• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI RENCANA KE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI RENCANA KE"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI

PANITIA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Nomor : RKS/16/VIII/2010/Bangmess

Pekerjaan

:

PEMBANGUNAN MESS

LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI

DOKUMEN PENGADAAN JASA PEMBORONGAN

PEMBANGUNAN MESS LEMHANNAS RI

TAHUN ANGGARAN 2010

(2)

BAGIAN I

SYARAT-SYARAT UMUM DAN ADMINISTRASI

BAB I

SYARAT-SYARAT UMUM

Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini dengan seksama, untuk memahami benar-benar maksud dan isi dari dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Gugatan tidak akan dipertimbangkan jika disebabkan Peserta Lelang tidak membaca atau kurang memahami setiap isi dari dokumen ini.

Pasal 1

Ketentuan dan Istilah

1. Dokumen Surat Perjanjian/Kontrak terdiri atas : a. Surat Perintah Mulai Kerja

b. Surat Kontrak/Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan c. Surat Jaminan Pelaksanaan/Bank Garansi d. Surat Keputusan Penunjukan Penyedia Jasa. e. Pengumuman Pemenang Lelang.

f. Surat Penetapan Pemenang. g. Surat Usulan Calon Pemenang.

h. Berita Acara Klarifikasi Dokumen Kualifikasi Calon Pemenang i. Berita Acara Evaluasi dan Hasil Pelelangan.

j. Berita Acara Pembukaan Penawaran Administrasi dan Teknis serta Harga. k. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Addendum (jika ada).

l. Pengumuman Pelelangan Umum.

m. Rencana Kerja dan Syarat, selanjutnya disebut RKS beserta semua lampirannya. n. Gambar dan atau Brosur.

2. Pemberi Tugas adalah : Kepala Biro Umum selaku Pejabat Pembuat Komitmen Lembaga Ketahanan Nasional RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No.10 Jakarta vide Surat Keputusan Gubernur Lemhannas RI Nomor : Skep/870/XII/2009 tanggal 21 Desember 2009.

3. Panitia Pengadan adalah Tim yang diangkat/ditunjuk dengan Surat Perintah Gubernur Lemhannas RI Nomor : Sprin/937/IV/2010 tanggal 16 April 2010, tentang Penunjukan Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Mess Lemhannas RI Tahun 2010. 4. Peserta Lelang adalah Perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi Non Kecil yang

memenuhi persyaratan kualifikasi sebagai berikut :

(3)

Sertifikat Badan Usaha (SBU) sesuai dengan Bidang/Sub Bidang serta Bagian Sub Bidang Pekerjaan yang akan dilaksanakan;

b. Secara hukum mempunyai kapasitas menanda tangani kontrak pengadaan;

c. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan atau tidak sedang menjalani sanksi pidana;

d. Dalam hal Penyedia Jasa akan melakukan kemitraan, penyedia barang/jasa wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat presentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;

e. Telah melunasi kewajiban pajak Tahun 2009 dibuktikan dengan Surat Keterangan Fiskal serta memiliki laporan bulanan PPh pasal 25 dan atau pasal 21/pasal 23 serta PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir (Mei, Juni dan Juli 2010).

f. Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan jasa baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman sebagai sub Penyedia Jasa baik di lingkungan pemerinah/swasta, kecuali Penyedia Jasa pelaksana pekerjaan konstruksi (Pemborongan) yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.

g. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di suatu instansi;

h. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

i. Memiliki/Memenuhi KD = 2NPt; KD = Kemapuan Dasar; NPt : Nilai Pengalaman Tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan pada kurun waktu 7 tahun terakhir.

j. Dalam hal bermitra, yang diperhitungkan adalah Kemampuan Dasar (KD) dari perusahaan yang mewakili kemitraan (lead firm).

k. Mempunyai Surat Dukungan Keuangan dari Bank Pemerintah/Swasta Nasional untuk mengikuti pengadaan ini minimal 10% dari Nilai Pagu.

l. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

m. Termasuk dalam Penyedia Jasa yang sesuai dengan nilai paket pekerjaan, sebagaimana dicantumkan di SBU.

n. Menyampaikan daftar perolehan paket pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

o. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan uisaha yang dimiliki.

p. Memiliki Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) yang cukup dan sisa kemampuan paket (SKP).

q. Memiliki/bersedia menyediakan Workshop untuk mendukung Pelaksanaan Proyek dalam radius maksimal 5 (lima) km dari lokasi Proyek/Lemhannas RI.

r. Bersedia dan sanggup mengikuti persyaratan sebagaimana diatur dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

(4)

Badan Hukum/Konsultan yang ditunjuk sebagai Perencana berkewajiban melakukan pekerjaan perencanaan dan pengawasan berkala, yang ditunjuk/ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI.

6. Konsultan Pengawas adalah :

Badan Hukum/Konsultan yang ditunjuk sebagai Pengawas dalam pelaksanaan Pekerjaan termasuk pengawasan berkala selama masa pemeliharaan, yang ditunjuk/ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI.

7. Penyedia Jasa/Kontraktor /Pemborong adalah :

Badan Hukum atau perusahaan dengan kualifikasi non kecil yang memiliki Klasifikasi Bidang Jasa Pelaksanaan Konstruksi Bidang Sipil, Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal dengan subbidang/Bagian Sub Bidang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang selanjutnya di sebut peserta.

8. Sub Kontraktor Spesialis adalah :

Pihak yang diberi tugas oleh Penyedia Jasa/Kontraktor /Pemborong untuk melaksanakan sebagian dari pekerjaan, yang penunjukanya disetujui oleh Konsultan Pengawas atas persetujuan Pemberi Tugas/Pejabat Pembuat Komitmen.

9. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) adalah : Pedoman dasar dan persyaratan mengenai segala pekerjaan yang akan di laksanakan dan menjadi satu kesatuan dengan dokumen surat perjanjian, selanjutnya ditulis dengan singkatan RKS.

10. Pekerjaan yang dimaksud dalam RKS ini adalah Pembangunan Mess Lemhannas RI. Pasal 2

Instruksi Umum

1. Metoda pengadaan Jasa Pemborongan adalah : Pelelangan Umum Pascakualifikasi.

2. Sistem penyampaian dokumen penawaran adalah metoda dua sampul. 3. Sistem Kontrak adalah fixed lumpsum price.

4. Pemborong wajib memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri.

5. Pemborong wajib membantu program pemerintah yaitu perluasan kesempatan bagi usaha kecil, koperasi dan masyarakat setempat serta Lembaga Swadaya Masyarakat, dengan cara mengadakan kerjasama untuk dijadikan sub Kontraktor .

6. Penandatangan Dokumen Surat Penawaran dan Surat Perjanjian/Kontrak secara hukum mempunyai kapasitas melakukan ikatan kontrak, artinya bahwa penandatangan Surat Perjanjian/Kontrak dan Dokumen Surat Penawaran adalah Pimpinan Perusahaan yang namanya tercantum dalam Akte Perusahaan.

7. Membuat Surat Pernyataan bahwa Pimpinan/Direktur Perusahaan Bukan berstatus sebagai Pegawai Negeri;

8. Membuat Surat Pernyataan Tunduk Terhadap Seluruh Ketentuan Yang Ditetapkan Dalam Dokumen Pengadaan.

9. Membuat Surat Pernyataan bahwa penandatangan Perusahaan yag dipimpin tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan.

(5)

berdasarkan Putusan Pengadilan atas tindakan yang berkaitan dengan kondite profesional perusahaan yang dimilikinya.

11. Membuat Surat Pernyataan kebenaran tentang Kualifikasi, Klasifikasi dan Sertifikasi perusahaan yang dimilikinya.

12. Membuat Surat Pernyataan bahwa perusahaan yang dipimpin sanggup/mampu untuk melaksanakan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan Pembangunan Mess Lemhannas RI baik dari segi administrasi, waktu yang ditetapkan maupun dari segi teknis dan biaya. 13. Membuat Surat Pernyataan bahwa secara sungguh-sungguh sanggup/bersedia

mentaati dan melaksanakan etika pengadaan barang/jasa serta tunduk pada ketentuan pengadaan barang/jasa yang tertuang dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003 beserta segala perubahannya.

14. Agar mencantumkan nomor rekening bank perusahaan baik dalam Surat Penawaran maupun Surat Perjanjian, sebagaimana ketentuan Surat Edaran Kepala KPKN Jakarta I Nomor : SE-01/WA.09/PK.01/2001 tanggal 30 Januari 2001, perihal Penggunaan Nomor Rekening Bank dalam Surat Permintaan Pembayaran.

15. Memiliki Surat Dukungan Keuangan dari Bank Pemerintah/Swasta Nasional minimal 10% dari Pagu Anggaran.

Pasal 3 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Mess Lemhannas RI, meliputi : I. Pekerjaan Persiapan.

II. Pekerjaan Bongkaran. III. Pekerjaan Struktur. IV. Pekerjaan Arsitektur. V. Pekerjaan M/E.

Pasal 4

Dokumen Pengadaan

1. Dokumen Pengadaan. Dokumen pengadaan terdiri dari :

a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Administrasi, Umum dan Teknis. b. Gambar-gambar rencana pelaksanaan pekerjaan.

c. Daftar Uraian jenis dan volume pekerjaan (BQ).

d. Berita Acara Penjelasan berikut semua Addenda yang dikeluarkan oleh Panitia Pengadaan.

