PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGUNGKAPAN
SOSIAL PADA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DISEKTOR
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI)
(Skripsi)
Oleh
MARDIATINA NINGSIH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DISEKTOR
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh
MARDIATINA NINGSIH
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba, serta menganalisis pengaruh dari manajemen laba terhadap
pengungkapan sosial perusahaan.
Pengukuran pengungkapan sosial dengan melihat ada atau tidaknya laporan CSR pada laporan tahunan perusahaan. Menghitung discretionary accruals dengan menggunakan model jones, kemudian diklasifikasikan dengan melakukan analisis diskriminan dengan hasil 58 perusahaan melakukan income increasing (menaikkan laba) dan 12 perusahaan melakukan income decreasing (menurunkan laba).
Pengujian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari manajemen laba terhadap pengungkapan sosial, dan hubungan pengaruhnya positif.
Nama : Mardiatina Ningsih
Alamat : Jl.Danau Towuti no 99 Kedaton Bandar Lampung Hp : 085658805418
e mail : [email protected]
ABSTRACT
THE IMPACT OF EARNINGS MANAGEMENT TROUGH THE ACT SOCIAL DISCLOSURE AT FOOD AND BEVERAGE COMPANY WHICH IS REGISTERED
AT INDONESIAN STOCK EXCHANGE
By
MARDIATINA NINGSIH
This research was meant to test the presence of discretionary accruals as the proxy of earnings management, and also to analyze the impact of earnings management through the act of social disclosure of the company.
The gauging of social disclosure by observing the presence of CSR account at annual company report. By counting on discretionary accruals using Jones method, then it will be classified using discriminate analysis with the quotient that 58 company had done income increasing and 12 company had done income decreasing.
The test prolonged with classical trial assumption and doubled-linier regression analysis. The result shown that there is a significant influence from earnings management through social disclosure and could be concluded that the influence is positive.
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah, dan karunia-Nya yang tiada henti-hentinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan dan suri tauladan seluruh alam, Nabi Muhammad SAW.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Manajemen Laba terhadap Pengungkapan Sosial pada Perusahaan yang Bergerak di Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akan sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
3. Ibu Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Utama yang
telah berkenan meluangkan waktu dan perhatian, memberikan bimbingan,
saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;
4. Bapak Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Kedua yang
telah berkenan meluangkan waktu dan perhatian, memberikan bimbingan,
saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;
5. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama pada ujian
skripsi. Terima kasih atas masukan dan saran-saran yang telah diberikan;
6. Bapak Fitra Darma, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Akademik;
7. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi, dan
segenap dosen yang telah membantu penulis dengan bekal ilmu yang
diberikan selama proses penyelesain pendidikan di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung;
8. Staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, pak
Sobari, pak Yusuf, mbak Mai, mas Leman, mas Yana, Edi, mas Nanang,
9. Ayahanda, yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuku, mendoakan
untuk keberhasilan dan kebahagiaanku, terima kasih atas segala cinta kasih
yang selalu tercurah;
10. Almarhumah Ibunda, terima kasih atas kasih yang telah kau curahkan, ilmu
yang kau ajarkan dan doa yang kau panjatkan untukku sejak kelahiranku
hingga kepergianmu, rinduku padamu tak terlukiskan;
11. Kakak-kakakku: Mba Esti, Mba Ina, Mba Umi, Bang Iwan, Kak Nanang dan
Mas Budi, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, serta dukungan moral
dan materil kepadaku. Adik-adikku: Mima dan Ayu. Ajo yang selalu
mendukungku, menyemangatiku saat aku terpuruk, dan selalu mendoakanku.
Mama yang telah mendoakanku. Terima kasih yang tiada terkira untuk
kalian semua;
12. Keponakan-keponakanku: Rara, Raden, Rafif, Erina, Mutiara, Hafiz.
Terimakasih doanya untuk bule;
13. Teman-teman KBG, MANDALA beserta keluarga: Nana, Ria, Iyah, Dian,
ijah, Ati, Yuhzi, Iin, Rini, Desi, Risyu, Mimin, Uki. Terima kasih atas
doa nya;
‘Kang Adi, Chyntia, Ester, Jojo, Hikmah, Fitri. Terima kasih atas doa dan
bantuannya;
15. Teman-teman seperjuangan: Yuli, Leni, Mei, Mba Yulia, Enda, Kiki, Siti,
Hana, Rina, Nancy, Irene, Lawe, Wendra, Revi, Desti, Pandu. Semoga selalu
sukses dan terus berjuang;
16. Keluarga tarbiyahku. Terimakasih atas doa dan perhatiannya;
17. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini;
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan sempga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan membawa manfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Agustus 2012
Penulis
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil ini kepada:
Bapak dan Almarhumah Ibu tersayang serta seluruh keluargaku.
Universitas Lampung, Almamater kebanggaan.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ……… iv
DAFTAR GAMBAR……… v
BAB I. PENDAHULUAN ……… 1
I.1. Latar Belakang ……… 1
I.2. Perumusan dan Batasan Masalah ……… 4
I.2.1. Perumusan Masalah ……… 4
I.2.2. Batasan Masalah ……… 5
I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 5
I.3.1. Tujuan Penelitian ……… 5
I.3.2. Manfaat Penelitian ……… 5
BAB II. LANDASAN TEORI ……… 6
II.1. Laporan Keuangan ……… 6
II.1.2. Tujuan Laporan Keuangan ……… 7
II.1.3. Kegunaan Laporan Keuangan ……… 8
II.2. Laba ……… 12
II.2.1. Pengertian Laba ……… 12
II.2.2. Kualitas Informasi Laba ……… 12
II.2.3. Teori Keagenan ……… 12
II.3. Manajemen Laba ……… 14
II.3.1. Pengertian Manajemen Laba ……… 14
II.3.2. Tujuan Manajemen Laba ……… 15
II.3.3. Faktor yang Mendorong Manajemen Laba ……… 16
II.3.4. Akuntansi Berbasis Akrual ……… 17
II.3.5. Discretionary Accruals ……… 18
II.4. Pengungkapan Sosial ……… 19
II.4.1. Pengertian Pengungkapan Sosial ……… 19
II.4.2. Alasan Pengungkapan Sosial ……… 20
II.5. Perumusan Hipotesis ……… 23
BAB III. METODE PENELITIAN……… 24
III.1. Metode Pengumpulan Data ……… 24
III.2. Penarikan Sampel ……… 24
III.3. Operasional Variabel ……… 26
III.3.1. Variabel Dependen ……… 27
III.3.2. Variabel Independen ……… 27
III.3.3. Variabel Kontrol ……… 27
III.4. Alat Analisis ……… 28
III.4.1. Uji Asumsi Klasik ……… 29
III.4.1.2. Uji Multikolinearitas ……… 30
III.4.1.3. Uji Autokorelasi ……… 30
III.4.1.4. Uji Heterokedastisitas ………… 31
III.4.2. Uji Hipotesis ……… 31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 33
IV.1. Analisis Data ……… 33
IV.1.1. Perhitungan Manajemen Laba ……… 33
IV.2. Pengujian Asumsi Klasik ……… 39
IV.2.1. Uji Normalitas Data ……… 39
IV.2.2. Uji Multikolinearitas ……… 40
IV.2.3. Uji Heterokedastisitas ……… 41
IV.2.4. Uji Autokorelasi ……… 42
IV.3. Pengujian Hipotesis ……… 43
IV.3.1. Uji Signifikansi Simultan ……… 43
IV.3.2. Uji Signifikansi Parameter Individual ………… 44
a. Discretionary Accruals ……… 45
b. Ukuran Perusahaan ……… 46
c. Leverage ……… 47
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN……… 48
V.1.Simpulan ……… 48
V.2. Keterbatasan ……… 49
V.3. Saran ……… 49
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sampel Penelitian ……… 25
2. Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Discretionary Accruals Sebelum cutoff ……… 34
3. Koefisien Fungsi determinan ……… 35
4. Score Diskriminan dan Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Fungsi Diskriminan ……… 37
5. Nilai VIF Variabel Independen ……… 41
6. Hasil Uji Durbin-Watson ……… 43
7. Hasil Uji Signifikansi Simultan……… 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hasil Uji Normalitas ……… 40
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu sumber informasi dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak diluar perusahaan. Dari laporan
Manajemen perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan kebijakan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik, tindakan inilah yang sering disebut sebagai manajemen laba.
