• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 10 ASPEK KELEMBAGAAN - DOCRPIJM 2830331fdf BAB XBab 10 Aspek Kelembagaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab 10 ASPEK KELEMBAGAAN - DOCRPIJM 2830331fdf BAB XBab 10 Aspek Kelembagaan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 10

ASPEK KELEMBAGAAN

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPI2JM pada pemerintahan kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

(2)

bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi

(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan

pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi

dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.

(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2JM sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

(3)

Gambar 7.1

Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen

kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand

Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

(4)

pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah di mulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :

1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

(5)

Gambar 7.2

Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

(6)

memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2JM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar

Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang kePU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2JM.

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan

Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan

Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi

Pegawai Negeri Sipil

(7)

yang harus diperhatikan adalah beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2. Kondisi Kelembagaan Saat Ini

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kota Surakarta yang menangani bidang Cipta Karya.

10.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya. Kelembagaan yang tercantum di bawah ini merupakan unsur inti dari kelmbagaan yang menangani RPI2JM Bidang Cipta Karya.

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan.

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan kesekretariatan badan;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan; c. Perencanaan penataan ruang dan prasarana kota;

(8)

e. Perencanaan bidang sosial budaya; f. Pengelolaan data dan laporan;

g. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan; h. Penyelenggaraan sosialisasi;

i. Pembinaan jabatan fungsional. Susunan Organisasi

(1) Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari : a. Kepala.

b. Sekretariat, membawahkan :

 Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.  Subbagian Keuangan;

 Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Penataan Ruang dan Prasaran Kota, membawahkan :  Subbidang Penataan Ruang dan Lingkungan;

 Subbidang Prasarana Kota. d. Bidang Ekonomi, membawahkan :

 Subbidang Investasi dan Keuangan;  Subbidang Pengembangan Dunia Usaha. e. Bidang Sosial Budaya, membawahkan :

 Subbidang Pemerintahan dan Kependudukan;  Subbidang Kesejahteraan Rakyat.

f. Bidang Data dan Pelaporan, membawahkan :  Subbidang Data dan Dokumentasi;  Subbidang Evaluasi dan Pelaporan.

g. Bidang Penelitian dan Pengembangan, membawahkan :  Subbidang Sosial, Budaya dan Pemerintahan;  Subbidang Ekonomi dan Prasarana Kota. h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

(9)

(4) Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

(10)

KEPALA

Sekretariat

Bidang Penataan ruang dan

prasarana kota Data dan pelaporan

Subbidang Data dan dokumentasi

Subbidang

(11)

2. Badan Lingkungan Hidup

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang erkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah

(2) Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup.

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Badan Lingkugan Hidup menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan kesekretariatan badan;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan; c. Pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan;

d. Pemantauan dan pemulihan lingkungan;

e. Pematuhan hukum lingkungan dan pengembangan kapasitas; f. Penyelenggaraan sosialisasi;

g. Pembinaan jabatan fungsional. Susunan Organisasi

(1) Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup, terdiri dari : a. Kepala.

b. Sekretariat, membawahkan :

 Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.  Subbagian Keuangan;

 Subbagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup, membawahkan :  Subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup;

 Subbidang Dokumen Lingkungan Hidup.

d. Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam, membawahkan :

 Subbidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup;  Subbidang Konservasi Sumber Daya Alam.

e. Bidang Kepatuhan Hukum dan Pengembangan Kapasitas, membawahkan  Subbidang Kepatuhan Hukum;

(12)

(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;

(3) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan;

(4) Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris;

(13)

Gambar 7.4

Bagan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta

(14)

3. Dinas Pekerjaan Umum

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Dinas Pekerjaan Umum dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah;

(2) Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum;

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan; c. Pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan jalan, jembatan dan

pengelolaan peralatan;

d. Pembangunan, operasi dan pemeliharaan drainase;

e. Pembangunan dan pemeliharaan gedung-gedung pemerintah dan rumah dinas;

f. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian perumahan dan pemukiman serta pengelolaan rumah sewa;

g. Penyelenggaraan sarana prasarana dan pelayanan pemadaman kebakaran; h. Penyelenggaraan sosialisasi;

i. Pembinaan jabatan fungsional;

j. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Susunan Organisasi

(1) Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari : a. Kepala.

b. Sekretariat, membawahkan :

 Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.  Subbagian Keuangan;

 Subbagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Bina Marga, membawahkan :

 Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;  Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan d. Bidang Drainase, membawahkan

 Seksi Pembangunan Drainase;

(15)

e. Bidang Cipta Karya, membawahkan :

 Seksi Gedung Pemerintahan dan Rumah Dinas;  Seksi Perumahan dan Pemukiman.

f. Bidang Pemadam Kebakaran, membawahkan :  Seksi Manajemen Penanggulangan Kebakaran;  Seksi Peralatan.

g. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(3) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

(4) Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

(16)

Gambar 7.5

Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta

(17)

4. Dinas Tata Ruang Kota

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Dinas Tata Ruang Kota dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(2) Dinas Tata Ruang Kota mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pengembangan Kota dan Tata Ruang Kota.

