• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelititan kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu. Kemudian mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tersebut.45 Penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk :

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.

2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan dan evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dengan dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

45

(2)

Pendekatan kuantitatif diartikan sebagai mencatat nilai, bilangan, frekuensi dan volume untuk berbagai isi dalam kategori yang telah didefinisikan.46 Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variable-variabel sebagai obyek penelitian dan variable-variabel-variable-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing.

3.2 Metode Penelitian

Dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yang menggunakan langkah-langkah yang disebut analisis isi (content analysis) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Nimmo (1989:279), analisis isi meneliti isi yang sebenarnya dari pesan dengan cara sistematis dan kuantitatif. Studi ini mengidentifikasi dan menghitung kata-kata kunci, istilah, dan tema pesan untuk menafsirkan apa yang dikatakan, bagaimana mengatakannya, perubahan dalam imbauan dan motif yang mendasari pesan. Sedangkan Berelson (1966:263) mengatakan bahwa analisis isi adalah tekhnik penelitian untuk mendeskripsikan isi komunikasi yang nyata (manifest) secara objektif, sistematik dan kuantitatif. Menurut Kerlinger (1973) analisis isi adalah metode studi dan analisis tentang komunikasi dengan cara sistematis, objektif dan kuantitatif dengan tujuan mengukur variabel-variabel.

(3)

Perbedaan yang dikemukakan ketiga pakar tersebut hanyalah penekanan pada subjek yang akan diteliti. Berelson menekankan bahwa subjek yang dikaji haruslah isi komunikasi yang nyata. Sementara Kerlinger dan Nimmo tidak mempersoalkan apakah isi komunikasi yang dijadikan subjek penelitian nyara atau tidak. Namun, karena Kerlinger dan Nimmo memasukkan analisis isi ke dalam penelitian kuantitatif, mau tidak mau yang dikaji adalah bahan yang nyata saja. Hal ini konsisten dengan pendekatan kuantitatif karena empiris yang dikenal dan diakui hanyalah empiris sensua. Semua yang dapat ditangkap indra manusia disebut empiris sensual (Muhadjir, 1992). Dengan begitu, semua yang nyata dapat dikelompokkan ke dalam empiris sensual. 47

Isi komunikasi yang nyata (manifest) berarti peneliti hanya meneliti bahan yang tersurat saja. Peneliti hanya mengoding (meberi tanda) apa yang ada di media cetak atau internet, radio atau tape recorder, televisi, video dan film. Objektif memuat pengertian bahwa hasil penelitian hanya bergantung pada prosedur penelitian, bukan pada penelitinya. Hal itu dapat dicapai bila kategori penelitian didefinisikan secara tepat. Dengan definisi yang tepat, siapa saja menggunakan definisi kategori tersebut untuk menganalisis bahan yang sama, akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Sementara itu, sistematik mengandung makna bahwa semua isi pernyataan atau isi pesan yang relevan diteliti dengan menggunakan prosedur yang sama. Sistematis juga berkaitan dengan analisis yang akan digunakan. Bila

(4)

tujuan penelitian adalah deskriptif, analisis data yang digunakan juga harus sesuai dengan tujuan penelitian tersebut. Inilah yang dikatakan sistematis. Dan aspek kuantitatignya terdapat pada perhitungan banyaknya penyebutan (frekuensi) sesuatu kata atau ide sehingga memperlihatkan intensitas atau proritas pemikiran yang diberikan sumber data.48

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Data Primer

Data primer didapat dengan mengumpulkan data-data dalam bentuk dokumentasi yang terdiri dari:

1. Film Twilight karya Catherine Hardwicke dan diproduksi oleh Summit Entertainment pada tahun 2008 yang berdurasi 122 menit. 2. Novel Twilight karya Stephenie Morgan Meyer dan diterbitkan

oleh Little Brown, Amerika, tahun 2005 yang memiliki 520 halaman dalam bahasa Indonesia.

3.3.2 Data sekunder

Pengumpulan data diperoleh dari wawancara dengan site founder, co-owner, news writer dan on air personality www.twilightlexicon.com (situs resmi fans Twilight di dunia) dan juga dengan kepustakaan yang ada baik berupa buku, artikel, internet dan bahan tertulis lainnya untuk melengkapi data penelitian.

