BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah
salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan
pemerintah yang memfokuskan pada pemberian kemudahan bagi masyarakat
terutama masyarakat yang tergolong Rumah Tangga Miskin (RTM).
Penyediaan akses yang mudah, efektif dan efisien bagi pemanfaat kemudian
membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan bagi kelompok
rakyat miskin. Modal awal kegiatan perguliran berasal dari Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
hingga PNPM-PPK (tahun 2000 s.d 2007) dan PNPM Mandiri Perdesaan
(Tahun 2008 s.d 2013) dengan pagu pendanaan maksimal 25% dari total
alokasinya.
No Jenis Kegiatan
Tahun Total
2009 2010 2011 2012
1 SPP 7.899.295.000 8.530.630.000 7.524.308.600 5.929.793.500 21.984.732.100
2 UEP 0 0 0 0 0
TOTAL 7.899.295.000 8.530.630.000 7.524.308.600 5.929.793.500 21.984.732.100 Sumber : Laporan Bulanan Fasilitator Kabupaten tahun 2010-2012 (Lampiran 1)
Alokasi pendanaan UEP sangat singkat periode penganggarannya, pada tahun
2004 berdasarkan data laporan keuangan hasil pendanaan UEP bila
dibandingkan dengan pendanaan SPP menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan.
NO Kec
Σ
DESA
ALOKASI BLM KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN
TOTAL
2000-2007 2008 2009 2010 2011 2012 x 1 Jt x 1 Jt x 1 Jt x 1 Jt x 1 Jt x 1 Jt
1 Banyumas 12 3,750 0 0 0 0 0 3,750
2 Kembaran 16 5,000 0 0 0 0 0 5,000
3 Lumbir 10 3,750 1,500 2,000 2,000 600 1,050 10,900
4 Wangon 12 4,250 1,000 3,000 2,500 600 1,250 12,600
5 Jatilawang 11 0 0 2,000 3,000 3,000 3,000 11,000
6 Rawalo 9 0 0 2,000 2,000 2,000 1,050 7,050
7 Kebasen 12 0 0 2,000 2,000 2,000 1,050 7,050
8 Kemranjen 15 5,000 1,500 2,000 2,500 600 1,250 12,850
9 Sumpiuh 14 4,500 1,750 2,000 2,000 600 1,050 11,900
10 Tambak 12 0 0 2,000 2,000 2,000 1,050 7,050
11 Somagede 9 3,750 1,250 2,000 1,500 600 900 10,000
12 Kalibagor 12 0 0 2,000 2,000 2,000 1,050 7,050
13 Patikraja 13 0 0 2,000 2,000 2,000 1,050 7,050
14 Purwojati 10 2,250 0 2,000 1,500 1,500 900 8,150
15 Ajibarang 15 0 0 2,000 3,000 3,000 3,000 11,000
16 Gumelar 10 3,750 0 2,000 2,000 2,000 1,050 10,800
17 Pekuncen 16 5,000 2,000 3,000 3,000 3,000 3,000 19,000
18 Cilongok 20 0 2,000 2,000 3,000 3,000 3,000 13,000
19 Krnglewas 13 0 0 2,000 3,000 3,000 3,000 11,000
20 Sumbang 19 3,000 2,000 2,000 3,000 3,000 3,000 16,000
21 Kdngbntng 14 3,500 2,000 2,000 3,000 3,000 3,000 16,500
TOTAL 274 47,500 15,000 40,000 45,000 37,500 33,700 218,700
Sumber : Laporan Bulanan Fasilitator Kabupaten tahun 2010-2012 (Lampiran 2)
Table 1.1.2. Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat secara keseluruhan
Dari data diatas ada dua kecamatan lokasi yang tidak mendapatkan
alokasi anggaran atau disebut lokasi pasca yaitu Kecamatan Kembaran dan
Kecamatan Banyumas dimana kedua kecamatan tersebut telah mendapat
alokasi dari PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP). Seluruh BLM tersebut
teralokasi di beberapa jenis kegiatan seperti yang tertuang di Surat Perintah
UEP (tahun 2000 s.d 2004), kegiatan pendidikan, kegiatan kesehatan,
operasional UPK (2%) dan operasional TPK (3%).
