• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 58d56ce62b BAB IIIBAB 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 3 ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 58d56ce62b BAB IIIBAB 3"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

47

BAB 3

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.1 Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

❖ Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Berisikan arahan pembangunan berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 dan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019 yang ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. Hal ini untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki landasan pembangunan yang mantap sehingga bisa terlepas dari perangkap negara menengah, sehingga mulai tahun 2025 dapat memasuki gerbang untuk menjadi negara maju pada 2030.

(2)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

48 infrastruktur perdesaan juga akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian

Gambar 3.1. Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 Sumber : Renstra Ditjen Cipta Karya 2015

❖ Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita).

(3)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

49 berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial, serta postur perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan. Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.

Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

(4)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

50 3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;

5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung; 6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah

dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan

Sasaran pembangunan perkotaan yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan 5 kawasan metropolitan baru di luar Pulau Jawa-Bali sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang diarahkan menjadi pusat investasi dan penggerak pertumbuhan ekonomi bagi wilayah sekitarnya guna mempercepat pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa;

2. Peningkatan peran dan fungsi sekaligus perbaikan manajemen pembangunan di 7 kawasan perkotaan metropolitan yang sudah ada untuk diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) berskala global guna meningkatkan daya saing dan kontribusi ekonomi;

3. Pengembangan sedikitnya 20 kota otonom di luar Pulau Jawa – Bali khususnya di KTI yang diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus urbanisasi ke Pulau Jawa yang diarahkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi bagi wilayah sekitarnya serta menjadi percotohan (best practices) perwujudan kota berkelanjutan;

4. Pembangunan 10 kota baru publik yang mandiri dan terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan metropolitan yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah serta diarahkan sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan metropolitan;

(5)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

51 ❖ Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Cipta Karya Kebijakan Umum Ditjen Cipta

Karya

Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan (Turbinwas), dan kegiatan pembangunan (Bang).

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Ditjen Cipta Karya melaksanakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan.

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

(6)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

52 e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan;

f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen Cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi Pemerintah Dareah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui program-program pemberdayaan masyarakat. Dalam membangun sistem, Ditjen Cipta Karya memberikan dukungan pembangunan infrastruktur dengan memprioritaskan sistem infrastruktur Provinsi/Kabupaten/Kota. Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan masyarakat.

(7)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

53 Pada dasarnya untuk bidang Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan dikerjakan bersama pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas pengaturan dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK), penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk dukungan perencanaan, pemberian bantuan administrasi dan teknis, supervisi serta konsultasi. Untuk tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan evaluasi kinerja. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), disertai dukungan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

(8)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

54 nasional. Di samping itu, Ditjen Cipta Karya juga melakukan kegiatan pembangunan dalam rangka pemenuhan SPM sebagai stimulan bagi Pemerintah Daerah untuk meningkatkan komitmennya dalam melakukan pembangunan infrastruktur Cipta Karya. Pemda juga bertanggung jawab atas operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang terbangun.

Ditjen Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan lingkungannya. Untuk tugas pembangunan juga ada melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk memenuhi target pencapaian SPM berupa bantuan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola hibah, yaitu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak.

(9)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

55 Sumber : Renstra Ditjen Cipta Karya 2015

Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, proses perencanaan perlu diselenggarakan dengan mengacu kepada amanat perundangan (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Presiden), baik spasial maupun sektoral. Selain itu, perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya juga memperhatikan kondisi eksisting, isu strategis, serta potensi daerah.

Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 telah ditetapkan 35 WPS yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari pinggiran dan perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritime

(10)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

56 Toba dsk); Pulau Jawa (KSPNP: Kep Seribu dsk, Kota Tua-Sunda Kelapa dsk, Borobudur dsk, dan BromoTengger-Semeru dsk); Pulau Bali- Nusa Tenggara (KSPNP: Kintamani-Danau Batur dsk, Menjangan-Pemuteran dsk, Kuta-Sanur-Nusa Dua dsk, Rinjani dsk, Pulau Komodo dsk, dan Ende-Kelimutu dsk); Pulau Kalimantan (KSPNP Tanjung Puting dsk); Pulau Sulawesi (KSPNP: Toraja dsk, Bunaken dsk, dan Wakatobi dsk); dan Kepulauan Maluku (KSPNP Raja Ampat dsk).

Kedua, diterpadukan dengan program pengembangan 22 Kawasan Industri Prioritas (KIP), yaitu Pulau Sumatera (KIP: Kuala Tanjung, Sei Mangkei, dan Tanggamus); Pulau Jawa (KIP: Tangerang, Cikarang, Cibinong, Karawang, Bandung, Cirebon, Tuban, Surabaya, dan Pasuruan); Kalimantan (KIP: Batulicin, Ketapang, dan Landak); Pulau Sulawesi (KIP: Palu, Morowali, Bantaeng, Bitung, dan Konawe); Kepulauan Maluku (KIP Buli /Halmahera Timur); dan Pulau Papua (KIP Teluk Bintuni).

Ketiga, diterpadukan dengan program Pengembangan Perkotaan KSN, PKW dan PKSN/ Kota Perbatasan yang terdiri dari Pulau Sumatera (9 PKN, 58 PKW, 4 PKSN); Pulau Jawa-Bali (12 PKN, 35 PKW); Kepulauan Nusa Tenggara (2 PKN, 10 PKW, 3 PKSN); Pulau Kalimantan (5 PKN, 25 PKW, 10 PKSN); Pulau Sulawesi (5 PKN, 27 PKW, 2 PKSN); Kepulauan Maluku (2 PKN, 11 PKW, 4 PKSN); dan Pulau (3 PKN, 11 PKW, 3 PKSN).

Keempat, diterpadukan dengan program pengembangan Tol Laut sebanyak 24 buah (pelabuhan hub dan pelabuhan feeder) yang meliputi Pulau Sumatera (Malahayati, Belawan, Kuala Tanjung, Teluk Bayur, Panjang, Batu Ampar, Jambi: Talang Duku, dan Palembang: Boom Bar); Pulau Jawa (Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Emas); Pulau Kalimantan (Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan: Kariangau, dan Pontianak); Pulau Bali dan Nusa Tenggara (Kupang); Pulau Sulawesi (Makasar, Pantoloan, Kendar dan Bitung); Kepulauan Maluku (Ternate: A. Yani dan Ambon); dan Pulau Papua (Sorong dan Jayapura).

(11)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

57 Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. RPI2-JM, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah. Pedoman penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya telah ditetapkan dalam Surat Edaran Dirjen Cipta Karya No 6/SE/DC/2014.

