• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Elemen Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perbankan Syariah di Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT. Hal tersebut memberikan kesempatan besar dalam pengembangan konsep syariah di kehidupan masyarakat Indonesia.

Sejumlah cendekiawan mencoba menyusun standar normatif untuk keuangan berbasis syariah yang didalamnya termasuk juga pelaporan mengenai tanggung jawab sosial berdasarkan prinsip-prinsip islam. Pemerintah di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim seperti Malaysia dan lembaga-lembaga regulasi internasional seperti Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) juga menyampaikan dukungan mereka untuk pengembangan dan pengadopsian standar pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility), yang berlandaskan syariah yaitu ISR (Islamic Social Reporting).

(2)

Informasi adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi stakeholdersuntuk mengambil keputusan. Penyampaian informasi melalui laporan keuangan perlu dilakukan agar pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) dapat memperoleh informasi yang mereka butuhkan.Laporan keuangan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang penting mengenai kondisi ekonomi perusahaan yang berguna untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.Dengan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu memudahkan investoruntuk mengambil keputusan yang diharapkan dapat memberikan hasil yang sesuaidengan keinginan investor tersebut.

(3)

Pemerintah Indonesia memberikan respon yang baik terhadap pelaksanaan CSR yaitu dengan mengeluarkan regulasi tentang tanggung jawab sosial (social responsibility) sebagaimana dimuat dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007tentang Perseroan Terbatas Pasal 66 dan Pasal 74. Pada pasal 66 ayat (2) bagian c disebutkan bahwa selain menyampaikan laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.Sedangkan dalam pasal 74 menjelaskan kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam. Selain itu, kewajiban pelaksanaan CSR juga diatur dalam Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 tahun 2007 pasal 15 bagian b, pasal 17, dan pasal 34 yang mengatur setiap penanaman modal diwajibkan untuk ikut serta dalam tanggung jawab sosial perusahaan. Pelaksanaan fungsi sosial juga dimuat dalam UU No. 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah, pada bab II pasal 4 ayat (2) dan ayat (3).

(4)

mutual fund dan shareholder; (6) mendukung tingkat kembalian investasi; (7) membangun image terhadap investor supaya investasi saham lebih aman.

Menurut Utama (2007:2) Praktik dan pengungkapan CSR merupakan konsekuensi logis dari implementasi konsep Good Corporate Governance (GCG), yang prinsipnya antara lain menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan kepentingan stakeholders-nya, sesuai dengan aturan yang ada dan menjalin kerjasama yang aktif dengan stakeholders demi kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan.

CSR tidak hanya terdapat pada ekonomi konvensional, tetapi berkembang juga pada ekonomi syariah.Bahkan ekonomi syariah sudah mempunyai konsep CSR sebelum dikeluarkannya UU No. 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah. Konsep tersebut diwujudkan dalam laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan kebajikan.

Institusi keuangan syariah, khususnya perbankan syariah seharusnya mempunyai komitmen kuat dalam mengembangkan program CSR. Karena bank syariah tidak dibentuk hanya berorientasi pada profit saja tetapi juga untuk membantu mensejahterakan masyarakat.

(5)

sebelum terbitnya Undang- Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, berikut diantaranya:

Tabel 1.1

Bank Syariah yang Mengungkapkan CSR tahun 2007-2008

No. Nama Bank Pengungkapan CSR

2007 2008 1. PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia  

2. PT. Bank Syariah Mandiri  

3. PT. Bank Syariah Mega Indonesia X  Sumber: Annual Report Bank Umum Syariah 2007-2008

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diterbitkannya Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, beberapa bank syariah telah memiliki kesadaran untuk mengungkapkan CSR. Alasanpengungkapan CSR karena perbankan syariah menganggap bahwa CSRmerupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan usaha perusahaan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan makmur sejalan dengan prinsip-prinsip dasar perekonomian syariah.

(6)

Haniffa (2002:129) menyatakan bahwa selama ini pengukuran CSR disclosurepada perbankan syariah masih mengacu pada Global Reporting Initiative Index(GRI).Padahal saat ini banyak diperbincangkan mengenai Islamic Social Reporting yang sesuai dengan prinsip syariah.Peneliti-peneliti ekonomi syariahsaat ini banyak yang menggunakan Islamic Social Reporting Index (ISR) untuk mengukur CSR institusi keuangan syariah. Indeks ISR berisi item-item standard CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions).

Indeks ISR pertama kali dikembangkan oleh Haniffa (2002:128) yang kemudian dikembangkan oleh Othman et al. (2009:6). Haniffa (2002:133) menyatakanbahwa terdapat keterbatasan pada kerangka pelaporan sosial yang dilakukan olehlembaga konvensional sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual Islamic Social Reporting.

