• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulator Manajemen Biodiesel Industry Effect on National Development (BIEOND)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Simulator Manajemen Biodiesel Industry Effect on National Development (BIEOND)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Indonesia Depok, 2011 Manual Penggunaan

Simulator

Manajemen

Biodiesel Industry

Effect on National

Development

(BIEOND)

Akhmad Hidayatno Aziiz Sustrisno

Gersianto Bagus Putra Daril Benaya Yoyada B

(2)

1 | P a g e

1 Penjelasan Umum

Energi adalah salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Penggunaan energi dalam kehidupan sehari-hari manusia sangatlah banyak dan bervariasi, mulai dari untuk listrik dan sebagai bahan bakar. Sulit memisahkan kegiatan manusia yang tidak memerlukan energi. Ada berbagai macam sumber energi yang biasa digunakan oleh manusia sampai saat ini. Selama ini manusia menggunakan sumber energi yang disebut dengan sumber energi fosil. Sumber energi atau bahan bakar fosil adalah sumber energi yang didapat dari bahan-bahan mineral seperti batu bara, minyak bumi, dan gas bumi yang mengandung hidrokarbon sebagai penghasil panas. Sampai abad ke-20, bahan bakar fosil adalah sumber energi utama yang digunakan oleh manusia di seluruh dunia. Tetapi, karena penggunaannya yang semakin banyak dan tidak sebanding dengan laju reproduksinya, maka jumlahnya semakin berkurang dan dunia pun mengalami kelangkaan energi. Indonesia, sebagai negara yang pernah menjadi bagian dari OPEC sebagai negara pengekspor minyak, juga terkena dampak dari kelangkaan energi Puncaknya, pada tahun 2002 negara kita mulai mengimpor BBM (Departemen Pertambangan dan Energi, 2005) dan berubah status dari exportir minyak menjadi importir minyak. Dengan kurangnya cadangan energi, serta dengan produksi

tahunan 500 x 106 BOE, Indonesia hanya diprediksikan mampu memenuhi kebutuhan

energi dari sumber daya yang dimilikinya sampai 18 tahun mendatang (Hendarto, 2007). Kontras yang terjadi antara konsumsi dan cadangan energi yang tersedia akhirnya membuat Indonesia masuk ke dalam krisis energi. Hal inilah yang mendesak pemerintah Indonesia untuk mencari sumber bahan bakar alternatif sebagai antisipasi tingginya harga dan kelangkaan minyak bumi. Salah satu dari alternatif sumber bahan bakar adalah dengan menggunakan bahan bakar nabati (biofuel).

Untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan minyak, pada tahun 2006 pemerintah Indonesia menciptakan program diversifikasi energi, merujuk kepada Dekrit Presiden

no.10 tahun 2006 tentang Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati (biofuel),

yang dapat mengurangi ketergantungan negara terhadap bahan bakar minyak. Tujuan dari program berjangka waktu 20 tahun ini di samping untuk mengurangi impor minyak dan subsidi untuk bahan bakar minyak, serta menanggulangi kelangkaan energi, adalah untuk menciptakan lapangan kerja (terutama di daerah pedesaan), membangun kekuatan di sektor agrikultura dan mengembangkan kesempatan-kesempatan ekspor baru. Rencana

(3)

2 | P a g e

konsumsi bahan bakar untuk transportasi, menciptakan ribuan lapangan kerja dan menciptakan swasembada energi bagi pedesaan. Pemerintah mengharapkan pertumbuhan di sektor agrikultura dan perekonomian pedesaan yang dihasilkan dari produksi biofuel dapat memperbaiki mata pencaharian masyarakat miskin pedesaan.

Gambar 1.1 Roadmap Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Dekrit presiden No. 1/2006, 2006)

Namun dalam perjalanannya, perkembangan industri Biodiesel berbasis kelapa sawit tidak berjalan sesuai harapan. Menurut Info Sawit, krisis ekonomi dunia yang melanda akhir tahun 2008 mengakibatkan turunnya permintaan kelapa sawit di dunia, yang

menyebabkan terjadinya oversupply sawit dan menurunnya harga sawit dunia. Kondisi

ini tentu ikut mempengaruhi iklim industri Biodiesel di Indonesia, yang masih dalam tahap awal perkembangan. Menurunnya prospek industri kelapa sawit menyebabkan menurunnya minat para investor untuk membuka lahan, yang secara tidak langsung akan menurunkan produksi dari kelapa sawit yang akan digunakan sebagai bahan baku Biodiesel. Apalagi sebelumnya sebagian besar produksi kelapa sawit di Indonesia selama ini lebih ditujukan untuk ekspor ke luar negeri ketimbang untuk memenuhi kebutuhan domestik. Selain itu, penggunaan kelapa sawit sebagai bahan baku Biodiesel juga mendapat pro dan kontra di masyarakat. Penggunaan kelapa sawit sebagai bahan baku biofuel tentu akan mengurangi output dari kelapa sawit yang selama ini digunakan untuk kebutuhan pangan. Masyarakat khawatir jika nanti industri Biodiesel berkembang dan menjadi sumber energi alternatif, permintaan akan biodiesel meningkat dan akan meningkatkan harga kelapa sawit dunia. Harga kelapa sawit yang meningkat secara tidak langsung juga akan mempengaruhi harga makanan yang berbasiskan kelapa sawit, seperti minyak goreng dan mentega. Belum lagi hambatan yang datang dari kelompok

(4)

3 | P a g e

yang mengatasnamakan pecinta lingkungan. Mereka khawatir jika permintaan akan biodiesel meningkat, maka jumlah lahan hutan yang tersedia di Indonesia akan semakin berkurang. Hal ini tentunya akan mengganggu ekosistem dan merusak habitat flora dan fauna yang terdapat di hutan-hutan tersebut. Apalagi Indonesia sudah mendapatkan perhatian dari dunia internasional menyangkut laju deforestasi yang tinggi. Menurut Global Forest Watch, Indonesia adalah negara dengan laju deforestasi tertinggi kedua setelah Brazil dengan 2 juta hektar area hutan hilang per tahun. Hal ini tentu sedikit mengurangi citra positif Indonesia di mata internasional, yang menganggap Indonesia sebagai ‘Paru-paru dunia’.

Segala macam hambatan dan masalah yang muncul dari berbagai aspek mengakibatkan luasnya dampak yang bisa disebabkan oleh pengembangan industri Biodiesel di Indonesia. Banyaknya aktor dan aspek yang dipengaruhi menunjukkan betapa kompleksnya industri Biodiesel di Indonesia. Hal ini lah yang menyebabkan

munculnya keragu-raguan dari pemerintah Indonesia terhadap kebijakan yang

menyangkut perkembangan industri Biodiesel. Saat ini, perkembangan di industri Biodiesel di Indonesia bisa dibilang ‘stagnan’ alias tanpa perkembangan berarti. Pemerintah seolah-olah ragu untuk membuat kebijakan tertentu karena khawatir jika kebijakan tersebut kurang tepat maka dampaknya akan berskala nasional. Keragu-raguan ini muncul karena sebagai pembuat kebijakan, pemerintah tidak mempunyai sebuah media dimana mereka bisa mensimulasikan kebijakan-kebijakan yang akan mereka buat dan mengetahui seperti apa dampaknya. Oleh karena itu, perlu dibuatnya sebuah media pembelajaran bagi pemerintah untuk dapat meningkatkan pemahaman terhadap kompleksitas industri Biodiesel di Indonesia.

2 Konsep Pembelajaran Dalam Simulator Manajemen ini

Tujuan utama dari pengembangan simulator adalah sebagai media untuk memahami kondisi biodiesel di Indonesia beserta dampak dari penerapannya terhadap aspek-aspek pembangunan nasional Indonesia. Karena simulator BSM merupakan integrasi dari dua model yang dikembangkan secara terpisah, maka poin pembelajaran terbagi dalam dua bagian, yaitu poin pembelajaran mengenai tentang investasi yang berkelanjutan (yang didapat dari simulasi pada mikro model) dan poin pembelajaran tentang dampak dari penerapan industri biodiesel tersebut di Indonesia (simulasi makro model). Berikut adalah penjelasan tentang konsep pembalajaran dari masing- masing model :

(5)

4 | P a g e

2.1 Konsep Pembelajaran Model Mikro

Model mikro memiliki beberapa poin pembalajaran yang membantu pemahaman pengguna tentang investasi berkelanjutan di industri biodiesel. Hal ini mencakup aspek finansial, sosial, dan lingkungan. Berikut ini adalah mental model dari model mikro yang ditunjukkan dalam Causal Loop Diagram:

Produksi Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit Produksi Biodiesel

Produksi Biodiesel Suplai Minyak Kelapa Sawit Untuk Biodiesel Perencanaan Produksi Biodiesel Kebutuhan Suplai Minyak Kelapa Sawit Profitabilitas Biodiesel Harga Pokok Penjualan Biodiesel Permintaan Biodiesel Harga Minyak Kelapa Sawit Pengaruh Pemilihan Kelas Lahan Terhadap Produktivitas Lahan Produksi Tandan Buah Segar Jumlah Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Ekspansi Lahan Perkebunan Kebutuhan Suplai Tandan Buah Segar Perencanaan Produksi Minyak Kelapa Sawit Produksi Minyak Kelapa Sawit Suplai Minyak Kelapa Sawit Untuk Ekspor Harga Pokok Penjualan Minyak Kelapa Sawit Profit Ekspor Harga Ekspor Minyak

Kelapa Sawit

Gambar 2.1 Causal Loop Diagram dari model mikro

Dalam Causal Loop Diagram di atas, terlihat bahwa profitabilitas biodiesel yang semakin besar akan mempengaruhi keputusan investor dalam perencanaan produksi biodiesel untuk memperbesar jumlah produksi dari biodiesel. Semakin besar rencana produksinya, semakin besar suplai minyak kelapa sawit yang dibutuhkan, semakin besar perencanaan minyak kelapa sawit yang dibutuhkan. Perencanaan yang besar akan memperbesar jumlah produksi CPO, semakin besar produksi CPO maka alokasi untuk suplai ekspor semakin besar. Alokasi suplai CPO untuk ekspor dipengaruhi juga profit yang didapat dari penjulan ekspor. Suplai CPO untuk produksi biodiesel semakin kecil jika alokasi untuk ekspor semakin besar.Alokasi suplai CPO mempengaruhi jumlah produksi biodiesel. Jumlah produksi yang semakin besar akan mempengaruhi harga pokok penjualan dan akan kembali mempengaruhi kembali ke profitabilitas biodiesel

(6)

5 | P a g e

2.2 Konsep Pembelajaran Model Makro

Poin pembelajaran dari model makro secara umum bisa digambarkan dengan sebuah diagram lingkaran sebab akibat dibawah ini :

Income Consumption Savings and Investment C C Industry Capital C Production C C Demand C Health Life Expectancy Population Total Labor force C C C Energy Demand C Labor Productivity C CPO Land Opening C Biodiesel Production Greenhouse gas Emission Land Availibility CPO Production Labor hiring rate Unemployment C C C C C C C C C C Economy Social Environment Energy

Gambar 2.2 Causal Loop Diagram dari model makro

Pada diagram diatas, hubungan dimulai dengan kondisi dimana penggunaan

biodiesel akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap minyak bumi, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lagi terpengaruhi oleh fluktuasi harga minyak dunia. Dengan terbebasnya Indonesia dari fluktuasi harga minyak dunia, maka pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan tingkat produksi masyarakat melalui indikator Produk Domestik Bruto (PDB), akan menjadi lebih stabil. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat stabil ini akan meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat yang akan mempengaruhi jumlah investasi yang ada di masyarakat. Aliran investasi terbagi menjadi dua, yakni investasi untuk modal industri dan investasi untuk pribadi

(7)

6 | P a g e

masyarakat. Investasi untuk industri akan meningkatkan modal industri yang berujung dengan meningkatnya tingkat produksi sektoral (manufaktur, jasa, dan pertanian). Hubungan melingkar yang berhubungan positif ini bersifat terus-menerus dan saling

menguatkan, sehingga hubungan ini disebut reinforcing loop dan merupakan loop

pertama dari model makro.

Selain itu, meningkatnya nilai investasi akan meningkatkan tingkat investasi

untuk pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat. Tingkat investasi kesehatan yang meningkat akan meningkatkan kadar kesehatan dan angka harapan hidup masyarakat sehingga akan meningkatkan jumlah populasi. Jumlah populasi yang meningkat tentu akan meningkatkan jumlah produksi karena ketersediaan tenaga kerja semakin banyak. Hubungan melingkar ini juga merupakan hubungan yang bersifat positif dan saling menguatkan sehingga disebut dengan reinforcing loop dan merupakan loop kedua pada model makro. Sementara itu, peningkatan investasi pendidikan akan meningkatkan kualitas SDM di Indonesia yang akan meningkatkan tingkat produktivitas dari tenaga kerja. Meningkatnya produktivitas tenaga kerja tentu akan membuat tingkat penerimaan tenaga kerja semakin tinggi karena semakin banyak tenaga kerja yang berkualitas. Hal ini secara tidak langsung akan mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

Dari sisi lingkungan, penggunaan biodiesel akan mengurangi jumlah emisi gas

rumah kaca yang ada di lingkungan karena sifatnya yang merupakan bahan bakar ramah lingkungan. Tetapi peningkatan produksi masyarakat tentu akan menignkatkan permintaan energi di Indonesia. Permintaan energi yang meningkat tentu akan membutuhkan laju produksi dari sumber energi yang semakin tinggi. Kondisi ini, jika dilanjutkan, akan mengurangi ketersediaan sumber energi yang tersedia di alam dan akhirnya mengurangi produksi energi yang bisa dihasilkan. Hal ini akhirnya akan

menurunkan tingkat produksi masyarakat dan memberikan multiply effect kepada

variable-variabel yang lain yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hubungan tingkat produksi terhadap sumber daya alam ini disebut dengan balancing loop dan merupakan loop ketiga dari model makro.

3 Target Pengguna

Sebuah simulator dirancang untuk menyampaikan maksud dari sebuah model yang kompleks (contohnya model dengan pendekatan sistem dinamis) kepada orang-orang yang tidak terlibat dalam pengembangan model tersebut. Diharapkan pengguna yang

(8)

7 | P a g e

menggunakan simulator dapat memahami maksud dan tujuan dari model tanpa perlu melihat struktur yang kompleks dari model. Oleh karena itu, target dari pengguna simulator ini adalah orang-orang yang ingin mengetahui prospek industri biodiesel di Indonesia. Dalam hal ini simulator ini sangat cocok digunakan oleh:

 Mahasiswa, sebagai orang yang awam dalam industri ini dan hanya memiliki

pengetahuan dasar tentang ekonomi mikro maupun makro. Mereka dapat mempelajari model ini dan menjadi tambahan wawasan sebagai generasi muda pembangun bangsa.

 Investor, sebagai orang yang memiliki modal dalam industri ini. Sehingga mereka dapat memutuskan dengan tepat bagaimana alokasi modal yang mereka miliki dengan mengtahui dampak keputusan tersebut dari segi ekonomi, lingkungan, dan sosial.

 Pemerintah, sebagai pihak yang memilik program pengembangan timnas BBN

untuk 25 tahun ke dapan tentu akan mendapat banyak masukan dari simulator ini. Masukan yang dapat mereka dapat adalah kebijakan apa yang dapat menyokong industri biodiesel secara keberlanjutan dan dampak dari industri biodiesel terhadap pengembangan negara.

4 Deskripsi Singkat Simulator BSM

Simulator Biodiesel Sustainability Model (BSM) terdiri dari dua model besar yang saling terintegrasi, yaitu model mikro dan model makro. Dalam model mikro, dimodelkan struktur rantai suplai dari industri biodiesel, dimulai dari perkebunan kelapa sawit, pabrik minyak kelapa sawit atau sering disebut juga crude palm oil (CPO), dan pabrik biodiesel. Sementara itu model makro memodelkan keterkaitan antara penggunaan biodiesel dan dampaknya terhadap indikator aspek-aspek berkelanjutan nasional yang saling berkaitan antar sektor ekonomi, sosial, lingkungan, serta aspek persebaran energi. Simulator yang akan dijalankan

berdurasi selama 20 tahun (dari tahun 2006-2025) sesuai dengan roadmap pengembangan

timnas BBN.