Dalam mewujudkan sasaran 100-0-100 diperlukan peningkatan pendanaan yang signifikan dalam bidang Cipta Karya. Diperkirakan kebutuhan dana mencapai mencapai Rp. 830 Triliun untuk mencapai sasaran tersebut dalam jangka waktu 5 tahun. Pemerintah Pusat yang selama ini mendominasi pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya pada periode 2010-2014 (66,96% dari total seluruh pendanaan pembangunan), mempunyai keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Berdasarkan prakiraan maju, baseline pendanaan pemerintah hanya cukup memenuhi 15% kebutuhan pendanaan tersebut. Berdasarkan skenario optimis maka pemerintah pusat dapat berkontribusi terhadap 30-35% dari porsi pendanaan tersebut.

(12)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

58 Gambar 3.3 Strategi Pembiayaan Gerakan 100-0-100

Masyarakat juga dapat berkontribusi melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat ataupun kegiatan swadaya masyarakat sehingga diharapkan dapat berkontribusi 13% terhadap porsi pendanaan. Dukungan pinjaman dan hibah luar negeri juga akan dimanfaatkan, meskipun porsi kontribusinya dikurangi dari 16% menjadi 7% pada tahun 2015-2019 untuk mengurangi beban hutang negara. Kebijakan kemitraan dan peningkatan partisipasi para stakeholder merupakan strategi utama dalam mewujudkan sasaran 100-0-100..

Untuk meningkatkan efektifitas pencapaian sasaran Gerakan Nasional 100-0-100 perlu juga sinergi kemitraan dengan Kementerian/Lembaga lainnya, antara lain:

❖ Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, terkait perbaikan rumah tidak

layak huni dan pembangunan Rusunawa di kawasan permukiman kumuh;

❖ Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, terkait penyediaan air baku dan

penanganan kawasan rawan genangan;

❖ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, terkait keterpaduan perencanaan

dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan nasional bidang perumahan dan permukiman serta bidang perkotaan dan perdesaan;

❖ Kementerian Kesehatan, terkait perubahan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS);

❖ Kementerian Dalam Negeri, terkait pengembangan kapasitas Pemerintah

Daerah;

❖ Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terkait pengelolaan

persampahan;

❖ Kementerian Kelautan dan Perikanan, terkait pengembangan kawasan

permukiman nelayan/pesisir dan pulau terluar;

❖ Kementeran Agraria dan Tata Ruang, terkait keterpaduan pembangunan

berdasarkan RTRW dan RDTR;

❖ Badan Nasional Pengembangan Kawasan Perbatasan, terkait pengembangan

(13)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

59

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Arahan RTRW Nasional

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPIJM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Kriteria:

i. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

(14)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

60 i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan

ekspor-impor yang mendukung PKN,

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Kriteria:

i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,

ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga,

iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau

iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: i. Pertahanan dan keamanan,

a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,

b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihanmiliter, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau

c) merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

ii. Pertumbuhan ekonomi,

(15)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

61 b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi

nasional,

c) memiliki potensi ekspor,

d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. iii. Sosial dan budaya

a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,

b) merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri bangsa, c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan

dilestarikan,

d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional, e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

a) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu

b) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir

c) memiliki sumber daya alam strategis nasional

d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. v Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

(16)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

62 c) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah

atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

d) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

e) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro f) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup g) rawan bencana alam nasional

h) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Berisikan arahan fungsi pengembangan wilayah dan indikasi program di 35 WPS. Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN.

a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

❖ Tujuan Penataan Ruang Pulau Sulawesi

a. pusat pengembangan ekonomi kelautan berbasis keberlanjutan pemanfaatan sumber daya kelautan dan konservasi laut;

b. lumbung pangan padi nasional di bagian selatan Pulau Sulawesi dan lumbung pangan jagung nasional di bagian utara Pulau Sulawesi;

(17)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

63 d. pusat pertambangan mineral, aspal, panas bumi, serta minyak dan gas bumi di

Pulau Sulawesi;

e. pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition/MICE);

f. kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan Negara Filipina dan Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup;

g. jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antar wilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah;

h. kawasan perkotaan nasional yang berbasis mitigasi dan adaptasi bencana; dan i. kelestarian kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap paling sedikit

40% (empat puluh persen) dari luas Pulau Sulawesi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Pulau Sulawesi

1) Kebijakan untuk mewujudkan pusat pengembangan ekonomi kelautan berbasis keberlanjutan pemanfaatan sumber daya kelautan dan konservasi laut,

2) Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan perikanan berbasis mitigasi dan adaptasi dampak pemanasan global

3) Strategi untuk pengembangan kawasan minapolitan dengan memperhatikan potensi lestari

4) Strategi untuk pelestarian kawasan konservasi laut yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi

(18)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

64 6) Strategi untuk pengembangan sentra pertanian tanaman pangan padi dan jagung yang didukung dengan industri pengolahan dan industri jasa untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional

7) Strategi untuk pengembangan jaringan prasarana sumber daya air untuk meningkatkan luasan lahan pertanian tanaman pangan padi dan jagung

8) Strategi untuk pemertahanan kawasan peruntukan pertanian pangan berkelanjutan 9) Kebijakan untuk mewujudkan pusat perkebunan kakao berbasis bisnis di bagian

tengah Pulau Sulawesi

10) Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industry pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan kakao yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

11) Strategi untuk pengembangan sentra-sentra perkebunan kakao dengan prinsip pembangunan berkelanjutan

12) Kebijakan untuk mewujudkan pusat pertambangan mineral, aspal, panas bumi, serta minyak dan gas bumi di Pulau Sulawesi

13) Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan pertambangan mineral berupa nikel serta minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan

14) Strategi untuk pengembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, aspal, panas bumi, serta minyak dan gas bumi dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

15) Kebijakan untuk mewujudkan pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran

16) Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

(19)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

65 18) Kebijakan untuk mewujudkan kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan Negara Filipina dan Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup 19) Strategi untuk pengembangan kawasan perbatasan negara dengan pendekatan

kesejahteraan, pertahanan dan keamanan negara, serta lingkungan hidup

20) Strategi untuk pemertahanan eksistensi 14 (empat belas) pulau kecil terluar yang meliputi Pulau Lingian, Pulau Salando, Pulau Dolangan, Pulau Bangkit (Bongkil), Pulau Mantewaru, Pulau Makalehi, Pulau Kawalusu, Pulau Kawio, Pulau Marore, Pulau Batu Bawaikang, Pulau Miangas, Pulau Marampit, Pulau Intata, dan Pulau Kakarutan sebagai titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia

21) Kebijakan untuk mewujudkan jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah

22) Strategi untuk pengembangan jaringan transportasi yang terpadu untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah, efisiensi, dan daya saing ekonomi wilayah 23) Strategi untuk pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan

aksesibilitas kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil

24) Kebijakan untuk mewujudkan kawasan perkotaan nasional yang berbasis mitigasi dan adaptasi bencana

25) Strategi untuk pengendalian perkembangan kawasan perkotaan dan wilayah pesisir yang rawan bencana

26) Strategi untuk pengembangan prasarana dan sarana perkotaan pada kawasan rawan bencana

27) Kebijakan untuk mewujudkan kelestarian kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari luas pulau Sulawesi sesuai dengan kondisi ekosistemnya

(20)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

66 29) Strategi untuk pengendalian kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu

kawasan berfungsi lindung

30) Strategi untuk pengembangan koridor ekosistem antarkawasan berfungsi konservasi

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah

a. Visi

Visi merupakan merupakan pernyataan yang sedapat mungkin singkat tapi menarik atau menantang sehingga mudah diingat tetapi secara substansi harus mampu menggambarkan apa yang ingin dicapai merujuk pada program-program yang ditawarkan Kepala Daerah terpilih waktu mencalonkan diri. Adapun visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Manado 2011-2015 adalah :

Visi Manado 2015 :“ Manado Kota Model Ekowisata” (Manado Model City for Ecotourism) dengan singkatan MKME atau MMCE

Visi Pembangunan Daerah Kota Manado ini diharapkan akan mewujudkan harapan dan amanat masyarakat kota Manado dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945, serta selaras dengan RPJM Nasional 2010-2014, RPJMD Provinsi Sulawesi Utara 2010-2015 serta RPJPD Kota Manado 2005-2025. Visi pembangunan Daerah Kota Manado tersebut harus jelas, mudah dipahami oleh seluruh masyarakat, dapat dicapai, dan merupakan pencapaian satu tahapan dalam mewujudkan visi Jangka Panjang Kota Manado yaitu Manado Pariwisata Dunia.

(21)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

67 perjalanannya dapat didefinisikan sebagai “perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat”

Dari defenisi di atas, dapat dipahami bahwa ekowisata adalah ecological tourism, yaitu suatu model pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola secara kaidah alam untuk menikmati dan menghargai alam (dan segala bentuk budaya yang menyertainya) yang mendukung konservasi, melibatkan unsur pendidikan dan pemahaman, memiliki dampak yang rendah dan keterlibatan aktif sosio-ekonomi masyarakat setempat. Ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan potensi sumber-sumber daya alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber-sumber pendapatan yang berkesinambungan. Dengan kata lain ekowisata adalah kegiatan wisata alam.

Hal ini dimaksudkan kegiatan ekowisata dengan kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat ditimbulkan oleh:

1. Kekuatiran akan makin rusaknya lingkungan oleh pembangunan yang bersifat eksploitatif terhadap sumber daya alam.

2. Asumsi bahwa pariwisata membutuhkan lingkungan yang baik dan sehat.

3. Kelestarian lingkungan tidak mungkin dijaga tanpa partisipasi aktif masyarakat setempat.

4. Partisipasi masyarakat lokal akan timbul jika mereka dapat memperoleh manfaat ekonomi (economical benefit) dari lingkungan yang lestari.

5. Kehadiran wisatawan ke tempat-tempat yang masih alami itu memberikan peluang bagi penduduk setempat untuk mendapatkan penghasilan alternatif dengan menjadi pemandu wisata, porter, membuka homestay, pondok ekowisata (ecolodge), warung dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan ekowisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka atau meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal, baik secara materiil, spirituil, kultural maupun intelektual.

(22)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

68 (RPJPD) Kota Manado 2005-2025. Jika tahap pertama yaitu periode 2005-2010 dengan visi Manado Kota Pariwisata Dunia, ditujukan pada upaya memperkenalkan dan menjadikan Manado sebagai salah satu destinasi wisata dunia di Indonesia, maka pada tahapan kedua yaitu periode 2010-2015 visi kota Manado diarahkan untuk memperkuat citra kota Manado sebagai kota wisata dunia dengan fokus pada meningkatkan primadona pariwisata kota Manado yaitu Taman Nasional Bunaken yang dikelola melalui prinsip-prinsip ekowisata.

Oleh karena ekowisata lebih diarahkan pada kawasan Taman Nasional Bunaken dan sekitarnya, maka berkembangnya berbagai kegiatan perkotaan lainnya termasuk mass-tourism, MICE-tourism maupun perdagangan dan jasa tetap akan menjadi pusat

pengembangan lainnya.

b. Misi

Untuk memudahkan pemahaman dan diingat oleh seluruh stakeholders maka misi atau cara bagaimana visi itu diwujudkan, maka disepakati rumusan dalam suatu kalimat sederhana tapi sarat makna yaitu :

“Menjadikan Manado sebagai kota yang menyenangkan.” (To Make Manado A City of Happiness).

Misi merupakan komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan. Secara substansial misi pembangunan jangka menengah tahun 2011-2015 ini merupakan kelanjutan dari misi pembangunan jangka menengah sebelumnya yaitu Manado Kota yang menyenangkan dimana setiap orang dapat mewujudkan potensi dan impiannya.

Pengertian kota yang menyenangkan adalah tempat dimana orang bermukim ataupun orang tinggal dalam situasi kondisi dimana lingkungan fisiknya asri, hijau, dan bersih, sementara masyarakatnya hidup dengan berbagai aktivitasnya dalam suasana rukun dan damai, tentram, aman sejahtera lahir bathin serta memiliki pemerintahan yang responsif dan akuntabel.

(23)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

69 Tujuan dan sasaran pada hakekatnya adalah penegasan kembali visi dan misi pembangunan kota Manado secara lebih terinci, lebih tergambar dengan jelas dan selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan kerangka kerja pembangunan secara keseluruhan. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam penyusunan pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan-pilihan tersebut. Tujuan (goal) adalah pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah.

Untuk menjabarkan misi agar jelas wujudnya dalam masa lima tahun kedepan ditetapkan tujuan (grand strategy / goals) pembangunan daerah Kota Manado sebagai berikut :

1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berkualitas, Rukun dan Damai. 2. Menciptakan Lingkungan Perkotaan yang Nyaman.

3. Membangun Identitas dan Citra Kota sebagai Model Ekowisata Dunia. 4. Meningkatkan Peran Manado dalam Pengembangan Ekonomi Kawasan. 5. Menerapkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih.

Kelima tujuan grand strategy / goals tersebut di atas merupakan kristalisasi dari apa yang ingin diwujudkan masyarakat kota Manado, yang juga ingin dicapai melalui visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Manado untuk periode 2010-2015.

Secara teknokratik, gambaran nyata dari cita-cita pembangunan di atas akan dicapai secara bertahap, berkesinambungan, dan disesuaikan dengan kemampuan pendanaan APBD. Namun dengan berupaya menyesuaikan dengan prioritas nasional dan Provinsi Sulawesi Utara, diharapkan pendanaan pembangunan di kota Manado juga akan didukung oleh dana APBD Provinsi Sulawesi Utara dan APBN, mengingat posisi Manado sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Utara, sekaligus juga semakin signifikan perannya dalam skala nasional, khususnya dibidang pariwisata. Pembiayaan pembangunan daerah juga diharapkan akan didukung oleh investasi dunia usaha serta masyarakat itu sendiri.

(24)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

70 1. Terpeliharanya hubungan harmonis antar agama dan antar umat beragama dan

pemerintah.

2. Tercapainya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mampu menjangkau dan dijangkau oleh seluruh masyarakat setiap saat.

3. Terpenuhinya pendidikan yang berkualitas yang mampu menjamin pendidikan bagi seluruh masyarakat dengan unggulan Ilmu pengetahuan dan teknologi dan bahasa internasional.

4. Mendorong aktivitas kepemudaan Manado untuk mampu meraih prestasi regional, nasional dan internasional di bidang olahraga, sosial budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Meningkatkan kulaitas masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif yang mampu memajukan potensi daerahnya.

6. Meningkatnya kesadaran keluarga dalam upaya menerapkan norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

II. Menciptakan Lingkungan Perkotaan yang Nyaman.

1. Lingkungan perkotaan dan pemukiman memiliki infrastruktur yang memenuhi standar.

2. Seluruh wilayah dapat diakses sarana transportasi yang terintegrasi, lancar, aman dan nyaman.

3. Kawasan boulevar dan DAS Tondano menjadi waterfront city dengan infrastruktur dan fasilitas yang bertaraf internasional.

4. Seluruh pembangunan sesuai tata ruang wilayah serta bebas pencemaran dan pengrusakan lingkungan.

III. Membangun Identitas dan Citra Kota sebagai Model Ekowisata Dunia. 1. Manado menjadi model ekowisata bahari dan tujuan ekowisata dunia.

2. Manado menjadi pusat penelitian dan pengembangan ekowisata internasional.

(25)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

71 1. Manado menjadi salah satu tujuan investasi dan pusat perdagangan terbesar di

kawasan Timur Indonesia.

2. Seluruh wilayah memiliki pasar yang mampu menjamin ketersediaan bahan pokok dan .sarana produksi dengan harga terjangkau.

3. Setiap kelurahan memiliki kelompok usaha yang mandiri dan produk unggulan. 4. Setiap produk unggulan menerapkan teknologi pengolahan dan kemasan yang

unggul dengan mutu terjamin.

V. Menerapkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih :

1. Manajemen pemerintahan (perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan) dilaksanakan secara terintegrasi dan tepat waktu dengan basis data terkini dan akurat.

2. Setiap SKPD memiliki aparatur yang kompeten sesuai kebutuhan dan mencapai target kinerjanya dengan administrasi yang akuntabel.

3. Pelayanan publik menerapkan pelayanan prima dan sistem informasi terintegrasi yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat.

Masyarakat berpartisipasi aktif dalam pembangunan serta taat hukum dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib, aman dan harmonis

Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah

- Kebijakan Umum

Sebagaimana diuraikan pada bab-bab sebelumnya, terdapat 5 tujuan (grand strategy/goals) yang ingin dituju untuk mewujudkan visi dan misi Pembangunan Jangka

Menengah Kota Manado tahun 2010-2015. Berikut ini diuraikan strategi-strategi yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran-sasaran dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan dimaksud.

1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berkualitas, Rukun dan Damai Tujuan (1) ini akan diwujudkan melalui Strategi-strategi sebagai berikut:

(26)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

72 Strategi ini diarahkan untuk mewujudkan Sasaran (1.1): Terpeliharanya hubungan harmonis antar agama dan antar umat beragama dan pemerintah Kebijakan Umum :

1) Penyediaan dana bantuan bagi tokoh/pemuka agama

2) Penyediaan dana bantuan untuk mendukung pembangunan dan pemeliharaan sarana dan fasilitas rumah ibadah

3) Fasilitasi kegiatan BKSAUA dan FKUB

4) Pengaturan pembangunan tempat ibadah sesuai ketentuan

b. Strategi 1.2, Meningkatkan kualitas dan sebaran pelayanan kesehatan.

Strategi ini diarahkan untuk mewujudkan Sasaran (1.2): Pelayanan kesehatan yang berkualitas mampu menjangkau dan dijangkau oleh seluruh masyarakat setiap saat.

Kebijakan Umum :

1) Peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas kesehatan yang representatif

2) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia baik dokter maupun paramedis 3) Peningkatan manajemen pelayanan

4) Distribusi sarana dan prasarana serta pelayanan ke seluruh pelosok wilayah 5) Subsidi pembebasan biaya kesehatan kelompok masyarakat miskin

c. Strategi 1.3, Mengembangkan kualitas dan sebaran pelayanan pendidikan.

Strategi ini diarahkan untuk mewujudkan Sasaran (1.3): Pendidikan yang Berkualitas mampu menjamin pendidikan bagi seluruh masyarakat dengan unggulan Iptek dan Bahasa Internasional.

Kebijakan Umum :

1) Peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas pendidikan yang representatif terutama di daerah kepulauan

2) Peningkatan kualitas tenaga pendidik 3) Peningkatan manajemen pelayanan

(27)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

73 5) Subsidi pembebasan biaya pendidikan kelompok masyarakat miskin

d. Strategi 1.4, Mengembangkan sistem kompetisi berjenjang dan berkelanjutan dibidang olahraga, social budaya dan iptek

Strategi ini diarahkan untuk mewujudkan Sasaran 1.4: Pemuda Manado meraih prestasi regional, nasional dan internasional di bidang olahraga, sosial budaya dan iptek.

Kebijakan Umum :

1) Penyediaan dana bantuan dan bea siswa 2) Penyediaan sarana dan fasilitas penunjang

e. Strategi 1.5, Mengembangkan sistem pelatihan tenaga kerja berbasis kelurahan Strategi ini diarahkan untuk mewujudkan Sasaran 1.5: Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif yang mampu memajukan potensi daerahnya

Kebijakan Umum:

1) Penyediaan sarana pelatihan/balai latihan kerja

2) Pengembangan sistem dan peningkatan manajemen pelatihan tenaga kerja 3) Penyediaan dana operasional pelatihan

f. Strategi 1.6 : Membangun Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.