(7)

disclosures on the activities of the SSB (the SSB meetings, the Shari’ah audit and Shari’ah compliance procedures) are limited.

Faktor yang diduga mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reportingantara lain adalah ukuran dewan komisaris. Ukuran dewan komisaris yaitu jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan.Dewankomisaris merupakan suatu mekanisme untuk mengawasi dan memberikan petunjuk dan arahan kepada pengelola perusahaan atau pihak manajemen.Manajemen bertanggungjawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan, sedangkan dewan komisaris bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen.Dewan komisaris bertugas mengawasi perusahaan dan menyampaikan semua informasi kepada stakeholders, termasuk informasipengungkapan tanggung jawab sosial. Terkait dengan pengungkapan informasi oleh perusahaan, semakin besar ukuran dewan komisaris, maka pengawasan akansemakin baik. Dengan pengawasan yang baik, maka diharapkan pengungkapan Islamic Social Reportingakan semakin luas karena dapat meminimalisir informasi yang mungkin dapat disembunyikan oleh manajemen.

(8)

kepatuhan terhadap aturan dan prinsip-prinsip syariah dalam keseluruhan aspek operasional bank syariah.Farook dan Lanis (2005) meneliti transparansipengungkapan CSR perbankan syariah di seluruh dunia. Penelitian tersebut menemukan bahwa Islamic Governance (sebagai proksi Corporate Governance di bank Islam) terbukti berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Dalam variabel Islamic Governance tersebut dibahas mengenai dewan pengawas syariah yang turut mempengaruhi pengungkapan CSR.Berdasarkan uraian-uraian di atas, Islamic Social Reporting (ISR) adalah hal yang penting bagi perbankan syariah untuk memperlihatkan kepada masyarakat menegenai kepatuhan bank dalam menjalankan prinsip syariah. Penelitian ini dilakukan karena tidak konsistennya hasil dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengungkapan Islamic Social Reporting.Selain itu, penelitian mengenai pengaruh Corporate Governance terhadap Islamic Social Reportingmasih sangat jarang dilakukan di Indonesia.

(9)

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mencoba menguji pengaruh elemen Corporate Governance terhadap pengungkapan ISR pada perbankan syariah. Untuk membedakan dengan penelitian yang lain, maka penulis menggunakan Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah sebagai variable independen. Dimana keduanya termasuk manajemen puncak yang bertugas melakukan pengawasan terhadap kegiatan perbankan syariah.Selain itu Dewan Pengawas Syariah merupakan elemen CG yang hanya terdapat pada institusi keuangan syariah.Kemudian digunakan Islamic Social Reporting (ISR) untuk mengukur CSR yang diyakini sebagai standar pengungkapan CSR yang sesuai dengan perspektif Islam.Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Elemen GoodCorporate Governance terhadap Pengungkapan Islamic Social Reporting

pada Perbankan Syariah di Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ukuran Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah secara parsial dapat mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) perbankan syariah di Indonesia?

2. Apakah Dewan Pengawas Syariah secara simultan dapat mempengaruhi pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) perbankan syariah di Indonesia?

(10)

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini mengetahuipengaruh struktur elemen Good Corporate Governance yang terdiri dari dewankomisaris dan dewan pengawas syariah terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting pada perbankan syariah di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh ukuran Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting perbankan syariah di Indonesia.

2. Mengetahui bukti empiris pengaruh Dewan Pengawas Syariah secara bersama-sama terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting perbankan syariah di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengetahuan, menambah wawasan dan kemampuan mengenai pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) di perusahaan khususnya di perbankan syariah. 2. Bagi Perusahaan Perbankan

(11)

bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan serta dalam pelaksanaan Islamic Social Reporting (ISR).

3. Bagi peneliti selanjutnya

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

kegiatan/aktivitas siswa  secara individu dan dalam diskusi dengan  checklist   lembar pengamatan atau  dalam bentuk lain. Portofolio

yang berkaitan dengan pilihan menikah pada saat masa studi. Mereka

telah berhasil menjadi laki-laki atau perempuan sejati setelah menikah. Dengan menikah, reputasi mereka pun terselamatkan. Contoh laki-laki yang sudah cukup tua tapi tak

Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat.

Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, Grup tidak mempunyai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, aset keuangan tersedia untuk dijual

  P robity and Legal Accountability , akuntabilitas atas penggunaan dana sesuai dengan anggaran yang.. disetujui atau ketaatan terhadap undang-undang yang

Untuk itu dalam kebijaksanaan perlindungan anak dalam bidang ketenagakerjaan perlu dipikirkan jalan keluarnya yaitu dengan membuka kemungkinan anak dapat

Cara yang umumnya digunakan untuk memperoleh dana segar dalam waktu dekat atas piutang yang belum jatuh tempo tersebut adalah dengan jalan menjual piutang yang