• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2007 NOMOR 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2007 NOMOR 6"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2007 NOMOR 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2007

TENTANG

RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK TENGAH,

Menimbang : a. bahwa bahwa menurut ketentuan pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, Pemerintah Kabupaten dapat menentukan dan menetapkan jenis-jenis retribusi yang potensial untuk dikembangkan bagi kepentingan pembangunan Daerah selain yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah tersebut;

b. bahwa dalam rangka pembinaan, pengawasan, dan pengendalian usaha konstruksi serta menciptakan iklim usaha yang sehat di daerah, perlu dilakukan kegiatan izin usaha jasa konstruksi;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah tentang Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran

(2)

Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048));

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dam Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3955);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3957);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaanan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

13. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Lombok Tengah Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2000 Nomor 11);

(3)

14. Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2001 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2000 Nomor 15);.

15. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2001 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2001 Nomor 20).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH dan

BUPATI LOMBOK TENGAH

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Tengah.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Lombok Tengah.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD Kabupaten Lombok Tengah.

5. Surat Permohonan Izin (SPI) adalah Surat permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha di bidang Jasa Konstruksi yang diajukan oleh Perusahaan .

6. Jasa Konstruksi adalah layanan Usaha Jasa Perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan Usaha Jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan Usaha Jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.

7. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan serta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lainnya.

8. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) adalah Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi yang bertujuan untuk mengembangkan kegiatan jasa konstruksi nasional.

(4)

9. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) adalah Izin yang diberikan kepada Perusahaan jasa konstruksi untuk dapat melaksanakan kegiatan dibidang jasa konstruksi yang diberikan oleh Pemerintah Daerah melalui pejabat yang ditunjuk.

10. Unit Kerja Pelaksana adalah organisasi yang bertugas menyelenggarakan pemberian izin usaha jasa konstruksi yang ditunjuk oleh Bupati.

11. Sertifikasi adalah proses penilaian untuk mendapatkan pengakuan terhadap klasifikasi dan kualifikasi atas kemampuan usaha di bidang jasa konstruksi yang berbentuk perusahaan.

12. Sertifikat adalah tanda bukti pengakuan dalam penetapan klasifikasi dan kualifikasi atau kompetensi dan kemampuan usaha bidang jasa konstruksi yang berbentuk perusahaan yang selanjutnya disebutkan Sertifikat Badan Usaha (SBU).

13. Perusahaan jasa konstruksi untuk selanjutnya disebut perusahaan adalah badan usaha yang bergerak dibidang usaha jasa konstruksi dan meliputi kegiatan Usaha Jasa Perencanaan Konstruksi, Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi dan Usaha Jasa Pengawasan Konstruksi.

14. Perusahaan Cabang adalah Perusahaan yang berdomisili di wilayah kabupaten Lombok Tengah yang merupakan bagian perusahaan induknya dan dapat menandatangani serta melaksanakan kontrak .

15. Pengurus perusahaan adalah komisaris perusahaan (fungsi pengawasan) dan direksi/ penanggung jawab perusahaan (fungsi operasional) sesuai dengan akte pendirian perusahaan atau akte perubahannya.

16. Penanggung jawab perusahaan adalah direksi/pimpinan untuk kantor pusat dan kepala cabang untuk kantor cabang.

17. Penanggung jawab teknik adalah tenaga teknik yang ditunjuk sebagai penanggung jawab masalah teknis dalam kegiatan usaha.

18. Duplikasi adalah perangkapan jabatan kerja lebih dari satu perusahaan yang mencakup pengurus, penanggung jawab perusahaan dan Penanggung jawab teknis.

19. Legalisasi adalah pemberian tanda sah pada rekaman IUJK dan sesuai dengan asli IUJK perusahaan.

20. Badan Usaha adalah suatu bentuk perusahaan yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, serta badan usaha lainnya.

21. Tim Pembina Jasa Konstruksi Propinsi adalah Tim yang dibentuk oleh Gubernur untuk melakukan pembinaan diseluruh propinsi.

22. Tim Pembina Jasa Konstruksi Kabupaten adalah Tim yang dibentuk oleh bupati untuk melakukan pembinaan diseluruh kabupaten

23. Retribusi IUJK adalah pungutan daerah atas pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi yang diberikan kepada orang pribadi atau badan usaha.

24. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

(5)

25. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari pemerintah daerah yang bersangkutan.

26. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

27. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi. 28. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBYEK, DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan pemberian IUJK.

Pasal 3

Obyek retribusi adalah setiap pelayanan pemberian IUJK.

Pasal 4

Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh IUJK.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi IUJK digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu.

BAB IV

LINGKUP BIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI

Pasal 6

(1) Usaha jasa konstruksi mencakup jenis usaha, bentuk usaha, klasifikasi usaha jasa konstruksi.

(2) Jenis usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jasa perencanaan, jasa pelaksanaan dan jasa pengawasan pekerjaan konstruksi.

(6)

(3) Bentuk usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perusahaan yang berdomisili di wilayah daerah.

(4) Klasifikasi usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

a. Untuk Jasa Konsultansi Perencana , dan Jasa Konsultansi Pengawasan konstruksi :

1. Jasa konstruksi bersifat umum; 2. Jasa konstruksi bersifat spesialis. b. Untuk Jasa Pelaksana Konstruksi

1. Jasa konstruksi bersifat umum; 2. Jasa konstruksi bersifat spesialis.

(5) Klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 4 meliputi bidang pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal dan/atau tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya.

