• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN KASUS

A PENGKAJIAN

Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009.

Klien di rawat di ruang XI Larasati dengan nomor RM 063245. Perawat

melakukan pengkajian pada tanggal 23 Januari 2009 jam 16.00 wib di ruang XI

Larasati. Sumber data yang digunakan yaitu wawancara dengan klien.

1. Biodata

a.

Identitas Klien

Nama

: Nn. S

Umur

: 19 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat

: Welahan, Jepara

Pekerjaan

: Pelayan toko

Pendidikan

: SMP

Diagnosa Medis : Gangguan psikotik ; skizofenia akut

b.Identitas penanggungjawab

Nama

:

Tn.

S

Alamat

:

Welahan,

Jepara

Hubungan dengan klien

: Ayah klien

2. Alasan Masuk

Klien dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit Jiwa Amino Gondho Hutomo

Semarang pada tanggal 14 Januari 2009 dengan alas an bicara sendiri.

(2)

3. Faktor Predisposisi

Klien belum pernah mengalami sakit seperti ini.

4. Faktor Presipitasi

Enam hari sebelum Nn. S dirawat di Rumah Sakit Jiwa Amino Gondho

Hutomo Klien mulai bicara sendiri, tertawa sendiri, bicara ngelantur dan tidak

jelas. Makan minum dilakukan sendiri, mandi, ganti baju dibantu oleh

keluarga. Klien sulit tidur, waktu luang digunaka untuk berdiam diri dan

melamun. Hubungan dengan keluarga kurang baik.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda – tanda Vital

TD

: 110/70 mmHg

RR

: 23x/menit

Nadi

: 82x/menit

Suhu

: 36,5 C

b. Keadaan Fisik

- Kepala : Mesocephal, rambut hitam panjang, agak acak – acakan, tidak rapi,

agak kotor, tidak pernah mengalami trauma kepala.

- Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada secret.

- Telinga :Tidak ada serumen, pendengaran masih baik

- Leher :Tidak mengalami pembesaran tiroid

(3)

- Paru :

Inspeksi

: tidak menggunakan otot bantu pernapasan, gerakan dada

kanan sama dengan dada kiri

Palpasi

: vocal fremitus antara kanan dan kiri, atas dan bawah sama

Perkusi

: bunyi sonor

Auskultasi

: Tidak ada suara tambahan, suara nafas vesikuler seluruh

lapang paru

- Jantung :

Inspeksi

: ictus cordis tidak nampak

Palpasi

: IC teraba di ICS 5, linea mid clavikula kiri

Perkusi

: batas serta ukuran jantung dalam batas normal

Auskultasi

: Bunyi jantung murni

- Abdomen :

Inspeksi

: permukaan datar, tidak ada ascites

Auskultasi

: terdengar bising usus

Perkusi

: bunyi thympani diseluruh lapang perut

Palpasi

: tidak ada massa dan nyeri tekan

- Genitalia

: tidak dilakukan pemeriksaan

(4)

6. Psikososial

a. Genogram

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

:

Meninggal

: Mengalami sakit seperti klien

: Klien

: Tinggal dalam satu rumah

Klien merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara. Kakak klien pertama

berjenis kelamin laki- laki sudah menikah dan tinggal satu rumah bersama

klien. Kakak ke2 klien perempuan, adik pertama klien perempuan dan adik

(5)

terakhir klien laki- laki. Mereka tinggal dalam satu atap bersama kedua orang

tua mereka. Paman dan sepupu klien juga mengalami sakit seperti yang

dialami klien saat ini.

b. Konsep Diri

1.

Gambaran Diri

Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya mulai dari rambut hingga

ujung kaki. Klien mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah SWT

kepadanya.

2.

Identitas Diri

Klien tahu dan menyadari bahwa klien adalah seorang anak yang

mempunya 2 adik, tinggal di Welahan dan sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa

klien bekerja sebagai pelayan toko.

3.

Peran Diri

Klien adalah seorang anak. Sebelum dirawat klien pernah bekerja

sebagai pelayan toko. Di masyarakat sebelum bekerja klien sering mengikuti

perkumpulan karang taruna, tapi setelah bekerja klien hamper tidak pernah

mengikuti perkumpulan karang taruna. Klien merasa kurang percaya diri

karena putus dengan pacarnya dan klien belum mempunyai penggantinya.

4.

Ideal Diri

Klien berharap kelak ia punya toko serta bisa menjadi mandor sebuah

toko miliknya. Klien juga berharap segera mempunyai pacar baru.

(6)

Klien kurang percaya diri karena putus dengan pacar dank lien belum

mempunyai penggantinya. Klien merasa kecewa dan putus asa karena hal

tersebut.

c. Hubungan Sosial

1.

