• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prediksi Masa Depan Blue Bird Belajar da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prediksi Masa Depan Blue Bird Belajar da"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Prediksi Masa Depan Blue Bird

Belajar dari Sejarah dan Dinamika Budaya pada Era Digital

Ihsanul Afwan 1306401896

Pendahuluan

Senin, 7 Juni 2016 saham perusahaan transportasi, Blue Bird Group resmi terjun bebas ke level Rp. 4.190 atau turun drastis dari Rp. 7.750 pada kamis, 6 Agustus 2015 setelah turun 34 persen dari bulan Januari tahun 20151. Kondisi ini adalah gambaran keadaan perusahaan yang saat ini terus mengalami penurunan pendapatan akibat kedatangan saingan baru, taksi online berbasis aplikasi dengan sistem ride sharing2. Pengaruh taksi online tersebut terbukti dari saham Blue Bird yang langsung melesit pada desember 2015 ketik menteri perhubungan Ignasius Jonan menarik izin usaha transportasi berbasis aplikasi. Meski hanya sehari karena putusan tersebut langsung dicabut akibat permintaan presiden, hal tersebut membuktikan betapa kuatnya pengaruh taksi online terhadap eksistensi Blue Bird. Kondisi ini bukan tidak diperhatikan perusahaan. Bahkan pada selasa, 22 maret 2016 terjadi demo besar-besaran supir angkot dan taksi (mayoritas Blue Bird) yang tergabung dalam organisasi angkutan darat (ORGANDA) dan Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) di kawasan balai kota, Istana Negara, dan kantor Kementerian Komunikasi dan Informasi. Demonstran menuntut pelarangan taksi online seperti grab, uber, gojek dan angkutan berbasis online lain. Tuntutan ini memang dikemas masuk akal dengan menyoal legalitas perusahaan. Menurutnya, perusahaan seperti Grab tidak membayar pajak3 serta tidak memiliki izin usaha resmi yang merugikan banyak pihak. Akan tetapi, jika dicermati terdapat kepentingan-kepentingan oleh kalangan atas yang mengalami penggerusan pendapatan dari kehadiran saingan ini.

Perusahaan berbasis aplikasi seperti grab mempertemukan pemilik kendaraan pribadi roda dua atau empat dengan calon kostumer yang membutuhkan moda transportasi lebih murah, cepat, dan efisien. Pemilik mobil yang bukan bekerja sebagai supir bisa mendaftar sebagai pengemudi dan mendapat penumpang tanpa harus mengurus izin perubahan plat kendraannya menjadi kuning. Dr. Rhenald Kasali menyebut hal seperti ini sebagai sharing ekonomi4. Oleh beberapa pihak dianggap sebagai persaingan perusahaan yang tidak sehat karena perbedaan standar izin dan kebijakan dari pemerintah. Perusahaan Grab menggunakan kenderaan plat hitam dan tidak membayar pajak sehingga harga bisa ditekan. Sedangkan taksi

1 http://www.bloomberg.com

2layanan yang mengatur pemakaian bersama sebuah kendaraan dalam waktu sangat singkat (Bisnisuber.com) 3 terlihat dari plat kendraan bukan berwarna kuning

(2)

seperti Blue Bird harus bersusah payah mengurus izin, pajak, dan standarisasi perusahaan yang berimplikasi pada tarif perjalanan yang tinggi. Meski sempat ditutup dan dilarang, akhirnya pemerintah kemudian memberi kepada perusahaan seperti Grab kesempatan untuk mengurus izin usahanya agar tetap bisa beroperasi. Akan tetapi, yang menarik adalah differensiasi nyata dari kedua perusahaan Online dan Offline. Bagaimana keduanya akan bersaing nanti, akankah keduanya bisa sejalan atau akan ada yang terleliminasi seperti persaingan-persaingan dua elemen berbeda (online dan offline) lainnya? Sangat menarik untuk membahas bisnis model dari perusahaan transportasi online yang mengancam keberadaan dan keberlangsungan taksi konvensional seperti Blue Bird.

Sejarah Singkat

Blue Bird Group adalah perusahaan dibawah PT. Blue Bird Tbk yang didirikan pada tahun 1972 oleh Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono yang berfokus melayani jasa transportasi5. Hingga kini blue bird telah berkembang pesat dan menghiasi berbagai

pemandangan di sudut kota Jakarta dan sekitarnya, Surabaya, Medan, Padang, Bali, dan

banyak kota lain di Indonesia. Perusahaan peraih berbagai penghargaan bidang transportasi ini dapat disebut memiliki budaya organisasi yang cukup baik. Budaya organisasi adalah suatu hal yang menjadi kebiasaan atau budaya yang menjadi karakter atau ciri khas suatu organisasi. Schein (2010) dalam tulisannya yang berjudul Organizational Culture and leadership menyatakan terdapat tiga level dari budaya organisasi yakni Artifacts, Espoused Beliefs and Values, dan Basic Underlaying Assumptions.

Nilai-nilai yang ditanamkan perusahaan Blue Bird terlihat jelas diaplikasikan oleh karyawan. Nilai seperti pelayanan terbaik diperlihatkan supir saat penumpang memasuki taksi, menggunakan seragam biru khas blue bird, dan lain sebagainya. Penggunaan seragam tersebut adalah salah satu ciri khas yang menjadi a rtifacts pada perusahaan tersebut. Sedangkan pada level Espoused Belief terlihat pada kepercayaan supir apabila ramah dapat menjadi berkah tersendiri dalam menggaet konsumen. Pada tingkat Underlying Assumption, perasaan bangga menggunakan taksi ini dirasakan oleh penumpang. Ketiga level ini dapat ditemukan pada perusahaan ini. Namun bagaimana dengan perusahaan Grab dan yang berbasis aplikasi? Apa yang membedakan bisnis model dari perusahaan online tersebut? Kenapa grab menjadi basis transportasi yang dicintai masyarkat saat ini dan beralih dari Blue Bird? Tulisan ini akan menjawab pertanyaan-pertanyan tersebut dengan memaparkan bisnis model dari perusahaan transportasi online dan perbedaannya dengan bisnis offline atau

konvensional seperti Blue Bird.

(3)

Era Digital

Indonesia sedang memasuki era digital. Hal ini terlihat dari data tingginya pengguna internet di Indonesia. Riset dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) yang bekerja sama dengan pihak Pusat Kajian Komunikasi (PusKaKom) FISIP Universitas Indonesia menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia kini telah mencapai angka 88,1 juta. Angka itu meningkat 34,9% atau 16,2 juta jiwa dari total 71,9 juta pengguna di tahun 2013 lalu.6

Sejak kemunculan internet atau yang dahulu dikenal sebagai ARPANET tahun 1983, perubahan besar terjadi pada kehidupan manusia. Perubahan tersebut terjadi pada bidang

teknologi, informasi, komunikasi, sosial, budaya, ekonomi, bisnis, dan banyak aspek lainnya. Hingga kini, belum ada yang bisa menghentikan kedigdayaan Internet dalam memengaruhi berbagai aspek tersebut. Pada dasarnya, Internet hanya merubah bentuk dari suatu aspek tersebut dari offline menjadi online atau terhubung langsung. Akan tetapi dampak yang disebabkan begitu luar biasa dan mengancam berbagai bisnis yang telah ada sebelumnya.

Banyak perusahaan bangkrut, terbunuh, dan tak mampu menghadapi tantangan zaman akibat Internet. Namun di sisi lain, banyak pula perusahaan dan bisnis baru berbasis digital bermunculan dan tumbuh subur.

Belajar dari Sejarah; Dari Wartel Hingga Hotel

Sebelum jauh melihat masa depan Blue Bird, kita harus belajar berdasar sejarah yang sudah ada, agar dapat diketahui persamaan dan peberdaan kondisi yang terjadi. Haapannya agar dapat berbenah dan mempersiapkan diri. Peran Antropologi dalam melihat fenomena yang terjadi saat ini salah satunya adalah dengan melihat kasus serupa atau identik lain. Berkaca dari sejarah, Pos Indonsia yang saat ini kita kenal sudah kehilangan jati dirinya sebagai “pengantar surat” seperti dahulu karena terpaksa beradaptasi untuk melayani jasa lain akibat jasa kirim surat sudah digantikan pesan singat (SMS). Mangga Dua Mall sebagai tempat berkumpulnya pedagang komputer terbesar di tanah air mulai sepi karena kehadiran market place online seperti tokopedia, bukalapak serta mataharimall yang jauh lebih hemat dan efisien. Perusahaan piringan musik dan kaset sudah gulung tikar karena kehadiran MP3 yang bisa di unduh di dunia maya. Perusahaan percetakan komik dan majalah mulai

(4)

mengalami masalah produksi karena ketersediaan majalah atau komik online yang bisa di akses oleh siapa saja.

Market Place seperti tokopedia, bukalapak.com, dan lain sebagainya yang mempertemukan penjual dan pembeli langsung menyebabkan persaingan harga gila-gilaan di kelasnya. Penjual konvensional yang masih menyewa tempat untuk berjualan tentu kewalahan menghadapi persaingan dengan pedagang di dunia maya. Oleh karena itu juga banyak toko-toko yang tutup akibat gagal bersaing. Perusahaan penyedia batu es hingga tahun 90-an masih populer sebelum akhirnya lemari es dijual bebas dengan harga terjangkau

pada banyak keluarga. Begitu juga dengan jasa warnet serta pengetikan yang sudah mulai jarang ditemukan kecuali di tempat-tempat tertentu akibat kehadiran laptop atau personal computer yang dimiliki banyak orang. Wartel (warung telekomunikasi) yang menyediakan jasa komunikasi via telepon juga sempat mengalami masa keemasan sebelum kalah bersaing

akibat ketersediaan telepon genggam yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer tiap orang.

Sekarang banyak perusahaan yang sebenarnya juga dihantui kebangkrutan akibat era digital. Hotel-hotel di berbagai tempat misalnya, bukan tidak mungkin suatu saat akan mengalami kegagalan bertahan akibat adanya situs penyedia jasa penginapan gratis bersama local people seperti coucsurfing bagi wisatawan atau siapapun yang berkunjung ke daerahnya. Selain itu, saat ini sudah muncul situs yang mempertemukan pemilik rumah atau tempat yang tidak terpakai dengan orang yang mencari tempat tinggal sementara dengan harga murah. Pihak pertama bisa langsung bertemu dengan pihak kedua tanpa perantara menyebabkan efisiensi biaya. Prediksi saya, bukan tidak mungkin usaha atau bisnis perhotelan akan mengalami kemunduran bahkan bangkrut.Bisnis hotel kelak hanya untuk kalangan menengah atas dengan uang berlebih.

Perusahaan yang bergerak dibidang percetakan seperti buku atau hal lain yang menggunakan kertas, juga bukan tidak mungkin akan tutup atau bangkrut seiring perkembangan zaman. Jangan pernah menganggap remeh teknologi internet karena saat ini

(5)

Penyedia jasa transportasi premium sekelas blue bird juga sedang bersiap menghadapi tantangan sewa mobil online yang jauh lebih murah dan mudah. Grab adalah salah satu yang paling mengancam posisi perusahaan yang kantornya berpusat di Jakarta ini. Bagaimana kemungkinan dan apa penyebab Grab mulai menjadi alternatif pilihan masyarakat dalam moda transportasi? Berikut penjelesannya.