Semakin merebaknya aktivitas manajemen laba telah mendorong berkembangnya perhatian publik pada pengungkapan informasi yang akurat. Oleh karena itu sebagai bentuk pertahanan terhadap resiko-resiko yang dapat merusak reputasi perusahaan, maka perusahaan akan berusaha meyakinkan stakeholder dengan melakukan pengungkapan pertanggung jawaban sosial.
Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat
dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, pengumuman kepada bursa efek, atau melalui media massa.
Dalam Ayuna (2008), IAI dalam PSAK No. 1 (revisi 1998) paragraf 09 secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah lingkungan dan sosial :
Pengungkapan sosial ini juga mempunyai efek untuk menjaga image perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, yang akhirnya dapat memiliki dampak positif bagi berlangsungnya kegiatan perusahaan, terutama dalam peningkatan laba perusahaan. Perusahaan juga dapat memperoleh dukungan dan legitimasi dari masyarakat, juga cakupan baik dari media.
I.2 Perumusan dan Batasan Masalah
I.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian, maka perumusan masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh manajemen laba terhadap pengungkapan sosial
perusahaan.
I.2.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Sampel penelitian adalah adalah peruahaan yang bergerak disektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rentang waktu 2006 s.d 2010.
2. Penelitian menggunakan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan pada periode antara 2006 s.d 2010.
I.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari manajemen laba terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
I.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa atau akademisi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Laporan Keuangan
II.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.
Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
perusahaan. Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.
Menurut Baridwan , bahwa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen biasanya terdiri dari:
1) Neraca.
2) Laporan rugi laba.
3) Laporan perubahan modal.
4) Laporan perubahan posisi keuangan (statement of changes in financial position).
II.1.2 Tujuan Laporan keuangan
Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
4) Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman
5) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi menenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.
II.1.3 Kegunaan Laporan Keuangan
Kegunaan laporan keuangan menurut SFAC (Statement Of Financial Accounting Concepts) No1 (dalam Intermediate Accounting) dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang :
1. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.
2. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari dividen atau bunga dan dari
penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman.
Laporan keuangan sangat diperlukan oleh setiap perusahaan untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran dari usahanya. Laporan keuangan juga digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut. Dimana dengan hasil analisa tersebut pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan.
Laporan keuangan sebagai salah satu sumber utama informasi keuangan yang sangat penting bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, maka akan bermanfaat bila memenuhi ketujuh kualitas sebagai berikut :
1. Relevan.
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaanya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya, betapapun kualitas lainnya terpenuhi.
2. Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
3. Daya Uji
Untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
5. Tepat Waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
6. Daya Banding
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama.
7. Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitas diatas, dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan.
II.2 Laba
Laba didefinisikan sebagai kenaikan modal (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
II.2.2 Kualitas Informasi Laba
Laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan, menjadi satu penilaian baik atau tidaknya kinerja dari suatu perusahaan. Umumnya semakin tinggi laba yang ditampilkan, semakin baik pula citra dari kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang baik, tentu saja yang menampilkan laporan yang akurat dan jujur.
