• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENSTRA ITDA KAB MAROS 2016 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RENSTRA ITDA KAB MAROS 2016 2021"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

INSPEKTORAT DAERAH

KABUPATEN MAROS

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan

dokumen Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kabupaten Maros Tahun 2016 - 2021.

Kami menyadari di dalam menyusun Rencana Strategis ini masih banyak

terdapat kekurangan, baik yang berkaitan dengan teknik perumusan maupun penyajiannya.

Namun demikian, besar harapan kami agar Renstra ini dapat bermanfaat, khususnya bagi

Inspektorat dan yang memerlukannya, untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi para

pengambil keputusan maupun penentuan kebijakan selanjutnya.

Kabupaten Maros, 2016

INSPEKTUR KAB MAROS

(3)

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1 LATAR BELAKANG

Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan

berwibawa, profesional dan bertanggungjawab yang diwujudkan dengan

sosok dan perilaku birokrasi yang efisien dan efektif serta dapat

memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh masyarakat

merupakan sasaran dari penyelenggaraan Rencana Strategis tahun

2016-2021. Sementara itu dalam arah kebijakan bidang aparatur negara tahun

2016 hingga tahun 2021, salah satunya adalah menuntaskan

penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk

praktek-praktek KKN, melalui penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan

yang baik (good governance) pada semua tingkatan dan lini pemerintahan

serta pada semua program dan kegiatan; pemberian sanksi yang

seberat-beratnya bagi pelaku KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara melalui koordinasi

dan sinergi pengawasan serta percepatan pelaksanaan tindak lanjut dari

hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan. Program peningkatan

pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara merupakan salah satu

program dari Kementerian Negara PAN yang bertujuan menyempurnakan

dan mengefektifkan sistem pengawasan dan audit, serta sistem

akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan (sistem AKIP) dalam

mewujudkan aparatur yang bersih. Sasaran yang akan dicapai adalah

terwujudnya sistem pengawasan dan audit, serta sistem akuntabilitas

kinerja yang efektif dan akuntabel di lingkungan aparatur negara.

Peningkatan pengawasan dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan audit

internal dan audit eksternal serta pengawasan oleh masyarakat; menata

dan menyempurnakan kebijakan sistem struktur kelembagaan dan

prosedur pengawasan yang independen, efektif, efisien, transparan dan

terukur; menindaklanjuti temuan pengawasan; meningkatkan koordinasi

(4)

pemerintah, sistem pengendalian manajemen); mengembangkan

penerapan pengawasan berbasis kinerja, dan mengembangkan

profesionalitas tenaga pemeriksa; mengembangkan dan meningkatkan

sistem informasi Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah (APFP) dan

perbaikan kualitas informasi hasil pengawasan, kode etik dan standar audit;

melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil pengawasan dan

meningkatkan koordinasi antar aparat penegak hukum untuk

menindaklanjuti temuan hasil pengawasan baik internal maupun eksternal.

Selain itu dengan adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya,

diharapkan dapat menjadi motivator bagi para aparatur pengawasan untuk

lebih meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan kualitas pengawasan.

Uraian yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu

pelaksanaan dari fungsi manajemen yaitu pengawasan. Pengertian

pengawasan tersebut perlu ditanamkan kepada setiap pejabat pemerintah

dan masyarakat untuk menjamin terlaksananya perencanaan suatu

kegiatan yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundangan yang

berlaku. Setiap pejabat pemerintah dan masyarakat diharapkan turut

berpartisipasi dalam mewujudkan terciptanya tata kelola pemerintahan

yang baik. Penyusunan Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Maros

Tahun 2016-2021 merupakan pemenuhan kebutuhan aspek perencanaan

kebijakan pelaksanaan tugas dalam kurun waktu 5 tahun ke depan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 19 ayat (4)

serta dalam rangka mensinergiskan dan menselaraskan kebijakan Bupati

terpilih yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 4

Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Maros Tahun

2016 Nomor 4)yang merupakan instrumen untuk mengukur tingkat

pencapaian kinerja kepala SKPD selama 5 (lima) tahun.

Inspektorat sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah

(5)

Maros 2016-2021 dalam rangka menuangkan program dan kegiatan dalam

rangka menunjang implementasi kebijakan dengan menselaraskan sasaran

strategisnya khususnya aspek pengawasan pembangunan,

kemasyarakatan dan pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Misi ke

2 (dua) Bupati terpilih yaitu Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros sebagai Satuan Kerja Perangkat

Daerah yang berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 65 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Inspektorat Daerah Kabupaten Maros. Dalam hal ini Inpektorat

Kabupaten Maros mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan

terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di

daerah. Dalam kaitan tersebut Inspektorat Daerah Kabupaten Maros

tentunya harus dapat melakukan tindakan koreksi atas penyimpangan yang

dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Paradigma Inspektorat saat ini adalah sebagai sebagai Catalyst

dengan menjalankan fungsi Quality Assurance atau penjamin mutu, dan

Consulting Partner atau sebagai konsultan dengan menjalankan fungsi

Early Warning System atau sebagai peringatan dini sebelum dilakukan

pemeriksaan oleh eksternal. Dengan perubahan paradigma, yang tadinya

sebagai pemeriksa (Watchdog) saat ini Inspektorat lebih ditekankan

melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros. Hal tersebut sangat

perlu dilakukan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan

bersih di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Daerah Kabupaten

Maros selaku unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah

mempunyai fungsi:

1. Perencanaan program pengawasan;

2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, penilaian tugas pengawasan;dan

(6)

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Daerah Kabupaten

Maros dituangkan melalui Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)

dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan Kementerian Dalam

Negeri. PKPT disusun didasarkan atas prinsip keserasian, keterpaduan,

dan menghindari temuan berulang serta memperhatikan efisiensi anggaran

dan efektifitas dalam penggunaan sumberdaya manusia sehingga tumpang

tindih kegiatan maupun anggaran tidak terjadi.

Dalam melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Inspektorat berkoordinasi dan berkonsultasi baik

dengan Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan, selaku unsur pengawasan

penyelenggaraan Pemerintah Daerah tingkat provinsi maupun BPKP

Perwakilan Sulawesi Selatan. Sehubungan dengan telah adanya tenaga

fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD)

pada Inspektorat Daerah Kabupaten Maros yang didasarkan kepada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan

Fungsional Pengawas Pemerintahan pada Inspektorat Kabupaten/Kota

paling banyak 48 orang dan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 22

dan Nomor 03 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan

Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah

dan Angka Kreditnya. Sesuai Permenpan& RB Nomor 40 Tahun 2012

Tentang Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian dan Angka Kreditnya,

auditor kepegawaian Kab/Kota sebanyak 5 orang.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi,

Kabupaten/Kota Bab III pasal 18 menyebutkan apabila Jabatan Fungsional

Pengawas Pemerintah telah ditetapkan sesuai peraturan dan

perundang-undangan maka Jabatan Struktural di bawah Inspektorat Pembantu

dihapus. Hingga saat ini Inspektorat Daerah Kabupaten Maros memiliki

jabatan fungsional auditor,jabatan fungsional pengawas penyelenggaraan

(7)

Kepegawaian (Audiwan) yang diharapkan dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya Inspektorat dapat lebih mandiri, profesional dan

akuntabel dalam melakukan pembinaan pengawasan terhadap Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Maros.

1.2 LANDASAN HUKUM

Sebagai institusi formal, keberadaan dan aktivitas Inspektorat

Daerah Kabupaten Maros mengacu kepada landasan hukum yang berlaku

yaitu:

1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara

negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(KKN);

2. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun

2005 tentang penetapan Peraturan Pemerintah pengganti

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang - Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang

– Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

108, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

3. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi;

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

(8)

8. Permendagri Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kebijakan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah tahun 2017;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan

Negara;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2006, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

16. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan

Kabupaten/Kota;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun

2007 tentang Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan

(9)

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan

Kepala Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan

Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma

Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang

Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah;

24. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan

Angka Kreditnya;

25. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun

2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya;

26. Permenpan & RB Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional

Auditor Kepegawaian dan Angka Kreditnya;

27. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 04 Tahun 2016 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Maros Tahun 2016-2021;

28. Peraturan Bupati Maros Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata kerja Perangkat Daerah

(10)

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Daerah Kabupaten Maros

Tahun 2016-2021 dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan

pengawasan pemerintahan daerah guna mewujudkan visi dan misi terpilih

dalam 5 (lima) tahun ke depan.

Tujuan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat

Daerah Kabupaten Maros adalah:

1. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani;

2. Terwujudnya aparatur yang profesional dan akuntabel, dalam rangka

meningkatkan pelayanan publik yang optimal.

3. Tersedianya dokumen perencanaan lima tahunan sebagai pedoman

dalam penyusunan Rencana Kerja Inspektorat Daerah Kabupaten

Maros setiap tahun.

4. Tersedianya sarana pengendalian kinerja yang akan dilakukan

selama lima tahun.

1.1 SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Daerah Kabupaten Maros

disusun berdasarkan sistematika yang tertuang dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, maksud

dan tujuan, serta sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur OrganisasI

Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan

(11)

Daerah Kabupaten Maros, serta uraian tugas dan fungsi sampai

dengan dua eselon dibawah kepala Inspektorat Daerah Kabupaten

Maros.

2.2 Sumber Daya Inspektorat Daerah Kabupaten Maros

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber dayayang dimiliki

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros dalam menjalankan tugas dan

fungsinya, mencakup sumber daya manusia

2.3 Kinerja Pelayanan Inspektorat Daerah Kabupaten Maros

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja Inspektorat

Daerah Kabupaten Maros berdasarkan sasaran/target Renstra

Inspektorat Kabupaten Maros periode sebelumnya.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat

Daerah Kabupaten Maros

Bagian ini mengemukakan hasil analisis yang berimplikasi sebagai

tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Inspektorat

Daerah Kabupaten Maros pada lima tahun mendatang.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan Inspektorat Daerah Kabupaten Maros

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros beserta faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala

daerah Terpilih

Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi Inspektorat

Daerah Kabupaten Maros yang terkait dengan visi, misi, serta program

kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.

3.3 Penentuan Isu-isu Strategis

Pada bagian ini direviu kembali faktor-faktor dari pelayanan SKPD yang

mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD. Selanjutnya

dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan

(12)

BAB IVVISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN

KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD

beserta penjelasannya.

4.2 Tujuan dan Sasaran SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran

jangka menengah SKPD. Pernyataan tujuan dan sasaran jangka

menengah SKPD beserta indikator kinerjanya

4.3 Strategi dan Kebijakan

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan

kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATORKINERJA

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAANINDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator

kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif (Perumusan rencana

program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

indikatif).

BAB VI INDIKATORKINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara

langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun

mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan

(13)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN MAROS

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros sebagai salah satu Satuan

Kerja Perangkat Daerah yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Maros yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Maros Nomor 65 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata

kerja Perangkat Daerah Inspektorat Daerah Kabupaten Maros.Dengan

perubahan struktur organisasi Inspektorat tersebut akan menghapus jabatan

struktural di bawah Inspektur Pembantu Wilayah. Sejalan dengan

terbentuknya jabatan fungsional, Pejabat Pengawas Penyelenggaraan

Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) mempunyai tugas pokok

melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan dan

penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Inspektorat Kabupaten Maros

merupakan unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan

bertanggungjawab langsung kepada Bupati Maros dengan tugas pokok

membantu Bupati Maros dalam menyelenggarakan pengawasan

pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara

teknis dan administratif dengan mendapat pembinaan dari Sekretaris

Daerah.

Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Daerah

Kabupaten Maros telah diatur di dalam Peraturan Bupati Maros Nomor 65

Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan

Tata kerja Perangkat Daerah Inspektorat Daerah Kab. Maros, dengan

susunan organisasi sebagai berikut:

1. Inspektur, sebagai pimpinan organisasi;

2. Sekretaris,

membawahi:

a.Sub Bagian Perencanaan;

(14)

c.Sub Bagian Administrasi, Umum dan Asset.

3. Inspektur Pembantu Wilayah I,

membawahi:

a. Auditor, P2UPD dan Audiwan (1)

b. Auditor, P2UPD dan Audiwan (2)

c. Auditor, P2UPD dan Audiwan (3)

4. Inspektur Pembantu Wilayah II,

membawahi:

a. Auditor, P2UPD dan Audiwan (1)

b. Auditor, P2UPD dan Audiwan (2)

c. Auditor, P2UPD dan Audiwan (3)

5. Inspektur Pembantu Wilayah III,

membawahi:

a. Auditor, P2UPD dan Audiwan (1)

b. Auditor, P2UPD dan Audiwan (2)

c. Auditor, P2UPD dan Audiwan (3)

6. Inspektur Pembantu Wilayah IV,

(15)

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi,

Kabupaten/Kota Bab III pasal 18 menyebutkan apabila Jabatan Fungsional

Pengawas Pemerintah telah ditetapkan sesuai peraturan dan

perundang-undangan maka Jabatan Struktural di bawah Inspektorat Pembantu dihapus.

Dengan berdasarkan Peraturan Bupati Maros Nomor 65 Tahun 2016

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata kerja

Perangkat Daerah Inspektorat Daerah Kabupaten Maros mempunyai tugas

pokok menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan

penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Maros. Dalam kaitan

tersebut Inspektorat Daerah Kabupaten Maros tentunya harus dapat

melakukan tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap

pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila

tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta

melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang

berada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros.

Hal tersebut sesuai dengan visi yang tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Maros

tahun 2016-2021 yaitu “Maros lebih Sejahtera 2021”. Visi tersebut

dijabarkan dalam 6(enam) misi yaitu :

1. Meningkatkan perekonomian daerah

2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.

3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

4. Meningkatkan pembangunan wilayah dan kawasan.

5. Meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam.

6. Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan teknologi.

“Lebih sejahtera” adalah suatu kondisi masyarakat kabupaten maros pada tahun 2021 yang lebih baik dari kondisi sekarang (2015/2016) pada seluruh

sektor kehidupan masyarakat yang ditandai dengan:

 terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, seperti: kecukupan dan

mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan,

lapanganpekerjaan, hiburan, serta lingkungan yang bersih,aman, damai,

(16)

 terpenuhinya hak asasi dan partisipasi masyarakat dalam kehidupan sosial, budaya,ekonomi, pemerintahan, agama, politik, hukum, dan

keamanan.

 tersedianya infrastruktur pendukung pelayanan dasar yang merata dan

berkualitas.

Misi Pertama:

Meningkatkan Perekonomian Daerah

Adalah Pembangunan Pada Bidang Ekonomi Yang Mengarah Pada

Kemandirian Lokal Sebagai Akibat Dari Suatu Pertumbuhan Ekonomi Yang

Tinggi Dan Merata Melalui Tata Kelola Yang Kreatif, Inovatif, Dan

Profesional Pada Seluruh Potensi Sumber Daya Daerah Yang Ada, Dengan

Agenda Prioritas :

 Produktifitas Pertanian, Perikanan Dan Kelautan, Hasil

Hutan,Pertambangan & Energi, Pembangunan Pasar IndukPertanian,

Pasar Grosir, Pasar Tradisional

 Peningkatan Investasi

 Pengendalian Inflasi.

 Pembinaan UMKM Dan Koperasi.

 Pembinaan Industri Kecil Dan Rumah Tangga.

 Bantuan Pembiayaan Dan Permodalan.

 Pengembangan Destinasi Wisata.

Misi Kedua:

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik

Adalah Pembangunan Bidang Pemerintahan Yang Dilaksanakan Guna

Memantapkan Pelaksanaan Tata Kelola Yang Bebas Korupsi, Kolusi, Dan

Nepotisme Dalam Kerangka Good Governance And Clean Government

Serta Menghasilkan Suatu Proses Birokrasi Yang Mencakup Berbagai

Sistem Yang Saling Berkaitan, Saling Mendukung, Dan Saling Menentukan

Guna Menghasilkan Layanan Publik Yang Berkualitas, Dengan Agenda

Prioritas Adalah:

 Peningkatan Peran Dan Fungsi Layanan Perijinan Yang Mudah,

(17)

 Peningkatan Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa Yang Lebih Akuntabel, Transparan, Dan Terpercaya.

 Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan, Pendidikan, Ketenteraman,

Ketertiban, Dan Keamanan Masyarakat.

Misi Ketiga:

Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

Adalah Pembangunan Bidang Sosial Budaya Yang Menitikberatkan Pada

Pembangunan Sumber Daya Manusia, Dengan Agenda Prioritas Adalah:

 Peningkatan Kualitas Dimensi Kesejahteraan Hidup Masyarakat

 Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai Dengan Agama Yang

Dianut Melalui Pembinaan Keagamaan yang Berkualitas.

 Kemudahan Bagi Masyarakat Dalam Memperolah Akses Pada Sektor

Pendidikan, Kesehatan, Dan Lapangan Pekerjaan.

 Menumbuhkembangkan Inovasi Dan Kreatifitas Masyarakat.

 Meningkatkan Hubungan Sosial Budaya, Politik,

 Pengarusutamaan Gender, Keluarga Berencana, Kependudukan, Seni

Dan Olahraga.

 Peningkatan SDM Yang Lebih Terampil, Menguasai IPTEK, Dan Memiliki

Daya Saing Dengan Daerah Lain.

 Penyediaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Yang Berkualitas, Serta

Ketersediaan Beasiswa Pendidikan Bagi Siswa Berprestasi.

 Peningkatan Gizi Dan Derajat Kesehatan Masyarakat.

Misi Keempat:

Meningkatkan Pembangunan Wilayah Dan Kawasan

Adalah Pembangunan Bidang Wilayah Dan Kawasan Yang Menitikberatkan

Pada Seluruh Sektor Pembangunan, Baik Pada Wilayah

Perkotaan/Kecamatan Maupun Pada Wilayah Perdesaan/Kelurahan Secara

Terintegrasi Dengan Memperhatikan Aspek Ekonomi, Aspek Sosial Budaya,

Dan Aspek Lingkungan Dalam Rangka Menciptakan Keserasian,

Pemerataan, Keseimbangan Laju Pertumbuhan, Dan Keberlanjutan

(18)

 Pembangunan Kawasan Industri Maros.

 Pembangunan Kawasan Kuliner.

 Pembangunan kawasan Wisata.

 Penataan Kawasan Kumuh Perkotaan.

 Penataan Permukiman.

 Penataan Dan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau/Hutan

 Pembangunan Kawasan Wilayah Terpadu.

 Pembangunan Kawasan Pesisir Dan Pantai

 Peningkatan Pelayanan Dasar masyarakat pada Seluruh Wilayah Dan

Kawasan

 Pembangunan Lingkungan Perdesaan/Kelurahan Dan SDM Masyarakat

Perdesaan Dan Kelurahan

 Peningkatan kapasitas Dan Kesejahteraan Perangkat Desa/Kelurahan

 Pembangunan Bidang Keagamaan

Misi Kelima:

Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam

Adalah Pembangunan Bidang Sumber Daya Alam Yang Menitik beratkan

pada Tata Kelola Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup, Baik Sebagai

Bahan Baku Pembangunan Maupun Sebagai Pendukung Sistem Kehidupan

Yang Diarahkan Untuk:

 Mendukung Pembangunan Perekonomian Yang Berkelanjutan.

 Meningkatkan Pertumbuhan Eknomi.

 Memperkuat Daya Saing Daerah.

 Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.

 Mitigasi Bencana Alam.

Guna Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Pelestarian

Lingkungan Hidup Untuk Mencapai Arahan Pembangunan Tersebut, maka

Agenda Prioritas Adalah:

 Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan, Peternakan, Dan

Perkebunan.

 Peningkatan Produksi Perikanan Dan Kelautan.

 Peningkatan Produksi Kehutanan.

(19)

 Pelestarian Kawasan Hutan Dan Kawasan Mangrove

 Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air.

 Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Energi Dan Mineral.

 Peningkatan Kualitas Informasi Dan Adaptasi Perubahan Iklim, Bencana

Alam, Dan Mitigasi Bencana.

Misi Keenam :

Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Dan Teknologi

Adalah Pembangunan Bidang Infrastruktur Dan Teknologi Dengan

Menitikberatkan Pada Sarana Dan Prasarana Yang Mampu Menjadi

Pendukung Sekaligus Penghubung Pada Aspek Sosial Budaya, Aspek

Ekonomi, Aspek Lingkungan, Dan Pemerintahan Yang Akan Memberikan

Dampak Kepada Akses Pemerintah, Swasta/Dunia Usaha, Dan Masyarakat

Terhadap Pemanfaatan Sumberdaya Secara Lebih Efisien Dan Produktif

Serta Konektifitas Antar Wilayah Dan Sektor Pembangunan, Dengan

Agenda Prioritas Adalah:

 Pembangunan Infrastruktur Jalan & Jembatan.

 Pembangunan Infrastruktur Sumber daya Air.

