• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

A. Motivasi Ibu Usia Muda

1. Definisi Motivasi

Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam organisme (hal ini manusia) yang mendorong untuk berbuat sesuatu atau merupakan driving force. Tindakan manusia dipengaruhi faktor dari luar dan dari dalam. Motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia (Walgito, 2002).

Motif adalah semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu atau orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan (Notoatmodjo, 2003 & Purwanto, 1998).

Motivasi adalah tenaga penggerak dan kadang-kadang dilakukan dengan mengenyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan. Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan (Irwanto, 2002).

(2)

2. Unsur-Unsur Motivasi

Menurut Purwanto (1998), unsur-unsur motivasi terdiri dari :

a. Motivasi merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya memerlukan rangsangan dari dalam maupun dari luar.

b. Motivasi seringkali ditandai dengan perilaku yang penuh emosi.

c. Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif pencapaian tujuan.

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia. 3. Jenis Motivasi

Menurut Priyosaksosono (2008), motivasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu

a. Fear motivation

Fear motivation adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan. Seseorang melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi.

b. Achievement motivation

Achievement motivation adalah motivasi yang didasarkan karena

ingin mencapai sesuatu. Motivasi ini jauh lebih baik yang pertama, karena sudah ada tujuan didalamnya. Misalnya ibu memberikan ASI pada bayinya karena tahu manfaat ASI bagi bayi sangat besar diantaranya untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan membuat anak cerdas.

(3)

c. Inner motivation

Inner motivation adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam yaitu karena didasarkan oleh misi hidupnya yang berdasarkan nilai yang diyakininya. Nilai itu bisa berupa kasih sayang pada bayinya atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya sebagai ibu. Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi jauh kedepan bukan hanya untuk memperoleh sesuatu tetapi juga proses belajar yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya. 4. Penggolongan Motif Dari Sudut Asalnya

Menurut Purwanto (1998), ditinjau dari sudut asalnya, motif-motif pada manusia digolongkan menjadi tiga, yaitu:

a. Motif Biogenetis

Motif biogenetis adalah motif yang berkembang pada diri orang dan berasal dari organismenya sebagai makhluk biologis. Motif ini bercorak universal dan kurang terikat kepada lingkungan kebudayaan tempat manusia itu tinggal dan berkembang. Contoh motif biogenetis misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, bernafas, seksual, eliminasi dan sebagainya.

b. Motif Sosiogenetis

Motif sosiogenetis adalah motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.

Motif ini berkembang berdasarkan interaksi sosial dengan orang lain atau hasil kebudayaan.

(4)

c. Motif Teogenetis

Motif teogenetis adalah motif yang berasal dari interaksi antara manusia dengan tuhan seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupanya sehari-hari dimana ia berusaha merealisasi norma-norma agama tertentu. Contoh motif teogenetis adalah memberikan ASI sampai dua tahun sesuai dalam kitab suci Al-Qur’an yaitu Al-Baqarah ayat 233.

5. Ciri-ciri motivasi dalam perilaku

a. Penggerak perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu perilaku tertentu saja, tetapi merangsang berbagai kecendrungan berperilaku yang memungkinkan tanggapan yang berbeda-beda.

b. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan. Rangsang yang lemah mungkin menimbulkan reaksi hebat atau sebaliknya.

c. Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.

d. Penguatan positif (positive reinforcement) menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulangi kembali.

e. Kekuatan perilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak (Irwanto, 2002).

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Menurut Handoko (1998), ada dua faktor yang dapat mempengaruhi motivasi, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal atau intrinsik

(5)

adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga manusia menjadi puas, sedangkan faktor eksternal atau ekstrinsik adalah faktor motivasi yang berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan.