Orang yang berarti

Orang yang pailng berarti bagi klien adalah keluarga klien terutama

orang tua klien. Sebelum putus dengan pacar, salah atu orang yang berarti

bagi klien adalah pacar klien.

2.

Peran serta dalam kegiatan kelompok dan masyarakat

Sebelum bekerja dan sebelum dirawat di Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino

Gondho Hutomo klien sering mengikuti perkumpulan karang taruna. Tapi

setelah klien bekerja di sebuah toko klien tidak lagi mengikuti perkumpulan

karang taruna.

d. Spiritual

Klien menganut Agama Islam. Kegiatan ibadah seperti shalat dilakukan

oleh klien sebelum dirawat di Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Godho Hutomo

tetapi selama dirawat klien pertama kali shalat di Rumah Sakit JiwaAmino

Gondho Hutomo pada tanggal 23 Januari 2009. Klien terlihat shalat asyar, klien

percaya dan yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa – doa tiap umatnya.

e. Status Mental

(7)

Rambut klien panjang berwarna hitam, terlihat acak – acakan tidak

rapi, agak kotor, kuku bersih, gigi bersih. Cara berpakaian benar, pakaian

bersih tapi kurang rapi

2.

Pembicaraan

Pembicaraan klien cepat terkadang agak keras, inkoheren (berpindah –

pindah dari satu kalimay ke kalimat lain tapi tidak ada kaitan dan sulit

dipahami ).

3. Aktifitas Motorik

Klien nampak agitasi dan gelisah.

4. Alam Perasaan

Klien merasa sedih karena telah dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit

Jiwa Amino Gondho Hutomo. Klien merasa benci tidak suka oleh orang –

orang yang telah membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Amino Gondho

Hutomo. Selain itu, klien juga merasa sedih karena belum mempunyai pacar

pengganti.

5.

Afek

Afek yang dialami oleh klien saat ini adalah labil. Ketika berinteraksi

dengan perawat klien menangis dan marah ketika teringat orang tua dan

orang yang membawanya ke RSJD Dr. Amino Godho Hutomo.

6. Interaksi selama wawancara

Interaksi selama wawancara mudah tersinggung, kontak mata mudah

beralih.

(8)

Klien mengatakan mendengar suara tapi tidak ada orangnya. Suara itu

menyuruh klien untuk marah- marah, klien mendengar suara ini ketika klien

sedang sendiri dan pikiran klien sedang kacau. Suara ini sering terdengar

ditelinga klien, ketika klien mendengar suara ini klien menuruti suara yang

didengar klien saat ini.

Klien nampak bicara dan ngomel sendiri, ekspresi muka tegang, mudah

tersinggung disorientasi waktu, klien tidak bisa membedakan suara yang

nyata dan tidak nyata.

8. Pola Pikir

Data yang diperoleh melalui observasi selama wawancara dengan klien

adalah blocking. Pembicaraan terhenti secara tiba-tiba tanpa gangguan

eksternal kemudian dapat melanjutkan pembicaraan lagi.

9. Isi Pikir

Klien mengalami waham curiga. Klien terkadang menganggap

perawat hanya bisa menyakitinya dan tidak punya perasaan saat tangan dan

kaki klien difiksasi.

10. Tingkat kesadaran

Klien nampak bingung, klien tidak tahu hari dan tanggal saat ini

(disorientasi waktu).

11. Memori

Jangka panjang

:Baik, klien dapat mengingat jumlah saudara klien.

Jangka pendek

:Baik, klien dapat menyebutkan keluarga yang

(9)

Saat ini

:Baik, Klien dapat menyebutkan sayur dan laut ketika

klien makan sore.

12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung

Klien tidak mampu berkonsentrasi dan tidak mampu berhitung

sederhana . Ketika di beri pertanyaan 50 + 100 – 25 klien menjawab 75.

13. Kemampuan Penilian

Klien mampu mengambil keputusan sederhana, misalnya apabila Nn. S

di beri pilihan mandi dulu apa makan dulu maka klien menjawab mandi dulu,

karena setelah mandi saya merasa segar dan makan pun menjadi enak.

14. Daya titik diri

Klien tahu saat ini klien berada di Rumah Sakit Jiwa tap klien tidak

tahu dan tidak menyadari kan sakit yang di alami. Klien menyalahkan orang

yang telah membawanya ke Rumah Sakit Jiwa.

f. Kebutuhan Pulang

1. Makan

Klien mampu menyiapkan makanan, makan dan membersihkan

alat-alat makan dengan baik tanpa bantuan orang lain.

2. BAB atau BAK

Klien mampu mengontrol untuk BAB atau BAK di tempatnya yang

sesuai, serta dapat membersihkan wc tanpa bantuan orang lain.

3. Mandi

Klien mampu mandi, sikat gigi, mampu memilih dan berpakaian tanpa

bantuan orang lain.

