• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pengelolaan Dana DesaBerdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Pengelolaan Dana DesaBerdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL DESA HALABAN DAN TINJAUAN KEBIJAKAN DANA DESA

Pada bab ini, penulis akan mendeskripsikan tentang keadaan umum desa Halaban sebagai lokasi penelitian yang dirangkum dalam sub bab pembahasan profil Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat. Adapun informasi yang disajikan terkait keadaan umum Desa Halaban, akan diuraikan ke dalam beberapa point pembahasan, diantaranya kondisi geografis desa yang terdiri dari data tentang batas-batas wilayah desa dan lain-lain, kondisi sosial desa yang berisikan informasi tentang jumlah penduduk dan tingkat pendidikan, serta keadaan ekonomi.

Kemudian, untuk melengkapi kajian data dalam penelitian ini terkait dengan pengelolaan dana desa. Maka penulis juga turut menyajikan data tentang tinjauan kebijakan yang mengatur tentang dana desa. Adapun kebijakan tersebut yaitu Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Uraian tinjauan kebijakan ini, nantinya akan membatu penulis dalam menganalisis proses pengelolaan dana desa di Desa Halaban guna kajian evaluatif berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 tersebut yang akan dibahas di bab selanjutnya..

(2)

bersama para responden yang berkaitan, data pustaka desa, serta pengamatan langsung penulis.

2.1. Profil Desa

2.1.1. Kondisi Geografis Desa

Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat memiliki batas-batas wilayah desa yaitu antara lain :

a. Di sebelah utara berbatasan dengan desa Suka Jaya Kecamatan Besitang

b. Di sebelah selatan desa Bukit Selamat Kecamatan Besitang

c. Di sebelah timur berbatasan dengan Desa Pangkalan Siata Kecamatan Pangkalan Susu

d. Di sebelah barat berbatasan dengan Desa Seumadam Kecamatan Kejuruan Muda.

Desa dengan kondisi agraris ini memiliki luas sebesar 10.592 Ha, yang terdiri dari sawah dengan luas 266 Ha, tanah kering dengan luas 433 Ha, tanah perkebunan dengan luas 9489 Ha, fasilitas umum dengan luas 123 Ha, hutan dengan luas 281 Ha. Iklim di desa memiliki curah hujan sebesar 2000 mm, jumlah bulan hujan 6 bulan, suhu rata-rata harian 36 derajat celcius dan ketinggan antara 05 – 0,15 mdl23

23

Pemerintahan Desa Halaban. 2015. Data Penduduk Pemerintahan Kabupaten Langkat Badan

(3)

Desa Halaban secara administratif terletak di daerah Kabupaten Langkat, Kecamatan Besitang Sumatera Utara 114 Km dari kota Medan. Desa halaban dapat ditempuh melalui jalur darat dengan menggunakan sepeda motor atau dengan mobil. Butuh waktu 3-3,5 jam untuk sampai di desa tersebut melalui jalan darat yaitu jalan Medan-Banda Aceh. Sementara jarak ke ibu kota kecamatan adalah sejauh 17 km, jarak ke ibu kota kabupaten sejauh 76 km, dan jarak ke ibu kota provinsi 113,5 km.

Dahulunya desa Halaban terkenal dengan pertanian tanaman jeruk, namun karena pada suatu hari jeruk-jeruk mereka diserang oleh jamur dan bakteri masyarakat merubah pertanian jeruk menjadi pertanian kelapa sawit, karet dan kakao. Sepenjang jalan utama Desa yaitu, jalan Medan-Banda Aceh dipadati oleh pemukiman-pemukiman masyarakat, karena letaknya di tepi jalan besar biasanya penduduk menjadikan rumahnya sekeligus tempat usaha mereka seperti; warung nasi, kedai kopi, warung kelontong, toko ponsel/voucher seluler, bengkel. Pemukiman-pemukiman ini juga berbatasan dengan ladang-ladang penduduk yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka yang biasa ditanami dengan tanaman coklat, karet, sawit atau tanaman lainnya.

2.1.2. Kondisi Sosial Desa

(4)

memiliki jumlah penduduk sebanyak 8451 orang dengan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4257 jiwa dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 4194.

