“PEMBUATAN BIODIESEL
DARI MINYAK NYAMPLUNG (
Calophyllum inophyllum L
) DENGAN REAKSI
TRANSESTERIFIKASI
MENGGUNAKAN KATALIS
KI/H-ZA BERBASIS ZEOLIT ALAM”
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing : Ir. Ignatius Gunardi, M.T
1955 09 21 1984 03 1001
SEMINAR SKRIPSI 2013
LABORATORIUM TEKNIK REAKSI KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2013
Archita Permatasari
2311 105 007
Wahyu Mayangsari
2311 105 027
Latar Belakang
Kebutuhan minyak bumi
Indonesia mencapai
54,4% pertahun dari
sumber energi yang
digunakan
Konsumsi enegy Indonesia (Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2005 – 2025, Lampiran K, Jakarta, 2005)
Bahan Bakar
Jumlah Cadangan
Sisa Umur Pakai
(tahun)
Minyak bumi
9 miliar barrel
23
Gas alam
188 trillion cubic feet
62
Batubara
57 miliar ton
148
Latar Belakang
Sumber
Energi
terbarukan
Bahan baku
melimpah
Non-toxic &
performa bagus
Mereduksi emisi
gas buang
Renewable
Tinjauan Pustaka
Biji : mengandung 70 – 73% minyak
Tanaman
Nyamplung
Minyak
nyamplung
TINJAUAN PUSTAKA
Katalis
Katalis Homogen
Katalis Heterogen
Sulit dipisahkan dari
campuran reaksi
Mudah dipisahkan dari
campuran reaksi
Kurang stabil pada suhu tinggi
Tahan dan stabil terhadap
suhu relatif tinggi
Aktivitas dan selektivitasnya
tinggi
Dapat digunakan lagi sesuai
dengan umur katalis
Menghasilkan limbah cair
TINJAUAN PUSTAKA
o
Merupakan mineral alumina silikat terhidrat yang
tersusun atas tetrahedral alumina dan silika yang
membentuk struktur bermuatan negatif dan berpori.
o
Menghasilkan konversi 90% pada reaksi transesterifikasi
minyak kedelai dengan ratio molar minyak metanol 1 : 6
pada suhu 150
0C dan 120
0C selama 24 jam.
(Suppes GJ, Dasari, dkk, 2003)
Zeolit
KI
Menghasilkan konversi yang paling tinggi
(87,4%)
dibandingkan denganpenggunaan garam Kalium lain (KF,
KCl, KBr, K
2CO
3, KNO
3, KOH) sebagai promotor pada
kondisi operasi yang sama.
TINJAUAN PUSTAKA
Rumusan Masalah
1
•
Bagaimana hasil biodiesel dengan reaksi transesterifikasi
menggunakan katalis KI/H-Za dengan
loading
KI 1%, 2%, 4%,
dan 6% dan mana yang menunjukkan hasil terbaik?
2
•
Bagaimana hasil biodiesel dengan reaksi transesterifikasi
menggunakan katalis KI/H-Za (loading terbaik) dengan variasi
perbandingan
massa katalis
terhadap minyak nyamplung
sebesar 5%, 10%, 15%, 20% ?
3
•
Bagaimana hasil biodiesel dengan reaksi transesterifikasi
menggunakan katalis KI/H-Za (loading dan massa katalis
terbaik) dengan
variasi suhu
50, 60, 70
0C?
BATASAN MASALAH
1
•
Bahan baku pembuatan biodiesel yang digunakan
adalah
minyak nyamplung.
2
•
metanol
Proses transesterifikasi minyak nyamplung dengan
menggunakan katalis padat
KI/H-Za.
3
•
Reaktor yang digunakan pada proses transesterifikasi
minyak nyamplung dengan metanol menggunakan
katalis padat KI/H-Za adalah
reactor batch
.
TUJUAN PENELITIAN
1
• Untuk mengetahui hasil biodiesel dengan reaksi transesterifikasi menggunakan katalis K2O/H-Za dengan loading KI 1%, 2%, 4%, dan 6% dan mengetahui katalis dengan performa terbaik berdasarkan yield biodiesel yang dihasilkan.
