• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP A. Kesimpulan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

121 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai pengelolaan kampanye antinarkoba di lingkungan pelajar dan mahasiswa yang dilakukan oleh BNNP DKI Jakarta. Dari temuan data di lapangan, dapat dilihat bahwa kampanye antinarkoba di lingkungan pelajar dan mahasiswa merupakan bagian dari strategi komunikasi BNNP DKI Jakarta secara keseluruhan. Sebagai bagian dari strategi komunikasi, maka pengelolaan kampanye antinarkoba di lingkungan pelajar dan mahasiswa yang dilakukan pun turut menyesuaikan dengan penerapan strategi komunikasi yang dilakukan oleh BNNP DKI Jakarta tersebut.

Dalam hal perencanaan, BNNP DKI Jakarta melakukan proses perencanaan tiga tingkat. Proses tersebut dimulai dari tingkat korporasi (BNN Pusat), instansi vertikal (BNNP DKI Jakarta), dan tingkat operasional (Bidang-bidang yang ada di BNNP DKI Jakarta), hingga pada akhirnya dapat diimplementasikan dalam bentuk kegiatan. Pada saat melakukan research untuk perencanaan sendiri, data yang digunakan hanya bersumber dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh BNN Pusat dengan Puslitkes UI dalam kurun waktu lima tahun sekali. Penggunaan data tersebut sebagai dasar dalam melakukan perencanaan tentunya kurang relevan. Hal ini dikarenakan data yang dihasilkan kurang spesifik untuk wilayah DKI Jakarta, serta kurang mewakili kondisi teraktual karena hanya dilakukan selama lima tahun sekali. Padahal, tantangan dan permasalahanan narkoba yang harus dihadapai setiap tahunnya tentu mengalami perubahan. Selain itu, kelemahan lainnya yang terlihat dari proses perencanaan Renja BNNP DKI Jakarta yang dilakukan yakni tidak adanya tahap penyusunan timeline/calendar. Tidak adanya timeline/calendar ini tentunya dapat menghambat koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.

(2)

122

Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, BNNP DKI Jakarta kemudian mengimplementasikan strategi yang telah dirancang tersebut ke dalam dua program besar yakni program teknis dan program generik. Sehingga, pelaksanaan kampanye antinarkoba di lingkungan pelajar dan mahasiswa yang dilakukan oleh BNNP DKI Jakarta pun terbagi ke dalam dua program tersebut. Program teknis sendiri merupakan program yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika, Psikotropika, Prekusor, dan Bahan Adiktif Lainnya. Sedangkan Program Generik merupakan program yang berkaitan dengan dukungan manajemen dan dukungan teknis lain.

Dalam melaksanakan program teknis, secara umum BNNP DKI Jakarta memfokuskan upayanya dalam dua hal yakni supply reduction dan demand reduction. Supply reduction dilakukan dengan meningkatkan pelaksanaan operasi pengungkapan jaringan dan menindaknya, termasuk memberantas produksi dan jaringan narkoba. Hal ini bertujuan untuk memutuskan jaringan peredaran gelap narkoba serta memiskinkan jaringan tersebut, agar pasokan (supply) narkoba dapat berkurang. Sedangkan demand reduction dilakukan dengan dua cara yakni merehabilitasi sebanyak mungkin penyalahguna narkoba agar dapat pulih kembali, serta membuat imun (mencegah) masyarakat yang belum terkena pengaruh agar tidak terpengaruh narkoba, baik sebagai pemakai maupun pengedar.

Sedangkan dalam konteks kampanye antinarkoba di lingkungan pelajar dan mahasiswa, BNNP DKI Jakarta memfokuskan implementasinya dengan cara meningkatkan peran aktif dari para peserta didik untuk membantu upaya pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (demand reduction). Adapun program-program yang termasuk dalam upaya demand reduction tersebut dilakukan dalam dua bentuk komunikasi yakni komunikasi interpersonal (tatap muka) dan komukasi melalui media.