(10)

4. Berpakaian

Klien mampu mengambil dan memakai pakaian sendiri tanpa bantuan

orang lain.

5. Istirahat dan tidur

Nn. S mengalami kesulitan-kesulitan tidur. Klien mampu merapikan

sprei, selimut, dan bantal tanpa bantuan orang lain.

6. Pengunaan Obat

Penggunaan obat selama di Rumah Sakit Jiwa Dr.Amino Gondho

Hutomo selalu diawasi dan dibimbing perawat.

7. Pemeliharaan Kesehatan

Klien dan keluarga selalu memperiksakan keluarga ke puskesmas atau

dokter bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit.

8. Aktivitas didalam rumah

Klien pergi keluar rumah dengan jalan kaki dan naik angkutan umum

tanpa bantuan orang lain.

g. Aspek Medis

1.

Diagnosa masuk tanggal 14 januari 2009 adalah gangguan psikotik:

Skizofrenia akut

2. Therapi:

Zofredal

2x1 mg

Trihexy Phenidol

2x1 mg

Chlorfomazine

2x1 mg

(11)

B. ANALISA DATA

No. Data Fokus Masalah Keperawatan 1.

2.

3.

DS:- Klien mengatakan mendengar suara tapi tidak ada orangnya.

- Klien mengatakan suara itu menyuruh klien untuk marah- marah, klien mendengar suara ini ketika klien sedang sendiri dan ketika pikiran klien sedang kacau. - Klien mengatakan suara ini sering muncul, ketika klien

menuruti suara yang didengar klien saat ini. DO:-Klien nampak bicara dan ngomel sendiri -ekspresi muka tegang, mudah tersinggung -disorientasi waktu

-klien tidak bisa membedakan suara yang nyata dan tidak nyata

DS:-Klien mengatakan lebih suka dan lebih enak menyendiri - klien tidak suka ada orang yang mengganggunya. DO: - ekspresi wajah sedih

- rambut terlihat acak- acakan - sulit diajak ngobrol

DS:-Klien mengatakan “ saya ingin pulang, saya tidak suka disini, saya bukan orang gila, saya benci dengan orang- orang yang membawa saya kesini, lepaskan tali saya, kenapa saya diikat, semua orang jahat.”

- Klien mengatakan ingin memukul orang- orang yang telah membawa klien ke Rumah Sakit

Perubahan Sensori persepsi: Halusinasi Pendengaran.

Isolasi Sosial

(12)

DO:-Klien berusaha ingin melepas tali yang ada ditangan dan kaki klien

- muka terlihat merah - nada suara tinggi - pandangan tajam

C. MASALAH KEPERAWATAN

1.Perubaha Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran

2.Isolasi Sosial

3.Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

D. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

Isolasi sosial

(13)

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Halusinasi Pendengaran

2. Isolasi Sosial

(14)

F. INTERVENSI

Nama : Nn.S Alamat : Welahan, Jepara

No. RM : 063245 Ruang : XI ( Larasati )

Perencanaan Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

TTD

Halusinasi Pendengaran

TUM: Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya

TUK 1:

Klien dapat membina hubungan saling percaya

1. Setelah dilakukan 3x interaksi klien menunjukkan tanda- tanda percaya kepada perawat:

ƒ Ekspresi wajah bersahabat

ƒ Menunjukkan rasa senang

ƒ Ada kontak mata

ƒ Mau berjabat tangan

ƒ Mau menyebutkan nama

ƒ Mau menjawab salam

ƒ Mau duduk berdampingan dengan perawat

ƒ Bersedia mengungkapkan masalah yang dialaminya

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik

1.1 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal 1.2 Perkenalkan nama, nama

panggilan dan tujuan perawat berkenalan

1.3 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien

1.4 Buat kontrak yang jelas 1.5 Tunjukkan sikap jujur dan

menepati janji setiap interaksi 1.6 Tunjukkan sikap empati dan

menerima apa adanya 1.7 Tanyakan perasaan klien dan

masalah yang dihadapi klien 1.8 Dengarkan dengan penuh

perhatian ekspresi perasaan klien

Membina hubungan saling percaya klien dengan perawat

(15)

TUK 2:

Klien dapat mengenal halusinasinya

TUK 3:

Klien dapat mengontrol halusinasinya

2.1 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat menyebutkan:

ƒ Isi

ƒ Waktu

ƒ Frekuensi

ƒ Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi 2.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien

menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi:

ƒ Marah ƒ Takut ƒ Sedih ƒ Senang ƒ Cemas ƒ Jengkel

3.1 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk

mengendalikan halusinasinya 3.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien

menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi

2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap 2.2 Observasi tingkah laku klien

terkait dengan halusinasinya

2.3 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk

mengungkapkan perasaannya 2.4 Diskusikan dengan klien apa

yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut 2.5 Diskusikan tentang dampak

yang aka dialaminya bila klien menikmati

halusinasinya

3.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri, dll )