2
• Untuk mengetahui hasil biodiesel dengan reaksi transesterifikasi menggunakan katalis K2O/H-Za (loading terbaik) dengan variasi perbandingan massa katalis terhadap minyak yang digunakan sebesar 5%, 10%, 15%, 20%.
3
• Untuk mengetahui hasil biodiesel dengan reaksi transesterifikasi menggunakan katalis K2O/H-Za(loading dan massa katalis terbaik) dengan variasi suhu 50, 60,700C.
4
• Untuk mengetahui kondisi operasi terbaik dari reaksi transesterifikasi dengan katalis K2O/H-Za berdasarkan % yield produk yang didapatkan dari variabel- variabel penelitian.
5
• Untuk mengetahui spesifikasi biodiesel yang dihasilkan dari reaksi transesterifikasi dengan kondisi operasi terbaik.
MANFAAT PENELITIAN
1
•
Mendapatkan biodiesel dengan bahan dasar minyak nyamplung
menggunakan katalis padat KI/H-Za.
2
•
Mengetahui pengaruh variasi perbandingan
yang digunakan pada reaksi transesterifikasi minyak nyamplung.
loading
KI pada katalis H-Za
3
•
Mengetahui pengaruh variasi perbandingan
nyamplung dengan reaksi transesterifikasi menggunakan katalis KI/H-Za.
massa katalis
terhadap minyak
4
•
Mengetahui pengaruh suhu
transesterifikasi minyak nyamplung dengan katalis KI/H-Za.
terhadap biodiesel yang dihasilkan dari reaksi
5
•
Mendapatkan informasi tentang hasil biodiesel terbaik dari kombinasi
variabel penelitian.
Metodologi
•
Minyak nyamplung
•
Metanol 98% (MERCK)
•
Zeolit Alam
•
Larutan HCl 4N (SAP CHEMICALS)
•
Aquadest
•
KI (MERCK)
•
H
2
SO
4
(PA)
Metodologi
Alat yang digunakan
Keterangan Gambar: 1. Kompressor 2. Pemanas 3. Tempat peletakan crussible 4. Crussible katalis 5. Panel kontrol
6. Aliran udara keluar 7. Erlenmeyer
Metodologi
Alat yang digunakan
1. Magnetic Stirer
2. Stirer
3. Labu leher tiga
4. Karet sumbat
5. Air pendingin masuk
6. Kondensor
reflux
7. Air pendingin keluar
8. Termometer
METODOLOGI
•Katalis = KI/H-Zeolit
•Waktu reaksi = 2 Jam
•Ratio volum minyak : metanol
= 2 : 1
Variabel
Variabel Tetap
Variabel Berubah
•Loading KI = 1, 2, 4, 6
•Berat katalis terhadap minyak
= 5, 10, 15, 20
METODOLOGI
Analisa Pendahuluan
Esterifikasi
Transesterifikasi
Preparasi Katalis
Analisa Hasil
METODOLOGI
Preparasi Katalis
Perlakuan Katalis Zeolit Alam (ZA) menjadi H-ZA
Mencampurkan Zeolit Alam + HCl
Memanaskan hingga suhu 90
0C
Mengaduk selama 5 jam
Menyaring dan mencuci katalis
Mengoven katalis pada suhu 110
0C selama 12 jam
METODOLOGI
Preparasi Katalis
Impregnasi Katalis H-ZA dengan loading KI 1%
Membuat larutan KI dengan loading 1%
Mengoven katalis pada suhu 110 0C selama 12 jam
Mengkalsinasi katalis pada suhu 550 0C selama 4 jam
Menyimpan di desikator
Mengulangi dengan loading KI berbeda
Mengimpreg larutan KI ke katalis H-Za pada suhu 600C dengan
perbandingan ratio massa larutan KI dengan H-Za 4 : 1
METODOLOGI
Esterifikasi
Memasukkan minyak nyamplung ke dalam labu leher tiga
Memanaskan minyak nyamplung hingga suhu 65 0C
Memisahkan produk dari metanol dan katalis
