• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN INTERIOR PANTI ASUHAN ANAK KASIH MULIA SEJATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN INTERIOR PANTI ASUHAN ANAK KASIH MULIA SEJATI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN INTERIOR PANTI

ASUHAN ANAK KASIH MULIA SEJATI

Yovita Anggraini, Fauzia Latif, Amarena Nediari

Binus University, JL. Syahdan No.9 Jakarta 11480, 021-5345830, yovita.anggraini@gmail.com

ABSTRAK

Dewasa ini, permasalahan sosial anak di Indonesia semakin bertambah, dilihat dari banyaknya anak-anak yang terlantar, tidak memiliki orang tua, tidak dapat bersekolah dan hidup kurang layak. Permasalahan ini dapat diatasi dengan adanya panti asuhan.Sebuah panti asuhan harus memiliki citra kekeluargaan, kebersamaan, dan kasih sayang. Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor pengasuhan anak. Anak-anak usia bayi sampai SMP merupakan kelompok usia yang masih sangat membutuhkan bimbingan dan pengasuhan. Hal ini dapat dijadikan suatu kesempatan untuk mendidik anak-anak, baik dari pendidikan formal, maupun informal. Permainan tradisional Indonesia banyak memiliki nilai-nilai positif yang dapat menjadi sumber pendidikan informal bagi pertumbuhan karakter anak. Oleh karena itu, konsep harmony in unity diharapkan dapat mempersatukan anak-anak dalam suatu keharmonian walaupun banyaknya perbedaan diantara mereka. Dan suasana interior panti asuhan yang ingin ditampilkan diambil dari citra Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati dan karakter anak-anak yaitu kasih sayang, hangat, dan ceria.

Kata Kunci: Panti asuhan, anak-anak, harmony in unity, permainan tradisional

ABSTRACT

Nowaday, the social problems of children in Indonesia are increasing rapidly, judging from the number of children who are neglected, do not have parents, unable to attend school and less worthy life. This problem can be overcome with the orphanage. An orphanage must have the image of family, togetherness, and love. Growth and development of the child are determined by parenting factors. Children ages infant to junior high school age group is still in need of guidance and nurturing. It can be used as an opportunity to educate the children, both from formal and informal education. Indonesian traditional game has many positive values that could be a source of informal education for children’s character. Therefore, the authors take the concept of harmony in unity which is expected to unite children in a harmony despite the many differences between them. And ambience of interior want to display orphanage image taken from Noble Kasih Mulia Sejati Orphanage and characters that kids are love, warm, and fun. This concept is applied to the ambience, shapes, colors, and materials.

Keywords: Orphanages, children, harmony in unity, traditional games

PENDAHULUAN

Usia anak-anak adalah kelompok usia yang dinamis dan memerlukan banyak peluang untuk belajar dan mengembangkan diri. Namun kondisi anak di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena terdapat jutaan anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan dan mereka berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sendiri. Dewasa ini, negara Indonesia sedang mengalami krisis sosial, politik dan ekonomi yang berkepanjangan dan berdampak kepada masyarakat luas. Di tengah krisis yang melanda Indonesia, setiap hari terdapat anak-anak terlantar yang jumlahnya semakin meningkat, sementara kualitas hidup anak Indonesia semakin menurun. Generasi bangsa bersumber dari anak-anak, sebagai penerus bangsa, anak-anak harus mendapat perlindungan dan pendidikan yang layak, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan informal berupa keterampilan-keterampilan dan pendidikan moral untuk membentuk karakter yang baik agar dapat bermanfaat dalam masyarakat. Masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa kritis (the golden

age), dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Pertumbuhan dan

perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor pengasuhan anak. Anak-anak usia 0-5 tahun merupakan anak-anak yang berada dalam periode keemasan (golden age) yang mana sangat kritis

