• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keharmonisan Antara Umat Beragama Kristen Dengan Umat Beragama Islam Di Kelurahan Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keharmonisan Antara Umat Beragama Kristen Dengan Umat Beragama Islam Di Kelurahan Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : DOKUMENTASI PENELITIAN

▸ Baca selengkapnya: ucapan untuk yang sidi bagi umat kristen

(2)

Keterangan: Salah satu kegiatan bersama antara umat beragama Kristen dengan umat beragama Islam yaitu di pesta adat perkawinan suku Karo

(3)

Keterangan: Wawancara bersama Ibu Keterangan: Wawancara bersama Defrianti br. Ginting Bapak Iwan Simbolon (Pendeta (pendeta GKMI Tigabinanga) Gereja Advent Tigabinnga)

Keterangan: Wawancara bersama Bapak Keterangan: Wawancara bersama

Elia Tarigan (Pendeta GKFI Tigabinanga) Bapak Fauzi Harahap (Ustadz Masjid

(4)

Keterangan: Wawancara bersama Bapak Keterangan: Wawancara bersama Budi Sebayang (tokoh adat Kelurahan Bapak Nashrun Sebayang (Kepala

(5)

LAMPIRAN 2: DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

A.

Pertanyaan untuk tokoh agama baik Kristen maupun

Islam:

1. Apakah keluarga Anda memiliki saudara yang berbeda agama?

2. Bagaimana keragaman agama dan etnis di sekitaran tempat tinggal

Anda?

3. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka

menjalin silaturahmi antar pemeluk agama?

4. Bagaimana kondisi kehidupan antar umat beragama di kelurahan

Tigabinanga saat ini?

5. Bagaimana pandangan saudara mengenai masyarakat yang berbeda

agama dengan anda?

6. Bagaimana hubungan antara umat beragama Islam dan umat beragama

Kristen di kelurahan Tigabinanga?

7. Bagaimana peran budaya khususnya “Rakut Sitelu” dalam

mempengaruhi terciptanya keharmonisan antar umat beragama di

kelurahan Tigabinanga?

8. Menurut Anda, selain “Rakut Sitelu” adakah faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi keharmonisan antara umat beragama Kristen

(6)

9. Masyarakat Karo terkenal dengan loyalitas ganda, yaitu kepada suku

dan agama. Bagaimana kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap

keharmonisan umat beragama di kelurahan Tigabinanga?

10.Bagaimana tanggapan ataupun tindakan Anda jika tetangga Anda yang

berbeda agama sedang mengadakan hajatan?

11.Apa yang menjadi motivasi Anda saat Anda mengikuti acara / kegiatan

tetangga maupun saudara Anda yang berbeda agama?

12.Apakah pernah terjadi konflik yang mengatas namakan agama di

kelurahan Tigabinanga? Jika pernah kapan dan apa faktor pemicunya?

13.Bagaimana tanggapan saudara mengenai isu yang mengatas namakan

agama yang terjadi di luar Tigabinanga? Apakah memiliki pengaruh

terhadap keharmonisan antar umat beragama di Kelurahan

Tigabinanga?

14.Seberapa besar pengaruh media sosial dan media massa dalam

mempengaruhi kerukunan antar umat beragama di kelurahan

Tigabinanga?

15.Bagaimana cara Anda menyebarkan sikap toleransi kepada jemaat

yang Anda pimpin?

16.Bagaimana komunikasi yang terjalin diantara pemuka agama di

kelurahan Tigabinanga?

17.Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan di FKUB (Forum Kerukunan

Umat Beragama)?

18.Apa saran Anda mengenai keharmonisan antar umat beragama yang

telah tercipta di kelurahan Tigabinanga?

B.

Pertanyaan untuk tokoh adat maupun tokoh masyarakat

1. Apakah keluarga Anda memiliki saudara yang berbeda agama?

2. Bagaimana keragaman agama dan etnis di sekitaran tempat tinggal

Anda?

3. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka

(7)

4. Bagaimana kondisi kehidupan antar umat beragama di kelurahan

Tigabinanga saat ini?

5. Bagaimana pandangan saudara mengenai masyarakat yang berbeda

agama dengan Anda?