Faktor internal atau intrinsik ini meliputi : a. Fisik

Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik atau kelainan fisik seputar menyusui, misal puting lecet karena digigit, payudara bengkak, mastitis dan abses. Selain itu juga status kesehatan dan status gizi ibu menyusui juga akan mempengaruhi kondisi fisik ibu (Bobak, 2004). Yang cukup sering terjadi, kasus puting lecet karena posisi bayi menyusu kurang tepat, atau bayi menggigit puting, yang tentunya membuat ibu merasa sakit. Akhirnya, banyak ibu memutuskan berhenti menyusui.

b. Proses mental

Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tetapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Ibu menyusui yang mengalami ganguan pada proses mental tentu sulit untuk memberikan ASI pada bayinya. Hal ini karena proses laktasi akan berhasil bila hormon oksitosin keluar, hormon ini sangat mempengaruhi kinerja myoepithel dalam memompa ASI keluar dari

(6)

alveoli. Sedangkan oksitosin keluar jika secara mental dan psikologis ibu merasa tenang, mampu dan mendapat dukungan.

c. Faktor kematangan usia

Kematangan usia akan mempengaruhi pada proses berfikir dan pengambilan keputusan dalam pemberian ASI. Ibu usia muda yang masih labil ini akan cenderung untuk tidak memberikan ASI, karena takut bentuk buah dadanya akan rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang, serta takut ditinggalkan oleh pergaulan teman sebayanya (Bobak, 2004).

d. Keinginan dalam diri sendiri

Di dalam diri tiap individu akan terdapat kemampuan, ketrampilan, kebiasaan yang menunjukan kondisi orang untuk melaksanakan pekerjaan yang mungkin dimanfaatkan sepenuhnya atau mungkin tidak.

e. Pengelolaan diri

Pengelolaan dimaksudkan adanya pengaruh. Pengelolaan diri seseorang dapat dipengaruhi dari individu itu sendiri atau dari luar. f. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu, yang mana makin tinggi pengetahuan seseorang maka akan memberikan respon yang lebih

(7)

rasional dan juga makin tinggi kesadaran untuk berperan serta, dalam hal ini adalah pemberian ASI eksklusif.

Sedangkan faktor eksternal atau ekstrinsik ini meliputi : a. Lingkungan

Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar individu baik secara fisik, biologis maupun sosial (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan sangat berpengaruh terhadap motivasi ibu menyusui yang masih dalam tahap perkembangannya pada usia remaja dalam pemberian ASI eksklusif. Lingkungan yang tidak mendukung dan kurang kondusif akan membuat stres bertambah. secara fisik misalnya penataan rumah, konstruksi bentuk bangunan akan meningkatkan ataupun mengurangi stres dan secara biologis lingkungan ini tidak mengganggu kenyamanan yang dapat memicu stres, sedangkan lingkungan sosial salah satunya adalah dukungan keluarga, khususnya dukungan sosial suami

b. Dukungan sosial suami

Dukungan sosial suami sangat mempengaruhi dalam memotivasi istri dalam pemberian ASI eksklusif. Dukungan ini bisa berwujud perhatian, informasi, finansial, dan emosional.

c. Penguatan/kekuatan

Penguatan atau kekuatan adalah perubahan perilaku yang dilaksanakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga ia mau melakukan sesuai dengan yang diharapkan. Cara ini misalnya dengan

(8)

suatu peraturan undang-undang yang harus dipatuhi sehingga dengan sendirinya akan muncul motivasi untuk melaksanakan peratuaran tersebut, contoh undang-undang tentang pemberian ASI eksklusif yaitu Permenkes nomor 456/MENKES/SK/VI/2004.

d. Media

Media berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kesehatan (Sugiyono,1999). Dengan adanya media ini ibu menyusui akan tahu manfaat pemberian ASI eksklusif bagi bayi dan dirinya.

B.

Pemberian ASI Eksklusif

1. Air Susu Ibu (ASI)

a. Definisi ASI

Air susu ibu (ASI) merupakan minuman pertama dan utama bagi bayi baru lahir, bahkan disebutkan bahwa : “tidak ada yang lebih penting untuk kelangsungan hidup bayi manusia, selain air susu ibu” (Morley, 1979).

Air susu ibu (ASI) adalah makanan ideal pada bayi terutama pada bulan-bulan pertama karena mengandung zat gizi untuk pertumbuhan (Muchtadi,2002).

