• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TE 0902184 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TE 0902184 Chapter3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian Skripsi ini antara lain adalah : 1. Studi literatur, yaitu mengkaji teori yang diperlukan dari buku-buku

acuan yang menunjang dan berhubungan dengan tema yang diambil, studi literatur pun dilakukan untuk mendapatkan data - data yang diinginkan.

2. Studi lapangan, mengumpulkan data - data yang diperlukan secara langsung dari tempat objek penelitian tersebut dengan cara menanyakan langsung kepada pegawai yang berkopeten dibidangnya.

3. Diskusi, yaitu melakukan konsultasi dan bimbingan dengan dosen, karyawan PT PLN (Persero) APJ Cimahi yang berkompeten dalam setting koordinasi relay.

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian Skripsi ini berlangsung selama 4 (empat) bulan. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di APJ Cimahi PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang beralamat di Jalan Raya Jend. H. Amir Machmud No. 675 Kota Cimahi.

3.3. Data Penelitian

Gardu Induk Cibabat yang terdapat di Jl. Jend Amir Machmud kelurahan

(2)

1. Data penghantar penyulang ALUN

Tabel 3.1 Jenis penyulang ALUN

No. URAIAN

JENIS

KABEL UKURAN

PANJANG (KM)

1 Kabel dari GIS s/d PHZ AL300 3x300 0.378

2 Kabel Naik PHZ s/d Rec.BRI A3C150 3x150 1.856

3 Rec.BRI s/d Kabel Turun KP.ALUN A3C150 3X150 0.278

4 Kabel Turun & Naik KP.ALUN AL150 3X150 0.200

5 KP.ALUN s/d Grd GAC A3C150 3X150 4.275

6 Kabel Turun & Naik Grd GAC AL150 3X150 0.130

7 Grd GAC s/d KP.PRTAG A3C150 3X150 2.928

Tabel 3.2 Impedansi pada penyulang

No Jenis Kabel Z1/Z2 Z0

1 AL300 0,100 + j0,094 0,250 + j0,282

2 A3C150 0,216 + j331 0,363 + j1,618

3 AL150 0,206 + j0,104 0,356 + j0,312

2. Trafo tenaga

Merk = Hyundai

Type = TL129

Daya = 60 MVA

(3)

3. Data OCR GFR Di sisi incoming

Merk = ISEG

Type = MRI3-15E5D No Serie = ---

Karakteristik = Standar Invers

In = 5 Amp

Ratio CT = 2000/5

4. Data GFR sisi incoming 20 kV Merk = ISEG

Type = MRI3-15E5D No Serie = ---

Karakteristik = Standar Invers

In = 5 Amp

Ratio CT = 2000/5

5. Data OCR sisi Penyulang 20 kV

Merk = AREVA

Type = MICOM P123

No Serie = 36127336 Karakteristik = Standar Invers

In = 5 Amp

Ratio CT = 400/5

6. Data GFR sisi Penyulang 20 kV

Merk = AREVA

Type = MICOM P123

No Serie = 36127336 Karakteristik = Standar Invers

In = 5 Amp

(4)

3.4. Langkah - Langkah Penelitian

Langkah - langkah yang sistematis dalam penelitian harus diperhatikan. Hal tersebut berguna untuk memberikan arahan yang untuk mempermudah pemahaman tujuan yang ingin dicapai dalam proses penelitian. Langkah-langkah penelitian tersebut diperlihatkan pada gambar bagan alir penelitian dibawah ini:

Mulai

Studi pustaka

Masalah dan Tujuan

Berhasil

Selesai Instrumen

Survey Lapangan

Pengambilan Data di Lapangan

Verifikasi Data

Lakukan perhitungan manual Data Lengkap

Data hasil Perhitungan

Kesimpulan

Laporan Y

T

Y

(5)

Metode yang digunakan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian tugas

akhir ini adalah dengan menggunakan metode perhitungan manual, adapun langkah-langkah yang dilakukan dengan metode ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Masukkan Data

Tentukan Besaran Impedansi

Lakukan Perhitungan Arus Hubung Singkat

Sudah Memenuhi

Tentukan Iset danTime Multiplier Setting

Hitung Waktu Kerja Relay

Hasil Data

Selesai Y

T

T

Y

(6)

Adapun langkah-langkah perhitungan dalam metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Langkah-langkah perhitungan arus hubung singkat : a. Penentuan spesifikasi peralatan yang ada

b. Penentuan impedansi masing-masing peralatan dalam satuan per unit

1) Impedansi Sumber :

XS =

�2 ���

Dimana :

XS = Impedansi Sumber (ohm)

kV2 = Tegangan sisi Primer Trafo tenaga (kV) MVA = Data hubung singkat di bus 150 kV (MVA) 2) Impedansi Trafo :

XT (pada 100%)=

�2 ���

XT = Impedansi Trafo Tenaga (ohm)

kV2 = Tegangan sisi sekunder Trafo tenaga (kV) MVA = kafasitas daya trafo tenaga (MVA)

3) Impedansi Penyulang :

 Impedansi urutan positif dan Negatif

Z1 = Z2 = %panjang x panjang penyulang (km) x Z1 / Z2

(ohm) Dimana :

Z1 = Impedansi urutan positif (ohm) Z2 = Impedansi urutan negatif (ohm)

 Impedansi urutan nol

Z0 = % panjang x panjang penyulang (km) x Z0 (ohm) Z0 = Impedansi urutan nol (ohm)

(7)

1) Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

Z1eq = Impedansi urutan positif (ohm) Z0eq = Impedansi urutan nol (ohm)

2) Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Fasa

Ia = Isc = 3) Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa

Ia = Isc =

d. Penentuan titik gangguan hubung singkat dengan tempat yang spesifik terhadap kemungkinan terjadinya gangguan hubung singkat.