6. Bagaimana hubungan antara umat beragama Islam dan umat beragama

Kristen di kelurahan Tigabinanga

7. Bagaimana peran budaya khususnya “Rakut Sitelu” dalam

mempengaruhi terciptanya keharmonisan antar umat beragama di

kelurahan Tigabinanga?

8. Menurut Anda, selain “Rakut Sitelu” adakah faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi keharmonisan antara umat beragama Kristen

dengan umat beragama Islam di kelurahan Tigabinanga?

9. Masyarakat Karo terkenal dengan loyalitas ganda, yaitu kepada suku

dan agama. Bagaimana kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap

keharmonisan umat beragama di kelurahan Tigabinanga?

10.Bagaimana tanggapan ataupun tindakan Anda jika tetangga Anda yang

berbeda agama sedang mengadakan hajatan?

11.Apa yang menjadi motivasi Anda saat Anda mengikuti acara / kegiatan

tetangga maupun saudara Anda yang berbeda agama?

12.Apakah pernah terjadi konflik yang mengatas namakan agama di

kelurahan Tigabinanga? Jika pernah kapan dan apa faktor pemicunya?

13.Bagaimana tanggapan saudara mengenai isu yang mengatas namakan

agama yang terjadi di luar Tigabinanga? Apakah memiliki pengaruh

terhadap keharmonisan antar umat beragama di Kelurahan

Tigabinanga?

14.Seberapa besar pengaruh media sosial dan media massa dalam

mempengaruhi kerukunan antar umat beragama di kelurahan

Tigabinanga?

15.Apa saran Anda mengenai keharmonisan antar umat beragama yang

(8)

C.

Pertanyaan untuk aparatur pemerintahan kelurahan

Tigabinanga

1. Apakah keluarga Anda memiliki saudara yang berbeda agama?

2. Bagaimana keragaman agama dan etnis di sekitaran tempat tinggal

Anda?

3. Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan dalam rangka

menjalin silaturahmi antar pemeluk agaa?

4. Bagaimana kondisi kehidupan antar umat beragama di kelurahan

Tigabinanga saat ini?

5. Bagaimana pandangan saudara mengenai masyarakat yang berbeda

agama dengan anda?

6. Bagaimana hubungan antara umat beragama Islam dan umat beragama

Kristen di kelurahan Tigabinana?

7. Bagaimana peran budaya khususnya “Rakut Sitelu” dalam

mempengaruhi terciptanya keharmonisan antar umat beragama di

kelurahan Tigabinanga?

8. Menurut Anda, selain “Rakut Sitelu” adakah faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi keharmonisan antara umat beragama Kristen

dengan umat beragama Islam di kelurahan Tigabinanga?

9. Masyarakat Karo terkenal dengan loyalitas ganda, yaitu kepada suku

dan agama. Bagaimana kedua hal ini dapat berpengaruh terhadap

keharmonisan umat beragama di kelurahan Tigabinanga?

10.Bagaimana tanggapan ataupun tindakan Anda jika tetangga Anda yang

berbeda agama sedang mengadakan hajatan?

11.Apa yang menjadi motivasi Anda saat Anda mengikuti acara / kegiatan

tetangga maupun saudara Anda yang berbeda agama?

12.Apakah pernah terjadi konflik yang mengatas namakan agama di

kelurahan Tigabinanga? Jika pernah kapan dan apa faktor pemicunya?

13.Bagaimana tanggapan saudara mengenai isu yang mengatas namakan

agama yang terjadi di luar Tigabinanga? Apakah memiliki pengaruh

terhadap keharmonisan antar umat beragama di Kelurahan

(9)

14.Seberapa besar pengaruh media sosial dan media massa dalam

mempengaruhi kerukunan antar umat beragama di kelurahan

Tigabinanga?

15.Bagaimana cara Anda menyebarkan sikap toleransi kepada masyarakat

yang Anda pimpin?

16.UU no. 40 tahun 2008 berisikan tentang penghapusan diskriminasi

RAS dan etnis. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di

dalam hukum dan berhak atas perlindungan terhadap setiap bentuk

diskriminasi RAS dan etnis. Bagaimana pelaksanaan undang-undang

ini di kelurahan Tigabinanga?

