• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA BOOKLET BERMUATAN IDEAL PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA BOOKLET BERMUATAN IDEAL PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA SMP"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 128

PENGEMBANGAN MEDIA

BOOKLET

BERMUATAN IDEAL

PROBLEM SOLVING

TERHADAP KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PADA SISWA SMP

Stepanus Daling1, Rahman Haryadi2

1Pendidikan Matematika Pasca Sarjana FKIP UNTAN, Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 2IKIP PGRI Pontianak, Rektorat Jalan Ampera No.88 Pontianak 78116

1e-mail: step29.sd@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan media Booklet bermuatan IDEAL Problem Solving yang valid, praktis dan efektif dalam materi Prisma terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada Siswa Kelas VIII SMP KOPERASI. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan 4D (four-D) yang telah dimodifikasi menjadi 3D yang meliputi tiga tahapan yaitu: pendefinisian (define), perancangan (design) dan pengembangan (develop). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dan soal test. Angket digunakan pada validasi ahli, penilaian guru dan respon siswa, sedangkan soal test digunakan pada penilaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hasil pengembangan media booklet diketahui bahwa media Booklet yang dikembangkan layak digunakan di SMP Koperasi Pontianak berdasarkan tingkat kevalidan, kepraktisan dan keefektifan yang telah diperoleh. Dari perhitungan terhadap hasil validasi ahli materi dan media diperoleh tingkat kevalidan media Booklet sebesar (81,18%) termasuk kriteria “sangat valid”, dari perhitungan terhadap hasil penilaian guru dan respon siswa diperoleh tingkat kepraktisan media Booklet sebesar (84,18%) termasuk kriteria “sangat praktis” dan dari perhitungan nilai terhadap hasil posttest pada siswa diperoleh tingkat keefektifan sebesar (86,66%) termasuk kriteria “sangat efektif”.

Kata Kunci:media booklet, IDEAL problem solving.

Abstract

This study aims to develop a booklet media loaded IDEAL Problem Solving valid, practical and effective in the material Prisma on Mathematical Problem Solving Ability in Students Class VIII SMP KOPERASI. This research is a development research that refers to 4D (four-D) development model that has been modified into 3D which includes three stages: define, design and development. Instruments used in this study in the form of questionnaires and test questions. Questionnaires are used for expert validation, teacher assessment and student response, while test questions are used in the assessment of students' mathematical problem solving abilities. The result of media booklet development is known that the developed Booklet media is suitable for use in Junior Koperasi Pontianak based on the level of validity, practicability and effectiveness that have been obtained. From the calculation of material and media expert validation results, the booklet's validity rate (81.18%) and the criteria of "very valid" were found. From the calculation of the teacher's assessment result and the students' response, the booklet's (84.18%) the criteria "very practical" and from the calculation of the value to the result of posttest on the students obtained the level of effectiveness of (86.66%) including "very effective" criteria.

(2)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 129

PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, memiliki peran penting dalam berbagai disiplin ilmu, dan mampu memajukan daya berpikir manusia dalam menghadapi berbagai permasalah dalam kehidupan. Wittgenstein (Hasratuddin, 2014: 30) mengatakan bahwa matematika adalah suatu cara menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa matematika sangat berperan penting dalam proses perkembangan daya berpikir manusia terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi baik permasalahan sederhana maupun permasalahan komplek dalam segala aspek kehidupan. Tidak jarang saat ini berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan mutu dibidang pendidikan salah satunya dalam pembelajaran matematika. Upaya tersebut tidak lain bertujuan agar matematika menjadi mata pelajaran yang disenangi oleh siswa dan menjadi lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan mata pelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang termuat dalam Nomor 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006) satu diantaranya adalah agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

Pada dasarnya keberhasilan belajar seorang siswa dapat dilihat dari bagaimana dia mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya baik itu dalam proses pembelajaran maupun kegiatannya diluar proses pembelajaran. Namun bercermin pada kenyataan, kemampuan pemecahan masalah siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) Matematika mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah atas yang selalu rendah. Dari hasil kajian peneliti, data Kemendikbud menunjukkan bahwa nilai rata-rata mata pelajaran matematika mengalami penurunan pada pelaksanaan UN SMP/Sederajat sebesar 6,04 poin, perubahannya dari 56,28 pada tahun 2015

(3)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 130 menjadi 50,24 ditahun 2016. Selain itu hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for InternationalStudent Assessment

(PISA) juga mencerminkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih tergolong rendah.

Dari hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS 2011), Indonesia berada pada posisi ke-38 dari 42 negara dengan memperoleh skor 386. Skor yang diperoleh Indonesia berada dibawah rata-rata skor internasional yaitu 500. Berdasarkan hasil PISA 2015, Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara peserta (OECD, 2016). Hal ini dapat dijadikan cerminan bahwa rata-rata siswa diIndonesia belum menguasai materi yang diujikan baik dalam UN maupun dalam Ujian Standar Internasional dimana siswa masih kesulitan dalam proses penyelesaian soal yang diberikan.

Terciptanya pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa tidak terlepas dari materi yang akan dipelajari dan bagaimana cara seorang guru menciptakan dan mengolah materi itu sehingga siswa dapat terlibat aktif mendayagunakan pikirannya untuk membentuk konsep dalam proses pemecahan masalah. Pembelajaran yang menekankan pada latihan dengan pemberian soal non-rutin merupakan salah satu cara agar kemampuan pemecahan masalah siswa dapat berkembang. Akan tetapi faktanya masalah non rutin pada buku sumber sangat jarang ditemui. Penyajian materi pada buku sumber cenderung masalah rutin sehingga siswa tidak terbiasa dengan masalah non rutin, susunan materi terlihat baku, padat, dan bahkan materi yang disajikan terkadang sulit untuk dipahami oleh siswa sehingga hal tersebut semakin membuat siswa merasa bosan dalam mempelajari materi yang ada.

Kekurangan masalah non-rutin dalam buku sumber sangat mempengaruhi proses pembelajaran matematika saat ini oleh karena itu perlu adanya upaya dan inovasi untuk mengatasinya. Upaya yang dapat dilakukan adalah setiap guru harus mampu dalam membuat soal-soal non-rutin dengan kreativitasnya dalam memodifikasi soal rutin menjadi soal non rutin dan mengembangkan bahan ajar pemecahan masalah untuk siswa yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Dalam

(4)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 131 mengembangkan bahan ajar, pemilihan media yang ingin dikembangkan juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan permasalahan yang ada pada siswa.

Media yang bisa digunakan dalam pembelajaran sangat beragam, satu diantaranya adalah booklet. Booklet tergolong sebagai media cetak karena sebuah

booklet hampir mirip dengan buku yang dibuat dalam berbagai macam bentuk desain yang menarik dengan muatan informasi yang disajikan secara singkat dan jelas sehingga tidak memerlukan banyak halaman. Media booklet sebagai media pembelajaran berguna untuk menyampaikan isi materi pelajaran kepada peserta didik. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Pralisaputri, bahwa fungsi media booklet

yaitu sebagai media pembelajaran yang efektif dan effisien yang berisikan informasi-informasi penting, yang dirancang secara unik, jelas dan mudah dimengerti sehingga booklet ini menjadi media pendamping untuk pembelajaran di kelas dan diharapkan bisa meningkatkan efektivitas pembelajaran peserta didik (Pralisaputri, 2016: 148).

Selain penggunaan media dalam pembelajaran tentunya untuk membantu

tercapainya tujuan pembelajaran harus menggunakan metode atau strategi mengajar

yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Satu diantara strategi

pembelajaran yang dianggap mampu menyelesaikan permasalahan rendahnya

kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa adalah IDEAL Problem

Solving. Rahanyu (2014) menjelaskan bahwa IDEAL Problem Solving didesain

untuk membantu mengidentifikasi dan memahami bagian-bagian yang berbeda dari penyelesaian masalah. Seperti disebutkan oleh Bransford dan Stein bahwa IDEAL

Problem Solving adalah singkatan dari I-Identify the problem, D-Define the goal, E-Explore Solution, A- Act on strategy, L- Look back and evaluate the effect.

Langkah – langkah strategi pembelajaran IDEAL yang merujuk kepada pemecahan masalah yaitu: (1) Mengidentifikasi masalah, (2) Mendefinisikan masalah atau tujuan, (3) Menggali solusi, (4) Melaksanakan strategi yang telah dibuat, dan (5) Mengkaji kembali dan mengevaluasi dampak dari pengaruh. Pemilihan strategi IDEAL Problem Solving ini didasrkan pada hasil telaah terhadap penelitian yang dilakukan oleh Nayasik dan Sukestiyarno (2013: 7) yang menunjukkan bahwa penggunaan strategi IDEAL Problem Solving dalam pengembangan perangkat

(5)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 132 pembelajaran telah mencapai indikator efektif dilihat dari perolehan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah sebesar 77,57 melampaui nilai KKM yakni 71. Hal ini memperkuat bahwa IDEAL Problem Solving merupakan solusi yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa.

Terkait permasalahan yang dikemukakan berikut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran yaitu media berbentuk booklet dengan muatan IDEAL Problem Solving sebagai solusi dalam mengatasi kekurangan sumber belajar yang memuat masalah non rutin. Dengan pengembangan media booklet dilengkapi strategi pembelajaran IDEAL Problem Solving tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam melatih dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematisnya dan penggunaan media booklet dalam pembelajaran diharapkan dapat dijadikan bahan belajar sehingga menjadikan pembelajaran matematika lebih menyenangkan, mengasyikkan, membangun motivasi dan minat siswa dalam belajar.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah R&D (Research and Development). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Koperasi Pontianak Kalimantan Barat dengan waktu pelaksanaan dari bulan April sampai Juni 2017. Subjek dalam penelitian pengembangan media booklet bermuatan IDEAL Problem Solving ini meliputi subjek untuk validasi ahli yang terdiri dari ahli materi dan media, subjek penilai kualitas booklet bermuatan IDEAL Problem Solving ini adalah satu guru matematika SMP Koperasi Pontianak dan subjek uji coba yang akan merespon produk media booklet yaitu siswa kelas VIII SMP Koperasi Pontianak yang terdiri dari 5 kelas yaitu kelas A, B, C, D dan E dalam pelaksanaan uji coba terbatas dan uji coba lapangan yang dipilih dengan menggunakan teknik Purposive Sampling.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah model pengembangan 4D yang dikutip dari (Trianto, 2012: 93) seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel pada tahun 1974. Model 4D terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu define, design, develop, dan disseminate yang diadaptasi

(6)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 133 menjadi model 4P yaitu, pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Penelitian ini hanya dilaksanakan 3 tahap sebagai berikut tahap Pendefinisian (define) meliputi analisis potensi dan masalah, penyusunan informasi hasil observasi serta perumusan tujuan pembelajaran, tahap perancangan (design) meliputi pembuatan rancangan awal yang meliputi instrument tes, pemilihan media, dan desain awal media dan tahap pengembangan (develop) meliputi validasi desain, revisi media, uji coba terbatas dan uji coba lapangan. Instrument dalam penelitian ini meliputi angket yang terdiri dari angket validasi ahli materi dan ahli media, angket penilaian guru dan respon siswa, dan posttest kemampuan pemecahan masalah matematis.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yang dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan, kepraktisan dan keefektifan booklet bermuatan IDEAL Problem Solving terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil observasi, wawancara, tanggapan, kritik, saran oleh ahli, guru, dan siswa selanjutnya data tersebut disusun secara logis dan bermakna dalam bentuk kalimat-kalimat sehingga diperoleh kesimpulan umum. Hasil dari data kualitatif dapat digunakan untuk merevisi media booklet yang dikembangkan. Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan kualitas media berdasarkan penilaian dosen ahli materi, dosen ahli media, guru mata pelajaran matematika, dan respon siswa serta mendeskripsikan hasil belajar siswa yaitu hasil posstest kemampuan pemecahan masalah matematis setelah menggunakan media booklet bermuatan IDEAL Problem Solving saat digunakan dalam pembelajaran.

