapat dijadikan sebagai tujuan yang ingin dicapai.

(9)

Tresna Hikmawan, 2013

pekerjaan dengan mesin mesin bubut yang sesuai standar industi pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung dalam suatu penelitian berjudul : “ Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kompetensi Melakukan Pekerjaan

Dengan Mesin Bubut Sesuai Standar Industi”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk menjelaskan aspek-aspek permasalahan yang akan timbul dan diteliti lebih lanjut, sehingga akan memperjelas arah penelitian. Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Masih ada siswa yang meminta job kerjanya dikerjakan siswa lainnya. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, sehingga siswa lebih memilih siswa lain untuk mengerjakan jobnya agar hasilnya bagus.

b. Kurangnya motivasi siswa selama pembelajaran melakukan pekerjaan dengan mesin bubut. Hal ini ditandai dengan kurang aktifnya siswa untuk bertanya kepada guru ketika mendapat kesulitan. Siswa lebih memilih untuk meminta bantuan kepada temannya untuk mengurangi kesulitan tersebut.

(10)

Tresna Hikmawan, 2013

d. Kurang siapnya siswa selama proses pemelajaran belangsung baik dari segi teori maupun praktek yang membuat mereka kesulitan selama melakukan praktek.

e. Strategi mengajar guru ketika memberikan materi pelajaran kurang menarik perhatian siswa.

f. Tuntutan industri yang mengharuskan lulusan SMK memiliki kompetensi sesuai yang diharapkan.

C. Perumusan Masalah

Supaya memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka penulis perlu merumuskan masalah penelitian. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut “seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut sesuai standar industri”

D. Pembatasan Masalah

Merujuk pada rumusan masalah dan untuk mencapai sasaran dalam tujuan penelitian sehingga tidak mengarah pada ruang lingkup yang lebih luas, maka peneliti membatasi pengkajian permasalahan yaitu:

a. Motivasi yang dimaksud ialah motivasi belajar yang ada dalam diri siswa ketika mengikuti poses pembelajaran

(11)

Tresna Hikmawan, 2013 E. Tujuan penelitian

Penelitian dirumuskan karena memiliki tujuan, maka penulis terlebih dahulu merumuskan tujuan yang terarah dari penelitian. Adapun rumusan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh gambaran nyata mengenai motivasi belajar siswa SMKN 6 Bandung pada saat proses pembelajaran melakukan pekerjaan dengan mesin bubut sedang berlangsung

b. Memperoleh gambaran nyata mengenai kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut ssuai standar industri siswa di SMKN 6 Bandung.

c. Memperoleh gambaran nyata tentang pengaruh motivasi belajar terhadap kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut sesuai standar industry siswa SMK Negeri 6 Bandung.

F. Manfaat penelitian

Bertitik tolak dari tujuan penelitian diatas, maka setelah penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang

baik dalam rangka perbaikan proses belajar pada kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut agar tercapai sesuai standar industi.

2. Bagi guru, sebagai bahan evaluasi untuk lebih memperhatikan aspek motivasi belajar siswa agar terjadi proses belajar yang baik sehingga dapat tercapainnya kompetensi yang ingin dicapai.

(12)

Tresna Hikmawan, 2013

G. Definisi Istilah dan Operasional

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam mamahami permasalahan pada penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah dan variabel penelitian, yaitu :

1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 849 ), dalam hal ini kaitannya dengan pengaruh motivasi belajar terhadap kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut sesuai standar industi.

2. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2006: 75). Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut agar dihasilkan hasil yang sesuai dengan standar industi.