BAB V

CARA MENGUKUR IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

Pasal 7

IUJK diukur berdasarkan jenis usaha, bentuk usaha dan klasifikasi usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

BAB VI

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 8

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi IUJK didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi biaya-biaya untuk administrasi, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan usaha jasa konstruksi.

BAB VII

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 9

Struktur dan besarnya retribusi IUJK untuk badan usaha ditetapkan sebagai berikut :

(7)

A. Tarif untuk Jasa Pelaksana Konstruksi

Kualifikasi

No. Administrasi &

Izin Gret 1 (Rp) Gret 2 (Rp) Gret 3 (Rp) Gret 4 (Rp) Gret 5 (Rp) Gret 6 (Rp) Gret 7 (Rp) 1. Biaya Administrasi 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000 Biaya Registrasi 1. Izin Baru/Ulang 175.000 175.000 425.000 925.000 1.925.000 4.925.000 7.425.000 2. Izin Perubahan Data 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 3. Izin Perpanjangan 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

B. Tarif untuk Jasa Perencana /Jasa Pengawasan

Kualifikasi

No. Administrasi &

Izin Gret 1 (Rp) Gret 2 (Rp) Gret 3 (Rp) Gret 4 (Rp) 1. Biaya Administrasi 75.000 75.000 75.000 75.000 Biaya Registrasi 1. Izin Baru/Ulang 425.000 425.000 925.000 2.425.000 2. Izin Perubahan Data 50.000 50.000 50.000 50.000 3. Izin Perpanjangan 50.000 50.000 50.000 50.000 BAB VIII WILAYAH PUNGUTAN Pasal 10

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pemberian Izin Usaha diterbitkan.

BAB IX MASA RETRIBUSI

Pasal 11

IUJK mempunyai masa berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk setiap kali habis masa berlaku.

(8)

BAB X

KETENTUAN PERIZINAN

Pasal 12

(1) Bangunan yang digunakan untuk kepentingan umum atau untuk dijual disewakan, wajib direncanakan / dilaksanakan dan diawasi pembangunannya oleh perusahaan yang memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).

(2) Perusahaan jasa konstruksi terdiri atas perusahaan yang memberikan layanan jasa Konsultansi perencanaan dan layanan jasa pelaksanaan konstruksi serta layanan jasa Konsultansi pengawasan konstruksi .

(3) Dalam melaksanakan kegiatan usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) , pemegang IUJK wajib mentaati peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(4) Bangunan yang dipergunakan untuk umum / publik yang dibangun dengan pola dikerjakan sendiri tidak diperbolehkan dengan alasan apapun .

Pasal 13

(1) IUJK diterbitkan oleh Bupati melalui Pejabat yang ditunjuk.

(2) Penunjukan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 14

(1) Pelayanan pemberian IUJK dilaksanakan setiap hari/jam kerja.

(2) Proses pemberian IUJK diperlukan waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permohonan izin (SPI) secara lengkap dan sah.

Pasal 15

(1) Perusahaan dengan status Cabang dan ingin beroperasi di wilayah Daerah wajib mengajukan permohonan IUJK kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

(2) Kepada perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) , dikenakan kewajiban membayar biaya yang ditetapkan.

BAB XI

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 16

(1) Perusahaan wajib menyampaikan kepada Unit Kerja Pelaksana pemberian IUJK :

a. Laporan tahunan yang dilakukan setiap akhir tahun atau bulan Desember;

(9)

b. Laporan pelaksanaan pekerjaan di luar daerah dilakukan 30 hari setelah pekerjaan selesai dan dilakukan berita acara serah terima ;

c. Laporan Perubahan data perusahaan dilakukan paling lambat 14 hari setelah adanya perubahan.

(2) Pengguna Jasa / Pemberi pekerjaan wajib menyampaikan informasi tentang adanya pekerjaan konstruksi ( perencanaan , pelaksanaan dan pengawasan ) pekerjaan konstruksi yang menunjuk badan usaha yang memiliki IUJK dan diatur sbb:

a. Bagi Instansi penerbit IMB yang khususnya bangunan swasta maka informasinya harus disampaikan kepada Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah;

b. Bagi Instansi yang menyelenggarakan pekerjaan konstruksi di jajaran pemerintah daerah yang sumber dananya dari APBN /APBD diwajibkan memberikan informasi adanya perusahaan yang melaksanakan pekerjaan konstruksi setelah SPK / Kontrak diberikan dan Laporan disampaikan kepada Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah.

BAB XII

PENYELENGGARA PENERBITAN IUJK

Pasal 17

(1) Unit Kerja Pelaksana yang bertugas menyelenggarakan pemberian IUJK adalah Bagian Administrasi Pembangunan pada Sekretariat Daerah.

(2) Pejabat yang menandatangani IUJK adalah Bupati.

(3) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), dibantu oleh suatu Tim Evaluasi Permohonan IUJK yang ditetapkan oleh Bupati.

BAB XIII

TATA CARA PEMBERIAN IUJK

Pasal 18

(1) Perusahaan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati melalui Unit Kerja Pelaksana sebagaimana dimaksud Pasal 11 ayat (1) dengan cara mengisi formulir yang telah ditetapkan.

(2) Formulir yang berkaitan dengan data di atas disiapkan oleh Unit Kerja Pelaksana bersangkutan dan diatur sebagai berikut :

a. Formulir yang telah diambil ditetapkan hanya berlaku sampai dengan 90 hari.

b. Pengambilan formulir dilakukan pada Unit Kerja Pelaksana

(3) Petugas perusahaan yang mengambil formulir wajib menandatangani tanda bukti pengambilan formulir.

(4) Formulir berupa Surat Permohonan Ijin (SPI) tersebut harus melampirkan a. Data Administrasi;

(10)

b. Data Personalia;

c. Data Keuangan terakhir berupa neraca perusahaan .

(5) Kepada pemohon yang telah memenuhi persyaratan diberikan IUJK.

(6) Kepada pemohon yang tidak atau belum memenuhi persyaratan dikembalikan untuk dilengkapi.

(7) Pengumuman Permohonan izin dapat diterima atau ditolak selambat-lambatnya harus dilakukan dalam waktu 5 (lima) hari kerja.

(8) Setiap pemegang IUJK yang masa berlakunya telah melampaui batas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan apabila tidak mengajukan permohonan perpanjangan, maka surat izinnya dinyatakan tidak berlaku lagi. (9) Apabila perusahaan yang telah memiliki IUJK melakukan Registrasi Ulang

untuk perpanjangan Izin maka dikenakan biaya administrasi dan biaya her-registrasi.

BAB XIV

PERSYARATAN IUJK

Pasal 19 (1) Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan terakhir.

(2) Susunan Pengurus / Komisaris dan Direksi serta Penanggung jawab Perusahaan.

(3) Susunan Kepemilikan Saham Perusahaan. (4) Neraca perusahaan terbaru.

(5) Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang diregistrasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).

(6) Surat Pernyataan Pimpinan Perusahaan yang menunjuk Tenaga Teknik Perusahaan sebagai Penanggung jawab Teknis Perusahaan .

(7) Curiculum Tenaga Teknik yang akan ditunjuk sebagai Penanggung jawab Teknis Perusahaan dilengkapi dengan Fotokopi Sertifikat Keahlian / Keterampilan yang berlaku.

(8) Latar belakang dan Jenis Usaha yang dibutuhkan ditetapkan sebagai berikut : a. Untuk Usaha Jasa Konsultansi Perencana dan Jasa Konsultansi

Pengawasan Kualifikasi Kecil maupun non kecil maka PJT harus berpendidikan S1 sesuai dengan bidang keahliannya;

b. Untuk Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Kualifikasi Kecil maka PJT bidang usaha yang berlatar balakang arsitektur atau sipil atau tata lingkungan menggunakan SKA/SKT sesuai dengan pendidikannya dan berlatar belakang teknis Arsitektur /Sipil / Teknik Penyehatan;

c. Untuk usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Kualifikasi kecil , maka PJT bidang usaha yang berlatar belakang mekanikal dan elektrikal menggunakan SKA/SKT dengan tingkat pendidikan STM yang berlatar belakang teknis listrik atau teknik mesin;

d. Untuk usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Kualifikasi Non Kecil maka PJT bidang usaha yang berlatar balakang arsitektur atau sipil atau tata

(11)

lingkungan menggunakan SKA dengan tingkat pendidikan S1 yang berlatar belakang teknis Arsitektur /Sipil / Teknik Penyehatan;

e. Untuk usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Kualifikasi Non Kecil maka PJT bidang usaha yang berlatar belakang mekanikal dan elektrikal menggunakan SKA/SKT dengan tingkat pendidikan S1 yang berlatar belakang teknis listrik atau teknik mesin.

(9) Fotokopi bukti pembayaran biaya administrasi IUJK.

Pasal 20

(1) Perusahaan yang telah memiliki IUJK harus menyampaikan permohonan perpanjangan registrasinya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum habis masa berlakunya.

(2) Penulisan bidang usaha pada IUJK sesuai dengan kelulusan registrasi LPJK dan sesuai dengan latar belakang Penanggung jawab Teknik Perusahaan. (3) Bagi Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi yang mempunyai kualifikasi

Gret 5,6 dan 7, harus mempunyai Kekayaan Bersih diatas 1 milyar dan mempunyai kantor dengan ruang minimal 30 m2 sedangkan Perusahaan yang kekayaan bersihnya kurang 1 Milyar diberikan dispensasi untuk dapat menggunakan rumah tinggal dengan ruangan kantor berukuran minimal 15 m2 sebagai tempat kerja .

(4) Bagi Perusahaan Jasa Konsultansi Konstruksi wajib mempunyai kantor minimal 30 m2.

Pasal 21

(1) Dokumen permohonan yang telah diisi beserta lampiran-lampirannya diserahkan ke Unit Kerja Pelaksana.

(2) Dokumen SPI diberi Nomor Urut pendaftaran oleh petugas penerima dokumen SPI selanjutnya pemohon wajib diberikan tanda terima Dokumen SPI.

(3) Selanjutnya diserahkan kepada Tim Evaluasi Permohonan IUJK .

(4) Perusahaan cabang wajib memiliki IUJK dan harus melampirkan Fotokopi SBU dan IUJK perusahaan induknya dan harus mempunyai satu orang Penanggung jawab teknis yang berdomisili diwilayah Daerah.