3.2 Diskusikan cara yang dilakukan klien Klien mengenal halusinasi yang dialaminya Klien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya

(16)

3.3 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi dengar 3.4 Setelah dilakukan 3x interaksi klien

dapat melaksanakan cara yang telah dpilih untuk mengendalikan halusinasi

3.5 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok

ƒ Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian

ƒ Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut 3.3 Diskusikan cara baru untuk

memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi:

ƒ Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( ” saya tidak mendengar ” pada saat halusinasi terjadi )

ƒ Menemui orang lain ( perawat/ teman/ anggota keluarga )

ƒ Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari- hari yang telah disusun

ƒ Meminta keluarga/ teman/ perawat menyapa jika sedang berhalusiasi 3.4 Bantu klien memilih cara yang

sudah dianjurkan dan dilatih untuk mencobanya

3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih

3.6 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, bila berhasil beri pujian 3.7 Anjurkan klien mengikuti

terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi

(17)

TUK 4:

Klien dapat dukungan dari keluarga

4.1 Setelah dilakukan 3x interaksi pertemuan keluarga, keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat

4.3 Setelah dilakukan 3x interaksi keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi

persepsi

4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( waktu, tempat, topik )

4.2 Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan

keluarga/ kunjungan rumah ) 4.3 Jelaskan kepada keluarga

tentang:

ƒ Pengertian halusinasi

ƒ Tanda dan gejala halusinasi

ƒ Proses terjadinya halusinasi

ƒ Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi

ƒ Obat- obatan halusinasi

ƒ Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah ( beri kegiatan, jangan biarakan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memantau obat- obatan dan cara

pemberiannya untuk mengatasi halusinasi )

ƒ Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi dirumah

Keluarga mendukung dalam upaya

(18)

Resiko Perilaku Kekerasan

TUK 5:

Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

TUM:

Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan

TUK 1:

Kilen dapat membina hubungan saling percaya

5.1 Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat menyebutkan:

ƒ Manfaat minum obat

ƒ Kerugian tidak minum obat

ƒ Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat 5.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien

mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar

5.3 Setelah 3x interaksi klien

menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpakonsultasi dokter

1. Setelah dilakukan 3x pertemua klien menunjukkan tanda- tanda percaya kepada perawat:

ƒ Wajah cerah, tersenyum

ƒ Mau berkenalan

ƒ Ada kontak mata

ƒ Bersedia menceritakan perasaan

5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping

penggunaan obat

5.2 Pantau klien saat penggunaan obat

5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar

5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi denga dokter

5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat jika terjadi hal- hak yang tidak diinginkan

1. Bina hubungan saling percaya dengan:

1.1 Beri salam setiap interaksi 1.2 Perkenalkan nama, nama

panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi

1.3 Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

Membina hubungan saling percaya klien dengan perawat

(19)

TUK 2:

Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya

TUK 3:

Klien dapat mengidentifikasi tanda- tanda perilaku kekerasan

2. Setelah dilakukan 3x interaksi klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya:

ƒ Menceritakan penyebab perasaan jengkel/ kesal baik diri sendiri maupun

lingkungannya

3. Setelah dilakukan 3x interaksi klien menceritakan tanda- tanda saat terjadi perilaku kekerasan

ƒ Tanda fisik: mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain- lain

ƒ Tanda emosional: perasaan marah, jengkel, bicara kasar

ƒ Tanda sosial: bermusuhan yang dialami saat terjadi

1.4 Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi

1.5 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien 1.6 Buat kontrak interaksi yang

jelas

1.7 Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien

2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya: 2.1 Motivasi klien untuk

menceritaka penyebab rasa kesal atau jengkelnya 2.2 Dengarkan tanpa menyela atau

memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien

3. Bantu klien mengungkapkan tanda- tanda perilaku kekerasan yang dialalminya:

3.1 Motivasi klien menceritakan kondisi fisik ( tanda- tanda fisik ) saat perilaku kekerasan terjadi

3.2 Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya ( tanda- tanda emosional ) saat terjadi

Klien dapat mengenal serta

mengidentifikasi Perilaku Kekerasan

Klien dapat mengidentifikasi

tanda- tanda perilaku kekerasan

(20)

TUK 4:

Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan

TUK 5:

Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

perilaku kekerasan

4. Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat menjelaskan:

