• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pusat Kreativitas Seni (Araitektur Ekspresionisme)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pusat Kreativitas Seni (Araitektur Ekspresionisme)"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

BEATRICE

090406049

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(2)

Oleh :

BEATRICE

09 0406 049

Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, MT.

NIP.

19660622 199702 1 001

Firman Eddy, ST, MT.

NIP : 19630716 199802 2 001

R. Lisa Suryani, ST, MT.

NIP : 19770606 200312 2 003

(3)

Nama

: Beatrice

NIM

: 09 0406 049

Judul Proyek Tugas Akhir

: Pusat Kreativitas Seni

Tema

: Arsitektur Ekspresionisme

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No.

Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing

I

Paraf

Pembimbing

II

Koordinator

TKA-490

1.

Lulus Langsung

2.

Lulus

Melengkapi

3.

Perbaikan

Tanpa Sidang

4.

Perbaikan

Dengan Sidang

5.

Tidak Lulus

Medan, Juli 2013

A

B+

B

C+

C

D

E

(4)

untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera

Utara. Serta kepada Ibu saya, Tiarlyn Rajagukguk, yang selalu memberikan dukungan

kepada saya setiap hari.

Pada kesempatan ini, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta

penghargaan sebesar – besarnya kepada pembimbing Tugas Akhir saya, Bapak Firman

Eddy, ST, MT. dan Ibu R. Lisa Suryani, ST, MT. Serta kepada dosen penguji, Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. dan Ibu Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, Ph.D, atas kesediaan membimbing, memotivasi, memberi masukan, dan waktu beliau sehingga saya dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Saya juga berterima kasih kepada:

 Ibu Ir. BasariaTalarosa, MT. selaku Koordinator Tugas Akhir, Departemen Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Semua teman – teman 2009 yang selalu memberi dukungan dan semangat tiada

habisnya, khususnya Bonyta, Florine, Angela, Aci, Aya, Devita, Sesilia, Biman, Danu, Adib,

Reza, Amed, Ares, Mukhtar, dan 2NE1.

 Diaz Putra dan Tifani Krismanawati yang telah membantu survey saya di Salihara, Jakarta.

 Senior – senior saya yang telah membantu saya.

 Seluruh komunitas kreatif di Medan yang telah membantu saya.

 Adik – adik stambuk 2012 yang ikut membantu saya.

Tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya

terima. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2013

HormatSaya

(5)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A) ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 8

1.3 Lingkup Permasalahan ... 9

1.4 Metode Pendekatan ... 9

1.5 Lingkup dan Batasan Proyek ... 10

1.6 Kerangka Berpikir ... 11

1.7 Sistematika Penulisan Laporan ... 12

BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 14

2.1 Terminologi Judul ... 14

2.2 Tinjauan Umum ... 14

2.3 Tinjauan Khusus ... 17

2.4 Tinjauan Proyek ... 18

2.4.1 Deskripsi Proyek ... 18

2.4.2 Pendekatan Pemilihan Lokasi ... 18

2.5 Tinjauan Lokasi ... 20

2.5.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 20

2.5.2 Kondisi Lingkungan ... 22

2.5.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak ... 25

2.6 Tinjauan Fungsi ... 27

2.6.1 Deskripsi Pengguna ... 27

(6)

2.6.2.5 Kegiatan Pengunjung ... 30

2.6.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 30

2.7 Pemilik dan Sumber Dana ... 32

2.7.1 Pemilik Proyek ... 32

2.7.2 Sumber Dana ... 32

2.8 Studi Banding Fungsi Sejenis ... 35

2.8.1 Komunitas Salihara ... 35

BAB III ELABORASI TEMA ... 45

3.1 Alasan Pemilihan Tema ... 45

3.2 Tinjauan Umum Tema ... 45

3.2.1 Pengertian Ekspresionisme ... 45

3.2.2 Ekspresionisme Secara Umum... 46

3.2.3 Karateristik Ekspresionisme ... 47

3.3 Interpretasi Tema ... 48

3.4 Studi Banding Tema Sejenis ... 48

3.4.1 Walt Disney Hall oleh Frank O. Gehry ... 48

3.4.2 Einstein Tower oleh Eric Mendelson ... 50

3.4.3 Guggenheim Museum In Bilbao... 50

3.4.4 Falling Water oleh Frank Lloyd Wright ... 51

BAB IV ANALISA ... 52

4.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 52

4.1.1 Analisa Lokasi Site Terhadap Kawasan... 53

4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan ... 54

4.1.3 Analisa Pencapaian ... 55

4.1.4 Analisa Orientasi Matahari ... 57

4.1.5 Analisa View ... 58

4.1.5.1 Analisa View ke Dalam ... 58

(7)