Pasal 22

(1) Dokumen yang telah diterima kemudian diperiksa kelengkapan dan kebenarannya oleh Tim Evaluasi Permohonan IUJK.

(2) Untuk meneliti kebenaran dokumen maka harus dilakukan pengecekan dan pemeriksaan dilapangan yang terdiri atas :

a. keberadaan kantor perusahaan dan luas yang dipakainya; b. Kehadirannya tenaga PJT nya dengan melihat SP-PJT .

(3) Unit Kerja Pelaksana harus mengecek atau memeriksa ke lapangan kebenaran data yang tertera dalam SBU yang diregistrasi oleh LPJK dengan mengacu pada norma LPJK yakni mengevaluasi bidang/sub bidang dan kualifikasinya dan perusahaan harus membuktikan :

(12)

a. jumlah kekayaan bersih perusahaan;

b. jumlah dan nama tenaga kerja teknis yang dipersyaratkan;

c. jumlah kumulatif pengalaman perusahaan dengan memeriksa kontrak-2 asli yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kualifikasi yang diberikan oleh LPJK .

(4) Jika hasil pengecekan atau pemeriksaan menyimpulkan bahwa SBU yang diajukan oleh perusahaan ternyata tidak benar atau ada keraguan karena ada perubahan atau data tertera dalam SBU tidak sesuai dengan hasil pengecekan atau pemeriksaan lapangan, maka Tim Evaluasi Permohonan IUJK harus melaporkan kepada Pimpinan Kantor Unit Kerja Pelaksana dan selanjutnya mempertanyakan kebenaran data yang diperolehnya kepada LPJK Daerah Propinsi , sementara IUJKnya ditunda sampai kebenaran tentang SBU telah ada penjelasan dari LPJK .

(5) Setiap dokumen yang telah diperiksa harus dapat dijamin kebenarannya.

Pasal 23

(1) Pemeriksaan dokumen SPI dilakukan oleh Tim Evaluasi Permohonan IUJK (2) Surat Pengikatan antara Pengusaha dan tenaga teknisnya kemudian

dikeluarkan SP-PJT ( Surat Penetapan - Penanggung Jawab Teknis ) yang dikeluarkan oleh Instansi Teknis

(3) Kepada perusahaan yang memenuhi persyaratan kemudian dilakukan

a. Pemberian Surat Penetapan Penanggung Jawab Tenaga Teknik ( SP-PJT) yang terdiri atas:

1. Untuk Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi Kualifikasi Kecil maka PJT bidang usaha yang berlatar balakang arsitektur atau sipil atau tata lingkungan menggunakan SKA/SKT dengan tingkat pendidikan paling rendah STM dan berlatar belakang teknis Arsitektur /Sipil / Teknik Penyehatan;

2. Untuk untuk bidang usaha yang berlatar belakang mekanikal dan elektrikal menggunakan SKA/SKT dengan tingkat pendidikan paling rendah STM yang berlatar belakang teknis listrik atau teknik mesin;

3. Untuk Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi Kualifikasi Non Kecil maka PJT bidang usaha yang berlatar balakang arsitektur atau sipil atau tata lingkungan menggunakan SKA dengan tingkat pendidikan paling rendah S1 yang berlatar belakang teknis Arsitektur /Sipil / Teknik Penyehatan;

4. Untuk untuk bidang usaha yang berlatar belakang mekanikal dan elektrikal menggunakan SKA dengan tingkat pendidikan paling rendah S1 yang berlatar belakang teknis listrik atau teknik mesin; 5. Untuk usaha jasa Konsultansi Perencana /Pengawas maka

diperlukan SKA dengan tingkat pendidikan S.

b. Perusahaan tersebut diberikan nomor kode IUJK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(4) Dalam hal Unit Kerja Pelaksana tidak mempunyai kewenangan teknis maka penerbitan SP-PJT dilakukan oleh Dinas Kimpraswil.

(13)

(5) Hasil pemeriksaan disahkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(6) SP-PJT digunakan untuk menghadiri kegiatan aanwizing, mengikuti peninjauan lapangan dan pemasukan penawaran serta ditunjukkan pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang ada di wilayah Daerah sebagai wujud pembinaan langsung pemerintah daerah kepada tenaga teknis.

Pasal 24

Setelah dilakukan peninjauan lapangan maka pada setiap akhir bulan hasil pemeriksaan dokumen dan lapangan tersebut kemudian diperlakukan dengan cara:

a. Diumumkan di Unit Kerja Pelaksana terhadap perusahaan yang memohon dan disetujui pada papan pengumuman Unit Kerja Pelaksana;

b. Mengirimkan surat pemberitahuan kepada masing-masing pemohon.

Pasal 25

(1) IUJK dapat diambil di Unit Kerja Pelaksana tempat domisili perusahaan dengan menunjukan tanda bukti yang sah.

(2) IUJK harus diambil selambat-lambatnya 60 (enampuluh) hari sejak tanggal diumumkan.

(3) IUJK yang tidak diambil dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dinyatakan batal/gugur.

BAB XV

TATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 26

(1) Pembayaran tarif Retribusi dan denda sebagaimana Pasal 21, dilakukan ke Bendaharawan Penerima yang ditunjuk oleh Bupati dan langsung dilakukan oleh perusahaan melalui pengiriman antar rekening bank.