Perolehan hasil pengelolaan dana perguliran dimasing-masing kecamatan
menunjukkan hasil yang cukup signifikan, rata-rata pertumbuhan modal di
masing-masing kecamatan meningkat hingga mencapai angka diatas tiga
milyar rupiah. Oleh sebab itu dengan data tersebut menunjukkan bahwa
kekuatan perekonomian mikro terutama ekonomi kelompok usaha mulai
tumbuh dan berkembang, hal tersebut juga menjadi salah satu dasar penelitian
ini diambil. Pengelolaan dana bergulir dalam bentuk kelompok adalah akses
permodalan yang disediakan oleh UPK dalam bentuk kegiatan SPP (Simpan
Pinjam khusus Perempuan) maupun Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang
menekankan bentuk kerjasama dari anggotanya dalam bentuk tanggung
renteng.
Hingga tahun berjalan saat ini perkembangan dana perguliran sangat
meningkat efektif dibuktikan dengan tingginya penyerapan modal dan
penerimaan jasa yang dikelola oleh seluruh UPK. Hasil laporan konsolidasi
keuangan UPK menunjukkan hasil yang cukup signifikan dalam hal
keuntungan, awal mulanya kelompok yang dilayani oleh seluruh UPK
sebanyak 2.069 hingga saat ini tumbuh menjadi 4.192 atau meningkat
202,61%. Hal tersebut menjadi titik tolak pertumbuhan ekonomi mikro usaha
bersama. Dana perguliran merupakan salah satu bagian dari pelestarian dan
pengembangan dari dana yang dialokasikan melalui Bantuan Langsung
Kelembagaan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Unit Pengelola
Kegiatan (UPK) kini kedudukannya sudah dapat disejajarkan dengan lembaga
keuangan non-bank dengan berbagai perangkat system dan mekanisme yang
telah tersusun sedemikian rupa meskipun belum memiliki badan hukum tetap.
Namun pengelolaan dana bergulir untuk kelompok usaha mikro
menggunakan ketentuan kelembagaan yang sesuai dengan aturan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri perdesaan. Unit
Pengelola Kegiatan (UPK) adalah salah satu unit dari kelembagaan BKAD
yang mengelola operasional kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan
dan mengkordinasikan pertemuan-pertemuan di kecamatan seperti yang
tertuang di PTO: Penjelasan V. Mekanisme Perguliran (2012).
Penelitian ini sangat menarik karena lebih aplikatif, akuntansi yang
digunakan adalah akuntansi terapan untuk pelaporan keuangannya,
kandungannya sederhana namun sarat pengaruhnya terhadap tingkat
profitabilitas yang sudah didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan sejak tahun
2003 hingga saat ini. Arah penelitian ini ingin menunjukkan bahwa dengan
menganalisa elemen-elemen yang terkandung di arus kas mempunyai
pengaruh secara signifikan atau tidak terhadap peningkatan alokasi
keuntungan atau laba yang diperoleh selama beberapa kurun waktu terakhir,
sehingga didapat hasil kegiatan pengelolaan dana yang tepat dan efisien
Penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu mengenai UMKM,
koperasi maupun lembaga keuangan informal. Agustin Rahayu (2012)
meneliti pengaruh arus kas operasi, investasi, dan pendanaan terhadap
likuiditas dan rentabilitas pada KPRI Kota Malang dengan hasil tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi, investasi, dan pendanaan
terhadap likuiditas serta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara arus
kas operasi dan investasi terhadap rentabilitas serta terdapat pengaruh yang
negatif signifikan antara arus kas pendanaan terhadap rentabilitas. Pada arus
kas operasi, investasi, dan pendanaan cenderung mengalami peningkatan dan
penurunan secara drastis sedangkan likuiditas dan rentabilitas cenderung
mengalami peningkatan. Rani Mahadhi (2011) menguji analisis laporan arus
kas untuk menilai kinerja keuangan pada Koperasi Unit Desa Batu dengan
hasil KUD Batu mengalami perkembangan kinerja keuangan meskipun ada
penurunan dari aktivitas pendanaan. Sedangkan Ulfi Widyartini (2009) menguji
pengaruh informasi akuntansi terhadap keberhasilan perusahaan pada usaha kecil
dan menengah di Yogyakarta dengan hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh informasi akuntansi terhadap keberhasilan perusahaan pada Usaha
kecil dan Menengah.
