• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN 1. Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli yang berdasar pada kesepakatan diantara keduanya. Ada berbagai macam jenis barang yang dipasarkan sesuai keberadaan/jenis komoditi yang pasarkan. Pasar yang ada di wilayah Kabupaten Situbondo dominan masih merupakan bentuk pasar rakyat sesuai dengan kondisi maupun perkembangan daerah itu sendiri yang mayoritas penduduknya sebagai petani, namun ada sebagian pasar/pertokoan yang sifat dan kondisinya sudah lebih modern karena keberadaannya ada di tengah kota. Pasar daerah di Kabupaten Situbondo dikelola oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Situbondo. Berbagai macam kendala yang ada dilapangan belum bias terakomodir karena kemampuan keuangan dari setiap daerah, baik masalah sarana prasarana maupun tata kelola/management pasar dengan keterbatasan sumberdaya manusianya maupun sumber daya alam yang ada. Keberadaan pasar daerah sekarang ini sudah banyak berkembang dengan adanya program daerah yang sudah banyak berkembang dengan adanya program daerah yang sudah banyak dilaksanakan pada tingkat level bawah karena kepedulian Pemerintah Daerah maupun Pusat dalam pengembangan atau pembangunan di setiap sektor lapisan masyarakat sebagai upaya pengentasan kemiskinan yang dicanangkan oleh pemerintah. Berawal dari kondisi saat ini menuntut SKPD pengelola harus proaktif mencari solusi dalam upaya peningkatan / pengembangan pasar daerah maupun desa sehingga masalah tersebut dapat menunjang pembangunan di daerah khususnya pasar, selain pasar tersebut berfungsi tempat transaksi juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi penjual dan pembeli dan juga pendapatan perkapita masyarakat dapat kita tingkatkan, tentunya dengan peran serta Pemerintah sehingga kondisi pasaar saat ini belum memenuhi criteria lingkungan pasar yang tidak higienis ( belum bersih ) menjadi pasar nyaman bagi pembeli maupun konsumen pada saat berbelanja.

2. Berdasarkan kondisi ini pada tahun 2016 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Situbondo melalui Kemeterian Perdagangan Republik Indonesia akan mengusulkan Pembangunan / Rehabilitasi pasar daerah dan pasar desa sebagai upaya pengembangan pasar yang sudah guna menambah atau menyempurnakan sarana dan prasarana yang sudah ada melalui APBN-Perubahan Dana Tugas Pembantuan Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2016.

(3)

3. Dasar hukum

 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017;

 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan;

 Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

 Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 42/M-DAG/PER/10/2010 tentang Pengelolaan Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Srana Distribusi Melalui Dana Tugas Pembantuan;

 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.02/201 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2017;

 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 61/M-DAG/PER/8/2015 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Distribusi Perdagangan;  Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 114/M-DAG/PER/12/2015 tentang

Penugasan Gubernur atau Bupati/Walikota dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan/ Revitalisasi Sarana Distribusi yang diDanai Melalui Dana Tugas Pembantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran ( APBN ) T.A 2017;

 Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 69/pdn/kep/7/2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaporan Pelaksanaan Pembangunan/Revitalisasi Sarana Distribusi Perdagangan.

4. Maksud Dan Tujuan

Pembangunan / Rehabilitasi Pasar Daerah dan Pasar Desa Kabupaten Situbondo adalah merupakan pengembangan sarana Distribusi pada saat ini sudah kurang layak dan tidak dpat menambah para pedagang yang ada diperlakukan penambahan Los dan Kios baru serta bangunan pasar tidak sesuai lagi dengan kondisi lingkungan yang menjamin kesehatan para

(4)

pedagang didalam pasar juga para pembeli / konsumen disamping itu juga dengan tempat berjualan yang kurang representative dan terjamin kualitasnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pedagang dan masyarakat disekitar pasar tersebut.

Adapun tujuan pembangunan / Rehabilitasi pasar tersebut secara umum adalah untuk :

a. Memberikan perlindungan kepada usaha mikro kecil, menemgah serta pasar tradisional pada khususnya dalam rangka menyongsong era persaingan usaha dengan hadirnya pasar modern;

b. Memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, koperasi dan pasar tradisonal pada umumnya agar mampu berkembang, tangguh, maju,, mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraannya;

c. Harapan kedepan dalam rangka menjamin terselenggaranya kemitraan antara pedagang pasar tradisional dan pedagang pasar modern berdasarkan prinsip kesamaan dan keadilan dalam menjalankan usaha di bidang perdagangan;

d. Mewujudkan sinergi yang saling memerlukan, memperkuat dan saling menguntungkan antara pasar modern dengan pasar tradisonal, usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi agar dapat tumbuh berkembang lebih cepat sebagai upaya mewujudkan tata niaga dan pola distribusi nasional yang mantap, lancer, efisien dan berkelanjutan.