17.Menurut pandangan Anda, bagaimana komunikasi yang terjalin

diantara pemuka agama di kelurahan Tigabinanga?

18.Apakah di kelurahan Tigabinanga terdapat LSM ataupun gerakan yang

berasaskan perdamaian ataupun kerukunan antar umat beragama?

19.Apa saran Anda mengenai keharmonisan antar umat beragama yang

(10)

LAMPIRAN 3: PROFIL INFORMAN

1. Budi Sebayang, 84 tahun (Tokoh Adat Kelurahan Tigabinanga)

Budi Sebayang merupakan salah satu tokoh adat di Kelurahan Tigabinanga

yang merupakan keturunan dari Ngadang Sebayang yang merupakan kepala desa

pertama sekaligus penduduk pertama di kelurahan Tigabinanga. Budi Sebayang

memiliki seorang istri dan empat orang anak, dua laki-laki dan dua perempuan.

Budi Sebayang merupakan seorang pensiunan PNS yang dahulunya bekerja

sebagai guru. Saat ini Budi Sebayang bekerja sebagai petani. Sosok yang berusia

84 tahun ini masih tetap sehat hingga saat ini dan masih mampu berbicara dengan

lancar. Pengetahuannya akan sejarah Kelurahan Tigabinanga tidak luntur meski

sudah dimakan usia. Selain sejarah Tigabinanga, beliau juga memahami adat

istiadat masyarakat Karo. Pendidikan terakhir informan adalah sekolah guru yang

setara dengan sekolah sekolah tingkat menengah atas. Sebagai seorang yang

merupakan keturunan dari pendiri kampung, tentu informan sepanjang hidupnya

mengetahui dengan jelas bagaimana wilayah Kelurahan Tigabinanga beserta

dengan penduduknya dari masa ke masa. Tidak hanya itu saja, informan juga

masih merasakan bagaimana hidup di masa penjajahan Hindia Belanda hingga

penjajahan Jepang. Informan semenjak lahir sudah tinggal di Kelurahan

Tigabinanga hingga saat ini.

Di dalam kehidupan sehari-hari informan sering kali hadir di setiap acara

adat masyarakat Tigabinanga. Posisi informan yang cukup tinggi di dalam sistem

adat masyarkat Karo membuat informan sering kali diundang ataupun dihadirkan

(11)

langsung berhubungan dengan adat maupun tidak langsung. Sebagai umat agama

Kristen Katolik pertama di Tigabinanga, informan juga merupakan saksi sejarah

bagaimana masuknya agama Kristen Katolik di Kelurahan Tigabinanga. Hal ini

menjadi penting untuk menilik bagaimana asal muasal masuknya agama di

Kelurahan Tigabinanga yang masyarkatnya dahulu kala memeluk kepercayaan

lokal (agama Pemena).

2. Nashrun Sebayang, 57 tahun (Kepala Kelurahan Tigabinanga)

Informan merupakan seorang kepala pemerintahan di kelurahan

Tigabinanga. Informan yang berusia 57 tahun ini sudah hampir 10 tahun menjadi

pemimpin di pemerintahan Kelurahan Tigabinanga. Tahun ini adalah periode

kedua informan memimpin Kelurahan Tigabinanga. Suami dari beru Karo ini

memiliki dua orang anak. Selain sebagai PNS, informan juga merupakan seorang

petani sama dengan masyarakat Kelurahan Tigabinanga pada umumnya.

Sebagai kepala kelurahan tentu saja informan sudah sangat paham dengan

keadaan lingkungan dan demografis masyarakatnya. Hal ini berguna utnuk

melihat sejauh mana peran pemerintah dalam menangani masyarakat dari sisi

keyakinannya masing-masing maupun hubungan dengan masyarakat yang

menganut agama lain.

3. Syarifuddin Tarigan (Tokoh Masyarakat)

Informan merupakan seorang PNS yang bekerja di departemen agama

Kecamatan Juhar dan memiliki jabatan sebagai kepala KUA (Kantor Urusan

(12)

berusia 52 tahun ini merupakan keturunan dari masyarakat Tigabinanga yang

pertama kali memeluk agama Islam. Sebagai seorang yang memahami agama

Islam, kehidupan sehari-hari informan juga cukup kental dengan adat istiadat suku

Karo.