 Pembangunan Infrastruktur Transportasi

 Pembangunan Infrastruktur Perumahan & Permukiman

 Pembangunan Infrastruktur Pelabuhan Dan Dermaga.

 Pembangunan Infrastruktur Informasi Dan Teknologi.

 Pembangunan Infrastruktur Pemerintahan

 Pembangunan Infrastruktur Energi

 Pembangunan Infrastruktur Pendukung Kepariwisataan.

 Pembangunan Dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna

 Pembangunan Infrastruktur Pendukung lainnya.

2.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia Inspektorat Daerah Kabupaten Maros yang

menjalankan tugas berdasarkan jabatan dan fungsinya didasarkan kepada

kategori golongan yang terdiri dari pejabat struktural, fungsional/pemeriksa

(20)

Tabel 2.2

BEZZETING PEJABAT STRUKTURAL, FUNGSIONAL /PEMERIKSA DAN PELAKSANA

INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN MAROS

NO ESELON/JENJANG/PELAKSANA

GOLONGAN

JML KET

I II III IV

a b c d a b c d a B c d a b c d

I PEJABAT STRUKTURAL

1. ESELON I

2. ESELON II 1 1

3. ESELON III 1 4 5

4. ESELON IV 3 3

SUB JUMLAH 3 1 4 1 9

II PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR

1. AUDITOR UTAMA

2. AUDITOR MADYA

3. AUDITOR MUDA 3 3

4. AUDITOR PERTAMA 4 4

5. AUDITOR PENYELIA

6. AUDITOR PELAKSANA LANJUTAN 1 1

7. AUDITOR PELAKSANA

SUB JUMLAH 1 4 3 8

(21)

PEMERINTAHAN DAERAH (P2UPD)

1. PENGAWAS PEMERINTAHAN MADYA 5 4 9

2. PENGAWAS PEMERINTAHAN MUDA 1 2 3

3. PENGAWAS PEMERINTAHAN

PERTAMA 3 1 4

SUB JUMLAH 3 2 2 5 4 14

IV AUDITOR KEPEGAWAIAN (AUDIWAN)

1. AUDITOR KEPEGAWAIAN MADYA 1 1

2. AUDITOR KEPEGAWAIAN MUDA

3. AUDITOR KEPEGAWAIAN PERTAMA

SUB JUMLAH 1 1

V FUNGSIONAL UMUM

1. S3

2. S2 1 1 2

3. S1/ D4 8 1 3 1 13

4. D3 1 1

5. D2

6. D1

7. SLTA 3 6 1 10

8. SLTP 2 2

9. SD

SUB JUMLAH 2 3 6 1 8 3 4 1 28

(22)

Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros 2016 - 2021 20 2.3 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat Daerah

Kabupaten Maros

Pelaksanaan kebijakan strategis pemberantasan korupsi berdasarkan

amanat Pasal 3 dan Pasal 7 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012

tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka

Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2014-2019.

Berdasarkan peraturan tersebut tugas Pemerintah Daerah yang pertama adalah

menjabarkan dan melaksanakan Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) melalui aksi Pencegahan

Pemberantasan Korupsi yang ditetapkan setiap tahun.Sebagai Tugas

Pemerintah Daerah yang kedua, adalah menyampaikan laporan pencapaian

pelaksanaan aksi PPK sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada

Kementerian yang membidangi urusan pemerintahan dalam negeri dan

Kementerian/Badan yang membidangi urusan perencanaan pembangunan

nasional.

Penataan dan Peningkatan Efektivitas Kelembagaan Inspektorat Daerah

Kabupaten Maros

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi,

Kabupaten/Kota Bab III pasal 18 menyebutkan Apabila Jabatan Fungsional

Pengawas Pemerintah telah ditetapkan sesuai peraturan dan

perundang-undangan maka Jabatan Struktural di bawah Inspektorat Pembantu dihapus.

Kemudian diikuti dengan penyesuaian Peraturan Daerah Kabupaten Maros

dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Maros Nomor 65 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata kerja Perangkat

Daerah Inspektorat Daerah Kab. Maros, yang mengubah struktur organisasai

Inspektorat dengan menghapus jabatan structural di bawah Inspektur Pembantu

sejalan dengan terbentuknya Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD), Auditor dan Auditor

(23)

Dalam kaitan tersebut Inspektorat Daerah Kabupaten Maros seharusnya

dapat melakukan tindakan korektif atas penyimpangan yang dilakukan terhadap

pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak

sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, serta

melakukan pembinaan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang

berada di dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Maros.

Penataan dan Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia

(SDM) Aparatur Inspektorat

Dalam penataan dan peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia

(SDM) terbagi menjadi dua yaitu:

a) Peningkatan Bimbingan Teknis dan Diklat bagi auditor, Pejabat Pengawas

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) dan Auditor

Kepegawaian (Audiwan) melalui kerjasama BPK Perwakilan Sulawesi

Selatandengan BPKP Perwakilan Sulawesi Selatan maupun Badan Diklat

Kementerian Dalam Negeri;

b) Merumuskan dan menetapkan Kode Etik maupun Penetapan Angka Kredit

bagi Auditor, Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Daerah (P2UPD) dan Auditor Kepegawaian (Audiwan) di lingkungan

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros.

Peningkatan Anggaran Inspektorat Daerah Kabupaten Maros Sebagai

SKPD Khusus

Berikut upaya yang dilakukan Inspektorat, dalam rangka meningkatkan anggaran

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros sebagai SKPD Khusus:

a) Peningkatan pengadaan sarana dan prasarana penunjang pengawasan;

b) Peningkatan alokasi biaya bagi profesionalisme tenaga pemeriksa dan

aparatur pengawasan;

c) Peningkatan biaya untuk sistem pengawasan internal dan pengendalian

pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah;

d) Peningkatan alokasi biaya untuk penataan dan penyempurnaan kebijakan

(24)

Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros 2016 - 2021 22

Pedoman Operasional Pengawasan (POP) dan Daftar Materi Pengawasan

(DMP);

e) Peningkatan alokasi biaya koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif;

f) Peningkatan biaya untuk fasilitasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP);

g) Peningkatan biaya kegiatan fasilitasi koordinasi dan konsultasi Aksi Daerah

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (AD-PPK), fasilitasi Monitoring dan

evaluasi Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) dan Pakta Integritas;

h) Peningkatan alokasi biaya Tindak Lanjut Hasil Pengawasan baik Internal

maupun eksternal;

Kontribusi terhadap pelaksanaan revitalisasi tindak lanjut percepatan

peningkatan pelayanan publik Kabupaten Maros meliputi upaya-upaya sebagai

berikut.

a. Menyusun Sistem dan Prosedur Penanganan Pengaduan Masyarakat di

Lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros;

b. Memfasilitasi penanganan pengaduan masyarakat yang meliputi:

- Pengaduan tentang penyalahgunaan wewenang;

- Hambatan dalam pelayanan publik;