Menurut Riadi dan Tjokronegoro (1997), ASI merupakan makanan yang alami, yang ideal untuk bayi yang mengandung semua

(9)

zat gizi yang dibutuhkan untuk membangun dan menyediakan energi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.

b. Komposisi ASI

1. Sumber Gizi Sempurna

ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi, yang terdiri dari faktor pembentuk sel-sel otak, whey (protein utama dari susu yang beratnya lebih banyak dari pada kasein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap oleh bayi.

2. Mudah dicerna

ASI mengandung enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan antara lain lipse (untuk menguraikan lemak), amilase (untuk menguraikan karbohidrat), dan protease (untuk menguraikan protein).

3. Komposisi sesuai kebutuhan

ASI yang keluar hari pertama sampai kira-kira hari ketujuh mengandung kolostrum dan seterusnya akan berubah sesuai kebutuhan bayi.

4. Mengandung zat pelindung

Antara lain imunoglobulin yang terdiri dari IgM, IgG, IgE yang merupakan anti bodi pelindung usus dan saluran pernafasan.

(10)

5. Cita rasa ASI bervariasi

Sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang terkandung makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu

6. Asam lemak esensial

Yaitu asam linoleat dan asam alfa-linoleat. Kedua asam lemak esensial dalam tubuh bayi diubah menjadi DHA (asam dokosaheksanoat) dan AA (asam arakhidonat)

7. Protein

Asam amino tertentu yaitu taurin, triptofan dan fenilalanin. 8. Vitamin B kompleks

Yaitu vitamin B6 dan vitamin B9 (asam folat) 9. Yodium, zat besi dan zat seng (Handajani, 2005). 2. ASI Eksklusif

a. Definisi ASI eksklusif

Pemberian ASI secara eksklusif artinya hanya memberi ASI pada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, juga tanpa makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur nasi, biskuit, bubur susu, tim dan sebagainya.

Pemberian ASI secara eksklusif ini pada usia empat sampai enam bulan pertama kehidupanya (Roesli, 2005). Sedangkan menurut WHO 2002 pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama.

(11)

b. Manfaat ASI eksklusif

ASI eksklusif yang telah direkomendasikan oleh WHO pada tahun 2002, memberikan banyak manfaat, diantaranya bagi bayi, ibu, keluarga dan negara.

1) Manfaat bagi bayi : a). Komposisi sesuai kebutuhan, air susu setiap spesies makhluk hidup yang menyusui itu berbeda-beda sesuai dengan laju pertumbuhan dan kebiasaan menyusu anaknya. Jadi, ASI memang dirancang sedemikan rupa untuk bayi manusia; b). Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan. Dengan manajemen laktasi yang baik, produksi ASI cukup sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi normal sampai usia enam bulan; c). ASI mengandung zat pelindung. Anti bodi (zat kekebalan tubuh) yang terkandung dalam ASI akan memberikan perlindungan alami bagi bayi baru lahir. Anti bodi dalam ASI ini belum bisa ditiru pada susu formula; d). Perkembangan psikomotorik lebih cepat. Berdasarkan penelitian, bayi yang mendapat ASI bisa berjalan dua bulan lebih cepat bila dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula; e). Menunjang perkembangan kognitif. Daya ingat dan kemampuan bahasa bayi yang mendapat ASI lebih tinggi bila dibandingkan bayi yang diberi susu formula. Hal ini karena ASI mengandung nutrien untuk pertumbuhan otak bayi diantaranya taurin, laktosa atau hidrat arang asam lemak ikatan panjang antara lain AA dan

(12)

DHA; f). Menunjang perkembangan penglihatan, antara lain karena ASI mengandung asam lemak omega 3; g). Memperkuat ikatan batin ibu-anak. Rasa aman dalam diri bayi akan tumbuh saat ia berada dalam dekapan ibunya. Ia menikmati sentuhan kulit yang lembut dan mendengar bunyi jantung sang ibu seperti yang telah dikenalnya selama dalam kehamilan; h). Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat. Melalui proses menyusui, anak akan belajar berbagi dan memberikan kasih sayang pada orang-orang di sekitarnya; i). Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri. Terjalinnya komunikasi langsung antara ibu dan bayinya selama proses menyusui akan meningkatkan kelekatan diantara mereka. Rasa lekat dan percaya bahwa ada seseorang yang selalu ada apabila dibutuhkan lambat laun akan berkembang menjadi percaya pada diri sendiri