ƒ Jenis- jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukannya

ƒ Perasaanya saat melakukan kekerasan

ƒ Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaiakn masalah

5. Setelah dilakukan 3x interaksi klien menjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya

ƒ Diri sendiri: luka, dijauhi teman, dll

ƒ Orang lain/ keluarga: luka, tersinggung, ketakutan, dll

ƒ Lingkungan: barang atau benda rusak, dll

perilaku kekerasan

3.3 Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain ( tanda- tanda sosial ) saat trejadi perilaku kekerasan

4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasa yamg dilakukannya selama ini:

4.1 Motivasi klien menceritakan jenis- jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya

4.2 Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi 4.3 Diskusikan apakah dengan

tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialaminya teratasi

5. Diskusikan dengan klien akibat negatif ( kerugian ) cara yang dillakukan pada:

5.1 Diri sendiri

5.2 Orang lain/ keluarga 5.3 Lingkungan Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

(21)

TUK 6:

Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan

TUK 7:

Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

6. Setelah dilakukan 3x interaksi klien:

ƒ Menjelaskan cara- cara sehat mengungkapkan rasa marah

7. Setelah dilakukan 3x interaksi klien memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan:

ƒ Fisik: tarik nafas dalam, memukul bantal/ kasur

ƒ Verbal: mengungkapkan

6. Diskusikan dengan klien: 6.1 Apakah klien mau

mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat

6.2 Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk

mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien

6.3 Jelaskan cara- cara sehat mengungkapkan rasa marah:

ƒ Cara fisik: nafas dalam, pukul bantak atau kasur, olah raga

ƒ Verbal: mengungkapkan dirinya sedang kesal dengan orang lain

ƒ Sosial: latihan asertif dengan orang lain

ƒ Spiritual: sembahyang/ doa, zikir, meditasi, dsb sesuai dengan

kleyakinan agamanya masing- masing

7.1 Diskusikan cara yang

mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk

mengungkapkan kemarahan 7.2 Latih klien memperagakan

Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

(22)

TUK 8:

Klien mendapat dukungan keluaraga untuk mengontrol perilaku kekerasan

perasaan kesal/ jengkel pada orang lain tanpa menyakiti

ƒ Spiritual: zikir/ doa, meditasi sesuai agamanya

8. Setelah dilakukan 3x pertemuan keluarga:

ƒ Menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan

ƒ Mengungkapka rasa puas dalam merawat klien

cara yang dipilih:

ƒ Peragakan cara

melaksanakan cara yang dipilih

ƒ Jelaskan manfaat cara tersebut

ƒ Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan

ƒ Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna 7.3 Anjurkan klien menggunakan

cara yang sudah dilatih saat marah/ jengkel

8.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mngatasi perilaku kekerasan 8.2 Diskusikan potensi keluarga

untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan 8.3 Jelaskan pengertian,

penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga 8.4 Peragakan cara merawat klien

( mengngani perilaku kekerasan )

8.5 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang 8.6 Beri pujian kepada keluarga

setelah peragaan

Klien mendapat dukungan keluaraga untuk mengontrol perilaku kekerasan

(23)

Isolasi Sosial

TUK 9:

Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan

TUM:

Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

TUK 1:

Klien dapat membina hubungan saling percaya

9.1 Setelah dilakukan 3x interaksi klien menjelaskan:

ƒ Manfaat minum obat

ƒ Kerugian tidak minum obat

ƒ Nama obat

ƒ Bentuk dan warna obat

ƒ Dosis yang diberikan kepadanya

ƒ Waktu pemakaian

ƒ Cara pemakaian

ƒ Efek yang dirasakan

9.2 Setelah dilakukan 3x interaksi klien menggunakan obat sesuai program

1. Setelah dilakukan 3x interaksi klien menunjukkan tanda- tanda percaya kepada / terhadap perawat:

8.7 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan

9.1 Jelaskan manfaat

menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat

9.2 Jelaskan kepada klien:

ƒ Jenis obat ( nama, warna dan bentuk obat )

ƒ Dosis yang tepat untuk klien

ƒ Waktu pemakaian

ƒ Cara pemakaian

ƒ Efek yang akan dirasakan klien 9.3 Anjurkan klien:

ƒ Minta dan menggunakan obat tepat waktu

ƒ Lapor ke perawat/ dokter jika mengalami efek yang tidak biasa

ƒ Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan:

ƒ Beri salam setiap

Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan

Klien dapat membina hubungan saling percaya

(24)

TUK 2:

Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri

ƒ Wajah cerah, tersenyum

ƒ Mau berkenalan

ƒ Ada kontak mata

ƒ Bersedia menceritakan perasaan

ƒ Bersedia mengungkapkan masalahnya

2. Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari:

