• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggabungan Organisasi Terhadap Peningkatan Capaian Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penggabungan Organisasi Terhadap Peningkatan Capaian Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus di Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Konsep dasar pelayanan terhadap warga negara dimulai karena adanya Hak-hak sosial dari masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah. Hak Sosial merupakan, hak-hak untuk menerima dari pemerintah seperti jaminan pendidikan, jaminan sosial dan sebagainya (Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945). Oleh karena itu pemerintah berkewajiban untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Pelayanan yang baik kepada masyarakat dapat dimulai dari pembenahan struktur, tata kerja dan peningkatan sumber daya manusia pada setiap instansi yang menyelenggarakan fungsi pelayanan kepada publik.

Salah satu bentuk keseriusan pemerintah menjalankan hal itu adalah dengan menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah tersebut diharapkan mampu untuk mewadahi keinginan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan yang baik dari perangkat daerah dengan mengedepankan pelayanan yang berbasis kewenangan wajib dan kewenangan pilihan daerah. Semangat peraturan pemerintah ini adalah efesiensi dan efektifitas pelaksanaan pemerintahan yang mengandung resiko perombakan organisasi birokrasi daerah.

(2)

2007 tanggal 26 Desember 2007. Salah satu dinas yang bergabung tersebut adalah Dinas Pendapatan Daerah dengan Bagian Keuangan, yang membentuk instansi baru yaitu Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPPKKD) melalui Peraturan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tanggal 18 Juni 2008 setelah penggabungan ini diharapkan instansi DPPKKD akan lebih mampu membangun sinergitas untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi sesuai dengan visi misi organisasi yang telah ditetapkan.

Sumber : DPPKKD Kab. Tapteng 2012

Gambar 1.1. Target Vs. Realisasi PAD Kab. Tapanuli Tengah Periode Tahun 2007 s/d 2011

Untuk mengetahui pengaruh dari penggabungan melalui pembentukan Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPPKKD), telah dicoba dianalisis dimana ditinjau dari perubahan (kenaikan) penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasil tabulasi data pemerimaan lebih dari sesudah penggabungan DPPKKD, disajikan dalam Gambar 1.1

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

(3)

Jika perbandingan penerimaan PAD sepanjang tahun 2004-2011 terlihat bahwa tingkat kenaikan PAD relative cukup baik yaitu rata-rata 21,72% per tahun. Tetapi jika dianalisis target pertumbuhan penerimaan sebelum penggabungan (2004-2008) dan setelah penggabungan (2009-2011) maka telah terlihat suatu perbedaan (penurunan) yang cukup signifikan yaitu tingkat pertumbuhan penerimaan sebelum penggabungan mencapai rata-rata 27,5% per tahun, tetapi setelah penggabungan mencapai 17,26% per tahun. Ditinjau dari besarnya target yang ditetapkan, secara rata-rata target mencapai 17,24% per tahun, tetapi setelah penggabungan tingkat kenaikan target 19,77%.

Sumber : DPPKKD Kab. Tapteng 2012

Gambar 1.1. Performance PAD Kab. Tapanuli Tengah Periode Tahun 2007 s/d 2011

Restrukturisasi organisasi dilakukan dengan menyesuaikan strategi organisasi dan budaya karir dengan konsep karir individual dan organisasional di masa datang seiring dengan perubahan-perubahan keadaan yang begitu cepat dan juga untuk efektivitas organisasi. Pada pelaksanaannya, masalah yang dihadapi

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

% Achievement 77.73% 73.09% 104.32% 98.86% 108.72% 82.02% 76.46% 78.36%

% Target 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

(4)

oleh instansi DPPKKD Kab. Tapanuli Tengah adalah restrukturisasi organisasi yang selama ini dilaksanakan belum mencapai tujuan yang diharapkan intansi tersebut seperti yang terlihat pada Gambar 1.1, artinya peningkatan kinerja instansi DPPKKD setelah dilakukan restrukturisasi organisasi belum maksimal.

Sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1, DPPKKD belum mampu mencapai kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan dan cenderung mengalami penurunan realisasi penghimpunan PAD terhadap target yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kab. Tapanuli Tengah setelah mengalami penggabungan organisasi, dimana pencapaian kinerja dari target yang ditetapkan sebelum penggabungan instansi adalah 73,09% - 108,72% dimana pada tahun 2006 dan tahun 2008 target PAD dapat tercapai (≥100%), namun setelah penggabungan instansi pencapaian kinerja tidak pernah mencapai target yang ditetapkan dan hanya berkisar 76.46% - 82.02% dari target yang ditetapkan. Dengan demikian dapat dikatakan setelah adanya penggabungan organisasi dan proses restrukturisasi organisasi dilaksanakan pada tahun 2008 kinerja DPPKKD masih belum maksimal.

(5)

Pertanyaan yang timbul dari akibat penggabungan organisasi tersebut adalah sampai sejauh mana pengaruh penggabungan organisasi terhadap merosotnya tingkat pertumbuhan dan realisasi penerimaan PAD. Oleh karena itu sangatlah perlu untuk dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggabungan organisasi DPPKKD terhadap capaian PAD, sehingga dapat diketahui pengaruh faktor-faktor atau variabel efektifitas penggabungan organisasi terhadap capaian PAD Kabupaten Tapanuli Tengah.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dihadapi, maka masalah pokok yang akan dicari pemecahannya di dalam penelitian ini adalah merosotnya tingkat pertumbuhan realisasi penerimaan PAD Kabupaten Tapanuli Tengah setelah penggabungan organisasi dilakukan.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis faktor-faktor pengaruh penggabungan instansi dan restrukturisasi terhadap capaian PAD pada DPPKKD Kab. Tapanuli Tengah. 2. Merumuskan kebijakan-kebijakan baik yang bersifat operasional maupun

(6)

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi DPPKKD Kab. Tapanuli Tengah, sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan capaian PAD.

2. Bagi program magister Manajemen USU, sebagai referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

3. Bagi penulis, untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.

4. Bagi peneliti yang lain, sebagai acuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

1.5 Batas dan Ruang Lingkup Penelitian

Batasan dan ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada instansi DPPKKD Kab. Tapanuli Tengah.

2. Objek penelitian adalah para pegawai yang bekerja pada instansi DPPKKD Kab. Tapanuli Tengah.

Gambar

Gambar 1.1.  Target Vs. Realisasi PAD Kab. Tapanuli Tengah Periode Tahun 2007 s/d 2011 Untuk mengetahui pengaruh dari penggabungan melalui pembentukan
Gambar 1.1.  Performance PAD Kab. Tapanuli Tengah Periode Tahun 2007 s/d 2011

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah angkatan kerja yang terus bertambah setiap tahunnya dan tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang ada mengakibatkan semakin ketatnya persaingan kerja

[r]

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang- undang Nomor 23 Tahun 1997

Bagi lembaga dan atau peneliti utama yang tidak bersedia atau mengundurkan diri dari Insentif Riset SINas ini harus menyampaikan surat pengunduran diri secara

(2) Apabila penghasil, pemanfaat, pengumpul, pengangkut, pengolah dan penimbun limbah B3 tidak melakukan penanggulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), atau tidak

Alhamdulillahirobbil’alamiin segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi BPPRD Pemerintah Daerah dituntut lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan