• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan tentang metode penelitian, definisi operasional,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan tentang metode penelitian, definisi operasional,"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

49 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang metode penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data penelitian, proses pengumpulan data, pengolahan dan analisis data penelitian. A. Metode Penelitian

Proses penelitian ilmiah dimulai dari perencanaan, pengumpulan data dan pengolahan data yang harus diputuskan secara pasti dalam bentuk metode penelitian yang tepat. Ketepatan dimaksudkan mengenai relevansi antara metode penelitian yang dipergunakan dengan masalah yang diteliti, sehingga penelitian tersebut akan berhasil secara efektif serta dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan akhir dari suatu penelitian yaitu untuk memecahkan masalah dan menghasilkan suatu kesimpulan yang sebenarnya serta tidak diragukan lagi.

Metode dapat diartikan sebagai cara atau pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban dari permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu, suatu penelitian memerlukan metode atau pendekatan yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik masalah yang diteliti agar permasalahan penelitian dapat terpecahkan.

Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu deskriptif. Menurut Sugiyono (2010: 207), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

(2)

50

generalisasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai pengembangan program bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa. Gambaran yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan generalisasi yang diperoleh dari pelaksanaan bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa, sehingga diperoleh suatu program bimbingan dan konseling yang efektif untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa di lingkungan sekolah. Program bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa SMP Negeri 1 Majasari Kabupaten Pandeglang efektivitasnya diukur dengan menggunakan uji t.

Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara tersebut, kemudian dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Oleh karena itu peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Karena keterbatasan waktu penelitian, sedangkan populasi terlalu banyak, peneliti dapat mengambil sebagian dari populasi atau yang dinamakan sampel dari populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik random sampling.

B. Definisi Operasional

1. Program Bimbingan dan Konseling Kelompok

Program dapat diartikan sebagai suatu deretan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Bimbingan kelompok merupakan salah satu strategi bimbingan dan konseling yang berisikan mengenai rencana kerja yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatau tujuan yang diinginkan.

(3)

51

Di dalam menyusun program bimbingan dan konseling tersebut berisikan kegiatan-kegiatan yang dituangkan dalam kerangka kerja yang sistematis, terarah dan terpadu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Yusuf (2009: 68), salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pembimbing atau konselor adalah Mengelola Program Bimbingan dan Konseling. Kemampuan mengelola program bimbingan dan konseling, yaitu: (1) merencanakan, (2) melaksanakan; (3) mengevaluasi; dan (4) merancang tindak lanjut atau mendesain perbaikan atau pengembangan program bimbingan dan konseling.

Menurut Suherman (2009: 51), program bimbingan dan konseling sekolah merupakan serangkaian rencana aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang selnjutnya akan menjadi pedoman bagi setiap personel dalam pelaksanaan dan pertanggungjawabannya …, secara mendasar program bimbingan dan konseling sekolah direkomendasikan sebagai upaya pemberian layanan langsung bagi seluruh siswa, jadi setiap siswa menerima manfaat dari program tersebut.

Menurut Natawidjaja (2009: 9), bahwa program bimbingan di sekolah ditekankan, sekurang-kurangnya pada empat jenis layanan, yaitu: (1) pengumpulan data bimbingan yang berupa data tentang setiap siswa besrta keadaan lingkungannya; (2) konseling yang berupa pemberian bantuan khusus untuk menangani kesulitan para siswa dalam membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah yang dihadapinya; (3) penyajian informasi dikaitkan dengan pemberian alternatif dalam rangka kemungkinan penempatan siswa, baik

(4)

52

dalam kelanjutan studi maupun dalam lapangan pekerjaan yang akan dipilihnya; dan (4) penilaian terhadap keberhasilan program dan layanan bimbingan kepada siswa dilanjutkan dengan penelitian yang diperlukan untuk mengembangkan dan memperbaiki program dan layanan bimbingan selanjutnya.

Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) adanya rumusan yang jelas tentang tujuan program yang hendak dicapai; (2) skala prioritas jenis kegiatan yang akan diselenggarakan; (3) adanya personel bimbingan yang memiliki keahlian, sikap, dan pribadi serta kompetensi yang diharapkan; (4) adanya mekanisme kerja yang teratur dalam proses pelaksanaan bimbingan kelompok; (5) adanya kerjasama yang baik antara pembimbing dengan personel sekolah lainnya; dan (6) adanya fasilitas yang memadai bagi pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok.