Komunikasi interpersonal yang dilakukan sendiri lebih banyak dilaksanakan oleh Bidang Pencegahan dan Bidang Pemberdayaan melalui kegiatan seperti Pemberdayaan Karya Seni Sekolah Bersih Narkoba, Pembentukan dan Pelatihan Kader di Lingkungan Sekolah dan Kampus, serta

(3)

123

Focus Group Disscucion di Lingkungan Sekolah. Sedangkan komunikasi tidak langsung yang dilakukan oleh BNNP DKI Jakarta dalam mendukung kampanye antinarkoba di lingkungan pelajar dan mahasiswa lebih banyak melibatkan penggunaan media elektronik, media cetak dan media online, termasuk di dalamnya penggunaan media sosial seperti Youtube, Facebook, dan Twitter.

Selanjutnya berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi yang diakukan oleh BNNP DKI Jakarta, dapat dilihat bahwa pada dasarnya evaluasi tersebut kurang mendalam. Hal ini dikarenakan proses evaluasi yang dilakukan hanya berfokus pada pencapaian sasaran kinerja program teknis dan generik, sesuai dengan target capaian yang telah ditentukan pada saat melakukan perencanaan. Outcome yang dihasilkan dari pelaksanaan evaluasi pun berupa hasil realisasi serta persentase capaian target dari kegiatan yang dilakukan, seperti yang tercantum dalam dokumen LAKIP BNNP DKI Jakarta Tahun Anggaran 2014. Akan tetapi, evaluasi tersebut tidak melihat secara lebih mendalam dampak dari kegiatan yang dilakukan terhadap audiens. Pada akhirnya, pelaksanaan evaluasi yang kurang mendalam ini tentunya dapat menyulitkan BNNP DKI Jakarta untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan ataupun kegagalan dari berbagai program dan kegiatan yang dilakukan.

Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa pengelolaan kampanye antinarkoba sebagai bagian dari strategi komunikasi yang dilakukan oleh BNNP DKI Jakarta sudah sesuai dengan acuan yang telah ditetapkan BNN Pusat. Dalam hal ini, adanya acuan tersebut memberikan dampak positif serta dampak negatif tersendiri bagi BNNP DKI Jakarta, khususnya yang terkait dengan penerapan strategi komunikasi di wilayah DKI Jakarta. Di satu sisi, adanya acuan dari BNN Pusat tersebut tentunya memudahkan BNNP DKI Jakarta sebagai organisasi untuk melakukan perencanaan karena telah memiliki pedoman yang jelas. Di sisi lain, adanya acuan tersebut menyebabkan proses perencanaan yang dilakukan oleh BNNP DKI Jakarta memiliki beberapa kelemahan seperti penggunaan data dalam proses research yang kurang spesifik, penyusunan timeline yang tidak dilakukan sejak awal penyusunan Renja, serta pelaksanaan evaluasi yang kurang mendalam.

(4)

124

Adanya kelemahan dalam hal perencanaan ini disebabkan oleh sistem perencanaan di BNNP DKI Jakarta yang memang diharuskan mengacu pada acuan yang telah ditetapkan oleh BNN Pusat. Sebagai instansi vertikal dari BNN Pusat, maka dalam melaksanakan berbagai tugas dan fungsinya pun BNNP DKI Jakarta memang harus mengikuti acuan tersebut. Selain itu, sebagai instansi vertikal, BNNP DKI Jakarta juga tentunya memiliki sumber daya serta sarana dan prasarana yang terbatas. Sehingga, sangat sulit bagi BNNP DKI Jakarta sebagai sebuah organisasi untuk dapat berkembang dan merancang strategi diluar acuan yang sudah ditetapkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan penarikan kesimpulan yang telah peneliti lakukan, terdapat beberapa saran yang dapat peneliti berikan kepada pihak BNNP DKI Jakarta. Saran yang akan peneliti berikan ini tentunya berkaitan dengan penerapan strategi komunikasi yang dilakukan oleh BNNP DKI Jakarta pada umumnya, serta pengelolaan kampanye antinarkoba pada khususnya.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dilihat bahwa posisi BNNP DKI Jakarta sebagai instansi vertikal dari BNN Pusat menyebabkan sulitnya BNNP DKI Jakarta untuk memiliki otoritas dalam merencanakan mengembangkan kegiatan dan programnya secara mandiri. Sehingga, saran yang dapat peneliti berikan akan lebih menitikberatkan pada tahapan implementasi dari strategi yang dilakukan oleh BNNP DKI Jakarta.

