• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

362

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Ada empat variabel yang diteliti dalam mengidentifikasi aplikasi dan implementasi TIK dalam sistem informasi akademik di perguruan tinggi, yaitu efektivitas sistem informasi manajemen, budaya organisasi, ketersediaan fasilitas SIA, dan kualitas SDM SIA. Keempat variabel yang diteliti ini secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan dan memiliki sumbangan yang sangat besar terhadap kinerja lembaga. Kesimpulan ini didukung oleh tiga sumber data pendukung, yaitu menajemen lembaga, dosen, dan mahasiswa. Kesimpulan dari ketiga sumber data ini menunjukkan hal yang sama bahwa keempat variabel aplikasi dan implementasi TIK ini memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja lembaga. Jika diteliti sumbangannya secara individual dari keempat variabel penelitian tersebut. Hanya variabel ketersediaan fasilitas SIA dan kualitas SDM SIA lah yang memiliki sumbangan yang besar dan signifikan. Efektivitas sistem dan budaya organisasi tidak memiliki sumbangan yang signifikan terhadap kinerja lembaga.

2. Jika dikaitkan dengan prestasi akademik mahasiswa, ketiga sumber data penelitian yang diteliti menunjukkan hasil yang berbeda. Aplikasi dan

(2)

363

implementasi TIK dalam sistem informasi akademik lembaga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa menurut manajemen lembaga dan mahasiswa, namun tidak menurut dosen.

3. Jika dilihat sumbangannya secara individual, baik langsung ataupun tidak langsung, masing-masing variabel sedikit sekali sumbangannya terhadap prestasi akademik, terkecuali variabel ketersediaan fasilitas TIK dan kualitas SDM SIA. Keempat variabel (SIA yang efektif, budaya organisasi, ketersediaan fasilitas SIA, dan kualitas SDM SIA) memiliki sumbangan yang besar terhadap kinerja jika keempatnya hadir bersama-sama. Artinya, jika hanya ada salah satu, atau beberapa saja, sedikit sumbangannya terhadap kinerja lembaga.

4. Jika diuji secara individual, menurut manajemen lembaga, yang memiliki sumbangan signifikan terhadap prestasi akademik mahasiwa hanyalah kualitas SDM SIA yang memiliki pengaruh signifikan. Efektivitas sistem, budaya organisasi, dan ketersediaan fasilitas SIA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa. Tapi menurut mahasiswa, yang berpengaruh terhadap prestasi akademik mereka bukanlah efektivitas sistem, budaya organisasi, ketersediaan fasilitas SIA, dan kualitas SDM SIA, tetapi kinerja lembagalah (variabel Y) yang memiliki pengaruh langsung terhadap prestasi akademik mereka.

(3)

364

5. Kinerja lembaga merupakan cerminan kinerja SDM-nya yang berkualitas tinggi. Kinerja lembaga yang yang tinggi akan berkorelasi terhadap prestasi akademik mahasiswa. Kinerja memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung yang cukup signifikan terhadap prestasi akademik (kecuali berdasarkan kategori dosen). Kinerja lembaga dalam kaitannya dengan sistem administrasi akademik meliputi reputasi akademik yang direpresentasikan melalui akreditasi lembaga, admisi (indikator yang digali dari animo calon mahasiswa, persaingan mendapatkan kursi oleh calon mahasiswa, mahasiswa yang berasal dari sekolah unggul, lama studi mahasiswa dan lama waktu lulusan mendapatkan pekerjaan pertama setelah lulus), SDM, Riset dan publikasi ilmiah serta sumber daya keuangan. Apabila parameter diatas digarap secara baik dengan dukungan aspek-aspek pengelolaan sistem administrasi akademik yang memadai maka akan berkontribusi cukup baik tehadap prestasi akademik mahasiswa

6. Jika berkaca pada temuan-temuan tersebut, aplikasi dan implementasi TIK dalam proses administrasi akademik memberikan peran yang sangat penting bagi proses pendukung pencapaian tujuan kurikuler ataupun institusional yang akan dicapai perguruan tinggi. Peran sistem informasi akademik (SIA) sebagai komponen penting back office processes memberikan sumbangan yang sangat tinggi terhadap kinerja lembaga. Lembaga yang memiliki kinerja tinggi tentu memiliki peluang yang besar pula dalam memberikan

(4)

365

pelayanan yang maksimal dan bermutu terhadap mahasiswa atau stakeholder lainnya. Lembaga yang berkinerja tinggi akan mampu memberikan pelayanan atau menghasilkan produk yang bermutu dan optimal.

