• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Geografi dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM a8b60c9b5d BAB IV06 BAB 4 Profil Kabupaten Natuna (RPI2JM Natuna) FINAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "4.1. Geografi dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM a8b60c9b5d BAB IV06 BAB 4 Profil Kabupaten Natuna (RPI2JM Natuna) FINAL"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Geografi dan Administratif Wilayah

Kabupaten Natuna terletak di Laut Cina Selatan dengan posisi yang sangat strategis baik dari segi bisnis maupun pertahanan dan keamanan karena terletak pada jalur pelayaran internasional. Berdasarkan orientasi dengan ibukota negara-negara Asia Tenggara maka Kabupaten Natuna terletak diantara Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Saigon, Bandar Sribegawan (Brunei). Sedangkan ibukota negara Asia Tenggara Lainnya seperti Bangkok, Hanoi, Rangoon dan Manila terletak pada radius kurang dari 2000 kilometer dari Natuna

(2)

luas daratan 2.001,30 Km2 dan lautan 262.197,07 Km2 dimana Ranai sebagai Ibukota Kabupaten Natuna.

Dikabupaten ini terdapat 154 pulau, dengan 27 pulau (17,53 persen) yang berpenghuni dan sebagian besar pulau (127 buah) tidak berpenghuni. Dua pulau terbesar diantaranya adalah Pulau Bunguran, dan Pulau Serasan. Secara administratif Kabupaten Natuna berbatasan dengan dengan:

Kabupaten Natuna terdiri dari 12 kecamatan yaitu Kecamatan Midai, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Pulau Tiga, Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Serasan, Subi dan Serasan Timur. Adapun ibukota, Kabupaten natuna Terletak di Ranai, luas, dan desa/kelurahan masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 4.1. : Jumlah Kecamatan di Natuna

(3)
(4)

No. Kecamatan Desa/Kelurahan

Sebagai pulau terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kabupaten Natuna memiliki 7 (tujuh) pulau terluar, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2. : Pulau Terluar Kabupaten Natuna

Nama Pulau Kecamatan Desa Negara Tetangga

Subi Kecil Subi T imur Subi Malaysia T imur Sekatung Pulau Laut T anjung Pala Vietnam

Sebetul Pulau Laut Air Payang Vietnam

Semuin Pulau Laut Air Payang Vietnam

T okong Boro Bunguran Utara Kelarik Barat Malaysia Barat Senoa Bunguran T imur Sepempang Malaysia T imur Kepala Serasan T imur Air Nusa Malaysia T imur

Sumber : Kabupaten Natuna Dalam Angka Tahun 2013

Selain sebagai wilayah perbatasan laut negara, Kabupaten Natuna juga memiliki pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan Negara Vietnam, Kabupaten Sambas (Provinsi Kalimantar Barat) maupun Kabupaten Natuna. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3. : Pulau Terdepan Kabupaten Natuna

Nama Pulau Kecamatan Desa Negara Tetangga

Perantu Serasan Timur Air Nusa Kab. Sambas

Merendai Serasan Timur Arung Ayam Vietnam

Murik Serasan Kampung Hilir Vietnam

Midai Midai Sabang Barat Kab. Natuna

(5)
(6)
(7)
(8)

4.2. Demografi

Data Demografi Wilayah Kabupaten Natuna diperlukan sebagai dasar proyeksi demand Infrastruktur Bidang Cipta Karya dan Proyeksi kebutuhan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada masa yang akan datang. Berikut ini akan dijelaskan Kondisi Demografi di Kebupaten Natuna Berdasarkan Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan, Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Jumlah Penduduk Miskin, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Persebaran Penduduk.

4.2.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Natuna Secara Keseluruhan

Kondisi Jumlah Penduduk di Kabupateb Natuna Tahun 2012 cukup bervariasi dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Bunguran Timur dengan Jumlah Penduduk 25.408 Jiwa dan yang paling kecil berada di Kecamatan Pulau Laut dengan Jumlah Penduduk berjumlah hanya sebesar 2.417 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai Jumlah Penduduk berdasarkan Kecamatan, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4. : Jumlah Penduduk Kabupaten Natuna, Tahun 2013

Kecamatan Jumlah Penduduk

Midai 5.580

Bunguran barat 12.139

Bunguran Utara 4.254

Pulau Laut 2.417

Pulau T iga 5.378

Bunguran T imur 25.408

Bunguran T imur Laut 4.799

Bunguran T engah 3.158

Bunguran Selatan 2.827

Serasan 5.022

Subi 2.872

Serasan T imur 3.043

Total 76.897

(9)

4.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Pada tahun 2013 penduduk di Kabupaten Natuna sejumlah 76.897 jiwa, jumlah penduduk di Kabupaten Natuna terdiri dari jenis kelamin laki-laki 39.830 jiwa dan dari jenis kelamin perempuan 37.067 jiwa tersebar di 12 kecamatan dan 71 desa/kelurahan di Kabupaten Natuna. Pada tabel 6.2. dapat dilihat jumlah penduduk secara keseluruhan maupun dilihat dari jenis kelamin.untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Kabupaten Natuna Tahun 2013