Dalam hal perencanaan sendiri, saran yang dapat peneliti berikan ditujukan pada Bidang-Bidang di BNNP DKI Jakarta yang bertugas sebagai pelaksana program dan kegiatan agar dapat melakukan penyusunan timeline kegiatan sejak awal dimulainya tahun anggaran baru. Hal ini dapat dilakukan sesegera mungkin setelah Renja BNNP DKI Jakarta telah selesai disusun oleh Subbagian Perencanaan. Diharapkan dengan adanya penyusunan timeline yang lebih dini ini nantinya dapat membantu memudahkan koordinasi serta kerja sama dengan pihak terkait dalam mengimplementasikan program dan kegiatan yang

(5)

125

telah dirancang, serta meminimalisir benturan antara kegiatan dalam satu bidang dengan bidang lainnya.

Berkaitan dengan implementasi, akan lebih baik apabila BNNP DKI Jakarta dapat mempertahankan program yang dianggap sudah efektif seperti pembentukan dan pelatihan kader, pemberdayaan karya seni sekolah bebas narkoba, serta focus group discussion (FGD). Kegiatan focus group discussion (FGD) sendiri merupakan salah satu kegiatan yang cukup baik untuk mencoba memahami secara lebih mendalam kondisi permasalahan narkoba beserta penanganannya yang terjadi di wilayah DKI Jakarta. Hal ini dikarenakan dalam FGD yang berlangsung, BNNP DKI Jakarta berupaya untuk mendapatkan input berupa pendapat dan saran dari para pelajar dan mahasiswa terkait dengan permasalahan tersebut. Diharapkan, hasil dari FGD yang dilakukan ini dapat dijadikan sebagai data tambahan yang lebih spesifik di wilayah DKI Jakarta, sekaligus sebagai untuk bahan pertimbangan untuk melakukan perencanaan di tahun-tahun selanjutnya.

Sedangkan dalam hal evaluasi, akan lebih baik apabila BNNP DKI Jakarta berupaya untuk melakukan evaluasi terhadap tiap kegiatan yang dilakukan. Hal ini tentunya bertujuan untuk melihat sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan memberikan dampak terhadap sasaran audiens. Sehingga, hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan tambahan untuk melakukan perencanaan kegiatan di tahun-tahun berikutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Lampu LED menunjukkan nilai tegangan terendah pada daya 9 watt sebesar 12.5 volt di tegangan line to neutral dan 21.1 volt di tegangan line to line pada sisi tegangan

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 12 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana

Ada perbedaan yang bermakna durasi menangis bayi pada bayi prematur yang dilakukan tindakan facilitated tucking dan musik saat dilakukan tindakan pengambilan

Teknik yang digunakan adalah menganalisis sistem pendidikan pada zaman Shouwa di Jepang dan dampak penerapan sistem pendidikan pada zaman Shouwa di Jepang yang terkandung

keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan, unit kerja pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian

Kemudian, jika masing-masing sisi daerah yang berada di sebelah luar (kontur c 1 ) dibagi atas 2 segmen yang sama panjang, demikian pula untuk daerah yang berada di dalam (kontur c

Tujuan dari penelitian ini adalah (a) merakit mesin pendingin showcase dengan siklus kompresi uap, (b) mengetahui karakteristik mesin pendingin showcase, meliputi

Setelah pengefraisan bidang selesai, lepas benda kerja kemudian lukis/tandai bagian-bagian yang akan di bor atau difrais lanjutan dengan peralatan yang sudah