Penelitian terdahulu yang mengambil tema bidang pemberdayaan atau
lebih spesifik mengarah ke PNPM Mandiri Perdesaan cukup banyak dan
bervariatif, Fikanti Zuliastri (2012) mengkaji dampak perguliran dana simpan
pinjam khusus perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan terhadap
perkembangan UMKM cukup signifikan. Arif Sofianto, dkk (2009) mengkaji
pengelolaan keuangan di UPK dengan hasil kelembagaan BKAD statusnya
perlu ditingkatkan menjadi lembaga resmi, sistem yang diperkuat dan
peningkatan kemampuan personilnya.
Rahmatika (2011) menganalisa efektifitas program pinjaman dana
bergulir pada UPK PNPM Mandiri Perdesaan dan kelompok simpan pinjam
perempuan (SPP) di Kecamatan Situjuh Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh
Kota dengan hasil sangat efektif. Sari Surya (2011) menganalisis kinerja dana
bergulir PNPM Mandiri di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang dengan
hasil rasio likuiditas pada usaha mikro dan kecil anggota KSM yang
mendapatkan bantuan dana bergulir sebagian besar tidak memperlihatkan
perubahan yang signifikan sedangkan rasio profitabilitas menunjukkan hasil
yang sebaliknya.
Perkembangan keuangan yang dikelola oleh UPK melalui laporan
keuangan per bulan akan dipertanggungjawabkan melalui musyawarah antar
desa pertanggungjawaban kelembagaan BKAD (MAD LPJ BKD) setiap akhir
tahun anggarannya. Hasil pelaporan keuangan tersebut dapat menentukan
kebijakan peningkatan kinerja tahun berikutnya, arus kas yang digunakan
relevan sekali untuk dapat diuji dengan teori yang ada. Prinsip PNPM
Mandiri Perdesaan yang mengusung konsep berorientasi pada masyarakat
miskin; partisipatif; kesetaraan gender; open menu (pilihan terbuka);
sederhana; prioritas; kolaborasi dan keberlanjutan juga transparansi dan
akuntabilitas; menunjukkan bahwa penelitian ini sangat besar manfaatnya dan
umum, peneliti, objek yang diteliti atau pelaku–pelaku yang terlibat di PNPM
Mandiri Perdesaan itu sendiri dalam proses kebijakan pengambilan keputusan
dalam arti yang luas.
Besar harapan proses penelitian ini beserta hasilnya dapat berperan besar
dalam perkembangan dunia pendidikan pada umumnya dan perkembangan
pemberdayaan masyarakat pada khususnya, apalagi dengan banyaknya
manfaat yang terkandung di laporan arus kas. Laporan arus kas dapat
memberikan informasi mengenai perubahan aktiva bersih, struktur keuangan,
mengembangkan model untuk menilai juga membadingkan nilai sekarang,
arus kas masa depan juga digunakan untuk meneliti kecermatan taksiran arus
kas masa depan, kemudian hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih
serta dampak perubahan harga seperti yang disebut oleh Dwi Prastowo
Darminto (2002) maka diharapkan penelitian ini sangat besar peranannya
untuk menyeleksi elemen yang memiliki pengaruh paling positif yang
terkandung di arus kas sehingga bisa meningkatkan laba di masa depan.
Idealnya laporan arus kas yang ada di PNPM Mandiri Perdesaan sesuai
dengan aturan baku seperti yang tertuang di Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK), Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar Akuntansi
Pemerintahan, SAK-ETAP, Financial statements of not for profit
organization atau aturan pelaporan yang lainnya. Namun faktanya laporan
keuangan yang diterapkan di PNPM Mandiri Perdesaan mengalami
penyesuaian dalam penerapan akuntansinya sehingga agak berbeda
ketiga yang kemudian dikembangkan melalui sistem yang sudah ditentukan
sehingga menghasilkan profitabilitas yang cukup tinggi, namun laporan
tersebut juga dapat digunakan untuk menilai rasio, risiko, ukuran dan waktu
keputusan pinjaman seperti halnya laporan di lembaga keuangan lainnya.