2. Penjelasan Kelengkapan Dokumen :

a. Dokumen pengadaan tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dipatuhi oleh Peserta Lelang.

b. Jika dijumpai perbedaan spesifikasi antara gambar dan RKS, maka yang berlaku adalah spesifikasi yang memiliki mutu lebih tertinggi.

c. Jika ada perbedaan gambar atau ukuran, maka yang harus dituruti atau diikuti adalah gambar dalam skala yang lebih besar.

(6)

Dokumen Kontrak

1. Dokumen Kontrak terdiri dari :

a. Dokumen Pengadaan/Lelang berupa Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Umum, Administrasi dan Teknis beserta Lampirannya;

b. Acara Rapat Pemberian Penjelasan (Anwijzing);

c. Surat Penawaran Administrasi dan Teknis serta Penawaran Harga beserta lampiran-lampirannya;

d. Berita Acara Pembukaan dan Penilaian Penawaran harga; e. Berita Acara Klarifikasi Dokumen Kualifikasi Calon Pemenang; f. Surat Penetapan pemenang lelang;

g. Jaminan Pelaksanaan (Bank Garansi) dari Bank Umum; h. Polis Asuransi;

i. Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa (Pemenang Lelang); j. Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan/Kontrak;

k. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);

l. Revisi ke-4 tanggal 12 Juli 2010 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Lemhannas RI TA. 2010 Nomor : 0001/064.01.1/-/2010 tanggal 31 Desember 2009.

2. Urutan Prioritas Dokumen Kontrak

a. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan;

b. Dokumen Penawaran Administrasi, Teknis dan Biaya; c. Amandemen Kontrak;

d. Ketentuan Khusus Kontrak; e. Ketentuan Umum Kontrak; f. Spesifikasi Khusus; g. Spesifikasi Umum;

h. Gambar-gambar Pelaksanaan;

i. Dokumen lainya (seperti : Jaminan-jaminan, SPPBJ, Berita Acara Hasil Pelelangan, Berita Acara Penjelasan Dokumen Lelang/Pengadaan Jasa Pemborongan).

j. Semua ketentuan tersebut pada pasal 5 merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisah, dan sumua syarat-syarat yang tercantum dalam ketentuan ini adalah mengikat kedua belah pihak.

3. Harga Satuan Pekerjaan dan Pekerjaan Tambah Kurang.

a. Harga satuan pekerjaan adalah harga selesainya suatu jenis pekerjaan, di dalamnya sudah termasuk harga bahan, upah, peralatan, pengangkutan, resiko overhead, bea materai, asuransi serta biaya-biaya umum lainnya. Kecuali PPN 10%, yang dimuat pada Rekapitulasi akhir.

b. Harga Satuan Pekerjaan tersebut mengikat dan harus digunakan sebagai Dasar Perhitungan Harga Penawaran Pekerjaan, termasuk menentukan harga pekerjaan Tambah atau Kurang untuk pekerjaan sejenis/sama.

c. Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan harus memakai dasar perhitungan menurut Analisa Harga Satuan Pekerjaan Standar Nasional Indonesia (SNI). d. Di dalam penawaran ini tidak ada perhitungan kembali atas harga satuan maupun

(7)

4. Daftar Jenis dan Volume Pekerjaan (Bill of Quantity/BQ)

a. Daftar jenis dan volume pekerjaan (BQ) yang dilampirkan di dalam RKS hanyalah sebagai panduan saja, peserta tetap harus menghitung volume dan butir pekerjaan sesuai Gambar serta Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

b. Bila terdapat ketidak sesuaian antara perhitungan peserta dengan rincian volume pekerjaan (BQ) yang tercantum dalam RKS, maka kekurangan dan/atau volume agar ditambahkan pada butir tambahan.

c. Peserta Lelang yang ditunjuk sebagai Pemenang, wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian/Kontrak, RKS, Gambar/Brosur serta Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan dan Petunjuk dari Konsultan Pengawas.

5. Harga Kontrak, Pajak dan Bea Meterai.

a. Harga borongan bersifat fixed lumpsum price, dimana segala resiko menjadi tanggung jawab Pemborong.

b. Harga Kontrak tersebut telah mencakup seluruh lingkup pekerjaan, yang tercantum di dalam gambar-gambar, RKS, Daftar Volume Pekerjaan dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang masing-masing saling melengkapi antara satu dengan yang lainya serta menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

c. Bea Materai sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(8)

BAB II

SYARAT-SYARAT PELELANGAN

Pasal 6

Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)

1. Rapat Penjelasan akan dilaksanakan pada : Hari : Jum’at, 13 Agustus 2010 Waktu : Pukul 09.00 WIB

Tempat : Ruang Rapat Lantai III Gedung Asta Gatra Lemhannas RI

Diharapkan semua Peserta Lelang yang sudah mendaftar dapat menghadirinya.

2. Sebelum mengajukan penawaran, Peserta Lelang dianjurkan mengikuti penjelasan pekerjaan atas resiko dan biaya sendiri, untuk memperoleh segala keterangan mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mengajukan penawaran.

3. Peserta diwajibkan pula memperhatikan secara khusus kewajaran kelengkapan RKS, Peserta tidak boleh mengabaikan kemungkinan adanya kenyataan terhadap kekurangan dalam RKS yang akan berpengaruh tidak baik pada hasil pekerjaan.

4. Peserta diberi kesempatan untuk mendapatkan penjelasan tentang pedoman-pedoman/ dasar-dasar pelaksanaan yang akan diberikan oleh Pemberi Tugas Cq. Panitia Pengadaan maupun oleh Konsultan Perencana.

5. Dalam Rapat Penjelasan, Peserta Lelang diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas terhadap isi Dokumen Pengadaan.

6. Panitia Pengadaan bersama Konsultan Perencana akan menjelaskan isi dokumen pengadaan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Peserta Lelang .

7. Peserta Lelang dapat mengusulkan perubahan pasal-pasal yang ada dalam Dokumen Pengadaan, namun keputusan perubahannya ditetapkan oleh Panitia Pengadaan.

8. Hasil Rapat Penjelasan Dokumen Pengadaan akan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan, termasuk jika ada perubahan dari isi pasal akan dibuat addendum Dokumen Pengadaan, yang ditandatangani oleh Panitia Pengadaan dan 2 (dua) wakil dari Peserta Lelang .

9. Jika dipandang perlu Panitia Pengadaan dapat memberikan penjelasan tambahan dengan melaksanakan peninjauan lapangan/lokasi proyek.

10. Ketidak hadiran peserta dalam rapat penjelasan dan peninjauan lapangan/lokasi proyek tidak menggugurkan keikutsertaan Peserta Lelang .

11. Hasil Rapat penjelasan pekerjaan berupa Berita Acara Penjelasan Pekerjaan dapat diambil oleh Peserta Lelang pada :

Hari, tanggal : Senin, tanggal 16 Agustus 2010 W a k t u : Pukul 09.00 - 12.00 WIB

T e m p a t : Lettu Czi Edi Sugeng Riyadi

(9)

Pasal 7

Ketentuan Penawaran

1. Syarat-Syarat Surat Penawaran Harga.

a. Surat Penawaran Harga dibuat di atas kertas berkop surat perusahaan asli dan harus diketik rapi tidak boleh ada tip ex, jelas dan terang.

b. Surat Penawaran harga asli dibubuhi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) yang dibubuhi tanggal, bulan, tahun, cap perusahaan dan dilintasi tandatangan Pimpinan/ Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan. c. Penulisan harga dengan angka dan bilangan dalam huruf harus sesuai.

d. Angka ratusan rupiah dalam penawaran dihilangkan.

e. Masa berlaku Surat Penawaran Harga sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari hari kalender sejak pembukaan penawaran.

f. Surat penawaran harga dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan setiap lembarnya ditanda tangan asli oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/ Direktur Perusahaan, satu diantaranya bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dan dua tindasanya tanpa materai. Untuk tindasan dapat difotocopy sebelum diberi materai. Surat Penawaan Harga ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No.10 Jakarta Pusat.

2. Surat Penawaran terdiri dari :

a. Dokumen Administrasi dan Teknis (Sampul I):

Dokumen Administrasi :

1) Surat Penawaran dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), ditanda-tangani Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Pengantar Dokumen. Surat Pengantar Dokumen Administasi dan Teknis ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No.10 Jakarta Pusat.

2) Foto kopi Surat Jaminan Penawaran dari Bank Umum sebesar 3% dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS), Nilai HPS akan disampaikan pada saat penjelasan Dokumen Pengadaan. Asli Surat Jaminan disampaikan kepada Panitia pada saat memasukkan dokumen Penawaran.

3) Asli Surat Referensi Kepemilikan Nomor Rekening Bank. 4) Foto kopi Rekening Koran Perusahaan 3 (tiga) bulan Terakhir.

5) Surat Pernyataan Minat, Pakta Integritas, Isian Penilaian Kualifikasi (lengkap sesuai Formulir terlampir).