(13)

Tresna Hikmawan, 2013

H. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam sebuah penelitian berpern sebagai pedoman penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan pada penelitian terbagi kedalam lima bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN : berisi latar belakang masalah, identifikasi

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA : berisi landasan teori, anggapan dasar, dan

hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN : berisi metode penelitian,

paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, teknis analisis data, dan pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN : berisi uraian dan

pembahasan hasil penelitian yang diperoleh meliputi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN : berisi penjelasan kesimpulan dari

(14)

Tresna Hikmawan, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, dimana metode ini merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga dapat dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam suatu penelitian, metode tersebut adalah Metode Eksperimen, Metode Ex Post Facto, Metode Deskriptif dan Metode Historis. Tiap jenis metode penelitian memiliki ciri khas masing-masing yang berbeda satu sama lainnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, ”….. yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan”

(Arikunto, 2010: 3). Data yang diperoleh kemudian diolah, ditafsirkan, dan disimpulkan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara eksak dan menganalisis datanya menggunakan perhitungan statistik.

Sebagaimana yang dikatakan Sukardi (best, 1982: 119) menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

(15)

Tresna Hikmawan, 2013

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk pemecahan masalah yang terjadi masa sekarang melalui langkah-langkah pengumpulan, penyusunan, penjelasan dan penganalisaan data.

B. Variabel dan Paradigma Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161) menyatakan bahwa "variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian". Variabel penelitian secara garis besar dapat dibagi dua kategori yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

a. Variabel bebas (independent) yaitu variabel perlakuan atau variabel yang sengaja dimanipulasi untuk diketahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa (Variabel X).

b. Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang timbulnya akibat variabel bebas atau respon dari variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kompetensi melaksanakan pekerjaan dengan mesin bubut sesuai standar industri (variable Y).

Gambar 3.1. Hubungan Variabel Penelitian Variabel X

Motivasi belajar siswa kompetensi melakukan

pekerjaan dengan mesin bubut sesuai standar industri

(16)

Tresna Hikmawan, 2013 2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah alur pemikiran mengenai objek penelitian dalam sebuah proses penelitian. Menurut Sugiyono (2007: 42) menyatakan bahwa: Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan

antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Untuk memperjelas gambaran variabel penelitian penulis menyusun penelitian secara sistematik dalam bentuk paradigma penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian

Saran

Motivasi belajar siswa (Variabel X)

Aspek yang diungkap :

1. Durasi kegiatan 2. Frekwensi kegiatan 3. Persistensi

4. Ketabahan 5. Devosi

6. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai

7. Tingkat kualifikasi prestasi 8. Arah sikap kegiatan

(Variabel Y)

Aspek yang diungkap :

(17)

Tresna Hikmawan, 2013

Keterangan :

: Ruang lingkup penelitian : Alur penelitian

C. Tahapan penelitian

Untuk mengetahui langkah dalam proses penelitian, maka digunakan alur atau tahapan penelitian. Tahapan penelitian yang menjadi acuan untuk melaksanakan penelitian ini digambarkan pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Tahapan Penelitian : Ruang lingkup penelitian

Survey awal Studi Literatur

Perumusan Masalah

Merumuskan Anggapan Dasar

Memilih pendekatan

Menentukan variabel

Mengumpulkan data

Analisi data

Kesimpulan dan Saran Memilih Masalah

Menentukan sumber data

(18)

Tresna Hikmawan, 2013

D. Data dan Sumber Penelitian

1. Data Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161) menyatakan bahwa: “Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka.”

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah:

a. Data tentang motivasi belajar yang dimiliki siswa SMK Negeri 6 Bandung kelas X Teknik Permesinan, yang diambil melalui penyebaran angket kuisoner tentang motivasi belajar kepada siswa selaku responden sebagai data variabel X.

b. Data hasil tes praktek siswa pada kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut sebagai data untuk variabel Y.

2. Sumber Data Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:172), “Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh.”

Berdasarkan kutipan di atas maka sumber data yang utama dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X program keahlian teknik pemesinan SMK Negeri 6 Bandung Tahun ajaran 2011/2012.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

(19)

Tresna Hikmawan, 2013 2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti” (Arikunto, 2010: 174). Agar sampel yang diambil representatif, maka diperlukan teknik pengambilan sampel. Penentuan sampel perlu dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mendapatkan data yang benar, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipercaya. Menurut Suharsimi Arikunto (2002 :112) bahwa : Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap objek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik”.