4.1.8 Analisa Sirkulasi ... 63

4.1.8.1 Analisa Sirkulasi Kendaraan ... 63

4.1.8.2 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 66

4.2 Analisa Fungsional ... 67

4.2.1 Pola Kemitraan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ... 67

4.2.2 Analisa Pengguna ... 70

4.2.3 Program Ruang ... 86

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 90

5.1 Konsep Dasar ... 90

5.2 Rencana Tapak ... 90

5.2.1 Konsep Entrance ... 90

5.2.2 Konsep Site ... 92

5.3 Konsep Bangunan ... 93

5.3.1 Teater ... 93

5.3.2 Rooftop Akustikisme ... 95

5.3.3 Dinding Ekspresi ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(8)

GAMBAR 2.2 – ALTERNATIF LOKASI 2 ... 19

GAMBAR 2.3 – ALTERNATIF LOKASI 3 ... 20

GAMBAR 2.4 – PETA LOKASI SITE ... 26

GAMBAR 2.5 – RUKO MILIK SWASTA ... 27

GAMBAR 2.6 – KANTOR POS... 27

GAMBAR 2.7 – JASA RAHARJA ... 27

GAMBAR 2.8 – RUMAH PENDUDUK ... 27

GAMBAR 2.9 – SPBU ... 27

GAMBAR 2.10 – USAHA DAGANG ... 27

GAMBAR 2.11 – RUMAH PENDUDUK ... 27

GAMBAR 2.12 – RUMAH PENDUDUK ... 27

GAMBAR 2.13 – INTERIOR SALIHARA ... 35

GAMBAR 2.14 – INTERIOR SALHIARA 2 ... 35

GAMBAR 2.15 – INTERIOR GALERI SALIHARA ... 37

GAMBAR 2.16 –‘LEGACY CACOAN’ OLEH NUS SALOMO ... 37

GAMBAR 2.17 –SANI VEKTOR ‘MADU, RACUN, DAN NEGERIKU’ ... 37

GAMBAR 2.18 – PAMERAN GRAFFITI ... 37

GAMBAR 2.19 – INDONESIA IN THE MIDST OF CATASTHROPES ... 37

GAMBAR 2.20 –‘SISYPHUS’ OLEH AGAPETUS ... 37

GAMBAR 2.21 – TEATER ... 38

GAMBAR 2.22 – INTERIOR TEATER 1 ... 38

GAMBAR 2.23 – INTERIOR TEATER 2 ... 38

GAMBAR 2.24 – PERTUNJUKAN TEATER DI SALIHARA ... 39

GAMBAR 2.25 – ANTUSIASME MASYRAKAT ... 39

GAMBAR 2.26 – SERAMBI SALIHARA ... 39

GAMBAR 2.27 – TEATER ATAP ... 40

GAMBAR 2.28 – TEATER ATAP ... 40

GAMBAR 2.29 – AKUSTIK BAND DI TEATER ATAP ... 40

GAMBAR 2.30 – TEATER ATAP ... 40

(9)