Dalam model mikro pengguna berperan sebagai pengusaha atau investor yang akan menanamkan modal ke dalam industri biodiesel. Keputusan yang pengguna ambil dalam model ini bertujuan untuk menjalankan industri biodiesel secara berkelanjutan. Pengguna diminta untuk memilih keputusan-keputusan seperti struktur kepemilikan rantai suplai

(9)

8 | P a g e

(terintegrasi atau tunggal) yang akan diambil, kelas lahan yang dipilih, harga jual biodiesel dan masih banyak lainnya.

Sementara itu dalam model makro, sudut pandang pengguna akan dirubah untuk melihat permasalahan dari sisi yang lebih luas, dengan berperan sebagai pemerintah, dimana pengguna dapat memasukkan keputusan-keputusan yang berskala makro seperti skenario harga minyak dan pajak ekspor CPO, untuk melihat dampaknya terhadap aspek-aspek pembangunan nasional berkelanjutan dilihat dari indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan.

5 Poin Pembelajaran dari Simulator BSM

Simulator ini dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dari pengguna terhadap industri biodiesel dan dampaknya terhadap aspek-aspek pembangunan nasional Indonesia. Karena simulator BSM merupakan integrasi dari dua model yang dikembangkan secara terpisah, maka poin pembelajaran terbagi dalam dua bagian, yaitu poin pembelajaran mengenai tentang investasi yang berkelanjutan (yang didapat dari simulasi pada mikro model) dan poin pembelajaran tentang dampak dari penerapan industri biodiesel tersebut di Indonesia (simulasi makro model). Poin-poin pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :

5.1 Poin Pembelajaran Model Mikro

Poin pembelajaran yang akan dicoba untuk disampaikan melalui model mikro ini adalah sebagai berikut:

 memahami pengaruh pemilihan kelas lahan terhadap aspek ekonomi,sosial, dan

lingkungan. Semakin kecil produktivitas dari tipe lahan yang digunakan, semakin besar jumlah lahan yang digunakan yang berarti dampak lingkungan semakin besar dan pengeluaran perusahaan serta jumlah pekerja yang dibutuhkan semakin besar.

 memahami struktur biaya dari biodiesel, di mana hampir 50% biaya produksi

didominasi oleh harga bahan baku, terutama minyak kelapa sawit.

 memahami pengaruh pemilihan harga dalam iklim investasi yang dipilih, di mana

diketahui bahwa kondisi harga sekarang (bussiness as usual) belum dapat

membuat industri ini berkelanjutan.

 memahami pengaruh jangka panjang CSR terhadap profitabilitas perusahaan, di

mana terdapat pengaruh yang sangat kecil sehingga bisa dikatakan CSR tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap investasi ini.

(10)

9 | P a g e

 memahami mental model dalam investasi struktur rantai suplai industri biodiesel, seperti yang tergamabar dalam causal loop diagram.

5.2 Poin Pembelajaran Model Makro

 Mempelajari hubungan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang

berbanding lurus dengan peningkatan produksi masyarakat (yang ditandai dengan indikator PDB) dan produksi sektoral (manufaktur, jasa, dan pertanian)

 Mempelajari bahwa peningkatan kondisi ekonomi yang disebabkan oleh

penggunaan biodiesel akan memberikan kontribusi positif pada aspek sosial dengan meningkatnya investasi untuk kesehatan yang akan meningkatkan angka harapan hidup masyarakat.

 Mempelajari bahwa penggunaan biodiesel akan meningkatkan investasi untuk

pendidikan yang akan meningkatkan tingkat produktivitas masyarakat. Ditambah dengan kebutuhan akan tenaga kerja yang semakin banyak dengan dibukanya pabrik-pabrik biodiesel yang baru, maka penggunaan biodiesel akan mampu untuk mengurangi angka pengangguran yang terdapat di masyarakat.

 Mempelajari bahwa penggunaan biodiesel akan mampu mengurangi jumlah emisi

gas rumah kaca yang terdapat di masyarakat, tetapi juga akan mengurangi ketersediaan sumber daya alam di Indonesia sehingga sumber energi menjadi berkurang dan akan menurunkan jumlah produksi nasional.

6 Cara Penggunaan Simulator

Pada bagian penggunaan simulator ini, akan dibahas bagaimana cara menjalankan simulator ini dan penjelasan pilihan-pilihan keputusan yang dalam simulator ini. Simulator ini

dikembangkan menggunakan Microsoft office Excel dan PowerSim Studio 2005. Pastikan

komputer Anda telah memiliki program tersebut sebelum menjalankan simulator ini.

6.1 Memulai Simulator

Simulator BSM terdiri dari dua file utama, yaitu file input dan output serta file simulasi. File input output adalah file Microsoft Office Excel 2003 dengan extension .xls. File ini berisi interface yang berisi input keputusan pengguna dan output dari hasil keputusan setelah simulasi dijalankan. Sedangkan file simulasi berisikan model dalam bentuk stock and flow diagram (dengan extension .sip) yang harus dijalankan terlebih dahulu sebelum mendapatkan

(11)

10 | P a g e

hasil pada interface output. Untuk mulai menggunakan simulator, buka file simulasi dan file input output akan terbuka secara bersamaan.

6.2 Jenis-Jenis Input Keputusan

Setelah file simulasi dan file input output terbuka, maka pengguna sudah bisa memasukkan keputusan melalui interface pada file inout output. Jenis keputusan yang dapat diubah oleh pengguna ada tiga yaitu input keputusan tingkat mikro, input keputusan tingkat makro, dan input keputusan global. Dalam interface pada file input output pengguna dapat melihat beberapa tampilan sebagai berikut:

(12)

11 | P a g e

Berikut ini adalah penjelasan dalam input keputusan mikro, yaitu:

Ownership Structure: pilihan untuk investasi rantai suplai terintegrasi (hulu-hilir) dan tunggal (hanya pabrik biodiesel saja). Ketika memilih salah satu pilihan, kotak initial investment akan menunjukkan besar investasi awal yang dibutuhkan.