Sementara penduduk desa Halaban jika digolongkan berdasarkan usia, didapatkan data sebagai berikut di dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.1

Penduduk Desa Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun) Laki-Laki Perempuan

1 0 – 10 671 678

2 11 – 20 686 682

3 21 – 30 671 678

4 31 – 40 683 662

5 41 – 50 602 579

6 51 – 60 501 490

7 61 – 70 380 369

8 71 – keatas 68 56

Jumlah 4257 4194

Sumber : Data Penduduk Pemerintahan Kabupaten Langkat Badan

Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Tahun 2015 Desa Halaban

(5)

682 jiwa. Usia 21 – 30 tahun, laki-laki sebanyak 671 jiwa dan perempuan sebanyak 662 jiwa. Usia 31 – 40 tahun, laki-laki sebanyak 683 dan perempuan sebanyak 662 jiwa. Usia 41 – 50 tahun, laki sebanyak 602 jiwa dan perempuan sebanyak 579 jiwa. Usia 51 – 60 tahun, laki-laki sebanyak 501 jiwa dan perempuan sebanyak 490 jiwa. Usia 61 – 70 tahun, laki sebanyak 380 jiwa dane perempuan sebanyak 369 jiwa. Dan terakhir untuk 71 tahun keatas, laki-laki sebanyak 68 jiwa dan perempuan sebanyak 56 jiwa24

Tingkat pendidikan penduduk desa dari mulai usia 3 – 6 tahun yang belum masuk TK, laki-laki sebanyak 229 jiwa dan perempuan sebanyak 229 jiwa. Usia 3 – 6 tahun yang sedang TK/Play Group, laki-laki sebanyak 130 jiwa dan perempuan sebanyak 147 jiwa. Usia 7 – 18 tahun yang sedang sekolah, laki-laki sebanyak 878 jiwa dan perempuan sebanyak 902 jiwa. Usia 18 – 56 tahun tidak pernah sekolah, laki-laki sebanyak 4 jiwa dan perempuan sebanyak 10 jiwa. Usia 18 – 56 tahun tidak tamat SD, laki-laki sebanyak 10 jiwa dan perempuan sebanyak 11 jiwa. Usia 18 – 56 tahun tidak tamat SMP, laki-laki sebanyak 1224 jiwa dan perempuan sebanyak 1540 jiwa. Usia 18 – 56 tahun tidak tamat SMA, laki sebanyak 410 jiwa dan perempuan sebanyak 408 jiwa. Tamat SD, laki-laki sebanyak 74 jiwa dan perempuan sebanyak 65 jiwa. Tamat SMP, laki-laki-laki-laki sebanyak 708 jiwa dan perempuan 428 jiwa. Tamat SMA, laki-laki sebanyak 361 jiwa dan perempuan sebanyak 272 jiwa. Tamat D1 – D3, laki-laki sebanyak 57

.

24

(6)

jiwa dan perempuan sebanyak 29 jiwa. Sementara tamat sarjana S1, laki-laki sebanyak 16 jiwa dan perempuan sebanyak 4 jiwa25

No

.

Uraian diatas dapat diperjelas dengan tabel dibawah ini yaitu : Tabel 2.2

Penduduk Desa Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan 1 Usia 3 – 6 tahun yang belum masuk TK 229 229 2 Usia 3 – 6 tahun yang sedang TK/Play Group 130 147 3 Usia 7 – 18 tahun yang sedang sekolah 878 902 4 Usia 18 – 56 tahun tidak pernah sekolah 4 10

5 Usia 18 – 56 tahun tidak tamat SD 10 11

6 Usia 18 – 56 tahun tidak tamat SMP 1224 1540

7 Usia 18 – 56 tahun tidak tamat SMA 410 408

8 Tamat SD 74 65

9 Tamat SMP 708 428

10 Tamat SMA 361 272

11 Tamat D1-D3 57 29

12 Tamat Sarjana S1 16 4

Jumlah 4101 4045

Sumber : Data Penduduk Pemerintahan Kabupaten Langkat Badan

Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Tahun 2015 Desa Halaban

(7)

Sedangkan untuk tingkat pendidikan kepala dusun dengan jumlah dua puluh orang beragam-ragam. Adapun rinciannya, 10 orang kepala dusun berpendidikan tamatan SMA/Sederajat sedangkan 10 orang kepala dusun lain itu tidak tamat SMA. Sedangkan untuk perangkat desa dengan jumlah 7 orang yang terdiri dari Kepala Desa tamatan pendidikan Sarjana Agama, Sekretaris desa Sarjana Pendidikan, Bendahara Desa tamatan SMA dan seluruh Kepala Urusan yang terdiri dari Pemerintahan, Pembangunan, Kesejahteraan dan Keuangan seluruhnya tamantan SMA.