(2)

terhadap tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya (Departemen Kesehatan, 2005). Pada tahap ini anak-anak menyerap segala hal yang ada disekitar mereka untuk kemudian dipelajari dan diterapkan pada kesehariannya. Apa yang dilakukan oleh anak-anak adalah apa yang dilihat dan diserap oleh mereka. Pada tahap ini pulalah seluruh potensi dan kemampuan harus digali agar pertumbuhan dan perkembangan dapat tercapai secara optimal. Di panti asuhan, anak-anak juga berhak untuk mendapatkan pendidikan serta perawatan yang layak seperti anak-anak pada umumnya. Panti asuhan merupakan salah satu tempat yang penting dimana terdapat banyak sekali tunas-tunas bangsa yang bisa bertumbuh kembang dengan baik. Oleh karena itu, perlu sebuah perancangan panti asuhan yang menciptakan kesan kasih sayang, hangat dan ceria sehingga anak-anak merasakan suasana yang sesuai dengan yang mereka butuhkan dan agar mereka terbimbing untuk bersemangat belajar. Selain itu, pengaruh interior mampu merangsang pembentukan psikologis dan kreatifitas anak sejak dini, sehingga anak-anak panti asuhan tersebut dapat memiliki satu ketertarikan khusus dalam belajar sejak usia sedini mungkin yang kemudian dapat membentuk jalur untuk masa depannya. Dilihat dari latar belakang dan survei yang dilakukan, perancangan panti asuhan ini memiliki beberapa permasalahan, yaitu, pertama, masih kurangnya perancangan interior panti asuhan bagi bayi, balita, SD, dan SMP, kedua, kurangnya suatu perencanaan interior panti asuhan yang mengutamakan privasi antara penghuni perempuan dan laki-laki, ketiga, kurangnya suatu perencanaan interior panti asuhan yang dapat menciptakan rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan keceriaan.

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk merancang interior panti asuhan yang dapat menampung seluruh aktifitas sehari-hari bagi penghuni khususnya bayi, balita, SD, dan SMP (usia 0-14 tahun), merancang interior panti asuhan yang mengutamakan privasi antara penghuni perempuan dan laki-laki, merancang interior panti asuhan yang dapat menciptakan rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan keceriaan.

METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan terdiri dari dua metode, pertama diawali dari metode pengumpulan data, yaitu studi lapangan dilakukan dengan cara observasi (mengadakan pengamatan secara langsung di lapangan/panti asuhan yang di survei), dokumentasi (pengambilan foto-foto panti asuhan untuk data survei dan referensi), wawancara (melakukan wawancara terhadap pihak yang di survei/bersangkutan untuk mendapatkan informasi mengenai panti asuhan yang di survei), selain itu mengadakan studi literatur untuk mengumpulkan beberapa informasi/data-data yang mencakup teori dan data-data standart yang berhubungan dengan proyek perancangan panti asuhan, kedua dilakukan metode perancangan yang berisi analisis masalah, membuat program ruang, konsep desain, zoning-grouping, gambar kerja, gambar presentasi berwarna, maket, dan material board.

HASIL DAN BAHASAN

Perancangan dilakukan melalui beberapa analisa konsep yaitu, konsep perancangan, konsep citra, konsep material lantai, dinding, ceiling, konsep warna, konsep pencahayaan, konsep penghawaan, konsep akustik ruang, konsep keamanan dan signage, dan konsep pola sirkulasi.

Konsep Perancangan

(3)

Gambar 1 Mind Mapping

Konsep Desain

Konsep desain perancangan interior Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati diperoleh dari mind mapping yaitu “Harmony in Unity”, ini dipilih karena ingin membentuk suasana yang harmoni dalam kesatuan dari karakter, usia, jenis kelamin setiap anak di panti asuhan, dan citra dari Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati. Oleh karena itu, setiap elemen desain interior harus menerapkan keselarasan (harmony) yang saling berhubungan timbal-balik dengan kesatuan (unity).

Harmony: keselarasan dalam desain merupakan pembentukan unsur-unsur keseimbangan,

keteraturan, kesatuan, dan perpaduan yang masing-masing saling mengisi. Keharmonian (keselarasan) dapat disatukan melalui keselarasan dan mengikat berbagai elemen secara selaras melalui ciri dan karakter anak-anak dalam tingkatan usia dan jenis kelamin yang berbeda, serta citra yang ingin diangkat dari Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati. Dengan itu, keharmonian (keselarasan) dapat di wujudkan melalui bentuk, warna, fungsi, dan material sehingga dapat membawa keharmonisan desain dalam perencanaan interior panti asuhan anak ini.