Struktur pengembangan program bimbingan dan konseling menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, (2007:36-40) sebagai berikut: (1) rasional; (2) visi dan misi; (3) deskripsi kebutuhan; (4) tujuan; (5) komponen program; (6) rencana operasional (action plannn); (7) pengembangan tema/ topik (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri); (8) pengembangan satuan pelayanan (bisa dalam bebtuk dokumen tersendiri); (9) evaluasi; (10) Anggaran.

Berdasarkan uraian diatas, pengembangan program bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok adalah upaya peneliti menyusun program bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa SMPN 1

(5)

53

Majasari Pandeglang merumuskan program bimbingan dan konseling sekolah melalui bimbingan kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa berdasarkan aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan, yaitu: (1) perencanaan program; (2) pengorganisasian dan adminitrasi; (3) penentuan sarana yang akan digunakan; (4) penentuan anggaran yang diperlukan; (5) koordinasi dan kerjasama; (6) pelaksanaan; dan (7) penilaian.

2. Penyesuaian Diri Siswa

Ada seperangkat yang diharapakan dimiliki oleh siswa SMP. Dari segi individu, apa yang dimilikinya itu dikaitkan dengan perkembangan pikiran, sikap dan perasaan, keinginan dan perlakuan nyata, dan dari segi lingkungan ada semacam tuntutan dari faktor-faktor sosial, religius, serta nilai-nilai dan norma yang ada di lingkungan tersebut. Keberhasilan siswa dalam menyesuaikan dirinya terhadap kondisi tersebut akan memberikan kebahagiaan kepada siswa tersebut, namun jika terjadi kegagalan dalam mencapai suatu keinginan dapat menimbulkan permasalahan bagi dirinya.

Kemampuan penyesuaian diri yang baik ditandai oleh adanya kemampuan seseorang untuk mereaksi secara efektif dan bermanfaat di lingkungan siswa berada. Dalam lingkungan sekolah, perilaku siswa merupakan cerminan dari kemampuan penyesuaian dirinya. Cerminan tersebut dapat kita lihat dari contoh perilaku sebagai berkut: hormat dan menerima kebijakan dari kepala sekolah dan dewan guru, berminat dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, bergaul secara sehat, baik dan bermanfaat, bersahabat dengan teman-temannya maupun dengan

(6)

54

gurunya, keinginan untuk menerima aturan-aturan sekolah, menerima tanggung jawab, membantu sekolah dalam mencapai tujuannya.

Kemampuan penyesuaian diri siswa di lingkungan sekolah dalam penelitian ini adalah perilaku siswa yang diukur dengan menggunakan skala pengukuran kemampuan penyesuaian diri siswa mengenai keterlibatan siswa dalam : (1) penyesuaian terhadap dirinya; (2) penyesuaian terhadap orang lain; (3) penyesuaian terhadap tata tertib sekolah; (4) partisipasi dalam kegiatan belajar; (5) keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

C. Subjek Penelitian

Macam-macam data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu: (a) data tentang program bimbingan dan konseling kelompok, dan (b) data tentang penyesuaian diri siswa.

Berdasarkan data yang diperlukan, selanjutnya peneliti menentukan subyek penelitian. Untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui bimbingan kelompok ditentukan subyek penelitian.

Untuk diperoleh data mengenai penyesuaian diri siswa SMPN 1 Majasari Pandeglang pada semester dua tahun pelajaran 2009-2010 yang tersebar di 20 (dua puluh) kelas. Jumlah subyek dalam penelitian ini bersifat terhingga, yaitu sebanyak 688 siswa yang tersebar di 20 kelas. Dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi, maka subyek penelitian (dari siswa) tersebut diambil sebagian atau mewakili dari setiap tingkatan yang membentuk sampel penelitian atau unit penelitian.

(7)

Selanjutnya untuk menentukan unit penelitian dari subyek tersebut, digunakan teknik Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederahana ) karena pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memandang strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamame dalam Rakhmat (Riduwan, 2005:65) sebagai berikut:

Keterangan:

n = Ukuran sampel minimal N = Ukuran populasi

d = Presisi

1 = Angka konstan

Secara kuantitatif dalam Nomogram Herry King ( Sugiyono 2007:70). Dalam penelitian-penelitian sosial besarnya presisi biasanya antara 5% sampai dengan 10%. Pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar

diperoleh:

n

=

n = 225

Jadi jumlah subyek penelitian sebanyak 225 responden. Sejumlah ini menjadi sampel penelitian.

