• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komposisi dan Struktur Penguasaan Pasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Komposisi dan Struktur Penguasaan Pasar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Komposisi dan Struktur Penguasaan

Pasar Modal Indonesia

Dwi P. Bhakti1 dan Sofyan Hidayat2

Pasar modal Indonesia dapat diibaratkan remaja dewasa yang sedang tumbuh, dimana postur anatominya mulai membesar dan beranjak stabil. Pasar Modal Indonesia yang saat ini bernama Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan penggabungan Bursa EfekJakarta dan Bursa Efek Surabaya. BEI telah menjadi mesin penggerak dan ikon

perekonomian Indonesia.

Per November 13 2014, terdapat 485 perusahaan yang telah tercatat dalam Bursa Efek Indonesia. Melihat pada besaran Kapitalisasi Pasar, BEI dinilai sebesar IDR4,500 Trilliun per tanggal 13 Nopember 2014. Dari besaran ini 25% merupakan saham saham perusahaan Negara (State Owned Enterprises/BUMN) Indonesia.Saham dengan kode TLKM, SMGR, BMRI dan BBRI merupakan contoh bagaimana perusahaan – perusahaan BUMN telah mewarnai lantai bursa.

Melihat perkembangan Bursa Efek Indonesia, disamping kinerja BUMN yang mendominasi Pasar, ada hal menarik melihat pola dan kinerja sektor swasta besar (konglomerat) Indonesia yang juga mewarnai Pasar Modal Indonesia. Tidak seperti BUMN, dimana satu entitas bisnis hanya diwakili satu perusahaan yang go public, Kelompok Swasta Besar memasuki pasar modal Indonesia dengan berbagai strategi. Sedikitnya ada 6swasta besar (Grup/Kelompok/Konglomerat) yang akan menjadi bahasan dalam studi ini. Hal ini meliputi Kelompok Astra, Bakrie, Salim, Lippo, Sinarmas dan MNC.Masing masing konglomerasi ini diwakili oleh icon group seperti ASII (PT Astra Internasional) BUMI (PT Bumi Resources), LPCK (PT Lippo Cikarang), BBCA dan INDF (Bank BCA dan Indofood), TKIM (PT Tjiwi Kimia), dan MNCN (PT Media Cipta Nusantara).

1Pengajar Pasca Sarjana Perbanas, Alumnus FEUI, NUS dan Harvard Kennedy School, Article published in November 2014 by Indonesian Islamic and Finance Magazine

(2)

Ketujuh perusahaan dengan Kode tersebut di atas mewakili kelompok swasta besar karena dianggap menggambarkan kinerja serta pola bisnis masing-masing kelompok usaha.Sebagai contoh ASII, yang merupakan perusahaan otomotif terkemuka dan menjadi lokomotif kelompok Astra secara keseluruhan.3 Sebagai Grup dengan diversifikasi yang beragam dan besar, Grup- Astra sangat ditentukan oleh kinerja ASII. Sementara itu, BUMI sebagai perusahaan penghasil dan pengekspor Batu Bara terbesar di Indonesia dan bahkan dunia, merupakan anak usaha Grup Bakrie4 dan menjadi sangat terafiliasi dengan usaha dan kinerja grup secara keseluruhan. Denyut nadi grup Bakrie sangat ditentukan oleh perkembangan usaha PT BUMI Resources.Disisi lain PT Indofood (INDF) sebagai salah satu anak usaha Grup Salim merupakan perusahaanyang telah mewarnai kinerja Bursa sejak media tahun 1990-an dan telah mengalami pasang surut sejalan dengan dinamika perpolitikan di Indonesia.5

Melihat kinerja ketujuh saham tersebut dalam 10 tahun terakhir menjadi sangat kompleks untuk dianalisis apalagi disimpulkan. Sebagai contoh, Grup Bakri dan Para Group yang masing masing diwakili oleh BUMI dan MEGA (Bank Mega)6 menjadi sangat dominan di awal tahun 2004 atau seiring dengan periode awal pemerintahan Presiden SBY. Grup Bakrie yang pada awalnya sebagai penyokong utama kampanye Pemerintahan SBY JK menjadi sangat diuntungkan dalam periode awal pemerintahan SBY. Berbagai tindakan korporasi (corporate actions) grup Bakrie sangat mewarnai kinerja Bursa Efek Indonesia di periode 2004-2009.7