Gambar 2 Harmoni Bentuk dan Warna

Formatted: Font: (Default) Times New Roman,

10 pt

Formatted: Font: (Default) Times New Roman,

(4)

Unity : kesatuan (unity) menggabungkan keberagaman menjadi satu kesatuan yang dapat

menimbulkan kesan hangat, keceriaan, kekeluargaan, dan aman (safety).

Gambar 3 Kesatuan Bentuk dan Warna

Konsep bentuk

Konsep bentuk yang akan diterapkan di Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati adalah terinspirasi dari citra panti asuhan (welcoming, kehangatan, kekeluargaan, dan sukacita) dan dunia anak-anak yaitu dunia bermain (keceriaan). Bentuk-bentuk yang safety, menaungi, melindungi, bentuk yang tidak meyudut, dan yang tidak kaku agar terkesan fun. Melalui permainan, anak mempelajari berbagai keterampilan motorik, keterampilan bersosialisasi, sekaligus memeperoleh kesenangan dan hiburan. Anak-anak dan aktifitas bermain merupakan dua subjek yang telah menyatu dalam satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kegembiraan bermain, bertualang, dan mengeksplorasi lingkungan, anak-anak juga sekaligus mengembangkan berbagai jenis kecerdasan dan mempraktikkan beragam keterampilan hidup yang sangat berguna bagi kehidupan mereka kelak. Kita tahu, bahwa Indonesia adalah negeri dengan kekayaan budaya yang sangat banyak. Salah satu bentuk kekayaan budaya bangsa Indonesia adalah permainan tradisional. Berbagai permainan tradisional memang mampu menjadi media untuk mengoptimalkan berbagai jenis kecerdasan anak seperti kecerdasan kognitif, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, kecerdasan musikal, hingga mengajarkan berbagai nilai positif dan menyehatkan badan, serta mendekatkan anak pada lingkungan alam.

Secara garis besar, permainan tradisional banyak memiliki nilai-nilai moral dan filosofi. Bermain merupakan kegiatan yang sangat dekat dengan dunia anak dan merupakan kegiatan yang dapat membuat keceriaan dalam diri anak Sesungguhnya bermain memberi manfaat yang besar bagi perkembangan anak, setidaknya ada beberapa manfaat dari kegiatan bermain bagi anak (Hayati, 2011) .

Beberapa permainan tradisional Indonesia yang memiliki nilai-nilai moral dan filosofi yang berkaitan dengan konsep desain panti asuhan ini akan dijabarkan melalui tabel di bawah ini:

Formatted: Font: (Default) Times New Roman,

(5)

Tabel 1 Permainan Tradisional Indonesia

Nama permainan Nilai-nilai filosofi (tujuan) Daerah asal permainan

Lompat tali karet

Dari unsur tali yang merupakan pengikat tali persaudaraan • Menggambarkan kerja keras

dan semangat

• Bersosialisasi dengan teman dan saling kerjasama

Provinsi Riau

Congklak

• Menyusun strategi, kebersamaan sosial

• Melatih kesabaran, ketelitian, kejujuran dan sportivitas • Sarana belajar berhitung • Bentuk yg bulat dan biji-biji

yang terisi di dalamnya bermakna: saling mengisi satu sama lain

Jawa

ABC Lima Dasar

Ciri: menggunakan jari tangan sebagai alat, dengan urutan angka dari jumlah jari yang

dipakai dan hasil akhirnya menggunakan alphabet. Contoh: Jika jumlah jari ada 14 buah maka dalam abjad adalah huruf “N”

• Bersosialisasi dan kebersamaan • Melatih kecerdasan, pengetahuan dan mengasah otak

• Belajar kata-kata dan bahasa (kosakata)

Jawa Tengah

Ular Naga

• Kebersamaan, berkelompok, keceriaan bersama

• Ada yang sebagai “induk” dalam permainan dan yang lainnya mengikuti sambil berpegangan bersama dan menuju ke arah “induk”. Bermakna:

melindungi,menaungi, dan lain-lain.