No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah

Laki Laki Perempuan

Sumber : Kabupaten Natuna Dalam Angka Tahun 2013

4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin

Berdasarkan Survei Susenas, Garis Kemiskinan (GK) di Kabupaten Natuna pada tahun 2013 adalah 270.160 rupiah. GK tersebut mengalami peningkatan sebesar 11.564 rupiah atau sebesar 4,5 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

(10)

Tabel 4.6 : Jumlah Penduduk Miskin Kab. Natuna, Tahun 2013

Laju pertumbuhan penduduk rata-rata di kabupaten Natuna per tahun berdasarkan data penduduk 4 tahun terakhir (2010-2013) adalah 3,63 % per tahun, dimana tingkat pertumbuhan penduduk terbesar ada pada tahun 2010-2011 yaitu sebesar 5,7 %, sementara itu untuk tahun 2011-2012 laju pertumbuhan penduduk sebesar 4,5 %, 2011-2012-2013 sebesar 0,7%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(11)

4.2.5. Persebaran Penduduk

Berdasarkan data terakhir yang diperoleh tahun 2013, jumlah penduduk di Kabupaten Natuna berjumlah 76.897 jiwa yang tersebar di 12 kecamatan dan 73 desa/kelurahan. Dilihat dari penyebarannya, kecamataan yang paling banyak di Kecamatan Bunguran Timur dengan jumlah penduduk berjumlah 25.408 jiwa atau sebesar 33,04% dari jumlah yang ada di Kabupaten Natuna. Dan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Pulau Laut dengan jumlah penduduk 2.417 jiwa atau hanya sebesar 3,14% dari keseluruhan jumlah penduduk di Kabupaten Natuna. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7. : Jumlah Persebaran Kepadatan Penduduk, Kabupaten Natuna Tahun 2013

Kecamatan Luas (Km2) Jumlah

Penduduk

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km)

1. Midai 26,10 5.580 214

2. Bunguran Barat 448,46 12.139 27

3. Bunguran Utara 404,71 4.254 11

4. Pulau Laut 37,69 2.417 64

5. Pulau T iga 67,87 5.378 79

6. Bunguran T imur 146,83 25.408 173

7. Bunguran T imur Laut 235,01 4.799 20

8. Bunguran T engah 172,71 3.158 18

9. Bunguran Selatan 233,99 2.827 12

10. Serasan 43,65 5.022 115

11. Subi 160,93 2.872 18

12. Serasan T imur 23,35 3.043 130

Jumlah 2001,30 76.897 38

(12)
(13)
(14)

4.3. Topografi

Berdasarkan kondisi fisik, Kabupaten Natuna terdiri dari tanah berbukit dan gunung batu. Daratan rendah dan landai pada umumnya terdapat di pinggiran pantai. Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu. Hampir 10% dari wilayah Kecamatan Bunguran Timur dan Bunguran Barat merupakan daratan rendah dan landai terutama di pinggiran pantai, 65% berombak dan 25% berbukit sampai bergunung. Ketinggian wilayah antar kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3 sampai dengan 959 meter daari permukaan laut dengan kemiringan antara 2 sampai dengan 5 meter.

Pada umumnya struktur tanah dari tanah podsolik merah kuning dari bantuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit, dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus.

Wilayah Kecamatan Serasan sebagian besar terdiri perbukitan dan gunung batu dengan keberadaan tanah datar yang relatif terbatas. Di Kecamatan Serasan terdapat beberapa gunung batu yaitu Gunung Kute, Gunung Punjan, Gunung Payak, dan Gunung Pelawan Condong. Sedangkan kondisi fisik Kecamatan Midai memiliki kemiringan lahan berkisar antara 2°-5° dengan ketinggian antara 3-500 m diatas permukaan laut. Lebih jelasnya mengenai kondisi topografi di Kabupaten Natuna, dapat dilihat pada gambar berikut.

4.4 . Hidrologi

(15)
(16)
(17)

Selain sungai, air permukaan terdapat juga di Kecamatan Bunguran Timur yaitu Air Terjun Gunung Ranai dan di Kecamatan Bunguran Tengah yaitu Air Terjun Air Lengit. Sumber air tanah yang terdapat di Kabupaten Natuna berkisar 1-3 m wilayah dataran, sedangkan pada wilayah yang topografinya berbukit-bukit kedalaman muka air tanah berkisar 1-7 m. Lebih jelasnya mengenai wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Natuna, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

4.5. Geologi

Tanah merupakan unsur penting dalam kegiatan perekonomian, karena tanah merupakan wadah dari segala aktivitas baik itu aktivitas ekonomi, sosial maupun kegiatan lainnya. Jenis data tanah yang terdapat di wilayah studi diambil berdasarkan klasifikasi Pusat Penelitian Tanah (PPT) tahun 1983, sedangkan adanya perbedaan penamaan sebelum tahun 1983 karena tanahnya dibedakan dengan klasifikasi Pusat Penelitian Tanah (PPT) tahun 1983. Tanah-tanah yang terdapat di lokasi studi dapat dibedakan menjadi dua kelompok tanah, yaitu tanah mineral dan tanah organik.

(18)
(19)
(20)

Tingkat kesuburan sedang dan mempunyai tingkat kematangan hemik sampai saprik. Tingkat kesuburan tanah pada daerah studi yang nilai berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Pusat Penelitian Tanah (PPT) tahun 1983 tergolong rendah hingga sedang pada seluruh jenis tanah yang teliti.

Tanah yang terdapat di Kecamatan Serasan dan Midai umumnya terdiri dari jenis tanah gleisol, latosol, alluvial, litosol dan organosol. Tanah-tanah tersebut terbentuk dari bahan induk bahan organik (endapan pantai berupa pasir, kerikil dan sisa tumbuhan), batuan beku basa dan batuan vulkanik. Tanah alluvial sebagaian besar menempati satuan visiografi daratan pasang surut dan pantai marin terbentuk dari bahan induk alluvium pantai/endapan marin.

Pada satuan fisiografi ini tanah terbentuk dari bahan endapan muda (alluvium-kolluvium) dan proses pembentukannya sangat dipengaruhi oleh fluktuasi air/genangan sehingga sifat-sifat hidromorfik di dalam penampangannya. Jenis tanah gleisol dijumpai di Pulau Subi besar yang berkembang dari bahan alluvium-koluvium yang terdiri dari endapan halus dan kasar (campuran) serta lumpur marin menempati satuan fisiografi pasang-surut dan pelembahan dengan bentuk wilayah datar.

Perkembangan tanah sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang selalu jenuh air (hidromorfik) yang dicirikan oleh adanya gleid yang merupakan hasil dari proses reduksi. Kondisi drainase terhambat sampai sangat terhambat, kedalaman tanah umumnya dalam dengan pekembangan struktur yang sangat lemah pada lapisan atas dan pejal pada lapisan bawah. Tekstur lapisan atas lempung berpasir dan lapisan bawah lempung liat berpasir dengan reaksi tanah masam. Tingkat kesuburan tanah pada daerah studi yang dinilai berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh PPT tahun 1983 tergolong rendah hingga sedang pada seluruh jenis tanah yang diteliti.

(21)
(22)
(23)

4.6. Klimatologi

Iklim di Kabupaten Natuna sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Berdasarkan arah angin musim di wilayah Kabupaten Natuna dibagi dalam 4 periode yaitu periode Januari – Maret: bertiup angin utara dan timur laut, hujan turun sekali-kali dengan temperatur udara sedang, periode April – Juni: bertiup angin timur laut/tenggara, hujan sedikit dengan temperatur udara agak panas (lebih/kurang 34° C), periode Juli – September: bertiup angin tenggara, hujan turun agak banyak dengan temperatur udara sedang (lebih kurang 30°C), periode Oktober – Desember: bertiup angin barat/utara, hujan banyak turun pada bulan September, Oktober dan November, temperatur agak dingin dan lembab pada malam hari. Curah hujan rata-rata setahun berkisar 193,2 milimeter dengan rata-rata kelembaban udara sekitar 90,4% dan temperatur lebih kurang 25,8°C. Untuk jelasnya mengenai kondisi curah hujan dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 4.8. : Temperatur dan Kelembaban Udara Di Ranai, Kabupaten Natuna, Tahun 2013

Bulan

Temperatur Udara (Co) Kelembaban Udara (%)

Rata-Rata

(24)

Tabel 4.9. : Tekanan Udara, Arah dan Kecepatan Angin di Ranai,

Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Ranai

Tabel 4.10. : Rata-Rata Penyinaran Matahari dan Curah Hujan di

(25)
(26)
(27)

4.7. Kondisi Sosial Ekonomi

4.7.1. Kondisi Sosial Masyarakat

Indek Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator penting yang digunakan untuk evaluasi hasil pelaksanaan pembangunan di suatu daerah. Angka IPM diperoleh dari 3 (tiga) variabel/parameter, yaitu:

1. Parameter Pengetahuan (Indeks Pendidikan).

Parameter pendidikan dengan indikator Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lamanya Sekolah (RLS) mengukur manusia yang cerdas, kreatif, terampil, terdidik dan bertaqwa

2. Parameter Harapan Hidup (Indeks Kesehatan)

Parameter kesehatan dengan indikator Angka Harapan Hidup (AHH), mengukur keadaan sehat dan berumur panjang.

3. Parameter Pendapatan (Indeks Ekonomi).

Parameter pendapatan dengan indikator daya beli masyarakat, mengukur manusia yang mandiri dan memiliki akses untuk hidup layak.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikembangkan dalam skala internasional dapat digunakan untuk membandingkan kualitas hidup antar wilayah. Meningkatnya pembangunan manusia dapat dilihat berdasarkan besaran IPM. Berikut adalah kategori status pembangunan manusia yang dapat digunakan.

Tabel 4.11. : Kategori Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

No Besaran Nilai IPM Kategori/Status

1 IPM < 50 Pembangunan Manusia Rendah

2 50 < IPM < 66 Pembangunan Manusia Menengah Bawah

3 66 < IPM < 80 Pembangunan Manusia Menengah Atas

4 IPM > 80 Pembangunan Manusia T inggi

(28)

Representasi dari IPM (indeks Pembangunan Manusia) ditinjau berdasarkan tiga dimensi, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan dan hidup yang layak. Indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi umur panjang dan sehat adalah angka harapan hidup. Untuk mengukur dimensi pengetahuan adalah angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, sedangkan dimensi kehidupan yang layak diukur dengan paritas daya beli. Bila diperbandingkan dengan Provinsi Kepulauan Riau dan Indonesia Kabupaten Natuna tidak secara menyeluruh berada di bawah IPM Provinsi Kepulauan Riau dan Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.12. : Perbandingan Tingkat IPM di Kabupaten Natuna

No Uraian Natuna Prov.

Kepri Indonesia Keterangan

1 Angka

Harapan Hidup

68,10 69,60 68,70 Penduduk Kabupaten Natuna

mempunyai harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan harapan hidup Provinsi Kepulauan Riau dan lebih rendah dibandingkan secara keseluruhan Indonesia

2 Tingkat

Pendidikan

6,99 th 8,40 th 7,47 th Penduduk Kabuoaten Natuna hanya

menamatkan bangku sekolah sampai dengan kelas satu SLTP, angka ini

lebih rendah dibandingkan rata-rata lama sekolah penduduk Provinsi Kepulauan Riau dan Indonesia

secara keseluruhan. menandakan adanya perbaikan atau peningkatan kesejahteraan penduduk di Kabupaten Natuna

Sumber : BPS Natuna

(29)

Pembangunan manusia pada hakekatnya merupakan suatu proses investasi. Upaya pemerintah untuk menyelaraskan pertumbuhan ekonomi, agar dapat berjalan seiring dengan pembangunan manusia, maka diupayakan berbagai program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan standar hidup serta kapasilitas penduduk. Dengan adanya peningkatan kualitas hidup manusia yang cukup signifikan, baik dari sisi kesehatan, pendidikan maupun ekonomi, maka akan terlahir generasi-generasi penerus yang berkualitas. Sehingga suatu saat, penduduk tidak lagi menjadi beban bagi bergulirnya proses pembangunan, namun lebih merupakan suatu potensi.

Perkembangan pendidikan, kesehatan dan nutrisi yang lebih baik, secara langsung akan menyumbang kepada produktifitas. Pembangunan manusia yang belum optimal, diharapkan tidak menghalangi kemajuan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan manusia adalah tujuan akhir dan kegagalan, untuk memenuhinya dapat mengakibatkan ketidakstabilan sosial dan politik dengan konseksuensi yang serius terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kabupaten Natuna, sebagai salah satu daerah penyangga Ibukota Provinsi, memiliki peluang yang cukup besar bagi tumbuh dan berkembangnya, berbagai sektor perekonomian, khususnya pertanian, petermakam, kehutanan dan perikanan, serta jasa yang dapat berimplementasi langsung pada meningkatnya penyerapan tenaga kerja serta pendapatan per kapita. Posisi strategis serta kekayaan alam yang cukup beragam, berpotensi besar bagi Kabupaten Natuna menjadi kabupaten yang lebih maju dan berkembang.

(30)

Hal tersebut ternyata tidak mudah untuk diwujudkan pada daerah-daerah yang baru berkembang. Kabupaten Natuna, sebagai salah satu daerah yang memiliki potensi wilayah cukup besar untuk berkembangnya pertambangan, pertanian, perkebunan, perikanan dan jasa, yang memberikan peluang bagi penyerapan tenaga kerja sehingga akan berdampak pada peningkatan pendapatan per kapita. Disisi lain, yang menjadi solusi serta salah satu modal utama dalam proses pembangunan dewasa ini, adalah peningkatan kualitas SDM dalam skala luas, sebagai pembangunan manusia dengan perbaikan derajat kesehatan, tingkat pengetahuan dan keterampilan penduduk, serta kemampuan daya beli masyarakat.

Pemerintah daerah perlu mengupayakan peningkatan kualitas SDM, melalui program-program yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pendidikan, baik formal maupun non formal. Karena SDM yang bermutu merupakan syarat utama bagi terbentuknya peradaban yang baik, dan peningkatan pencapaian IPM akan memberi gambaran terhadap keberhasilan kinerja suatu daerah, hal ini dapat dilihat dari kontribusi setiap komponen IPM tersebut.

Upaya untuk meningka-kan kualitas SDM yang telah dilakukan melalui peningkat-an kesadarpeningkat-an masyarakat terhadap pendidikan maupun peningkatan terhadap fasi-litas dan utifasi-litas pendidikan telah mampu meningkatkan tingkat pendidikan masya-rakat, sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

4.7.2. Kondisi Perekonomian

(31)

pada tahun 2013. Pergerakan roda ekonomi ini tidak lepas dari situasi dan kondisi Kabupaten Natuna yang stabil dan penerapan kebijakan pemerintah daerah untuk benar-benar melaksanakan reformasi melalui paket kebijakan yang berpedoman pada peningkatan kesejahteraan rakyat yang adil dan merata serta terarah dan tepat sasaran, dengan selalu berlandaskan pada skala prioritas kebutuhan. Selain itu prioritas pembangunan selama tahun 2013 dengan program pembangunan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada peningkatan kesejahteraan melalui berbagai upaya dalam telah dilakukan melakui usaha kecil/menengah serta koperasi, dan pertanian yang solid sebagai tumpuan kehidupan sebagian besar masyarakat Kabupaten Natuna, tanpa meninggalkan perhatian pada kegiatan pembangunan di sektor lainnya seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan bangunan yang selama ini menjadi salah satu tumpuan roda perekonomian Kabupaten Natuna.