2. Perhitungan setting arus dan waktu kerja relay arus lebih dan relay gangguan tanah :

(8)

a. Penentuan karakteristik relay dimulai dari bagian yang paling

dekat dengan beban (bagian hilir). Relay yang terletak pada bagian ini harus mempunyai penyetelan waktu paling singkat b. Pemilihan karakteristik relay berdasarkan letak relay tersebut,

untuk relay yang berada paling hilir harus memiliki karakteristik paling cepat dalam merespon saat terjadi gangguan hubung singkat.

c. Pemilihan faktor pengali waktu pada kurva relay (time multiplier setting/TMS) dengan memilih TMS yang kecil untuk bagian paling hilir, sedangkan pada daerah selanjutnya tergantung dari perhitungan koordinasi relay.

d. Persamaan kurva karakteristik arus lebih untuk mendapatkan waktu keraja menurut standar IEC 60255-3 adalah :

t = 0,14 � �

[� ]0,02 −1

Untuk mentukan nilai Tms yang akan disetelkan pada Over Current Relay (OCR) diambil pada angka arus gangguan (Ifault) sebesar arus gangguan tiga fasa pada lokasi gangguan berapa

persen dari panjang penyulang dan waktu kerja Over Current Relay (OCR) di penyulang itu (sesuai keterangan waktu tercepat di atas) misal diambil selama 0.3 detik, maka nilai Tms yang akan disetkan pada Over Current Relay (OCR) adalah :

Tms = t x 0,14

[�

� ]0,02 −1)

Dimana :

(9)

3. Gambar kurva karakteristik relay arus lebih dan relay gangguan tanah.

Untuk mendapatkan kurva karakteristik relay arus lebih dan relay arus gangguan tanah dalam perancangan koordinasi relay arus lebih seperi diatas maka digunakan MC excel 2007.

Kurva karakteristik arus hubung singkat, tahanan gangguan dan lokasi gangguan (High Voltage, Incoming dan Penyulang) Koordinasi antara Relay Arus Lebih dan Relay Gangguan Tanah terlihat dari besarnya gangguan. semakin besar gangguan semakin cepat pula waktu yang diperlukan untuk mentripkan PMT. jenis gangguan hubung singkat yang terjadi. Pada gangguan hubung singkat tiga fasa dan hubung singkat fasa-fasa yang bekerja sebagai pengaman cadangan adalah Relay Arus Lebih, sedangkan Relay Gangguan Tanah tidak bekerja karena pada gangguan tersebut pada kawat netral tidak dialiri arus gangguan. Sedangkan pada gangguan hubung singkat satu fasa ketanah dimana arus gangguan mengalir pada kawat fasa maupun kawat netral sehingga kedua relay (OCR dan GFR) bisa mendeteksi adanya gangguan namun yang bekerja lebih dahulu

Gambar

Tabel 3.1 Jenis penyulang ALUN
Gambar 3.1. Diagram alir (flow chart) penelitian skripsi
Gambar 3.2. Diagram alir (flow chart) metode penelitian

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Seorang anak yang mengalami gangguan berbahasa mungkin saja ia dapat mengucapkan satu kata dengan jelas tetapi tidak dapat menyusun dua kata dengan baik, atau sebaliknya seorang

Penilaian harus memberi informasi tingkat pencapaian kemampuan dasar mahasiswa baik dalam hal pengembangan rencana pembelajaran maupun praktik mengajar dalam pengajaran

Broken home biasanya digambarkan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orangtua yang tidak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di

memperkenalkan prioritas program nasional. Program tersebut harus mencakup sumber daya yang tersedia untuk merespon kebutuhan yang teridentifikasi oleh pendidik,

Analisis hubungan panjang dan berat lobster batu selama penelitian di Kabupaten Pacitan dan Gunung Kidul diperoleh pola pertumbuhan yang bersifat allometrik negatif artinya

Studi ini menemukan dan menjelaskan bahwa munculnya istilah demokrasi ekonomi, ekonomi kerakyatan dan konsep koperasi yang kemudian disebut sebagai “Soko Guru” perekonomian

Penulisan ini beranjak dari permasalahan yang penulis temukan pada MIS Lamgugob. Permasalahan tersebut penulis ketahui berdasarkan hasil observasi yang pernah

Jenis mangrove tingkat semai yang mempunyai kerapatan jenis tertinggi adalah Ceriops tagal, yaitu 44,531.25 ind/ha, sedangkan Rhizophora mucronata mempunyai