Anggota populasi dalam penelitian ini adalah 144 orang siswa dari 4 kelas yang ada di kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 6 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012, maka peneliti menentukan sampel sebesar 25 % dari 144 siswa, yaitu 25 % x 144 = 36 siswa

Selanjutnya Suharsimi Arikunto (2009 : 95) menyatakan bahwa teknik-teknik sampling, antara lain :

(20)

Tresna Hikmawan, 2013

satu ciri. Dengan demikian sampel yang dikehendaki dapat diambil secara sembarang (acak).

2. Sampling kelompok (cluster sampling), digunakan peneliti apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok yang mempunyai ciri sendiri-sendiri.

3. Sampling berstrata atau sampling bertingkat (stratified sampling), digunakan oleh peneliti apabila di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok subjek dan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain tampak adanya strata atau tingkatan.

4. Sampling bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertim-bangan tertentu didalam pengambilan sampelnya.

5. Sampling daerah atau sampling wilayah (area sampling), yakni pengam-bilan anggota sampel dengan mempertimbangkan wakil-wakil dari daerah-daerah geografis yang ada.

6. Sampling kembar (double sampling), yaitu pengambilan sampel yang dila-kukan oleh peneliti dengan jumlah sebanyak dua kali ukuran sampel yang dikehendaki. 7. Sampling berimbang (proportional sampling).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel proporsional acak. Sampel proporsional acak dimaksudkan untuk mendapatkan sampel berdasarkan banyaknya anggota dari setiap kelas.

S. Nasution (1987 : 116) menyatakan, bahwa :

(21)

Tresna Hikmawan, 2013

bagi suatu unsur untuk dipilih tidak mempengaruhi kesempatan unsur-unsur lain untuk dipilih.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara sampel proporsional acak sederhana dengan cara diundi tanpa pengembalian. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) kelas, lalu dari tiap kelas tersebut akan dicari sampel-nya. Sampel dari tiap kelas diambil dengan cara diundi dengan nomor, nomor yang terambil maka individu itu menjadi sampel dari kelasnya. Jumlah sampel tiap kelas diambil menurut proporsi dari anggota siswa tiap kelas dengan jumlah populasi dikalikan jumlah sampel dari populasi, dapat dirumuskan sebagai berikut :

Sampel Tiap Kelas = Jumlah Sampel

Populasi jumlah sampel dari tiap kelas tersebut, yang berjumlah 36 orang siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

(22)

Tresna Hikmawan, 2013

meneliti”. Untuk memperoleh data yang diperlukan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Angket (Kuesioner)

Menurut S Nasution (1987: 165) ”Angket atau questionnaire adalah alat penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden.” Sejalan dengan pendapat S Nasution, Suharsimi Arikunto (2010: 194) menyatakan bahwa “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa angket adalah daftar pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang disusun secara tertulis untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan dari sumber data atau responden untuk mendapatkan jawaban/tanggapan.

Penulis memilih instrumen angket karena dianggap sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti dan jenis data yang diperlukan, yaitu tingkat motivasi belajar siswa pada kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut. b. Observasi

(23)

Tresna Hikmawan, 2013 G. Instrument Penelitian

Menurut Arikunto (2010 : 203) menyatakan bahwa,” Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”

Instrument penelitian ini disusun berdasarkan kisi-kisi penelitian berupa variable-variabel penelitian yang selanjutnya dituangkan pada instrument penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan pedoman observasi. Dari angket diharapkan diperoleh data utama yang berhubungan dengan masalah penelitian yang ditujukan pada siswa kelas X Teknik Pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung. Angket yang dipilih dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang disusun menurut skala likert, Salim (Riduan, 2008: 87) mengatakan bahwa:

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala social. Dengan skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable, kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

(24)

Tresna Hikmawan, 2013

Tabel 3.1 Kriteria Skor Angket pada skala likert

Pertanyaan

Sedangkan untuk mengetahui gambaran kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut digunakan instrument berupa pedoman observasi berupa pengamatan saat tes tindakan sesuai dengan instrument pengamatan yang telah disusun.

H. Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrument penelitian bertujuan untuk menguji validitas dan realibilitas instrument agar dapat memberikan gambaran atau hasil yang dapat dipercaya untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan. Karena instrument pertamayang digunakan ialah berupa angket, pengujian-pengujian dan analisis yang perlu dilakukan dalam format angket adalah:

1. Uji Validitas

Suatu instrumen pengumpul data dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkap data dari variabel penelitian secara tepat.

Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas ini adalah rumus korelasi Product Momen sebagai berikut :

(25)

Tresna Hikmawan, 2013

dimana: r hitung = koefisien korelasi

ΣX = jumlah skor item X

ΣY = jumlah skor item Y

ΣXY = jumlah hasil kali dari skor item X dan skor item Y

n = jumlah responden

ΣX2

= jumlah kuadrat dari skor item X ΣY2

= jumlah kuadrat dari skor item Y

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir (anabut) sehingga perhitungan merupakan perhitungan setiap item. Hasil perhitungan product momen dengan taraf keberartian (signifikasi) 5% atau tingkat kepercayaan 95%. Untuk mengetahui taraf signifikasi dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut :

t = r

2 1

2 r n

 

(Sugiyono, 2010 : 230)

dimana :

t = uji signifikasi korelasi

r = koefisien korelasi yang telah dihitung n = jumlah responden

(26)

Tresna Hikmawan, 2013

Kriteria pengujian untuk mengevaluasi taraf signifikan tersebut untuk thitung > ttabel, pada taraf signifikan α = 0,05. Ini berarti bahwa item tersebut signifikan dan jika

tidak terpenuhi dianggap tidak signifikan.

2. Uji Realibilitas

“Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik,” (Arikunto, 2010: 221).

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini, menggunakan rumus alpha. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2010 : 227)

Setelah didapatkan perhitungan varian tiap butir, kemudian menghitung besar varian total dengan menggunakan rumus :

(27)

Tresna Hikmawan, 2013

2

Y = jumlah kuadrat skor tiap responden

 

2

Y = jumlah kuadrat skor responden

N = jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah menghitung reliabilitas dengan rumus alpha, yaitu :

(Suharsimi Arikunto, 2010 : 239)

Dengan ketentuan :

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

2n = jumlah varian tiap butir

t

2

= varian total

Setelah didapatkan perhitungan reliabilitasnya, kemudian harga r1 dikonsul-tasikan dengan indeks korelasi, yaitu :

0,800 < r ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi 0,600 < r ≤ 0,800 : reliabilitas tinggi 0,400 < r ≤ 0,600 : reliabilitas cukup 0,200 < r ≤ 0,400 : reliabilitas rendah

0,000 < r ≤ 0,200 : reliabilitas sangat rendah (tak berkolerasi)

Dari perhitungan korelasi seluruh item tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga kritis product momen dengan taraf kepercayaan 95%. Setelah didapatkan harga thitung kemudian dibandingkan dengan ttabel . Dengan kata lain bahwa angket dapat dikatakan reliabel jika thitung > ttabel ,dan sebaliknya dikatakan reliabel apabila thitung < ttabel.

(28)

Tresna Hikmawan, 2013 I. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan statistik, meng-hitung korelasi, regresi, uji perbedaan, dan lain-lain.

1. Langkah-langkah Analisis Data

Teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab perumusan terhadap masalah yang diajukan. Setelah data terkumpul dari hasil pengum-pulan data, maka pekerjaan selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. G.E.R. Burroughs dalam Suharsimi Arikunto (2010: 279) mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut :

a. Tabulasi data (the tabulation of the data). b. Penyimpulan data (the summarizing of data). c. Analisis data untuk tujuan testing hipotesis d. Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan

Sebelum hal di atas, menurut Arikunto (2010; 278) pekerjaan analisis data yang dilakukan oleh penulis meliputi beberapa langkah persiapan yaitu :

1) Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi. Apalagi kalau instrumennya anonim, perlu sekali dicek sejauh mana atau identitas apa saja yang sangat diper-lukan bagi pengolahan data lebih lanjut.

2) Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data.

(29)

Tresna Hikmawan, 2013

4) Merubah data ordinal pada variabel bebas yakni motivasi belajar siswa dalam mengikuti praktek pemesinan melakukan pekerjaan dengan mesin bubut (variabel X) menjadi data interval dengan cara memberikan bobot nilai terhadap setiap pertanyaan pada setiap angketnya. Sedangkan untuk variabel terikat yakni hasil belajar melakukan pekerjaan dengan mesin bubut (variabel Y) sudah berupa data interval.

5) Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, maksudnya adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian yaitu pola analisis korelasional.

2. Pengolahan skor Mentah Menjadi T-Skor

Langkah-langkah pengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar sebagai berikut :

1. Menghitung skor rata-rata (Mean), dengan rumus :

n X M  i ,

n Y

M   i (Syafaruddin Siregar, 2004 : 22)

Keterangan : M = mean ΣXi = jumlah skor item variabel X ΣYi = jumlah skor item variabel Y

2. Menghitung harga simpangan baku dengan rumus :

1 )

( 2

  

n M X

SD i (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)

(30)

Tresna Hikmawan, 2013

Hasil perhitungan dari T-skor digunakan untuk perhitungan selanjutnya.

3. Uji Normalitas Distribusi Frekwensi

Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji normalitas distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :

Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan Rentang Skor ( R )

R = skor terbesar – skor terkecil (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)

2. Menentukan Banyaknya Kelas Interval (i) dengan menggunakan aturan Sturgesrs

n

i 1 3,3log (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)

3. Menentukan Panjang Kelas Interval ( p )

i R

p  (Syafaruddin Siregar, 2004 : 25)

4. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi 5. Menghitung Nilai Rata-Rata (M)

fi

6. Menghitung Simpangan Baku (SD)

(31)

Tresna Hikmawan, 2013

7. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi untuk Harga-Harga yang Diperlukan dalam Uji Chi-Kuadrat (χ2)

a. Menentukan Batas Atas (Ba) dan Batas Bawah (Bb) Kelas Interval Bb = skor terendah

Ba = skor tertinggi

b. Menentukan Z dengan rumus :

Z =

SD M Bk

(Syafaruddin Siregar, 2004 : 86)

c. Mencari Batas Luas Tiap Kelas Interval (Lo) dengan Menggunakan Daftar F (luas di bawah lengkung normal standar normal dari 0 ke Z)

d. Mencari Luas Tiap Kelas Interval (Li)

Li = L1 - L2 (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87) e. Mencari Harga Frekuensi Harapan (ei)

i i

i L f

e . (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87) f. Menghitung Nilai Chi Kuadrat (χ2)

2

g. Menentukan normalitas data tiap variabel

Dari tabel perhitungan untuk (χ2), dengan α = 0,05 dan dk = k

-3, maka didapat χ2

tabel 0,95 (dk), berdasarkan hal tersebut bandigkat χ2tabel dengan χ2hitung

(32)

Tresna Hikmawan, 2013

parametik jika data berdistribusi normal dan menggunakan perhitungan non parametik jika data berdistribusi tidak normal.

4. Analisis Linieritas Dan Keberartian Regresi

1) Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubu-ngan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y). Model regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut :

X yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan rumus :

2

(33)

Tresna Hikmawan, 2013

2) Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi

Uji kelinieran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat-jumlah kuadrat yang disebut sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung menurut Syafaruddin Siregar (2004, 202 – 211) sebagai berikut :

a) Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus :

JKt =

 

b) Menghitung jumlah kuadrat regresi a dengan rumus :

n

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan rumus :

d) Mengitung jumlah kuadrat sisa (JKs) dengan rumus : JKs = JKt – JKa– JKreg

e) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKE) dengan rumus :

f) Menghitung jumlah kuadrat ketidak cocokan JK (TC) dengan rumus : JKTC = JKS – JKE

g) Semua besaran di atas dapat diperoleh dalam tabel analisis varians (ANAVA).