55

a untuk menentukan unit penelitian dari subyek tersebut, Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederahana ) karena pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memandang strata yang ada dalam ersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamame dalam Rakhmat (Riduwan, 2005:65) sebagai berikut:

1

n = Ukuran sampel minimal populasi

1 = Angka konstan

Secara kuantitatif dalam Nomogram Herry King ( Sugiyono 2007:70). penelitian sosial besarnya presisi biasanya antara 5% sampai dengan 10%. Pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar

=

n = 225

Jadi jumlah subyek penelitian sebanyak 225 responden. Sejumlah ini menjadi sampel penelitian.

a untuk menentukan unit penelitian dari subyek tersebut,

Dikatakan simple (sederahana ) karena pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memandang strata yang ada dalam ersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamame

Secara kuantitatif dalam Nomogram Herry King ( Sugiyono 2007:70). penelitian sosial besarnya presisi biasanya antara 5% sampai dengan 10%. Pada penelitian ini peneliti mengambil presisi sebesar 5% sehingga

(8)

56 Tabel 3.1

KEADAAN SUBJEK PENELITIAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

NO KELAS POPULASI SAMPEL

1 VII 266 87

2 VIII 176 57

3 IX 246 81

JUMLAH SISWA 688 225

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sangat diperlukan karena dipergunakan untuk mengumpulkan informasi atau keterangan-keterangan tentang obyek penelitian. Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini berbentuk angket (kuesioner).

Dari aspek-aspek dalam penelitian ini, disusun kisi-kisi sebagai instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Program bimbingan dan konseling kelompok meliputi: (a) menentukan indikator; (b) menentukan sub-indikator; (c) menentukan tujuan; (d) menentukan materi; (e) menentukan metode bimbingan; (f) menentukan teknik yang digunakan dalam layanan bimbingan.

2. Penyesuaian diri siswa, yaitu meliputi: (a) tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional; (b) tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis; (c) tidak menunjukkan adanya frusrtasi pribadi; (d) memiliki pertimbangan rasional

(9)

57

dan pengarahan diri; (e) mampu dalam belajar; (f) menghargai pengalaman; (g) bersikap realistic dan objektif.

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan permasalahan penelitian. Dalam pengumpulan data diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket (kuesioner) sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang sangat efisien tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung untuk dijawab.

Untuk mengungkap data tentang kemampuan penyesuaian diri siswa digunakan angket ( kuisioner). Angket merupakan alat pengumpul data dalam bentuk formulir yang disebar untuk mengumpulkan informasi mengenai sesuatu yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Kuisioner ini berbentuk angket bergradasi atau berperingkat 1 sampai dengan 5, yaitu subyek dimohon untuk memberikan pilihan jawaban. “SS” (sangat sering),

(10)

58

“S” (sering), “K” (kadang-kadang), “P” (pernah), “TP” (tidak pernah). Pada setiap pernyataan sesuai dengan kesan, perasaan, atau pun pengalaman subyek. Butir-butir kuisioner diskor sesuai dengan pernyataan positif atau negatif.

Dalam menetapkan cara penyekoran, instrument yang digunakan dalam penelitian ini berkisar dari 1 sampai dengan 5. Perincian kriteria penskoran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

KRITERIA PENILAIAN (SKOR) ALTERNATIF JAWABAN UNTUK TIAP ITEM

NO OPTION SKOR + - 1 SS ( Sangat Sering) 5 1 2 S ( Sering) 4 2 3 K (Kadang-kadang) 3 3 4 P (Pernah) 2 4 5 TP ( Tidak Pernah) 1 5

Dalam menyusun alat pengumpulan data, peneliti berpedoman pada ruang lingkup variabel penelitian, dan untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpulan data ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun indikator-indikator dari variable penelitian yang akan ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori yang telah dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya.

2. Menetapkan bentuk alat pengumpul data.

3. Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap variabel. Kisi-kisinya dapat dilihat pada lampiran.

(11)

59

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang telah dibuat.

5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban serta bobot penilaiannya.