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Dinas Tata Ruang Kota menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaan kesekretariatan dinas;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan pelaporan; c. Pengendalian pengembangan kota;

d. Pengendalian tata ruang kota;

e. Penyelenggaraan pemanfaatan ruang; f. Pengendalian tata bangunan dan lingkungan;

g. Penyelenggaraan konservasi bangunan cagar budaya; h. Penyelenggaraan sosialisasi;

i. Pembinaan jabatan fungsional. Susunan Organisasi

(1) Susunan Organisasi Dinas Tata Ruang Kota, terdiri dari : a. Kepala.

b. Sekretariat, membawahkan :

 Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.  Subbagian Keuangan;

 Subbagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Tata Ruang, membawahkan :

 Seksi Perencanaan Tata Ruang;

 Seksi Evaluasi dan Pengendalian Tata Ruang. d. Bidang Pemanfaatan Ruang, membawahkan :

 Seksi Kawasan Konservasi;

 Seksi Tata Guna Tanah dan Ruang Hijau.

e. Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan, membawahkan :  Seksi Tata Bangunan dan Lingkungan;

(18)

 Seksi Pemeliharaan, dan Perlindungan Bangunan Cagar Budaya;  Seksi Revitalisasi Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(3) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

(4) Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

(19)

Gambar 7.6

Bagan Organisasi Dinas Tata Ruang Kota Kota Surakarta

KEPALA Tata guna tanah dan

(20)

5. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

(1) Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(2) Dinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang kebersihan, pertamanan, pemakaman, penerangan jalan dan pengelolaan sampah.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Dinas

Kebersihan dan Pertamanan menyelenggarakan fungsi: a. Penyelenggaan kesekretariatan dinas;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan pelaporan; c. Pengelolaan kebersihan lingkungan dan pendapatan;

d. Pelaksanaan pengelolaan taman, pemeliharaan jaringan, perkuburan umum dan penerangan jalan;

e. Penyelenggaraan pengelolaan sampah; f. Penyelenggaraan sosialisasi;

g. Pembinaan jabatan fungsional. Susunan Organisasi

(1) Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan, terdiri dari a. Kepala.

b. Sekretariat, membawahkan :

 Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.  Subbagian Keuangan;

 Subbagian Umum dan Kepegawaian; c. Bidang Kebersihan, membawahkan :

 Seksi Kebersihan Kota;

 Seksi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan.

d. Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan, membawahkan :  Seksi Pertamanan;

 Seksi Penerangan Jalan.

e. Bidang Pemakaman Umum, membawahkan :  Seksi Pelayanan Pemakaman;

(21)

 Seksi Angkutan Sampah;  Seksi Pengelolaan Sampah. g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(3) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

(4) Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

(22)

VII-22

Gambar 7.7

Bagan Organisasi Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Surakarta

(23)

VII-23

10.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Tabel 7.1

Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kota Surakarta

No. Instansi Peran Instansi dalam

Pembangunan Bidang CK

Unit/ Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK

Bidang Pengendalian Ruang

4 Badan Lingkungan Hidup Sanitasi lingkungan Bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup 5 Dinas kebersihan dan

pertamanan

Sanitas lingkungan terkait dengan persampahan

Bidang kebersihan

Tabel 7.2

Inventarisasi Instansi Bidang Cipta Karya di Kota Surakarta

No. Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP

1 Pengembangan Permukiman

a. Dinas Tata Ruang Kota Surakarta

penyusunan rencana detail tata ruang, penyusunan rencana teknis ruang dan penyusunan rencana zonasi

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(24)

VII-24

No. Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP perumahan dan pemukiman

2 Penataan Bangunan dan Lingkungan

a. Dinas Tata Ruang Kota Surakarta

penyusunan rencana detail tata ruang, penyusunan rencana teknis ruang dan penyusunan rencana zonasi

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta

penyusunan perencanaan tata ruang dan lingkungan

c. DPU bidang Cipta Karya

Pelaksanaan pengaturan,

penyelenggaraan dan pengawasan perumahan dan pemukiman 3 Pengembangan Air

Minum

a. PDAM Kota Surakarta Sebagai penyedia, pengelolaan layanan air bersih di Kota Surakarta 4 Pengembangan PLP a. DPU bidang drainase Khususnya di bidang drainase,

sebagai pe pengangkutan dari TPS sampai ke TPA dan

 pengelola sarana prasarana persampahan

5 SOP Non-Teknis a. Dinas Tata Ruang Kota Surakarta

penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan rinci tata ruang dan perencanaan kawasan strategis kota

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan perencanaan di bidang penataan ruang dan lingkungan, serta prasarana kota

c. DPU bidang Cipta Karya

Pengawasan terhadap pelaksaanaan pembangunan yang terkait dengan bidang keciptakaryaan seperti drainase, perumahan

10.2.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

(25)

VII-25

Tabel 7.3

Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan

10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan

11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara

13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN 14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

Gambar

Gambar 7.1
Gambar 7.2
Gambar 7.3  Bagan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta
Gambar 7.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan skripsi dengan judul “Peng aruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Pajak Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar

melakukan sejumlah operasi pemotongan atau pembentukan dalam beberapa stasiun kerja pada setiap langkah penekanan menghasilkan beberapa jenis pengerjaan dan setiap stasiun kerja

Perusahaan ini berlokasi di Asam-Asam berdiri pada tahun 1991 dan berpusat di jakarta, perusahaan ini memiliki prosedur training yang di gunakan untuk seluruh pelatihan

a. Program Pengalaman lapangan sebagai salah satu program wajib bagi mahasiswa UNY program studi pendidikan merupakan program yang sangat tepat dan memiliki fungsi

[r]

Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba untuk membangun suatu aplikasi sistem pakar yang dapat mendiagnosa berbagai gejala-gejala penyakit yang timbul

Di dalam prakteknya perlaksanaan perlindungan hukum terhadap perempuan dan anak di bidang Kewarganegaraan menurut UU No.12 Tahun 2006b tentang Kewarganegaraan RI di Kota

Setelah dinyatakan sehat secara umum dan sehat jantung, kemudian hewan diberi perlakuan penyuntikkan kombinasi obat bius xylazine dengan dosis 2,2 mg/kg bb dan ketamine