• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 15 TAHUN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 15 TAHUN 2009"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN TANAH LAUT

NOMOR 15 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

SUMBER PENDAPATAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT ,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 72 Peraturan Pemerintahan Republik Indonesian Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 13 Tahun 2000 tentang Sumber Pendapatan Desa perlu dilakukan penyesuaian, dengan membentuk dan menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut tentang Sumber Pendapatan Desa ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan mengubah Undang-Undang Nomor 27 tahun 1959

Tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355)

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 ) ;

(2)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 );

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT dan

BUPATI TANAH LAUT

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERATURAN DAERAH TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Tanah Laut .

2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Oleh Pemerintah

Daerah dan DPRD menurut asas Otonomi dan Tugas Pembantuan dengan prinsip Otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 .

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah .

4. Bupati Tanah Laut yang selanjutnya disebut Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Tanah

Laut .

5. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah yang ada di Kabupaten

Tanah Laut .

6. Camat adalah Unsur Perangkat Daerah sebagai Kepala Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut.

7. Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat , berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berada di Kabupaten Tanah Laut . 8. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa

dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan Adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia .

9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa .

10. Kepala Desa adalah unsur Penyelenggara Pamerintahan Desa di Daerah .

11. Perangkat Desa adalah terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainya.

12. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga yang

merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa.

(3)

13. Peraturan Desa adalah Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa .

14. Bendahara Umum Desa adalah Kepala Seksi Keuangan yang diangkat Kepala Desa yang mempunyai kewajiban untuk menerima, menyimpan, dan membayar uang .

15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APB Desa adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa .

16. Pendapatan Desa adalah semua penerima kas Desa dalam Periode Tahun Anggaran

tertentu yang menjadi hak Desa .

17. Belanja Desa adalah semua pengeluaran Kas Desa dalam periode Tahun Anggaran tertentu

yang menjadi beban Desa .

18. Pembiayaan adalah transaksi keuangan Desa yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan Desa dan belanja Desa .

19. Sumbangan pihak ketiga adalah sumbangan yang diberikan oleh Badan, Lembaga Organisasi

dan atau perorangan yang tidak mengikat Desa .

20. Pinjaman Desa adalah pinjaman yang dilakukan oleh Pemerintah Desa pada Bank dan atau

Lembaga Keuangan lainya untuk membiayai kegiatan Pemerintah Desa dengan persetujuan BPD .

21. Swadaya adalah wujud kesadaran dan inisiatif dari masyarakat berdasarkan kemampuan sendiri mengadakan ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu .

22. Gotong Royong adalah bentuk kerjasama yang spontan dan sudah melembaga serta

mengandung unsur timbal balik yang bersifat suka rela antara warga Desa dan atau antar warga Desa dengan Pemerintah Desa untuk memenuhi kebutuhan yang insidentil maupun berkelangsungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama baik materiil, maupun spirituil.

23. Partisipasi adalah peran serta aktif dari warga Desa secara sukarela untuk membantu pelaksanaan Pembangunan Desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bersama baik materiil maupun spirituiil .

24. Pasar Desa adalah Pasar yang berada diwilayah Desa yang bersifat Historis dan Tradisional serta yang ditumbuhkembangkan oleh Pemerintah Desa .

25. Sumber pendapatan Desa adalah pendapatan asli Desa, pendapatan yang berasal dari pemberian Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta lain-lain pendapatan yang sah .

26. Kekayaan Desa adalah segala kekayaan dan sumber penghasilan bagi Desa yang

bersangkutan .

27. Tanah kas Desa adalah Tanah yang dimiliki Oleh Desa baik secara adat, maupun dari perolehan yang lain termasuk didalamnya tanah bengkok .

28. Bangunan Desa adalah bangunan gedung beserta bangunan-bangunan yang secara

langsung merupakan kelengkapan dari bangunan tersebut dalam batas-batas satu pemilikan yang berada di Desa.

29. Kas Desa adalah tempat penyimpanan uang Desa yang ditentukan oleh Kepala Desa untuk

(4)

BAB II

SUMBER DAN JENIS PENDAPATAN DESA

Pasal 2

Sumber Pendapatan Desa, berasal dari : a. Pendapatan Asli Desa;

b. bagi hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ;

c. bagian dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Daerah ;

d. bantuan Keuangan dari Pemerintah , Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan ;

e. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat ; dan f. pinjaman Desa .

Pasal 3

(1) Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Huruf a, terdiri dari : a. Hasil Usaha Desa ;

b. Hasil kekayaan Desa ;

c. Hasil Swadaya dan Partisipasi ; d. Hasil Gotong Royong ;

e. Lain-lain pendapatan Asli Desa yang sah ;

(2) Hasil Usaha Desa sebagimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, antara lain : a. Pemberian dan legalisir Surat Keterangan ;

b. Pungutan Pengairan dan ; c. Lain-lain usaha Desa yang sah .

(3) Kekayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, antara lain : a. Tanah Kas Desa ;

b. Pasar Desa ;

c. Pasar Hewan Desa ;

d. Tambahan Perahu Desa ;

e. Bangunan Milik Desa ;

f. Pelelangan ikan yang dikelola oleh Desa ; dan g. Lain-lain kekayaan milik Desa .

(4) Kekayaan milik desa harus diurus bukti kepemilikannya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hasil Usaha Desa dan Kekayaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Desa .

Pasal 4

(1) Bagian dari bagi hasil pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b untuk pajak diberikan kepada Desa sebesar 10 % (sepuluh persen) diluar upah pungut dan Retribusi diberikan Kepada Desa sebesar 15 % (lima belas persen) dari target penerimaan yang ditetapkan dalam APBD , 1 (satu) tahun sebelumnya .

(2) Bagian dari dana perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf c dialokasikan kepada Desa sebesar 10 % (sepuluh persen) dari penerimaan dana perimbangan yang ditetapkan dalam APBD 1 (satu) tahun sebelumnya.

(5)

Pasal 5

(1) Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah

sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf d disalurkan melalui Kas Desa .

(2) Bantuan Keuangan dari Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan untuk

tunjangan penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa .

(3) Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah digunakan untuk percepatan dan akselerasi Pembangunan Desa .

Pasal 6

(1) Hibah, sumbangan dan / atau bantuan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e yang berbentuk barang, baik barang bergerak, maupun barang tidak bergerak dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik Desa .

(2) Hibah, sumbangan dan / atau bantuan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf e yang berbentuk uang dicantumkan di dalam APB Desa .

Pasal 7

Sumber Pendapatan Daerah yang berada di Desa baik Pajak maupun Retribusi yang sudah dipungut oleh Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh Pemerintah Desa .

Pasal 8

Penentuan Besarnya tarif dalam rangka Usaha Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Desa .

BAB III

PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN SUMBER PENDAPATAN DESA

Bagian Kesatu Pengurusan

Pasal 9

(1) Pengurusan sumber Pendapatan Desa dilakukan oleh petugas pengelola dan / atau pemungut pendapatan Desa .

(2) Hasil pungutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor Kepada Kepala Seksi Keuangan

selaku Bendahara Umum Desa .

(3) Penerimaan Bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah

maupun dari pihak ketiga langsung disetor kepada Kepala Seksi Keuangan selaku Bendahara Umun Desa .

(6)

Bagian Kedua Pengelolaan

Pasal 10

(1) Seluruh penerimaan sumber pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

dikelola melalui APB Desa yang ditetapkan oleh Kepala Desa bersama BPD setiap Tahun Anggaran dengan Peraturan Desa .

(2) Pejabaran mengenai APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Desa .

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SUMBER PENDAPATAN DESA

Pasal 11

Sebagai upaya Pemberdayaan dan pengendalian Pemerintah Desa dalam mengelola sumber-sumber Pendapatan Desa, Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten melakukan Pembinan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan Pengawasan.

Pasal 12

Pengawasan dan pengendalian terhadap pengurusan dan pengelolaan sumber Pendapatan Desa dilakukan oleh BPD .

Pasal 13

(1) Sumber Pendapatan Desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Desa tidak dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah Daerah.

(2) Sumber Pendapatan Daerah yang telah dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah tidak

dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah Desa.

Pasal 14

Tanah Kas Desa dapat dimutasikan kepada pihak lain dan diutamakan untuk kepentingan umum. Pasal 15

Mutasi / Pelepasan tanah Kas Desa dapat diproses melalui 2 (dua) cara :

1. Mutasi / Pelepasan Tanah Kas Desa dengan cara tukar guling / ruislag ; dan atau

2. Mutasi / Pelepasan Tanah Kas Desa dengan cara penggantian pembayaran uang (dijual)

(7)

Pasal 16

Mutasi / Pelepasan Tanah Kas Desa hanya dapat dilakukan dengan prinsip harus lebih menguntungkan pihak Pemerintah Desa.

Pasal 17

(1) Tanah Kas Desa apabila akan dimutasi / dilepas, terlebih dahulu Kepala Desa dengan persetujuan BPD menyampaikan pemohonan kepada Bupati untuk mendapatkan persetujuan Bupati dengan tembusan kepada Camat.

(2) Tata Cara / syarat-syarat permohonan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 18

Peralihan Fungsi kekayaan Desa harus ditetapkan dengan Peraturan Desa. Pasal 19

Apabila dalam pelaksanaan pelimpahan dan peralihan kekayaan Desa terbukti ada pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku serta menguntungkan pribadi atau golongan, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 21

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 13 Tahun 2000 tentang Sumber Pendapatan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2000 Nomor 21), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(8)

Pasal 22

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Laut.

ditetapkan di Pelaihari

pada tanggal 24 Juni 2009 BUPATI TANAH LAUT,

Cap ttd

H. ADRIANSYAH

diundangkan di Pelaihari pada tanggal 1 Juli 2009 Sekretaris Daerah Kabupaten,

H. A H M A D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 15 TAHUN 2009

(9)

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

NOMOR TAHUN 2009

TENTANG

SUMBER PENDAPATAN DESA

I. UMUM

Bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya Pasal 210 ayat (4) yang menentukan pengaturan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara Penetapan Anggota dan Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten dengan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan Undang-Undang ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 13 Tahun 2000 tentang sumber Pendapatan Desa yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2000 Nomor 21, perlu ditinjau kembali.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Huruf a

Pemberian dan legalisir Surat Keterangan : 1. Status tanah tidak sengketa

2. Kelahiran 3. dan lain-lain Huruf b

Pungutan Pengairan : pungutan iuran pemanfaatan irigasi yang dikelola oleh Desa.