Kondisi makro ekonomi Kabupaten Natuna juga tidak lepas dari dampak perkembangan kondisi ekonomi maupun non ekonomi. Situasi politik dan keamanan sebagai faktor non ekonomi relative stabil selama tahun 2013. Keadaan tersebut sangat mempengaruhi kondisi perekonomian nasional yang mencerminkan pula pada perekonomian regional di setiap kabuapaten. Meskipun telah terjadi kenaikan harga dab kelangkaan Bahan Baka Minyak (BBM) yang berpengaruh terhadap terjadinya gejolak harga kebutuhan pokok dan jasa, namun tidak terlalu berpengaruh kepada aktifitas ekonomi di Kabupaten Natuna karena secara berangsur angsur dapat dikendalikan sehingga ekonomi masih dapat berkembang. Dengan demikian, uraian dibawah ini akan disajikan analisis secara desktiptif mengenai perekonomian Kabupaten Natuna yang didasarkan pada angka PDRB Kabupaten Natuna. Indikator makro ekonomi yang akan dianalisis berupa besaran PDRB, laju pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan PDRB per kapita serta pendapatan perkapita.

A. Perkembangan Ekonomi Regional

(32)

yang terus meningkat. Besaran PDRB Kabupaten Natuna atas dasar harga berlaku maupun konstan selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Nilai PDRB Kabupaten Natuna atas dasar harga berlaku tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup berarti, yaitu dari 1,47 triliun rupiah ditahun 2012 menjadi 1,69 triliun rupiah pada tahun 2013 atau naik sebesar 222 milyar rupiah. Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2012 mencapai 488 milyar rupiah dan pada tahun 2013 sebesar 520 milyar rupiah.

Gambar 4.10.

Grafik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Natuna ADHB dan ADHK Tahun 2009-2013 (juta rupiah)

(33)

Tabel 4.13. : PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Kabupaten Natuna tahun 2009-2013 (juta rupiah)

Tahun PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku (jt rp)

Sumber : BPS Kabupaten Natuna

Pada tahun 2013, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto (menurut harga berlaku) terbesar adalah sektor pertanian yaitu sebesar 935 milyar rupiah, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 285 milyar rupiah, sektor angkutan sebesar 145 milyar rupiah, sektor bangunan sebesar 135 milyar rupiah dan sektor jasa-jasa sebesar 102 milyar rupiah. Sedangkan sektor lainnya hanya menghasilkan nilai tambah bruto dibawah 50 miliyar rupiah. Demikian juga pada penghitungan atas dasar harga konstan, sektor yang memiliki nilai tambah bruto paling besar adalah sektor pertanian yaitu sebesar 317 milyar rupiah serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 79 milyar rupiah. Sedangkan sektor yang lainnya hanya menghasilkan nilai tambah dibawah 50 milyar rupiah.

Tabel 4.14. : PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun 2012-2013 (milyar rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan

2012 2013 2012 2013

Pertanian 854.00 935.53 300.29 317.64

Pertambangan dan Penggalian 6.25 6.85 2.47 2.56

Industri pengolahan 28.80 30.40 17.65 18.45

Listrik dan Air Minum 1.65 2.01 0.44 0.47

Bangunan 110.23 135.33 29.49 31.92

Perdagangaan, Hotel dan

Restoran 234.55 285.05 73.18 79.98

Angkutan dan Komunikasi 109.38 145.89 21.68 23.86

Keuangan, Perewaan dan Jasa

Perusahaan 38.83 48.34 12.49 13.22

Jasa-Jasa 85.66 102.18 30.98 32.83

JUMLAH 1,469.36 1,691.58 488.66 520.93

(34)

B. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Natuna yang akan dibahas pada bagian ini meliputi :

1. Pertumbuhan Ekonomi Regional

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan produksi dari barang dan jasa pada periode tertentu dibandingkan periode sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan, sehingga angka pertumbuhan ini sudah tidak dipengaruhi faktor perubahan harga atau bisa diartikan benar-benar murni disebabkan oleh kenaikkan produksi seluruh sektor pendukungnya.

Gambar 4.11.

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Natuna Tahun 2009-2013 (persen)

(35)

Pada tahun 2010 perekonomian Kabupaten Natuna mengalami perlambatan, ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi sebesar 6,25 persen, kemudian mengalami percepatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,41 persen tahun 2011, tahun 2012 sebesar 6,54 persen dan di tahun 2013 mencapai 6,60 persen. Kondisi ini disebabkan karena secara rata-rata semua sektor lapangan usaha mengalami peningkatan.

Sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi pada tahun 2013 adalah sektor angkutan dan komunikasi yaitu sebesar 10,08 persen. Diantaranya subsektor angkutan sebesar 10,16 persen dan subsektor komunikasi sebesar 8,01 persen. Dimana jumlah dari nilai bagasi dan pos/paket yang meningkat dari tahun sebelumnya. Begitu juga dengan subsektor komunikasi yang cenderung meningkat dalam pemakaian telepon genggam/HP atau internet. Selain sektor angkutan dan komunikasi ada juga sektor yang mengalami pertumbuhan tinggi yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor bangunan/konstruksi.

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Kabupaten Natuna selama lima tahun terakhir adalah sebesar 32,19 persen. Dengan demikian secara rata-rata selam periode tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 6,44 persen pertahun.

2. Pertumbuhan Sektoral

Laju pertumbuhan ekonomi pada kegiatan sektoral di wilayah Kabupaten Natuna, dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 4.15. : Pertumbuhan Sektor dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Natuna, Tahun 2010 – 2013 (Persen)

Sektor 2010 2011 2012 2013

Primer 6,97 7,00 7,02 4,55

Sekunder 9,02 9,27 9,39 6,53

Tersier 7,56 7,62 7,69 7,80

LPE 6,25 6,41 6,54 6,60

(36)

Gambar 4.12.

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Natuna Tahun 2010-2013 (persen)

Adapun uraian pertumbuhan ekonomi sektoral di Kabupaten Natuna dijelaskan sebagai berikut :

a. Sektor Primer

Sektor primer terdiri dari sektor Pertanian dan sektor Pertambangan dan Penggalian. Laju pertumbuhan sektor Pertanian cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 sektor Pertanian di Kabupaten Natuna tumbuh sebesar 4,90 persen. Pada tahun 2010 pertumbuhan sektor Pertanian mengalami perlambatan sebesar 4,70 persen. Hal ini disebabkan oleh melambatnya subsektor Perikanan. Jika subsektor ini turun atau meningkat maka sangat mempengaruhi pergerakan pertumbuhan ekonomi di sektor Pertanian. Hal ini disebabkan share subsektor ini sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Natuna berbeda dengan subsektor lainnya (tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, dan kehutanan).

(37)

Sementara itu, sektor Pertambangan dan Penggalian yang tertumpu pada subsektor penggalian mampu tumbuh cukup besar ditahun 2009 yaitu sebesar 9,79 persen. Pada tahun 2010 pertumbuhan sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami perlambatan sebesar 9,23 persen. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi sektor ini mengalami peningkatan dari tahun 2011 sampai tahun 2012 masing-masing sebesar 9,28 persen dan 9,31 persen. Untuk tahun 2013 pertumbuhan sektor ini mengalami perlambatan hanya sampai 3,33 persen. Hal ini disebabkan pengaruh menurunnya produksi sektor Pertambangan dan Penggalian terutama subsektor Penggalian.

Gambar 4.13.

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Sektor Primer Kabupaten Natuna Tahun 2010-2013 (persen)

(38)

b. Sektor Sekunder

Sektor sekunder terdiri dari sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, serta sektor Bangunan/Konstruksi. Pada tahun 2013 secara umum sektor sekunder menunjukan perkembangan yang cukup baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2013, sektor Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan sebesar 4,53 persen, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami perlambatan karena pada tahun 2012 tumbuh sebesar 5,12 persen. Sektor Industri pengolahan yang ada di Kabupaten Natuna adalah industri besar sedang dan industri kerajinan rumahtangga. Untuk sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih pada tahun 2013 tumbuh sebesar 6,82 persen, meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,94 persen. Selama tahun 2013, konsumsi listrik dan air bersih, baik oleh rumahtangga, instansi pemerintah maupun industri serta dunia usaha lainnya mengalami peningkatan. Besaran produksi listrik dan air bersih cenderung selalu meningkat dari tahun ke tahun. Demikian juga dengan ketersediaan air bersih yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten Natuna. Selanjutnya sektor Bangunan/Kontruksi yang berupa bangunan/ konstruksi tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun pihak swasta termasuk oleh rumahtangga. Pembangunan disini termasuk juga pemeliharaan bangunan dan renovasi besar yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, juga rumahtangga. Selama tahun 2013 sektor ini mampu tumbuh sebesar 8,24 persen. Pertumbuhan yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan oleh semakin banyaknya proyek fisik yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama tahun 2013, baik yang berupa bangunan, maupun prasarana umum seperti jalan, jembatan dan sebagainya. Sektor Bangunan merupakan salah satu sektor yang cukup tinggi pertumbuhannya. Tetapi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami perlambatan yang tumbuh sebesar 19,12 persen.

(39)

mengalami perlambatan dengan tumbuh sebesar 9,39 persen. Sektor ini memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Natuna. Dengan demikian dapat dipahami bahwa sektor sekunder sangat berpengaruh terhadap tingkat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Natuna.

Gambar 4.14.

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Sektor Sekunder Kabupaten Natuna Tahun 2010-2013 (persen)

c. Sektor Tersier

(40)

Gambar 4.15.