7. Sistem manajemen informasi yang efektif, dan ditunjang oleh budaya TIK yang tinggi, serta ketersediaan alat TIK yang cukup tidak akan menjamin lembaga berkinerja baik tanpa dijalankan oleh sumber daya manusia yang kapabel di bidangnya. Keberadaan sumber daya manusia yang berkualitaslah (kapabel) yang mampu menjalankan sistem informasi akademik yang dikembangkan lembaga secara efektif dan efisien sehingga mampu menopang kebutuhan data/informasi akademik yang dibutuhkan lembaga dalam rangka melakukan evaluasi, peningkatan mutu, atau pelayanan.

8. Dari uji beda rata-rata ditemukan fakta bahwa ternyata terdapat perbedaan yang signifikan aspek-aspek di dalam pengelolaan SIA, kinerja lembaga dan prestasi akademik pada perguruan tinggi negeri dan swasta berbeda.

B. Implikasi

Dari pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, ada beberapa hal akan diuraikan dalam bagian ini yang merupakan implikasinya, yaitu:

1. Manajemen sistem informasi akademik perguruan tinggi, termasuk sistem informasi manajemen secara keseleruhan, merupakan salah satu perangkat

(5)

366

penting bagi lembaga dalam rangka peningkatan dan perbaikan tata kelola yang baik (good gevernance) kelembagaan.

2. Kemampuan sistem informasi akademik dalam menyimpan, mengorganisir, mentrasformasi data/informasi secara masif dan cepat serta akurat menjadi bahan keputusan yang efektif, serta proses yang transparan cukup bisa diandalkan sebagai pendukung utama para pembuat keputusan.

3. Manajemen sistem informasi kelembagaan perguruan tinggi, termasuk SIA, bisa dijadikan bagian terpadu dari komponen SPI (sistem pengawasan internal) oleh lembaga dalam rangka mengendalikan alokasi sumber daya dan juga proses penyelenggaraan pelayanan manajerial kepada klien perguruan tinggi. Sistem informasi manajemen bisa dijadikan ”thermostat” atas jalannya penyelenggaraan pengelolaan sumber daya akademik, atau sumber daya perguruan tinggi lainnya (tenaga, sumber daya keuangan, sarana pra sarana, dan mahasiswa).

4. Data/informasi kinerja akademik yang terdokumentasikan dan terkelola dengan baik (well-managed), termasuk kinerja non akademik, bisa dijadikan sandaran lembaga dan pihak terkait dalam menilai efektivitas pengelolalan lembaga secara umum. Dengan itu, keputusan yang dihasilkan dari upaya penilaian tersebut bisa efektif dan valid.

5. Sistem informasi akademik merupakan perangkat penting bagi lembaga dalam melakukan perencanaan peningkatan mutu pelayanan pendidikan. Sistem

(6)

367

informasi akademik mampu memberikan gambaran tentang kondisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dialami lembaga di masa lalu, sekarang, dan prediksi kedepannya yang akan sangat dibutuhkan oleh para pimpinan dalam merumuskan visi lembaga (langkah strategis) peningkatan mutu pelayanan dan mutu pengelolaan.

Pangkalan data kinerja akademik yang disediakan oleh sistem informasi akademik bisa dijadikan mile stone (acuan) dalam menetapkan strategi lembaga dalam meningkatkan mutu pendidikan secara umum.

6. Efektivitas sistem informasi manajemen, budaya organisasi, ketersediaan fasilitas SIA, dan kualitas SDM SIA memiliki sumbangan yang sangat besar terhadap kinerja lembaga yang dihasilkan. Artinya, dari sekian banyak faktor penentu kinerja lembaga ini, ada 4 faktor penyumbang yang harus mendapat perhatian dari pimpinan lembaga dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar lembaga tetap memiliki kinerja yang optimal.

7. Fasilitas dan kualitas SDM SIA merupakan hal yang paling penting ketika lembaga pendidikan yang akan menerapkan TIK sebagai transaction dan interaction enablernya. Ketersediaan dan terkelolanya fasilitas dengan baik, serta penyiapan SDM yang handal merupakan kunci dari kebermanfaatan dan keampuhan diadaptasikannya TIK dalam pengelolaan sistem informasi akademik.

(7)

368

8. Untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa, TIK perlu diaplikasi dan diimplementasikan secara efektif. TIK yang efektif membantu mahasiswa dalam menyediakan alternatif-alternatif terkait dengan penentuan rencana-rencana studi yang akan mereka jalankan di masa yang akan datang.