II. PENGGOLONGAN PASAR 1. Pasar Tradisional

A. Usaha pasar tradisional terdiri atas beberapa golongan, sebgai berikut : 1. Pasar Lingkungan;

2. Pasar Desa;

3. Pasar Tradisional Kota; 4. Pasar Khusus;

5. Bentuk Pasar Tradisional lainnya.

B. Pendirian dan permodalan usaha pasar tradisional dapat dilakukan oleh Perorangan, Kelompok Masyarakat, Badan Usaha, Koperasi atau Pemerintah Daerah atau berdasarkan kemitraan dan wajib mengacu pada rencana detail tata ruang kabupaten termasuk peraturan zonasinya.

(5)

2. Pasar Modern

a. Usaha Pasar Modern bias berupa pusat perbelanjaan dan sejenisnya toko modern, seperti : Minimarket, Supermarket, Departement Store, Hypermarket dan nama lainnya yang dikelola secara modern.

b. Usaha toko modern terdiri atas beberapa golongan sebagai berikut :

Minimarket adalah toko modern dengan luas lantai toko sampai 400 M2 ( empat ratus meter persegi ).

Supermarket adalah toko modern dengan luas lantai toko diatas 400 M2 sampai dengan 5000 M2 ( lima ribu meter persegi ).

Hypermarket adalah toko modern dengan luas lantai toko diatas 5000 M2 ( lima ribu meter persegi ).

Departement Store adalah toko modern yang luas lantai toko diatas 400 M2 ( empat ratus meter persegi ).

Pusat Perkulakan adalah toko modern yang luas lantai tokonya diatas 5000 M2 lima ribu meter persegi ).

3. Sistem penjualan dan jenis barang dagangan Pasar Modern dan Toko Modern, ditentukan sebagai berikut :

Minimarket, Supermarket dan Hypermarket menjual secara eceran barang konsumsi terutama prosuk makanan dan produk rymah tangga;  Departement Store menjual secara eceran barang konsumsi terutama

produk sandang dan perlengkapannya dengan penataan barang berdasarkan jenis kelamin dan atau tingkat usia konsumen;

Pusat Perkulakan menjual secara grosir barang konsumsi;

III. PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN PEMBINAAN 1. Permasalahan

Berbagai macam permaslahan yang sering terjadi pada lingkup pasar tradisional membuat pasar terancam akan ditinggalkan oleh pelanggannya, sehingga perlu penanganan serius bagaimana agar pasar tradisional yang ada tetap dapat dipertahankan bahkan dikembangkan agar dapat bersaing dengan kehadiran pasar ataupun toko-toko modern yang banyak bermunculan. Untuk menanggulangi kondisi ini diperlukan penataan ruang public yang nyaman untuk berbelanja, sehingga harapan tampilnya pasar tradisional yang bersih, sehat ( higienis ), aman, nyaman dan tertib dapat bersaing dengan pasar modern dapat terwujud.

(6)

Di Pasar Daerah dan Pasar Desa Kabupaten Situbondo terdapat beberapa permaslahan yang perlu segera mendapatkan penyelesaian anatara lain sebagai berikut :

a. Pembuangan air hujan langsung ke halaman Los / Kios, kemudian dibiarkan mengucur ke lantai / tanah saluran pembuangan, sehingga air menggenang di lantai pasar. Apabila hujan deras berakibat lantai pasar banjir berdampak terganggunya aktifitas masyarakat untuk berbelanja dan lantai pasar menjadi becek.

b. Terdapat saluran pembuangan air yang buntu karena penuh denga kotoran, sampah dan yang lebih mengganggu lagi saluran tersebut menjadi buntu dan air tidak dapat mengalir.

c. Toilet yang ada tidak berfungsi dengan baik sehingga tidak mampu menampung kebutuhan pengunjung pasar.

d. Konstruksi atap los pasar tidak merata perlu disamakan, beberapa bagian genteng ada yang pecah serta talang air keropos akibat korosi.

2. Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional

a. Lokasi pendirian pasar tradisonal wajib mangacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kbaupaten dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Termasuk Peraturan Zonasinya.

b. Penyelenggaraan pasar tradisional wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a) Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan pasar tradisional, isaha mikro, kecil dan menegah, pasar modern dan toko modern;

b) Menyediakan fasilitas yang menjamin pasar tradisional yang bersih sehat ( higienis ), aman, tertib dan ruang publik yang nyaman;

c) Menyediakan fasilitas tempat usaha bagi usaha mikro, kecil dan menengah;

d) Penyediaan fasilitas parker kendaraan bermootor dan tidak bermotor yang memadai di dalam site bangunan sesuai dengan ketentuan persyaratan gedung perbelanjaa;

e) Penyediaan fasilitas halted an pemberhentian sementara kendaraan angkutan umum;

f) Kejelasan pembagian blok tempat usaha sesuai dengan pengelompokan jenis barang dagangan;

g) Ketersediaan sarana pemadam kebakaran dan jalur keselamatan bagi petugas maupun pengguna pasar;

(7)

h) Perbaikan system persampahan dan drainase guna meningkatkan kualitas kebersihan di dalam pasar;

c. Penyelenggaraan pusat perdagangan ( trade centre ) atau mall, upermall atau plaza atau bentuk pasar modern dan pasar tradisional dalam satu lokasi berdasarkan konsep kemitraan dengan ketentuan lantai dasar sampai lantai ke tiga diperuntukkan bagi usaha pasar tradisional.

d. Dalam melakukan perlindungan kepada pasar tradisonal, usaha mikro, kecil dan menengah, koperasi, serta pelaku-pelaku usaha yang ada di dalamnya, Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan permberdayaan dalam aspek :

a) Lokasi usaha yang strategis dan menguntungkan;

b) Kepastian hukum dan jaminan pengusaha dari penggusuran yang tidak menguntungkan;

c) Persaingan dengan pelaku usaha di pasar modern baik dalam aspek lokasi maupun aspek lainnya;

d) Kepastian hokum sewa menyewa untuk menjamin keberlangsungan usaha apabila terjadi musibah;

e. Pasar Tradisional yang memiliki nilai historis tidak dapat diubah menjadi pasar modern, tetapi harus direvitalisasi menjadi pasar yang lebih bersih, teratur, nyaman, aman, memiliki keunikan, karena sudah menjadi ikon suatu kota.

IV. SASARAN KEGIATAN

1. Sasaran Pembangunan / Rehabilitasi pasar adalah tersedianya Los dan Kios pasar, yang nyaman bagi penjual maupun pembeli, yang selama ini belum dapat mewujudkan kondisi / kebutuhan yang sebenarnya.

2. Indikator kinerja :

a. Input : Jumlah total dana dari Kementerian Perdagangan RI dengan target / satuan sebesar Rp. 7.000.000.000,00 ( Tujuh Milyar Rupiah )

b. Output : Terlaksananya Pembangunan/Rehabilitasi Pasar tradisional c. Lokasi dan Penganggaran :

(8)

No. Lokasi Kebutuhan Anggaran (Rp) 1. 2. 3. 4.

PasarWringin Anom Kec. Panarukan Pasar Kalbut Kecamatan Mangaran Pasar Tekok Kecamatan Arjasa Pasar Mimbaan Kecamatan Panji

2.000.000.000,- 2.000.000.000,- 1.500.000.000,- 1.500.000.000,-

d. Outcome : Meningkatnya rasa nyaman bagi pedagang / pembeli sekaligus dapat menampung pedagang yang belum mendapatkan

fasilitas pasar.

e. Benefit : Bangkitnya kesadaran pedagang tentang pentingnya kebersihan, kesehatan dan kerapian tempat usaha. f. Impact : Kenyamanan masyarakat konsumen dan meningkatnya

pendapatan pedagang.

V. RUANG LINGKUP KEGIATAN

1. Tahap Persiapan :

a. Melaksanakan rapat-rapat persiapan.

b. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik di pusat maupun daerah sasaran.

c. Melakukan kunjungan lapangan ( survei ) untuk menyusun kebutuhan Rencana Anggaran Belanja dan Gambar Detailnya.

d. Melakukan sosialisasi program kegiatan kepada kelompok sasaran.