Informasi dan data yang dapat diperoleh dari informan beristrikan beru

Sembiring ini adalah mengenai bagaimana sejarah masuknya agama Islam ke

Kelurahan Tigabinanga dan pandangan informan mengenai kehidupan umat

beragama di kelurahan Tigabinanga. Pengetahuan informan akan adat istiadat

masyarakat suku Karo diperlukan guna melihat hubungan antara agama dengan

adat istiadat dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama hingga saat ini.

4. Vicardo Ananda Ginting, 33 tahun (Pendeta GBKP Klasis Tigabinanga)

Informan adalah seorang pendeta yang masih cukup muda. Di usia yang

memasuki 33 tahun informan dipercayakan untuk menjadi pendeta di Klasis

Tigabinanga. Klasis Tigabinanga adalah sebuah sebutan dari gabungan beberapa

gereja GBKP dalam sebuah wilayah. Sebelum menjadi pendeta klasis, informan

merupakan pendeta yang melayani jemaat GBKP runggun Tigabinanga selama

hampir 3 tahun lamanya. Sejak tinggal pertama kali di kelurahan Tigabinanga

tahun 2012, informan kerap berolahraga dengan jemaat ataupun masyarakat

Kelurahan Tigabinanga lainnya. Informan sudah menikah dan memiiki seorang

istri serta dua orang anak.

Pengalaman informan selama melayani jemaat sudah cukup banyak. Tidak

(13)

persaudaraan jemaat. Infromasi dari infroman diharapkan dapat menjawab

permasalahan penelitian yang sedang dikaji peneliti.

5. Ferani Br. Sembiring, 30 tahun (Pendeta GBKP Runggun Tigabinanga)

Informan adalah pendeta yang memimpin jemaat runggun Tigabinanga.

Informan yang sudah menikah dan memiliki dua orang anak ini mulai melayani di

runggun Tigabinanga sejak tahun 2014. Pandangan informan mengenai hubungan

umat beragama menjadi cukup penting dikarenakan mayoritas penduduk

kelurahan Tigabinanga yang beragama Kristen Protestan merupakan jemaat

GBKP Runggun Tigabinanga. Informan berusia 30 tahun ini berpendidikan

terakhir S1 Sarjana Teologia.

Sebelum melayani jemaat GBKP runggun Tigabinanga, istri dari seorang

pendeta bermarga Barus ini melayani di GBKP Runggun Keriahen yang terletak

tidak jauh dari Kelurahan Tigabinanga. Sebelum pindah ke Tigabinanga, informan

sudah aktif dalam beberapa kegiatan gereja ataupun kegiatan antar gereja di

kelurahan Tigabinanga. Hal ini menjadikan Kelurahan Tigabinanga bukan hal

yang asing bagi informan.

6. Cypriano Barasa, 43 Tahun (Pastor Paroki Tigabinanga)

Informan adalah salah satu dari beberapa pastor yang melayani jemaat di

paroki Tigabinanga. Informan yang berusia 43 tahun ini sudah melayani jemaat

katolik di Paroki Tigabinanga selama lebih kurang 3,5 tahun. Pengalaman

(14)

Labuhan Batu Utara pernah menjadi tempat pelayanan infroman, tepatnya di kota

Aek Kanopan. Selain itu infroman juga pernah melayani di Siantar, tepatnya di

Nagahuta yang terkenal sebagai tempat retreat.

Sebagai pemimpin jemaat informan tentu sudah memahami bagaimana

kehidupan umat yang dipimpinnya. Posisinya sebagai pastor Paroki juga membuat

informan memiliki pengetahuan mengenai gambaran kehidupan umat beragama di

luar kelurahan Tigabinanga. Meskipun informan adalah seorang dengan suku

Pakpak, namun pengetahuan informan mengenai budaya masyarakat Karo tidak

dapat dipandang sebelah mata. Pandangan dan informasi dari informan

diharapkan dapat mewakili pandangan umat Katolik pada umumnya.