(2) Dalam jangka waktu 1x 24 jam bendaharawan penerima biaya administrasi dan Registrasi IUJK wajib menyetor ke Kas Daerah pada Bank yang ditentukan dan membuat Laporan Pertanggung jawaban Penerimaan Keuangan kepada Bupati.

(3) Pembayaran Retribusi harus dilunasi sekaligus.

BAB XVI

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 27

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian secara tertulis kepada bupati atau pejabat.

(14)

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada bupati atau pejabat, dengan menyebutkan sekurang-kurangnya:

a. nama dan alamat wajib retribusi; b. masa retribusi;

c. besarnya kelebihan pembayaran retribusi; dan d. alasan yang singkat dan jelas.

(3) Bupati atau pejabat memberikan keputusan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) telah dilampaui dan bupati atau pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian retribusi dianggap dikabulkan dan Surat Ketetapan Retribusi Lebih Bayar diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(5) Apabila wajib retribusi mempunyai utang retribusi lainnya kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.

(6) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya Surat Ketetapan Retribusi Lebih Bayar.

(7) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah jangka waktu 2 (dua) bulan, bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua perseratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran retribusi.

BAB XVII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 28

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi.

(2) Pembayaran keringanan dan atau pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi.

(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XVIII LEGALISASI

Pasal 29

(1) Legalisasi IUJK dapat diberikan untuk mengikuti persyaratan pelelangan / seleksi umum, pemilihan /seleksi terbatas, pemilihan /seleksi langsung dan penunjukan langsung.

(15)

(2) Legalisasi dilakukan oleh Instansi Pelaksana Penerbit IUJK.

(3) Legalisasi dapat juga diberikan untuk perusahaan yang izin usaha jasa konstruksi (IUJK) terkena sanksi ringan dengan ketentuan perusahaan yang telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (4) Tata cara pelaksanaan legalisasi adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan mengajukan legalisasi izin usaha jasa konstruksi (IUJK) kepada Instansi Pelaksana;

b. Pada waktu mengajukan permohonan legalisasi, rekaman IUJK yang disampaikan untuk legalisasi harus sesuai dengan aslinya dan dengan menunjukkan aslinya;

c. Perusahaan telah memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan seperti laporan tahunan, kewajiban lainnya ;

d. Instansi pelaksana membubuhkan cap tanda legalisasi kepada perusahaan yang IUJK telah memenuhi persyaratan dan sudah memenuhi ketentuan yang sudah berlaku;

e. Legalisasi ditandatangani oleh Kepala Instansi yang menerbitkan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) atau Pejabat yang di tunjuk.

BAB XIX PEMBINAAN

Pasal 30

Pembinaan terhadap usaha jasa konstruksi bertujuan sebagai berikut:

a. Tercapainya mutu hasil produksi / kerja, sesuai dengan standar bangunan yang berlaku diberbagai tingkatan;

b. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi termasuk produktifitas usaha dibidang jasa konstruksi sehingga dapat mewujudkan kegiatan usaha yang profesional;

c. Tercapainya keserasian sumber daya alam dan lingkungan hidup;

d. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berusaha dengan tertib dan bilamana tidak dapat memnuhi ketentuan maka dipersilahkan untuk memilih bidang usaha lain yang tersedia di Daerah;

e. Meningkatkan tenaga teknis sebagai PJT yang sesuai keterampilan/keahliannya.

Pasal 31

(1) Pembinaan dibidang konstruksi diberikan oleh Bupati melalui Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah.

(2) Pembinaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan.

(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pemantauan, evaluasi dan laporan secara berkala terhadap perusahaan jasa konstruksi baik berdasarkan laporan sumber-sumber lain ataupun hasil pemeriksaan dari petugas ataupun dilakukan secara mendadak dan setiap

(16)

saat untuk menjamin kepastian berusaha termasuk keberadaan tenaga penanggung jawab teknis.

BAB XX

PENGAWASAN PENERBITAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI.

Pasal 32

(1) Bupati melalui Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah memiliki wewenang untuk melaksanakan pengawasan penerbitan IUJK dan penggunaannya disetiap pekerjaan konstruksi yang ada di wilayah Daerah.

(2) Dalam pelaksanaan pengawasan, Bupati melalui Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah atau Pejabat yang ditunjuk harus membuat suatu pedoman sebagai acuan untuk melakukan pengawasan, disebut sebagai “Pedoman Umum Pengawasan Penerbitan dan Penggunaan IUJK”.

(3) Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah atau Pejabat yang ditunjuk harus mengecek atau memeriksa ke lapangan kebenaran data yang tertera dalam SBU yang diberikan oleh LPJK dengan mengacu pada norma LPJK yakni mengevaluasi bidang/sub bidang dan kualifikasinya dengan perusahaan harus membuktikan :

a. persyaratan jumlah kekayaan bersih perusahaan; b. jumlah dan nama tenaga kerja yang dipersyaratkan;

c. jumlah kumulatif pengalaman perusahaan dengan memeriksa kontrak-2 asli yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi Kualifikasi yang diberikan oleh LPJK .

(4) Jika hasil pengecekan atau pemeriksaan menyimpulkan bahwa SBU yang diajukan oleh perusahaan ternyata tidak benar karena ada perubahan atau data tertera dalam SBU tidak sesuai dengan hasil pengecekan atau pemeriksaan lapangan, Bupati atau Pejabat yang ditunjuk harus menolak permohonan perusahaan tersebut atau jika telah dikeluarkan maka IUJK nya dibekukan untuk diperbaiki.