GAMBAR 2.36 – INTERIOR KOPITIAM OEY-SALIHARA ... 42

GAMBAR 2.37 – INTERIOR KOPITIAM OEY-SALIHARA ... 42

GAMBAR 2.38 – MENU SELAT SOLO ... 42

GAMBAR 2.39 – GERAI SALIHARA ... 43

GAMBAR 2.40 – GERAI SALHIARA ... 43

GAMBAR 2.41 – INTERIOR GERAI SALIHARA ... 43

GAMBAR 2.42 – INTERIOR GERAI SALIHARA ... 43

GAMBAR 2.43 – INTERIOR GERAI SALIHARA ... 43

GAMBAR 3.1 – WALT DISNEY HALL ... 49

GAMBAR 3.2 – WALT DISNEY HALL ... 49

GAMBAR 3.3 – WALT DISNEY HALL ... 49

GAMBAR 3.4 – WALT DISNEY HALL ... 49

GAMBAR 3.5 – EINSTEIN TOWER ... 50

GAMBAR 3.6 – GUGGENHEIM MUSEUM IN BILBAO ... 50

GAMBAR 3.7 – FALLING WATER ... 51

GAMBAR 3.8 – SKETSA FALLING WATER ... 51

GAMBAR 4.1 – TATA GUNA LAHAN SEKITAR TAPAK ... 54

GAMBAR 4.2 – PENCAPAIAN KE SITE ... 55

GAMBAR 4.3 – ANALISA ORIENTASI MATAHARI ... 57

GAMBAR 4.4 – ANALISA VIEW KE DALAM (EKSISTING) ... 58

GAMBAR 4.5 – ANALISA VIEW KE DALAM (SOLUSI) ... 58

GAMBAR 4.6 – ANALISA VIEW KE LUAR (EKSISTING)... 59

GAMBAR 4.7 – ANALISA VIEW KE LUAR (SOLUSI) ... 59

GAMBAR 4.8 – ANALISA KEBISINGAN KE DALAM TAPAK (EKSISTING) .... 60

GAMBAR 4.9 – ANALISA KEBISINGAN KE DALAM TAPAK (SOLUSI) ... 60

GAMBAR 4.10 – ANALISA KEBISINGAN KE LUAR TAPAK (EKSISTING) .... 61

GAMBAR 4.11 – ANALISA KEBISINGAN KE LUAR TAPAK (SOLUSI) ... 61

GAMBAR 4.12 – PALEM BOTOL ... 62

GAMBAR 4.13 – PALEM KIPAS ... 62

(10)

GAMBAR 4.19 – KEMUNING ... 62

GAMBAR 4.20 – PLUMBAGO ... 62

GAMBAR 4.21 – BAMBU ... 62

GAMBAR 4.22 – HELICONIA ... 62

GAMBAR 4.23 – POHON TANJUNG ... 62

GAMBAR 4.24 – ANALISA SIRKULASI KENDARAAN ALTERNATIF 1 ... 63

GAMBAR 4.25 – ANALISA SIRKULASI KENDARAAN ALTERNATIF 2 ... 64

GAMBAR 4.26 – ANALISA SIRKULASI KENDARAAN ALTERNATIF 3 ... 65

GAMBAR 4.27 – ANALISA SIRKULASI PEJALAN KAKI ... 66

GAMBAR 5.1 – KONSEP ENTRANCE ... 91

GAMBAR 5.2 – KONSEP ENTRANCE ... 91

KONSEP 5.3 – KONSEP AMFITEATER ... 92

KONSEP 5.4 – KONSEP AMFITEATER ... 92

GAMBAR 5.5 – KONSEP PEDESTRIAN ... 92

GAMBAR 5.7 – KONSEP OPEN SPACE ... 93

GAMBAR 5.8 – BENTUKAN MASSA TEATER ... 94

GAMBAR 5.9 – KONSEP SUASANA ROOFTOP AKUSTIKISME ... 94

(11)