6. Membuat petunjuk pengisian angket. Responden membubuhkan tanda cheklis ( √ ) pada jawaban yang sesuai.

Dibawah ini disajikan kisi-kisi instrument dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.3

KISI-KISI INSTRUMEN PENYESUAIAN DIRI SISWA TUJU AN PENE LITI AN ASPEK INDIKATOR NO ITEM JUM-LAH Positif Negatif PENYE SUAI AN DIRI SISWA 1. Tidak menunjuk- kan adanya ketegangan emosional a.Terhindar dari ekspresi emosi yang berlebihan

1,2,3,4 4

b. Terhindar dari emosi yang merugikan 5,6,7,8, 4 c. Mampu mengontrol diri 11,12 9,10 4 2. Tidak menunjuk- kan adanya mekanisme psikologis

a. Terhindar dari sikap rasionalistik

14,15, 16

13 4

b. Terhindar dari sikap agresi

18,19 17,20 4 c. Terhindar dari sikap

kompensasi 21,22,2 3,24 4 3. Tidak menunjuk- kan adanya frustrasi pribadi a.Terhindar dari perasaan frustasi 26,27, 28,29, 31 25,30,3 2 8 4. Memiliki pertimbang an rasional a. Mampu memecahkan masalah berdasarkan 33,34, 35,37 36 5

(12)

60 dan pengarahan diri pertimbangan yang matang b. Mampu mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil 38,39, 41 40 4 5. Mampu dalam belajar a. Mampu mengembangkan dirinya 42,44, 45,46 43 5 b. Mampu mengatasi masalah 47,48, 49,50 4 6. Menghar-gai pengala-man a.Mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu 51,52, 54 53 4 b. Mampu bercermin pada masa lalu yang berkaitan dengan keberhasilan atau kegagalan 55 56,57, 58,59 5 7. Bersikap realistik dan objektif a. Mampu bersikap wajar dalam realita hidup ini 61,62, 60 3 b. Mampu menerima kenyataan secara wajar 63,64, 65,66 67 5 c. Mampu bserikap baik (Tidak didasari oleh prasangka buruk

69,70 68 3

JUMLAH 39 31 70

Setelah kisi-kisi dibuat, kemudian dikembangkan beberapa butir pernyataan. Butir-butir pernyataan itu berimbang berdasarkan jumlah komponen dan aspek peniliaian dalam kisi-kisi.

F. Proses Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data menyangkut prosedur dan tahapan kegiatan yang ditempuh dalam upaya pengumpulan data.

(13)

61 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mulai dengan melakukan observasi data kepada pihak sekolah untuk memperoleh berbagai informasi mengenai keadaan lapangan yang berhubungan dengan penelitian, terutama keadaan subyek penelitian mengenai penyesuaian diri siswa di SMP Negeri 1 Majasari Kabupaten Pandeglang. Setelah data dan keterangan yang diperlukan telah terkumpul, selanjutnya mengurus berbagai perijinan kepada pihak-pihak terkait.

2. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Instrumen

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data penelitian. Kegiatan yang dilakukan peneliti sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Untuk memperoleh data tentang kemampuan penyesuaian diri siswa kegiatan yang dilakukan peneliti adalah dengan cara menyebarkan instrument/angket penelitian. Peneliti menyebarkan angket kepada seluruh responden yaitu siswa SMP Negeri 1 Majasari Kabupaten Pandeglang pada semester kedua tahun pelajaran 2009-2010 mulai dari tanggal 18 Maret sampai dengan 27 April 2010. Pengumpulan Instrumen/angket dilaksanakan pada waktu yang sama, yaitu semua data dari responden dikumpulkan dan dicek jumlahnya berdasarkan jumlah sampel. Jumlah instrument/angket yang masuk sebanyak 225 responden. Dengan demikian data yang ditargetkan sebanyak 225 responden sesuai target dan terkumpul instrument/angket sebanyak 225 responden. Sehingga data yang terkumpul tersebut layak untuk dilakukan pengolahan selanjutnya.

(14)

62 G. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Ukuran bagi memadai atau tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data dan sebagai alat pengukur variable penelitian, harus memenuhi syarat utama, yaitu syarat validitas atau keshahihan dan syarat reliabilitas atau keajegan.

Sanafiah Faisal dan G.W. Mulyadi ( 1982:24) menjelaskan maksud dari validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

Validitas pengukuran berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan fungsi ukur dari alat yang digunakan. Suatu alat pengukuran dikatakan valid jika benar-benar sesuai dan menjawab secara cermat tentang variabel yang mau diukur. Sedangkan reliabilitas pengukuran, berhubungan dengan daya konstan alat pengukur didalam melahirkan ukuran-ukuran yang sebenarnya dari apa yang diukur. Alat pengukur yang reliabel kecil kemungkinannya melahirkan ukuran yang berbeda-beda bila kenyataan obyeknya memang sama, walaupun dilakukan oleh lain petugas dan/atau lain kesempatan.

