BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengambilan Keputusan Kredit
2.1.1 Teori
Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas
perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan
kredit adalah suatu pemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap
kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data data permohonan
kredit calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit
tersebut diterima atau ditolak (Djohan 2009:97)
Menurut Thomas Suyatno (2003:70) yang dimaksud dengan
pengambilan keputusan kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik
keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan
dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan
kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan dari permohonan kredit nasabah.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengambilan keputusan
kredit adalah suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga berbagai
pertimbangan pengambilan keputusan apakah permohonan kredit tersebut
diterima atau ditolak
2.1.2 Analisis Laporan Keuangan
Untuk dapat mengetahui keadaaan dan perkembangan perusahaan
perlu mengadakan interpretasi atau analisis terhadap laporan keuangan
tersebut. Analisis terhadap laporan keuangan merupakan tahap terakhir dari
proses akuntansi. Analisis atau interpretasi laporan keuangan bagi mereka
yang berkepentingan sangat perlu sebagai dasar pengambilan keputusan
sehingga keputusan yang diambil tepat.
Berdasarkan hal diatas, Munawir (2002:31) mengemukakan " laporan
keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan. Data keuangan tersebut diperbandingkan untuk dua periode
atau lebih dan mendukung keputusan yang akan diambil."
Jadi laporan keuangan suatu perusahaan perlu dianalisis karena dengan
menganalisis akan diperoleh jawaban mengenai posisi keuangan serta
hasil-hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan.
2.1.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2002:35) pengertian analisis laporan
dari penelaahan atau mempelajari dari hubungan dan tendensi atau
kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil
operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Prastowo dan Julianty (2002:52) adalah
"Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah
masing-masing unsur serta menelaah hubungan di antara unsur
tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman
yang baik dan cepat atas laporan keungan itu sendiri."
Ditinjau dari sudut orang yang menganalisisnya maka akan
dapat dibagi dua kelompok yaitu:
1. Analisis Intern yaitu analisis yang dilakukan oleh orang di
dalam perusahaan
2. Analisis Ekstern yaitu analisis yang dilakukan oleh orang di
luar perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
analais laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari
data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui
posisi keuangan, hasil operasi, dan perkembangan suatu perusahaan
dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta
analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan.
2.1.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Dengan menganalisis dan menilai laporan posisi keuangan,
maka akan diketahui:
1. Likuiditas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi atau memahami
kewajibannya pada saat ditagih. Apabila perusahaan mampu
memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada saat waktunya
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid.
2. Rentabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu
perusahaan diukur dengan kemampuan perusahaan
menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan semakin
rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam satu
periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan.
3. Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjang maupun kewajiban jangka pendek,
Suatu perusahaan dapat dikatakan solvable apabila peusahaan
tersebut mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar
semua hutangnya.
2.1.3 Klasifikasi Rasio
Rasio menggambarkan suatu hubungan antara satu jumlah dengan
jumlah yang lain. Dengan menggunakan analisis rasio ini akan dapat
memberikan gambaran kepada penganalisis tentang posisi keuangan suatu
negara.
Berdasarkan sumber dayanya, angka rasio dapat dibedakan menjadi:
a. Rasio-rasio neraca yaitu rasio-rasio di mana seluruh datanya diambil dari
laporan keuangan.
b. Rasio-rasio atas laporan yaitu rasio di mana data-datanya berasal dari
neraca dan data lainnya dari laporan keuangan.
Beberapa rasio yang penting hubungannya dengan pelaksanaan analisis
laporan keuangan adalah:
a. Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya pada
a) Current Ratio, Current ratio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang yang akan segera jatuh tempo
dengan aktiva lancar.
current ratio = �����������������
total current liabilities� 100%
b) Cash Ratio/ Cash Flow Liquidity, disebut juga rasio likuiditas.