Data penilaian validasi ahli, penilaian guru, respon siswa, dan posttest

kemampuan pemecahan masalah matematis digunakan untuk menghitung tingkat kevalidan, tingkat kepraktisan, dan tingkat keefektifan media booklet berdasarkan

(7)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 134 kualifikasi tingkat kelayakan berdasarkan persentase disajikan dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Kualifikasi Tingkat Kelayakan Berdasarkan Persentase

Adapun rumus persentase yang digunakan untuk mencari persentase tingkat kelayakan media booklet yang dikembangkan dari hasil penilaian ahli materi dan media, dan penilaian guru sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 % =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 (𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 5) 𝑥 100%

Keterangan:

Persentase indeks : Nilai Persentase

Total Skor yang diperoleh : Jumlah keseluruhan skor dari hasil penilaian para ahli Skor Tertinggi (Angka 5) : Skor pada angket penilaian dari skala 1 sampai 5.

Penilaian kevalidan dilakukan oleh tiga orang ahli dengan menggunakan lembar validasi ahli materi dan media. Media booklet dikatakan valid apabila mendapat penilaian minimal kategori valid dengan persentase minimal 60%. Analisis kepraktisan untuk mengetahui apakah media booklet yang dibuat memenuhi kriteria kepraktisan yang ditentukan berdasarkan analisis dari lembar penilaian guru dan angket respon siswa. Media booklet dikatakan praktis apabila mendapat penilaian minimal kategori valid dengan persentase minimal 60%. Keefektifan media booklet dinilai dengan pemberian posttest kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa. Media booklet dikatakan efektif apabila minimal 60% siswa telah memenuhi nilai KKM sebesar 75.

Persentase % Tingkat Kelayakan keterangan

80% < skor ≤ 100% Sangat layak Tidak Revisi

60% < skor ≤ 80% Layak Tidak Revisi

40% < skor ≤ 60% Cukup layak Sebagian Revisi

20% < skor ≤ 40% Kurang layak Revisi

(8)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 135

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Pendefinisian (Define)

Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan produk. Tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara umum, dalam pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis kebutuhan pengembangan, syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna serta model penelitian dan pengembangan (model R & D) yang cocok digunakan untuk mengembangkan produk.

Tahap-tahap yang dilakukan pada penelitian ini akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.

Analisis potensi dan masalah

Tahapan ini dilakukan peneliti dengan mengadakan observasi langsung di SMP Koperasi Pontianak dan wawancara dengan guru mata pelajaran. Dari kegiatan tersebut ditemukan beberapa potensi dan masalah, peneliti memperoleh beberapa informasi, diantaranya: Minimnya buku yang bisa digunakan dalam pembelajaran dan yang tersedia terdiri dari 2 buku paket dan 1 LKS yang menjadi pegangan guru, bahan belajar yang dimiliki siswa hanya LKS dan jarang ditemui masalah non rutin, dalam pembelajaran siswa kelas VIII masih terbiasa belajar secara pasif.

Hal ini terjadi karena selama pembelajaran berlangsung, guru lebih banyak mengajar di depan kelas, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru, hasil observasi dengan memberikan 1 soal non rutin materi prisma segitiga pada 6 orang siswa ternyata siswa masih mengalami kesulitan untuk memahami maksud soal, merumuskan apa yang diketahui dari soal tersebut, rencana penyelesaian siswa tidak terarah dan proses perhitungan atau strategi penyelesaian dari jawaban yang dibuat siswa tidak benar, nilai ketuntasan siswa kelas VIII kurang dari 50% berarti yang mencapai nilai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75 untuk pelajaran matematika tidak sampai setengah dari jumlah siswa kelas 8 yang ada di SMP Koperasi Pontianak, dan buku teks jarang ditemui penyajiannya yang memuat masalah non rutin sehingga perlu untuk dikembangkan

(9)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 136 media booklet yang didalam penyajiannya memuat masalah non rutin agar siswa dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis ketika mempelajari media booklet tersebut.