2) Manfaat bagi ibu adalah : a). Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula. Hal ini karena hormon progesteron yang merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga ASI terperah keluar juga akan merangsang kontraksi rahim. Jadi, susuilah bayi segera setelah lahir, agar tidak terjadi perdarahan pasca persalinan dan proses pengerutan rahim berlangsung lebih cepat; b). Mencegah anemia defisiensi zat besi. Bila perdarahan pasca persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih cepat, maka risiko kekurangan darah yang

(13)

menyebabkan anemia pada ibu akan berkurang; c). Mempercepat ibu kembali ke berat sebelum hamil. Dengan menyusui, cadangan lemak dalam tubuh ibu yang memang disiapkan sebagai sumber energi selama kehamilan untuk digunakan sebagai energi pembentuk ASI akan menyusut. Penurunan berat badan ibu pun akan terjadi lebih cepat; d). Menunda kesuburan. Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu: bayi belum diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan dan ibu belum haid; e). Menimbulkan perasaan dibutuhkan. Rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu dari dirinya demi kebaikan bayinya akan memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya; f). Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium. Penelitian membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak menyusui secara eksklusif

3) Manfaat bagi keluarga adalah : a). Mudah pemberian. ASI selalu tersedia dalam suhu yang sesuai, dan dapat diberikan kapan saja saat bayi merasa lapar; b). Mengurangi biaya rumah tangga. ASI tidak perlu dibeli, seperti halnya susu formula. Uang untuk membeli susu bisa dialihkan untuk membiayai kebutuhan rumah tangga yang lain; c). Mengurangi biaya pengobatan. Bayi yang

(14)

mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.

4) Manfaat bagi negara adalah : a). Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan. Angka kematian dan kesakitan bayi yang mendapat ASI akan berkurang. Selain itu, dengan tertundanya masa subur ibu, penggunaan obat/alat KB dapat dihemat untuk beberapa bulan; b). Penghematan devisa untuk pembelian susu formula dan perlengkapan menyusu. Pemerintah dapat menghemat biaya pengeluaran untuk membeli susu formula, botol, dot, dan bahan bakar minyak/gas yang diperlukan dalam mempersiapkan air panas untuk membuat susu formula; c). Mengurangi polusi. Pemberian ASI tidak akan menyebabkan terjadinya tumpukan kaleng/karton susu dan pencemaran udara; d). Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Anak yang jarang sakit dan tumbuh-kembang dengan optimal akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berpotensi sebagai SDM yang berkualitas.

3. Pemberian ASI

a. Pemberian ASI ditinjau dari beberapa aspek 1) Aspek biologis

Manusia termasuk jenis mamalia dan secara alamiah seorang ibu yang melahirkan akan menghasilkan ASI. ASI dapat keluar melalui isapan bayi dan tergantung pada keadaan emosi ibu.

(15)

Karena hormon oksitosin yang memicu kerja myoepithel, akan keluar jika ibu merasa tenang.

2) Aspek psikologis

Menyusui merupakan proses interaksi antar ibu dan bayi yang sangat mempengaruhi, hubungan ini paling mudah tercipta selama 12 jam dan mulai terjalin beberapa menit setelah bayi dilahirkan, karena itu sangat dianjurkan agar bayi disusui sedini mungkin atau inisiasi dini setelah bayi dilahirkan (Handajani, 2005).

3) Aspek sosial budaya

Orang Filipina, Amerika, Meksiko, Vietnam dan beberapa orang Nigeria tidak memberikan kolostrum kepada bayi mereka. Orang Korea tidak menyusui sampai hari ketiga setelah bayi lahir, sedangkan beberapa yang lain mulai menyusui bayinya setiap kali bayi mereka menangis (Bobak, 2004).

Morse, dkk (1990) menemukan bahwa dari 120 kebudayaan yang dipelajarinya, 50 diantaranya menahan kolostrum sekurang-kurangnya dua hari. Sedangkan Alexander & Blank (1998) menemukan orang Amerika-Meksiko cenderung menyusui bayinya secara berlebihan karena mereka beranggapan bahwa bayi yang gemuk adalah bayi yang sehat (Bobak, 2004).

