• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nama : Niken Palupi Utami NIM : POKJAR : Gantiwarno Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA SD. 1. Pembelajaran IPA Dengan Teori Ausubel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nama : Niken Palupi Utami NIM : POKJAR : Gantiwarno Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA SD. 1. Pembelajaran IPA Dengan Teori Ausubel"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Niken Palupi Utami NIM : 836762484

POKJAR : Gantiwarno

Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA SD

1. Pembelajaran IPA Dengan Teori Ausubel Mata Pelajaran : IPA

Kelas : V (Lima) / Semester 1 Materi : Perubahan wujud benda

Tujuan Umum : Siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan tentang perubahan wujud benda.

Desain Pembelajaran :

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b. Guru mempersiapkan bahan-bahan seperti es, air dan kapur barus yang nantinya akan digunakan dalam percobaan perubahan wujud benda.

c. Siswa di bagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 3 kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 5 anak.

d. Masing masing kelompok mendemonstrasikan tentang perubahan wujud benda.

e. Adapun peta konsepnya sebagai berikut

5 Padat Air menjadi es bila dibekukan Es menjadi air bila dicairkan Air bila dipanaskan menjadi uap Perubahan Wujud Zat

(2)

Alasan Pembelajaran IPA dengan teori model Ausubel adalah karena pada dasarnya, belajar bermakna akan terjadi apabila informasi baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah terdapat dalam kognitif seseorang. Dalam pembelajaran IPA pastilah siswa secara langsung menggunakan contoh benda secara nyata yang telah tersedia dilingkungan sekitar. Sejalan dengan teori Ausubel dengan diterapkan desain pembelajaran melalui peta konsep (mind mapping) siswa akan mudah mengkaitkan suatu informasi baru contoh perubahan wujud benda diantaranya cair menjadi padat dengan mengambil contoh air yang dibekukan menjadi es, padat menjadi cair dengan mengambil contoh es yang mencair, dan padat menjadi gas dengan mengambil contoh air yang dipanaskan menjadi uap, yang pada proses tersebut asimilasi/informasi baru tersebut di kaitkan pada subsumer-subsumer yang relevan.

Jika dibandingkan dengan teori Gagne, teori Piaget,dan teori Burner dalam pelaksanaan disekolah kami khususnya dan disekolah lain pada umumnya, dalam membangun struktur pengetahuan baru membutuhkan waktu yang relatif lama , mulai pada tahap “pengenalan” ( teori piaget) , tahap pemahaman, pengenalan ( teori Brunner ) dan perubahan tingkah laku ( teori Gagne ).Maka untuk mencapai tahap teori Ausubel sangatlah cocok di terapkan di kelas 5 SD. Karena siswa kelas 5 sudah dapat mengaitkan konsep-konsep yang umum menuju konsep-konsep yang lebih khusus dan secara tidak langsung sudah terbentuk struktur pemahaman kognitif pengetahuannya.

2. Keuntungan menggunakan pendekatan dalam pembelajaran IPA di SD adalah

a. Seorang guru dapat memilih pendekatan yang dapat memberikan kesempatan dalam memberikan pengalaman belajar langsung, melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah

b. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa yang tinggi

c. Sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA ,lingkungan,teknologi dan masyarakat

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

(3)

3. a. Aplikasi Pembelajaran IPA Kelas 5 dengan Pendekatan Inkuiri Mata Pelajaran : IPA

Kelas : V/ Semester 1

Materi : Cara tumbuhan hijau membuat makanan

Tujuan Pembelajaran :

 Siswa mampu mengumpulkan informasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.

 Siswa dapat menjelaskan secara sederhana hasil cadangan makanan pada tumbuhan hijau dan tempat penyimpanannya.