7. Defrianti br. Ginting, 33 tahun (Pendeta Gereja Kristen Muria Indonesia di Tigabinanga)

Sebagai salah satu gereja dengan aliran Kharismatik, GKMI sudah cukup

lama berdiri di Tigabinanga. Dengan jumlah jemaat yang dipimpin sebanyak lebih

kurang 60 jemaat, informan berusaha untuk mengembangkan gereja yang ia

pimpin. Bermula dari sebuah rumah kecil untuk kegiatan ibadah, informan

bersama jemaat saat ini sudah berhasil mendirikan sebuah gedung gereja

permanen. Di belakang gedung gereja terdapat sebuah asrama kecil guna tempat

kost pelajar yang sekolah di sekitar gereja. Selain masyarakat kelurahan

Tigabinanga, jemaat informan juga berasal dari beberapa desa di sekitar seperti

(15)

Hidup di tengah masyarakat pendatang yang bersuku Jawa dan beragama

Islam, informan memiliki hubungan yang baik dengan warga sekitar. Hal ini

terlihat dari interaksi informan yang terjalin sangat baik. Tidak hanya interaksi

informan juga kerap mengunjungi rumah warga sekitar dan saling bertukar

pikiran. Tentu hal ini dapat menjadi sumber informasi yang baik guna

kelngsungan penelitian ini.

8. Iwan Simbolon, 45 tahun (Pendeta Gereja Advent)

Dari sisi usia Gereja Advent sudah cukup tua. Berdiri semenjak tahun

1964 kehadiran Gereja Advent menandakan masyarakat kelurahan Tigabinanga

yang cukup terbuka terhadap perbedaan denomenasi gereja. Informan yang

berusia 45 tahun ini sudah lebih urang 3 tahun melayani jemaat gerjea Advent di

Kelurahan Tigabinanga bersama dengan istri Boru Situmorang. Sebelum melayani

di Tigabinanga informan terlebih dahulu melayani di Kabupaten Samosir. Selain

jemaat di kelurahan Tigabinanga informan juga melayani di beberapa jemaat yang

berada di sekitar kelurahan Tigabinanga.

Tempat tinggal dan lokasi gereja yang berdampingan dengan masyarakat

yang berbeda agama menjadikan pengalaman sehari-hari informan menjadi kajian

yang cukup menarik untuk menggambarkan relasi diantara umat beragama.

9. Yanti Br. Sinuhaji, 45 tahun (Pendeta Gereja Segala Bangsa)

Gereja Segala Bangsa hadir di Kelurahan Tigabinanga sejak tahun 2014.

(16)

diselenggakan di sebuah rumah dekat losd pekan buah Tigabinanga. Meskipun

hanya memiliki sedikit jemaat, namun hal ini tidak mengurangi semangat

informan untuk menyampaikan pandangannya mengenai hubungan umat

beragama di Kelurahan Tigabinanga. Informan yang berusia 45 tahun ini juga

memiliki banyak pengalaman dalam melayani jemaat. Melayani cukup lama di

Bandung dan melayani di Nias selama hampir delapan tahun menjadikan

informan memahami berbgai karateristik jemaat dan fasih dalam beberapa bahasa,

salah satunya adalah bahasa Nias. Alasan keluarga lah yang menjadikan informan

‘terdampar’ di kelurahan Tigabinanga

Dengan jumlah jemaat yang masih sedikit, informan berusaha memenuhi

kebutuhan gereja dengan menjadi staf di salah satu Credit Union (CU) di

Tigabinanga. Sebelumnya informan juga pernah menjadi tata usaha di salah satu

SMK Swasta di kelurahan Tigabinanga. Hal ini didukung oleh latar belakangnya

yang pernah mengecap pendidikan ekonomi selama menjalani perkuliahan

program diploma di Bandung sebelum memutukan untuk menjadi seorang Hamba

Tuhan dan mengambil pendidikan Teologia.

10. Vanus Tarigan, 57 tahun (Pendeta Gereja Bethel Indonesia)

Gereja Bethel Indonesia yang berada di Tigabinanga adalah salah satu

gereja protestan beralian khrismatik yang memiliki cukup banyak jemaat. Hingga

saat ini jemaat GBI mencapai lebih kurang 200 jemaat. GBI berdiri sejak tahun

(17)

kelurahan Tigabinanga. Tahun 2017 ini GBI di Tigabinanga sudah berusia sekitar

13 tahun.

Pekerjaan sehari-hari informan adalah sebagai pengusaha dan beternak.