6) Neraca Perusahaan dan Laporan Keuangan Tahun 2009 yang sudah diaudit oleh Akuntan Publik.

7) Asli Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan sebagaimana disebutkan pada Bab I Pasal 2 Instruksi Umum ayat 7 s.d. 13, masing-masing dibuat di atas Kop Surat Perusahaan Asli, bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), diberi tanggal, bulan dan tahun sesuai dengan Surat Penawaran dan distempel perusahaan (contoh terlampir).

(10)

9) Fotocopi bukti Pelunasan Pajak Tahun 2009 dan Surat Keterangan Fiskal.

10) Fotocopy Surat Setoran Pajak (SSP) Bulanan PPh pasal 25 dan atau pasal 21/pasal 23 serta PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir (Mei, Juni dan Juli 2010).

11) Foto kopi Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Gred 7; yang memiliki bidang sub bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan.

12) Foto kopi Sertifikat Badan Usaha (SBU) sesuai bidang sub bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan;

13) Foto kopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP); 14) Foto kopi Surat Keterangan Domisili Perusahaan; 15) Foto kopi Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP); 16) Foto kopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

17) Foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pengurus Perusahaan yang masih berlaku;

18) Surat Perjanjian Kerja Sama/Kemitraan, apabila Kontraktor akan melakukan kemitraan dalam pelaksanaan pekerjaan.

19) Surat Pernyataan Dukungan dari Subkon yang akan melaksanakan sebagian pekerjaan yang disubkonkan.

20) Surat Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, jika Penandatangan surat penawaran beserta lampirannya dikuasakan.

Catatan : Dokumen Administrasi yang ada masa berlakunya, harus masih berlaku. Dokumen Teknis :

1) Metoda Pelaksanaan Pekerjaan yang berisi Tanggapan terhadap Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis, dirinci mengacu pada Dokumen Pengadaan, dibuat di atas kertas berkop perusahaan serta diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan Surat Penawaran, ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan.

2) Struktur Organisasi Pelaksana Proyek lengkap dengan Personil Pelaksana yang nantinya akan melaksanakan pekerjaan di lapangan, dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli dan ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta diberi tanggal bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.

3) Daftar Tenaga Ahli beserta Asisten Tenaga Ahli yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan (Proyek) lengkap dengan kualifikasi pendidikan dan pengalamannya, ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta diberi tanggal bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.

(11)

5) Jadwal Tenaga Ahli maupun Tenaga Kerja yang akan melaksanakan pekerjaan selama proyek berjalan, dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli dan ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta diberi, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.

6) Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan berupa Barchart disertai S-Curve dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli dan ditandatangani Pimpinan Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.

7) Network Planning dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli dan ditandatangani Pimpinan Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.

8) Jadwal Pengadaan/Penggunaan material, dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli dan ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.

9) Daftar peralatan yang dimiliki dan diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan, dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli dan ditandatangani Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta diberi, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.

10) Daftar material terpilih ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran, dilampiri dengan Brosur dan data teknis, diberi tanda untuk bahan/material yang dipilih, diurutkan untuk bahan pekerjaan Sipil/Struktur, pekerjaan Interior/Eksterior, pekerjaan Mekanikal/Elektrikal dan alat bantu dan lain-lain.

11) Daftar Pekerjaan yang akan disub-kontrakkan kepada Pihak Ketiga (Kontraktor Spesialis) ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.

12) Surat Dukungan Permodalan dari Bank sebesar 10% dari Nilai Pagu.

13) Perhitungan Kemampuan Dasar, Sisa Kemampuan Keuangan, Sisa Kemampuan Paket, ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.

14) Foto kopi Pengalaman Perusahaan minimal 3 (tiga) Paket Pekerjaan Sejenis, dilegalisir oleh Instansi Pemberi Tugas.

15) Denah Lokasi Bengkel Kerja/Workshop; ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.

16) Fotocopy Sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001. 17) Fotocopy Sertifikat Manajemen K3 OHSAS 18001.

(12)

b. Dokumen Biaya (Sampul II).

1) Surat Penawaran Harga (SPH) bermeterai Rp. 6.000,- dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel Perusahaan serta diberi tanggal, bulan/tahun sesuai dengan tanggal SPH, ditunjukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI.

2) Rekapitulasi Anggaran Biaya (RAB); dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel Perusahaan serta diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal SPH (Harga Dasar Rekapitulasi ditambah PPN 10%)

3) Rincian Anggaran Biaya (RAB); dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli untuk halaman pertama dan untuk halaman selanjutnya dengan kertas polos cukup diberi paraf Pimpinan/Direktur Perusahaan dan stempel perusahaan pada pojok kanan bawah.

4) Analisa Harga Satuan Biaya dan Upah per jenis pekerjaan dominan - termasuk analisa penggunaan alat bantu; dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli untuk halaman pertama dan untuk halaman selanjutnya dengan kertas polos cukup diberi paraf Pimpinan/Direktur Perusahaan dan stempel perusahaan pada pojok kanan bawah.

5) Daftar Harga Satuan Bahan.

6) Daftar Harga Satuan Upah dan Biaya Peralatan Harian.

7) CD Rekaman Rekapitulasi Biaya, Rincian Anggaran Biaya dan Analisa Harga Satuan Biaya dan Upah (dimasukan dalam sampul biaya).

3. Harga Penawaran.

Harga penawaran yang diajukan harus sudah termasuk semua biaya yang diperlukan, pajak-pajak dalam hubungannya dengan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan yang dituangkan dalam RKS ini.

Pasal 8

Syarat-Syarat Penawaran

1. Peserta Lelang harus memasukan dokumen penawaran yang terdiri dari Dokumen Administarsi dan Teknis (sampul I) serta Dokumen Penawaran Harga (Sampul II), masing-masing dokumen penawaran tersebut dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, 1 (satu) Asli dan 2 (dua) Tindasan, dengan ketentuan :

a. Pada Sampul I yang berisi 3 (tiga) set Dokumen Administrasi dan Teknis, di bagian luar ditulis “DATA ADMINISTRASI DAN TEKNIS”, jenis pekerjaan dan nama serta alamat Penyedia Jasa; untuk keperluan pengembalian dokumen penawaran tanpa dibuka - dalam hal penawaran dinyatakan terlambat

b. Pada Sampul II, yang berisi Dokumen Penawaran Harga, ditulis “DATA PENAWARAN HARGA”, pekerjaan dan nama serta alamat Penyedia Jasa; untuk keperluan pengembilan dokumen penawaran tanpa dibuka - dalam hal penawaran dinyatakan terlambat

c. Sampul I dan Sampul II yang sudah direkat dengan lem, dimasukkan dalam satu sampul luar atau sampul penutup.

(13)

a. Pada sebelah depan bagian tengah ditulis : Kepada Yth :

Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta Pusat.

b. Pada sudut kiri atas, ditulis :

Jenis pekerjaan “Pembangunan Mess Lemhannas RI”, tempat, hari, tanggal,bulan, tahun, jam pemasukan.

c. Selanjutnya sampul ini direkatkan dengan lem kemudian disebelah belakang dilak pada 5 (lima) tempat.

1) Satu di tengah-tengah. 2) Empat di pojok sampul.

3) Contoh :

Bagian belakang sampul Bagian depan sampul

d. Jika disampaikan secara langsung, maka dokumen penawaran harus dimasukkan oleh peserta yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh Panitia Pengadaan.

e. Jika dokumen penawaran disampaikan melalui pos, Panitia Pengadaan mencatat tanggal dan waktu penerimaanya serta memaksukkannya ke tempat yang telah ditentukan.

f. Jika dokumen penawaran diterima setelah melampaui batas akhir penyampaian dokumen penawaran, maka dokumen penawaran tersebut tidak diikutsertakan pada proses selanjutnya.

3. Penarikan, pengubahan, penggantian dan Penambahan Dokumen Penawaran.

a. Dokumen penawaran yang telah dimasukkan ke dalam kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran tidak dapat diambil oleh peserta seleksi.

b. Apabila peserta seleksi akan menarik/mengubah/menggati/menambah dokumen penawaran ke dalam kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran, harus dilakukan sebelum waktu penutupan penyampaian dokumen penawaran.

c. Dokumen penarikan/pengubahan/penggantian/penambahan dimasukkan ke dalam sampul tertutup dan diberi tanda sesuai butir 1.a. dan 1.b. dan ditambah dengan tanda “PENARIKAN”/PENGUBAHAN’/PENGGANTIAN’/PENAMBAHAN”.

d. Dokumen butir 3.c. dimasukkan ke dalam kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran.

e. Tidak ada dokumen susulan yang dapat diterima oleh Panitia Pengadaan setelah batas waktu penyampaian dokumen penawaran berakhir/ditutup.

Kegiatan : Pembangunan Mess Lemhannas RI Tempat : Jl. Merdeka Selatan No. 10 Jakarta Hari : ……….. Tgl/bln/Thn : ………. Jam pemasukan : ………..

Kepada Yth.

(14)

Pasal 9

Surat Penawaran Tidak Sah

Surat penawaran tidak sah jika :

1. Terlambat dimasukkan dari waktu yang telah ditetapkan.

2. Pada saat pembukaan, salah satu persyaratan Administrasi tidak terpenuhi atau tidak memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam Dokumen Pengadaan.