(5) Bupati harus mengirim satu (1) kali dalam setahun laporan penerbitan IUJK dan penerbitan sanksi serta evaluasi pemeriksaan lapangan berdasarkan Peraturan Daerah kepada DPRD.

BAB XX

PENGAWASAN PENYELENGGARAAN USAHA JASA KONSTRUKSI.

Pasal 33

(1) Bupati melalui Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah atau pejabat yang ditunjuk melakukan inspeksi ke seluruh pembangunan pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan untuk memastikan bahwa perusahaan mempunyai IUJK dan tidak disalah gunakan serta tercapainya mutu produk dan ketepatan waktu pekerjaan dan kehadiran tenaga teknis sesuai peraturan perundang-undangan.

(17)

(2) Bupati melalui Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah atau Pejabat yang ditunjuk harus menegakkan prinsip partisipasi, kesetaraan, transparasi dan akuntabilitas publik dalam pengolahan penerbitan IUJK dan pengawasan usaha perusahaan yang ada diwilayahnya .

(3) Setiap bulan Instansi yang ada diwilayah daerah yang menggunakan perusahaan jasa konstruksi yang mempunyai IUJK wajib melaporkan kepada Bupati selambat lambatnya 15 hari setelah SPK /Kontrak ditandatangani dengan melampirkan rencana pekerjaan berupa Curva S tentang jadual dan prestasi pekerjaan yang ingin dicapainya setiap akhir bulan

(4) Laporan sebagaimana ayat 3) diatas termasuk pelaksanaan mutu pekerjaan dan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi.

(5) Ketentuan pemantauan mutu dan kinerja Perusahaan mengikuti norma peraturan perundang undangan yang berlaku.

(6) Setiap tanggal 25 sampai akhir bulan selama pekerjaan dilaksanakan maka pengguna jasa yang mempekerjakan perusahaan yang memiliki IUJK wajib menyampaikan laporan kemajuan pekerjaan kepada Bupati melalui Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah.

(7) Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah Kabupaten setiap akhir bulan melaporkan kemajuan kinerja perusahaan kepada Bupati.

(8) Ketentuan rinci tentang batasan Kinerja ditetapkan oleh Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah.

BAB XXI

SANKSI ADMINISTRASI KEPADA PERUSAHAAN

Pasal 34

Setiap pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi berupa :

a. Peringatan tertulis, berupa teguran terhadap pelanggaran yang bersifat ringan sehingga tidak menghentikan dan meniadakan hak berusaha perusahaan;

b. Pembekuan IUJK, berupa pengenaan sanksi terhadap pelanggaran yang bersifat sedang sehingga perusahaan dibatasi hak berusahanya untuk sementara waktu;

c. Pencabutan IUJK berupa pengenaan sanksi terhadap pelanggaran yang bersifat berat sehingga meniadakan hak berusaha perusahaan;

d. Seluruh pelanggaran2 tersebut diatas harus diumumkan kepada masyarakat atau dipapan pengumuman instansi penerbit IUJK.

Pasal 35

Kriteria pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 di atas sebagai berikut :

a. Pelanggaran yang bersifat ringan :

(18)

1. Perusahaan tidak memasang papan nama tempat pekerjaan dilaksanakannya;

2. Perusahaan tidak melaporkan perubahan data perusahaan;

3. Perusahaan tidak melaporkan kegiatan pekerjaannya yang diluar daerah 4. Perusahaan tidak memenuhi kewajibannya menyerahkan laporan tahunan

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak habisnya waktu pelaporan tahunan;

5. Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak pemberian IUJK, perusahaan belum dapat memulai kegiatan operasionalnya;

6. Terdapat duplikasi pengurus dan penanggung jawab perusahaan maupun penanggung jawab teknik perusahaan.

b. Pelanggaran yang bersifat sedang :

1. Perusahaan yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada huruf a dan telah mendapat peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan, namun tidak memenuhi kewajibannya dan mengindahkan peringatan yang disampaikan;

2. Bagi perusahaan baru ternyata sejak diberikan IUJK tidak atau belum bisa berusaha mendapatkan pekerjaan konstruksi;

3. Perusahaan sedang diperiksa oleh lembaga peradilan karena didakwa melakukan tindakan pidana ekonomi atau perbuatan lain yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan;

4. Perusahaan pemegang IUJK menyerahkan pelaksanaan pekerjaan pada perusahaan lain tanpa persetujuan dari pemberi kerja;

5. Perusahaan ternyata tidak mempunyai penanggung jawab teknik;

6. SBU ternyata tidak sesuai dengan aturan norma yang dikeluarkan oleh Lembaga;

7. Pada saat melaksanakan pekerjaan konstruksi :

(a) Untuk perusahaan kecil ternyata Penanggung Jawab proyek bukan penanggung jawab teknik perusahaan tersebut;

(b) Untuk perusahaan non kecil ternyata Penanggung Jawab Pelaksanaan Pekerjaan tidak mempunyai sertifikat keterampilan atau keahlian yang dikeluarkan oleh lembaga .

8. Dalam hal sebagaimana angka 7 huruf a dilakukan maka harus ada serahterima penanggung jawab pelaksanaan dari PJT Perusahaan kepada penanggung jawab teknis lain yang ditunjuk .

c. Pelanggaran yang bersifat berat :

1. Terbuktinya bahwa IUJK diperoleh dengan cara melanggar hukum;

2. Perusahaan dikenakan sanksi oleh lembaga karena dokumennya tidak benar;

3. Perusahaan telah dijatuhi hukuman oleh lembaga peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

(19)

4. Perusahaan yang telah lama berdiri dan memperoleh IUJK ternyata dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diberikan IUJKnya, perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha di bidang jasa konstruksi;

5. Perusahaan dinyatakan pailit;

6. Perusahaan ternyata tidak memenuhi lagi persyaratan minimal yang ditetapkan untuk kegiatan usaha dan atau dibidang pekerjaan yang bersangkutan;

7. Perusahaan pemegang IUJK meminjamkan izinnya kepada perusahaan lain;

8. Perusahaan pemegang IUJK secara sengaja merumuskan pelanggaran penyerahan pelaksanaan pekerjaan pada perusahaan lain tanpa persetujuan dari pemberi kerja atau mengulangi kesalahan yang sama; 9. Perusahaan pemegang IUJK telah secara sengaja atau membuat

kekeliruan dalam pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan obyek pekerjaan mengandung cacat atau mengalami proses kerusakan yang sangat cepat;

10. Terbukti perusahaan yang terkena sanksi pembekuan IUJK /sanksi bersifat sedang tapi masih mencari pekerjaan lain;

11. Perusahaan telah tercatat tiga kali ditemui dalam melaksanakan pekerjaan di proyek konstruksi tidak mempunyai PJT yang ditugaskan ke pekerjaan konstruksi;

BAB XXII

SANKSI TEGURAN KEPADA PENGGUNA JASA

Pasal 36 Teguran kepada pengguna jasa.

a. Setiap pengguna jasa yang tidak melaporkan tentang perusahaan yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang menjadi tanggung jawabnya , maka Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah Kabupaten dapat memberikan teguran 1;

b. Jika dalam waktu 15 hari tidak juga diindahkan maka dapat dikeluarkan teguran ke dua dan bila ternyata 15 hari selanjutnya tetap tidak bersedia memberikan laporan maka Tim Pembina Jasa Konstruksi Daerah Kabupaten dapat melakukan tindakan ;

1. Melaporkan kepada Bupati untuk dilakukan evaluasi bagi proyek yang sumber dananya dari APBD/APBN atau ;

2. Mengganti Pejabat pengguna jasa;

3. Mencatatnya untuk tidak diberi tanggung jawab pada tahun depan;

4. Memberhentikan pekerjaan konstruksi dengan membekukan IMB untuk proyek swasta .

Pasal 37

(1) IUJK yang telah dibekukan dapat diberlakukan kembali.

(20)

(2) Kriteria untuk dapat diberikan sebagaimana pada ayat (1) adalah :

a. Perusahaan telah mengindahkan peringatan teguran dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b. Perusahaan tidak terbukti melakukan tindak pidana ekonomi sesuai dengan keputusan lembaga peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

(3) Perusahaan yang ternyata tidak memiliki PJT maka SP-PJT nya dicabut dan otomatis IUJKnya dibekukan.

(4) SP-PJT dapat diberikan kembali bilamana telah dipenuhi penunjukan penanggung jawab Teknis Perusahaan atau telah diganti.

(5) Pemberlakuan kembali IUJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut :

a. Perusahaan dapat mengajukan permohonan pemberlakuan kembali IUJK secara tertulis kepada Instansi Pelaksana;

b. Setelah melalui penelitian dan penilaian pelanggaran dengan hasil telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka instansi pelaksana memberikan surat pemberlakuan kembali IUJK;

c. Instansi pelaksana menyebarluaskan pemberlakuan kembali IUJK perusahaan yang bersangkutan kepada pengguna jasa , Asosiasi dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.

BAB XXIII PENYIDIKAN

Pasal 38

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan pemerintah daerah, diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga alhli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

(21)

g. menyuruh berhenti dan atau emlarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud dalam huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang bertanggungjawab.

(3) Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Kepolisian Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

BAB XXIV KETENTUAN PIDANA

Pasal 39

(1) Setiap orang atau badan yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.

BAB XXV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 40

(1) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak diberlakukan Peraturan Daerah ini, maka Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang dikeluarkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan sebelum Peraturan Daerah ini dikeluarkan, dinyatakan tidak berlaku lagi.

(2) Dalam Hal Sertifikat Keahlian dan atau Sertifikat Keterampilan belum cukup diwilayah kabupaten maka dapat dipergunakan sementara waktu :

a. Surat Keterangan Pemberdayaan PJT;

b. Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan dengan materi manajemen konstruksi yang dikeluarkan oleh Pusat Pelatihan jasa konstruksi atau Pusat Pembinaan Kompetensi Keterampilan BPKSDM Departemen Pekerjaan Umum;

c. Surat Keterangan sementara yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas yang menyatakan yang bersangkutan kompeten sebagai PJT dengan masa

(22)

laku paling lama 6 (enam) bulan untuk selanjutnya Badan Usaha harus mencari tenaga teknisnya.