(10)

Huruf c

Lain-lain usaha Desa yang sah :

1. Persewaan Gedung; 2. Jasa angkutan; 3. Dan lain-lain. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Pasal 4 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan bagian dari Pajak Daerah adalah seluruh Pajak Daerah kecuali Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU)

Yang dimaksud dengan bagian dari penerimaan jenis Retribusi tertentu Daerah adalah seluruh Retribusi Daerah kecuali Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Persampahan, biaya cetak KTP dan KK, serta biaya akta Catatan Sipil Ayat (2)

Yang dimkasud dengan Bagian dari Dana Perimbangan dari Pusat dan Daerah adalah terdiri dari dana bagi hasil Pajak dan sumber daya alam ditambah Dana Alokasi Umum setelah dikurangi belanja Pegawai.

Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas

(11)

Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14

Yang dimaksud dengan kategori “Kepentingan Umum” adalah kegiatan yang menyangkut kepentingan Bangsa dan Negara, masyarakat luas, rakyat banyak/ bersama, dan/ atau kepentingan Pembangunan.

Kategori bidang-bidang kegiatan yang termasuk untuk kepentingan umum antara lain sebagai berikut :

- jalan umum, jalan tol, rel kereta api, saluran air minum / air bersih dan / atau saluran pembuangan air ;

- waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya termasuk saluran irigasi

- rumah sakit umum dan pusat-pusat kesehatan masyarakat ;

- pelabuhan atau bandar udara atau stasiun kereta api atau terminal ; - peribadatan ;

- pendidikan atau sekolah ;

- pasar umum;

- fasilitas keselamatan umum seperti antara lain tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan lain-lain bencana ;

- pos dan telekomunikasi ; - sarana olah raga ;

- stasiun penyiaran radio, televisi beserta sarana pendukungnya untuk lembaga penyiaran publik ;

- kantor Pemerintah, Pemerintah Daerah, perwakilan Negara Asing,

Perserikatan Bangsa-Bangsa, Lembaga Internasional dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa ;

- fasilitas Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan Tugas Pokok dan fungsinya ;

- rumah susun sederhana

- tempat pembuangan sampah ;

- cagar alam dan cagar budaya ;

- pertamanan ;

- panti sosial ;

(12)

Pasal 15

Mutasi/pelepasan tanah Kas Desa tidak bisa dilaksanakan selama nilai tanah pengganti terhadap Tanah Kas Desa yang dimutasi / dilepas belum menguntungkan, apabila tanah pengganti nilainya belum menguntungkan dapat ditempuh dengan cara memperhitungkan :

a. penyediaan kompensasi, bisa berupa uang, barang atau bangunan ;

b. atau pemerintah Desa mendapatkan keuntungan-keuntungan lain berupa

fasilitas-fasilitas yang bisa dinikmati masyarakat secara luas ; c. tanah pengganti hasilnya lebih baik.

Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas Pasal 22 Cukup jelas

BUPATI TANAH LAUT, Cap ttd

H. ADRIANSYAH

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suasana yang penuh dengan nafsu kehewanan itu, boleh dikatakan tidak mungkin dapat diharapkan ada pemikiran yang bebas dari pengaruh buruk, dan tidak nanti mereka mampu

Pada perancangan dinding partisi dengan material gypsum board didapatkan nilai insulasi terbaik pada desain ketiga yaitu dinding partisi yang menggunakan double panels pada

Guru disiplin Pengerusi meminta agar semua guru disiplin meningkatkan kawalan dan pemantauan terhadap para pelajar dan pelajar-pelajar yang mempunyai masalah disiplin

garis B), profil B’ (hilangnya lung sliding dengan garis B), profil C (konsolidasi paru yang ekuivalen dengan gambaran garis pleura yang tebal dan

Setiap orang pribadi atau badan yang telah memperoleh Izin Gangguan dari Walikotamadya Kepala Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini terlebih dahulu wajib membayar

Homogenisasi Peralatan tidak steril Penggunaan alat yang telah disterilisasi Bukan CCP Tidak terdapat penggumpalan susu Pemantauan peralatan secara berkala

(1) Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Penelitian dan Pengembangan dalam penelitian di bidang Ekonomi,

Jika tidak maka DC gearhead motor tidak akan mampu menggerakkan roda pengendali arah yang terdapat pada kursi roda elektrik tersebut. PWM exiter DC Chopper Set Point