(34)

Tresna Hikmawan, 2013

Tabel 3.2 Analisis Varians (ANAVA) Regresi

Sumber

h) Membuat grafik linieritas variabel X dan variabel Y

Yˆ= a + bX

Variabel Y

(35)

Tresna Hikmawan, 2013

5. Analisis Korelasi (Uji Keberartian)

Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji t-student, sebagai berikut :

2

Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n-2 , dan jika thitung < ttabel , maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti.

Perhitungan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya prosentase kontribusi variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

KD = r2 x 100% (Sudjana, 2002 : 369)

6. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menerima hipotesis kerja (HA). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui interpolasi dengan dk = n – 2 untuk harga t1 dan t2 dengan mengambil taraf kepercayaan 1 =

Kriteria pengujian: Jika p-v < 0,05, maka tolak H0 dan terima HA

(36)

Tresna Hikmawan, 2013

HA : ρ = 0 artinya “Motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut sesuai standar industri”.

(37)

Tresna Hikmawan, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang diperoleh dari pengujian hipotesis, maka selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan bekenaan dengan masalah yang telah diajukan pada bab sebelumnya. Dari hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran motivasi belajar siswa kelas X TPM di SMKN 6 Bandung terhadap kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, secara umum memiliki gambaran motivasi belajar pada kategori cukup.

2. Kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut sesuai standar industri siswa kelas X TPM di SMKN 6 Bandung berada pada kategori cukup.

3. Motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut sesuai standar industri.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa SMKN 6 Bandung

(38)

Tresna Hikmawan, 2013

b) Hendaknya penguasaan materi serta keterampilan dalam mengoperasikan mesin bubut lebih di tingkatkan, karena keduanya akan sangat berguna ketika terjun langsung di dunia industri nanti. 2. Bagi Guru SMKN 6 Bandung

(39)

Tresna Hikmawan, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Hasanudin, A.S. (2009). Hubungan Bimbingan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Dengan Motivasi Belajar Siswa Di Smk Negeri 2 Bandung Pada Program Diklat Gambar Teknik. Skripsi Pada FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Munawar, W. (2010). Bahan Kuliah Sistem Evaluasi PTK, [Online], Tersedia: http://directoryfile.upi.edu/ [6 Januari 2012]

Nasution, S. (1987). Metode research. Bandung: Jemmars

Siregar, S. (2004). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Grasindo. Slameto. (2010). Belajar dan Fakto-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sucia (2011), Kontribusi Kompetensi Gambar Teknik Terhadap Kompetensi Teknik Pemesinan Pada Peserta Didik Program Keahlian Teknik Pemesinan di SMK Negeri 6 Bandung, [Online], Tersedia: http://repository.upi.edu/operator/upload/s_tm0605805_chapter2.pdf [10

November 2011]

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(40)

Tresna Hikmawan, 2013

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Hasil Praktek Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Gambar 3.1. Hubungan Variabel Penelitian
Gambar 3.2  Paradigma Penelitian
Gambar 3.3 Tahapan Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

RPJMD Kabupaten Ende Tahun 2014-2019 disusun sebagai penjabaran amanat Undang- undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Peraturan

Agar dihadiri oleh direktur Perusahaan / pegawai yang diberikan kuasa oleh direktur dengan membawa data – data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifkasi yang

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

Hasil Praktikum Teknologi Tekstil Mahasiswa Prodi Teknik Busana.

Demikianlah Pengumuman Pemenang ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.. Sungai Penuh, 08

http://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/jefl.. English is the most important language in this globalization era. It is used by all people for international

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan 1) Latar belakang masyarakat Tuban dan Kerek pada khususnya. 2) Keberadaan batik gedhog dalam pengaruh budaya Hindu, Cina dan

[r]