3. Surat Penawaran tidak ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan yang namanya tidak tercantum dalam Akte Pendirian atau Perubahannya atau Kepala Cabang Perusahaan yang diangkat oleh Kantor Pusat atau Pejabat yang menurut perjanjian kerjasama berhak mewakili asosiasi sampai berakhirnya waktu pembukaan Dokumen Penawaran Harga, sedangkan apabila Surat Penawaran belum dibubuhi meterai, tanggal di atas meterai, tandatangan, stempel perusahaan dapat diusulkan pada saat/sebelum pembukaan. 4. Masa berlaku Surat Penawaran Harga kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender sejak

pembukaan penawaran.

5. Terdapat perbedaan antara jumlah pada rekapitulasi akhir dengan harga penawaran yang tercantum dalam Surat Penawaran.

6. Jaminan Penawaran tidak mencantumkan masa berlakunya atau kurun waktu kurang dari yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.

7. Besar Jaminan Penawaran kurang dari nilai nominal yang dipersyaratkan dalam Dokumen Pengadaan.

Pasal 10 Jaminan Penawaran

1. Para Peserta Lelang yang mengajukan penawaran wajib memberikan jaminan penawaran berupa surat jaminan dari Bank Umum atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai Program Asuransi Kerugian (Surety Bond) dan harus direasuransikan sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan.

2. Nilai jaminan penawaran sebesar 3% dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dengan masa berlaku sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak pembukaan Dokumen Penawaran.

3. Jaminan Penawaran ditujukan kepada :

“Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10, Jakarta Pusat.

4. Jaminan penawaran asli diserahkan kepada Panitia saat memasukkan dokumen penawaran.

5. Bagi Peserta Lelang yang dinyatakan gugur sehingga penawaran batal, jaminan penawaran dapat segera dikembalikan setelah rapat pembukaan dokumen penawaran selesai.

(15)

7. Jaminan Penawaran akan dicairkan untuk disetor ke Kas Negara apabila Peserta Lelang mangundurkan diri kesertaannya pada pelengan ini setelah memasukkan surat penawaran.

Pasal 11

Jaminan Pelaksanaan

1. Bentuk surat jaminan pelaksanaan terdiri dari nama dan alamat pemberi tugas, rekanan yang ditunjuk, dan pihak penjamin, nama paket kontrak, jumlah jaminan pelaksanaan dalam angka dan huruf, kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat jaminan pelaksanaan dengan segera kepada Pemberi Tugas sesuai dengan ketentuan dalam jaminan pelaksanaan, masa berlaku surat jaminan pelaksanaan, mengacu kepada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP) khususnya Pasal 1831 dan 1832, dan ditandatangani oleh Penjamin.

2. Pemenang lelang yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan sebelum menandatangani Surat Perjanjian/Kontrak Pemborongan Pekerjaan harus menyerahkan jaminan pelaksanaan tersebut berupa surat jaminan yang dikeluarkan Bank Pemerintah/Umum minimal sebesar 5% (lima persen) dari nilai Kontrak yang dibulatkan keatas menjadi ribuan rupiah.

3. Jaminan pelaksanaan harus diserahkan sebelum penandatanganan surat perjanjian /kontrak. Jaminan pelaksanaan harus mempunyai masa berlaku minimal sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan Serah Terima Tahap II (Pemeliharaan) ditambah minimal 14 hari kalender dan atau dapat diperpanjang apabila diperlukan. 4. Jaminan pelaksanaan menjadi milik negara dengan memperhitungkan prestasi yang

telah dihasilkan oleh Pemborong apabila :

a. Pemborong tidak melaksanakan pekerjaan pada waktu yang telah ditetapkan. b. Pemborong mengundurkan diri setelah menandatangani Kontrak.

Pasal 12

Tata Cara Pemasukan dan Pembukaan Surat Penawaran

1. Tata cara pelelangan dan pembukaan penawaran dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dengan segala perubahannya.

2. Dokumen Penawaran dimasukkan selambat-lambatnya pada : Hari : Kamis

Tanggal : 19 Agustus 2010 Waktu : Pukul 12.00 WIB. Tempat : Sekretariat Pengadaan

3. Surat Penawaran yang terlambat dimasukkan, sesuai dengan hari dan tanggal serta jam yang telah ditentukan di atas akan ditolak dan peserta dianggap mengundurkan diri. 4. Keputusan akan sah atau tidaknya suatu penawaran berada sepenuhnya di tangan

Panitia Pengadaan.

5. Pembukaan Dokumen Penawaran (Sampul I) akan diselenggarakan pada : Hari : Kamis

Tanggal : 19 Agustus 2010 Jam : 13.00 WIB s.d. selesai

Tempat : Ruang Rapat Lt. III Timur Gedung Asta Gatra Lemhannas RI atau akan diberitahukan lebih lanjut jika terjadi perubahan tempat dan waktu.

(16)

Hari : Rabu

Tanggal : 25 Agustus 2010 Jam : 13.00 WIB sd selesai

Tempat : Ruang Rapat Lantai III Timur Gedung Asta Gatra Lemhannas RI atau akan diberitahukan lebih lanjut jika terjadi perubahan tempat dan waktu.

7. Pembukaan Dokumen penawaran dilakukan oleh Panitia Pengadaan disaksikan oleh peserta yang hadir.

8. Untuk pelelangan ini tidak diadakan surat-menyurat, kecuali pemberitahuan pemenang lelang atau hal-hal mengenai perubahan/pembatalan pelelangan (bila terjadi).

9. Berita Acara Pembukaan Dokumen Surat Penawaran ditandatangani oleh Panitia yang hadir dan dua orang wakil dari Peserta Lelang yang ditunjuk oleh Panitia dengan persetujuan Peserta Lelang.

10. Penarikan Diri.

a. Penarikan diri sebagai peserta hanya dapat dilakukan sebelum pemasukan surat penawaran atau selambat-lambatnya sebelum pembukaan Surat Penawaran.

b. Setelah surat-surat penawaran masuk dan dibuka kepada siapapun yang berhasil ditunjuk sebagai pemenang wajib melaksanakan pekerjaan pembangunan ini. Penarikan diri setelah ada keputusan sebagai pemenang mengakibatkan peserta yang bersangkutan diwajibkan membayar uang sebesar selisih harga antara harga penawarannya dengan harga penawaran di atasnya yang ditunjuk sebagai pemenang.

c. Pengunduran diri setelah diajukannya penawaran atau penolakan untuk melaksanakan pekerjaan setelah ditunjuk sebagai pemenang lelang akan mengakibatkan jaminan penawaran/pelaksanaan menjadi milik negara.

Pasal 13 Penilaian Penawaran

1. Dasar Penilaian.

a. Keppres No. 80 Tahun 2003, tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diadakan perubahan terakhir dengan Perpres Nomor 95 Tahun 2007.

b. Peraturan Menteri PU Nomor : 43/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.

c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Administrasi, Umum dan Syarat-Syarat Teknis.

2. Kriteria Penilaian. Kriteria Penilaian penawaran adalah sbb. :

a. Memenuhi persyaratan Umum, Administrasi dan Teknis yang tercantum dalam RKS. b. Harga penawaran tidak melampaui dana yang tersedia.

c. Menguntungkan bagi negara.

d. Harga penawaran wajar dan dapat dipertanggungjawabkan. e. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

f. Mengutamakan produksi dalam negeri.

(17)

Metode Evaluasi yang dipergunakan dalam Pengadaan Jasa Pemborongan pada Pelelangan Pekerjaan Pembangunan Mess Lemhannas ini adalah dengan Sistem Nilai. Artinya Evaluasi/Penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur teknis yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran Peserta Lelang dengan Peserta Lelang lainnya.

4. Pembobotan/Skor Penilaian.

a. Pemberian bobot nilai teknis dan Harga ditetapkan oleh Panitia Pengadaan, disesuaikan dengan tingkat kesulitan teknis dan kompleksitas pekerjaan yang akan dilaksanakan (Nilai Teknis antara 75 – 90% dan Nilai Harga antara 10 – 25%).

b. Dalam pelaksanaan Pelelangan Pengadaan Jasa Pemborongan untuk Pembangunan Mess Lemhannas RI ini, bobot Nilai Teknis dan Harga ditetapkan

80% : 20%.

5. Penilaian/Evaluasi.

a. Administrasi

1) Penelitian administrasi dilakukan terhadap pemenuhan kelengkapan persyaratan Administrasi yang diminta dalam Dokumen Pengadaan. Untuk sistem pasca-kualifikasi apabila data yang diminta sesuai dengan Dokumen Lelang tidak lengkap dinyatakan gugur.

2) Kemampuan Dasar (KD) :

a) Peserta Lelang dinyatakan memenuhi KD, jika KD minimal sama dengan nilai paket. Apabila KD kurang dari nilai paket yang akan dilelangkan dinyatakan gugur.

b) Rumus KD = 2 x NPt (Nilai Pengalaman pekerjaan sejenis tertinggi).

NPt diambil dari data pengalaman perusahaan pada subbidang pekerjaan yang sesuai dalam kurun waktu 7 tahun terakhir.