Menggunakan pembilang sebagai suatu perkiraan sumber kas, kas
dan surat berharga menyajikan jumlah kas yang dihasilkan dari
operasi perusahaan seperti kemampuan menjual persediaan dan
menagih kas. Yang perlu diingat dalam rasio ini adalah jika rasio
ini terjadi peningkatan maka ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam mengatasi berbagai permasalahan kewajiban
jangka pendeknya. Namun sebaliknya jika arus kas
menggambarkan terjadinya penurunan, maka ini menunjukkan
bahwa perusahaan akan bermasalah atau harus menerapkan strategi
dalam mengatasi berbagai hal menyangkut kebutuhan jangka
pendek. Rumus Cash Flow Liquidity adalah sbb:
cash �low liquidity =���ℎ+��������������������
total current liabilities � 100%
Surat berharga contohnya adalah saham, obligasi, dan sejenisnya.
Dimana cirri-ciri surat berharga tersebut adalah terjelaskannya
berbagai ketentuan lainnya. Dan pemegang surat berharga
memiliki hak atas apa yang terjelaskan disana. Surat berharga ini
diterbitkan melalui suatu lembaga resmi yang disahkan oleh
pemerintah, seperti Bursa Efek Indonesia(BEI), syarat dan
penerbitannya juga diatur dengan jelas.
c) Quick Ratio (Acid Test Ratio) menunjukkan kemapuan
perusahaan untuk membayar hutang yang segera dipenuhi dengan
aktiva lancar yang lebih likuid.
quick ratio =����������������� − �����������
total current liabilities � 100%
b. Rasio Rentabilitas, rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan yang menghasilkan keputusan.
a) Gross Profit Margin, rasio ini menunjukkan laba bruto dari setiap
penjualan yang dilakukan.
gross pro�it margin =������������������
net sales � 100%
b) Net Profit Margin ( Sales Margin), rasio ini menunjukkan
keuntungan bersih dari setiap penjualan yang dilakukan.
net pro�it margin =���������
c) Rate of Return Investment, rasio ini menunjukkan kemampuan
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan netto.
rate of return on invesment =���������������
total assets � 100%
d) Rate of Return on Equity. Rasio ini menunjukkan kemampuan
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva.
rate of return on equity =���������������
total equity � 100%
c. Rasio Solvabilitas, rasio yang digunakan untuk mengukur sampai berapa
jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
a) Total Debt to Equity Ratio ini menunjukkan bagian bagian dari
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan keseluruhan
hutang.
total debt to equity ratio = ���������
total equity� 100%
b) Total Debt to Total Asset, total Debt to Total Asset ini
menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan hutang jangka panjang.
long term debt to equity =�������������������
2.1.4 Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun
1998, "Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga". Menurut
ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2004:31.4), "Kredit adalah pinjaman uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan."
Berdasarkan pengertian kredit, dapat diketahui bahwa kredit
mempunyai tujuh unsur yaitu sebagai berikut:
1. Adanya dua pihak yaitu pemberian kredit dan penerima kredit.
2. Adanya kerja sama pemberi kredit kepada penerima kredit
bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali
di masa tertentu pada masa yang akan datang.
3. Adanya persetujuan berupa kesepakatan pada kreditur dengan
pihak lainnya yang berjanji akan membayar dari penerima kredit
4. Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit
kepada penerima kredit.
5. Adanya unsur waktu yaitu mencakup masa pengembalian kredit
yang telah disepakati.
6. Adanya unsur resiko (degree of risk) baik di pihak pemberi
kredit maupun di pihak penerima kredit.
7. Adanya unsur bunga sebagai kompensasi kepada pemberi kredit.
2.1.4.1 Tujuan dan Fungsi Kredit
Tujuan kredit antara lain:
1. Mendapatkan Keuntungan
Dengan memberikan kredit kepada debitur maka
otomatis bank akan mendapatkan keuntungan sebagai
bentuk balas jasa yakni dalam bentuk bunga dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu Usaha Nasabah
Dana investasi maupun dana untuk modal kerja dapat
digunakan debitur untuk mengembangkan dan
memperluas usahanya.
3. Membantu Pemerintah
Semakin banyak kredit yang disalurkan berarti adanya
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian
adalah:
a) Kredit dapat meningkatkan daya guna uang.
Jika uang hanya disimpan saja maka tidak akan menghasilkan
sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit, uang tersebut
menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh
penerima kredit.
b) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar
dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang
kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah
tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya
c) Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses
bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang
tersebut menjadi meningkat. Di Samping itu, kredit dapat pula
meningkatkan peredaran barang, baik melalui penjualan secara
kredit maupun dengan membeli barang dari satu tempat ke
tempat lain. Pembelian tersebut uangnya berasal dari kredit, hal
ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula meningkatkan
d) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang
diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu dalam
mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga
dapat juga meningkatkan devisa.
e) Kredit dapat meningkatkan kegairahan usaha.
Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan
usahanya, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di
bidang permodalan. Bantuan kredit yang akan diberikan oleh
bank akan dapat mengatasi kekurang mampuan para pengusaha
di bidang permodalan, sehingga para pengusaha akan dapat
meningkatkan usahanya.
f) Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat
memperluas usahanya dengan membuat proyek baru.
Peningkatan usaha dan pendirian proyek baru akan
membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakan proyek itu.
Dengan demikian akan mengurangi jumlah pengangguran
memperoleh pemerataan pendapatan.
g) Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.
Bank-bank besar luar negeri yang mempunyai jaringan usaha
langsung atau tidak langsung kepada perusahaan dalam negeri.
Begitu juga negara-negara yang maju dapat pula memberikan
bantuan kredit ke negara berkembang, bantuan kredit ini tidak
saja dapat memperat hubungan ekonomi antar negara, tetapi
juga meningkatkan hubungan internasional.
2.1.4.2 Jenis-jenis Kredit
Jenis-jenis kredit dapat diklasifikasikan dari berbagai segi
yaitu dari segi kegunaan, tujuan, jangka waktu, jaminan dan sektor
usaha.
a) Kredit dilihat dari Segi kegunaan
Jenis-jenis kredit dari segi kegunaan yaitu kredit investasi dan
kredit modal kerja.
a. Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan untuk
keperluan investasi, biasanya diberikan untuk waktu yang
panjang.
b. Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan untuk
keperluan modal kerja. Kredit modal kerja biasanya diberikan
b) Kredit dilihat dari Segi Tujuan
Jenis-jenis kredit dari segi tujuan yaitu kredit produktif, kredit
konsumtif, dan kredit perdagangan.
a. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan untuk
menghasilkan sesuatu (proses produksi) baik barang
maupun jasa.
b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan untuk
digunakan secara pribadi atau dipakai sendiri.
c. Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan
kepada para pedagang.
c) Kredit dilihat dari segi Jangka Waktu
Jenis-jenis kredit dari segi jangka waktu yaitu jangka pendek,
kredit jangka menengah, dan kredit jangka panjang.
a. Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki
jangka waktu maksimal 1 tahun atau kurang dari 1 tahun.
b. Kredit jangka menengah merupakan kredit yang memiliki
jangka waktu satu sampai tiga tahun, namun dewasa ini
banyak bank yang mengklasifikasikan menjadi kredit
jangka panjang.
c. Kredit jangka panjang merupakan kredit yang memiliki
d) Kredit dilihat dari segi Jaminan
Jenis-jenis kredit dari segi jaminan yaitu kredit dengan jaminan
dan kredit tanpa jaminan.
a. Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang syarat untuk
memperolehnya harus memiliki jaminan tertentu, baik harta
bergerak, tidak bergerak, atau jaminan lainnya.
b. Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan
tanpa jaminan apa pun secara riil, namun sebenarnya
meskipun tidak ada jaminan, dalam praktiknya ada jaminan
kemampuan membayar dari nasabah, misalnya pegawai
tetap yang memiliki penghasilan tertentu.
e) Kredit dilihat dari segi sektor usaha
Berbagai sektor usaha yaitu kredit pertanian, kredit industri, kredit
pertambangan, kredit pendidikan, kredit perumahan, dan sektor-sektor
usaha lainnya.
2.1.4.3 Aspek Penilaian Kredit
Aspek penilaian kredit yang diperlukan perbankan sebagai
bahan pertimbangan dalam pemberian kredit yaitu dengan 5 of C yaitu
karakter (character), kapasitas (capacity), modal (capital), kondisi
a. Karakter (character), analisis ini untuk mengetahui sifat
atau watak calon nasabah. Watak dapat dilihat dari
masa lalu nasabah melalui pengamatan, pengalaman,
riwayat hidup, maupun hasil wawancara.
b. Kapasitas (capacity), analisis yang digunakan untuk
melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit.