Jawa

Engklek (Sunda Manda)

• Bersosialisasi (nilai kebersamaan),

• Nilai kesabaran untuk mencapai “puncak” melalui tahapan dari 1-9.

• Makna rohani from earth to heaven, di dunia ini untuk mencapai cita-cita (tertinggi) manusia harus bisa berjuang dengan keras, “Permainan itu juga bermakna perjalanan hidup seseorang dari hari ke hari sampai menuju surga”

Aceh

Formatted: Font: (Default) Times New Roman,

10 pt

(6)

Gambar 4 Contoh Konsep Bentuk Konsep Citra

Gambar 5 Logo Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati

Konsep citra dari Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati dapat dilihat dari logo dan visi misi nya yaitu melambangkan welcoming, kasih sayang, cinta, kehangatan, sukacita, dan juga dari aspek keceriaan dari karakter anak-anak dalam bermain. Konsep citra yang akan diterapkan dalam peracangan interior panti asuhan ini yaitu love, warm, and fun.

Gambar 6 Konsep Citra

Formatted: Font: (Default) Times New Roman,

10 pt

Formatted: Font: 10 pt, Not Bold

Formatted: Font: (Default) Times New Roman,

10 pt

Formatted: Font: (Default) Times New Roman,

(7)

Konsep material lantai, dinding, dan ceiling Lantai

Dalam penggunaan material lantai untuk perancangan panti asuhan anak harus yang mudah dibersihkan, aman, nyaman, dan ramah lingkungan. Material lantai yang digunakan antara lain

homogeneous tile, linoleum, vinyl, carpet loop pile.

Dinding

Pada perancangan panti asuhan anak ini, maka material dinding menggunakan material finishing yang aman, ramah lingkungan, dan mudah dibersihkan. Untuk pemilihan warna disesuaikan dengan tema dan suasana yang ingin diciptakan dari masing-masing ruang. Perbedaan fungsi antara ruang yang satu dengan yang lainnya menyebabkan perbedaan jenis finishing pada dinding.

Dalam penggunaan material dinding menggunakan dinding bata dan dinding eco board. Material dinding eco board memiliki beberapa kelebihan dibanding gypsum board yaitu tahan lama, tidak mudah lapuk, sangat mudah untuk di cat, dapat di daur ulang, kemampuan meredan suara >43 dB, ketahanan api grade A (GB8624-1997), kemampuan menahan api hingga 2 jam, anti haloginasi (tetap kering setelah 12 jam pada saat suhu atmosfer mencapai 90%, temperatur antara 30°C-35°C, tidak menimbulkan debu dan gas beracun yang dapat mengganggu kesehatan. Finishing yang digunakan pada dinding antara lain, cat tembok water based paint karena ramah lingkungan, wallpaper, dan

wall sticker. Ceiling

Pada perancangan panti asuhan ini, penggunaan material ceiling dengan menggunakan ecosil board.

Ecosil board adalah papan ceiling yang memiliki kualitas tahan api dan air, serta tahan lama.

Konsep warna

Warna yang diterapkan pada perancangan panti asuhan ini antara lain menggunakan warna biru, orange, merah, pink/merah muda, kuning, coklat-cream, dan putih. Masing-masing warna yang digunakan memiliki efek psikologis yang disesuaikan bagi penghuni panti asuhan. warna biru memiliki efek psikologis welcoming, kedamaian, ketenangan, keharmonisan, dan spiritualitas. Warna orange menciptakan efek hangat, aman, dan bersemangat. Warna merah menciptakan efek gembira, akrab, intim, enerjik. Warna pink/merah muda menciptakan efek cinta/kasih sayang, tenang, feminim, menyenangkan, dan beraura positif. Warna kuning mengasah kreatifitas, optimis, ceria, cerah, dan meningkatkan konsentrasi. Warna coklat-cream menciptakan kesan hangat, nyaman, dan keutuhan keluarga. Warna putih memberikan efek bersih, suci, dan sederhana.

Konsep pencahayaan

Konsep pencahayaan yang digunakan pada perancangan panti asuhan ini antara lain pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Penggunaan pencahayaan alami yaitu bangunan panti asuhan yang berorientasi ke arah tenggara menyebabkan panti asuhan memperoleh sinar matahari yang cukup di pagi hari namun tidak terlalu silau seperti dari arah timur. Sedangkan pencahayaan buatan yang digunakan yaitu lampu LED downlight untuk general lighting warna lampu yang digunakan adalah

cool daylight. Untuk faktor estetik, digunakan lampu LED striped dengan warna lampu warmlight

sehingga dapat memberikan kesan hangat. Dan menggunakan LED striped dengan warna kuning untuk drop ceiling dan up ceiling.

Konsep penghawaan

Selain memanfaatkan penghawaan alami yang berasal dari jendela, bangunan panti asuhan ini juga menggunakan penghawaan buatan demi kenyamanan tiap penghuninya. Beberapa jenis penghawaan buatan yang digunakan pada panti asuhan antara lain kipas angin, AC central, dan exhaust fan.

Konsep akustik ruang

Pengguna panti asuhan yang sebagian besar anak-anak cenderung menghasilkan bising, baik dari aktifitas tubuh mereka maupun dari percakapan yang mereka lakukan. Untuk mengantisipasi

(8)

kebisingan dari tiap ruang agar tidak menganggu ruang-ruang lainnya maka tiap ruang menggunakan material yang mampu menyerap suara. Penggunaan material yang dapat menyerap bising antara lain

eco board, ecosil board, glasswool dan karpet.

Konsep keamanan dan signage

Tabel 2 Konsep Keamanan dan Signage

Alat Kegunaan Pengaplikasian

Pintu Darurat Agar dapat mengakses jalur keluar melalui beberapa pintu darurat jika terjadi kebakaran.

Terdapat di area publik, semi publik, semi private, private, dan service. Lampu emergency Untuk menerangi ruangan saat

terjadi mati listrik. Sistem lampu emergency ini adalah saat lampu mati otomatis lampu emergency ini akan menyala.

Terletak pada tiap ruang kamar, ruang belajar, ruang makan, dan kantor.

Sprinkler Mengeluarkan air jika terkena api atau jika saat kebakaran.

Terletak pada plafon seluruh ruang dengan jarak antar sprinkler 4m2/unit

Smoke detector Mendeteksi adanya asap yang kemudian disampaikan pada

fire alarm dan sprinkler

Terletak pada plafon seluruh ruang dengan jarak antar sprinkler 4m2/unit

Hydrant Pipa keluaran dengan katup

dan saluran dimana air

dialirkan dari sumber utama yang biasanya digunakan untuk memadamkan api ketika terjadi kebakaran

Koridor

CCTV

(Close Circuit Television)

Memantau kegiatan yang berlangsung setiap detiknya

Salah satu sudut plafon setiap ruang kecuali toilet.

Signage Agar memudahkan penghuni mengetahui perbedaan fungsi dan peruntukan ruang.

Ruang khusus di area panti, yaitu pada dinding ruang dan lantai ruang (perbedaan material lantai atau dengan gambar

signage terrtentu)