Di pedesaan telihat bayi disusui ibunya setiap hari, bahkan gadis-gadis, sebelum menikah dan melahirkan akan dapat mengamati dan mempelajari cara-cara menyusui. Dukungan

(16)

masyarakat sangat membantu menyukseskan pemberian ASI sesudah melahirkan (Aritonang, 1996).

4) Aspek ekonomis

Di negara berkembang masalah sanitasi dan kebersihan belum begitu baik, masalahnya terjadi kematian atau infeksi pencernaan yang tinggi ada hubunganya dengan penggunaan susu botol, hal ini sangat merugikan dari segi ekonomis (Aritonang, 1996).

b. Cara pemberian ASI yang benar

Menurut Roesli (2001), peningkatan pengguanaan ASI untuk mencapai kesuksesan antara lain :

1) Tidak membuang kolostrum

ASI yang keluar hari pertamam sampai kelima atau ketujuh mengandung zat putih telur (protein) yang kadarnya tinggi yang sangat baik untuk daya tahan tubuh.

2) Tidak terpaku pada jadwal 3) Tetap menyusui ketika ibu sakit 4) Hindari penggunaan dot

5) Berfikir positif tentang ASI

6) Memberi makanan pendamping setelah enam bulan (http://www.balita-anda.indoglobal.com)

c. Frekuensi menyusui

(17)

Pembatasan dilakukan mengenai frekuensi dan jarak menyusui, dengan tujuan mendidik bayi untuk membiasakan disiplin dan memberi kemudahan. Cara ini dianggap mengurangi kemampuan menyusui pada ibu, oleh karena itu tidak dianjurkan lagi.

2) Frekuensi menyusui dengan gaya bebas (on demand)

Cara ini dianjurkan dan biasa disebut menyusui kehendak bayi. Diberikan saat bayi lapar atau haus.

d. Lama pemberian ASI

Lama pemberian ASI tergantung kondisi dalam dua hari pertama, produksi ASI yang belum banyak hingga tidak perlu menyusui terlalu lama cukup beberapa menit saja untuk merangsang keluarnya ASI. Namun pada umumnya bayi menyusu kira-kira 20-40 menit sekali menyusu. Tetapi bukan berarti ibu harus melihat jam dan mengukur lamanya bayi menyusui.

e. Masalah dalam pemberian ASI (menyusui)

Menyusui dan menyusu merupakan aktivitas yang kompleks bagi ibu dan bayi. Di tengah jalan, prosesnya bisa saja mengalami hambatan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 1). Merasa ASI kurang; 2). Kurang memahami penatalaksanaan/managemen laktasi; 3). Sudah mendapat prelacteal feeding; 4). Ibu bekerja; 5). Kelainan ibu; 6). Kelainan bayi; 7). Kurang motivasi ibu (keluarga khususnya suami); 8). Berat badan turun (Roesli, 2007).

(18)

C. Dukungan Sosial Suami

1. Definisi

Dukungan sosial berfokus pada sifat interaksi yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi oleh individu. Evaluasi individu atau keluarga ini juga melihat apakah hubungan tersebut bermanfaat dan seberapa jauh manfaat itu (Friedman, 1998)

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga baik secara internal seperti dukungan suami atau saudara kandung ataupun secara eksternal bagi keluarga inti. Sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda sesuai tahap-tahap siklus kehidupan seperti saat menyusui (Friedman, 1998).

Dukungan suami merupakan dorongan, motivasi terhadap istri, baik secara moral maupun material (Bobak, 2005). Dukungan sosial suami dapat berfungsi sebagai strategi preventif untuk mengurangi stres dan konsekuensi negatifnya (Friedman, 1998).

2. Sumber-Sumber Dukungan Sosial

Dalam hal ini ibu usia remaja (ibu muda) memperoleh dukungan sosial dari orang-orang yang memiliki hubungan berarti dengan individu seperti suami, keluarga (ayah, ibu, mertua), saudara, teman dekat, tetangga dan petugas kesehatan (Bobak, 2004).

(19)

3. Jenis-Jenis Dukungan Sosial Suami

Menurut House (1985), Thoits (1982) dan Coplan (1076) yang dikutip dari Friedman (1998), wujud dari dukungan sosial suami yaitu : a. Dukungan informasi adalah dukungan yang diberikan apabila

individu tidak mampu menyelesaikan masalah dengan memberikan informasi, nasehat dan petunjuk tentang cara-cara pemecahan masalah.

b. Dukungan emosional atau psikologis adalah dukungan yang dapat berupa perhatian, mendampingi atau menemani istri saat dirumah, pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

c. Dukungan instrumental atau finansial adalah dukungan yang bersifat nyata atau konkrit dalam bentuk materi, uang atau dana yang bertujuan untuk meringankan individu, keperluan ibu, keperluan bayi misalnya pakaian bayi.

d. Dukungan penghargaan atau penilaian adalah dukungan yang berupa penilaian positif dari suami lewat ungkapan hormat misalnya pujian pada istri yang menyusui.

Dukungan sosial dapat diukur dengan melihat tiga elemen yaitu: 1). Perilaku supportif aktual dari teman-teman dan sanak famili; 2). Sifat kerangka sosial (apakah kelompok jaringan tertutup dari individu-individu atau lebih menyebar); 3). Cara individu-individu merasakan dukungan yang diberikan oleh teman-teman dan sanak famili (Niven, 2002).

(20)

D. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian teori diatas maka kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor Internal : a. Fisik

b. Proses mental c. Kematangan usia d. Keinginan dalam diri

sendiri

e. Pengelolaan diri f. Tingkat pengetahuan

Faktor eksternal : a. Lingkungan

b. Dukungan sosial suami c. Penguatan/kekuatan d. Media

Motivasi ibu usia muda dalam pemberian ASI

eksklusif

Gambar : 1. Kerangka Teori

Sumber :Bobak, L; & Jensen (2004); Friedman, M.M (1998); Handoko (1998); Notoatmojo (2003).

E.

Kerangka Konsep

Variabel bebas Dukungan sosial suami a. Dukungan emosional b. Dukungan instrumental c. Dukungan informasi d. Dukungan penghargaan

Variabel terikat Motivasi ibu usia

muda dalam pemberian ASI

eksklusif.

(21)

Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas

Variabel yang akan menentukan atau berpengaruh terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah dukungan sosial suami 2. Variabel terikat

Variabel yang kondisi atau nilainya dipengaruhi variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi ibu usia muda dalam pemberian ASI eksklusif

G. Hipotesa

Dari permasalahan yang ada maka hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

HO : Tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan sosial suami dengan

motivasi ibu usia muda dalam pemberian ASI eksklusif.

Ha : Ada hubungan yang bermakna antara dukungan sosial suami dengan motivasi ibu usia muda dalam pemberian ASI eksklusif.

Gambar

Gambar : 1. Kerangka Teori

Referensi

Dokumen terkait

• Dua korban non-fatal tidak bisa dicocokan jika mereka dilaporkan dalam sumber catatan yang sama (karena pengkodean data dan metode-metode representasi database yang

Yaitu peralatan detektor yang digunakan untuk mendeteksi bahan peledak atau barang berbahaya lain yang mudah meledak dan dapat membahayakan keselamatan

Penelitian ini membahas hubungan antara keberhasilan implementasi sistem Informasi Manajemen terhadap teknologi informasi dan kepuasan pengguna.. Desain penelitian

– Storing data that servlet looked up and that JSP page will use in this request and in later requests from same client. • Servlet syntax to

Ida Bagus Antariksa, selaku Kepala Sekolah SD Tarsisius II, , yang telah dengan baik hati memberikan waktu dan tenaganya serta memberikan kesempatan bagi penulis untuk

 Diberitakan bahwa tanah di atas pabrik SIMP (anak usaha INDF) yang saat ini dimiliki oleh afiliasi di luar Grup INDF akan dibeli oleh PT.. AIM yang merupakan anak usaha INDF,

Kegiatan lainnya yang dapat mendukung kedaulatan pangan dan ekonomi masyarakat adat. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan dukungan dari PB AMAN?..

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) kinerja guru administrasi perkantoran dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi terkait dengan disiplin waktu, kreativitas