II.2.3 Teori Keagenan
Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk
mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupaun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas CEO sehari-hari untuk mamastikan bahwa CEO bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham.
secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent.
Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetris informasi,yang mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent.
II.3 Manajemen Laba
II.3.1 Pengertian Manajemen Laba
Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan.
Scott (2006) mendefinisikan earnings management sebagai pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer sehingga dapat mencapai beberapa tujuan yang spesifik. Manajer dapat memilih beberapa kebijakan akuntansi untuk menghitung earnings tanpa melanggar GAAP (Generally Accepted Accounting Principle) (Prior et al., 2008) dalam
Purwamitha (2011).
Menurut National Association of Certified Fraud Examiners dalam Sulistyanto (2008), definisi manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam
menyebabkan orang yang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya.
II.3.2 Tujuan Manajemen Laba
Manajemen laba dilakukan dengan tujuan mengelabui pemakai laporan keuangan. Pemahaman ini sejalan dengan teori agensi yang menyatakan bahwa pemisahan kepemilikan dan pengelolaan perusahaan akan mendorong manajer berusaha memaksimalkan kesejahteraan, meski harus mengelabui pihak lain.
II.3.3 Faktor Yang Mendorong Manajemen Laba
Menurut Watts dan Zimmerman (1986) dalam Ma’ruf (2006), faktor yang memotivasi terjadinya manajemen laba adalah:
1) Bonus plan hypothesis
Bahwa pada perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini.
2) Debt (equity) hypothesis
Bahwa pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka
manajer perusahaan tersebut cenderung menggunakan metode akuntansi
yang akan meningkatakan pendapatan atau laba.
3) Political cost hypothesis
Bahwa pada perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh
dilaporkan.
II.3.4 Akuntansi Berbasis Akrual
Menurut Sulistyanto (2008), ada banyak cara yang dilakukan manajer dalam
mempengaruhi laporan keuangan, yang secara singkat dikategorikan sebagai berikut:
a. Memilih metode dan standar akuntansi
Kebijakan ini relatif lebih mudah diketahui oleh pemakai laporan keuangan, karena prosedur yang digunakan manajer dalam menyusun laporan keuangan harus diungkapkan dengan jelas dalam catatan laporan keuangan bersangkutan, termasuk jika terjadi perubahan metode dan prosedur akuntansi yang digunakan.
b. Mengendalikan berbagai akrual
Kebijakan ini relatif lebih sulit terdeteksi oleh pemakai laporan keuangan, sehingga manajer lebih cenderung memilh kebijakan rekayasa dengan mengendalikan berbagai akrual.
dengan memahami dasar akuntansi yang selama ini diakui dan digunakan secara luas, yaitu akuntansi bebasis akrual. Basis akuntansi ini merupakan dasar pencatatan akuntansi yang mewajibkan perusahaan mengakui hak dan kewajiban tanpa
memperhatikan kapan kas akan diterima atau dikeluarkan. Berbeda dengan akuntansi berbasis kas yang menghitung pada penerimaan dan pengeluaran kas secara tunai, sehingga prinsip penandingan (matching cost to revenue) diabaikan. Akibatnya laporan keuangan keuangan berbasis kas yang dibuat tidak mencerminkan kinerja sesungguhnya suatu perusahaan selama periode tertentu. Sehingganya metode akuntansi berbasis akrual lebih diterima, karena memang tidak semua transaksi perusahaan merupakan transaksi tunai.
II.3.5 Discretionary Accruals
Menurut Sulistyanto (2008), akuntansi akrual terbagi menjadi dua komponen yaitu discretionary accruals dan nondiscretionary accruals. Discretionary accruals merupakan komponen akrual hasil rekayasa manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan dalam estimasi dan pemakaian standar akuntansi.
Total accruals terdiri dari jumlah discretionary accruals dan non discretionary accruals.