Seluruh penduduk Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat yang berjumlah sebanyak 8451 jiwa terdiri dari beberapa agarma dan kepercayaan. Agama Islam merupakan agama mayoritas penduduk desa yaitu sebanyak 7601 orang, kemudian agama Kristen sebanyak 506 orang, dan Katholik sebanyak 344 orang.

Suku batak merupakan suku mayoritas penduduk desa dengan total sebanyak 2089 jiwayang terdiri dari laki-laki 1033 dan perempuan sebanyak 1056 jiwa. Sedangkan suku lainnya adalah suku Aceh sebanyak 972 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 491 orang dan perempuan 48126

Kemudian data tentang cacat mental dan fisik penduduk desa, akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini yaitu :

.

26

(8)

Tabel 2.3

Penduduk Desa Berdasarkan Cacat Mental dan Fisik

No Jenis Cacat Laki-Laki Perempuan

1 Tuna rungu - 1

2 Tuna wicara 1 1

3 Tuna netra - -

4 Lumpuh 1 -

5 Sumbing - 1

6 Cacat kulit 1 -

7 Tuna daksa lainnya 2 -

8 Idiot - 1

9 Gila 1 -

10 Stress 3 -

11 Autis - -

Jumlah 9 4

Sumber : Data Penduduk Pemerintahan Kabupaten Langkat Badan

Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Tahun 2015 Desa Halaban

2.1.3. Kondisi Ekonomi

(9)

masyarakat. Pendapatan tersebut didasarkan dari jenis pekerjaan penduduk, pengelolaan sumber daya alam yang tersedia di Desa, dan lain-lain.

Desa Halaban memiliki banyak perusahaan perkebunan di dalamnya, sehingga banyak masyarakat yang bekerja di pereusahaan-perusahaan perkebunan tersebut, dari mulai karyawan tetap hingga karyawan lepas yang biasa disebut BHL (buruh harian lepas).

(10)

Karyawan pemanen yang telah mendapat predikat SKU setiap harinya harus memanen 43 janjang setiap harinya, sementara luasan kerja mereka setiap orang mengelola rata-rata 25 Ha, jika 43 janjang terpenuhi setiap harinya mereka mendapatkan penghasilan sebesar 850.000,- setiap bulannya. Sementara istri mereka di targetkan mendapatkan 4 karung brondolan seteiap harinya untuk mendapatkan upah sebesar Rp.600.000,-, namun secara umum para pekerja ini berpenghasilan di atas 1 juta jika bekerja di perusahaan perusahaan perkebunan ini di karenakan adanya kelebihan janjang yang juga diberikan bonus untuk setiap bulannya.

Masyarakat desa Halaban umumnya melakukan kegiatan pertanian dengan sistem monokultur (sejenis),kegiatan pertanian dilakukan biasanya dari pagi hingga siang hari, sementara siang hingga sore hari masyarakat umumnya mencari kegiatan lainnya. Meski umunya pekerjaan masyarakat adalah bertani namun lahan pertanian tidak terbagi secara merata. Masih banyak masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian. Masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian inilah yang melakukan kegiatan pertanian bagi hasil (belah) atau menjadi buruh tani atau buruh perkebunan.

Sementara itu, berdasarkan data terkait mata pencaharian pokok penduduk Desa Halaban yang di akses dari Data Profil Desa Halaban Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Tahun 2015, dipaparkan dalam tabel di bawah ini27

27

(11)

Tabel 2.4.