Land Productivity Class: pilihan keputusan untuk tipe lahan yang digunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Tidak berpengaruh jika tipe rantai supli yang dipilih pada Investasi Awal adalah terpisah. Pilihan tipe lahan ada kelas lahan 1 sampai 4.

Land Clearing Method: pilihan keputusan untuk metode pembukaan lahan, yang terdiri dari slash and burn dan slash and mush. Dari kedua pilihan ini akan berdampak pada aspek lingkungan dari industri biodiesel.

Capital Composition yang terdiri dari loan grace period yang berbentuk input manual dalam bentuk hari, dan %loan to capital yaitu persentase pinjaman yang diajukan dari modal yang dibutuhkan.

Revenue, yang terdiri dari input Biodiesel Selling Price yaitupilihan harga jual yang berlaku untuk biodiesel (dalam Rp/Liter). Pilihan yang ada Business As Usual (BAU),

(13)

12 | P a g e

Market Price, COGS+Margin, dan input harga sendiri. Penjualan biodiesel bergantung pada harga yang ditentukan.

Additional Cost Burden terdiri dari :

RSPO Certification Cost, adalah input keputusan harga sertifikasi RSPO

(Roundtable of Sustainable Palm Oil) dalam USD per hektar.

CPO Export Administration Cost, adalah input keputusan biaya administrasi

per ton CPO yang akan diekspor.

Income Taxes, adalah input persentase pajak penghasilan.

Corporate Social Responsibility(CSR) Ratio to Income, Menentukan

alokasi CSR (%) dari capital expenditure/ pendapatan

FFB Purchase Cost, adalah harga tandan buah segar per ton yang digunakan

sebagai bahan baku minyak kelapa sawit.

Production Assumption Data adalah asumsi-asumsi yang digunakan dalam produksi CPO dan Biodiesel, yang terdiri dari:

FFB-CPO Conversion Value, adalah input keputusan nilai konversi tandan

buah segar menjadi minyak kelapa sawit (CPO).

CPO-Biodiesel Conversion Value, adalah input keputusan nilai konversi

CPO (minyak kelapa sawit) menjadi biodiesel.

CPO-Palm Kernel Production Ratio, adalah input keputusan rasio jumlah

produksi CPO (minyak kelapa sawit) dengan Palm Kernel.

Biodiesel-Gliserin Production Ratio, adalah input keputusan rasio jumlah

produksi biodiesel dengan gliserin.

Biodiesel Density, adalah input nilai massa jenis biodiesel dengan satuan liter

per ton.

CPO Density adalah input nilai massa jenis biodiesel dengan satuan ton per

kiloliter.

Effective Working Days, adalah input jumlah hari kerja efektif dalam setahun

(14)

13 | P a g e

Berikut ini adalah penjelasan untuk input tingkat Makro :

With/Without Biodiesel Industry Scenario yaitu tempat penentuan kebijakan utama, yakni menggunakan industri biodiesel atau tidak.

Oil Price Scenario merupakan tempat pemilihan skenario harga minyak dunia. Terdapat 3 skenario yaitu, harga pesimis, harga referensi, dan harga optimis. Harga pesimis adalah skenario dengan kemungkinan harga minyak tinggi, sementara harga optimis adalah skenario dengan harga minyak dunia yang rendah.

Skenario Harga (USD/Barrel)

Tahun Pesimis Referensi Optimis

2006 67.8 67.8 67.8 2007 72.3 72.3 72.3 2008 99.7 99.7 99.7 2009 61.3 61.3 61.3 2010 90.6 79.8 58.3 2011 104.2 87.7 56.1 2012 117.8 96.5 53.3 2013 130.7 101.3 52.2 2014 145.1 106.4 51.2 2015 156.7 109.8 50.0 2016 165.3 110.9 50.0 2017 171.9 112.0 50.0 2018 177.0 113.1 50.0 2019 180.6 114.2 50.0 2020 183.3 115.4 50.0 2021 185.1 116.5 50.0 2022 187.0 117.7 50.0 2023 188.8 118.9 50.0 2024 190.7 120.0 50.0 2025 192.6 121.2 50.0 2026 194.1 122.8 50.0 2027 195.6 124.6 50.0 2028 197.0 126.5 50.0

(15)

14 | P a g e

2029 198.5 128.4 50.0

2030 200.0 130.0 50.0

CPO Export Tax adalah besar pajak ekspor CPO yang akan ditetapkan oleh pemerintah. Besar pajak ekspor ini akan mempengaruhi jumlah CPO yang diekspor dan secara tidak langsung akan mempengaruhi produksi biodiesel di Indonesia. Secara default, besar pajak ekspor yang ditetapkan oleh pemerintah adalah sebesar 5% (diinput dalam bilangan real, contoh : 0.05)

Biodiesel Demand Forecast adalah proyeksi permintaan dari biodiesel yang akan diproduksi. Ada 3 jenis input proyeksi, yaitu permintaan sesuai roadmap pengembangan BBN, permintaan sesuai proyeksi model, dan input permintaan secara manual oleh pengguna. Proyeksi permintaan dari model merupakan hasil perkalian dari permintaan solar nasional aktual dengan mandat persentase campuran biodiesel (2006-2010 = 10 %, 2010-2015 = 15%, 2015-2025 = 25%). Input dalam satuan kiloliter

Permintaan Biodiesel (kl)

Tahun Mandat Pemerintah

2006 2,410,000 2007 2,644,444 2008 2,878,889 2009 3,113,333 2010 3,347,778 2011 3,582,222 2012 3,816,667 2013 4,051,111 2014 4,285,556 2015 4,520,000 2016 5,090,000 2017 5,660,000 2018 6,230,000 2019 6,800,000 2020 7,370,000 2021 7,940,000 2022 8,510,000 2023 9,080,000 2024 9,650,000 2025 10,220,000

(16)

15 | P a g e

CPO Price Projections adalah preyeksi harga CPO dunia. Ada dua jenis input harga CPO, yaitu sesuai dengan harga CPO CIF Rotterdam dan harga dengan input manual.

Harga CPO (USD)

Tahun CIF Rotterdam

2006 $ 736,625.00 2007 $ 760,283.00 2008 $ 817,596.00 2009 $ 861,814.00 2010 $ 896,696.00 2011 $ 929,784.00 2012 $ 961,374.00 2013 $ 992,960.00 2014 $ 1,025,836.00 2015 $ 1,057,341.00 2016 $ 1,088,046.00 2017 $ 1,118,093.00 2018 $ 1,152,651.00 2019 $ 1,183,301.00 2020 $ 1,215,152.00 2021 $ 1,247,089.00 2022 $ 1,277,642.00 2023 $ 1,308,612.00 2024 $ 1,436,012.00 2025 $ 1,467,851.00

6.2. 3 Input Ke putus a n Tingkat Global

Berikut ini adalah penjelasan untuk input tingkat Global :

Kurs Rupiah-USD adalah tingkat kurs mata uang Rupiah terhadap Dollar AS. Bisa diinput sesuai keinginan pengguna

Inflation Rate adalah nilai laju inflasi negara dalam satu tahun. Input bersifat sekali dan tetap sepanjang tahun simulasi.

(17)

16 | P a g e

6.3 Menjalankan Simulator

Untuk dapat menjalankan simulator, maka pengguna perlu untuk pindah dari file interface berbasis Microsoft Excel ke file simulasi dari simulator yang berbasis Powersim (extension

.sip). Simulator dijalankan dengan menjalankan model simulasi dengan menggunakan tombol

“play” yang terletak pada toolbar di bagian kiri atas.

Kemudian, tunggu sampai simulasi selesai dijalankan hingga tahun 2025. Indikator waktu simulasi bisa dilihat pada status bar yang terletak di bagian kanan bawah dari jendela file simulasi.

Setelah simulasi selesai dijalankan, pengguna dapat kembali pindah ke file interface berbasis Microsoft Excel untuk melihat laporan hasil simulasi.

(18)

17 | P a g e

6.4 Membaca Hasil Simulasi

Sesuai dengan tingkat input keputusan, maka laporan hasil simulasi juga terbagi menjadi dua bagian, yakni laporan hasil tingkat mikro dan laporan hasil tingkat makro. Tetapi, perlu dipahami bahwa input keputusan pada tingkat tertentu tidak hanya berpengaruh pada indikator pada tingkat tersebut saja. Misalnya, input keputusan di tingkat mikro tidak hanya mempengaruhi hasil indikator mikro saja tetapi juga dapat mempengaruhi hasil dari indikator makro. Contohnya adalah input keputusan kelas lahan yang juga dapat mempengaruhi indikator- indikator lingkungan pada tingkat makro.

6.4. 1 Has il Simulas i Tingkat M ikro

Untuk dapat melihat hasil simulasi pada indikator makro, pengguna dapat memilih salah satu sektor pada tab “Micro Company Level” yang terletak di bagian kiri atas dari interface simulator.

Laporan yang dapat diperoleh oleh pengguna dalam model mikro adalah laporan keuangan , lingkungan, sosial, dan produksi.

6.4.1.1 Laporan Finansial

Dalam laporan keuangan ini pengguna dapat melihat arus kas dari investasi yang dilakukan. Pada contoh tabel dibawah dapat dilihat bahwa arus kas ditampilkan dalam bentuk tabel dan pada akhir tahun ke dua puluh (tahun 2025), akan dikalkulasikan nilai net present value (NPV) dari keputusan yang telah diambil. NPV yang dihitung merupakan agregasi dari arus kas perkebunan dan pabrik kelapa sawit dengan pabrik biodiesel. Interest rate yang dipakai dalam simulasi ini sebesar 14,92%.

(19)

18 | P a g e

Untuk profit, pengguna dapat melihat dari grafik garis yang disediakan, telah dikelompokkan menurut struktur rantai suplainya. Grafik yang atas merupakan profit dari biodiesel dan yang bawah merupakan grafik dari perkebunan sampai pabrik minyak kelapa sawit. Pengguna dapat melihat detail pendapatan dan pengeluaran (biaya) dari masing-masing rantai suplai dengan menggeser layar ke kanan. Laporan pada halaman ini dapat dibandingkan antar keputusan.

(20)

19 | P a g e

6.4.1.2 Laporan Lingkungan

Pada halaman laporan lingkungan (environment reports) terdapat laporan mengenai

dampak lingkungan dari investasi rantai suplai yang dijalankan. Laporan yang ditampilkan pada halaman ini ada empat yaitu pembukaan lahan (land consumption) per tahun, total luas perkebunan kelapa sawit (total plantation area, merupakan agregasi dari lahan perkebunan

inti perusahaan dan lahan perkebunan plasma), Life Cycle Assesment, dan Emisi

Karbondioksida (CO2 Emission). Semua grafik disajikan dalam bentuk diagram garis dan

dapat dibandingkan antar keputusan. Berikut adalah tampilan dari halaman laporan lingkungan.