9. Untuk meningkatkan prestasi akademik, sumber daya manusia sistem informasi akademik harus dipersiapkan dan diberi bekal kompetensi yang maksimal agar prestasi akademik mahasiswa juga optimal. Kehandalan SDM SIA menentukan kualitas alternatif yang bisa digunakan mahasiswa dalam merencanakan studinya.

10. Upaya peningkatan mutu input, proses, dan produk pada perguruan tinggi swasta tidak bisa dilakukan secara seragam. Hal ini disebabkan begitu beragamnya karakteristik dan mutu yang ada di tengah-tengah mereka. Mulai dari yang ekstrim paling bagus, sampai dengan ekstrim paling rendah juga ada. Artinya, kebutuhan perlakuan diantara perguruan tinggi swasta berbeda-beda.

C. Rekomendasi

1. Rencana strategis TIK lembaga harus merupakan bagian integral dari rencana induk kelembagaan secara umum. Selain itu, keterkaitannya dengan setiap bidang/unit yang ada di lembaga harus dengan jelas dideskripsikan. Hal ini akan berdampak pada efektivitas rensta TIK nya itu sendiri dan lembaga atau

(8)

369

unit yang terkait dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Dengan kata lain, jangan sampai recana strategis yang dikembangkan oleh unit TIK lembaga, tidak memiliki keterkaitan, dan bukan merupakan bagian integral dari rencana strategis lembaga.

Selain itu, Renstra tersebut sebaiknya dirancang sedemikian rupa untuk menjembatani komunikasi data dan informasi serta berbagi pengetahuan dalam lembaga. Selain sebagai media penyedia informasi/pengetahuan, juga sebaiknya sistem informasi yang dikembangkan perguruan tinggi dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensi individu dalam organisasi. SIM yang dikembangkan menjadi pendukung proses learning organization perguruan tinggi yang handal agar produktivitas lembaga selalu terjaga dan meningkat.

Dengan kata lain, Renstra TIK yang dikembangkan harus mampu menjamin proses knowledge management berjalan dengan efektif di lembaga. Menjadikan lembaga menjadi pusat penciptaan dan penyimpanan pengetahuan dan proses transfer of knowledge diantara individu dalam lembaga.

2. Bagi penelitian selanjutnya, direkomendasikan untuk meneliti tentang kematangan TIK perguruan tinggi. Diharapkan hasil penelitian ini akan mampu menjawab atau menjelaskan sejauhmana sistem informasi yang dijalankan mampu mendukung visi dan misi lembaga. Selain itu, sejauhmana

(9)

370

sistem yang dikembangkan bisa mendukung kinerja dan meningkatkan kualitas lembaga.

Selain itu, juga patut diteliti lebih lanjut mengapa manajemen sistem informasi yang efektif, budaya TIK yang tinggi dan ketersediaan fasilitas memiliki sumbangan yang kurang terhadap kinerja lembaga dengan mempertimbangkan aspek-aspek dan karakter organisasional tiap lembaga.

Selain itu, juga perlu diteliti tentang pengembangan pemanfaatan TIK dan dampaknya terhadap kinerja dan prestasi akademik mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dengan memilah-milah perguruan tinggi berdasarkan tingkat kematangan (maturity level) didalam penerapan TIK di lingkungan perguruan tinggi

3. Jika mengacu pada data deskriptif variabel X dan hasil analisis korelasi nampak walaupun deskripsinya menunjukan tinggi efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik lembaga, Budaya TIK, Ketersediaan fasilitas TIK, dan Kualitas SDM Sistem Informasi Akademik, ternyata kinerja lembaga tidak memuaskan jika dipandang dengan parameter yang dibuat peneliti, kinerja perguruan tinggi yang diteliti rendah. Ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus digarap oleh perguruan tinggi di Kota Bandung, khususnya perguruan tinggi swasta yang akan dan sedang menerapkan TIK dalam proses manejemen sistem informasinya secara umum.

(10)

371

Revitalisasi sumber daya yang dimiliki, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan reposisi visi dan misi perguruan tinggi serta sejauhmana rencana strategis itu dikawal dan mencapai target yang telah ditentukan merupakan salah satu upaya yang direkomendasikan dalam meningkatkan kinerja perguruan tinggi.

4. Umumnya perguruan tinggi yang ada di Kota Bandung (umumnya perguruan tinggi swasta), dikategorikan dalam status merancang, mengembangkan, dan integrasi dari sistem manual ke sistem otomasi, dan juga pengintegrasian ke sistem informasi manajemen secara keseluruhan. Tentunya, mengharapkan sumbangan yang tinggi dari sistem informasi akademik berbasis TIK yang sangat besar terhadap kinerja lembaga nampaknya sulit untuk diwujudkan dengan waktu yang relatif cepat, tentu perlu proses. Tapi bukan berarti upaya otomasi sistem informasi akademik tidak bermanfaat, hanya proses saja yang masih belum berjalan sesuai dengan blueprint dan sesuai dengan situasi dan kondisi lembaga baik fisik ataupun psikis organisasi. Untuk mengintegrasikan sistem informasi manajemen –khususnya informasi akademik, tidak hanya sekedar menginstal hardware dan software sistem informasi. Penyiapan fasilitas pendukung, termasuk kebijakan, adalah hal yang sangat penting juga. Selain itu, budaya informasi akademik, dan kematangan (maturity) juga tak kalah pentingnya. Hal ini terbukti pada perguruan tinggi sampel yang sudah sekian lama menerapkan otomasi sistem informasinya dan memiliki

(11)

372

kinerja lembaga yang cukup bagus. Untuk itu, direkomendasikan pada perguruan tinggi yang akan, dan baru menerapkan/mengintegrasikan TIK ke dalam sistem informasinya agar senantiasa terus melakukan penyesuaian-penyesuaian, tidak cepat puas, terhadap implementasi.

Penyiapan kebijakan terkait dengan implementasi TIK dalam sistem informasi sangat penting mengingat perannya sebagai pedoman dan juga penguat atas proses dan produk yang dihasilkan sistem informasi akademik, termasuk kemampuannya memaksakan kebiasaan atau pola baru kepada individu di lembaga yang terkait dengan sistem informasi akademik berbasis TIK. Perubahan mekanisme administrasi akademik akan lebih masuk kedalam jiwa setiap individu jika diberi penguatan dengan kebijakan yang mengikat.

Penyiapan budaya Sistem Informasi Akademik berbasis TIK juga perlu ditanamkan pada setiap individu yang ada dilembaga. Bagi para pembuat kebijakan/keputusan, termasuk para dosen, produk sistem informasi akademik harus benar-benar dijadikan bahan atau sandaran dalam memecahkan permasalahan atau membuat kebijakan terkait dengan peningkatan kinerja lembaga. Mereka diharapkan memiliki pemahaman yang memadai akan filosofi diterapkannya sistem informasi akademik berbasis TIK, memahami mekanisme dan manfaat serta tahu bagaimana melakukannya.

Meningkatkan kematangan individu yang ada di lembaga akan sangat menunjang efektivitas dan keberlangsungan sistem informasi akademik

(12)

373

lembaga. Mereka akan memiliki kemampuan memecahkan masalah dan terbiasa dengan perbaikan perbaikan dan peningkatan kinerja sistem informasi akademik.

5. Seperti ditunjukkan data dan hasil analisis yang menyatakan bahwa kualitas SDM sistem informasi akademik lembaga cukup tinggi dan besar sumbangannya terhadap kinerja lembaga maka direkomendasikan kepada setiap lembaga untuk senantiasa memelihara dan meningkatkan profesionalitas para tenaga pelaksana atau pengelola sistem informasi akademik, terlebih jika dilihat dari data yang ada, pengalaman pendidikan dan pelatihan mereka cukup rendah. Padahal di sisi lain, perkembangan dan kemajuan TIK di dunia luar sangat cepat. Tentu hal ini harus dihadapi oleh individu-individu yang kapabel di bidang tersebut. Direkomendasikan, lembaga secara berkala dan terencana dengan baik untuk terus meningkatkan dan menjaga profesionalisme para pengelola sistem informasi akademik melalui pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan bidang tugasnya. Terlebih kalau dilihat dari data, para pengelola ini memiliki pengalaman kerja dan etos kerja yang tinggi, ini tentu menjadi nilai tambah bagi lembaga dalam meningkatkan profesionalitas mereka.

Selain itu, pengelolaan SDM sistem informasi akademik juga harus lebih baik lagi. Mulai dari man power planning, diklat, sampai dengan sistem

(13)

374

reward harus dijalankan dan didesain agar sesuai dan mendukung efektivitas sistem informasi akademik.

6. Lembaga disarankan untuk melakukan aktivitas social engineering (rekayasa sosial) kepada individu-individu di lembaga, termasuk manajemen perguruan tinggi, agar terjadi perubahan mind set dan cara pandang mereka akan kebermaknaan sistem informasi akademik terhadap kinerja lembaga. Agar mereka merasakan betapa penting makna dari data/informasi akademik terhadap peningkatan kinerja diri mereka dan lembaga.