Strategi ini diarahkan untuk mewujudkan Sasaran 1.6: Keluarga menerapkan norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Kebijakan Umum :

1) Peningkatan sistem pelayanan 2) Peningkatan kualitas SDM

2. Menciptakan Lingkungan Perkotaan yang Nyaman.

Tujuan (2) ini akan diwujudkan dengan strategi-strategi sebagai berikut:

a. Strategi 2.1, Meningkatkan infrastruktur lingkungan perkotaan dan permukiman secara terintegrasi.

(28)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

74 Kebijakan Umum :

1) Peningkatan pelayanan maupun kualitas dengan mengutamakan kepentingan masyarakat banyak, maupun daya ungkitnya terhadap pencapaian visi misi. 2) Pembangunan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW) Kota

Manado 2010-2030, Strategi Sanitasi Kota (SSK)/Renstra Sanitasi Kota Manado 2010-2015 dan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Manado

3) Penyediaan utilitas kota dan sarana/prasarana kantor pemerintah kota ditingkatkan dan dilengkapi sesuai standard.

4) Koordinasi dengan berbagai pihak terkait, pembangunan yang bersifat lintas sektor dan terintegrasi dengan sumber pembiayaan yang berasal dari APBD Kota, APBD Provinsi, APBN dan sumber-sumber lainnya termasuk investasi (PMA/PMDN) dan swadaya masyarakat.

5) Pelibatan masyarakat sampai ke tingkat lingkungan (community base development).

b. Strategi 2.2, Membangun sistem transportasi kota yang terintegrasi dalam sistem transportasi regional dan nasional.

Strategi ini diarahkan untuk mewujudkan Sasaran (2.2): Seluruh wilayah dapat diakses sarana transportasi yang terintegrasi, lancar, aman dan nyaman

Kebijakan Umum:

1) Peningkatan pelayanan maupun kualitas dengan mengutamakan kepentingan masyarakat banyak, maupun daya ungkitnya terhadap pencapaian visi misi. 2) Pembangunan dan peningkatan jalan serta sistem transportasi kota untuk

menjamin kelancaran lalu lintas (darat dan penyeberangan) terintegrasi pada sistem transportasi regional dan nasional (darat, laut dan udara) serta antisipatif terhadap perkembangan kota dan sistem aktivitasnya di masa yang akan datang.

(29)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

75 Provinsi, APBN dan sumber-sumber lainnya termasuk Investasi (PMA/PMDN) dan swadaya masyarakat.

4) Peningkatan peran masyarakat khususnya dalam pemeliharaan jalan lingkungan.

c. Strategi 2.3, Mengembangkan kawasan Boulevard Manado dan DAS Tondano menjadi ikon kota.

Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (2.3): Kawasan boulevard dan DAS Tondano menjadi waterfront city dengan infrastruktur dan fasilitas yang bertaraf internasional.

Kebijakan Umum :

1) Pengembangan kawasan Boulevard dan DAS Tondano merupakan salah satu sasaran strategik yang diharapkan menjadi salah satu indikator utama terwujudnya visi-misi kota Manado.

2) Koordinasi dengan berbagai pihak terkait, pembangunan yang bersifat lintas sektor dan terintegrasi dengan sumber pembiayaan yang berasal dari APBD Kota, APBD Provinsi, APBN dan sumber-sumber lainnya termasuk Investasi (PMA/PMDN) dan swadaya masyarakat.

d. Strategi 2.4 : Membangun kota sesuai RTRW Kota Manado 2010-2030

Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (2.4): Seluruh pembangunan sesuai tata ruang wilayah serta bebas pencemaran dan pengrusakan lingkungan.

Kebijakan Umum:

1) Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Bunaken dikelola berdasarkan prinsip-prinsip ekowisata.

2) Penyediaan ruang terbuka hijau sesuai RTRW.

(30)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

76 4) Keterlibatan masyarakat

3. Membangun Identitas dan Citra Kota sebagai Model Ekowisata Dunia Tujuan (3) ini akan diwujudkan dengan strategi-strategi sebagai berikut:

a. Strategi 3.1, Mengembangkan pariwisata daerah yang terintegrasi dan TN Bunaken sebagai model Ekowisata.

Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (3.1): Manado menjadi model ekowisata bahari dan tujuan ekowisata dunia.

Kebijakan Umum :

1) Sosialisasi dan promosi

2) Penyusunan dan pengembangan model

3) Koordinasi pembangunan dengan melibatkan berbagai sumberdaya dan sumberdana

4) Pengembangan berbasis masyarakat lokal

b. Strategi 3.2, Mengembangkan jejaring kerjasama di tingkat nasional dan internasional.

Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (3.2): Manado menjadi pusat penelitian dan pengembangan ekowisata internasional

Kebijakan Umum :

1) Sosialisasi dan promosi

2) Penyusunan dan pengembangan model

3) Keanggotaan dalam jejaring masyarakat ekowisata nasional maupun internasional.

4) Penyiapan kelembagaan

(31)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

77 6) Koordinasi pembangunan dengan melibatkan berbagai sumberdaya dan

sumberdana

4. Meningkatkan Peran Manado dalam Pengembangan Ekonomi Kawasan Tujuan (4) ini akan diwujudkan dengan strategi-strategi sebagai berikut:

a. Strategi 4.1, Meningkatkan daya saing dan pemasaran produk unggulan.

Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (4.1): Manado menjadi salah satu tujuan investasi dan pusat perdagangan terbesar di kawasan Timur Indonesia

Kebijakan Umum :

1) Promosi dan pemasaran secara efektif baik ditingkat nasional maupun internasional.

2) Peningkatan kepastian berusaha, pelayanan perizinan yang baik dan kemudahan berinvestasi.

3) Peningkatan penyediaan infrastruktur pendukung.

b. Strategi 4.2, Mendistribusikan pembangunan pasar tradisional untuk meningkatkan akses masyarakat.

Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (4.2): Seluruh wilayah memiliki pasar yang mampu menjamin ketersediaan bahan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau

Kebijakan Umum :

1) Penyediaan prasarana dan sarana yang didukung aksesibilitas yang baik 2) Penyediaan bantuan dan fasilitasi bagi pengusaha mikro, kecil dan menengah 3) Monitoring harga dan stok bahan pokok

(32)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

78 Kebijakan Umum :

1) Pembangunan berbasis lingkungan (community based development)

2) Penyediaan bantuan dan fasilitasi pelatihan, bantuan peralatan dan modal, pemasaran, pembinaan dan supervisi.