Pendekatan Pembelajaran :

Pendekatan Inkuiri artinya pendekatan yang ditandai dengan adanya pencarian jawaban melalui serangkaian kegiatan intelektual. Pendekatan inkuiri dimaksudkan untuk mengembangkan sifat ingin tahu, imajinasi, kemampuan berpikir, sikap dan keterampilan proses. Secara umum urutan kegiatan pendekatan Inkuiri adalah merencanakan, mendiskusikan, membuat hipotesis, menganalisis, menafsirkan hasil untuk mendapatkan konsep umum. Penelitian diuji melalui analisis rasional (inkuiri secara rasional), penggalian sehingga mendapatkan suatu penemuan (inkuiri secara penemuan/discovery), atau eksperimen (inkuiri secara eksperimen).

Desain Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri :

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

 Guru menjelaskan tentang proses cara tumbuhan hijau membuat makanan

 Siswa diminta maju ke depan untuk memperagakan kejadian yang disajikan dalam motivasi, yaitu siswa membayangkan saat berteduh di bawah pohon dengan alat payung sebagai pohon dan sinar senter sebagai cahaya matahari.

 Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dan memperhatikan setiap gambar dan video yang ditampilkan oleh guru.

 Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

(4)

 Guru menyajikan berbagai macam gambar hasil cadangan makanan pada tumbuhan dan menugasi siswa untuk mengelompokkan gambar-gambar tersebut ke dalam satu kelompok yang sesuai tempat penyimpanannya.

Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen yaitu tes untuk konsep dan keterampilan, pedoman observasi untuk keterampilan dan perilaku, penilaian kinerja untuk keterampilan dan instrumen sikap untuk sikap.

b. Aplikasi Pembelajaran IPA Kelas dengan Pendekatan Lingkungan Mata Pelajaran : IPA

Kelas : V/ Semester 2 Materi : Jenis – jenis tanah

Tujuan Pembelajaran :

 Peserta didik mampu membedakan lapisan-lapisan tanah.

Pendekatan Pembelajaran :

Pendekatan lingkungan merupakan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, untuk mengembangkan kebiasaan dalam menggunakan dan memperlakukan lingkungan secara bijaksana dengan memahami faktor politis, ekonomis, sosial-budaya, ekologis mengembangkan keterampilan untuk meneliti lingkungan.

Desain Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan:

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.  Guru menjelaskan tentang tanah dan lapisan-lapisannya;

 Siswa di bagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 3 kelompok yang masing –masing kelompok terdiri dari 5 anak.

 Masing-masing kelompok melakukan observasi dan mengambil sample tanah terhadap jenis-jenis tanah dilingkungan sekitar.

 Salah satu wakil dari kelompok mempresentasikan hasil observasi dan jenis tanah yang diambil sebagai samplenya.

(5)

 Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk berpikir, memahami dari hasil pengamatan yang telah dilakukan.

Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, yaitu tes untuk konsep, pedoman observasi untuk perilaku dan pengukuran sikap.

4 Pendekatan Sejarah diperlukan sangat cocok diperlukan pada jenjang kelas tinggi yaitu kelas 5 dan 6. Misalnya Penerapan pembelajan di kelas 6 yaitu mempelajari “ Tata Surya “ Para siswa diajak untuk mempelajari sistem tata surya, pergerakan bumi mengelilingi matahari, revolusi bumi, dan bulan. Dalam hal ini melalui media Proyektor siswa di kenalkan dengan tokoh ilmu tata surya yaitu galilio –galilea., dikenalkan dengan seorang ahli astronomi lainya yang bertujuan agar siswa dapat memahami dan mengerti tentang system tata surya yang mengelilingi jagad alam semesta ini.

5 Metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA di SD

Pada hakikatnya pembelajaran IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai fakta, konsep, prinsip, dan proses penemuan serta memiliki sikap ilmiah, yang bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitarnya.Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu mempelajari alam sekitar secara ilmiah.