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Sektor Tersier Kabupaten Natuna Tahun 2010-2013 (persen)

Dengan semakin maraknya usaha perdagangan besar dan eceran di Kabupaten Natuna pada tahun 2009-2012 maka dapat dipahami apabila laju pertumbuhan sektor ini sangat pesat pada tahun bersangkutan. Hal ini sejalan dengan peningkatan pembangunan ekonomi di Kabupaten Natuna selama era otonomi daerah, yang membuat kabupaten ini semakin ramai dan bertambah banyak jumlah penduduknya maka usaha Hotel/penginapan, restoran dan rumah makan serta penyedia makanan jadi lainnya otomatis meningkat pula. Berbeda dengan tahun 2013, yang pertumbuhannya sedikit melambat. Berikutnya sektor Pengangkutan dan Komunikasi juga mempunyai peranan yang cukup penting terhadap PDRB Kabupaten Natuna. Pertumbuhan subsektor angkutan pada tahun 2013 cukup meningkat yaitu sebesar 10,26 persen. Begitu juga dengan subsektor Komunikasi meningkat sebesar 8,01 persen. Hal ini sejalan dengan kinerja kegiatan Pos dan Telekomunikasi sebagai akibat dari meningkatnya penggunaan telepon genggam/HP seiring dengan semakin banyaknya akses akses internet dalam seluler.

(41)

jasa-jasa tahun 2013 adalah sebesar 5,96 persen. Secara rat-rata semua sub sektor dari sektor jasa-jasa mengalami peningkatan. Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sektor tersier mengalami pertumbuhan selama tahun 2013 sebesar 7,80 persen.

C. Struktur Perekonomian

Struktur perekonomian Kabupaten Natuna sejak tahun 2009–2013 relatif tidak banyak mengalami pergeseran. Masih didominasi oleh sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi serta sektor bangunan. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh sektor-sektor tersebut dalam pembentukan PDRB.

Sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Natuna adalah Sektor Pertanian dengan kontribusi sebesar 55,31 persen pada tahun 2013, mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 58,12 persen. Walaupun mengalami penurunan kontribusi bukan berarti upaya pengembangan sektor pertanian menurun tetapi pengembangannya tidak sebesar tahun sebelumnya. Besarnya peranan Sektor ini didukung oleh peranan Subsektor Perikanan yang nilai tambahnya menyumbangkan sebesar 47,28 persen.

Sektor terbesar kedua yang memberikan kontribusi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Natuna adalah sektor Perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun 2012 peranan sektor ini sebesar 15,96 persen dan menjadi 16,85 persen pada tahun 2013. Hal ini terjadi karena makin pesatnya perdagangan besar/enceran serta rumah makan/restoran.

Sektor dengan peranan terbesar ketiga adalah Sektor angkutan dan komunikasi. Pada tahun 2012 peranan sektor ini sebesar 7,44 persen meningkat ditahun 2013 menjadi 8,62 persen. Dengan kontribusi subsektor angkutan yang paling besar yaitu 7,50 persen sedangkan subsektor komunikasi hanya menyumbangkan 1,13 persen.

(42)

8,00 persen pada tahun 2013. Berarti upaya pembangunan sarana fisik dan infrastruktur Kabupaten Natuna seperti bangunan jalan, jembatan, dan lainnya tetap mengalami perbaikan ke arah yang positif.

Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa perekonomian Kabupaten Natuna masih bergantung kepada sektor Pertanian. Hal ini menunjukkan Kabupaten Natuna masih mengandalkan hasil alam/SDA dalam melaksanakan kegiatan perekonomiannya dari segi sektor perikanan, yang secara geografis dikelilingi oleh Laut lepas. Dimana luas lautan lebih besar dari luas daratan dengan rincian sebagai berikut, luas daratan 2.001,30 Km2 dan luas lautan 262.197,07 Km2.

Gambar 4.16.

Grafik Struktur Ekonomi Kabupaten Natuna Menurut Lapangan Usaha, 2013 ( Persen )

D. Perkembangan PDRB Per Kapita dan Pendapatan Per Kapita

(43)

cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Sedangkan pendapatan per kapita merupakan rata-rata nilai PDRB setiap penduduk setelah dikurangi dengan pendapatan faktor neto yang keluar masuk, biaya penyusutan dan pajak tidak langsung neto.

Selama tahun 2009-2013, perkembangan nilai PDRB per kapita dan pendapatan per kapita Kabupaten Natuna, memperlihatkan perkembangan yang terus meningkat.

Tabel 4.16. : PDRB Per kapita Dan Pendapatan Per kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Natuna Tahun 2009-2013 (Juta Rupiah)

Tahun PDRB Per kapita Pendapatan Perkapita

2009 15,77 14,87

2010 15,57 14,31

2011 18,95 17,33

2012 20,55 18,76

2013 23,32 21,29

Sumber : BPS Kabupaten Natuna

Pada tahun 2009, nilai PDRB per kapita tercatat sebesar 15,77 juta rupiah. Kemudian pada tahun 2010 PDRB per kapita terjadi penurunan menjadi 15,57 juta rupiah dan meningkat lagi samapi tahun 2013 menjadi 23,32 juta rupiah. Sedangkan untuk pendapatan per kapita, dari 14,87 juta rupiah pada tahun 2009, dan tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 14,31 juta rupiah dan sampai tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 21,29 juta rupiah.