Penyusunan informasi

Setelah dilakukan analisis potensi dan masalah kemudian mengumpulkan semua informasi yang sudah diperoleh. Pengumpulan informasi dilakukan guna sebagai sumber dalam perancangan produk yang akan dikembangkan. Informasi yang diperoleh terdiri dari hasil belajar siswa kelas VIII kurang memuaskan dilihat dari ketuntasan kurang dari 50% yang mencapai KKM, hasil observasi dengan memberikan 1 soal kepada 6 orang siswa ternyata banyak yang kesulitan dalam menyelesaikannya, permasalahan tersebut disebabkan oleh pembelajaran dikelas monoton pasif sehingga siswa terbiasa hanya dengan menerima informasi dari guru proses pembelajaran demikian menghasilkan siswa yang hanya menghafal konsep dan rumus tidak berorientasi pada pengembangan pengetahuannya.

Selanjutnya ketersediaan bahan belajar-mengajar bagi guru dan siswa pada saat ini masih kurang yang hanya terdiri dari buku paket dan LKS berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa dalam penyajiannya sangat jarang sekali ditemukan masalah non rutin, susunan dan penyajian materi yang padat dan desain yamg kaku. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam menggunakannya bahkan tidak tertarik sama sekali untuk membacanya sehingga sangat diperlukan adanya upaya pengembangan media booklet bermuatan IDEAL Problem Solving yang membawa kesan tersendiri dalam kegiatan belajar-mengajar dengan kelebihannya pada desain tulisan dan gambar yang lebih menarik, penyusunan tata letak lebih luas dan tidak padat, penyajian materi, contoh soal dan latihan yang diiringi dengan strategi pembelajaran IDEAL Problem Solving untuk melatih siswa siswa dalam mengerjakan soal-soal berbentuk non rutin sekaligus mengatasi kekurangan an ajar yang memuat masalah non rutin dan sisipan kata-kata motivasi untuk membantu membangun motivasi siswa ketika membacanya.

Perumusan tujuan pembelajaran

Dilaksanakan dengan melakukan analisis kurikulum yang digunakan di SMP Koperasi Pontianak diperoleh dari silabus yang meliputi penjabaran mengenai

(10)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 137 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi Prisma Segitiga. Analisis kurikulum berguna untuk menetapkan pada sandar kompetensi dan kompetensi dasar yang mana media pembelajaran tersebut akan dikembangkan.

Tahap Perancangan (Design)

Tahap perancangan (design) meliputi pembuatan rancangan awal yang meliputi instrumen tes, pemilihan media, dan desain awal media. Berikut hasil yang diperoleh setiap tahapannya: Analisis potensi dan masalah, pengumpulan informasi dan spesifikasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai digunakan sebagai tolak ukur dalam penyusunan instrument test. Intrumen tes terlebih dahulu divalidasi oleh 2 orang ahli.

Pemilihan media

Berdasarkan hasil kegiatan tahap awal (define) yang meliputi telaah bahan ajar yang digunakan di SMP Koperasi Pontianak terdiri dari buku paket dan LKS merupakan bahan ajar yang digunakan guru dan pegangan siswa, maka yang dikembangkan adalah media pembelajaran berbentuk media cetak yaitu media

booklet dengan pertimbangan dari hasil telaah terhadap bahan ajar yang digunakan.

Desain awal media pembelajaran

Hasil rancangan awal media booklet yang dikembangkan bermuatan strategi IDEAL Problem Solving berisikan penjelasan materi prisma segitiga siku-siku, contoh dan latihan soal yang dibantu dengan petunjuk dari langkah-langkah strategi IDEAL Problem Solving, dimuat kata-kata motivasi dan penyajian tulisan disertai gambar yang menarik sehingga menimbulkan minat belajar dari siswa dan dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa dalam mengambangkan kemampuan pemecahan masalah matematisnya dengan muatan masalah non rutin dalam sajian materinya.

Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan (develop) meliputi validasi desain, revisi media, uji coba terbatas, dan uji coba lapangan.

(11)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 138

Validasi desain

Validasi desain dilakukan dengan menguji kelayakan media Booklet. Uji kelayakan ini dilakukan oleh 3 orang ahli materi dan ahli media dengan hasil penilaian ditunjukkan dalam tabel 2 dan tabel 3.