Analisis Model Bisnis Grab, Pengancam Blue Bird

Menarik untuk mengkaji Grab, moda transportasi yang saat ini menjadi pilihan banyak masyarakat karena harga dan pelayanannya yang lebih rasional. Berdasarkan analisia saya, grab menggunakan model bisnis yang baik sehingga sukses dan tercapai tujuannya. Model bisnis menurut Wheelen dan Hunger adalah “a company’s method for making money in the current business environment. It includes the key structural and operational characteristics of a firm- how it earns revenue and makes a profit. Yakni metode yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (2012: 142).

Jika dibandingkan bisnis model grab dan blue bird, lima elemen bisnis model berikut memang sangat tidak seimbang antara keduanya

Lima elemen tersebut adalah

1. Who it serves / Kepada siapa itu disajikan

Dengan harga murah yang ditawarkan, jelas grab sebenarnya memang menyasar kalangan menengah kebawah. Akan tetapi karena pelayanan yang tidak kalah baik dibanding Grab atau moda transportasi online lain, tidak sedikit kalangan atas yang juga menggunakan jasa aplikasi ini. Dengan demikian terlihat bahwa grab tidak memiliki segmentasi yang sempit. Oleh karena itu juga tidak sedikit pelanggan Blue Bird yang pindah ke Grab sehingga menyebabkan keberadaan Blue Bird terancam.

2. What it provides / Apa yang disediakan

Grab sejatinya adalah aplikasi sederhana yang menjadi perantara (mediator) antara pemilik kendraan (mobil) dengan orang yang ingin bepergian atau menggunakan mobil. Tetapi apa yang mereka sediakan dengan system yang matang mulai dari biaya yang terukur dan jelas dari awal, hingga aturan kepada driver yang terdaftar. Aturan kepada calon driver misalnya dengan memberikan umur minimum kendraan. Sehingga banyak kendraan yang terpilih adalah yang paling bagus, sehingga konsumen puas.

3. How it makes money / Bagaimana cara menghasilkan uang

(6)

yang berbentukk subsidi. Penumpang disubsidi sehingga diskon dan biaya perjalanan menjadi lebih murah. Belum lagi opersional, biaya pemelihana web, dan lain sebagainya. Akan tetapi grab sedang sibuk melakukan marketing agar mendapat pasar. Banyak aplikasi atau start up memang menggunakan system value yang membuat pertambahan value ini selalu meningkat tiap saatnya dalam jangka waktu tertentu. Jika saat ini nilai dari perusahaan gojek adalah 4 Milyar, maka satu tahun kedepan bisa menjadi 10 Milyar misalkan. Maka jika ada orang yang memiliki nilai saham atau asset dalam perusahaan tersebut sebanyak 50 % (2 Milyar) maka total ia sudah mendapat Rp.3 Milyar bersih. Selain itu mereka juga mendapat untung dari total orang yang mendownload aplikasi tersebut.

4. How it differentiates and sustains competitive advantage / apa perbedaan dan keunggulan dari produk lain

Hal ini adalah yang menjadi paling vital dalam suatu perusahaan. Suatu perusahaan akan lebih baik lagi jika memang memiliki diferensiasi atau perbedaan dari kompetitor lain. Misalnya jika Blue Bird masih menggunakan tarif dasar dan argo yang otomatis, maka dengan kekuatan aplikasinya Grab mengetahi harga sebelum di jalan. Pelayanan yang berbeda juga menjadi nilai tambah bagi Grab. Sejak membuka aplikasi dan menekan tombol “pesan”, calon penumpang benar-benar akan dilayani mulai dari ditelepon oleh driver yang mengambil orderan, hingga mengantar sampe tujuan tanpa takut pembengkakan biaya karena sudah dikalkulasikan di awal.