ƒ Diri sendiri

ƒ Orang lain

ƒ Lingkungan

interaksi

ƒ Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan

ƒ Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

ƒ Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi

ƒ Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

ƒ Buat kontrak interaksi yang jelas

ƒ Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

2.1 Tanyakan kepada klien tentang:

ƒ Orang yang tinggal serumah/ teman sekamar klien

ƒ Orang yang paling dekat dengan klien dirumah/ diruang perawatan

ƒ Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut

ƒ Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah/ diruang perawatan

ƒ Apa yang membuat klien

Klien mampu menyebutkan

penyebab menarik diri

(25)

TUK 3:

Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri

TUK 4:

Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

3. Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial, misalnya:

ƒ Banyak teman

ƒ Tidak kesepian

ƒ Bisa berdiskusi

ƒ Saling menolong Dan kerugian menarik diri, misalnya:

ƒ Sendiri

ƒ Kesepian

ƒ Tidak bisa berdiskusi 4. Setelah dilakukan 3x interaksi klien

dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan:

ƒ Perawat

ƒ Perawat lain

ƒ Klien lain

ƒ Kelompok

tidak dekat dengan orang tersebut

ƒ Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain 2.2 Diskusikan dengan klien

penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain

2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya

3.1 Tanyakan pada klien tentang:

ƒ Manfaat hubungan sosial

ƒ Kerugian menarik diri 3.2 Diskusikan bersama klien

tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian menark diri

3.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya

4.1 Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial

4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan/ berkomunikasi dengan: ƒ Perawat lain ƒ Klien lain ƒ Kelompok Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri

Klien dapat melaksanakan

hubungan sosial secara bertahap

(26)

TUK 5:

Klienmampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial

TUK 6:

Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial

5. Setelah dilakukan 3x interaksi klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan:

ƒ Orang lain

ƒ Kelompok

6.1 Setelah dilakukan 3x pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang:

ƒ Pengertian menarik diri

ƒ Tanda dan gejala menarik diri

ƒ Penyebab dan akibat menarik

4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas Kelompok

4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi 4.5 Beri motivasi klien untuk

melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat

4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya

5.1 Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial dengan:

ƒ Orang lain

ƒ Kelompok 5.2 Beri pujian terhadap

kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya

6.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku menarik diri 6.2 Diskusikan potensi keluarga

untuk membantu klien

Klienmampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial

(27)

TUK 7:

Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

diri

ƒ Cara merawat klien menarik diri

7.1 Setelah dilakukan 3x interaksi klien menyebutkan:

ƒ Manfaat minum obat

ƒ Kerugian tidak minum obat

ƒ Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat 7.2 Setelah dilakukan 3x interaksi

klien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar 7.3 setelah dilakukan 3x interaksi

klien menyebutkan akibat berhenti

mengatasi perilaku menarik diri

6.3 Jelaskan pada keluarga tentang:

ƒ Pengertian menarik diri

ƒ Tanda dan gejala menarik diri

ƒ Penyebab dan akibat menarik diri

ƒ Cara merawat klien menarik diri

6.4 Latih keluarga cara merawat klien menarik diri

6.5 Tanyakan perasaan klien setelah mencoba cara yang dilatihkan

6.6 Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi

6.7 Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah sakit

7.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping

penggunaan obat

7.2 Pantau klien saat penggunaan obat

7.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar

Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

(28)

minum obat tanpa konsultasi dokter 7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter

7.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan

(29)

G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama

: Nn.S

Alamat

: Welahan, Jepara

No. RM

: 063245

Ruang

: XI ( Larasati )

Hari/ tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf Jumat, 23 Januari 2009 jam: 16.00 WIB Halusinasi pendengaran Pasien SP I P

1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien

2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien

3. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien

4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien

5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi

7. Melatih cara control halusinasi dengan menghardik

8. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal harian .

S : Saya mendengar suara yang meminta saya untuk marah dan menangis. Ketika saya dengar suara itu saya menuruti suara yang menyuruh saya marah. O : Klien terlihat berbica ra sendiri, kadang nangis sendiri, ekspresi wajahnampak sedih, binggung.

A : Masalah belum teratasi. P :

(k) meminta klien mengingat waktu,frekuensi, dan situasi yang

menimbulkan halusinasi.

(P) ulangi SPIP yang belum teratasi.

(30)

Sabtu, 24 Januari ’09 13.00 WIB Halusinasi pendengaran SP I P: 1. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien 2. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien

3. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi 4. Melatih cara control halusinasi

dengan menghardik

5. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal

harian . 1. mengidentifikasi waktu halusinasi pasien. 2. mengidentifikasi frekunsi halusinasi pasien. 3. mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi. 4. melatih pasien cara

kontrol halusinasi dengan menghardik. 5. membimbing pasien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S : Saya mendengar suara-suara itu ketika saya sendiri dan ketika pikiran saya sedang kacau. Saya tidak tahu suara ini muncul berapa kali dalam sehari, yang jelas lumayan sering. Saya sudah pernah mengusir suara ini tapi masih ada terus. O : Klien kooperatif,

(31)

Senin 26 Januari 2009 jam: 10.00 WIB Halusinasi Pendengaran SP II P:

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain

3. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

terlihat binggung. Klien mampu membuat jadwal kegiatan harian dari bangun tidur sampai tidur lagi. A : Masalah teratasi. P : Melanjutkan SP II P 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara control halusinasi dengan berbincang

dengan orang lain 3. Memasukkan

kedalam jadwal kegiatan harian .