3Kelompok Astra tidak hanya PT Astra Internasional dengan kode ASII, tetapi meliputi Astra Agro lestari (Perkebunan) dan juga United Tractors (UT).Kedua perusahaan yang disebut terakhir juga memiliki kinerja saham yang likuid dalam perdagangan di pasar modal Indonesia.

4Kelompok Bakrie, memiliki paling tidak 9 perusahaan yang listed di BEI, seperti BNBR (Bakrie Holding), UNSP (Perkebunan), ENRG (Minyak dan Gas), BRMS (Pertambangan) dan beberapa perusahaan lainnya.

5 Di awal tahun 1990-an sampai menjelang tutup tahun 1990-an, group Salim menjadi primadona yang mewarnai Bursa efek di Indonesia. Bersama sama dengan perusahaan yang terafiliasi dengan grup Cendana sebagai penguasa saat itu, Grup Salim menguasai hampir seluruh sector usaha di Indonesia, mulai perkebunan, industri berat sampai makanan. Pasca lengsernya Presiden Suharto kelompok Salim telah berembrio kedalam beberapa kelompok Besar baru yang juga mewarnai pasar modal Indonesia

6MEGA sebagai ikon grup PARA yang dimiliki pengusaha Chairul Tanjung telah berkembang menjadi entitas bisnis yang bergerak mulai dari Perbankan hingga dunia hiburan (Trans TV, Bandung Super mall) dll.Karena alasan data (Data Mingguan selama tahun 2012 tidak lengkap) Mega tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.

(3)

Studi terhadap konglomerasi hubungannya dengan peta bursa saham bukanlah hal yang baru. Di Amerika Serikat dan Eropa, konglomerasi dalam pasar modal menjadi hal biasa dan telah menjadi lesson-learned bagi perusahaan- perusahaan kecil dan menengah. Manajemen bisnis perusahaan raksasa semisal General Electric (GE), General Motor (GM) dan beberapa perusahaan Multinasional IT seperti Microsoft dan HP telah mewanai pola bisnis dan manajemen perusahaan kecil dan mengengah di Amerika. Lebih jauh John M. Emale, dalam thesis PhD-nya8 menulis bahwa konglomerasi di Amerika Serikat telah mempengaruhi secara signifikan terhadap kelompok usaha kecil dan menengah dalam kurun waktu yang cukup panjang. Dalam penelitiannya Emale menyebutkan bahwa perusahaan besar di Amerika telah mempengaruhi perusahaan di bawahnya melalui beberapa cara, termasuk transfer teknologi, keuangan dan pengembangan produk.

Makalah ini akan sedikit banyak mengulas peran kelompok swasta besar (Konglomerat) dalam pasar modal di Indonesia. Hal ini menjadi sangat penting guna memetakan pengaruh kelompok swasta besar terhadap aktivitas perdagangan saham secara khusus dan perekonomian Indonesia secara umum.

Metodologi dan Data

Secara umum penelitian terhadap kelompok swasta besar pada pasar modal di Indonesia menggunakan penelitian tidak langsung terhadap kinerja perusahaan yang tercermin dari harga saham.9Secara umum studi ini menggunakan analisis time series Vector Autoregressive (VAR) yang di dalamnya meliputi parameter parameter seperti Impulse Response Function, Vector Decomposition dan juga Uji Kausalitas Granger. Ketiga parameter ini menjadi penting mengingat VAR merupakan analisis ekonometrik

unit usaha Bakrie ditengarai menjadi penyebab meluapnya Lumpur Lapindo di area eksplorasi gas Sidoarjo. Berbagai aksi korporat perusahaan yang berlebihan juga telah menyebabkan rating tata kelola (GCG Index) menjadi rendah.