5. How it provides its product/service” / bagaimana cara memberikan produk/ pelayanan

Grab juga memiliki pelayanan yang baik sehingga membuat orang-orang disekitar dengan sukarela membagikan testimoni, foto, location, dan hal lain Produk diberikan melalui apliakasi pintar. Meski Grab menggunakan teknologi internet dalam aplikasinya, tetapi tetap memakai jasa pemilik kendraan roda dua atau empat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Aplikasi yang berbasis internet ini hanya digunakan untuk mempermudah pertemuan antara pengemudi dan penumpang. Pada tingkat artifact, driver grab maupun gojek juga menggunakan seragam khas yang menjadi ciri khas perusahaannya. Begitu juga dengan tarif murah yang ditawarkan seolah memberi kesan murah berkualitas. Dan pada tingkat akhir, orang-orang akan menjadi pelanggan karena merasa nyaman dan aman dalam menggunakan jasa tersebut.

(7)

hingga diskon sehingga menarik konsumen untuk mencoba. Jika sudah mencoba dan merasa cocok, besar kemungkinan konsumen tersebut akan memesan lagi suatu saat meski tidak lagi promo. Selain menghasilkan pelanggan baru, bukan tidak mungkinpasar Grab juga akan berasal dari pelanggan lama Blue Bird.

KESIMPULAN

Era digital yang disusul perkembangan internet yang cepat membuat proses globalisasi juga berjalan cepat. Globalisasi menyebabkan penyebaran informasi tak mengenal batasan ruang dan waktu. Akibatnya banyak orang yang mengetahui info atau berita menarik dengan cepat. Grab berkembang dan famous akibat review dan testimoni pemakai tanpa dibayar. Giddens dalam The Consequences of Modernity mengatakan globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial secara mendunia sehingga menghubungkan antara kejadian yang terjadi dilokasi yang satu dengan yang lainnya serta menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya (1991;64). Penyebaran informasi dan komunikasi via internet ini salah satunya menimbulkan perubahan kebiasaan seperti menikmati sebuah tayangan tak lagi hanya melalui televisi. Blue Bird mulai tergerus, sedangkan permintaan grab semakin tinggi.

Kedatangan kompetitor ini tentu mengusik kenyamanan taksi konvensional seperti Blue Bird. Pendapatan perusahaan yang berkantor pusat di Mampang, Jakarta Selatan ini

terus mengalami penurunan. Begitu juga dengan saham perusahaan yang terus anjlok. Belajar dari sejarah, internet memang secara tidak langsung telah membuat banyak perusahaan tak lagi beroperasi. Kebanyakan perusahaan yang gagal bertahan karena gagal mengikuti kemajuan zaman dan teknologi serta dinamika masyarakat yang terus berubah. Blue Bird sendiri bukan tidak menggunakan aplikasi dalam jasanya. Akan tetapi aplikasi Blue Bird tidak disertai maintenance pelayanan prima dan harga yang bersahabat pada konsumen yang mulai mendapat subsitusi transportasi nyaman tapi murah. Dengan dua kualitas yang sama, tentu orang akan condong memilih yang murah, yakni Grab.

(8)

tentang kekuatan salah satu pihak dalam bertahan. Jika melihat dinamika masyarakat yang cenderung memilih cost murah dan mudah, bukan tidak mungkin internet dan era digital menjadi mimpi buruk bagi banyak perusahaan. Blue Bird yang saat ini masih menjadi salah satu pionir perusahaan transportasi tanah air tinggal menungu waktu untuk jatuh dan kalah saing.

REFERENSI Giddens, Anthony.

1991. “The Consequences of Modernity”. Cambridge: Polity Press. p.64. Schein, EH

2012. “Strategic Manajement and Business Policy Toward Global Sustainability” , New Yoark: Prentice Hall

Internet:

Fatimah, Kartini Bohang

2016. “ Demo Taksi, "Blue Bird" Jadi Tren Dunia di Twitter” dalam kompas.com link : http://tekno.kompas.com/read/2016/03/22/15055707/Demo.Taksi.Blue.Bird.Jadi.Tren.Duni a.di.Twitter diakses pada Sabtu, 2 April 2016 pukul 14.35 WIB

Maulana, Adhi.