Penduduk Desa Berdasarkan Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan

1 Petani 1661 1608

2 Buruh Tani 792 701

3 Buruh Migran Perempuan - -

4 Buruh Migran Laki-Laki - -

5 Pegawai Negeri Sipil 15 8

6 Pengrajin Industri Rumah Tangga - -

7 Pedagang Keliling - -

8 Peternak - -

9 Dokter Swasta 58 66

10 Bidan Swasta - 9

11 Pensiunan TNI/POLRI 3 -

12 Lain-Lain 1728 1802

Jumlah 4257 4194

Sumber : Data Penduduk Pemerintahan Kabupaten Langkat Badan

Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Tahun 2015 Desa Halaban

(12)

luas lahan pertanian yang besar di dalamnya. Selanjutnya pekerjaan buruh tani sebagai pekerjaan kedua terbanyak penduduk Desa Halaban. Hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan perkebunan yang berdiri di desa.

Sedangkan untuk data angka tenaga kerja penduduk Desa Halaban yaitu dipaparkan pada tabel di bawah ini28

No

:

Tabel 2.5

Penduduk Desa Berdasarkan Angka Tenaga Kerja

Tenaga Kerja Laki-Laki Perempuan

1 Penduduk usia 0 – 6 thn 492 518

2 Penduduk usia 7 – 18 tahun yang masih sekolah 361 386 3 Penduduk usia 18 – 56 tahun (a + b) 2278 2156

a. Pddk usia 18 – 56 thn yang bekerja 1552 1134 b. Pddk usia 18 – 56 thn yang belum bekerja 726 1022

4 Penduduk usia 56 tahun ke atas 1126 1134

Jumlah 4257 4194

Sumber : Data Penduduk Pemerintahan Kabupaten Langkat Badan

Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Tahun 2015 Desa Halaban

Tabel 2.6

Penduduk Desa Berdasarkan Kualitas Angkatan Kerja

(13)

No Angkatan Kerja Laki-Laki Perempuan 1 Penduduk usia 18 – 56 thn yang buta aksara - - 2 Penduduk usia 18 – 56 thn yang tidak tamat SD 14 12 3 Penduduk usia 18 – 56 thn yang tamat SD 179 713 4 Penduduk usia 18 – 56 thn yang tamat SMP 710 423 5 Penduduk usia 18 – 56 thn yang tamat SMA 1302 975 6 Penduduk usia 18 – 56 thn yang sarjana 73 33

Jumlah 2278 2156

Sumber : Data Penduduk Pemerintahan Kabupaten Langkat Badan

Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Tahun 2015 Desa Halaban

Tabel 2.7

Perangkat Desa Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Jabatan Tingkat Pendidikan

1 Kepala Desa Sarjana Agama

2 Sekretaris Desa Sarjana Pendidikan

3 Bendahara Desa SLTA

4 Kaur Pemerintahan SLTA

5 Kaur Pembangunan SLTA

6 Kaur Kesejahteraan Masyarakat SLTA

(14)

8 12 Kepala Dusun SLTA

9 8 Kepala Dusun Tidak Tamat SLTA

Sumber : Data Penduduk Pemerintahan Kabupaten Langkat Badan

Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Tahun 2015 Desa Halaban

2.1.4. Potensi Desa

Desa halaban merupakan desa yang mempunyai letagk geografis yang strategi yang bisa menambah pemasukan atau pendapatan kas desa. Desa halaban terdiri dari berbagai dusun yang mayoritas terdiri atas perkemunan kelapa sawat milik swasta mau pun milih perseorangan. Selain itu, desa halaban terdiri dari beberapa dusun yang berada di bibir pantai atau laut, dimana kurang lebih terdapat 3 dusun yang berhadapan dengan laut. sedangkan beberapa dusun lagi letaknya tepat di bibir jalan lintas Medan-Banda Aceh, hal ini salah satu yang membantu perekonomian masyarakat yang terdapat di dusun tersebut setidaknya terdapat 4 dusun yang berada di sepanjang dalan medan-banda aceh, nah selebihnya adalah daerah perkebunan. Dari letak geografis ini, desa halaban tidak hanya menjadi desa yang mempunyia berbagai potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan dan dijadikan sebagai sarana untuk meninngkatkan perekonomian warga dan tentunya juga meningkatkan pendapatan desa.