8Emale, M John, An examination of how conglomerates impact small-medium enterprises in their relationship, University of Phoenix, USA, 2010 .

(4)

yang dapat melihat pola hubungan antara variable independen dalam suatu Super Matrix.10

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan secondary data yang diperoleh melalui berbagai sumber seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Yahoo Finance, Bloomberg, Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik. Kami akan menggunakan data minguan dalam kurun waktu minggupertama bulan Januari tahun 2008 sampai minggu keempat bulan Oktober tahun 2013. Rentang waktu (time series) ini merupakan waktu yang layak untuk melihat pola beberapa perusahaan konglomerasi dihadapkan pada situasi politik dan ekonomi selama pemerintahan Presiden SBY.

Berdasarkan sifat dan pola konglomerasi perusahaan di Indonesia dapat dicakup paling tidak oleh 7perusahaan konglomerasi, seperti Grup Astra, Salim, Bakrie, Lippo, Sinarmas dan MNC. Bagaimana peran masing masing grup terhadap pasar secara keseluruhan atau antara mereka dapat dilihat dari kajian singkat menggunakan data sekunder dariu BEI yang dianalisis secara runtun dalam Dekomposisi Varian antara variable.

Tabel 1.Nilai Kapitalisasi Pasar Saham BUMN terhadap Nilai Total Pasar BEI

(5)

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, Oktober 2013

Tabel 1 menunjukkan Nilai kapitalisasi pasar BUMN secara keseluruhan menyumbang 23,95% terhadap total kapitalisasi BEI per tanggal 25 Oktober 2013. Artinya dari RP4.000 Trilyun nilai BEI, Rp 1000 Trilyun merupakan kontribusi BUMN Indonesia.Persentase ini selama 5 tahun terakhir berkisar antara 23 sampai 26% dari nilai kapitalisasi pasar BEI.

Dari 25% kontribusi BUMN, yang terbesar adalah PT Telkom (TLKM), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank BRI (BRI). Komposisi ketiga BUMN ini kami menyebut sebagai lapis pertama dan selalau menjadi 3 besar11 dengan persentase yang selalu berubah tetapi tidak terlalu signifikan. Lapis kedua BUMN ditempati oleh PN Gas (PGAS) yang menguasai pangsa 2.67% disusul kemudian oleh PT Semen Gresik (SMGR) dan bank BNI (BBNI) masing masing sebesar 1,97% dan 1,90%. Ketiga BUMN lapis kedua ini juga memiliki karakteristik kontribusi yang berubah tetapi tidak signifikan. Selebihnya atau lapis ketiga BUMN merupakan BUMN-BUMN dengan nilai kapitalisasi pasar di bawah 1% dari nilai Total kapitalisasi BEI per tanggal 25 Oktober 2013. Lapis ketiga

(6)

BUMN ini dasebagi BUMN sector pertambangan seperti ANTM, PT Bukit Asam (PTBA), Sektor Transportasi seperti PT jasa Marga (JSMR) dan PT Garuda Indonesia (GIAA), Bank BTN, Sektor Perkebunana (PTPN), dan sebagian, besar sector Konstruksi seperti Adikarya dan Wijaya karya.

Menurut hemat penulis ada satu Perusahaan BUMN yang sangat besar dalam hal ini PT Pertamina (Persero) yang jika melantai di Bursa Efek Indonesia akan menjadi yang terbesar tetapi karena alasan politik dan strategis Negara, Pemerintah tetap menjadikan Perusahaan ini sebagai PT persero.12

Tabel 2.Komposisi kepemilikan Efek yang tercatat di KSEI (dlm Rp Milyar)

12Alasan Pemerintah mempertahankan PT Pertamina tetap sebagai perusahaan BUMN tertutup (Non_listed) menuai Pro Kontra. Pertamina dengan posisi perusahaan Persero dianggap mampu menjalankan fungsinya sebagai

(7)