Menurut Sugiyono (1999:267) bahwa “valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”, sedangkan “instrument yang reliable berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu instrument pengumpul data, peneliti perlu mengadakan uji terhadap instrument tersebut, dalm hal ini uji terhadap angket yang telah disusun. Tujuan dari uji instrument ini adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi terutama pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat peneliti.

Untuk keperluan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen pengumpul data disebar angket kepada siswa kelas VII, VIII, dan IX di SMP Negeri 1 Majasari

(15)

63

Kabupaten Pandeglang. Adapun pelaksanaannya dilaksanakan pada tanggal 25 sampai 27 Maret 2010 terhadap 40 orang siswa sebagai responden.

Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Uji Validitas Instrumen

Sugiyono (2007:348) menjelaskan maksud validitas sebagai berikut:

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat.

Untuk mengetahui apakah angket yang telah disusun tepat untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak. Dalam uji validitas ini penulis menggunakan pengujian validitas tiap butir item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Adapaun rumus yang digunakan dalam pengujian validitas instrument ini, penulis menggunakan rumus koefisien korelasi ( r ) dengan teknik Spearman yang dikenal dengan “rho Spearman”. Rumus ini digunakan untuk mengkorelasikan urutan tingkatan menurut Spearman dengan rumus sebagai berikut:

rhoxy = 1 – ∑

()

Arikunto (2006:278) Keterangan:

Rhoxy = koefisien korelasi tata jenjang

D = Diference ( sering juga digunakan B singkatan dari Beda) D adalah beda antar jenjang setiap subyek

(16)

64

Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi (r), menggunakan teknik korelasi untuk menentukan validitas item yang dikemukakan Masrun (Sugiyono, 1999:106) sebagai berikut:

Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasinya yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Program SPSS for Windows versi 10.0 di atas, diperoleh hasil untuk uji validitas. Dari hasil uji validitas tersebut dilakukan seleksi angket dan membuang pernyataan/item yang tidak valid dan item-item yang valid digunakan untuk pengolahan data.

Instrumen yang telah ditimbang oleh para ahli dan dosen pembimbing, serta telah diujiketerbatasan terhadap 3 orang siswa, berjumlah 81 item. Kemudian ke-81 item itu diujicobakan kepada 40 siswa untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

Dari hasil pengujian dengan bantuan Program SPSS for Windows 10.0 diatas, dengan analisis korelasi dapat diketahui dari jumlah subyek sebanyak 40 orang, diperoleh sebanyak 70 item berada pada tingkat kepercayaan antara 90% sampai 99%, sedangkan sebanyak 11 item, yaitu item nomor 1,7,17,23,38,41,54,58,70,76,dan 81 berada pada rentang kepercayaan 70% sampai dengan 80%, dengan tingkat kepercayaan semacam itu maka ke-70 item pernyataan dipakai, dan sebelas item langsung dibuang. Oleh karena itu, item alat pengungkap data penyesuaian diri siswa yang dipergunakan dalam penelitian ini

(17)

sebanyak 70 item pernyataan. Hasil perhitungan validitas selengkapny dilihat pada lampiran

b) Uji reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban

Instrument yang sudah dapat dipercaya,

data yang dapat dipercaya juga ( Arikunto:2006:178).

Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan setiap item yang digunakan. Pengujian reliabilitas instrument dalam penelitian ini menggunakan internal consistency

instrument dilakukan dengan menggunakan metode belah dua (

methode) dari Spearman Brown, yaitu dilakukan dengan membelah dua instrument menjadi kelompok ganjil dan kelompok genap.

1. Uji Reliabilitas Alat Variabel Penyesuaian Diri

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= reliabilitas internal seluruh instrument

= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

65

sebanyak 70 item pernyataan. Hasil perhitungan validitas selengkapny dilihat pada lampiran 3..

Uji reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu ukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga ( Arikunto:2006:178).

Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan setiap item yang digunakan. Pengujian reliabilitas instrument dalam penelitian ini ternal consistency sehingga pengujian tingkat reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan metode belah dua (

) dari Spearman Brown, yaitu dilakukan dengan membelah dua instrument menjadi kelompok ganjil dan kelompok genap.