3) Yang telah gugur pada penelitian administrasi tidak dilanjutkan pada penilaian selanjutnya.

b. Penilaian Teknis. Penilaian Teknis dalam pelelangan ini meliputi Penilaian Keuangan dan Penilaian Teknis.

1) Penilaian Keuangan, Nilai 10.

Penilaian Keuangan terdiri atas penilaian Dukungan Permodalan dari Bank (DB) dan Penilaian Sisa Kemampuan Keuangan (SKK), masing-masing diberi nilai 5.

a) Dukungan Bank (DB). Nilai 5.

(1) Jumlah besaran rupiah adalah + 10% dari nilai paket yang dilelangkan. (2) Penilaian :

Jika DB > 10% dari nilai paket yang akan dilelangkan diberi nilai 10, jika DB < 10% dari nilai paket yang akan dilelangkan diberi nilai 0.

b) Sisa Kemampuan Keuangan (SKK), Nilai 5. SKK dihitung dengan rumus :

(18)

KK = Fp x MK MK = Fl x KB

KB = (a+b+c) – (d+e), diambil dari neraca. Dimana :

KK : Kemampuan Keuangan Fp : Faktor Perputaran Modal

Fp : 6 untuk Penyedia Jasa usaha kecil. Fp : 8 untuk Penyedia Jasa bukan usaha kecil. MK : Modal Kerja (minimum 10%)

KB : Kekayaaan Bersih. a : Aktiva Lancar b : Aktiva Tetap c : Aktiva Lainnya d : Utang Jangka Pendek e : Utang Jangka Panjang Fl : Faktor Likuiditas

Fl : 0,3 untuk Penyedia Jasa usaha kecil Fl : 0,8 untuk Penyedia Jasa bukan usaha kecil NK : Nilai Kontrak dalam pelaksanaan

Prestasi : Nilai Pekerjaan yang sudah dilaksanakan NP : Nilai Paket yang akan dilelangkan

Penilaian :

Bila Nilai Paket (NP) sebesar X, maka;

Jika SKK > X diberi nilai 5, Jika 0,5 X < SKK < 0,9 diberi nilai 2,5, SKK < 0,5 X diberi nilai 0.

2) Penilaian Kemampuan Teknis, Nilai 90.

Penilaian/Evaluasi Teknis dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi, meliputi Pengalaman Perusahaan; Metoda Pelaksanaan; Kemampuan Teknis; Syarat Teknis lainnya.

a) Pengalaman Perusahaan, Nilai 10.

Penilaian pengalaman perusahaan terdiri atas penilaian bidang pekerjaan, besarnya nilai kontrak, dan status Penyedia Jasa.

(1) Bidang Pekerjaan. Nilai maksimal 5. Data diambil dari Formulir Isian Kualifikasi

(a) Berpengalaman yang bidang dan sub bidangnya sama dengan pekerjaan yang akan dilelangkan min 3 kali mendapat bobot nilai 100%

(b) Berpengalaman di bidang sama dan sub bedang berbeda, tetapi sejenis atau berkaitan min 3 kali sebagaimana yang akan dilelangkan medapat nilai bobot 50%

(c) Pengalaman berbeda dengan pekerjaan yang akan dilelangkan tidak mendapat nilai.

(2) Penilaian besarnya nilai kontrak. Nilai maksimum 2,5. Data di ambil dari Formulir Isian Kualifikasi. Bila pekerjaan yang akan dilelangkan nilainya sebesar X, maka untuk :

(19)

(b) 0.5 X < Nilai Kontrak < X, mendapat bobot nilai 50%. (c) Nilai Kontrak < 0.5 X tidak dinilai.

(3) Status Penyedia Jasa. Nilai maksimum 2,5. Data di ambil dari Formulir Isian Kualifikasi.

(a) Sebagai Penyedia Jasa utama/lead firm joint operasition (JO) mendapat bobot nilai 100%

(b) Sebagai sub Penyedia Jasa/anggota joint operation (JO) mendapat bobot nilai 30%.

b) Penilaian Metode Pelaksanaan, bobot nilai 50.

(1) Metode kerja Pelaksanaan pekerjaan meliputi; Analisa pekerjaan, kesesuaian urutan, ketepatan menyusun pekerjaan dan penggunaan material serta tenaga kerja, struktur organisasi pelaksanaan (Nilai 20). (2) Kesesuaian Spesifikasi Teknis, meliputi spesifikasi teknis yang meliputi

bahan/material untuk pekerjaan Struktur, Interior/Eksterior dan M/E termasuk brosur bahan dan alat yang akan digunakan (Nilai 10).

(3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan, meliputi Time Schedule, S-Curve, Network Planning termasuk progres pekerjaan harian, mingguan, bulanan, Laporan Akhir, dan Shop Drawing (Nilai 20).

c) Penilaian Kemampuan Teknis, Nilai 25.

Penilaian dilakukan atas 3 unsur, yaitu Personil, Peralatan dan Manajemen Mutu.

(1) Penilaian Personil. Nilai 15.

Untuk Kegiatan Pembangunan Mess Lemhannas RI ini, Personil/Tenaga Inti Minimal yang diperlukan adalah :

(a) Project Manager, satu orang berpendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil/Arsitektur/setara, pengalaman minimal 15 (lima belas) Tahun atau minimum pernah menangani 5 proyek pekerjaan sejenis. Mempunyai SKA yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 1 org x 3 = 3.

(b) Site Manager, satu orang berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil/ Arsitek atau setara, pengalaman minimal 10 Tahun atau minimum pernah menangani 5 (lima) proyek pekerjaan sejenis. Mempunyai SKA yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 1 orang x 2 = 2

(c) Tenaga Ahli Arsitektur, satu orang berpendidikan minimal S1 Teknik Arsitektur atau setara, pengalaman minimal 10 Tahun atau minimum pernah menangani 5 proyek pekerjaan sejenis. Mempunyai SKA yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 1 orang x 2 = 2

(d) Tenaga Ahli Mekanikal satu orang berpendidikan minimal S1 Teknik Mesin atau setara, pengalaman minimal 5 Tahun atau minimum pernah menangani 3 proyek. Mempunyai SKA yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 1 orang x 2 = 2

(20)

minimum pernah menangani 3 proyek. Mempunyai SKA yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 1 orang x 2 = 2

(f) Asisten Tenaga Ahli Sipil/Struktur, 3 (tiga) orang berpendidikan minimal S1/D3 Teknik Sipil, pengalaman minimal 3-5 Tahun atau minimum pernah menangani 2 proyek. Mempunyai SKA/SKT yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 3 orang x 0,5 = 1,5

(g) Asisten Tenaga Ahli Arsitektur, 2 (dua) orang berpendidikan minimal S1/D3 Teknik Arsitektur, pengalaman minimal 3-5 Tahun atau minimum pernah menangani 2 proyek. Mempunyai SKA/SKT yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 2 orang x 0,5 = 1.

(h) Asisten Tenaga Ahli Mekenikal/Elektrikal, 2 (dua) orang berpendidikan minimal S1/D3 Teknik Mesin/Elektro, pengalaman minimal 3 Tahun atau minimum pernah menangani 2 proyek. Mempunyai SKA/SKT yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 2 orang x 0,5 = 1.

(j) Asisten Tenaga Ahli Bidang Geodesi, satu orang berpendidikan minimal S1/D3 Teknik Geodesi, pengalaman minimal 3-5 Tahun atau minimum pernah menangani 2 proyek. Mempunyai SKA/SKT yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 1 orang x 0,5 = 0,5.

(k) Tenaga Administrasi, 2 orang berpendidikan minimal D3/SLTA atau yang sederajat, bisa mengoperasionalkan Komputer.

Catatan :

Tenaga Ahli dan Tenaga Trampil yang disediakan oleh Penyedia Jasa harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dan Asisten Tenaga Ahli harus mempunyai Sertifikat Ketrampilan (SKT). Bagi yang tidak memiliki SKA/SKT tidak dinilai.

(2) Penilaian Peralatan, nilai 5.

Peralatan yang dinilai hanya yang kondisinya tidak kurang dari 70%. Kepemilikan peralatan dinilai sebagai berikut;

(a) Milik sendiri dengan bukti, mendapat bobot nilai 100%. (b) Sewa beli dengan bukti, mendapat bobot nilai 100%.

(c) Sewa jangka panjang dengan bukti, mendapat bobot nilai 50%. (d) Sewa jangka pendek dengan bukti mendapat bobot nilai 30%.

(e) Untuk milik sendiri, sewa beli, dan sewa yang tidak disertai bukti, tidak di nilai atau 0.

Kebutuhan peralatan minimum yang harus dimiliki oleh Peserta Lelang untuk pekerjaan Pembangunan Mess Lemhannas RI ini, adalah :

¾ Lift Material Crane/Tower Crane; ¾ Bar Bender dan bar Cutter; ¾ Mesin Las Listrik;

(21)

¾ Dump Truck;

¾ Mobil Pick up Bak Terbuka; ¾ Pompa Air Summersible; ¾ Planner Machine;

¾ Portable Chainsow (Gergaji Mesin Meja); ¾ Pipe Bender;

¾ Alat Snei;

¾ Plat Baja Tebal 1” ¾ Teodolit;

¾ Boor listrik; ¾ Hammer Drill;

¾ Commisioning Test Equipment (Merger Test/Groundig Test). ¾ Ram Test;

¾ Handy Tolky (HT);

¾ Concrete Grouting Machine.