S : Saya senang Mbak sudah mau memberi tahu cara

menghilangkan suara-suara yang saya dengar. O : Klien kooperatif,

(32)

Selasa, 27 Januari 2009 jam: 13.00 WIB Halusinasi Pendengaran SP III P:

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara control halusinasi dengan kegiatan ( yang biasa dilakukan pasien )

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

A: Masalah teratasi. P :

(K): Menganjurkan klien berbincang dengan orng lain ketika ada yang muncul.

(P): Melanjutkan SP III P 1. Memvalidasi masalah

dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara control halusinasi dengan kegiatan ( yang biasa dilakukan pasien )

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S: Kemarin saya dijarin Mbak menghilangkan suara dengan cara ngobrol dengan orang lain, saya sudah mempraktekkannya sekarang saya diberitahu

(33)

cara lain yaitu melakukan kegiatan saya sehari- hari misalnya cuci piring dan menyapu lantai. O: Klien terlihat

kooperatif, kontak mata baik. Klien terlihat menyapu dan mencuci piring.

A: Masalah teratasi P:

(K): Menganjurkan pasien terus melakukan kegiatan sehari- harinya seperti menyapu dan mencuci piring setelah makan

(P): Melanjutkan SP IV P 1. Memvalidasi masalah

dan latihan sebelumnya 2. Menjelaskan cara

control halusinasi engan teratur minum obat ( prinsip 5 benar minum obat )

3. Membimbing pasien memasukkan dalam

(34)

Kamis, 29 Januari 2009 jam; 10.00 WIB Halusinasi Pendengaran SP IV P:

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Menjelaskan cara control halusinasi engan teratur minum obat ( prinsip 5 benar minum obat )

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

jadwal kegiatan harian

S: Saya senang Mbak mau

membantu saya mengusir suara- suara aneh yang saya dengar, kemarin Mbak melatih saya dengan cara melakukan kegiatan seperti menyapu dan mencuci piring setelah makan. Nah, sekarang Mbak mengajarkan cara lain yaitu minu obat secara teratur.

O:Klien terlihat kooperatif, kontak mata baik. Klien terlihat meminum obat miliknya.

A: Masalah teratasi P:

(P): Menganjurkan pasien agar selalu minum obat. (K): Melanjutkan SP I K

1. Mendiskusi masalah yang dirasakan kelurga dalam

(35)

Kamis, 29 Januari 2009 jam 10.15 WIB Halusinasi Pendengaran Keluarga SP I K:

1. Mendiskusi masalah yang dirasakan kelurga dalam merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda, dan gejala halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya 3. Menjelaskan cara- cara merawat

pasien halusinasi

merawat pasien 2. Menjelaskan

pengertian, tanda, dan gejala halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara- cara merawat pasien halusinasi

S: Saya tidak tahu adik saya mengalami sakit apa, saya tidak tahu tanda dan gejala, dan cara merawat adik saya

O:Keluarga terlihat kooperatif, dan mendengar setiap penjelasan dari perawat. A: Masalah teratasi P: Melanjutkan SP II K 1. Melatih keluaraga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi 2. Melatih keluarga merawat langsung

(36)

Kamis, 29 Januari 2009 jam: 11.00 WIB Halusinasi Pendengaran SP II K:

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi

kepada pasien halusinasi

S: Saya sebenarnya tidak tahu cara- cara merawat adik saya, maka dari itu saya senang Mbak melatih saya cara merawat adik saya.

O: Keluarga klien antusias dalam berinteraksi kepada perawat dan langsung

mempraktekkan cara- cara yang telah diajarkan perawat.