TABEL 1.2 – DATA KOMUNITAS ... 2

TABEL 1.3 – GRAFIK PERTUMBUHAN KOMUNITAS DI MEDAN ... 4

TABEL 1.4 – DATA KOMUNITAS DI YOGYAKARTA ... 6

TABEL 1.5 – DATA KOMUNITAS DI BANDUNG ... 6

TABEL 2.1 – WPP KOTA MEDAN ... 20

TABEL 2.2 – KRITERIA PEMILIHAN LOKASI ... 22

TABEL 2.3 – PERBANDINGAN LOKASI TAPAK ... 23

TABEL 2.5 – JADWAL PERTUNJUKAN, TEMPAT, DAN HTM ... 33

TABEL 2.6 – EKSKUL SMA YANG MENYEWA FASILITAS ... 34

TABEL 2.7 – SUMBER DANA ... 34

TABEL 4.1 – KOMUNITAS YANG TERPILIH ... 71

TABEL 4.2 – MEAN JUMLAH ANGGOTA ... 72

TABEL 4.3 – PERTUMBUHAN KOMUNITAS ... 73

TABEL 4.4 – FREKUENSI PEMAKAIAN FASILITAS ... 73

TABEL 4.5 – FREKUENSI PEMAKAIAN FASILITAS ... 75

TABEL 4.6 – FREKUENSI PEMAKAIAN FASILITAS ... 75

TABEL 4.7 – FREKUENSI PEMAKAIAN FASILITAS ... 76

TABEL 4.8 – JADWAL KEGIATAN YANG DITAWARKAN ... 76

TABEL 4.9 – JADWAL SHOW ... 78

TABEL 4.10 – JUMLAH BESARAN RUANG GALERI ... 82

TABEL 4.11 – AKTIVITAS PENGUNJUNG ... 83

TABEL 4.12 – AKTIVITAS SERVIS DAN PENGELOLA ... 83

(12)

dasarnya bersifat kreatif dan potensial. Akan tetapi para komunitas tersebut tidak memiliki wadah untuk berekspresi.

Kata Kunci : komunitas, kreatif, ekspresi.

ABSTRACT

Medan has a relatively small area with a relatively large population. This makes the activity and high mobility and activities of the society become increasingly diverse. One of them is a community activity which is essentially creative and potential. However, each community did not have a forum to express themselves.

(13)
(14)

dasarnya bersifat kreatif dan potensial. Akan tetapi para komunitas tersebut tidak memiliki wadah untuk berekspresi.

Kata Kunci : komunitas, kreatif, ekspresi.

ABSTRACT

Medan has a relatively small area with a relatively large population. This makes the activity and high mobility and activities of the society become increasingly diverse. One of them is a community activity which is essentially creative and potential. However, each community did not have a forum to express themselves.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265.10 km2). Dilihat dari data BPS (Badan

Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2005 sampai dengan tahun

2011, penduduk kota Medan mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Hal ini

disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tingkat kelahiran, kematian dan arus

urbanisasi.

Tabel 1.1 – Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Medan

Tahun Luas Wilayah (km2) Penduduk Kepadatan Penduduk (km2)

2005 265,10 2.036.185 7.681

2006 265,10 2.067.288 7.798

2007 265,10 2.083.156 7.858

2008 265,10 2.102.105 7.932

2009 265,10 2.121.053 8.001

2010 265,10 2.097.610 7.913

2011 265,10 2.117.224 7.987

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Utara

Dapat disimpulkan bahwa Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan

jumlah penduduk yang relatif besar. Hal inilah yang membuat aktifitas dan mobilitas

masyarakatnya menjadi tinggi dan kegiatannya juga menjadi semakin padat dan

beragam.

Salah satu kegiatan dari beragamnya kegiatan di kota Medan adalah kegiatan

komunitas – komunitas yang pada dasarnya bersifat kreatif dan potensial. Akan tetapi

(16)

Misalnya komunitas fotografi yang saat ini cukup berkembang seharusnya bisa menjadi

pendapatan dana untuk kota dari pameran yang mereka adakan.

Tabel 1.2 – Data Beberapa Komunitas Yang Cukup Berkembang d i Medan

No. Nama Komunitas Subsektor Jumlah

Anggota

Tahun

Berdiri

Pertumbuhan

1 2 3

1. Akademi Berbagi Medan

(AKBER MEDAN)

Riset dan

Pengembangan

>20 2011 ●

2. Lomonesia Medan Video, Film, dan

Fotografi

>30 2012 ●

3. Medan Street Hunting Video, Film, dan

Fotografi

>30 2011 ●

4. Sendal Jepit Video, Film, dan

Fotografi

>20 2007 ●

5. Medan Photography Club

(MPClub)

Video, Film, dan

Fotografi

>20 2006 ●

6. Opick Picture Video, Film, dan

Fotografi

>20 2007 ●

7. Semesta Film Video, Film, dan

Fotografi

>20 2011 ●

8. FOKUS Video, Film, dan

Fotografi

>50 1998 ●

9. Fiksi Mini Medan Riset dan

Pengembangan & Video,

>200

(aktif

(17)

Sumber: Hasil Olah Data Primer (survey)

Film, dan Fotografi sekitar

20)