(3) Manajemen Mutu. Nilai maksimum 5

Untuk Penyedia Jasa yang menyampaikan program mutu diberi nilai 5, bagi yang tidak menyampaikan, dinilai 0.

d) Penilaian Syarat Teknis Lainnya, nilai maksimal 5.

Syarat Teknis lainnya yang diberikan penilaian adalah meliputi :

(1) Workshop Milik Sendiri; diberi dengan bukti nilai 3, Sewa/Kerjasama dengan bukti diberi Nilai 2.

(2) Sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001, diberi nilai 0,5. (3) Sertifikat Manajemen K3 OHSAS 18001, diberi nilai 0,5. (4) Sertifikat Audit Sistem Manajemen K3, diberi nilai 0,5.

(5) Sertifikat Manajemen Lingkungan ISO 14001, diberi nilai 0,5.

Nilai Teknis = Nilai Kemampuan Keuangan + Nilai Kemampuan Teknis.

e) Nilai Ambang Batas Lulus (passing grade)

1) Nilai Ambang Batas Lulus Teknis untuk Pelelangan Pembangunan Mess Lemhannas RI adalah adalah 75.

2) Peserta Lelang yang dinyatakan Lulus Teknis adalah yang mempunyai Nilai Ambang Batas Lulus minimal 75, Nilai Teknis dibawah 75 dinyatakan gugur atau tidak memenuhi syarat teknis dan tidak dilanjutkan pada penilaian selanjutnya.

f) Penilaian Sisa Kepampuan Paket (SKP)

Bagi Peserta Lelang yang telah memenuhi passing grade, masih harus dinilai Sisa Kemapuan Paket (SKP); SKP untuk Penyedia Jasa Non Kecil adalah 8, jika SKP > 0, dilanjutkan pada penilaian selanjutnya dan jika SKP = 0 maka Peserta Lelang dinyatakan gugur dan tidak dilanjutkan dengan penilaian selanjutnya.

c. Penilaian Penawaran Harga.

(22)

Dalam Metode Evaluasi Sistem Nilai (merit point system), Penawaran dengan harga terendah belum tentu menjadi pemenang lelang. Skor evaluasi harga dihitung proporsional dengan rumus :

HPT

Nilai Harga = --- X 100 (HP) X

(HP) X = Harga Penawaran Peserta Lelang yang dinilai. HPT = Harga Penawaran Peserta Lelang Terendah.

d. Nilai Akhir = (Nilai Penawaran Teknis X Bobot Teknis) + (Nilai Penawaran Harga X Bobot Penawaran Harga).

e. Pembuktian Kualifikasi.

1) Terhadap 3 (tiga) peserta lelang yang memperoleh nilai akhir (gabungan) urutan 1, 2 dan 3 akan diusulkan sebagai calon pemenang dengan terlebih dahulu dilakukan klarifikasi Kualifikasi dengan meminta rekaman asli atau dokumen asli yang sah dan bila diperlukan dilakukan konfirmasi dengan instansi terkait serta Klarifikasi dan Koreksi Aritmatika terhadap Harga Penawaran dihadapkan dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang dibuat oleh Panitia.

2) Apabila dalam pembuktian kualifikasi ditemui hal-hal yang tidak benar/palsu, maka Penyedia Jasa dinyatakan gugur dan dikenakan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam daftar hitam perusahaan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun dan sanksi perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 14

Penetapan dan Pengumuman Pemenang

1.

1. Penetapan pemenang lelang. Berdasarkan hasil evaluasi teknis dan harga, Panitia mengajukan/mengusulkan 3 (tiga) Peserta Lelang yang mempunyai rangking perolehan nilai tertinggi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Lemhannas RI sebagai Calon Pemenang Lelang dan Pemenang Cadangan. Laporan/usulan calon pemenang lelang dan calon pemenang cadangan disertai dengan penjelasan atau keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Berdasarkan usulan Panitia Pengadaan, Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan Pemenang dan Pemenang cadangan dengan Surat Penetapan Pemenang Lelang dan Pemenang Cadangan.

2. Pengumuman Pemenang Lelang. Pemenang Lelang akan diumumkan oleh Panitia Pengadaan kepada seluruh Peserta Lelang selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak tanggal ditatapkan Pemenang Lelang oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

Pasal 15 Sanggahan

1. Peserta Lelang yang merasa dirugikan, baik secara sendiri maupun bersama-sama peserta lainnya, dapat mengajukan surat sanggahan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta Pusat.

(23)

a. Panitia Pengadaan dan/atau pejabat yang berwenang menyalahgunakan wewenang-nya;

b. Pelaksanaan lelang telah menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;

c. Terdapat unsur KKN di antara Peserta Lelang;

d. Terjadi praktek KKN antara Peserta Lelang dengan anggota panitia dan/atau pejabat yang berwenang lainnya;

e. Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan pelelangan tidak adil, tidak transparan dan tidak terjadi persaingan yang sehat.

3. Waktu sanggahan selama 5 (lima) hari kerja terhitung 1 (satu) hari setelah tanggal pengumuman Pemenang Lelang.

4. Apabila Peserta Lelang tidak puas terhadap jawaban Pejabat Pembuat Komitmen sebagaimana dimaksud dalam ayat 3, maka dapat mengajukan surat sanggahan banding.

5. Surat sanggahan banding disampaikan kepada Gubernur Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya jawaban atas sanggahan tersebut.

6. Gubernur Lemhannas RI akan memberikan jawaban selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kerja sejak surat sanggahan banding diterima.

7. Proses pemilihan penyedia barang/jasa tetap dilanjutkan tanpa menunggu jawaban atas sanggahan banding.

8. Apabila sanggahan banding ternyata benar, maka proses pemilihan penyedia barang/jasa dievaluasi kembali atau dilakukan proses pemilihan ulang, atau dilakukan pembatalan kontrak.

Pasal 16

Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang

1. Pelelangan dinyatakan gagal apabila :

a. Penyedia Jasa yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang kurang dari 3 (tiga); atau

b. Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga); atau

c. Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat sesuai ketentuan dokumen lelang; atau

d. Semua harga penawaran di atas pagu dana yang tersedia; atau

e. Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam dokumen lelang ternyata benar; atau

f. Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN dari pemenang lelang urutan 1, 2 dan 3 ternyata benar; atau

g. Pemenang lelang urutan 1, 2, dan 3 mengundurkan diri dan tidak bersedia ditunjuk; atau

h. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang atau prosedur yang berlaku; atau

(24)

2. Pelelangan Ulang

Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan pelelangan ulang dengan prosedur :

a. Terhadap pelelangan yang gagal karena tersebut butir 1.a., dan/atau 1.b., dan/atau 1.e. dilakukan pelelangan ulang, dengan cara mengumumkan kembali dan mengundang calon peserta lelang yang baru selain calon peserta lelang yang telah masuk dalam daftar calon peserta lelang;

b. Terhadap pelelangan yang gagal karena tersebut butir 1.c., dan/atau 1.d., dan/atau 1.h. dilakukan pelelangan ulang, dengan cara mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang yang mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga). Bilamana dianggap perlu, Panitia Pengadaan melakukan pelelangan ulang dengan mengundang calon peserta lelang yang baru.

c. Terhadap pelelangan yang gagal karena tersebut pada butir 1.f. dan 1.i., dilakukan sebagai berikut :

1) Apabila Panitia Pengadaan tidak terbukti terlibat KKN, Panitia Pengadaan mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon Penyedia Jasa untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga). Bilamana dianggap perlu Panitia Pengadaan melakukan pelelangan ulang dengan mengundang calon peserta lelang yang baru. Panitia Pengadaan dilarang mengundang peserta yang terlibat KKN; atau 2) Apabila Panitia Pengadaan terbukti terlibat KKN, maka dibentuk Panitia

Pengadaan baru untuk melakukan pelelangan ulang. Panitia Pengadaan baru dilarang mengikutsertakan peserta lelang yang terbukti terlibat KKN;

d. Terhadap pelelangan yang gagal karena tersebut pada butir 1.g., dilakukan pelelangan ulang dengan cara sebagai berikut :

1) Mengundang peserta yang memenuhi syarat untuk menyampaikan penawaran harga yang baru apabila peserta lelang yang memenuhi syarat sama dengan atau lebih dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri);

2) Mengumumkan kembali/mengundang peserta lelang yang baru dan lama yang memenuhi syarat untuk mengajukan penawarannya apabila peserta yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri).

e. Apabila dalam pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga) :

1) Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 2 (dua), maka proses pemilihan dilanjutkan seperti pada proses pemilihan langsung;

2) Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 1 (satu), maka proses pemilihan dilanjutkan seperti pada proses penunjukan langsung.

f. Dalam hal Pejabat Pembuat Komitmen atau Panitia Pengadaan menemukan indikasi kuat adanya KKN di antara Penyedia Jasa, maka :

1) Panitia Pengadaan meneliti kewajaran penawaran dengan cara memeriksa koefisien dan harga satuan dasar upah, bahan, dan alat dan membandingkan dengan harga satuan pekerjaan sejenis terdekat;

(25)

3) Apabila hasil penelitian pada butir 1) dan 2) mengarah kepada terjadinya KKN, maka Pejabat Pembuat Komitmen wajib menghentikan proses pelelangan untuk diperiksa instansi yang berwenang.

g. Apabila dalam pelaksanaan pelelangan ulang terjadi KKN, maka Pejabat Pembuat Komitmen wajib menghentikan proses pelelangan dan pejabat yang berwenang mengusulkan pemindahan alokasi dana untuk pekerjaan lainnya.