- Pengaduan tentang tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

- Pengaduan tentang pelanggaran disiplin pegawai. Membangun Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 60 Tahun 2008 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros :

a) Meningkatkan efektifitas Tim Satgas SPIP Pemerintah Kabupaten Maros

maupun pembentukan Tim Satgas SPIP di tingkat SKPD di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Maros;

b) Meningkatkan kualitas hasil pengawasan melalaui Road to WTP dalam

rangka pencapaian opini BPK-RI Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dengan penandatangan

komitmen oleh seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros;

c) Penataan kompetensi Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas Urusan

Pemerintah Daerah (P2UPD) berdasarkan Peraturan Menteri

(25)

d) Membangun sistem pengawasan yang transparan dan akuntabel

melaluipeningktan peran Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dalam :

a. Pengawasan Reguler;

b. Pemeriksaan khusus;

c. Pemeriksaan Tertentu;

d. Penangaanan Pengaduan Masyarakat;

e. Tindak lanjut Hasil Temuan Internal dan eksternal.

e) Membangun standar moral bagi Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah

Daerah (P2UPD) dan auditor melaluipembudayaan nilai-nilai strategis

organisasi :

I = I N T E G R I T A S

N = N O R M A T I F

S = S O L U S I

P = P R O F E S I O N A L

E = E F E K T I F dan E F I S I EN

K = K O N S I S T E N

T = T U N T A S

O = O B Y E K T I F

R = R E S P O N S I F

A = A N T I S I P A T I F

T = T E R P E R C A Y A

f) Meningkatkan perangkat pendukung teknologi informasi penunjang

pelaksanaan pengawasan, sarana mobilitas pelaksanaan pengawasan serta

fasilitas sarana-prasarana gedung dan kantor yang representatif.

g) Mengoptimalkan anggaran Inspektorat yang memadai dan meningkat setiap

tahunnya yang dimanfaatkan untuk:

 Tunjangan kelangkaan profesi;

 Satuan biaya khusus bagi pengawasan;

 Peningkatan Sumber Daya Manusia bidang Pengawasan;

 Penanganan pengaduan;

 Pemeriksaan dengan tujuan tertentu atau atas Permintaan maupun

(26)

Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros 2016 - 2021 24 BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros

BerdasarkanPeraturan Bupati Maros Nomor 65 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata kerja Perangkat

Daerah Inspektorat Daerah Kab. Maros, mempunyai tugas pokok dalam

menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan

pemerintahan daerah Kabupaten Maros. Dalam kaitan tersebut Inspektorat

Daerah Kabupaten Maros tentunya harus dapat melakukan tindakan korektif

atas penyimpangan yang dilakukan terhadap pelaksanaan urusan dan

penyelenggaraan pemerintahan di daerah apabila tidak sesuai dengan peraturan

dan perundang-undangan yang berlaku, serta melakukan pembinaan kepada

seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di dalam wilayah

Pemerintahan Kabupaten Maros.

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros sebagai lembaga yang

menyelenggarakan pengawasan pelaksanaan urusan dan penyelenggaraan

pemerintahan daerah, dituntut untuk mampu berperan sebagai institusi yang

mampu meningkatkan kualitas pengawasan pelaksanaan pembangunan daerah

sehingga dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

(GoodGovernance) maupun pemerintahan yang bersih (Clean Government)

dengan tujuan dapat memberikan kontribusi nyatabagi meningkatnya

kemakmuran warga kota (welfare state).

Berdasarkan analisis, permasalahan yang dihadapi oleh Inspektorat

Daerah Kabupaten Maros adalah sebagai berikut:

 Pemeriksaan lebih ke aspek administratif, bukan ke hasil;

 Tidak ada sanksi yang tegas terhadap pengelolaan kinerja; (hingga ke keuangan

(27)

 SKPD masih ewuh pakewuh, tidak concern terhadap tindak lanjut hasil temuan pengawasan;

 Pelaksanaan sistem lebih bersifat formalitas;

 Kesulitan reviu dokumen perencanaan karena dokumen tidak seragam

formatnya;

 Temuan yang berulang (seperti barang daerah, pengadaan barang dan jasa

penggunaan lansung);

 Rendahnya tindak lanjut atas temuan oleh SKPD;

 Peningkatan kapasitas SDM (auditor & P2UPD) tidak sepenuhnya controllable

bagi inspektorat;

 Sistem penyelenggaraan pemeriksaan belum seragam (dibutuhkan semacam

audit program yang konsisten);

 Teknik audit untuk mengungkap substansi temuan dibalik yang administratif

masih lemah;

 Struktur organisasi belum sesuai dengan kebutuhan teknis pemeriksaan;

 Standar kompetensi SDM inspektorat belum terpenuhi;

 Norma, standar, & prosedur pemeriksaan belum sepenuhnya tersedia;

 Peraturan Kabupaten Maros yang ada, belum sepenuhnya mengatur SOP

secara lengkap tentang tatacara pemeriksaan;

 Kesenjangan antara perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan;

 Kesenjangan antara bimtek dan kebutuhan;

 Dalam penyelenggaran tugas inspektorat, sulit dibedakan antara peran auditor

dan P2UPD;

 Pemeriksaan tidak menyentuh akar permasalahan;

Hard and soft controll atas kompetensi dan integritas yangperlu ditingkatkan.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil kepala daerah

Terpilih

Visi dan Misi Inspektorat Daerah Kabupaten Maros merupakan

Implementasi yang harus dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Maros Tahun 2016-2021 dimana RPJMD tersebut

(28)

Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros 2016 - 2021 26

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi , Inspektorat Daerah Kabupaten

Maros yang berada dalam Misi ke 2 Bupati terpilih yaitu: Meningkatkan Kualitas

Pelayanan Publik untuk mengimplementasikan Visi tersebut dengan langkah

sebagai berikut:

1. Meningkatkan tata kelola pembangunan yang transparan dan efektif.

Dengan sasaran:

 Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik

 Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik.

2. Meningkatkan tata kelola birokrasi yang bersih dan professional.

Dengan sasaran:

 Perluasan pelaksanaan reformasi birokrasi.

 Pelaksanaan tata kelola birokrasi yang bersih dan akuntabel.

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan birokrasi.

Dengan sasaran:

 Peningkatan Sarana Prasarana Pendukung Penyelenggaraan

Pemerintahan.

Faktor penghambat dan pendorong yang mempengaruhi visi dan misi kepala

daerah :

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM):

a. Masih Kurangnya Sertifikasi yang berkaitan dengan kompetensi Bidang

Pengawasan;

b. Belum seimbangnya rasio antara tenaga pengawasan dengan obyek

pemeriksaan;

c. Masih kurangnya Bimbingan Teknis maupun diklat kompetensi baik bagi

Pejabat Fungsional Auditor dan Pejabat Pengawas Penyelenggaraan

Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD).

2. SARANA PRASARANA:

a. Masih belum memadainya perangkat pendukung teknologi informasi

penunjang pelaksanaan pengawasan;

b. Masih belum memadainya sarana mobilitas pelaksanaan pengawasan;

c. Masih belum memadainya fasilitas dan sarana prasarana gedung dan

(29)

3. ANGGARAN:

Belum terpenuhinya Anggaran penunjang pengawasan dari APBD

Kabupaten Maros sesuai kebutuhan sesuai dengan kebijakan pengawasan

penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kementerian Dalam Negeri.