Uji Reliabilitas Alat Variabel Penyesuaian Diri

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

=

(Sugiyono, 2007:359)

= reliabilitas internal seluruh instrument

= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

sebanyak 70 item pernyataan. Hasil perhitungan validitas selengkapnya dapat

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu ukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat jawaban tertentu. yang reliabel akan dapat menghasilkan

Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan setiap item yang digunakan. Pengujian reliabilitas instrument dalam penelitian ini sehingga pengujian tingkat reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan metode belah dua ( split half ) dari Spearman Brown, yaitu dilakukan dengan membelah dua

(Sugiyono, 2007:359)

(18)

Setelah koefisien korelasi dan reliabilitas diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan menggunakan tabel r dari

rtabel pada taraf kepercayaan tertentu maka instrument tersebut reliabel, dan sebaliknya jika rhitung

Dari hasil perhitungan untuk alat penyesuaian koefisien korelasi sebesar 0.

Kemudian dari hasil tersebut dimasukan ke dalam rumus koefisien relia total ( ) seperti berikut:

=

=

= 0.826

Makin tinggi harga reliabilitas instrument, kemungkinan kesalahan yang terjadi akan semakin kecil.

Rentang Skor < 0.20 0.21 – 0.40 0.41 – 0.70 0.71 – 0.90 0.91 – 1.00 66

Setelah koefisien korelasi dan reliabilitas diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan menggunakan tabel r dari product moment

pada taraf kepercayaan tertentu maka instrument tersebut reliabel, dan hitung < rtabel maka instrument tersebut tidak reliabel.

Dari hasil perhitungan untuk alat penyesuaian diri siswa, diperoleh harga koefisien korelasi sebesar 0.704 dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Kemudian dari hasil tersebut dimasukan ke dalam rumus koefisien relia

) seperti berikut:

(Arikunto, 2006:180)

= 0.826

Makin tinggi harga reliabilitas instrument, kemungkinan kesalahan yang terjadi akan semakin kecil.

Tabel 3.4

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Rentang Skor Katagori

Derajat keterandalannya sangat rendah 0.40 Derajat keterandalannya rendah 0.70 Derajat keterandalannya sedang 0.90 Derajat keterandalannya tinggi 1.00 Derajat keterandalannya sangat tinggi

Setelah koefisien korelasi dan reliabilitas diperoleh, kemudian product moment. Jika rhitung > pada taraf kepercayaan tertentu maka instrument tersebut reliabel, dan

aka instrument tersebut tidak reliabel.

siswa, diperoleh harga dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Kemudian dari hasil tersebut dimasukan ke dalam rumus koefisien reliabilitas

(Arikunto, 2006:180)

Makin tinggi harga reliabilitas instrument, kemungkinan kesalahan yang

Derajat keterandalannya sangat rendah

(19)

Hasil perhitungan

dengan tingkat kepercayaan 99% atau p < penelitian penyesuaian

signifikan. Tentunya dengan begitu alat ini dapat digunakan untuk penelitian. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

2. Analisis Data Penelitian

Kegiatan menganalisis merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian terutama untuk memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan.

Untuk mengatur, mengolah, dan mengorganisasikan data diperlukan ketekunan dengan penuh kesungguha

dengan analisis data, Patton dalam Nasution ( 1992) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur data mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola urutan, dan mencari hubungan diantara dimensi uraian

Data yang diperoleh dari lapangan diolah dengan menggunakan teknik yang sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian i

akan digunakan adalah dengan mengacu kepada pertanyaan penelitian. Untuk menggambarkan kecenderungan penyesuaian

analisis data, mulai dari penyekoran hingga sehingga diketahui taraf kemampuan penyesuaian

Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan kebutuhan yaitu yang disesuaikan dengan aspek yang ada dalam penelitian yang terdiri dari 7

67

Hasil perhitungan rumus di atas menunjukkan bahwa

dengan tingkat kepercayaan 99% atau p < 0.01. Hal ini berarti bahwa alat penelitian penyesuaian diri siswa memiliki tingkat ketepatan yang sangat signifikan. Tentunya dengan begitu alat ini dapat digunakan untuk penelitian. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Data Penelitian

Kegiatan menganalisis merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian terutama untuk memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan.

Untuk mengatur, mengolah, dan mengorganisasikan data diperlukan ketekunan dengan penuh kesungguhan dalam memberikan makna. Berkaitan dengan analisis data, Patton dalam Nasution ( 1992) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur data mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola urutan, dan mencari hubungan diantara dimensi uraian-uraian.