(3) Tenaga teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 harus berdomisili di wilayah Kabupaten dimana Badan Usaha berdomisili atau kabupaten yang berdekatan yang dapat dijangkau setiap harinya dengan mudah.

BAB XXVI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 41

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai bentuk, isi dan tata cara pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 42

Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

Ditetapkan di Praya

pada tanggal 30 Juni 2007 BUPATI LOMBOK TENGAH,

ttd.

H. LALU WIRATMAJA

Diundangkan di Praya pada tanggal 30 Juni 2007 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN LOMBOK TENGAH,

H. MAS’UD

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2007 NOMOR 6

(23)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2007

TENTANG

RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

I. UMUM

Dalam pembangunan Daerah, jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya, baik yang berupa prasarana maupun sarana yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang, terutama bidang ekonomi, sosial, dan budaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual di era otonomi daerah ini. Selain berperan mendukung berbagai bidang pembangunan, jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

Jasa konstruksi Daerah diharapkan semakin mampu mengembangkan perannya dalam pembangunan Daerah melalui peningkatan keandalan yang didukung oleh struktur usaha yang kokoh dan mampu mewujudkan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.

Keandalan tersebut tercermin dalam daya saing dan kemampuan menyelenggarakan pekerjaan konstruksi secara lebih efisien dan efektif, sedangkan struktur usaha yang kokoh tercermin dengan terwujudnya kemitraan yang sinergis antar penyedia jasa, baik yang berskala besar, menengah, dan kecil, maupun yang berkualifikasi umum, spesialis, dan terampil, serta perlu diwujudkan pula ketertiban penyelenggaraan jasa konstruksi untuk menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban.

Dewasa ini, jasa konstruksi merupakan bidang usaha yang banyak diminati oleh anggota masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah sebagaimana terlihat dari makin besarnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi.

Peningkatan jumlah perusahaan ini ternyata belum diikuti dengan peningkatan kualifikasi dan kinerjanya, yang tercermin pada kenyataan bahwa mutu produk, ketepatan waktu pelaksanaan, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia, modal, dan teknologi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi belum sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh karena persyaratan usaha serta persyaratan keahlian dan keterampilan belum diarahkan untuk mewujudkan keandalan usaha yang profesional. Dengan tingkat kualifikasi dan kinerja tersebut, pada umumnya pangsa pasar pekerjaan konstruksi yang berteknologi tinggi belum sepenuhnya dapat dikuasai oleh usaha jasa konstruksi Daerah. Kesadaran hukum dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi perlu ditingkatkan, termasuk kepatuhan para pihak, yakni pengguna jasa dan penyedia jasa,

(24)

dalam pemenuhan kewajibannya serta pemenuhan terhadap ketentuan yang terkait dengan aspek keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan, agar dapat mewujudkan bangunan yang berkualitas dan mampu berfungsi sebagaimana yang direncanakan. Di sisi lain, kesadaran masyarakat akan manfaat dan arti penting jasa konstruksi masih perlu ditumbuhkembangkan agar mampu mendukung terwujudnya ketertiban dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi secara optimal. Kondisi jasa konstruksi Daerah dewasa ini sebagaimana tercermin dalam uraian tersebut di atas disebabkan oleh faktor internal, yakni pada umumnya jasa konstruksi Daerah masih mempunyai kelemahan dalam manajemen, penguasaan teknologi, dan permodalan, serta keterbatasan tenaga ahli dan tenaga terampil.

Mengingat berbagai hal tersebut, maka sudah menjadi kewajiban Pemerintah daerah kabupaten Lombok Tengah untuk melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan sektor usaha jasa konstruksi, termasuk dengan membuat regulasi dalam bentuk Peraturan Daerah yang berkenaan dengan izin usaha jasa konstruksi, yang memberikan pengaturan dan kepastian hukum atas eksistensi dan peran usaha jasa konstruksi dalam ikut serta membangun Kabupaten Lombok Tengah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. 24

(25)

Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Cukup jelas. 25

(26)

Pasal 31 Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Cukup jelas. Pasal 34 Cukup jelas. Pasal 35 Cukup jelas. Pasal 36 Cukup jelas. Pasal 37 Cukup jelas. Pasal 38 Cukup jelas. Pasal 39 Cukup jelas. Pasal 40 Cukup jelas. Pasal 41 Cukup jelas. Pasal 42 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 52

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya dan mengacu kepada Dokumen Pengadaan serta berdasarkan Berita Acara

5 Kel.Guguk Malintang Kota Padang Panjang 27128 Telp/Fax..

Surat Pernyataan bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya atau peserta perorangan, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan

Il s’agit de plusieurs sites surlesquels les joueurs et les utilisateurs peuvent jouer aux jeux de casinos tels le Bingo, Black Jack, Baccarat, Poker et bien d’autres encore,

Hasil perbandingan dari segi harga kebutuhan material yang terlihat pada Gambar 2 menunjukkan bahwa untuk bentang 40 m harga kebutuhan material struktur rangka batang

First, the significant findings of spatial error model imply that the root issues of communal con fl ict in decentralised Indonesia are latent issues within districts

Jenis data yang dikumpulkan adalah data jenis yang meliputi nama jenis, jumlah individu/jenis, SVL (snout-vent length), berat, jenis kelamin, dan aktivitas saat dijumpai dan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Pembatalan Peraturan Daerah