1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meniran (Phyllanthus urinaria Linn.) adalah salah satu tumbuhan obat indonesia yang telah lama digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit seperti diuretik, hipertensi, ekspektoran dan pelancar haid (Rivai, dkk., 2011). Ada beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan meniran. Meniran diketahui mengandung zat filantin, mineral, damar, dan zat penyamak (Thomas, 1992). Dalam 100 gram meniran mengandung 827 mg kalium. Selain itu, meniran juga mengandung flavonoid yang memiliki khasiat sebagai antikanker, antiinflamasi, analgesik, antialergi, dan lainnya. Penelitian lain yang telah dilakukan yaitu dengan pemberian ekstrak daun meniran sebanyak 10% pada tikus putih percobaan dapat meningkatkan produksi urinnya sampai 3,5-4 kali lipat dibanding dengan tikus putih yang tidak diberi ekstrak daun meniran (Trihardjana, 2007).
Meniran banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional yang dianggap mampu mengobati berbagai penyakit. Namun, masyarakat tidak mengetahui kondisi tanaman meniran yang baik untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan karena meniran merupakan tumbuhan yang tidak dibudidayakan sehingga masyarakat tidak mengetahui secara pasti mengenai umur tanaman. Umumnya kadar hara dalam tanaman berkorelasi dengan pertumbuhan tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
2
Menurut kutipan makalah tentang meniran, ciri tanaman meniran yang sudah tua adalah daun tampak hijau tua, hampir menguning dan buah agak keras jika dipijit (Anonim, 2014). Biasanya masyarakat mengkonsumsi meniran yang masih segar dengan cara direbus. Cara penggunaannya yaitu 30-6- gram meniran direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa satu gelas. Setelah dingin disaring dan diminum sekaligus (Adi, 2007).
Kalium adalah kation intraselular utama, dan memainkan peranan penting
pada metabolisme sel. Kalium dalam jumlah yang relatif kecil (kira-kira 2%)
terletak dalam cairan ekstraselular(CES) dan dipertahankan dalam batasan sempit.
Bagian terbanyak dari kalium tubuh terletak dalam sel. Karena rasio kalium CIS
terhadap CES membantu menentukan potensial istirahat membran saraf dan sel
otot, perubahan pada kadar kalium palsma dapat mempengaruhi fungsi
neuromuskular dan jantung (Horne dan Swearingen, 1993).
Natrium merupakan kation utama cairan ekstraselular. Kandungan natrium
dalam plasma sekitar 300-355mg/100 ml. Karena natrium merupakan kation
utama cairan esktraselular, pengontrolan osmolaritas dan volume cairan tubuh
tergantung pada ion natrium dan rasio natrium terhadap ion lainnya. Natrium
mampu membuat membran sel menjadi permiabel, sementara itu transmisi syaraf
dan kontraksi otot melibatkan pertukaran natrium ekstraselular dan kalium
ekstraselular (Suhardjo dan Kusharto, 1992).
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu 1,5–2 % dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Mineral kalsium dibutuhkan untuk perkembangan tulang. Jumlah yang dianjurkan per hari untuk anak-anak sebesar 500 mg, remaja 600-700 mg dan dewasa sebesar
3
500-800 mg. Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkak dan rapuh (Almatsier, 2006).
Terdapat berbagai macam metode penetapan kadar kalsium antara lainkompleksometri, spektrofotometri serapan atom dan gravimetri (Khopkar, 1985).Penetapan kadar kalium dan natrium dapat dilakukan dengan gravimetri danspektrofotometri serapan atom (Gandjar dan Rohman, 2007).
Berdasarkan uraian di atas, penulis meneliti kandungan mineral kalsium, kalium dan natrium yang terdapat pada herbameniran muda dan herbameniran tua.Metode yang dipilih untuk penetapan kadar kalsium,kalium dan natrium pada penelitian ini adalah spektrofotometri serapan atom, karena pelaksanaannya relatif cepat dansederhana, batas deteksi kurang dari 1 ppm (Gandjar dan Rohman, 2007), bahanyang digunakan sedikit dan spesifik untuk setiap logam tanpa dilakukanpemisahan pendahuluan (Khopkar, 1985).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. apakah herbameniran muda dan herbameniran tua mengandung mineral kalsium, kalium dan natrium?
b. berapakah kadar kalium, kalsium dan natrium pada herbameniranmuda dan herba meniran tua?
c. apakah terdapat perbedaan kadar dari ketiga mineral kalium, kalsium dan natrium pada herbameniranmuda dan herbamenirantua secara statistika?
4 1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. herbameniran muda dan herbameniran tua memiliki kandungan mineral kalsium, kalium dan natrium.
b. herbameniran muda dan herbameniran tuamengandung kalium, kalsium dan natrium dalam jumlah tertentu.
c. terdapat perbedaan kadar kalium, kalsium dan natrium pada herbameniran muda dan herbameniran tua secara statistika.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. untuk mengetahui bahwa herbameniran muda dan herbameniran tua
mengandung mineral kalsium, kaliumdan natrium.
b. untuk mengetahui kadar kalsium, kalium dan natrium pada herbameniran muda dan herbameniran tua.
c. untuk mengetahui perbedaankadar kalium, kalsium dan natrium pada herbameniran muda dan herbameniran tua secara statistika.
1.5 Manfaat Penelitian
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang mengkonsumsi tanaman sebagai obat tradisional tentang kandungan mineral kalsium, kalium dan natrium yang terdapat pada herbameniran muda dan herbameniran tua.