Menurut saya, metode yang paling cocok di terapkan di SD yaitu :  Metode Demonstrasi dan Metode Eksperimen /percobaan

a. Metode Demonstrasi yaitu : Suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan di ikuti dengan meniru pakerjaan yang didemonstrasikan.metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Contoh Penggunan metode demonstrasi Mata Pelajaran : IPA

Kelas : V / Semester 2

Materi : Benda nyata di sekitar kita Demonstrasi : Membuat magnet

(6)

Alat dan bahan demonstrasi :

1. Magnet, benda bermagnet, kabel dan baterai

Desain Pembelajaran Metode Demonstrasi

a. Guru menyiapkan media berupa magnet,kabel dan baterai

b. Guru memasang gambar cara membuat magnet secara induksi ,gosokan dan elektromagnet

c. Siswa secara berkelompok mengamati gambar dan menyiapkan alat sesuai gambar

d. Siswa berdiskusi membuat magnet dan siswa mempresentasikan hasil diskusi membuat magnet

Adapun kelemahan dari metode demontrasi adalah tidak semua murid dapat ikut aktif, mungkin hanya sebagian murid yang mencobanya, terkadang waktunya terbatas, terkadang siswa kurang terampil dalam penggunaan alat peraga demonstrasi.

b. Metode eksperimen

Metode eksperimen sangat berbeda dengan metode demonstrasi,secara khusus metode eksperimen adalah sebuah metode yang dapat dilakukan dialam sekitar, misalnya untuk mengetahui bagaimana tumbuhan berkembang biak dengan cara mencangkok, dalam pembelajaran siswa dibawa kehalaman sekolah yang terdapat tanaman mangga, siswa dapat melakukan eksperimen bagaimana cara mencangkok dengan bimbingan guru. Metode eksperimen juga dapat diterapkan dikelas atas yaitu kelas 3,4,5,6 SD. Adapun kelemahan dari metode eksperimen adalah metode ini butuh fasilitas khusus dan bahan yang terkadang sulit ditemukan, metode eksperimen menuntut ketelitian kesabaran yang tinggi, hasil percobaan terkadang tidak sesuai yang diharapkan.

c. Metode Studi Lapangan

Metode studi lapangan jauh lebih bermanfaat bagi siswa yang memberikan penglaman luas kepada murid.metode studi lapangan IPA juga merupakan pengalaman langsung, melihat obyek sebenarnya.misalnya ke kebun binatang

(7)

melihat flora dan fauna, namun kelemahan metode ini adalah kendala biaya sekolah untuk mengadakan karya wisata

6. Perbedaan antara pendekatan dan metode

PERBEDAAN

No Pendekatan Metode

1 Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran

Metode merupakan suatu penjabaran dari suatu pendekatan. Suatu pendekatan dapat dijabarkan kedalam berbagai metode

Adapun secara implisit,contoh antara pendekatan dan metode dapat digambarkan kedalam diagram sebagai berikut:

PENDEKATAN

PENDEKATAN KETERAMPILAN

PROSES

METODE DISKUSI METODE

DEMONSTRASI

METODE EKSPERIMEN

Referensi

Dokumen terkait

RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2014 – 2019 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Panitia Tata Pengaturan Air Propinsi Daerah Tingkat I mempunyai forum Membantu Gubernur dalam melaksanakan wewenang koordinasi tata pengaturan air yang berdasarkan Pasal 8

Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa faktor memiliki hubungan bermakna dengan pemilihan persalinan di fasilitas kesehatan, yaitu: pendidikan ibu, pengetahuan

Menurut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 45 Tahun 2011, Teluk Benoa merupakan kawasan konservasi perairan pesisir yang dilindungi. Teluk Benoa menjadi aset bagi pemerintah

Berdasarkan hasil penelitian bahwa isi dan tujuan dalam kebijakan alokasi dana desa yang tertuang dalam Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 44 Tahun 2014 yang berkaitan

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kecernaan nutrien dari ayam kampung yang diberi ransum iso

Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup sehat karena bobot nilai rasio total modal sendiri terhadap total aktiva suatu perusahaan untuk

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut diaras, maka dapat disimpulkan bahwa purwa rupa mesin pencari dapat memberikan hasil yang relevan dengan kata kunci yang