Pasal 17 Harga Borongan

Harga borongan adalah penawaran yang telah disepakati oleh Pejabat Pembuat Komitmen dengan Pemborong yang sudah termasuk seluruh pajak dan kewajiban lain yang harus dibayarkan oleh Pemborong.

Pasal 18

Resiko dan Keamanan

1. Segala resiko kebakaran, pencurian dan lain-lain, ditempat pekerjaan atas segala bahan, alat-alat dan lain-lain menjadi tanggungjawab Pemborong.

2. Pemborong harus mengadakan penjagaan, pengamanan dan sebagainya ditempat pekerjaan selama pekerjaan berlangsung

BAB III

(26)

Pasal 19

Surat Penunjukan Penyedia Jasa/Kontrak/SPMK

1. Setelah berakhirnya masa sanggah dan/atau sanggahan dari peserta lelang sudah dijawab dan tidak terbukti, maka Pejabat Pembuat Komitmen akan segera mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) kepada Pemenang Lelang.

2. Surat Perjanjian/Kontrak yang merupakan Ikatan antara Pemberi Tugas dan Pemborong sebagai yang menerima tugas untuk melaksanakan pekerjaan tersebut berupa Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan akan segera dibuat dan ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah dikeluarkannya Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan dibuat rangkap 4 (empat).

3. SPMK dikeluarkan setelah selesai penanda tanganan kontrak, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah dikeluarkannya SPMK, Pemborong harus sudah mulai bekerja. 4. Biaya yang ditimbulkan akibat dibuatnya Surat Perjanjian Pemborongan, pajak-pajak

dan biaya lain dalam bentuk apapun yang berlaku saat penanda-tanganan kontrak maupun yang berlaku sesudahnya saat pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor/Pemborong.

Pasal 20

Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 105 (seratus lima) hari kalender terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pemberi Tugas.

2. Pelaksanaan pekerjaan harus dimulai selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan oleh Pemberi Tugas.

3. Jika dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah waktu yang ditentukan, Pemborong belum juga memulai/melaksanakan pekerjaan, maka Pemborong akan menerima surat teguran pertama dari Pemberi Tugas.

4. Apabila 3 (tiga) hari berikutnya pekerjaan belum juga dimulai/dilaksanakan, maka Pemborong akan menerima surat teguran kedua, bila pada hari ke-14 (empat belas) pekerjaan belum juga dilaksanakan/dimulai, Pemberi Tugas mempunyai kekuatan penuh untuk membatalkan pelaksanaan pekerjaan tanpa ada tuntutan apapun dari Pemborong yang telah ditunjuk sebagai pemenang.

5. Apabila pekerjaan telah berjalan, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan sangat menyim-pang dari jadwal pekerjaan dan kontrak/RKS, maka pemutusan kontrak secara sepihak akan dilakukan agar tidak merugikan pada Pemberi Tugas.

6. Pemutusan kontrak secara sepihak itu dilakukan setelah 3 (tiga) kali teguran selang 3 (tiga) hari tanpa ada penjelasan. Semua biaya/kerugian akibat pemutusan hubungan kerja menjadi tanggung jawab Pemborong. Pemberi Tugas secara sepihak mempunyai kekuasaan penuh membatalkan surat penunjukan pelaksanaan pekerjaan yang telah dikeluarkan.

Pasal 21

Jangka Waktu Pemeliharaan

1. Jangka waktu Pemeliharaan pekerjaan yang tersebut dalam pasal 20 di atas adalah selama 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal Serah Terima I.

(27)

dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Teknis, hal tersebut masih menjadi tanggungjawab Pemborong dan harus segera diselesaikan.

3. Bila dalam jangka waktu tersebut Pemborong tidak melaksanakan pekerjaan perbaikan seperti tertuang dalam RKS, Pemberi Tugas dapat menunjuk Pihak Ketiga (Pemborong Lain) untuk melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan tersebut dan biayanya menjadi tanggung jawab Pemborong semula.

Pasal 22

Perpanjangan Waktu Kontrak

1. Permintaan perpanjangan waktu yang disebabkan oleh kelalaian Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan sehingga mengakibatkan kelambatan penyelesaian pekerjaan, tidak dapat dipenuhi.

2. Pada peristiwa dihentikannya suatu bagian/keseluruhan pekerjaan oleh Direksi Lapangan sebagai akibat kelalaian Pemborong sendiri, tidak dapat diperhitungkan sebagai perpanjangan waktu.

3. Apabila permintaan perpanjangan waktu dalam batas-batas yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan, dengan alasan yang rasional maka akan dipertimbangkan. 4. Pengunduran waktu karena adanya Keadaan Kahar, harus dengan keterangan dari

instansi yang berwenang.

5. Permohonan perpanjangan waktu diajukan secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum waktu penyerahan pertama tiba, dengan disertai alasan-alasannya. 6. Perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan hanya akan diberikan 1 (satu) kali

perpanjangan saja.

Pasal 23 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud adalah “Pembangunan Mess Lemhannas RI”, meliputi : 1. Pekerjaan Persiapan.

2. Pekerjaan Bongkaran. 3. Pekerjaan Struktur. 4. Pekerjaan Arsitektur.

5. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal.

Pasal 24 A s u r a n s i

1. Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala klaim, tuntutan dan/atau gugatan yang diajukan oleh buruh/tenaga kerja, Pemborong, agen-agennya, supliernya dan/atau pihak ketiga yang berhubungan dengan Pemborong sehubungan dengan kecelakaan kerja yang terjadi dan/atau kerugian-kerugian lainnya atas buruh/tenaga kerja Pemborong, supplier-suppliernya dan/atau pihak ketiga yang berhubungan dengan ini membebaskan Pemberi Tugas dari segala klaim, dan/atau gugatan. Demikian juga Pemborong akan membebaskan Pemberi Tugas dari segala klaim, tuntutan dan/atau gugatan yang diajukan dari pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan karena kesalahan atau kelalaian Pemborong, Kontraktor spesialis, tenaga kerja/buruhnya, agen-agennya, supplier-suppliernya, serta pihak-pihak yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan.

(28)

mempunyai pasal-pasal “cross liability” antara Pemberi Tugas dan Pemborong, dengan menempatkan pihak Pemberi Tugas sebagai “The Exclusive Loss Payee” dalam Polis Asuransi.

3. Asuransi terhadap pekerjaan harus ditutup dengan polis asuransi “Contruction’s All Risk” (CAR), termasuk di dalamnya hal-hal yang disebabkan oleh kebakaran, angin ribut, banjir, kebocoran pipa atau tanki air, kejatuhan benda-benda dari udara dan huru hara. 4. Asuransi tersebut harus mencakup segala kerugian yang ditimbulkan terhadap

pekerjaan yang telah dan belum selesai, bahan-bahan, barang-barang dan material-material yang telah dikirim ke lapangan (tempat pekerjaan atau lokasi proyek) maupun yang sedang dalam perjalanan ketempat pekerjaan atau lokasi proyek. Nilai yang diasuransikan sedikitnya sama dengan harga kontrak ditambah 10% untuk menutup biaya-biaya konsultan dan pembersihan puing (debris removal) yang diakibatkan dari suatu kejadian/bencana maupun pembersihan pada akhir proyek.

5. Polis Contruction’s All Risk tersebut harus juga mencakup tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga (Third Party Liability) dengan jumlah tanggungan atas manusia dan barang yang ditutup pada perusahaan asuransi yang sama.

6. Asuransi Tenaga Kerja harus ditutup sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Pemborong diwajibkan menyerahkan foto kopi dari polis asuransi dan kwitansi-kwitansi pembayaran premi asuransi-asuransi tersebut di atas kepada Pemberi Tugas dan bila sewaktu-waktu diminta oleh Pemberi Tugas, maka Pemborong dan/atau Kontraktor spesialis harus mampu menunjukkan asli dari polis dan kwitansi-kwitansi pembayaran premi asuransi tersebut. Dalam hal apapun juga tidak menutup asuransi-asuransi tersebut di atas atau tidak membuat perubahan dan atau pembaharuan terhadap polis asuransi pada saat diperlukan, sedangkan hasil pekerjaan belum diserah terimakan kepada Pemberi Tugas untuk kedua kalinya, maka Pemberi Tugas berhak mengasuransikan segala sesuatunya kepada perusahaan asuransi, dimana pembayaran premi atas polis asuransi tersebut akan dipotong dari harga borongan masing-masing pekerjaan yang seharusnya dibayarkan kepada Pemborong dan/atau Kontraktor spesialis oleh Pemberi Tugas. Dan setelah itu Pemberi Tugas akan menyerahkan polis asuransi tersebut berikut kwitansi pembayaran premi asuransi kepada Pemborong. 8. Asuransi yang ditutup harus berlaku untuk jangka waktu selama kontrak ditambah masa

pemeliharaan sebagaimana ditentukan.