Data yang diperoleh dari lapangan diolah dengan menggunakan teknik yang sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian ini. Teknik pengolahan yang akan digunakan adalah dengan mengacu kepada pertanyaan penelitian.

Untuk menggambarkan kecenderungan penyesuaian diri siswa digunakan , mulai dari penyekoran hingga diperoleh hasil yang dipersentasekan

ahui taraf kemampuan penyesuaian diri siswa.

Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan kebutuhan yaitu yang disesuaikan dengan aspek yang ada dalam penelitian yang terdiri dari 7 sebesar 0.826 0.01. Hal ini berarti bahwa alat siswa memiliki tingkat ketepatan yang sangat signifikan. Tentunya dengan begitu alat ini dapat digunakan untuk penelitian.

Kegiatan menganalisis merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian terutama untuk memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan.

Untuk mengatur, mengolah, dan mengorganisasikan data diperlukan n dalam memberikan makna. Berkaitan dengan analisis data, Patton dalam Nasution ( 1992) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur data mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola urutan, dan

Data yang diperoleh dari lapangan diolah dengan menggunakan teknik ni. Teknik pengolahan yang akan digunakan adalah dengan mengacu kepada pertanyaan penelitian.

siswa digunakan diperoleh hasil yang dipersentasekan

Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan kebutuhan yaitu yang disesuaikan dengan aspek yang ada dalam penelitian yang terdiri dari 7

(20)

68

aspek, yaitu tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional, tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis,tidak menunjukkan adanya frustrasi pribadi,memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri, mampu dalam belajar, menghargai pengalaman, dan bersikap realistik dan objektif.

Adapun gambaran mengenai efektifitas program bimbingan dan konseling kelompok untuk mengembangkan penyesuaian diri siswa dapat dianalisis dengan menggunakan uji t.

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang dikembangkan adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan kajian teori sebagai pendahuluan untuk konsep penyesuaian diri

siswa.

2. Melaksanakan kajian empirik dengan memotret kondisi objektif kemampuan penyesuaian diri siswa sebagai dasar mengembangkana program bimbingan kelompok.

3.Mengembangkan program bimbingan kelompok unuk mengembangkan penyesuaian diri siswa.

4. Melakukan validasi empiric atas program melalui eksperimen denga desain “ one-group pre test- post test design” untuk mengukur efektivitas bimbingan kelompok dalam rangka mengembangkan penyesuaian diri siswa Sekolah Menengah Pertama.

5. Merekomendasikan program hipotetik yang telah diuji.

Dari langkah-langkah tentang prosedur penelitian tersebut di atas dapat dibuat gambar sebagai berikut:

(21)

69

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

KAJIAN TEORI KAJIAN EMPIRIK PROGRAM HIPOTETIK YG DIREKOMENDASIKAN VALIDASI EMPIRIK PROGRAM BIMBING- AN KELOMPOK KE KELOMPOK

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian KAJIAN TEORI KAJIAN EMPIRIK PROGRAM HIPOTETIK YG DIREKOMENDASIKAN  VALIDASI EMPIRIK  PROGRAM BIMBING- AN KELOMPOK KE KELOMPOK

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dan kategori

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, dengan ketua GAMAIS ITB yang biasa di panggil kang Reka bahwasanya mahasiswa muslim ITB yang mengikuti

 Ekspansi ini diharapkan dapat mendukung target penjualan CSAP pada tahun 2018 yang diharapkan naik 14% menjadi Rp11 triliun dibandingkan dengan tahun lalu.. Penjualan dari

menyatakan bahawa psikoedukasi bagi keluarga adalah terapi yang digunakan untuk memberikan informasi pada keluarga untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam

Penerimaan dana dari mitra kerja baik dari kerjasama penelitian/pengabdian masyarakat, penerimaan sewa, layanan laboratorium dan penerimaan lainnya yang sah harus

Berdasarkan kriteria efektivitas insektisida yang disusun oleh Direktorat Pupuk dan Pestisida (2004), yaitu insektisida dikatakan efektif apabila kematian dicapai

Deiksis orang kedua, yakni pemberian bentuk rujukan penutur kepada seseorang atau yang lebih melibatkan diri.. &amp;RQWRK ³Ellu is in love with her´ µ(OOX