(15)

2.2. Tinjauan Kebijakan Dana Desa

Lahirnya Undang-undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa masyarakat di Desa telah mendapatkan payung hukum yang lebih kuat dibandingkan pengaturan Desa di dalam Undang-undang No 22 Tahun 1999 maupun Undang-undang No 32 Tahun 2004. Pandangan sebagian besar masyarakat terhadap Undang-undang ini lebih tertuju kepada alokasi dana yang sangat besar. Padahal isi dari dari Undang-undang Desa tidak hanya mengatur prihal dana Desa tetapi mencakup hal yang sangat luas29

Dengan berlakunya Undang-undang No 6 tahun 2014 tentang Desa Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah merencanakan Nawa Kerja Prioritas yang akan menjadi target utama dalam masa jabatan tahun 2014-2019. Sebelumnya terjadi kekisruhan antara dua Kementrian dalam tanggung jawab pelaksanaan Undang-undang Desa tersebut, yaitu Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Kekisruhan perebutan kue‟ Undang -undang Desa oleh dua Kementrian tersebut di selesaikan oleh Pemerintah dengan jalan membagi kewenangan terkait Desa, urusan administrasi pemerintahan menjadi

. Pengertian tentang Pemerintah Desa di dalam Undang-undang ini terdapat di dalam Pasal 25 yang bunyinya : “ Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh Perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain”.

29

(16)

wewenang Kementrian Dalam Negeri sedangkan urusan pembangunan, pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat Desa menjadi wewenang Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Keputusan pembagian wewenang tersebut ditetapkan dalam rapat kabinet yang nantinya akan diatur dengan Peraturan Presiden30

30Ibid

, h. 209.

.

Dalam konsideran UU tersebut diisampaikan bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian bahwa dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

(17)

Berdasarkan rumusan pasal 1 angka 1, bahwa desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati. Jadi yang dimaksud penyelenggaraan urusan pemerintahan adalah “untuk mengatur”, untuk mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat.

Dasar yang digunakan adalah berdasarkan (1) prakarsa masyarakat, (2) berdasarkan hak asal usul atau hak tradisional. Kewenangan pemerintah desa, yakni Kepala Desa dibantu perangkat desa, sebagai unsur penyelenggaran pemerintahan desa. Ini artinya disamping Kepala desa dan perangkat desa ada unsur lain penyelenggara pemerintahan desa. Siapakah unsur lain dimaksud dalam UU No 6 Tahun 2014 ? Pasal 1 angka 4 UU No 6 Tahun 2014 menjawab yang dimaksudkan unsur lain, yakni Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

(18)

siapakah yang dimaksud pemerintah desa, maka dikembalikan pada pasal 1 angka 3 UU No 6 Tahun 2014, yakni Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Jika demikian BPD kedudukannya adalah hanya lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis . Hal ini ditegaskan juga pada Pemerintah Desa Pasal 25 bahwa Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lain. Berdasarkan konstruksi hukum yang demikian, jelas Kepala Desa memiliki kedudukan yang strategis sebagai penyelenggara pemerintahan desa. Namun ketika melaksanakan kewenangan desa dua lembaga tersebut mempunyai kedudukan yang sama, yakni Kepala Desa dan BPD.

Untuk memahami, perlu dipahami konstruksi hukum terhadap kewenangan desa sebagaimana dimaksud Pasal 18 UU no 6 Tahun 2014, Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa. Pasal 19 Kewenangan Desa meliputi:

(19)

c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan

d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 20 Pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a dan huruf b diatur dan diurus oleh Desa. Kemudia pada Pasal 21, dijelaskan bahwa Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan kewenangan tugas lain dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c dan huruf d diurus oleh Desa.

Pada teks hukum Pasal 19 perlu dipahami konstruksi hukumnya, bahwa ada kewenangan yang diurus oleh desa dan ada kewenangan yang berasal dari penugasan dari pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintahan kabupaten/ kota. Kemudian kewenangan yang berasal dari penugasan dari pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintahan kabupaten/ kota meliputi apa saja. Jika kita mengacu pada UU No 6 Tahun 2014, hal tersebut ditegaskan pada pasal Pasal 22 yang menyatakan:

(20)

Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

b. Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai biaya. c. Berdasarkan Pasal 22 ada empat penugasan yang bisa datang dari

pemerintah, dan atau pemerintah daerah (bisa Pemerintaha Daerah Provinsi, bisa Pemerintah daerah Kabupaten Kota) yakni;