(44)

diukur dari tingkat daya beli masyarakat, maka dengan kondisi ini diharapkan kemakmuran penduduk Kabupaten Natuna juga meningkat. Akan tetapi tingkat inflasi atau tingkat kenaikkan harga barang dan jasa yang terjadi di pasar sangat berpengaruh terhadap besaran indikator ini, sehingga secara riil sebenarnya peningkatan kemakmuran masyarakat bisa tidak sejalan dengan kenaikan pada indikator pendapatan regional per kapita tersebut.

Bila ditinjau dari PDRB atas dasar harga konstan 2000 bahwa pendapatan Per kapita Kabupaten Natuna tahun 2009 sebesar Rp. 6,17 juta rupiah dan kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 6,58 juta rupiah atau terjadi peningkatan sebesar 10 persen. Penghitungan pendapatan regional per kapita atas dasar harga konstan 2000 dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh tingkat perubahan harga barang dan jasa (Inflasi/Deflasi) yang terjadi pada tahun berjalan, sehingga dengan demikian diperoleh nilai riil atau nilai sebenarnya atas terjadinya peningkatan/penurunan yang dapat secara lebih tepat menggambarkan tingkat produktivitas per kapita.

Namun demikian perlu dicatat disini bahwa angka pendapatan per kapita, seperti halnya dengan pendapatan per kapita daerah di kabupaten/kota seluruh Indonesia, khususnya Kabupaten Natuna, belum mencerminkan tingkat kesejahteraan sesungguhnya. Hal ini disebabkan pendapatan per kapita diperoleh dari PDRB Kabupaten Natuna secara keseluruhan, yang meliputi 9 sektor lapangan Usaha.

E. Inflasi Kabupaten Natuna

Pada Bulan Mei 2014 di Kabupaten Natuna terjadi inflasi sebesar 0,10 persen. Selain itu, kota di Propinsi Kepulauan Riau juga mengalami inflasi yaitu Kota Batam mengalami inflasi 0,07 persen namun Kota Tanjung Pinang mengalami deflasi sebesar 0,62 persen.

(45)

bahan bakar sebesar 0,23 persen; kelompok sandang 1,89 persen; kelompok kesehatan 0,98 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,87 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,53 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang menekan laju inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar -2,15 persen. Laju inflasi tahun kalender Mei 2014 di Kabupaten Natuna sebesar 2,60 persen.

Gambar 4.17.

Grafik Inflasi Kabupaten Natuna Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Mei 2014

(46)

panjang jeans pria, baju kaos tanpa kerah pria, seragam sekolah pria, bahan baju katun wanita, baju muslim wanita, seragam sekolah wanita, seragam sekolah anak, kaos kaki, ongkos jahit, obat dengan resep, hand body lation, pasta gigi, sikat gigi, laptop/notebook, kamera, rekreasi, kolam renang dan lain-lain.

Tabel 4.17. : IHK dan Inflasi Nasional dan 3 Kabupaten / Kota di Provinsi Kepulauan Riau Serta Kota-kota Asal Barang di Kabupaten Natuna, Bulan Mei 2014

Kabupaten / Kota

Indeks Mei 2014

Inflasi Mei 2014

1. Nasional 111,53 0,16

2. T anjung Pinang 111,87 -0,62

3. Batam 109,32 0,07

4. Natuna 111,06 0,10

5. Jakarta 111,61 0,05

6. Pontianak 114,85 0,72

7. Surabaya 111,35 0,17

Sumber : Data Inflasi Kab. Natuna

Gambar

Tabel 4.1. : Jumlah Kecamatan di Natuna
Tabel 4.3. : Pulau Terdepan Kabupaten Natuna
Tabel 4.4. :  Jumlah Penduduk Kabupaten Natuna, Tahun 2013
Tabel 4.5 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, Kabupaten
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dampak Positifnya adalah pada terjadinya peningkatan kreativitas yang ditandai oleh perkembangan dunia mode secara pesat dari tahun ke tahun, yang tentunya juga menjadi salah

Saran-saran yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu tentang Metode Simulasi dalam Pembelajaran PKn untuk meningkatkan sikap dan perilaku

kabel menuju rangkaian yang berbeda, misal untuk rangkaian putaran motor cepat dan untuk rangkaian putaran motor lambat.. Manual)dengan selector switch, kondisi peralatan dapat

Saya diberitahu oleh orangtua bahwa untuk menunjukkan rasa sayang kepada pasangan tidak harus dengan berhubungan seksual. 18 Saya diajari oleh orangtua bagaimana pertemanan

2.2.6 Pengertian Aplikasi Pelayanan SKCK Berbasis Web Pada Kepolisian Resort Kota Palembang

Pertama-tama peneliti sangat berterima kasih dan bersyukur pada Tuhan Yang Maha esa, karena selalu memberkati dan melindungi peneliti sehingga penelitian yang berjudul

Kriteria informan pada penelitian ini adalah pasangan (suami &amp; istri) yang telah menikah pada tahap usia dewasa dini 18-40 tahun dan mempertahankan pernikahan belum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada setiap pertemuan selalu ada peningkatan keaktifan. Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa keaktifan mahasiswa