Kebanyakan individu di perguruan tinggi memandang sistem informasi akademik sebatas unit yang mencatat data akademik (nilai-nilai mahasiswa), mengolah data, dan memproduksinya menjadi laporan hasil studi, dan juga jadwal mengajar dosen. Padahal peran sistem informasi akademik sangat luas, termasuk memasuk data dan informasi penting bagi pengembangan dan kemajuan lembaga/individu itu sendiri. Kesadaran itu perlu dibangun agar menopang semua aktivitas pelayanan kepada stakeholder lembaga dan juga untuk peningkatan dan pengembangan kinerja. Mereka harus disadarkan bahwa data akademik sangat penting kedudukannya bagi keputusan terkait pelayanan dan inovasi, dan peningkatan kualitas individu/unit.

7. Ketersediaan fasilitas TIK untuk pengelolaan sistem informasi akademik di perguruan tinggi di kota bandung dikategorikan rendah. Ini tentu akan

(14)

375

mengganggu kelancaran pelaksanaan pelayanan akademik dan pencapaian target yang telah ditetapkan. Pengelola administrasi akademik akan kurang optimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya jikalau ditunjang fasilitas TIK yang terbatas. Fasilitas TIK akan memberikan sumbangan banyak terhadap produktivitas lembaga karena kehandalan dan kemampuannya.

Untuk itu, lembaga diharapkan menyediakan alokasi, khususnya untuk fasilitas penyelenggaraan sistem informasi akademik, selain untuk kebutuhan kurikuler lainnya. Fasilitas yang lengkap selain meningkatkan kinerja, juga meningkatkan kepuasan para pemakai produk sistem informasi akademik. Selain itu, infrastruktur yang telah cukup mendukung dimiliki lembaga bisa teroptimalkan sehingga tidak terjadi inefisiensi karena ketidakoptimalan penggunaan infrastruktur.

8. Data penelitian menunjukkan bahwa kinerja perguruan tinggi di Kota Bandung (khususnya swasta) pada umumnya dikategorikan rendah. Upaya meningkatkan nilai akreditasi dari BAN-PT atau perolehan pengakuan dari lembaga penerbit lisensi pencapaian mutu di lembaga lain, termasuk lembaga asing perlu terus dilakukan sesuai dengan prasyarat yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi atau pemberi lisensi tersebut.

Produktivitas karya ilmiah dan publikasi ilmiah dosen perlu terus ditingkatkan. Ini tentu juga akan mendorong tingginya pula produktivitas

(15)

376

karya ilmiah para dosen. Pergaulan ilmiah para dosen/civitas akademika akan ikut tertingkatkan melalui upaya ini. Lembaga diharapkan membuat desain besar terkait dengan upaya peningkatan kinerja ilmiah ini. Selain kebijakan dan sistem reward, juga perlu dilakukan pembinaan yang selayaknya mampu meningkatkan kinerja mereka. Mereka diharapkan tidak hanya mendapatkan kesejahteraan melalui tugas mengajar saja, tetapi juga dengan adanya insentif dan keterampilan dan kemampuan yang memadai juga bisa mengandalkan peningkatan kesejahteraan melalui penelitian atau manfaat tidak langsung dari menerbitkan karya ilmiah di level nasional dan internasional.

9. Perlu dibuat mekanisme pembiayaan yang lebih berimbang antara negeri dan swasta.

Referensi

Dokumen terkait

pengujian hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik simpulan bahwa hasil analisis korelasi sederhana menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan “ada

“ Analisis Narasi tentang Konsep Gender pada film “Hijab” Prespektif Islam” 12 Penelitian Saudara Faqih meletakan fokus penelitiannya pada analisis naratif, dalam hal

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti perlu melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan pesan singkat pengingat oleh farmasis terhadap perubahan

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!. Start

(3) Apabila berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b terdapat dokumen yang tidak benar dan/atau dokumen yang tidak sesuai,

Desa-desa pesisir di Kecamatan Palangga Selatan diidentifikasikan menjadi 3 karakteristik, yaitu (1) desa pesisir yang mayoritas wilayah desanya berupa dataran rendah, yaitu

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kombinasi konsentrasi 2,4-D 0,5 ppm + BAP 2 ppm merupakan kombinasi konsentrasi ZPT yang paling optimal untuk kandungan