Pertama, penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Kedua , pelaksanaan Pembangunan Desa. Ketiga, pembinaan kemasyarakatan Desa. Keempat, pemberdayaan masyarakat Desa. Keempat hal tersebut penugasaan disertai biaya, pertanyaannya dari mana biayanya. Berdasarkan UU No 6 Tahun 2014 hanya ada dua konsep yang diberikan batasan dalan Ketentuan Umum Pasal 1, yakni: Pembangunan Desa dan Pemberdayaan desa sebagaimana pernyataan berikut ini: Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. (pasal 1 angka 8) dan Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

(21)

menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Kewenangan apa yang dimiliki oleh Kepala Desa dalam menyelenggaraka keempat hal tersebut diatas. Dalam Pasal 26 ayat (2) menyatakan, bahwa Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa berwenang:

a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa; b. mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa;

c. memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa; d. menetapkan Peraturan Desa;

e. menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; f. membina kehidupan masyarakat Desa;

g. membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;

h. membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;

i. mengembangkan sumber pendapatan Desa;

j. mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;

k. mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa; l. memanfaatkan teknologi tepat guna;

(22)

n. mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

o. melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh kepala desa, maka secara hukum memiliki tanggung jawab yang besar, oleh karena itu untuk efektif harus ada pendelegasian kewenangan kepada para pembantunya atau memberikan mandat. Oleh karena itu dalam melaksanakan kewenangan Kepala Desa diberikan sebagaimana ditegaskan pada pasal 26 ayat (3) UU No 6 Tahun 2014, yaitu : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa berhak:

a. mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa; b. mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan Desa;

c. menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan lainnya yang sah, serta mendapat jaminan kesehatan; d. mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang

dilaksanakan; dan

e. memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada perangkat Desa.

(23)

pada pasal 26 ayat (4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa berkewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;

b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;

c. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa; d. menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan; e. melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender;

f. f.melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme;

g. menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Desa;

h. menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik; i. mengelola Keuangan dan Aset Desa;

j. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa;

k. menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa; l. mengembangkan perekonomian masyarakat Desa;

(24)

n. memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa; o. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan

lingkungan hidup; dan

p. memberikan informasi kepada masyarakat Desa.

Kewenangan, hak, Kewajiban Kepala Desa masih dibebani sebuah kewajiban kepada pemerintahan Kabupaten/Kota, sebagaimana ditegaskan pada Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Kepala Desa wajib:

a. menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa setiap akhir tahun anggaran kepada Bupati/Walikota;

b. menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada akhir masa jabatan kepada Bupati/Walikota;

c. memberikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada Badan Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran; dan

d. memberikan dan/atau menyebarkan informasi penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada masyarakat Desa setiap akhir tahun anggaran.

(25)

Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

Selanjutnya hal yang penting adalah berkaitan dengan keuangan desa ada pertanyaan yang penting adalah dari mana penghasilan desa berdasarkan UU No 6 Tahun 2014. Dijelaskan pada Pasal 66:

(1) Kepala Desa dan perangkat Desa memperoleh penghasilan tetap setiap bulan.

(2) Penghasilan tetap Kepala Desa dan perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari dana perimbangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diterima oleh Kabupaten/Kota dan ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

(3) Selain penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dan perangkat Desa menerima tunjangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

(4) Selain penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dan perangkat Desa memperoleh jaminan kesehatan dan dapat memperoleh penerimaan lainnya yang sah.

(26)

ayat (3) serta penerimaan lainnya yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: ”Kedudukan dan Kewenangan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam Pelaksanaan Pembangunan Desa

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

“Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu. perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara

Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan. yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut dengan

Dalam sistem Pemerintahan Desa terdapat 2 unsur penyelenggara pemerintahan desa, yakni Pemerintah Desa (Kepala Desa + Perangkat Desa) dan BPD, Pengertian

Desa menurut UU Nomer 32 tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah mengartikan Desa sebagai berikut : “Desa atau yang di sebut nama lain, selanjutnya disebut Desa,

(3) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, forum musyawarah Desa, lembaga