Upaya-Upaya Mengatasi Kendala Dan Hambatan

1. Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas SDM yang ada melalui kerjasama

berupa Bimbingan Teknis dan Diklat Kompetensi dengan BPK Perwakilan

Provinsi Sulawesi Selatan,BPKP Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan dan

Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri;

2. Mengoptimalkan koordinasi dengan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi

Selatan,BPKP Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan dan Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Maros maupun Badan Diklat Kementerian

Dalam Negeri untuk memfasilitasi pendidikan dan pelatihan bagi Pejabat

Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD), Auditor Kepegawaian

(Audiwan) dan Jabatan Fungsional Auditor(JFA);

3. Meningkatkan kerjasama teknis dengan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi

Selatan, BPKP Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan dan Badan Diklat

Kementerian Dalam Negeri;untuk optimalisasi:

a. Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;

b. Tindak lanjut hasil temuan BPK-RI;

c. Pemeriksaan tujuan tertentu untuk penanganan temuan yang bersifat

strategis;

d. Perumusan regulasi kebijakan Sistem Pengendalian Internal;

e. Membangun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

4. Merumuskan Ratio kebutuhan SDM pemeriksa melalui Analisis Beban Kerja

(ABK) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) sesuai dengan kompetensi dalam

bidang pengawasan;

5. Mengadakan Bimbingan teknis maupun Pendidikan Kantor Sendiri (PKS)

(30)

Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros 2016 - 2021 28

Auditor Kepegawaian (Audiwan) dan Pejabat Pengawas Penyelenggaraan

Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD);

6. Mendorong Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) untuk

mengoptimalkan status kepemilikan dan aset Pemerintah Kabupaten Maros;

7. Mengoptimalkan anggaran yang tersedia seefektif dan seefisien mungkin

dalam rangka peningkatan kinerja tenaga pengawas dan pelaksana di

lingkungan Inspektorat Daerah Kabupaten Maros;

8. Mengusulkan secara bertahap peningkatan anggaran dalam tiap tahun

anggaran sesuai dengan target kinerja pengawasan maupun kebijakan

pengawasan Kementerian Dalam Negeri yang didasarkan pada Rencana

Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros Tahun 2016-2021.

3.3 Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan

prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu

strategis diidentifikasi dari berbagai sumber diantaranya adalah:

1. Isu strategis dalam sasaran dari penyelenggaraan negara tahun 2016-2021;

2. Isu strategis dalam arah kebijakan bidang aparatur negara tahun 2016-2021;

3. Isu strategis yang diangkat dalam Pemendagri Nomor 76 Tahun 2016

tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

4. Isu strategis yang diangkat dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Tahun 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi

Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun

2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2015-2019 (Stranas PPK) serta

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata

Cara Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Strategis Nasional

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Adapun isu strategis yang patut diangkat dalam Renstra Inspektorat

Daerah Kabupaten Maros Tahun 2016-2021 dan perlu dipersiapkan baik

Peraturan Perundangan serta Penguatan Kelembagaan sebagai landasan

(31)

1. Belum optimalnya tindaklanjut hasil pemeriksaan oleh Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD);

2. Masih adanya SKPD yang terkena kasus hukum;

3. Belum optimalnya penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) di jajaran SKPD;

4. Belum optimalnya implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) di jajaran SKPD Pemerintah Kabupaten Maros;

5. Perlunya peningkatan pelayanan Inspektorat Daerah Kabupaten Maros

atas Pengaduan Masyarakat terhadap proses pembangunan Kabupaten

(32)

Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros 2016 - 2021 30 BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 VISI DAN MISI

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan. Visi Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten

Maros pada dasarnya mencerminkan apa yang akan dicapai dalam lima tahun ke

depan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Daerah Kabupaten

Maros dan mengimplementasikan visi dan misi sebagaimana tercermin dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Maros

tahun 2016-2021. Untuk mewujudkan visi tersebut Inspektorat Daerah

Kabupaten Maros membutuhkan misi. Misi adalah rumusan umum mengenai

upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi Inspektorat Daerah

Kabupaten Maros. Visi dan misi Inspektorat Daerah Kabupaten Maros pada

dasarnya adalah apa yang akan diwujudkan dan bagaimana upaya-upaya yang

akan dilakukan dalam lima tahun ke depan, sebagaimana nanti akan

diimplementasikan ke dalam strategi, kebijakan, program, dan kegiatan

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros tahun 2016-2021.

Visi Inspektorat Daerah Kabupaten Maros adalah:

“Terwujudnya Pengawasan Berkualitas Menuju Maros Lebih Sejahterah 2021”

Visi di atas menunjukkan kaitan antara tugas pokok dan fungsi Inspektorat

Daerah Kabupaten Maros dengan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang

baik di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros, meliputi aspek

penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, akuntabilitas kinerja, dan pelayanan

publik yang prima. Kualitas dan profesionalitas pengawasan internal yang

dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Maros harus berdampak pada

terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di 3 (tiga) aspek tersebut.

(33)

1. Pengawasan internal yang berkualitas dan professional

Dengan demikian, pokok visi yang harus diperhatikan adalah:

Pengawasan internal yang berkualitas dan profesional merupakan pilar utama

agar peran dan kedudukan Inspektorat Daerah Kabupaten Maros dapat

dirasakan oleh masyarakat berupa penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

sesuai dengan kaidah dan peraturan perundangan. Hasil-hasil pengawasan

internal harus dapat memberikan keyakinan memadai atas ketaatan, dan

kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas

dan fungsi Instansi Pemerintah (assurance activities); dapat memberi peringatan

dini (early warning system) dan efektivitas manajemen risiko dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah (anti corruption

activities); dan dapat memelihara dan meningkatkan tata kelola penyelenggaraan

tugas dan fungsi Instansi Pemerintah (consulting activities).Untuk dapat

mewujudkan apa yang menjadi visi organisasi di atas maka Inspektorat Daerah

Kabupaten Maros menegaskan misinya sebagai berikut.

2. Tata Kelola Pemerintahan yang baik

Untuk dapat mewujudkan apa yang menjadi visi organisasi di atas maka

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros menegaskan misinya sebagai berikut.

a. Meningkatkan efektivitas Pengawasan Internal

Efektivitas pengawasan dapat diukur atas sejauh mana dampak pemeriksaan

yang dilakukan oleh auditor, auditor Kepegawaian (Audiwan)dan Pejabat

Pengawas Urusan Pemerintahan daerah (P2UPD) dapat memperbaiki tata

kelola pemerintahan Kabupaten Maros. Berbagai kendala dalam

menegakkan tata kelola pemerintahan yang selama ini terjadi harus dapat

dituangkan dalam berbagai program dan kegiatan untuk meningkatkan

efektivitas pengawasan internal sebagaimana dimaksud dalam misi pertama

ini. Fokus dari peningkatan efektivitas pengawasan internal

sekurang-kurangnya meliputi aspek perencanaan,pengorganisasian, dan pelaksanaan

pemeriksaan.

b. Meningkatkan profesionalisme aparat pengawas intern pemerintah

Profesionalisme adalah kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu

dan lain-lain sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan

(34)

Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros 2016 - 2021 32

berhubungan dengan “profesi” auditor, auditor Kepegawaian (Audiwan)dan Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan daerah (P2UPD) yang harus

memenuhi standar kompetensi dan independensi dalam menjalankan

tugasnya. Dengan demikian, efektivitas pengawasan internal juga

berhubungan dengan bagaimana pemeriksaan dilaksanakan oleh auditor,

auditor Kepegawaian (Audiwan)dan Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan

daerah (P2UPD) yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup,

independensi dalam sikap mental, dan penggunaan kemahiran profesional

dengan cermat dan seksama.