II.4 Pengungkapan Sosial
II.4.1 Pengertian Pengungkapan Sosial
Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat
dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, pengumuman kepada bursa efek, atau melalui media massa.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. (Hackston dan Milne,1996) dalam Ayuna (2008).
Dalam Purwamitha (2011), (Guthrie dan Mathews 1985), medefinisikan corporate social disclosure sebagai provisi informasi finansial dan nonfinansial yang berhubungan dengan interaksi perusahaan dengan lingkungan fisik dan sosial, yang diungkapkan dalam laporan tahunan atau laporan sosial terpisah.
Sedangkan Ghozali dan Chariri (2007) mendefinisikan pengungkapan sosial dan
lingkungan sebagai proses yang digunakan perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial dan lingkungan.
Dalam Ayuna (2008), ada beberapa alasan yang mendukung konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Adapun alasan-alasan yang dikemukakan oleh para pendukung tanggung jawab sosial yaitu :
1) Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan masyarakat terhadap peranan perusahaan. Dalam jangka panjang hal ini sangat menguntungkan perusahaan.
2) Keterlibatan sosial mungkin akan mempengaruhi perbaikan lingkungan masyarakat yang mungkin akan menurunkan biaya produksi.
3) Meningkatkan nama baik perusahaan, dan akan menimbulkan simpati klien, karyawan, investor dan lain-lain.
4) Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat. Karena campur tangan pemerintah dianggap cenderung akan membatasi peran perusahaan, sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat menghindari pembatasan kegiatan perusahaan.
5) Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat sehingga mendapat simpati masayarakat.
6) Sesuai dengan keinginan pemegang saham, dalam hal ini publik.
Pengungkapan informasi tentang perilaku perusahaan dan hasil tentang tanggung jawab sosial dapat membantu membangun citra positif di antara pemangku kepentingan (Orlitzky.,2003 dalam Diego.,2007).
II.5 Perumusan Hipotesis
Manajemen laba yang dilakukan persahaan merupakan tindakan yang dilakukan oleh manajer perusahaan untuk mempermainkan salah satu komponen dalam laporan keuangan yaitu laba. Sehingga menyebabkan laporan keuangan tidak menyajikan keadaan yang sebenarnya.
Semakin merebaknya aktivitas manajemen laba ini telah mendorong berkembangnya perhatian publik pada pengungkapan informasi yang akurat. Dengan dilakukannya pengungkapan sosial, maka perusahaan berharap dapat membangun citra positifnya.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Metode Pengumpulan Data
dan dipublikasikan oleh perusahaan pada periode tahun 2006-2010. Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan alamat websitenya www.idx.co.id, data dari Indonesian Capital Market Dirrectory (ICMD), studi pustaka
atau literatur melalui buku, artikel dan sumber data tertulis lainnya, yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan.
III.2 Penarikan Sampel
Penarikan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel saham perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Adapun tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Penelitian ini hanya menggunakan laporan tahunan sebagai sumber utama informasi dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut (Alrazi et al., 2009 dalam
Purwamitha.,2011):
a. Penggunaan laporan tahunan akan konsisten dengan penelitian sebelumnya (Hakston dan Milne, 1996; Nik Ahmad dan Sulaiman, 2004; De Villers dan Van Staden, 2006).
b. Laporan tahunan merupakan sumber informasi utama bagi stakeholder (Wiseman, 1982; Tilt 1994).
d. Kemudahan akses laporan tahunan perusahaan (Gray et al., 1995; Unerman, 2000; Wilmshurst dan Frost, 2000).
e. Keterbatasan tersedianya laporan CSR yang berdiri sendiri, misal sustainability report (ACCA, 2002; Thompson dan Zakaria, 2004).
III.3 Operasional Variabel
III.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Variabel dependen dalam peneltian ini adalah
pengungkapan sosial perusahaan.
Pengungkapan sosial adalah data yang diungkapkan perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan perusahaan.