Kemampuan nasabah dapat dinilai dari dokumen yang
dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki
kewenangan mengeluarkan surat tertentu misalnya
penghasilan seseorang, hasil wawancara atau melalui
perhitungan rasio keuangan.
c. Modal (capacity), untuk menilai modal yang dimiliki
oleh nasabah untuk membiayai kredit Bank tidak akan
membiayai kredit tersebut 100%, artinya harus ada
modal dari nasabah. Tujuannya adalah jika nsabah juga
ikut memiliki modal yang ditanamkan pada kegiatan
tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga
termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh agar usaha
tersebut berhasil dan mampu membayar kewajiban
kreditnya.
d. Kondisi (condition), yaitu kondisi umum saat ini dan
terutama kondisi ekonomi saat ini, apakah layak untuk
membiayai kredit untuk sektor tertentu.
e. Jaminan (collateral), merupakan jaminan yang
diberikan nasanbah kepada bank dalam rangka
pembiayaan kredit yang diajukannya. Jaminan ini
digunakan sebagai alternatif terakhir bagi bank untuk
berjaga-jaga kalau kemacetan terhadap kredit yang
dibiayai.
1. Aspek penilaian kredit dengan studi kelayakan, aspek penilaian
kredit dengan studi kelayakan yaitu aspek hukum, aspek
pemasaran, aspek keuangan, aspek tekinis, dan aspek organisasi
dan manajemen.
a. Aspek hukum, yaitu penilaian yang ditujukan untuk menilai
kelengkapan dari surat-surat atau dokumen yang dimiliki.
b. Aspek pemasaran, dilakukan untuk menilai prospek pasar
yang akan dimasuki, seberapa besar pasar dan peluang pasar
yang ada.
c. Aspek keuangan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
sumber dana yang akan diperoleh untuk membiayai usaha,
d. Aspek tekinis, dikaitkan dengan penentuan lokasi usaha tata
letak, teknologi yang digunakan dan metode persediaan
perusahaan.
e. Aspek organisasi dan manajemen, merupakan aspek untuk
menilai organisasi perusahaan seperti struktur organisasi
yang dimiliki.
2. Hubungan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Terhadap
Efektivitas Pemberian Kredit pada Bank.
Dalam penilaian permodalan kerja yang dilakukan oleh bank
analisis laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting
yang hasilnya digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dari hasil analisis laporan keuangan, bank dapat mengetahui
likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas dari pemohon kredit.
Kemudian bank dapat mengukur kemampuan perusahan tersebut
untuk membayar hutang dan beban bunganya juga dapat mengetahui
apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari
perusahaan tersebut, yang digambarkan pada kemampuan
perusahaan mendapat keuntungan di masa yang akan datang.
Hasil analisis laporan keuangan dapat memberikan informasi
kepada bank sebagai kreditur dalam membuat prediksi,
perbandingan, dan evaluasi akan sumber dan penggunaan baik dalam
ketidakpastian di masa yang akan datang. Jadi hasil analisis laporan
keuangan memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak bank
dalam menilai permodalan kredit yang diajukan kepadanya.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Sumut
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset
Rasio Keuangan yang digunakan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja. Tetapi secara individu Current Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit.
Pahlevi (2008)
Analisi Pemberian Kredit pada PT. Sarana Sumut Ventura
Current Ratio , Debt to Equity Ratio, Net
Kodisi keuangan debitur tercermin dalam 3 macam rasio keuangan (likuiditas, leverage, dan profitabilitas)
Penelitian Saragih (2010) pada PT. Bank Sumut, menggunakan current ratio,
debt to equity ratio, asset turnover, net profit margin, return on investment, dan
return on equity sebagai variabel bebas dan efektivitas pemberian kredit sebagai
variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan
khususnya current ratio, debt to equity ratio, asset turnover, net profit margin,
return on investment, dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh
terhadap pemberian kredit. Di lain hal, di antara enam variabel bebas, hanya debt
to equity ratio, asset turnover dan return on investment yang berpengaruh secara
individu terhadap pemberian kredit. Sedangkan current ratio, net profit margin,
dan return on equity tidak berpengaruh secara individu terhadap pemberian kredit
modal.