Pada penelitian sebelumnya yang terkait dengan analisa laporan
keuangan khususnya arus kas lebih banyak digunakan diperusahaan profit
oriented yang rata-rata sudah go public, bila dibandingan dengan penelitian di
lembaga keuangan informal penerapan secara dasar hukum tetap sangat jauh
berbeda karena PNPM Mandiri Perdesaan adalah program yang
mengutamakan pemberdayaan dan belum memiliki dasar hukum tetap, dari
penjelasan tersebut maka akan lebih tepat bila PNPM Mandiri Perdesaan
disejajarkan dengan lembaga UKM dan koperasi atau Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Laporan arus kas yang diterapkan di PNPM Mandiri
Perdesaan telah digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja keuangan
UPK, kinerja personil kelembagaan BKAD dan sebagai acuan keputusan
rencana alokasi anggaran akhir tahun juga untuk pemanfaatan maksimal dana
sosial untuk rumah tangga miskin yang dialokasikan dari surplus UPK.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian tersebut, maka
rumusan masalahnya adalah:
1.2.1 Apakah elemen-elemen yang terdapat di arus kas mempengaruhi
1.2.2 Apakah elemen Bantuan Langsung Masyarakat yang terdapat di arus
kas pendanaan berpengaruh positif terhadap alokasi keuntungan yang
didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan?
1.2.3 Apakah elemen Dana Operasional Kegiatan yang terdapat di arus kas
pendanaan berpengaruh positif terhadap alokasi keuntungan yang
didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan?
1.2.4 Apakah elemen operasional UPK yang terdapat di arus kas
microfinance berpengaruh positif terhadap alokasi keuntungan yang
didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan?
1.2.5 Apakah elemen perguliran dana Simpan Pinjam (khusus) Perempuan
yang terdapat di arus kas microfinance berpengaruh positif terhadap
alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan?
1.2.6 Apakah elemen perguliran dana Usaha Ekonomi Produktif yang
terdapat di arus kas microfinance berpengaruh positif terhadap alokasi
keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan?
1.3 Pembatasan Masalah
Banyak sekali faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan UPK untuk
dikelola kembali baik dalam bentuk asset ekonomi maupun asset non
-ekonomi, namun fokus yang diambil oleh peneliti untuk dikaji lebih dalam
adalah menganalisa elemen-elemen yang ada di arus kas seberapa besar
pengaruhnya terhadap kualitas perolehan laba yang didapat. Keterkaitan
langsung inilah yang besar pengaruhnya terhadap keberlanjutan UPK,
1.4 Tujuan Penelitian
Penerapan laporan keuangan arus kas di Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan tersusun dalam dua komponen
arus kas yaitu microfinance dan pendanaan sehingga tujuan penelitian ini
adalah untuk :
1.4.1 Menguji seluruh elemen-elemen di arus kas dalam mempengaruhi
alokasi keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan.
1.4.2 Menguji elemen Bantuan Langsung Masyarakat yang terdapat di arus
kas pendanaan berpengaruh terhadap alokasi keuntungan yang didapat
oleh Unit Pengelola Kegiatan.
1.4.3 Menguji elemen Dana Operasional Kegiatan yang terdapat di arus kas
pendanaan berpengaruh terhadap alokasi keuntungan yang didapat
oleh Unit Pengelola Kegiatan.
1.4.4 Menguji elemen operasional UPK yang terdapat di arus kas
microfinance berpengaruh terhadap alokasi keuntungan yang didapat
oleh Unit Pengelola Kegiatan.
1.4.5 Menguji elemen perguliran dana Simpan Pinjam (khusus) Perempuan
yang terdapat di arus kas microfinance berpengaruh terhadap alokasi
keuntungan yang didapat oleh Unit Pengelola Kegiatan.
1.4.6 Menguji elemen perguliran dana Usaha Ekonomi Produktif yang
terdapat di arus kas microfinance berpengaruh terhadap alokasi
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh beberapa pihak
seperti berikut ini:
1.5.1 Bagi pengambil kebijakan program bisa digunakan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan
mengenai hasil yang didapat, dengan meningkatnya alokasi
keuntungan diharapkan mampu meningkatkan kelompok yang akan
didanai dengan dana bergulir sehingga target pengentasan kemiskinan
dapat tercapai.
1.5.2 Untuk investor bisa mempengaruhi perkembangan keuangan UPK
dimasa yang akan datang dengan cara terjadinya kerjasama yang
menguntungkan dan membuka peluang jejaring usaha bagi
kelompok-kelompok peminjam.
1.5.3 Diharapkan juga hasil penelitian ini berdampak besar bagi peneliti–
peneliti selanjutnya untuk lebih dalam lagi menganalisis laporan
keuangan UPK dari sisi yang lainnya sehingga memperkaya khasanah
pengetahuan ekonomi di program pengentasan kemiskinan
selanjutnya. Juga untuk peneliti-peneliti berikutnya dapat digunakan
sebagai referensi pembanding dan sebagai rujukan studi komparatif