3) Pembentukan kelembagaan.

d. Strategi 4.4, Meningkatkan teknologi pengolahan dan kemasan produk daerah Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (4.4): Setiap produk unggulan menerapkan teknologi pengolahan dan kemasan yang unggul dengan mutu terjamin.

Kebijakan Umum :

1) Penyediaan pelatihan teknologi pengolahan dan kemasan produk daerah 2) Penerapan standar pengolahan dan kemasan produk sesuai SNI dan ISO

5. Menerapkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih Tujuan (5) ini akan diwujudkan dengan strategi-strategi berikut:

a. Strategi 5.1, Mengembangkan tata kelola pemerintahan kota yang baik dan bersih mulai dari tingkat kota sampai kelurahan.

Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (5.1): Manajemen pemerintahan (perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan) dilaksanakan secara terintegrasi dan tepat waktu dengan basis data yang terkini dan akurat.

Kebijakan Umum:

1) Manajemen pemerintahan berorientasi visi dan berbasis kinerja 2) Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien

3) Kelembagaan yang dinamis

4) Dukungan Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan Daerah dengan basis data yang lengkap, akurat dan real-time.

(33)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

79 Strategi ini diarahkan untuk mencapai Sasaran (5.2): Setiap SKPD memiliki aparatur yang kompeten sesuai kebutuhan dan mencapai target kinerjanya dengan administrasi yang akuntabel

Kebijakan Umum :

1) Rekruitmen dan peningkatan kapasitas dan kompetensi yang terencana 2) Reward and punishment berbasis penilaian kinerja

3) Peningkatan karir berdasarkan merit system

c. Strategi 5.3, Mewujudkan pelayanan prima

Strategi ini diarahkan untuk mencapai sasaran (5.3): Pelayanan publik menerapkan pelayanan prima dan sistem informasi terintegrasi yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat

Kebijakan Umum :

1) Sosialisasi sistem dan prosedur serta mekanisme pelayanan

2) Penerapan Sistem Informasi Manajemen yang terintegrasi dan mudah diakses.

3) Sistem umpan balik

d. Strategi 5.4, Meningkatkan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemerintahan. Strategi ini diarahkan untuk mencapai sasaran (5.4): Masyarakat berpartisipasi aktif dalam pembangunan serta taat hukum dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib, aman dan harmonis

Kebijakan Umum:

(34)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

80

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bagian ini berisikan rangkuman dari rencana masing-masing sektor di lingkup Cipta Karya, baik untuk sektor pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, air minum, dan sanitasi.

3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP), berisikan: i. Visi dan misi pengembangan kawasan permukiman

Bidang Pengembangan Permukiman pada Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan mengembangkan wilayah perkotaan dan perdesaan. Tujuan Pengembangan Permukiman:

a. Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (sarana dan prasarana dasar permukiman)

b. Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

c. Mengarahkan pertumbuhan wilayah

d. Menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukiman Adapun sasaran dari Pengembangan Permukiman adalah:

a. Terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman b. Tersedianya perumahan tipe RSH, RUSUNAWA c. Terarahnya pertumbuhan wilayah

d. Terdorongnya kegiatan ekonomi melalui kegiatan pembangunan permukiman Keluaran dari Sub Bidang Pengembangan Permukiman adalah:

a. Lahan siap bangun

b. Tersedianya prasarana dan sarana (jalan, drainase, jaringan air bersih) kawasan c. Tersedianya kawasan permukiman yang sehat

d. Tersedianya RSH, RUSUNAWA siap huni

e. Tersedianya perumahan untuk mendukung terselenggaranya gerak perekonomian yang dinamis

(35)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

81 permukiman yang tersusun atas satuan-satuan lingkungan permukiman dan mengintegrasikan secara terpadu dengan lingkungan permukiman yang telah ada di sekitarnya

ii. Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman kabupaten/kota Berdasarkan kondisi karakteristik kawasan prioritas, maka ditetapkan strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Skala Kawasan, adalah; “Menata permukiman kumuh dibantaran sungai dan membangun serta mengembangkan rumah sederhana sehat dan system pengelolaan air limbah perkotaan yang berkualitas.

iii. Penetapan kawasan permukiman prioritas Tahun 2016 sementara penyusunan dokumen RP2KPKP khusus hanya untuk Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon

3.2.2 Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

- Rencana Induk Sistem PAM Kota Manado

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama system beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan pelestarian air. Di dalam RI-SPAM, hal yang perlu dikutip pada bagian ini untuk dijadikan arahan pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM adalah bagian Rencana Pengembangan SPAM yang terdiri dari:

(36)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

82 b. Rencana Sistem Pelayanan;

c. Rencana Pengembangan SPAM; dan d. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum.

a. Rencana sistem pelayanan

Visi pengembangan air bersih (air minum) adalah suatu keadaan masyarakat yang ingin dicapai di masa depan yang hidup sehat dan sejahtera dengan memanfaatkan air minum yang berkualitas dan berkelanjutan. Visi akan dapat terwujud melalui seluruh kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seluruh stakeholder dan shareholder yang terkait . Perwujudan visi akan lebih optimal apabila terdapat kerjasama yang sinergis antarstakeholder dan shareholder dari seluruh kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam kerjasama ini, pemerintah lebih berperan dalam melakukan pemberdayaan kepada Pemerintah Daerah, masyarakat, maupun kepada operator penyelenggaraan SPAM. Masyarakat perlu mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap fungsi pelayanan penyelenggaraan SPAM agar dapat berpartisipasi aktif dalam setiap pengambilan keputusan yang penting bagi kepentingan bersama.Untuk itu, visi tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut dalam perumusan misi yang lebih spesifik sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan dan strategi pencapaian terhadap kondisi yang diinginkan.

Misi:

1. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan air minum. a. Pelayanan air minum yang terjangkau :

• Air minum dinikmati tidak hanya oleh masyarakat mampu saja, tetapi juga dapat dinikmati oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan harga terjangkau.

• Pelayanan air minum dapat dilakukan secara adil dan merata menjangkau berbagai daerah / wilayah pelayanan.

• Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan secara kontinyu dan terus menerus sampai kapanpun diperlukan.

b. Pelayanan air minum yang berkualitas :

(37)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

83 perpipaan maupun air yang aman dari sumber yang memenuhi persyaratan kesehatan.

c. Pengembangan kelembagaan air bersih (air minum), sistem informasi dan pendataan dalam rangka monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan air minum : • Membangun partisipasi masyarakat dalam pembangunan sektor air bersih.