Tabel 2 Data Hasil Penilaian Ahli Materi

Tabel 3 Data Hasil Penilaian Ahli Media

Tingkat kevalidan diperoleh dari perhitungan hasil penilaian validasi materi dan media dibawah ini.

Total skor yang diperoleh : 431 + 324 = 755 Skor Tertinggi Angka 5 : Total butir soal x 5

: 186 x 5 = 930 PI% = 81,18%

Berdasarkan tabel data hasil penilaian validasi ahli materi dan media didapatkan jumlah total skor sebesar 755 pada 186 butir pernyataan yang terdiri dari 3 data penilaian ahli. Persentase indeks yang diperoleh diatas mencapai 81,18 % masuk kriteria “Sangat Valid”.

Kemudian saran dan masukan dari validator digunakan untuk merevisi media booklet. Dari hasil validasi diketahui bahwa media pembelajaran telah masuk pada kriteria “layak” untuk digunakan, namun tetap perlu perbaikan pada konten

No Aspek Butir Skor Yang Diperoleh

1 Kelayakan Isi 36 148 2 Kelayakan Penyajian 27 115 3 Kelayakan Bahasa 27 107 4 Penilaian IDEAL Problem Solving 15 61 Jumlah 105 431

No Aspek Butir Skor Yang Diperoleh

1 Kelayakan Kegrafikan 81 324

(12)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 139 media pembelajaran berdasarkan saran yang diberikan oleh dosen ahli materi dan ahli media.

Penelitian dilanjutkan dengan uji coba terbatas setelah media booklet telah dinyatakan valid. Uji coba terbatas dilaksanakan dengan memilih perwakilan 6 orang siswa dari kelas VIII D dipilih secara acak oleh guru mata pelajaran berdasarkan prestasi belajar yang telah diraih siswa yang terdiri dari 2 orang siswa dengan kemampuan kognitif tinggi, 2 orang siswa dengan kemampuan kognitif sedang dan 2 orang siswa dengan kemampuan kognitif rendah.

Uji coba lapangan dilakukan dikelas VIII B berdasarkan pemilihan kelas oleh guru mata pelajaran yang akan diterapkan untuk semua siswa yang ada dikelas tersebut yang berjumlah 30 orang siswa. Uji coba lapangan dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kepraktisan dan keefektifan media booklet dari kegiatan pemberian angket penilaian guru, respon siswa, dan posttest kemampuan pemecahan masalah matematis

Analisis data dari hasil penilaian guru dan respon siswa digunakan untuk menentukan besar tingkat kepraktisan media booklet disajikan dibawah ini.

Skor angket penilain guru = 57 Skor tertinggi (angka 5) = 14 x 5

Skor angket respon siswa = 1826

Perhitungan Persentase Indeks :

Persentase indeks % = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 (𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 5) 𝑥 100% PI (Guru) = 81,42%

PI (Siswa) = 86,95%

Rata-rata persentase keduanya (guru dan siswa) = 84,18%

Dari hasil analisis data respon siswa diperoleh tingkat kepraktisan media

booklet sebesar 86,95% dengan kriteria sangat praktis, dari angket penilaian guru diperoleh data bahwa tidak terdapat komentar pada angket yang sudah diisi kemudian data penilaian dihitung dengan rumus persentase indeks untuk memperoleh tingkat kepraktisan media booklet tersebut dan diperoleh sebesar 81,42% sehingga media booklet masuk pada kriteria sangat praktis dari hasil

(13)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 140 penilaian guru. Dari hasil penilaian guru dan respon siswa diperoleh perhitungan rata-rata persentase tingkat kepraktisan media booklet sebesar 84,18% dengan kriteri sangat praktis. Berdasarkan prosedur yang telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu prosedur 3D yang meliputi tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design) dan tahap pengembangan (develop) dihasilkan media boolet bermuatan IDEAL Problem Solving yang berisikan materi Prisma Segitiga Siku-Siku telah layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas VIII SMP/Sederajat yang telah valid, praktis dan efektif dengan kriteria sangat layak.

Analisis data dari hasil posttest siswa digunakan untuk menentukan besar tingkat keefektifasn media Booklet disajikan dibawah ini.