Formatted: Font: (Default) Times New Roman,

(9)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Permasalahan sosial anak di Indonesia semakin bertambah yaitu dilihat dari banyak anak-anak yang terlantar, tidak memiliki orang tua, tidak dapat bersekolah dan hidup kurang layak. Oleh karena latar belakang permasalahan tersebut, panti asuhan dapat menjadi jawaban atas permasalahan ini karena panti asuhan adalah tempat bernaung dan berlindung, sarana yang dapat menjadikan anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik dengan lingkungan yang penuh kasih sayang, sukacita, ceria, tulus, dan sebagainya, dan itu semua dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang serta karakter anak-anak tersebut. Anak-anak-anak kategori bayi sampai SMP masih memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga mereka lebih tertarik untuk bereksplorasi. Hal ini dapat dijadikan suatu kesempatan untuk mendidik anak-anak, baik dari pendidikan formal, maupun informal. Anak-anak sebagian besar cenderung aktif, ceria, dan suka bermain. Oleh karena itu, melalui permainan mereka dapat bermain sambil bereksplorasi dalam pembentukan karakter mereka. Jika kita lihat pada jaman modern ini, permainan tradisional Indonesia telah banyak digantikan dengan permainan modern, padahal permainan tradisional banyak memiliki dan mengajarkan nilai-nilai positif, seperti kebersamaan (bersosialisasi), bereksplorasi, kejujuran, mempererat tali persaudaraan, sportivitas, dan lain-lain, sedangkan permainan modern saat ini banyak mengajarkan nilai-nilai negatif, seperti kekerasan, ketergantungan, egosentris, materialistis, dan lain-lain. Disamping dapat melestarikan permainan tradisional Indonesia yang sudah hampir punah, anak-anak juga dapat belajar mengambil nilai-nilai positif dalam permainan tradisional tersebut. Dalam permainan tradisional, terdapat banyak interaksi (timbal-balik) dan kebersamaan yang dapat menghasilkan suatu kesatuan. Konsep harmony in unity yang diharapkan dapat mempersatukan anak-anak dalam suatu keharmonian walaupun banyaknya perbedaan diantara mereka. Dan suasana interior panti asuhan yang ingin ditampilkan diambil dari citra Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati dan karakter anak-anak yaitu love, warm, and fun. Konsep ini diterapkan pada suasana, bentuk, warna, dan material.

Saran

Panti asuhan di Indonesia agar dapat lebih memperhatikan pembentukan karakter anak sedini mungkin melalui berbagai sarana dan prasarana yang harus lebih ditingkatkan, agar kedepannya anak-anak tersebut dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat merasakan kasih sayang dan perlindungan yang layak. Dan khususnya pada perancangan interior Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati, difokuskan pada anak-anak usia bayi hingga SMP, khususnya anak-anak terlantar yang tidak memiliki orang tua sehingga kurang mendapat kasih sayang dan perlindungan. Oleh karena itu, perancangan interior panti asuhan ini perlu ditinjau lebih dalam lagi, agar dapat menciptakan suasana kekeluargaan, kebersamaan, dan keceriaan melalui pengolahan warna, bentuk, material, dan suasana agar dapat mewakili citra Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati dan karakter anak-anak di panti asuhan ini.

REFERENSI

• Abdul Sofi. (2010). Keramik, diakses 23 Maret 2013 dari http://griyategal.blogspot.com/2010/11/keramik.html

• AirBrush Tutor. (n.d). Paints for Airbrushing, diakses 25 Maret 2013 dari http://www.airbrushtutor.com/airbrush-paint.php

• Ajanta Floor. (n.d). Loop Pile Carpets, diakses 24 Maret 2013 dari http://www.ajantafloorconcepts.com/wall_to_wall_carpets/-_loop-pile_carpets

• Andersens. (2012). Flooring on a Budget: vinyl, diakses 23 Maret 2013 dari http://andersensflooring.wordpress.com/2012/08/20/flooring-on-a-budget-vinyl/

• Bambang Priantono. (n.d). Catatan Pagi Mengenang Permainan Tradisional, diakses 27 Maret 2013 dari http://bambangpriantono.multiply.com/journal/item/2719/Catatan-Pagi-Mengenang-Permainan-Tradisional...

• Bio Industries. (n.d). Sertifikasi Bio Industries, diakses 31 Maret 2013 dari http://bioindustries.co.id/about-bio/sertifikasi-bio-industries/

(10)

Book.

• De Chiara, Joseph, Julius Paneron, Martin Zelnik (2000). Time Saver Standart for interior Designs and Space Planning. Jakarta: Erlangga.

• Departemen Sosial Republik Indonesia. (2008). Kurangnya “Pengasuhan” di Panti Asuhan,

diakses 4 Maret 2013 dari

http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=674

• Farrah. (2012). Cat and Signboard, diakses 26 Maret 2013 dari http://wallstickerdinding.com/hello-world/

• Gold City Pest Service. (2008). Carpets – Styles & Textures, diakses 24 Maret 2013 dari http://www.goldcitypestservices.com/carpetsstylestextures.htm

• Gunarsa, Singgih D. (2008). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

• High Definition Wallpapers. (n.d). Colorful, diakses 25 Maret 2013 dari http://hdw.eweb4.com/out/599337.html

• Hurlock, Elizabeth B. (1995). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

• Indra Rahman. (2012). Permainan Tradisional Anak Indonesia, diakses 27 Maret 2013 dari http://viandra-onepiece.blogspot.com/2012/09/permainan-tradisional-anak-indonesia.html • Informasi Bahan Bangunan. (2012). Homogenous Tile Penutup Lantai yang Elegan,

diakses 27 Maret 2013 dari http://informasibangunan.blogspot.com/2012/12/homogenous-tile-penutup-lantai-yang.html

• Kartono, Kartini. (1990). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.

• Linda C.R. (2007). Design Standard Children’s Environments, New York: Time Saver Concise.

• Nanda Firmansyah. (2012). Lestarikan permainan asli negri kita, diakses 26 Maret 2013 dari http://capungkoprol.blogspot.com/2012/04/lestarikan-permainan-asli-negri-kita.html • Natalia. (2012). Lantai Cantik dengan “Homogenous Tile”, diakses 27 Maret 2013 dari

http://properti.kompas.com/read/2012/01/09/19382978/Lantai.Cantik.dengan.Homogenous .TileNeufret, Ernst (1998). Architect’s Data. Granada : New York.

• Panero, Julius, Martin Zelnik (1979). Human Dimensions and Interior Space. London: The Architecture Press.

• Pheasant, S.T., (1988). Anthropometry Ergonomics and Design. London: Taylor and Farncis.

• Pile, John F. (1988). Interior Design. New York: Harry N. Abrams, Inc. • Satwiko, Prasasto. (2009). Fisika Bangunan. Yogyakarta: Erlangga.

• Slip Doctors. (n.d). Resilient Floors – Linoleum, diakses 20 Maret 2013 dari http://www.slipdoctors.com/slippery-resilient-floors-linoleum.asp

• Sugeng. (2010). Dolanan Bekel, diakses 27 Maret 2013 dari http://dekgeeta.blogspot.com/2010/11/dolanan-bekel.html#more

• Syamsu, Yusuf L.N. (2000). Psikologi Perkembangan Anak&Remaja. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

• Universitas Sebelas Maret. (2009). Pola Pengasuhan Anak di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren, diakses 5 Maret 2013 dari http://argyo.staff.uns.ac.id/files/2010/08/pola-pengasuhan-anak-panti.pdf

RIWAYAT PENULIS

Yovita Anggraini lahir di kota Jakarta pada 13 Mei 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Interior pada 2013.

Gambar

Gambar 2 Harmoni Bentuk dan Warna
Gambar 3 Kesatuan Bentuk dan Warna
Tabel 1 Permainan Tradisional Indonesia
Gambar 4 Contoh Konsep Bentuk  Konsep Citra
+2

Referensi

Dokumen terkait

Mas Arif, adik Salis dan Ika yang selalu menjadi kekuatan dalam diri, dan do’a bagi setiap langkahku, serta dengan sepenuh hati memberikan dukungan spirituil maupun

signifikansi kompensasi sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05 yang berarti cukup signifikan. Di PT Gembala Sriwijaya kompensasi sangat berpengaruh terhadap kinerja

Pelaksanaan kegiatan meliputi dialog interaktif dilakukan kepada masyarakat (kader, pedagang perempuan yang ada di Pasar Sindhu Sanur Kota Denpasar beserta pasangan dan

Tetapi secara khusus harus disebut dua gagasan Mauss yang mewarnai seluruh pemikiran Levi-Strauss, yaitu ide mengenai totalitas (“fakta sosial menyeluruh” dan “prestasi

Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan peran aktif siswa adalah:.. Meningkatkan minat siswa. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat

Validitas teoritik untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan teori dan aturan yang

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden atau 44,4 % berpendapat bahwa persepsi masyarakat Bali terhadap sistem kasta di Desa

Mahasiswa agribsisnis sebagai mahasiswa terdidik di bidang pertanian diharapkan mempunyai pandangan dan persepsi yang baik terhadap sektor pertanian dan diharapkan