Sumber OJK, Oktober 2013

Hal lain yang patut menjadi perhatian para pengambil keputusan khususnya yang berkaitan dengan Pasar Modal adalah peran dana-dana asing yang bersifat jangka pendek dan bergerak sangat cepat. Walaupun dalam penelitian ini tidak spesifik membahas peran dana asing, namun informasi yang selalu disajikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (dulu Bapepam) menjadi penting guna memetakan peran asing di Indonesia. Komposisi kepemilikan asing di sejumlah perusahaan yang melantai di BEI telah tercatat pada KSEI dalam kurun waktu yang cukup panjang. KSEI mencatat dana asing di BEI dapat berupa Equity, Corporate Bond, Government Bond, MTN, SPN, Sukuk dll. Dana asing ini dimiliki oleh lembaga seperti, Korporasi, Individu, Mutual Fund, Perusahaan Sekutitas, Asuransi, Pension Fund, Institusi keuangan dan yayasan (Tabel 2).

Tabel 3 .Komposisi Kepemilikan Efek Per 25 Oktober 2013

(8)

Total BUMN 23,95% 1.078

Total Konglomerat 23,07% 1.039

Non BUMN & Konglomerat 53,02% 2.388

Total Pasar Modal Indonesia 100% 4.504

Sumber: OJK dan Analisis13

Tabel 4 , Dekompisisi varian untuk Ketujuh variabel

Period S.E. VD-ASII BUMI BBCA INDF LPCK MNCN TKIM

1 0.026443 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 3 0.041833 96.67198 0.434431 0.046690 0.687170 0.352079 0.429804 1.377849 5 0.053465 94.87956 0.802162 0.128551 1.155529 0.405966 0.632700 1.995531 7 0.063252 93.11756 1.262065 0.234266 1.616089 0.468381 0.802483 2.499160 9 0.071898 91.33582 1.812941 0.348366 2.054790 0.538894 0.963750 2.945440

Period S.E. ASII VD-BUMI BBCA INDF LPCK MNCN TKIM

1 0.042806 13.81054 86.18946 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 3 0.076453 11.99988 86.40416 1.098688 0.012039 0.146124 0.002144 0.336960 5 0.097229 13.16617 83.52499 2.374195 0.020876 0.543536 0.004032 0.366199 7 0.112816 14.62888 79.99857 3.813844 0.082607 1.070694 0.026465 0.378940 9 0.125662 16.11387 76.25925 5.294218 0.205774 1.634516 0.087040 0.405337

Period S.E. ASII BUMI VD-BBCA INDF LPCK MNCN TKIM

1 0.019534 30.03128 0.033045 69.93568 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 3 0.029524 34.86303 0.291125 64.27791 0.026174 0.389311 0.022067 0.130381 5 0.035838 38.57178 0.426500 60.43563 0.023366 0.332719 0.065178 0.144829 7 0.040744 41.35779 1.323132 56.49613 0.026991 0.528873 0.098665 0.168421 9 0.044979 43.33182 2.889691 52.56260 0.036385 0.844396 0.112314 0.222794

Period S.E. ASII BUMI BBCA VD-INDF LPCK MNCN TKIM

1 0.024655 33.07211 3.289888 0.014963 63.62304 0.000000 0.000000 0.000000 5 0.047017 42.69316 3.425297 0.150403 50.41042 0.230683 0.052859 3.037171 7 0.054210 47.61393 2.775176 0.220024 44.93095 0.524316 0.062409 3.873192 9 0.060442 51.97216 2.242905 0.283251 39.86498 0.884184 0.083110 4.669409

Period S.E. ASII BUMI BBCA INDF VD-LPCK MNCN TKIM

1 0.059082 6.712136 1.001010 2.576205 0.399721 89.31093 0.000000 0.000000 7 0.121349 8.525919 1.841252 5.953671 0.659333 80.65113 2.073366 0.295326 9 0.133671 9.551307 1.849866 7.534141 0.546241 77.03790 2.998282 0.482262