Mencuci biodiesel dengan aquades suhu 60 0C
Menyentrifuge untuk memisahkan aquades dan biodiesel selama 2 jam
Analisa dengan metode GC
Memasukkan katalis H2SO4 sebanyak 1% minyak dan metanol dengan ratio volum 2 : 1 ke labu leher tiga
METODOLOGI
Transesterifikasi
Memasukkan minyak nyamplung hasil esterifikasi ke labu leher tiga
Memanaskan minyak nyamplung hingga suhu 70 0C
Memisahkan biodiesel dari metanol dan katalis
Mencuci biodiesel dengan aquades suhu 60 0C
Menyentrifuge untuk memisahkan aquades dan biodiesel selama 2 jam
Analisa dengan metode GC
Memasukkan katalis sebanyak 5% minyak dan metanol dengan ratio volum 2:1 ke labu leher tiga
Analisa Data
Analisa
Pendahuluan
Komposisi Minyak
Nyamplung
FFA M.Nyamplung
AAS Zeolit alam
Katalis
XRD
BET
Produk Biodiesel
GC biodiesel
Viskositas
Densitas
Hasil Penelitian
&
Hasil GCMS Minyak Nyamplung
NO
Komponen
Retention
time
1
Palmitic acid
7,35
2
Oleic acid
9,66
3
Stearic acid
9,99
4
Linoleic acid
12,69
5
Cyclohexanecarboxylic acid
18,56
6
Eicosanedioic acid
19,69
%FFA minyak nyamplung = 22%
(Sahoo PK, Das LM, 2009)
Analisa FFA ini mengacu pada metode AOCS Ca 5a-40
Hasil Analisis AAS Zeolit Alam
Parameter
Satuan
Hasil Analisis
Al
%
2,14
Si
%
36,52
Hasil Uji X-RD Katalis KI/ H-Za
Katalis
Hasil identifikasi kualitatif
KI/ H-Za
Quartz-alpha, SiO
2Berlinite, AlPO
4Roscoelite-1/ITM, KAlV
2Si
3O
10(OH)
2K2O K2O
K2O K2O
K
2O ditunjukkan pada
peak
sudut
2θ =
31
0, 39
0,51
0dan 55
0KI KI
Hasil Uji BET Katalis KI/ H-Za
Katalis
Surface Area (m
2/ g)
H-Za
55.0601
KI/ H-Za
12.944
Penurunan surface area
mengindikasikan bahwa
impregnasi KI menyebabkan
tertutupnya lapisan permukaan
zeolit, sehingga surface area
menjadi turun (Rodiansono,
Hubungan % loding dengan yield
Semakin tinggi % loading katalis, maka jumlah KI yang ditambahkan semakin banyak, jumlah KI yang masuk pada struktur zeolit yang bertindak sebagai active site juga semakin bertambah, aktivitas katalis
meningkat sehingga % yield biodiesel yang dihasilkan juga meningkat (Kusuma RI, dkk, 2012) Reaksi Katalis Loading KI
(%) % Biodiesel % Yield Esterifikasi H2SO4 - 12,32 10,287 Transesterifikasi K2O/ H-Za 1 17,67 15,483 2 18,53 16,360 4 31,03 28,571 6 34,1 32,301
Pengaruh massa katalis terhadap yield
Penurunan % yield biodiesel terjadi karena terbentuknya emulsi dan meningkatkan
viskositas dan menyebabkan terbentuknya gel (Venkanna BK dkk, 2009)
Reaksi Katalis % Massa katalis K2O/ H-Za % Biodiesel % Yield Esterifikasi H2SO4 - 18,86 18,166 Transesterifikasi K2O/ H-Za 5 34,1 32,060 10 35,91 36,807 15 19,24 18,510 20 19,84 18,959
Pengaruh suhu reaksi terhadap yield
Semakin tinggi suhu reaksi akan meningkatkan kecepatan molekul sehingga meningkatkan
kecepatan reaksi (Putri EM, Rachimoellah, dkk 2012)
Reaksi Katalis Suhu reaksi (0C) % Biodiesel % Yield Esterifikasi H2SO4 65 18,86 18,166 Transesterifikasi K2O/ H-Za 50 27,75 31,674 60 28,5 33,051 70 35,91 36,807