Informan yang berusia 57 tahun ini memiliki gelar pendeta muda setelah

mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan. Di dalam pelayanannya, informan

dibantu oleh istri. Sebagai seorang pendeta, Informan akrab dipanggil dengan

sebutan “Bapak Gembala” oleh jemaatnya.

11. Ahmad Fauzi Harahap, 34 tahun (Ustadz Masjid Sabilul Jannah)

Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti, pimpinan jamaah umat Islam

yang sudah cukup lama menetap di Tigabinanga adalah Ustadz Fauzi. Informan

sudah menetap di Kelurahan Tigabinanga sekitar empat tahun lamanya. Informan

berusia 34 tahun ini dikenal cukup ramah oleh masyarakat. Hal ini terlihat

sewaktu peneliti bertanya kepada masyarakat kelurahan Tigabinanga siapa tokoh

agama Islam yang layak untuk diwawancarai. Kebanyakan menyebut nama

Ustadz Fauzi. Hal ini sudah dibuktikan oleh peneliti sendiri saat menyambangi

kediaman informan dan mewawancarainya.

Meskipun informan bukan warga asli Tigabinanga namun informan cukup

fasih berbahasa Karo dan lebih kurang paham mengenai adat dan budaya

masyarakat Tigabinnanga ataupun suku Karo. Pengalaman informan dalam

berdakwah dan menjadi penceramah di kalangan masyarakat beragama Islam di

wilayah Tigabinanga sudah cukup banyak. Tidak hanya di Kelurahan

(18)

Muslim yang berada di kecamatan lain di sekitar Tigabinanga mulai dari

Kecamatan Juhar, Kecamatan Munte hingga Kecamatan Lau Baleng untuk

menjadi penceramah. Dengan pengalaman dan berbagai kegiatan yang telah

dilakukan, pandangan dan informasi dari informan kiranya dapat dijadikan

rujukan mewakili umat Islam yang berada di Kelurahan Tigabinanga.

12. Ardi Ritonga, 27 tahun (Ustadz Masjid Sirajul Huda)

Informan adalah seorang Ustadz yang masih muda berusia 27 tahun.

Selain menjadi pimpinan jamaah, informan juga adalah seorang penanggung

jawab Pondok Pesanteren Sirajul Huda yang berada di dalam satu kompleks

dengan Masjid Sirajul Huda. Pondok Pesantren (Ponpes) Sirajul Huda merupakan

Ponpes pertama dan satu-satunya pondok pesantren yang ada di Kabupaten Karo.

Meskipun masih muda namun informan sudah cukup banyak mengetahui

bagaimana kehidupan umat beragama di Kelurahan Tigabinanga. Informan yang

berkampung halaman di daerah Tapanuli ini sudah bermukim selama lebih kurang

dua tahun. Pendidikan terakhir informan adalah Sarjana Hukum Islam dari

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU).

13. Elia Tarigan, 34 tahun (Pendeta Gereja Kristen Filadelfia Indonesia)

Informan adalah seorang pimpinan gereja yang merintis pelayanannya di

Kelurahan Tigabinanga mulai tahun 2001. Sempat beberapa kali berpindah tempat

ibadah, saat ini gedung gereja baru sudah berdiri secara permanen berdekatan

(19)

kurang sekitar 100 orang dengan berbagai macam latar belakang suku seperti

Karo, Batak Toba, dan Nias. Hal ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

yang baik mengingat relasi diantara umat beragama tidak dapat dilepaskan dari

identitas kesukuan masyarakat.

Informan yang berusia 34 tahun ini melakukan pelayanan hingga ke

Kecamatan Munte. Pendidikan terakhir informan adalah Sarjana Teologia dari

sebuah Sekolah Tinggi Teologia di Medan. Lokasi gedung gereja dan tempat

tinggal informan yang berada di tengah-tengah masyarakat Muslim menjadikan

hubungan informan dengan masyarakat Tigabinanga yang beragama Islam terjalin

sangat baik. Hal ini tentu menjadi hal yang menarik untuk dibahas dan dikaji

dalam penelitian ini.