Period S.E. ASII BUMI BBCA INDF LPCK VD-MNCN TKIM

13Untuk menghitung nilai kapitalisasi pasar didasarkan pada 7 Konglomerat ternama di Indonesia, walaupun pada kenyataannya ada beberapa Grup yang memiliki Nominee atau kepemilikan di beberapa perusahaan yang juga listed di Pasar Modal Indonesia tidak dipublikasikan. Sebagai Contoh adalah Kelompok Salim, yang sejak pergantian kepemimpinan Presiden Suharto telah berembrio ke beberapa kelompok usaha. Dalam artikel ini penulis memasukkan Indofood Sukses Makmur (INDF) dan Bank BCA (BBCA) sebagai perusahaan yang dianggap mewakili Kelompok Salim. Sukanto Tanoto dengan Holding Asian Agri (Perkebunan) memiliki beberapa unit usaha yang telah

(9)

1 0.035055 4.652868 2.250736 2.419971 0.912773 2.359000 87.40465 0.000000 3 0.060008 8.939669 4.724969 1.304758 0.465232 2.285180 82.23442 0.045777 7 0.086406 16.40502 4.317333 0.890766 0.246321 4.059685 73.79522 0.285663 9 0.095924 20.34068 3.873594 0.825582 0.265422 5.035088 69.08926 0.570368

Period S.E. ASII BUMI BBCA INDF LPCK MNCN VD-TKIM

1 0.033057 14.00089 0.439541 0.010808 0.195265 2.952788 0.137755 82.26296 5 0.071485 17.68391 2.203831 0.492788 0.050597 2.401885 0.086137 77.08086 7 0.081405 19.58150 1.988673 0.910972 0.039262 2.007820 0.132910 75.33886 9 0.089112 21.41677 1.760734 1.338507 0.035610 1.712534 0.210515 73.52533

Cholesky Ordering: ASII BUMI BBCA INDF LPCK MNCN TKIM

Tabel 4 yang berisi Dekomposisi Varians untuk ketujuh variable, menunjukkan bahwa variable ASII merupakan yang paling kuat dalam mempengaruhi seluruh variable, termasuk dirinya. Sebagai contoh ekstrim adalah dekomposisi varians BBCA dan INDF yang sangat dipengaruhi oleh ASII. BBCA pada periode 1 (lag1) telah dipengaruhi oleh ASII dengan komposisi 30% , kemudian makin panjang lag pengaruh ASII makin kuat dan mencapai 43% di periode Sembilan . INDF lebih kuat lagi pengaruh ASII terhadap perusahaan yang bergerak dalam industry pengolahan jadi seperti Mie-instant, Terigu dan produk unggulan lainnya. Mulai dengan komposisi 33% di periode pertama, dan telah mencapai 53% di periode sembilan yang bahkan melebihi pengaruh INDF itu sendiri yang hanya 39%. Ini dapat disimpulkan adanya korelasi yang kuat antara dua konglomerasi besar ini (Grup Astra dan Salim) dimana keduanya saling terkait dalam komposisi di pasar Modal Indonesia

Komposisi varians yang menghubungkan semua variable yang mewakili 7 konglomerasi di Indonesia menunjukkan kelompok Astra bersama kelompok Salim yang telah berembrio dalam PT Indofood dan PT Bank BCA masih memiliki pengaruh yang kuat dalam perekonomian Indonesia khususnya pasar modal.

(10)

Kesimpulan

Pertama, Struktur Pasar Modal Indonesia sangat ditentukan oleh dua kekuatan entitas bisnis, dalam hal ini BUMN dan sector swasta besar (Konglomerat).Pengaruh kedua entitas bisnis ini tercermin dari besarnya nilai kapitalisasi pasar yang dikuasai pada pasar modal di Indonesia. Data per 25 Oktober 2013 menunjukkan total kapitalisasi pasar sector BUMN pada pasar modal Indonesia mencapai 25,3%, sedangkan sector swasta besar (Konglomerat) mencapai persentasi 23,5%. Nilai pangsa ini dapat berubah sewaktu-waktu bergantung situasi pasar dan kinerja masing-masing entitas bisnis.