• Mengembangkan kelembagaan sektor air bersih (air minum) yang efisien dan berkelanjutan.

• Mengembangkan penyusunan dan validasi data base cakupan layanan air minum. 2. Mengembangkan pendanaan untuk penyelenggaraan SPAM dari berbagai sumber

secara optimal.

a. Peningkatan kinerja PDAM dan pengembangan sumber alternatif pembiayaan melalui penciptaan sistem pembiayaan dan pola investasi.

b. Peningkatan share dan dampak ekonomi wilayah.

3. Meningkatkan penyediaan air baku secara berkelanjutan. a. Peningkatan kuantitas dan kualitas air bersih.

b. Peningkatan daya dukung lingkungan dan sumber daya air.

e. Rencana Pengembangan SPAM

Tujuan dan sasaran pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih (Air Minum) di Kota Manado, adalah :

1. Peningkatan pelayanan air bersih hingga 80 persen penduduk di Kota Manado. 2. Pemanfaatan air bersih bagi kepentingan sosial secara selektif.

3. Peningkatan kualitas air minum.

4. Pengembangan sistem penyediaan air minum yang terpadu dengan sistem sanitasi.

5. Terciptanya partisipasi/peran aktif masyarakat dalam pembangunan sektor air bersih.

6. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sanitasi dan air minum secara terpadu.

(38)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

84 9. Peningkatan pendapatan air bersih (air minum).

10. Peningkatan efisiensi dan keuntungan pengelolaan SPAM. 11. Meningkatkan share sektor air bersih di atas 0,02 persen.

12. Peningkatan aktifitas ekonomi wilayah yang terkait dengan sektor air bersih. 13. Pengembangan sumber- sumber air baku.

14. Pemeliharaan kualitas air baku.

15. Perbaikan kualitas sumber daya alam dan lingkungan sumber daya air. 16. Pengendalian alokasi air baku.

f. Rencana penurunan kebocoran air minum

Meningkatkan aktifitas ekonomi wilayah yang terkait dengan sektor air bersih. Sasaran ini dapat dicapai dengan peningkatan akitifitas ekonomi dalam kaitan ke belakang, ke depan, dan pembangunan sektor lain yang relevan. Aktifitas ekonomi dalam kaitan ke belakang meliputi seluruh sektor yang menyediakan bahan baku dan berperan dalam produksi air bersih, misalnya upaya pemeliharaan kualitas dan kuantitas air baku. Aktifitas ekonomi dalam kaitan ke depan meliputi seluruh sektor yang menggunakan air bersih dan output lain sektor air bersih khususnya sektor jasa. Salah satu langkah yang disarankan adalah perbaikan manajemen pemasaran agar menjadi lebih agresif menjual output air dan non air di dalam sektor air bersih. Sementara itu langkah operasional yang relevan adalah peningkatan pembangunan infrastruktur.

3.2.3 Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Saat ini dengan tidak adanya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) terpadu di Kota Manado, maka dengan jumlah produksi air limbah per hari yang semakin meningkat akan sangat berbahaya terhadap kondisi kualitas lingkungan sehingga dikhawatirkan akan mengalami degradasi lingkungan yang berujung pada terancamnya kehidupan masyarakat kota. Dengan kenyataan tersebut maka sudah selayaknya apabila di Kota Manado direncanakan pembangunan sarana IPAL terpadu dengan peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan terhadap jaringan air kotor.

(39)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

85 Selain yang ada saat ini yaitu sistem setempat (on site) secara individual, juga perlu dikembangkan sistem komunal untuk lima tahun pertama. Pada lima tahun berikutnya, perlu adanya sistem terpusat di luar lokasi (off site) atau lebih dikenal dengan instalasi pengolahan limbah terpusat.

Untuk rencana pembangunan dan pengembangan IPAL dalam kurun waktu lima tahun pertama ini diprioritaskan pada pembangunan IPAL dengan sistem setempat (on site) yang dikhususkan pada kawasan-kawasan perdagangan dan jasa yang berada di kawasan reklamasi dan kawasan-kawasan dengan fungsi tertentu yang dinilai harus memiliki IPAL dengan sistem setempat seperti rumah sakit, industri, pendidikan tinggi, dll.

Rencana pembangunan IPAL dengan sistem terpusat di luar lokasi (off site) di wilayah Kota Manado akan dikembangkan pada beberapa lokasi pengembangan berdasarkan karakteristik wilayah dan tingkat kepadatan penduduk dan aktivitas yang ada pada wilayah tersebut. Lokasi-lokasi pengembangan IPAL di wilayah Kota Manado adalah:

Pada kawasan pusat kota untuk melayani dan mengelola air limbah dari aktivitas perdagangan dan jasa di kawasan pusat kota (kawasan Kecamatan Wenang), lokasi pengembangan IPAL di kawasan ini dapat dikembangkan pada kawasan sekitar pelabuhan Kota Manado atau disekitar kawasan Patung Torang Samua Basudara.

Pada kawasan Sario untuk melayani dan mengelola air limbah yang berasal dari aktivitas rumah tangga yang tersebar di Kecamatan Sario, Kecamatan Wanea, serta sebagain Kecamatan Malalayang), lokasi pengembangannya didekat dengan muara Sungai Sario.

Pada kawasan Malalayang untuk melayani dan mengelola air limbah yang berasal dari aktivitas masyarakat di sebagian Kecamatan Malalayang, lokasi pengembangannya di dekat muara Sungai Malalayang.

(40)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

86 Pada kawasan Tuminting untuk melayani dan mengelola air limbah yang berasal dari aktivitas masyarakat yang ada di Kecamatan Tuminting dan Kecamatan Bunaken, lokasi pengembangannya di kawasan dekat dengan lokasi PPI Tumumpa.

Pada kawasan Tikala untuk melayani dan mengelola air limbah yang berasal dari aktivitas masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Tikala, lokasi pengembangannya di kawasan eks pacuan kuda Ranomuut.

Pada kawasan Mapanget untuk melayani dan mengelola air limbah yang berasal dari aktivitas masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Mapanget termasuk dengan rencana pembangunan KASIBA, lokasi pengembangannya di kawasan Kima Atas atau Mapanget Barat.