4.2 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dan sasaran Renstra Inspektorat Daerah Kabupaten Maros pada

dasarnya adalah penjabaran lebih teknis dari pernyataan visi dan misi. Melalui

tujuan diharapkan dapat diketahui kinerja apa yang diharapkan dapat diwujudkan

dari pernyataan visi dan misi. Sedangkan sasaran dapat menspesifikasi indikasi

dari keberhasilan kinerja dimasing-masing tujuan.

Untuk mewujudkan hasil yang akan dicapai selama periode

perencanaan, maka Inspektorat Daerah Kabupaten Maros merumuskan tujuan

yang terkait dengan misi, yaitu:

1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;

2. Mewujudkan akuntabilitas kinerja;

3. Mewujudkan pelayanan publik yang prima; dan

4. Menjadikan pengawasan internal sebagai katalis dan peran konsultatif.

Selanjutnya, untuk mencapai hasil yang optimal yang ingin dicapai selama

periode perencanaan, maka Inspektorat Daerah Kabupaten Maros merumuskan

tujuan, sasaran dan indikator kinerja sebagai berikut:

1) Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, dengan

sasaran :

Menurunnya jumlah SKPD dengan temuan pemeriksaan kasus tindak pidana

korupsi, dengan indikator kinerjanya:

 Persentase SKPD yang mendapat temuan yang berindikasi tindakpidana

(35)

 Meningkatnya SKPD yang telah mengimplementasikan SPIP pada level berkembang, dengan indikator kinerjanya:Persentase SKPD yang telah

menerapkan SPIP pada level berkembang.

2) Mewujudkan akuntabilitas kinerja, dengan sasaran :

Meningkatnya akuntabilitas kinerja Inspektorat Daerah Kabupaten Maros,

dengan indikator kinerjanya :

 Skor hasil Evaluasi LAKIP Inspektorat oleh Kementerian Pendayaagunan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia;

 Tertib administrasi barang/aset daerah di Inspektorat Daerah Kabupaten

Maros.

Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Maros, dengan indiktor kinerjanya :

 Persentase SKPD yang memiliki Nilai Evaluasi AKIP Minimal B.

Meningkatnya Kepatuhan SKPD terhadap peraturan perundang-undangan,

dengan indiktor kinerjanya :

 Persentase berkurangnya rekomendasi hasil pemeriksaan internal dan

eksternal yang harus ditindaklanjuti.

3) Mewujudkan pelayanan publik yang prima, dengan sasaran :

Meningkatnya kualitas pelayanan publik, dengan indikator kinerjanya:

 Persentase aduan masyarakat atas layanan publik yang ditindaklanjuti

dibandingkan yang diterima Inspektorat setiap tahun.

4) Menjadikan aparat pengawasan intern pemerintah yang dapat berperan

sebagai catalyst, consulting partner dan qualityassurance, dengan

sasaran :

Meningkatnya aparat pengawasan intern pemerintah yang mendapatkan

sertifikat mengikuti pendidikan dan latihan pengembangan profesi, dengan

indikator kinerjanya :

 Persentase aparat pengawasan intern pemerintah

yangmendapatkan sertifikat mengikuti pendidikan dan latihan

(36)

Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros 2016 - 2021 34

Hubungan antara visi, misi, tujuan, dan sasaran; beserta target-targetnya

dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Strategi adalah rumusan umum untuk mencapai sasaran secara spesifik

yang dijabarkan ke masing-masing kebijakan berdasarkan analisis SWOT,

Streng (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opurtunities (Peluang), Thread

(tantangan). Berbagai kebijakan di tiap-tiap strategi diterjemahkan ke dalam

program dan kegiatan.

Berdasarkan SWOT dalam kertas kerja maka strategi yang ditempuh

selama lima tahun, meliputi:

1. Penataan kebijakan dan sistem pengawasan berbasis risiko;

2. Peningkatan kualitas pelaksanaan pemeriksaan; dan

3. Peningkatan kompetensi aparat pengawas intern pemerintah.

Adapun kebijakan yang ditempuh untuk menjalankan strategitersebut adalah:

1. Penyusunan dan penyempurnaan norma, standar, dan prosedur

pemeriksaan;

2. Penyusunan dan penyempurnaan norma, standar, dan prosedur

pemeriksaan;

3. Penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan teknis

pemeriksaan;

4. Penerapan dan pengembangan SPIP oleh SKPD;

5. Peningkatan kualitas SPIP dalam penyusunan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah;

6. Peningkatan kualitas AKIP dalam evaluasi internal LAKIP Pemerintah

Daerah;

7. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah;

8. Pengevaluasian terhadap LAKIP yang telah dilaksanakan oleh SKPD;

9. Pengawasan atas kinerja SKPD;

10. Peningkatan sistem pengendalian intern Pemerintah;

11. Peningkatan pemeriksaan operasional SKPD berdasarkan urutan SKPD

yang risikonya paling besar;

(37)

13. Pengembangan sistem informasi manajemen hasil pemeriksaanberbasis

komputer;

14. Pembuatan laporan dari entitas pelaporan yang sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP);

15. Pemeriksaan terhadap kualitas pelayanan publik yang strategis;

16. Mengembangkan pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi;

17. Pemberian fasilitas bagi pelaksanaan pengawasan operasional terhadap

kegiatan SKPD dan

18. Peningkatan kapasitas SDM (Auditor Auditor Kepegawaian & P2UPD) yang

(38)

Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros 2016 - 2021 36 BAB V

PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi dan kebijakan pada

bagian sebelumnya, maka disusun langkah-langkah rencana strategis yang lebih

operasional untuk kurun waktu lima tahun (2016-2021), meliputi program, kegiatan,

indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif. Program ini merupakan

penjabaran dari kebijakan strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros dengan tetap

mengacu pada program pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Maros Tahun 2016-2021.

Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan

yang dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Maros yang dikoordinasikan

oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Maros untuk

mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, dalam hal ini sasaran Rencana Strategis

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros. Program merupakan kristalisasi kebijakan dari

masing-masing strategi yang pada akhirnya adalah untuk mencapai sasaran. Melalui

rumusan kebijakan yang tepat, tiap program dan kegiatan diharapkan mampu

menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi dan akan diselesaikan oleh

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros dalam lima tahun mendatang.

Rincian program dan kegiatan selama lima tahun sesuai dengan strategi dan arah

kebijakan untuk pencapaian visi dan misi Inspektorat Daerah Kabupaten Maros adalah

(39)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD

YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualikatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan

sebagai ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap unit kerja. Indikator kinerja harus

merupakan sesuatau yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar

untuk menilai atau melihat tingkatan kinerja baik dalam tahap perencanaan (ex ente),

tahap pelaksanaan (on going), maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi

(ex-post)

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan suatu instrumen

pertanggungjawaban yang terdiri dari berbagai indikator dan mekanisme kegiatan

pengukuran, penilaian dan pelaporan kinerja secara menyeluruh dan terpadu untuk

memenuhi kewajiban pemerintah dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan tugas, fungsi, dan misi organisasi.

Pada sektor publik seperti entitas pemerintah sistem akuntabilitas kinerja

menghadapi masalah berupa sulitnya mengukur kinerja dan menentukan indikator

kinerja yang tepat. Problematik tersebut timbul karena sektor publik memiliki

karakteristik yang sangat berbeda dengan sektor bisnis, terutama menyangkut output,

outcome dan tujuan utama entitas. Output entitas pemerintahan sebagian besar berupa

jasa pelayanan publik yang sulit diukur kuantitas maupun kualitasnya.Berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 04 Tahun 2016tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menegah Daerah Kabupaten Maros 2016-2021, misi nomor 2

(dua) yaitu Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik dengan tujuan Meningkatkan tata

kelola pembangunan yang transparan dan efektif.Dengan sasaran:

 Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik

 Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik.

Meningkatkan tata kelola birokrasi yang bersih dan professional.Dengan sasaran:

 Perluasan pelaksanaan reformasi birokrasi.

 Pelaksanaan tata kelola birokrasi yang bersih dan akuntabel.

(40)

Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kabupaten Maros 2016 - 2021 38

Peningkatan Sarana Prasarana Pendukung Penyelenggaraan Pemerintahan maka

Inspektorat Daerah Kabupaten Maros mengarahkan kinerja yang mengacu pada tujuan

(41)

Tabel 5.1

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAIKEBUTUHAN PENDANAAN

INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN MAROS

Kode Program dan Kegiatan Indikator Program dan Kegiatan

Kondisi Kinerja Awal Periode

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi

Kinerja

Jumlah Jenis Layanan

Kebutuhan Kantor 2 Jenis 2

perbaikan peralatan kerja

Terpeliharanya

peralatan kerja 3 Jenis 3

Tersedianya ATK, cetak dan pengadaan

Penyediaan peralatan rumah tangga

Tersedianya peralatan

(42)

minuman dan minuman

Koordinasi Dan Konsultasi

Terlaknsananya Rapat

Pengadaan Kendaraan Dinas / Operational

Bertambahnya kendaraan dinas/operasional

1 jenis 1 jenis 35,650,000

Pengadaan perlengkapan gedung kantor

Bertambahnya perlengkapan gedung kantor

2 jenis 2 jenis 23,093,000

Pengadaan peralatan gedung kantor Pengadaan mobeleur Bertambahnya jenis

mebeleur 7 jenis 7 jenis 115,990,100 Tempat Parkir Dan Taman Gedung Kantor

Adanya tempat parkir dan taman gedung 3.01.3.01.06.03 Program Peningkatan

disiplin Aparatur Pengadaan Pakaian

Khusus hari-hari tertentu

Adanya pakaian khusus

hari-hari tertentu 1 jenis 1 jenis 7,000,000 31 psg 7,000,000 31 psg 7,700,000 31 psg 8,470,000 31 psg 9,317,000 31 psg

(43)

Pelatihan Kantor Sendiri Jumlak kegiatan PKS

yang terlaksana 1 Kali 1 Kali 69,590,000 6 Kali 57,800,000 6 Kali 63,580,000 6 Kali 69,938,000 6 Kali 76,931,800 6 Kali

ITDA Kab. Maros

Pendidikan Dan Pelatihan Mandiri

Jumlah kegiatan Diklat

Mandiri 2 Kali 2 Kali 186,035,000 2 Kali 223,500,000 2 Kali 245,850,000 2 Kali 270,435,000 2 Kali 297,478,500 2 Kali

Jumlah aparatur yang

mengikuti Diklat 10 org 70,000,000 10 org 77,000,000 10 org 84,700,000 10 org 93,170,000 10 org

Jumlah laporan capaian

kinerja dan iktisar kinerja 1 dok 1 dok 3,000,000 1 dok 2,375,000 1 dok 350,702,000 1 dok 350,702,000 1 dok 350,702,000 1 dok 3.01.3.01.06.07 Perencanaan Dan

Penganggaran SKPD Penyusunan Renstra

SKPD

Tersusunnya dokumen

renstra 1 dok 1 dok 10,400,000

Penyusunan Renja SKPD Tersusunya dokumen

renja 1 dok 1 dok 3,600,000 2 dok 2,000,000 2 dok 2,200,000 2 dok 2,420,000 2 dok 2,662,000 2 dok

Pelaksanaan pengawasan internal secara berkala

obyek 1,862,425,000 45 kali 1,238,953,000 45 kali 1,362,848,300 45 kali 1,499,133,130 45 kali 1,649,046,443 45 kali ITDA

Jumlah Larwasda yang

terlaknsana 1 kali 1 kali 50,610,000 1 kali 46,150,000 1 kali 50,765,000 1 kali 55,841,500 1 kali 61,425,650 1 kali

Jumlah Kasus yang

(44)

Tindak Lanjut Hasil Temuan

Jumlah dokumen LHP

yang ditindak lanjuti 4 dok 4 dok 163,880,000 4 dok 98,500,000 4 dok 108,350,000 4 dok 119,185,000 4 dok 131,103,500 4 dok

Jumlah unit pelayanan public yang

Jumlah laporan hasil

penerapan Sakip 5 Dok 50,250,000 5 Dok 55,275,000 5 Dok 60,802,500 5 Dok 66,882,750 5 Dok

Jumlah laporan hasil Review Barnag dan

Gambar

Tabel 2.2
Tabel 5.1
Tabel 6.1

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan Rencana Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cilacap Tahun 2017 disusun berdasarkan Peraturan Bupati Cilacap Nomor 74 Tahun 2017

Metode kontrol PID AD dan PID LPF memiliki respon yang serupa dengan metode kontrol PID untuk time constant dan time delay yang kecil semakin kecil maka akan

Bahasa markup (markup language) merupakan bahasa pemrograman untuk menandai suatu data. keuntungan menggunakan XML dapat menyederhanaan aplikasi, dimana database yang

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis pertama menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan minat berwirausaha terhadap

Core shear stress yang dimaksud adalah tegangan geser dari core honeycomb kardus BC-flute pada komposit sandwich serat cantula yang didapat dengan persamaan

Hasil kebidanan komprehensif ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan Ny “I” tentang keluhan fisiologis yang dialami pada ibu hamil trimester 3 dan

Hasil penelitian menunjukan bahwa : (a) Terdapat empat dari 18 atribut daging domba yang valid disepakati konsumen daging domba yaitu: keempukan daging, harga daging,

(7) IRR secara parsial memiliki pengaruh yang positif yang tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode penelitian 2014 triwulan I sampai