Kedua, 2 kelompok swasta besar, Astra dan Salim yang dalam hal ini telah berembrio kedalam PT Indofood dan Bank BCA menempati posisi terkuat sebagai penentu pasar modal Indonesira diluar entitas bisnis BUMN. Penelitian terhadap kelompok swasta besar di Indonesia menunjukkan peran kelompok Astra dan Salim sangat kuat dalam mempengaruhi keputusan bisnis di kelompok swasta besar lainnya, dalam hal ini Kelompok Lippo, Bakrie, Sinarmas dan MNC.

Ketiga, berkaitan dengan siklus 5 tahunan atau yang berhubungan dengan pesta demokrasi. Adanya Mitos (myth)bahwa pemerintahan yang baru selalu menguntungkan salah satu kelompok swasta besar penyokong kandidat presiden tidak selamanya benar. Berdasarkan hasil studi di atas, kelompok swasta Astra, Indofood dan Bank BCA walaupun tidak terafiliasi dengan pemerintahan berkuasa namun dengan tata kelola perusahaan yang baik dapat menjadi perusahaan dengan kinerja terbaik di Pasar Modal Indonesia.

Daftar Pustaka

Bhakti, P, Dwi “Analysis of Migration on Indonesian Stock Market, from Non Shar’I to Shar’i. period of January 2009 to December 2012.

Emale, M John, (2010) An examination of how conglomerates impact small-medium enterprises in their relationship, University of Phoenix, USA.

(11)

Granger C.W.J. (2009) “Where are the Controversies in Econometric Methodology? In Modelling Economic Series” Advanced Texts in Econometrics, Clarendon Press, Oxford

Hamilton, J. T. (2003) , “All the News That’s Fit to Sell” . Princeton, NJ: Princeton University Press. A leading media economist explores the economics of the news business, analyzing how information is transformed into a familiar news product.

McChesney, R. W. (2004) , “The Future of the Media”, . New York: Monthly Review Press . A critical analysis of the crisis of US media and an impassioned call for reform of the media

industries.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), edisi Juni – Oktober 2013

WWW.Finance.Yahoo.com: Yahoo Finance: Business Finance, Stock Market, Quotes

WWW.Bloomberg.Com : Business, Economic News and Stock Market

WWW.MSN.com : Money and Stock Market.

Sims, C.A (1982), “Policy Analysiswith Econometric Models”, Brooking Papers on Economic Activity, 107-64

Gambar

Tabel 1  menunjukkan Nilai kapitalisasi pasar BUMN secara keseluruhan menyumbang
Tabel 3 .Komposisi Kepemilikan Efek Per 25 Oktober 2013
Tabel 4 , Dekompisisi varian untuk Ketujuh variabel
Tabel 4 yang berisi Dekomposisi Varians untuk ketujuh variable, menunjukkan bahwavariable ASII  merupakan yang paling kuat dalam mempengaruhi seluruh variable,termasuk dirinya

Referensi

Dokumen terkait

Media yang digunakan juga harus lebih banyak agar dapat menjangkau seluruh masyarakat yang ada di Kota Pekanbaru seperti penggunaaan surat kabar, majalah,

Selanjutnya dilakukan pengujian cycling test dan uji stabilitas fisik dengan cara sediaan shampo disimpan pada suhu rendah, suhu ruang, dan suhu tinggi selama 8 minggu, dimana

Menurut Esau (1977) epikutikular lilin merupakan senyawa lipid yang terdapat di luar permukaan epidermis, bersifat kedap air dan berfungsi sebagai pengatur kadar

0,024 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang rendah antara tingkat stres dengan dukungan sosial pada mahasiswa Program Studi D IV Bidan Pendidik Anvullen

Yang mana asuhan yang dapat diberikan oleh ibu pada saat persalinan guna mencegah rupture perineum yakni pemeriksaan panggul dalam dengan kesesuaian bayi yang akan lahir

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur

Berdasarkan hasil penyajian data dan pemabahasan dapat di simpulkan persepsi orangtua pekerja bangunan tentang pendidikan anak di Kelurahan Banjar Serasan

B berarti kesedihan.C berarti kekecewaan.D berarti kebahagiaan.Dari pilihan- pilihan jawaban tersebut, jawaban yang tepat adalah B karena lirik lagu itu menggambarkan