3.2.3.1 Sistem Drainase Kota

Prinsip dasar utama perencanaan pengembangan jaringan air hujan adalah agar air hujan yang berada di atas permukaan tanah dengan secepatnya dapat dialirkan dengan mudah ke saluran-saluran pengumpul dan pembuangan termasuk ke badan-badan sungai, untuk mencegah terjadinya genangan air tanah yang dapat berujung pada sumber penyakit dan pengikisan badan-badan jalan. Terjadinya genangan dan banjir di Kota Manado pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal :

✓ Masih kurangnya drainase mikro, sementara drainase mikro yang ada tidak

optimal karena penyumbatan dan tidak terintegrasi dengan baik pada beberapa bagian kawasan terputus karena tidak adanya jaringan.

✓ Penurunan kapasitas drainase makro, karena adanya tingkat endapan yang cukup

tinggi serta kerusakan yang banyak terdapat pada sistem jaringan yang ada. Selain itu banyak terjadi pengecilan badan-badan jaringan sebagai dampak dari kurangnya pengawasan pembangunan saluran drainase ini.

Rencana pengembangan prasarana drainase di Kota Manado adalah sebagai berikut: ✓ Perencanaan Master Plan Drainase untuk seluruh wilayah Kota Manado yang

(41)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

87 ✓ Menyempurnakan dan meningkatkan jaringan drainase mikro yang ada, serta

mengembangkan jaringan drainase mikro yang baru secara terpadu pada tempat-tempat yang belum terlayani. Jaringan drainase mikro merupakan jaringan yang terdapat di sisi kiri-kanan jalan atau drainase jalan. Pada saat ini masih banyak jaringan drainase mikro yang tidak terhubungkan satu dengan yang lain, sehingga perlu pengembangan jaringan yang terpadu atau terintegrasi.

✓ Meningkatkan fungsi pelayanan drainase makro. Drainase makro umumnya

berupa sungai atau anak sungai. Pada saat ini banyak sungai di Kota Manado yang fungsinya mengalami penurunan, yang disebabkan karena penurunan kapasitas. Penurunan kapasitas ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti pembuangan sampah ke sungai, sedimentasi dan erosi.

3.2.3.2 Sistem Persampahan Kota

Sistem pembuangan sampah di Kota Manado adalah sebagian besar dibuang di TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) dan akan diangkut oleh petugas kebersihan dari tempat pembuangan sampah sementara (TPS) ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Lainnya ditimbun, dibakar, dan di samping itu ada juga masyarakat yang membuang sampah ke selokan dan sungai. Jenis sampah tersebut umumnya terdiri dari sampah basah yang mudah hancur dan terurai. Sisanya berupa kertas, plastik, kaca, logam dari kemasan barang-barang konsumsi dan kebutuhan rumah tangga.

Daerah pelayanan sampah dapat dibagi dalam beberapa wilayah yaitu :

1. Wilayah dengan pelayanan tinggi/intensif adalah daerah di jalan utama kota, pusat kota, daerah komersial dan kawasan permukiman;

2. Wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan kompleks perumahan dan perkantoran; serta

3. Wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah;

(42)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

88 dan organisme patogen serta menciptakan kota Manado yang bersih, asri dan bebas sampah.

Rencana pengembangan sistem persampahan di wilayah Kota Manado adalah: ✓ Rencana pengembangan dan pengelolaan sampah di Kota Manado haruslah

ditekankan pada dua aspek, yaitu aspek demand, dengan cara mengurangi produksi sampah, dan aspek supply, yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana.

✓ Sistem penanganan sampah akhir (TPA) di Kota Manado adalah sistem open

dumping, sistem tersebut berpotensi terhadap pencemaran air, pencemaran udara

dan bau, juga menjadi tempat berkembang biaknya berbagai vektor penyakit dan organisme patogen serta mengurangi keindahan kota. Sistem sanitary landfill direkomendasi untuk Kota Manado.

3.2.4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Kota merupakan simbol kebudayaan yang mewakili jamannya. Terbentuknya kota dipengaruhi oleh unsur buatan manusia dan unsur alamiah, dimana semua unsur tersebut berdiri diatas bidang lahan yang masing-masing mempunyai karakteristik dengan membentuk komposisi gubahan ruang dan massa, keharmonisasian terbentuk melalui adanya kebersamaan antara bangunan dengan bangunan, antara bangunan dengan lingkungan, sehingga tercipta keindahan yang utuh yang merupakan satu kesatuan antara bangunan dan lingkungannya.

(43)

RPIJM 2015-2019 KOTA MANADO

89 dapat mempengaruhi kesan (image) manusia akan keharmonisan atau disharmoni lingkungan tersebut.

Image atau kesan yang dihadirkan akan memperkuat identitas kota tersebut. Image merupakan hasil proses dua arah antara manusia dengan lingkungannya, dimana lingkungan tersebut terdiri dari obyek-obyek alami dan buatan (artefak kota). Unsur-unsur binaan yang ikut membentuk maupun memperkuat identitas menurut Danisworo (1992) adalah :

a. Bentuk dan massa bangunan serta fungsinya b. Ruang luar yang terbentuk

c. Sirkulasi dan parkir d. Penghijauan

e. Unsur penunjang street furniture f. Sarana dan prasarana utilitas kota g. Unsur non fisik yang membentuknya

Danisworo juga mengemukakan bahwa landmark atau tengeran merupakan salah satu faktor panduan atau orientasi bagi masyarakat terhadap lingkungannya sebagai pengenal jati diri kota (identitas kota).

Demikian pula dalam menghasilkan suatu ruang, hendaknya bersesuaian dengan lingkungannya, seperti yang termuat dalam UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung, yang mengatur akan hal-hal yang berkenaan dengan perencanaan dan pembangunan khususnya Gedung dan Lingkungan pada umumnya. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam pengaturan tersebut harus mencerminkan hak-hak dan kewajiban seluruh pelaku pembangunan, baik pemerintah, swasta/dunia usaha maupun masyarakat dalam setiap tahap pembangunan bangunan yang memenuhi aspek-aspek keselamatan bangunan dengan lingkungan, serta kemanfaatannya bagi masyarakat dan lingkungannya

Gambar

Gambar 3.1. Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
Gambar 3.2 Peta Wilayah Pengembangan Strategis Kementerian PUPR 2015-2019

Referensi

Dokumen terkait

“Penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih yang saya lakukan adalah menyuruh siswa

[r]

Simpulan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar kortisol pada kedua kelompok yang diberi obat analgetik ketorolak ataupun kelompok yang diberi

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan,

antara kemahiran berbicara dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 tergolong

Analisis Faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi

Ruky (2001), manajemen kinerja berkaitan dengan usaha kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan organisasi dalam merencanakan, mengarahkan,

Sumbangan andil inflasi selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015 terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 8,0617 persen, sedangkan mengalami