• Tidak ada hasil yang ditemukan

YULI TRI WILIYANTI BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "YULI TRI WILIYANTI BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan untuk hidup saling berdampingan. Mewujudkan kesetaraan sistem hubungan laki-laki-perempuan dalam masyarakat merupakan hal yang perlu diperhatikan. Perempuan pada dasarnya memiliki kesetaraan dengan kaum laki-laki. Namun sebagian perempuan saja yang memperjuangkan emansipasinya. Selama ini perempuan masih jauh tertinggal di belakang laki-laki meskipun, dari sekian banyak perempuan ada yang merasa bahwa dirinya tidak tertinggal.Perempuan merupakan bagian dari masyarakat yang masih terikat dengan kultur. Masyarakat juga masih percaya dengan adanya mitos dan pandangan yang merugikan perempuan. Mitos dan pandangan tersebut mengatur pembagian antara jenis pendidikan dan jenis pekerjaan yang boleh atau tidak dilakukan perempuan. Perempuan menjadi bodoh karena tidak mendapatkan kesempatan untuk menuntut ilmu (Sugihastuti dan Suharto, 2010: 211).

(2)

Menurut pandangan Islam, laki-laki dan perempuan adalah sama, karena mereka merupakan kelompok umat manusia yang satu, maka hak dan kewajiban mereka adalah sama. Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan di dalam mengajak kepada keimanan. Laki-laki dan perempuan diciptakan bukan untuk saling bertentangan, tetapi diciptakan untuk saling melengkapi.

Dalam kenyataannya perempuan sering mengalami tindakan kriminal seperti pelecehan seksual. Fenomena itu terjadi di negara yang mengaku sebagai negara Islam, seperti di Malaysia dan Arab Saudi. Tindakan kriminal tersebut banyak dialami oleh perempuan yang berasal dari Indonesia. Hal itu disebabkan tingkat pendidikan yang masih rendah. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan perempuan dianggap sebagai kelas yang rendah. Itulah sebabnya perempuan sering mengalami ketidakadilan. Ketidakadilan ini yang menyebabkan kaum perempuan menjadi tidak mengenal pendidikan dan kebebasan dalam menjalani hidup.

(3)

dengan laki-laki perlu kita teladani. Tidak sedikit karya sastra yang bercerita tentang perempuan. Salah satu wujud karya sastra adalah novel.

Novel merupakan sebuah cerita panjang yang berjumlah ratusan halaman dibangun oleh unsur-unsur pembangun, mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks ( Nurgiyantoro, 2007: 10-11). Novel di dalamnya membahas tentang kehidupan manusia yang penuh dengan watak atau sifat manusia yang bermacam-macam serta situasi dan keadaan yang terjadi pada kehidupannya. Ketertarikan pengarang pada permasalahan kehidupan wanita ditandai dengan lahirnya novel-novel yang menampilkan wanita sebagai tokoh utama. Hal ini sejalan dengan pandangan masyarakat terhadap kemampuan wanita yang semakin tidak bisa dipandang lemah dan hanya sebagai pelengkap kehidupan laki-laki.

(4)

Perempuan Berkalung Sorban (2001), diangkat ke layar lebar oleh sutradara Hanung

Bramantyo. Apalagi setelah film tersebut menuai kontroversi. Beberapa adegan dalam film Perempuan Berkalung Sorban (PBS) dianggap melecehkan pesantren dan kyai. Padahal isi ceritanya tidak melecehkan Islam. Film PBS justru mengkritik khususnya untuk hadis-hadis misoginis atau hadis-hadis yang berkarakter menyudutkan perempuan.

Dari berbagai karya yang ditulis oleh Abidah El Khalieqy, peneliti tertarik pada novel Mataraisa. Novel ini peneliti analisis secara lebih mendalam tentang konsep feminisme Islam. Alasan peneliti tertarik pada novel Mataraisa karena novel tersebut menceritakan perjuangan hidup perempuan dalam menyamakan kedudukannya dengan laki-laki. Tokoh yang bernama Raisa merupakan tokoh sentral atau tokoh utama dalam novel Mataraisa. Raisa sangat menjunjung tinggi pendidikan dan memiliki banyak prestasi. Pendidikan memang dapat mengangkat harkat dan martabat semua orang baik perempuan atau laki-laki. Dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat lebih terhormat. Selain itu juga, Raisa menyorotkan tentang perempuan zaman sekarang. Dalam kehidupan nyata sudah tidak zamannya lagi kalau perempuan itu diatur oleh adat dan norma-norma yang tidak ada patokan ilmiahnya. Perempuan itu mampu maju dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Raisa memperjuangkan keadilan bagi perempuan dengan menyebarkan gagasan kebenaran dan keadilan layaknya seorang pengarang. Raisa seorang perempuan muda sekaligus novelis yang sedang naik daun melalui novelnya yang berjudul “Perempuan Batu Nilam”. Novel karya Raisa banyak menuai kritik karena isinya dianggap terlalu dalam