Penelitian Pahlevi (2008) pada PT. Sarana Sumut Ventura, menggunakan
current ratio, debt to equity, net profit margin, return on assets, dan return on
equity sebagai variabel bebas dan persetujuan pemberian kredit sebagai variabel
terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan debitur yang
tercermin dalam tiga macam rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rentabilitas, dan
profitablititas berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian kredit.
Drajati (2005), dalam penelitiannya yang menggunakan liquidity ratio,
leverage ratio, dan profitability ratio sebagai variabel bebas dan pengambilan
keputusan pemberian kredit sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa analisis rasio laporan keuangan yang tercermin dari laporan
2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Rasio Likuiditas
Cash Ratio (X2)
Current Ratio (X1)
Debt to Equity Ratio (X5)
Rasio Solvabilitas
ROE (X4)
ROA (X3)
Rasio Rentabilitas
Debt to Asset Ratio (X6)
Pengambilan Keputusan Kredit
Pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah rasio keuangan. Pihak bank dapat memeproleh informasi mengenai kondisi
keuangan debitur melalui rasio keuangan debitur yang diperoleh dari laporan
keuangan. Rasio Likuiditas yang digunakan adalah current ratio dan cash ratio.
Current ratio yang merupakan angka perbandingan antara nilai aktiva lancar
dengan nilai hutang lancar, sangat lazim digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio
lancar berarti semakin besar pula tingkat pemberian kredit, karena tingginya rasio
lancar menjamin kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Cash ratio merupakan perbandingan antara nilai kas dan aktiva yang
ada dibank dengan nilai hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi
dengan uang kas yang ada di perusahaan.
Rasio rentabilitas yang digunakan adalah return on asset (ROA) dan return on
equity (ROE). Return on asset menunjukkan sejauh mana laba yang dapat
dihasilkan oleh perusahaan atas sejumlah investasi yang dilakukan. Semakin besar
laba yang dihasilkan berarti semakin besar pula deviden yang akan diperoleh
investor. Kondisi seperti ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap
perusahaan sehingga lebih menjamin keberlangsungan perusahaan (going
concern). Dengan demikian, semakin tinggi nilai ROA maka semakin besar
tingkat pemberian kredit. Return on equity merupakan perbandingan antara laba
tingkat pemberian kredit karena laba yang diperoleh debitur semakin meningkat
dan menjamin pelunasan kredit jangka pendeknya.
Rasio solvabiltas yang digunakan adalah debt to equity ratio dan debt to asset
ratio. Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara nilai hutang dengan
nilai ekuitas. Semakin kecil debt to equity ratio semakin besar tingkat pemberian
kredit. Apabila nilai debt to equity ratio semakin kecil berarti nilai hutang debitur
masih dapat dipenuhi oleh nilai ekuitasnya dan tingkatt aktivitas perusahaan
semakin baik. Debt to asset ratio merupakan perbandingan nilai hutang dengan
nilai aktiva. Semakin kecil debt to asset ratio berarti semakin besar tingkat
pemberian kredit. Ini berarti nilai hutang debitur masih dapat dipenuhi oleh nilai
aktivanya.
Return on asset menunjukkan sejauh mana laba yang dihasilkan oleh
perusahaan atas sejumlah investasi yang dilakukan. Semakin besar laba yang
dihasilkan berarti semakin besar pula deviden yang akan diperoleh investor.
Kondisi seperti ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan
sehingga lebih menjamin kelangsungan perusahaan (going concern). Dengan
demikian, semakin tinggi nilai ROA maka semakin besar tingkat pemberian
kredit. Return on equity merupakan perbandingan antara nilai laba bersih dengan
total ekuitas. Semakin tinggi nilai ROE berarti semakin besar tingkat pemberian
kredit karena laba yang dihasilkan debitur semakin meningkat dan menjamin
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:84), “hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara
rumusan masalah penelitian.” Rumusan masalah tersebut bisa pernyataan tentang
hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variable
mandiri (deskriptif). Jadi, hipotesis sebagai sebuah kesimpulan sementara yang
masih akan dibuktikan lagi kebenarannya. Hipotesis akan memberikan jawaban
terkait rumusan masalah. Pemilihan hipotesis dalam penelitian ini ditentukan
setelah melakukan kajian pustaka.
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan teori, dan
kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Current Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit H2 : Cash Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit H3 : ROA berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit H4 : ROE berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit
H5 : Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan kredit