9. Segala Polis Asuransi tersebut di atas, diserahkan sebelum Kontrak Perjanjian Pekerjaan ditandatangani.

Pasal 25 Pembayaran

Pembayaran dilaksanakan :

1. Pembayaran dilaksanakan melalui KPPN Jakarta I sesuai dengan ketentuan yang berlaku, atas beban APBN-P yang tertuang dalam Revisi ke-4 tanggal 12 Juli 2010 DIPA Lemhannas RI Tahun 2010 Nomor : 0001/064.01.1/--/2010 tanggal 31 Desember 2009,. 2. Cara pembayaran akan ditentukan/dijelaskan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak.

Pasal 26

Pekerjaan Tambah dan Kurang

(29)

2. Untuk mendapatkan ijin tertulis dari Pemberi Tugas, Pemborong diwajibkan untuk segera memberitahukan biaya pekerjaan tambah/kurang tersebut berdasarkan Daftar Harga Satuan pekerjaan yang dilampirkan Pemborong dalam surat penawaran. Apabila tidak terdapat harga satuannya, maka diadakan negosiasi. Pembayaran pekerjaan tambah/kurang diperhitungkan pada saat pembayaran pekerjaan yang terakhir.

Pasal 27

Kenaikan Harga dan Keadaan Kahar

1. Kenaikan Harga :

a. Apabila selama dalam waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kenaikan harga adalah menjadi tanggungjawab Pemborong dan tidak akan diadakan peninjauan serta perhitungan biaya lagi.

b. Dalam pengajuan penawaran harga Pemborong dianggap sudah memperhitungkan faktor-faktor yang bisa berubah hingga pekerjaan tersebut selesai.

2. Force Majeure :

a. Yang dimaksud force majeure adalah sesuatu akibat dari kejadian diluar kemampuan pihak Pemborong baik langsung maupun tidak langsung antara lain: 1) Karena Gempa Bumi, Angin Topan, Petir, Banjir, Sabotase, Kebakaran dan

huru-hara yang dapat mempengaruhi langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan.

2) Karena tindakan Pemerintah dalam bidang moneter yang dapat berpengaruh langsung kepada pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Peristiwa yang diluar kemampuan Pemborong tersebut harus mendapat pengakuan dari pihak yang berwenang.

b. Pemborong dalam waktu paling lambat 3 x 24 jam wajib melaporkan secara tertulis kejadian yang bisa dikatagorikan sebagai Force Majeure kepada Pemberi Tugas dan disertai surat pengesahan dari instansi yang berwenang. Jika waktu ini dilampaui tanpa alasan yang rasional maka Pemborong akan kehilangan hak untuk mengklaim atas kejadian-kejadian yang bisa dikatagorikan sebagai Force Majeure.

Pasal 28

Sanksi-Sanksi Denda dan Klaim

1. Kelambatan penyerahan pekerjaan :

a. Apabila Pemborong terlambat menyerahkan pekerjaan karena pekerjaan belum selesai seluruhnya pada waktu yang telah ditentukan, maka Pemborong tersebut dikenakan denda 10/00 (satu permil) dari nilai kontrak untuk setiap hari kelambatan

dan maksimal 5% (lima persen) dari nilai kontrak.

b. Pelaksanaan pembayaran denda ini akan diperhitungkan dan dilaksanakan pada saat penyerahan pertama (tahap pekerjaan 100% dan tahap pembayaran 95%). c. Apabila jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tidak dapat dipenuhi dan diperlukan

(30)

2. Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak.

a. Sanksi selama masa pemeliharaan.

Jangka waktu masa pemeliharaan selama 1 (satu) tahun sejak penyerahan pertama. Selama masa pemeliharaan Pemborong wajib merawat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang timbul selama masa pemeliharaan.

b. Denda :

1) Jika dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dilampaui dengan alasan yang tidak bisa diterima oleh Pemberi Tugas, maka Pemborong dikenakan denda sebesar 1‰ (satu permil) dari harga borongan per hari kelambatan.

2) Apabila Pemborong belum dapat menyerahkan Pekerjaan tersebut dalam waktu 15 (lima belas) hari kelambatan maka Pemberi Tugas berhak membatalkan perjanjian pekerjaan (Kontrak). Perhitungan dan pembayaran nilai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan didasarkan atas hasil penilaian tim khusus yang diangkat oleh Pemberi Tugas.

3) Segala cacat yang tersembunyi baik secara hukum dan secara fisik menjadi tanggung jawab Pemborong.

3. Klaim.

Klaim kenaikan harga upah dan atau bahan tidak diperkenankan, kecuali ada peraturan pemerintah di bidang moneter yang mendukung.

Pasal 29

Penyerahan Pekerjaan

1. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan seluruhnya oleh Pemborong selambat-lambatnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, Pemborong diwajibkan menyerahkan hasil pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan I (Pertama) dan menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% dari nilai kontrak.

2. Setelah jangka waktu masa pemeliharaan selama 1 (satu) tahun, Pemborong diwajibkan menyerahkan pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan II (Kedua) berupa pemeliharaan pekerjaan.

Pasal 30

Uraian/Penjelasan Umum tentang Tata Tertib Pelaksanaan

1. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan setiap ada perbedaan ukuran untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Pemborong memperbaiki sendiri perbedaan tersebut di atas. Akibat-akibat dari kelalaian Pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

2. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan RKS beserta lampirannya di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan.

(31)

4. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang dilaksanakan, Pemborong diwajibkan berhubungan dengan Pengawas Pekerjaan, untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ada ketentuan lain, guna mendapatkan pengesahan/ persetujuannya.

5. Setiap usul perubahan dari Pemborong ataupun persetujuan pengesahan dari Pengawas Pekerjaan dan Pemberi Tugas dianggap berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.

Pasal 31

Pengawasan dan Pemeriksaan Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pemborong harus menyerahkan Rencana Kerja yang terperinci antara lain berisi : a. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan masing-masing

pekerjaan.

b. Tanggal yang diusulkan untuk rnemperoleh bahan/peralatan. c. Jam kerja yang diusulkan untuk bekerja.

d. Dan lain-lain yang harus diperinci.

2. Pemberi Tugas berhak melakukan pengawasan/tegoran terhadap pelaksanaan pekerjaan.

3. Penilaian atas barang-barang yang dipesan/dikirim akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja.

4. Pemborong diwajibkan terlebih dahulu mangajukan pemberitahuan kepada Kepala Satuan Kerja mengenai barang yang akan dikirim untuk diperiksa terlebih dahulu. 5. Bagian-bagian Pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi tidak cocok dengan contoh

yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Pengawas, barang tersebut akan ditolak dan segala kerugian menjadi tanggungjawab Pemborong.

6. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas.

7. Direksi Lapangan berhak pada setiap waktu yang dianggap perlu tanpa memberi tahukan sebelumnya, untuk mengadakan inspeksi/pemeriksaan kepada Kontraktor atau Sub-Kontraktor :

a. Terhadap jenis pekerjaan yang dipersiapkan di dalam atau diluar site. b. Terhadap gudang penyimpanan bahan-bahan.

c. Terhadap pengolahan material maupun sumber-sumbernya.

8. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tapi luput dari pengawasan Direksi Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong, pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan.

9. Jika diperlukan pengawasan oleh Direksi/Direksi Lapangan di luar jam-jam kerja, maka segala biaya untuk itu menjadi beban Pemborong. Permintaan Pemborong tersebut harus dengan surat disampaikan kepada Direksi Lapangan. Dan Direksi Lapangan di dalam jawabannya akan memberitahukan besarnya biaya, setelah ada persetujuan Direksi/Direksi Lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan kekerasan baja sebelum di galvanis adalah 105.8 Kg/mm² dan kekerasan baja tertinggi sesudah dilakukan proses Hot Dip Galvanis adalah pada

Namun seiring dengan perkembangan zaman, berbusana menjadi media untuk menunjukkan eksistensi seseorang dalam komunitasnya (Adlien Fadlia &amp; Taruna

Pertama: sesuai dengan amanat Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 yang menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum, dimana asas due pro- cess of law sebagai salah

Tes praktek bertujuan untuk mengukur penguasaan keterampilan kerja peserta kursus dan pelatihan Mengelas Dengan Las Busur Manual (LBM)/Shielded Metal Arc Welding

Hal ini karena biaya proyek termasuk kecil, sedangkan perbaikan yang dilakukan mampu meningkatkan kinerja dari irigasi, sehingga terjadi peningkatan hasil produksi

Dari contoh yang telah disebut diatas, maka distribusi peran yang mengisi fungsi sintaksis pada pola kalimat I adalah peran tindakan selalu mengisi fungsi predikat, peran

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA

Studi ini bertujuan untuk memberikan solusi dengan cara membandingkan metode fuzzy Tsukamoto dengan metode fuzzy Mamdani dalam kasus seleksi pegawai teladan dan