(5)

ancaman dari tokoh agamawan yang disimbolkan Abidah dengan nama Kopiah Miring. Namun aneka kritik dan ancaman tersebut tidak membuat Raisa surut, justru

makin melaju. Dari situlah kemudian terjalin dialog-dialog cerdas antara Raisa dengan para pengkritiknya.

Novel yang memiliki cerita tentang perjuangan seorang perempuan ini merupakan salah satu contoh, bahwa sebagai perempuan juga memiliki hak dan kedudukan yang sama dengan laki-laki. Sebagai perempuan harus memperjuangkan hak hidupnya untuk memperoleh derajat yang setara dengan laki-laki. Cerita novel Mataraisa merupakan sebuah cerminan bagi kaum perempuan untuk lebih berkarya

(6)

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti memilih novel ini sebagai subjek penelitian karena sejauh ini karya-karya Abidah El Khalieqy menarik untuk diteliti terutama karena pengarang selalu berbicara tentang kesetaraan gender dan memiliki nilai-nilai Islam yang kuat. Melalui novel tersebut kita akan mengetahui tentang konsep feminisme Islam yang ditampilkan dalam novel Mataraisa. Dalam hal ini bukan berarti perempuan diajarkan untuk berkuasa dan melawan kepatuhan, tetapi tentang penanaman pendidikan dalam kesetaraan gender dan kefeminisan. Dari uraian tersebut maka peneliti mengambil judul Konsep Feminisme Islam dalam Novel Mataraisa Karya Abidah El Khalieqy.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana konsep feminisme Islam yang terkandung dalam novel Mataraisa karya Abidah El Khalieqy?

2. Bagaimana relevansi konsep feminisme Islam dengan realitas kehidupan ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan konsep feminisme Islam dalam novel Mataraisa karya Abidah El Khalieqy.

(7)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat teoretis, yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna untuk ilmu sastra khususnya dalam bidang kajian feminisme Islam. Dapat meningkatkan pengetahuan pembaca tentang konsep feminisme Islam yang ditampilkan dalam karya sastra khususnya novel. Menambah referensi tentang kajian feminism Islam.Dapat memahami tentang teori persamaan kedudukan laki-laki dan perempuan. Mengetahui hak-hak perempuan dalam Islam.

2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

LPPMPP ISI Surakarta tahun 2016 telah berupaya mewujudkan sebuah Buku Panduan Penelitian, Penciptaan Seni, Pengabdian Masyarakat, Buku Ajar dan Media Ajar sebagai

Nuansa musik dalam karya ini juga mengalami perubahan, dimana nuansa awal lagu Kacang Dari yang sangat sederhana agar anak dapat mengantuk dan terlelap mengalami

Dari seluruh eksperimen posisi bukaan inlet yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi eksisting memiliki performa ventilasi alami yang sudah cukup baik dengan

Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pengetahuan, sikap dan manajemen lak- tasi ibu di wilayah kerja Puskesmas Samaenre pada tahun 2014 sebagian besar masih berada pada

Konfrontasi Indonesia­ Malaysia Pencerobohan Lahad Datu 2013 Komander Panglima Angkatan Tentera Jeneral Tan Sri Dato' Sri Zulkefli Mohd. Zin [1] Ketua Staf Markas

62 SAHAT SAURTUA BERNART H PEMBORAN JB III PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY 63 BAMBANG HERMANTO PEMBORAN JB III PT.. TRITAMA MEGA PERSADA 64 CAHYADI PEMBORAN JB III

Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari seuatu tempat ke tempat lain menggunakan kaki atau menggunakan bagian kaki. Menendang bola

Himpunan fuzzy memberikan nilai keanggotaan antara 0 dan 1 yang menggambarkan secara lebih alami sebuah kumpulan anggota dengan himpunan, Sebagai contoh, jika seorang berumur