(5)

3.4 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah sequence pada film Twilight serta bab pada novel Twilight.

3.5 Definisi Konsep dan Operasional Kategorisasi

3.5.1 Definisi Konsep 3.5.1.1 Film

Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa audio-visual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan sistem perekaman menggunakan pita seluloid, pita video, piringan video atau bahan hasil penemuan tekhnologi lainnya dalam segala bentuk jenis dan atau ukuran melalui proses elektronik, atau proses lainnya dengan system proyeksi mekanik, elektronik dan lain sebagainya. Dominic Strinati menegaskan bahwa film adalah salah satu hasil budaya populer. Mengutip Hebdige, Strinati menyebutkan bahwa budaya populer berhubungan dengan segala artefak seperti film, kaset, pakaian, acara TV, alat transportasi, dan sebagainya.49

Boggs mengatakan bahwa film tetaplah sesuatu yang unik walaupun terdapat kesamaan dengan media lain. Film melebihi drama karena film memiliki kemampuan mengambil sudut pandangan yang bermacam–macam, gerak, waktu dan ruang yang

49

Dominic Strinati. Popular Culture: Pengantar Menuju Teori Budaya Populer (terjemahan Abdul Mukhid). Yogyakarta, 2003.

(6)

tidak terbatas. Berbeda dari novel, film berkomunikasi tidak melalui lambang–lambang abstrak yang dicetak di atas halaman kertas sehingga memerlukan suatu penterjemahan oleh otak kepelukisan visual dan suara, tapi langsung melalui gambar– gambar visual dan suara nyata.50

3.5.1.2 Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Terdiri dari satu cerita pokok, dijalani dengan beberapa cerita sampingan yang lain, banyak kejadian dan kadang banyak masalah juga yang merupakan sebuah kesatuan yang bulat. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh, kelakuan atau pengalaman mereka (penulis) dalam kehidupan sehari-hari dan hasil pemikirannya melalui wujud penggambaran pengalaman konkrit manusia.

Novel adalah sebuah uraian mendalam tentang satu tema yang diungkapkan lewat cerita. Ia bukan semata-mata kisah, tetapi juga perenungan. Penukikakn ke satu titik, sehingga menyentuh dasar persoalan. Sasarannya ialah memberi pengalaman baru kepada pembaca, baik karena caranya bercerita, daya ungkap dan kemampuannya membedah, maupun karena sudut pandang yang dipilihnya.51

50

Joseph M Boggs. Cara Menilai Sebuah Film (diterjemahkan oleh Asrul Sani). Yayasan Citra. Jakarta,1992.

(7)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1995 : 694) Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

3.5.1.3 Penceritaan

Penceritaan dapat diartikan sebagai rangkaian dari kejadian. Cerita, susunan sebuah cerita yang datar dan berurutan. Sebuah pengertian yang penting dalam semiologi.52

3.5.2 Operasional Kategorisasi Kategori Sampel Film Novel 1. Tema Percintaan Keluarga Perselingkuhan Pembauran Persahabatan Kepahlawanan Petualangan Balas Dendam Fantasi/Fiksi 2. Opening Exposition 52

James Monaco. Cara Menghayati Sebuah Film: jilid 2, diterjemahkan oleh Asrul Sani. Yayasan Citra. Jakarta. 1984, 200.

(8)

Inciting moment

Rising Action

3. Karakter Tokoh Utama Protagonis

Sidekick

Antagonis

Kontagonis

Skeptis

4. Alur Cerita / Plot Maju

Mundur

Campuran

5. Konflik Internal

Eksternal

6. Gaya Bahasa Sehari-hari

Resmi

Bertutur

Audio

Visual

7. Closing Sad Ending

Happy Ending

8. Pesan Moral

Agama

(9)

9. Pola Alur/Jalan Cerita Pola Cinta

Pola Sukses

Pola Cinderella

Pola Segitiga

Pola Kembali

Pola Balas Dendam

Pola Pengorbanan

Pola Keuarga

10. Sudut Pandang Orang Pertama Tunggal

Orang Ketiga Serba Tahu

Orang Ketiga Terbatas

11. Unsur Dramatik Konflik

Suspense

Curiosty

Surprise

12. Tipologi Tokoh Piknis

Leptosom Atletis Displatis Sanguinis Melankolis Koleris

(10)

Flegmantis

3.6 Teknik Analisa Data

Analisis data menurut Patton Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian. Dari rumusan tersebut diatas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah

mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberikan kode dan

mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja.53

Setelah peneliti memperoleh data, maka akan dikumpulkan unit analisis. Unit analisis dipilih berdasarkan jenis-jenisnya, kemudian diteliti dengan cara dibandingkan antara novel dan film. Berikut tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data:54

a. Menyiapkan Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahapan memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating).

53

Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung, 1998, 103. 54 Burgan Bungin. Op. Cit., 168-168.

(11)

b. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data dilapangan. Proses editing dimulai dengan memberi identitas pada instrumen penelitian yang telah terjawab. Kemudian memeriksa poin-poin serta lembaran jawaban yang tersedia.

c. Pengkodean

Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding. Pengkodean ini meggunakan dua cara, pengkodean frekuensi dan pengkodean lambang. Pengkodean frekuensi digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti frekuensi tertentu. Sedangkan pengkodean lambang, digunakan pada poin yang tidak memiliki bobot tertentu.

d. Tabulasi (Proses Pembeberan)

Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.

3.7 Uji Reliabilitas

Sebelum kategori digunakan dalam penelitian, kategori tersebut perlu diuji terlebih dahulu. Pengujian kategori ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kategori yang akan digunakan sudah reliabel atau

(12)

belum. Bila dari hasil uji kategori menunjukan sudah reliabel, barulah kategori tersebut layak digunakan dalam penelitian. 55

Untuk menghindari bias pengkodingan dan tetap memiliki kredibilitas dan objektifitas peneliti dibantu 2 orang yang bertindak sebagai pengkoder I dan II. Hasil dari pengkodingan pengkoder I dan II kemudian dilakukan uji reliabilitas terhadap pengkodingan yang dilakukan peneliti. Uji reliabilitas dalam statistik digunakan uuntuk mengetahui kesalahan dalam pengukuran, tujuan digunakannya dua orang pengkoder adalah untuk memperoleh kesepakatan atau tujuan bersama sehingga diharapkan masukan reliabilitasnya tinggi. Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama.56

Cara yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan cara Ole R. Holsti (1969) dengan formulanya: 57

CR = 2M x 100% N1+N2 = 2 (55) x 100% 72+72 = 110 x 100% 144 55

M. Jamiluddin Ritonga. Op.Cit, 85.

56

Jalaludin Rakhmat. Op. Cit., 17.

57

(13)

= 0.76 x 100% = 76 %

Keterangan :

CR : Coeficient Reliability

M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding. N1, N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkoding.

Bertolak dari uji statistik tersebut, dapat diketahui kesepakatan para juri, nilai kesepakatan yang dianggap reliabel. Menurut Lasswell (dalam Sutopo, 1983:37) , mengatakan, 70%-80% persetujuan kesepakatan antar juri sudah cukup handal. Sementara menurut Wimmer dan Dominick (1983), kesepakatan antar koder sebesar 75% sudah handal.58

58

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian yang ketiga adalah untuk menganalisis perbedaan keterampilan proses sains siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran

Kultur bersepeda di Kota Yogyakarta yang sedang kondusif dimanfaatkan para pesepeda untuk melahirkan kegiatan bersepeda bernama JLFR (Jogja Last Friday Ride) pada 2010.

Setelah dilakukan revisi hasil dari uji coba kelompok kecil, selanjutnya bahan ajar dapat di gunakan pada uji coba kelompok besar. Dalam hal ini kelompok besar adalah

1) Pengertian audit pemasaran menurut Bayangkara (2008:115) menyatakan bahwa Audit pemasaran adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, independen, dan dilakukan

Desentralisasi pengambilan keputusan terbukti mempengaruhi pengaruh desain SIKD, hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Arbenethy dan Jan Bouwens (2005) bahwa

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan metode jarimatika dapat meningkatkan

Penyelesaian sengketa konsumen di daerah yang belum ada BPSK menurut UUPK dapat dilakukan melalui cara di luar pengadilan, yaitu dengan bantuan LPKSM (Lembaga

Salah satu bagian dalam perusahaan yang perlu menggunakan teknologi komputer berupa program aplikasi khusus adalah sumber daya manusia dan kegiatan pengolahan data yang