2015 “Jumlah pengguna internet di Indonesia capai 88,1 juta jiwa”

dalam Liputan6.com. Sumber; http://tekno.liputan6.com/read/2197413/jumlah anarkis blue-bird-di-bully-netizen-di-twitter diakses pada Sabtu, 2 April 2016 Pukul 10:59 WIB

Toller, Alfin

2015 Laba BIRD dan TAXI Tergerus Ojek dan Taksi Online?”

http://www.bareksa.com/id/text/2015/08/07/laba -bird-dan-taxi-tergerus-ojek

(9)

organda.or.id diakses pada Sabtu, 2 April 2016 Pukul 13:59 WIB bluebird.co.id diakses pada Sabtu, 2 April 2016 Pukul 14:32 WIB http://www.bloomberg.com/quote/BIRD:IJ

LAMPIRAN BERITA 1

Demo Taksi, "Blue Bird" Jadi Tren Dunia di Twitter

Shares

K

OMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZESGabungan sopir taksi dan bajaj melakukan

aksi demonstrasi di sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (22/3/2016). Mereka menuntut pemerintah menutup angkutan umum berbasis online karena dianggap mematikan mata

pencaharian mereka.

Berita Terkait

• Soal iPhone Teroris, Fans Apple Siap Demo

• Tak Seperti di Indonesia, Uber Bebas Beroperasi di China • Demo Sopir Taksi, Uber Jakarta Gratiskan Biaya Jam Sibuk • Uber Dituntut Pakai Pelat Kuning dan Argo

• Ibu Gendong Anak Balita Dipaksa Pendemo Turun di Tengah Tol, Ini Fotonya

KOMPAS.com — Aksi demo ribuan sopir taksi di Jakarta menyedot perhatian dunia. Setidaknya, hal itu tergambar dari obrolan maya di Twitter.

(10)

mencakup wilayah global, sebagaimana pantauanKompasTekno, Selasa (22/3/2016).

Diketahui, Blue Bird adalah salah satu perusahaan taksi yang terafiliasi dengan rombongan sopir pendemo. Selain dari Blue Bird, basis pendemo juga terdiri atas sopir taksi Express.

Kebanyakan netizen mengecam aksi kekerasan yang dilakukan para pendemo, misalnya menghentikan taksi yang sedang beroperasi agar sang sopir ikut demo, serta memaksa penumpang untuk turun dari taksi yang ditumpangi.

Diketahui pula, aksi demo hari ini adalah yang kedua dalam dua pekan. Para pendemo

mendesak pemerintah memblokir layanan transportasi berbasis online, seperti Uber dan Grab.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil deteksi WSSV menunjukkan dari 12 sampel yang diuji terdapat 2 sampel udang vaname asal Pangandaran dan 1 sampel asal Karangsong terinfeksi sangat ringan dengan kit

dan Sumatera Barat) yang berperan penting dalam meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia. Hasil dari wawancara kami menunjukkan bahwa hanya

Saat berkunjung ke salah satu event Jepang yang berada di Yogyakarta, secara kebetulan penulis melihat ada seorang cosplayer yang berperan sebagai tokoh utama Sword Art

Adapun perbedaan media pembelajaran JiMat (Jinak Matematika) yang dibuat dalam penelitian ini dengan penelitian relevan adalah materi dalam media ini disampaikan dalam

Ayat tersebut dapat menjadi landasan hukum jual beli online dalam Islam. Selain itu, jual beli yang tidak tunai heknaknya segera ditulis agar.. terhindar dari kesalahpahaman

Regrei berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen ( Return On Assets, Return Of Equety dan Earning Per Share

Namun sudut pandang gambaran dari UUJBN, tidak ada satu pun pasal yang menyatakan bahwa dalam undang-undang ini yang mengatur tentang profesi notaris mempunyai

Amino Gondohutomo Semarang dalam penelitian didapatkan bahwa ada perubahan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas mandiri: personal hygiene (mandi dan