Pengukuran pengungkapan sosial dilakukan dengan cara mengamati ada tidaknya suatu informasi dalam laporan tahunan, apabila informasi tidak ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 0, dan jika informasi ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1.
Kriteria pengungkapan yang dilakukan antara lain pendidikan, lingkungan, kesehatan, keterlibatab masyarakat dan umum.
III.3.2 Variabel Independen
III.3.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang faktornya dikontrol untuk menetralisir pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah:
1. Ukuran Perusahaan
Perusahaan didorong untuk menyiapkan pengungkapan laporan perubahan lingkungan untuk menunjukkan kegiatan sosial mereka yang sah dan juga konsisten dalam mendukukng tata kelola perusahaan yang baik, dan cenderung untuk menggunakan komunikasi formal dalam laporan tahunan sebagai upaya untuk menyebarluaskan informasi terkait kegiatan perusahaan. (Cowen et al.,1987, di Brammer dan Pavvelin,2006; Prior et al.,2008). Ukuran perusahaan dianggap menggunakan log total penghasilan.
2. Leverage
Leverage menggambarkan kemampuan perusahaan menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi memiliki insentif yang besar untuk menggunakan discretionary accruals dalam meningkatkan earnings yang dilaporkan sehubungan dengan semakin dekatnya batas pelunasan. Leverage didefinisikan sebagai rasio atas total hutang dibagi dengan total aset.
Berikut perhitungan discretionary accruals. Untuk mengukur discretionary accruals, terlebih dahulu menghitung total akrual dengan cara:
TAit= Net Income – Cash Flow From Operation
Keterangan: TAit = Total Akrual pada periode t
Dengan model empiris jones, discretionary accruals dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung nilai nondiscretionary accruals. dengan rumus:
Keterangan: ∆REVit= Pendapatan tahun t dikurangi pendapatan periode t-1
∆RECit : piutang dagang perusahaaan i pada periode t dikurangi
piutang dagang periode t-1
PPEit : aktiva tetap (gross) perusahaan i pada periode t
At-1 = Total Aktiva periode t-1
α1α2α3 = Firm-spesific parameters
Selanjutnya menghitung discretionary accruals, yaitu selisih antara total akrual (TAit) dengan nondiscretionary accruals (NDA). Discretionary accruals merupakan proksi manajemen laba.
DA = TAit – NDA
III.4.1 Uji Asumsi Klasik
III.4.1.1. Uji Normalitas
Syarat data yang layak untuk diuji adalah data tersebut harus berdistribusi normal. Uji ini digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen dan dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang berdistribusi normal atau yang mendekati normal.
III.4.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Model Regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi linier berganda tidak terdapat multikolinearitas apabila VIF tidak lebih besar dari 10.
Uji autokolerasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi. Uji autokorelsi akan dilakukan dengan Durbin-Watson Test dengan ketentuan:
1. Jika DW > batas atas (dU) maka tidak ada autokorelasi. 2. Jika DW < batas bawah (dL) maka terjadi autokorelasi.
3. Jika dL < DW < dU, tidak dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak.
III.4.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas.
III.4.2 Uji Hipotesis
Analisis yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah regresi linier berganda. Model analisis ini dipilih karena:
2. Analisis regresi linier berganda digunakan jika peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor predictor dimanipulasi / dinaik turunkan nilainya (Sugiyono.,2002 dalam Rahman.,2005 dalam Juwita.,2008).
3. Regresi dimaksudkan untuk mengetahui sanpai sejauh mana satu variabel berhubungan dengan variabel lainnya (Abdulrahman Ritonga, dalam Rahman.,2005, dalam Juwita.,2008).
4. Dengan demikian, model analisis dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e Keterangan: Y = CSR
a = konstanta
b = koefisien regresi
X1 = discretionary accruals (DA)
X2 = ukuran perusahaan (Size)
X3 = leverage perusahaan (Lev)
e = error
Uji Signifikansi Simultan
Uji Signifikansi Parameter Individual