A: Masalah teratasi P:

(P): Menganjurkan keluarga klien untuk selalu

mempraktekkan cara merawat klien dengan car- cara yang telah diajarkan

(K): Melanjutkan SP III K 1. Membantu

(37)

Kamis, 29 Januari 2009 jam 10.15 WIB Halusinasi Pendengaran SP III K

1. Membantu keluarga dalam membuat jadwal aktivitas dirumah temasuk minum obat ( discharge planning )

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang keluarga dalam membuat jadwal aktivitas dirumah temasuk minum obat ( discharge planning ) 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang S:Keluarga klien mengatakan akan memasukkan cara merawat adiknya kedalam jadwal kegiatan harian dan senatiasa

memperhatikan serta mengawasi adiknya. O: Keluarga klien sangat

kooperatif dan antusias dalam berinteraksi pada perawat

A: Masalah teratasi P:

(P): Menganjurkan keluarga klien untuk

(38)

Rabu, 28 Januari 2009 jam: 13.00 WIB Resiko Perilaku Kekerasan SP I P 1. Mendiskusikan penyebab mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2. Mendiskusikan tanda dan gejala mencederai diri, orang lain dan lingkungan

3. Mendiskusikan mencederai diri, orang lain dan lingkungan yang biasa dilakukan

4. Mendiskusikan akibat mencederai diri, orang lain dan lingkungan 5. Melatih mencegah mencederai diri,

orang lain, dan lingkungan dengan cara fisik: nafas dalam

6. Membimbing memasukkan ke jadwal kegiatan harian

selalu memperhatikan dan mengawasi klien. (K) : Klien pulang bersama

keluarga

S: Nn.S mengatakan benci dengan orang yang membawa klien ke Rumah Sakit. Nn.S mengatakan biasanya mata saya melotot sambil teriak- teriak, tangan ingn memukul. Saya biasa memukul diri saya, kadang memukul orang yang ada disekitar saya Nn.S mengatakan tahu akibat mencederai diri, orang lain dan lingkungan, tetapi Nn.S tidak bisa mengontrolnya Nn.S mengatakan “saya senang Mbak Linda melatih saya cara control marah saya.” O: Nn.S marah ketika

(39)

ditanya siapa saja yang membawa klien ke Rumah Sakit Jiwa. Nn.S memperagakan gerakan saat memukul dirinya ataupun orang lain. Nn.S memperagakan latihan fisik: nafas dalam. Nn.S kooperatif, kontak mata bagus. Nn.S memasukkan latihan nafas dalam kedalam jadwal. A: Masalah teratasi P:

(P): Menganjurkan Nn.S selalu berlatih dan menggunakan cara ini bila Nn.S ingin marah. (K): Melanjutkan SP II K 1. Memvalidasi masalah

dan latihan sebelumnya

2. Melatih cara sosial untuk

mengekspresikan marah

(40)

Kamis, 29 Januari 2009 jam: 10.00 WIB Resiko Perilaku Kekerasan SP II P

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih cara sosial untuk mengekspresikan marah

3. Membimbing memasukkan ke jadwal kegiatan harian

memasukkan ke jadwal kegiatan harian

S: Nn.S mengatakan “ saya masih ingat cara mengontrol marah yang telah diajarkan

kemarin.” Saya senang Mbak mengajarkan saya cara lain untuk

mengontrol marah saya. Saya akan memasukkan cara ini kedalam jadwal harian saya Mbak. O: Nn.S memperagakan

cara yang telah diajarkan yaitu dengan nafas dalam Nn.S mengikuti cara

mengontrol marah yang telah diajarkan yaitu dengan memukul bantal. Nn.S memasukkan latihan cara sosial mengekspresiakan marah dengan cara

(41)

memukul bantal kedalam jadwal. A: Masalah teratasi P:

(P): Menganjurkan agar Nn.S selalu berlatih cara ini dan meminta Nn.S memilih cara yang disukai untuk mengurangi resiko perilaku kekerasan. (K): Nn.S pulang bersama

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun pemupukan NPK nyata mempengaruhi bobot kering polong dibanding kontrol, namun penambahan pupuk hayati pada dosis N yang lebih rendah (1/4–1/2 N), meningkatkan hasil

Pada dasarnya dengan Gammu untuk mengirim pesan SMS yaitu dengan menggunakan command inject yang sudah disediakan oleh Gammu, atau cara kedua dengan cara menyisipkan record

a) Motif fisiologis : dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani, misal dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan seksual, dorongan untuk

masing ing sed sediaa iaan n diu diukur kur bio bioava availa ilabil bilitas itasny nya. "er "erban bandin dingan gan bio bioava availa ilabil bilitas itas ini

Kondisi lahan dapat mempengaruhi seran- gan awal penggerek batang dan pucuk tebu.Pada penelitian ini lahan yang digunakan adalah lahan yang baru dibuka dan baru pertama kali ditanami

Dalam aplikasinya di proses pengeringan kayu nilai di ujung-ujung ruas garis atau di sisi-sisi luar persegi panjang tersebut adalah temperatur yang diberikan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui berapa kebutuhan air sawah untuk tanaman padi yang dibutuhkan pada daerah sekitar daerah Panei Tengah Kabupaten

Pada bagian ke empat ini akan menjelaskan tentang proses yang terjadi di enkripsi dan dekripsi teks secara umum, langkah permainan engklek atau sunda manda yang dilakukan