Perhitungan :

Jumlah siswa mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 26 orang Jumlah siswa mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 4 orang Siswa yang mengikuti test adalah 30 orang

Persentase indeks % = 86,66%

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh persentase indeks sebesar 86,66% termasuk pada kategori sangat efektif.

SIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah penelitian pada pengembangan media pembelajaran berbentuk media booklet bermuatan IDEAL Problem Solving, maka dapat diambil bahwa tingkat kevalidan media booklet bermuatan IDEAL Problem Solving pada mata pelajaran matematika materi Prisma Segitiga Siku-Siku didapatkan dari hasil penilaian ahli materi dan ahli media. Hasil penilaian ahli materi dan media memperoleh skor 755 dengan persentase kelayakan 81,18% termasuk pada kriteria “sangat valid”untuk digunakan. Tingkat kepraktisan media booklet bermuatan IDEAL Problem Solving didapat dari hasil penilaian guru mata pelajaran matematika dan respon siswa. Hasil penilaian guru memperoleh skor 57 dengan hasil perhitungan indeks persentase sebesar 81,42% dan hasil respon siswa

(14)

Fakultas Pendidikan MIPA dan Teknologi IKIP PGRI Pontianak 141 86,95%. Jadi, tingkat kepraktisan yang diperoleh dengan perhitungan indeks persentase adalah 84,18% termasuk pada kriteria “sangat praktis” untuk digunakan. Ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh dari nilai posttest kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa yang dilakukan yaitu ketuntasan hasil belajar siswa pada tahap uji coba lapangan didapatkan persentase ketuntasan 86,66% termasuk pada kriteria “sangat efektif”.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah. Jakarta: Depdiknas.

Hasratuddin. 2014. Pembelajaran Matematika Sekarang dan yang akan Datang Berbasis Karakter. Jurnal Didaktif Matematika, JSSN:2335-4185, 1, 30. Nayasik, A. & Sukestiyarno. 2013. Pembelajaran Matematika Model IDEAL

Problem Solving Dengan Pemrosesan Informasi untuk Pembentukan Pendidikan Karakter dan Pemecahan Masalah MateriDimensi Tiga Kelas X SMA. Pythagoras, 7, 7.

OECD. 2016. PISA 2015 Result In Focus. [Online]. Tersedia: https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf. Diakses (26 September 2017).

Pralisaputri, K.R. 2016. Pengembangan Media Booklet Berbasis SETS Pada Materi Pokok Mitigasi dan Adaptasi Bencana ALam Untuk Kelas X SMA. Jurnal GeoEco, 147-148.

TIMSS and PIRLS International Study Center. 2011. TIMSS 2011 Mathematics Achievement.

Rahayu, R.K. 2014. The Effect Of Mathematical Disposition Toward Problem Solving Ability Based On IDEAL Problem Solver. Internastional Journal of Science and Research (ISR), 1316, Vol.3.

Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelititan. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Total cost adalah penjumlahan antara biaya variabel ( total variabel cost ) dengan biaya tetap (total fixed cost ). Keuntungan yang diperoleh dalam industri tahu

Pada system pembelajaran yang lama yaitu membutuhkan buku dan alat peraga yang tidak efisien dibandingkan dengan sistem baru, sebuah aplikasi dalam sebuah CD yang telah berisi

1) Kelongsoran lereng yang terjadi disepanjang permukaan bidang longsor tertentu. 2) Massa tanah yang longsor dianggap berupa benda yang pasif. 3) Tahanan geser dari massa tanah

Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa audio-visual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan sistem perekaman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kesukaan panelis terhadap warna dari ketiga jenis susu (S1; S2; S3) mendapat skor 4-5 dengan nilai rata-rata masing-masing adalah

Artinya : &#34;Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku

panjangnya ukuran akar lamun dibandingkan dengan stasiun C, karena Ketika kondisi unsur hara dalam substrat lebih tinggi dibandingkan dengan kolom perairan, maka

Dari hasil analisis data terdapat perbedaan pada capaian perkembangan anak usia 5-6 tahun baik dari aspek nilai moral agama, kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik motorik dan