2. Tahap Pelaksanaan :

a. Melaksanakan kegiatan rehabilitasi pasar.

b. Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan rehabilitasi pasar. c. Melakukan serah terima pekerjaan pembangunan rehabilitasi pasar.

3. Tahap Pelaporan :

a. Menyusun bahan laporan terkait dengan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi pasar.

b. Mengirimkan bahan laporan kegiatan keinstansi terkait baik di pusat maupun daerah.

(9)

4. Pengawasan :

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan rehabilitasi pembangunan pasar yang dilakukan oleh pejabat pembuat komitmen ( PPK ) dan konsultan pengawas terhadap perkembangan pembangunan / rehabilitasipasar.

VI. WAKTU KEGIATAN

Waktu pelaksanaan kegiatan seluruhnya diperkirakan selama 4 ( empat ) bulan dimulai bulan pelaksanaan pembangunan / rehabilitasi sampai dengan 4 ( empat ) bulan berikutnya.

VII. LOKASI KEGIATAN

1. Nama Pasar : PASAR WRINGIN ANOM Desa : WRINGIN ANOM

Kecamatan : PANARUKAN Kabupaten : SITUBONDO Provinsi : JAWA TIMUR

2. Nama Pasar : PASAR KALBUT Desa : MANGARAN Kecamatan : MANGARAN Kabupaten : SITUBONDO Provinsi : JAWA TIMUR

3. Nama Pasar : PASAR TEKOK Desa : WONOKOYO Kecamatan : ARJASA Kabupaten : SITUBONDO Provinsi : JAWA TIMUR

4. Nama Pasar : PASAR MIMBAAN Desa : MIMBAAN

Kecamatan : PANJI

Kabupaten : SITUBONDO Provinsi : JAWA TIMUR

(10)

VIII. ANGGARAN

Kegiatan pembangunan Pasar Rakyat dibiayai dengan sumber dana dari Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh milyar rupiah)

IX. PENANGGUNG JAWAB/PENGELOLA KEGIATAN

Penanggung jawab / pengelola kegiatan Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Situbondo Tahun Anggaran 2017.

X. PENUTUP

Akhirnya dapatlah disimpulkan bahwa Rehabilitasi Pasar Daerah merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, dan sangat mendesak untuk segera direalisir mengingat perkembangan toko-toko modern mulai bermunculan di wilayah sekitar Pasar Daerah. Secara umum pemeliharaan Pasar Tradisional tidaklah dpat dilepaskan dari tanggung jawab bersama antara Pemerintah bersama-sama dengan pengguna manfaat itu sendiri, dalam hal ini para pedagang dengan konsumen serta pedagang dengan pengelola pasar itu sendiri.

Situbondo, 11 April 2016 KEPALA DINAS

PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN ESDM KABUPATEN SITUBONDO

Dra. Hj. TUTIK MARGIYANTI, ST.,M.Si.

Pembina Utama Muda NIP. 19640328 198903 2 006

Referensi

Dokumen terkait

Makalah ini menyajikan beberapa teknik optimasi program perkalian matriks yang ditujukan untuk memaksimalkan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada prosesor multicore

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya return yang rendah atas biaya yang besar dalam pengadaan SI.Pengujian empiris mengenai faktor-faktor yang mempegaruhi

Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam penulisan skripsi ini selain menggunakan berkas- berkas perkara yang terdapat di Mahkamah Agung RI serta buku-buku yang berkaitan

Pemberdayaan masyarakat komunitas tukang pijat dapat lebih menyalurkan bakat kreatif dan inovatif terkait konsep pijat syariah dan menunjang dari segi pendapatan

Kandidat entitas merupakan enti- tas yang akan menjadi bagian dari perenca- naan arsitektur perusahaan, sehingga penentuannya dapat didasarkan pada kondisi fungsi bisnis

Sehubungan dengan hal tersebut fenomena yang terjadi mengenai insentif di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara adalah bahwasanya Pemberian Insentif sudah dijalankan, dan

Bagi investor dapat memahami mengenai pengaruh laba, arus kas operasi, arus kas pendanaan, arus kas investasi, dan economic value added terhadap return saham

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka fokus masalah dari penelitian ini, yaitu “bagaimanakah upaya mencari solusi kurangnya minat masyarakat terhadap kegiatan