14. Abner Sembiring, 57 tahun (Pendeta Gereja Protestan di Indonesia)

Salah satu gereja yang sudah cukup tua keberadaannya di Kelurahan

Tigabinanga adalah Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI). Sempat beberapa kali

berganti lokasi tempat ibadah, gereja yang mulai berdiri sejak tahun 1988 ini

sudah berdiri permanen di Jalan Ruam dekat Simpang Empat Tigabinanga. Jika

dilihat dari lamanya tinggal di kelurahan Tigabinanga, dari semua pemuka agama

yang menjadi informan penelitian ini, maka informan AS lah yang menjadi

informan tertua diantara pemuka agama lainnya. Hal ini tentu sangat penting guna

melihat bagaimana pengalaman informan dalam memimpin jemaat dan menjalani

(20)

Bisa dikatakan GPdI Tigabinanga menjadi gereja yang mengalami

perkembangan cukup pesat. Jemaat yang ada sempat mencapai ratusan orang dan

berasal dari berbagai desa di sekitaran Kelurahan Tigabinanga. hingga akhirnya

sebagian jemaat memisahkan diri dan membangun gereja GPdI yang baru di

desanya masing-masing. Informan yang beristrikan beru Ginting ini memiliki

anak yang juga mengikuti jejak informan sebagai hamba Tuhan. Hingga tahun

2017 ini keberadaan GPdI sudah hadir selama hampir 30 tahun.

Informan Tambahan:

14. Purba Karo-karo (Pertua Emeritus GBKP Runggun Tigabinanga)

Informan adalah seorang yang telah lama mengabdi di gereja khususnya

GBKP Runggun Tigabinanga. Pekerjaan sehari-hari indorman berusia 64 tahun ini

adalah sebagai wiraswasta dan bertani. Oleh karena itu sedikit banyak informasi

mengenai sejarah gereja di Tigabinanga dapat diperoleh dari informan.

15. Njayam Sebayang (Pertua Emeritus GBKP Runggun Tigabinanga)

Sebagai salah satu jemaat mula-mula GBKP runggun Tigabinanga yang

notabenenya adalah gereja pertama di kelurahan Tigabianbga, informan

merupakan sosok yang tepat untuk dimintai keterangan mengenai sejarah gereja

GBKP maupun sejarah mula-mula masyarakat memeluk agama Kriten Protestan.

Informan yang sudah berusai 84 tahun ini masih cukup sehat dan kuat dalam

menjalani aktifitasnya sehari-hri. Bahkan wawancara dengan informan dilakukan

di ladang dan informan sedang bekerja di ladang.

Infroman merupakan salah satu jemaat yang mengingat sejarah bagaimana

(21)

belakang pendidikan sampai SMP ini juga masih mendapatkan pengajaran akan

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah contoh yang menunjukkan bahwa elit politik di negara-negara Amerika Latin bisa berasal dari kelompok minoritas Islam dan mereka mempunyai peran penting

Kurangnya pengetahuan ibu-ibu yang masih PUS (Pasangan Usia Subur) tentang pemilihan alat kontrasepsi banyak dipengaruhi oleh pendapat dimasyarakat yang beranggapan

Penelitian ini akan menerapkan dan menguji ke 6 kriteria yang telah dimodifikasi sebelumnya untuk didapatkan data dari hasil pencarian dalam Search engine.. Penelitian ini

Pre-test akan dibandingkan dengan hasil Post- test sehingga dapat diketahui apakah kegiatan belajar mengajar berhasil baik atau tidak dan diharapkan pemahaman

sampah dengan metode 3R(reduce,reuse,recycle) dirasa masih kurang efektif diterapkan di berbagai tempat,pengelolaan sampah sejak dari sumbernya merupakan salah

belum mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang dibuat untuk memperlancar penyelesaian pelayanan. selain itu badan Lingkungan Hidup Kota Semarang belum dalam

Gejala yang paling dominan ialah mosaik kuning dan bergaris kuning yang diperoleh dari semua sampel bawang merah (Bandung, Bantul, Brebes, dan Cirebon), sedangkan jenis gejala

Hasil penelitian evaluasi pelaksanaan IB di Kecamatan Gedangan menunjukkan bahwa IB yang dilakukan pada awal birahi memiliki tingkat keberhasilan sebesar 51,3%, pelaksanaan IB