(21)

20 | P a g e

6.4.1.3 Laporan Sosial

Halaman Laporan Sosial (Social Reports) berisi laporan dampak investasi terhadap aspek sosial. Laporan pada halaman ini hanya jumlah pekerja (Total Worker) yang diserap. Pada halaman ini keputusan dapat diperbandingkan dan laporan jumlah pekerja disajikan dalam bentuk grafik garis. Berikut adalah tampilan dari halaman laporan sosial.

(22)

21 | P a g e

6.4.1.4 Laporan Produksi

Halaman laporan produksi (production reports) adalah laporan berisi jumlah produksi biodiesel per tahun (dalam ton), jumlah produksi CPO per tahun (dalam ton) dan alokasinya (untuk biodiesel atau eksport), biaya produksi biodiesel tahunan, perbandingan profit ekspor dengan profit biodiesel, dan tabel HPP CPO, Biodiesel serta harga jual bioidesel per liter. Pada halaman ini tidak bisa dibandingkan antar keputusan sehingga pengguna harus mengingat atau mencatat hasil keputusan mereka sebelumnya untuk membandingkan hasil keputusan mereka. Berikut adalah tampilan tabel HPP CPO dan Biodiesel setiap tahunnya:

Untuk laporan biaya produksi ditampilkan dengan grafik stacked-bar dengan tujuan

memudahkan pemain melihat komposisi biayanya dengan tambahan line chart untuk

memberi tanda besarnya biaya pembelian CPO dalam keseluruhan biaya produksi. Laporan alokasi dan produksi CPO juga ditampilkan dengan bar chart, dengan dua batang bersisian yang menunjukan alokasi tahunan untuk biodiesel dan eksport. Laporan produksi biodiesel ditampilkan dengan bar chart bersisian yang berisi kapasitas produksi dan jumlah produksi biodiesel. sedangkan profit alokasi ditampilkan dengan dua garis merah dan biru dengan line

(23)

22 | P a g e

chart dengan tujuan mempermudah pengguna untuk melihat pergerakan profit tiap tahunnya. Berikut adalah tampilan dari halaman laporan produksi.

6.4.1.5 Hasil Simulasi Tingkat Makro

Untuk dapat melihat hasil simulasi pada indikator makro, pengguna dapat memilih salah satu sektor pada tab “Macro National Level” yang terletak di bagian kanan atas dari interface simulator.

Indikator pada tingkat makro terbagi menjadi empat sektor, yaitu ekonomi, sosial,

lingkungan, dan energi. Sektor sustainability merupakan sektor yang memberikan

perbandingan dari perubahan yang terjadi pada empat sektor tersebut.

6.4.1.6 Indikator Ekonomi

Terdapat dua indikator output pada sektor ekonomi, yaitu :

Produksi Sektoral, yaitu jumlah produksi dari masing-masing sektor produksi di

Indonesia. Terdapat 3 sektor produksi yaitu sektor industri (manufaktur), sektor jasa, dan sektor pertanian. Produksi diukur dalam satuan mata uang (USD).

Produk Domesti Bruto (PDB) per Kapita, yaitu nilai keseluruhan barang dan jasa

yang diproduksi Indonesia tiap tahunnya. PDB pada simulator merupakan PDB atas harga pasar dan dihitung dalam satuan mata uang (USD). PDB per kapita berarti nilai

(24)

23 | P a g e

PDB Indonesia yang dibagi dengan jumlah populasi negara. PDB merupakan salah satu indikator untuk mengukur standar kehidupan di suatu negara. Semakin tinggi nilai PDB per kapita suatu negara, semakin tinggi pula standar kehidupan masyarakatnya.

6.4.1.7 Indikator Sosial

Terdapat dua indikator output pada sektor sosial, yaitu :

Populasi, yaitu gambaran dari jumlah penduduk yang ada di Indonesia beserta

proporsi penduduk di bawah angka kemiskinan. Jumlah penduduk di bawah angka kemiskinan termasuk dalam jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan (bukan nilai yang berbeda).

Tenaga Kerja, merupakan indikator untuk melihat jumlah tenaga kerja yang

tersedia di Indonesia beserta jumlah pengangguran di masyarakat. Diagram tenaga kerja terdiri dari 3 indikator, yaitu total workforce (total angkatan tenaga kerja

Indonesia), employment level (angkatan kerja yang sudah bekerja), dan

unemployment (angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan). Total Workforce = Employment Level + Unemployment.

(25)

24 | P a g e

6.4.1.8 Indikator Lingkungan

Terdapat lima indikator output untuk sektor lingkungan, yaitu :

Total Emisi CO2, yaitu jumlah seluruh CO2 yang dihasilkan di Indonesia baik CO2

yang berasal dari industri (pabrik) maupun CO2 yang berasal dari emisi kendaraan bermotor tiap tahunnya. Diukur dalam satuan berat per tahun (kg/tahun)

Emisi CO2 Transportasi, yaitu jumlah CO2 yang dihasilkan dari emisi kendaraan

bermotor tiap tahunnya. Diukur dalam satuan berat per tahun (kg/tahun)

Emisi Gas Rumah Kaca per PDB, yaitu perbandingan jumlah emisi gas rumah kaca

yang dihasilkan dengan peningkatan jumlah produksi. Semakin rendah nilainya, berarti semakin sedikit emisi yang dihasilkan tiap penambahan jumlah produksi.

Jejak Karbon per kapita adalah jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan di

Indonesia baik oleh perusahaan, produk, atau perorangan. Gas rumah kaca terdiri dari karbon dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NO2), dan Metana (CH4).

Total Lahan Hutan adalah total lahan hutan di Indonesia yang belum digunakan

(26)

25 | P a g e

6.4.1.9 Indikator Energi

Terdapat tiga indikator output untuk sektor energi, yaitu :

Persebaran Energi, yaitu porsi dari sumber penggunaan energi yang ada di

Indonesia. Diagram lingkaran memuat 5 jenis sumber energi yang sekarang sudah ada di Indonesia (Minyak bumi, batu bara, gas alam, listrik, dan LPG) ditambah 1 sumber energi alternatif (Biodiesel).

Total Permintaan Energi, yaitu jumlah permintaan energi secara keseluruhan, dari

seluruh sumber energi, dan untuk setiap sektor penggunaan energi (residensial, komersial, industri, dan transportasi).

Jumlah Produksi Biodiesel, yaitu jumlah produksi Biodiesel yang dihasilkan selama

masa simulasi. Jumlah produksi biodiesel yang dihasilkan akan berbeda-beda sesuai dengan input skenario permintaan biodiesel (input tingkat makro).

(27)

26 | P a g e

6.4.1.10 Indikator Keberlanjutan

Indikator keberlanjutan merupakan indikator-indikator dari tiap sektor (ekonomi, sosial, lingkungan, dan energi) yang saling berhubungan dan merupakan parameter dari pembangunan nasional yang berkelanjutan. Terdapat lima indikator keberlanjutan yang dipetakan dalam sebuah diagram laba-laba (radar chart), yaitu PDB per kapita (sektor ekonomi), pengangguran (sosial), emisi per PDB (lingkungan), lahan hutan (lingkungan), dan total permintaan energi (energi). Indikator keberlanjutan ini merupakan salah satu bagian penting dari hasil simulasi untuk memahami poin pembelajaran yang ditetapkan dalam simulator.

(28)

27 | P a g e

6.4. 2 Analis a Pe rbandi nga n Simulas i

Untuk melihat bagaimana pengaruh dari suatu variabel input terhadap indikator output, dan perbedaan dari satu skenario dengan skenario lain, simulator menyediakan sebuah fitur untuk menyimpan skenario simulasi. Fitur penyimpan skenario bisa diakses melalui halaman interface input keputusan dan akan menyimpan konfigurasi keputusan yang telah di-input oleh pengguna untuk satu rentang waktu simulasi. Fitur penyimpan skenario ini dapat menyimpan hingga 2 skenario sehingga pengguna dapat melihat perbandingan dari 3 skenario yang berbeda (skenario awal, skenario simpan 1, skenario simpan 2). Untuk menghapus

skenario yang sudah disimpan pengguna bisa menggunakan fitur “reset all” yang akan

menghapus semua skenario yang telah disimpan. Akan tetapi fitur ini hanya berlaku untuk beberapa laporan saja, dikarenakan akan sulit membaca beberapa grafik atau diagram jika ada tiga data yang disajikan sekaligus. Berikut adalah laporan yang dapat dibandingkan dengan fitur penyimpanan skenario ini:

Nama Laporan Model

Laporan Keuangan Mikro

Laporan Lingkungan Mikro

(29)

28 | P a g e

Untuk memahami bagaimana sebuah keputusan input dapat mempengaruhi variabel lain beserta perubahan yang diakibatkan olehnya di dalam simulator, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perbandingan :

 Perhatikan setiap grafik pertumbuhan nilai dari masing-masing indikator di tiap

sektor

 Perhatikan perubahan trend dari grafik tiap indikator ketika input keputusan telah dirubah

 Perhatikan juga perubahan trend dari suatu indikator terhadap indikator lain

7 Lembar Evaluasi Simulator (Terlampir)

Untuk mengecek apakah pengguna sudah mampu untuk memahami poin pembelajaran dari simulator, maka sebuah lembar evaluasi disertakan bersamaan dengan simulator. Lembar evaluasi berisi beberapa pertanyaan yang mencakup poin pembelajaran baik di tingkat mikro maupun makro. Pertanyaan-pertanyaan pada lembar evaluasi disusun untuk mengarahkan

pengguna untuk memahami poin pembelajaran dan loop pembelajaran utama dari simulator.

Selain itu, disertakan pula sebuah kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada lembar evaluasi untuk memeriksa jawaban dari pengguna simulator.

Gambar

Gambar  1.1 Roadmap  Pemanfaatan  Bahan  Bakar Nabati  (Dekrit  presiden  No. 1/2006, 2006)
Gambar  2.1 Causal Loop Diagram dari  model  mikro
Gambar  2.2 Causal Loop Diagram dari  model  makro

Referensi

Dokumen terkait

Sarana tersebut adalah yaitu Aula Tahfizh Putera dan Puteri Pondok Pesantren Hidayatul Mustafid, dengan harapan ilmu-ilmu Islam bisa tersebar luas serta Pemerintah dapat

Bila kemungkinan terbukti bahwa saya temyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seola-olah basil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan

Dorongan untuk menjalin hubungan dengan wilayah luar berkaitan dengan kecenderungan penduduknya untuk berdagang yang pada gilirannya akan melibatkan kebutuhan untuk

Misal: jika A adalah matrik berukuran m x n dengan vektor kolom yang bebas linear, maka n buah vektor kolom pertama dari Q adalah merupakan himpunan

Secara keseluruhan, peran organisasi dalam memberikan bimbingan karir kepada karyawan sudah dinyatakan baik oleh sebagian besar karyawan, namun ada beberapa karyawan

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui dan menganalisa secara serempak dari variabel umur, tingkat pendidikan dan status perkawinan

Society 5.0 Jepang melalui Google di publik Indonesia, Malaysia, India, dan Amerika Serikat yang sudah dibahas dapat dikatakan mendukung argumentasi Friedman