10. Blogger Sumut Riset dan

Pengembangan

>500 2008 ●

11. Medan Art (Me&Art) Desain 5 orang 2010 ●

12. Medan Movement Musik, Seni Pertunjukan >50 2009 ●

13. Helden Musik, Seni Pertunjukan >30 2011 ●

14. Avatar Magic Community Seni Pertunjukan 15 2010 ●

15. Management Magic

Tallent

Seni Pertunjukan 20 2010 ●

16. Grammar Family Seni Pertunjukan >30 2011 ●

17. Piknik Asyik Medan Periklanan, Seni

Pertunjukan

>20 2012 ●

18. Medan Berkebun Riset dan

Pengembangan

>40 2012 ●

19. Medan DJ Booth Musik 20 orang 2011 ●

21. Medan Papercraft

Community

Pasar Barang Seni,

Kerajinan

>20 2012 ●

23. Paper Replika Medan Pasar Barang Seni,

Kerajinan

(18)

Tabel 1.3 – Grafik Pertumbuhan Komunitas di Medan

No. Tahun

Video, Film,

Fotografi

Riset

Pengemban

gan

Musik Design Seni

Pertunjukan

Tum buh

Total Tum buh

Total Tum buh

Total Tum buh

Total Tum buh

Total

1. <2000 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

2. 2000-2006 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0

3. 2007-2009 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1

4. 2010-2012 4 8 3 4 2 3 1 2 5 6

Sumber: Hasil Olah Data Primer

Gambar 1.1 – Grafik Pertumbuhan Komunitas di Medan

Komunitas kreatif di Medan cukup berpotensi tetapi menjadi tidak produktif karena

kurangnya ‘wadah’. Sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat, Kota Medan adalah

tempat yang strategis untuk pengembangan industri kreatif.

Meskipun tidak seperti kota Bandung maupun Yogyakarta yang dikenal dengan

industri kreatif yang sangat berkembang, namun perlahan anak-anak muda kota Medan

(19)

komunitas yang produktif dan potensial inilah yang dapat membangun kota Medan

menjadi Medan Creative City.

Tabel 1.4 – Data Beberapa Komunitas di Yogyakarta

No. Nama Komunitas Subsektor Kegiatan

Pertumbuhan

1 2 3

1. Jogja Hip-Hop

Foundation

(2003)

Musik Bermain musik,

berkumpul belajar

musik hiphop. ●

2. Jogja Force

(2006)

Desain, Film,

Video, dan

Fotografi

Mendukung segala

jenis kegiatan

kreatif. ●

3. Jami’yah Al-Qurra’ Wal Huffadz (JQH)

Al-Mizan (1998)

Musik, Seni,

Pertunjukan

Menghidupkan

tradisi bernafas seni

Al-Qur’an ●

4. Deaf Art Community

(2004)

Musik Mengajarkan

anggota tentang free

style hip-hip, sulap,

dan pantonim.

5. 12,9 AJ Kine Club

(1999)

Film, Video, dan

Fotografi

Mempelajari tentang

film dan

memproduksi film. ●

6. Teater Deska

(1980)

Seni Pertunjukan Belajar seni, sastra,

maupun teater,

melakukan

pementasan.

(20)

7. AWI (Anak Wayang

Indonesia)

(1998)

Seni Pertunjukan Menyumbangkan

kemampuan untuk

memberikan

pelajaran bagi

anak-anak kampong

urban.

8. Komunitas Jazz Jogja

(2000)

Musik Berkomunikasi,

bercana ala Jazz

yang bertempat di

pinggir jalan.

9. Benang Merah

Production

(2006)

Film, Video, dan

Fotografi

Pengerjaan film

dokumenter,

company profile,

video testimony, dan

iklan layanan

masyarakat.

10. Kinoki

(2005)

Film, Video, dan

Fotografi

Pemutaran berbagai

bentuk audio visual.

Sumber: direktori.indonesiakreatif.net

Tabel 1.5 – Data Beberapa Komunitas di Bandung

No. Nama Komunitas Subsektor Kegiatan

Pertumbuhan

1 2 3

1. Gigsplay

(2009)

Musik, Penerbitan,

dan Percetakan

Mengelola informasi

tentang gigs dan

(21)

2. Seniman Bangun Pagi

(2008)

Seni Pertunjukan Menggerakkan

keindahan yang

telah ada dalam

setiap nyawa seni.

3. Samba Sunda

(1998)

Musik, Seni,

Pertunjukan

Produksi rekaman,

pelatihan,

pertunjukan, serta

konservasi musik

tradisi.

4. Sakalu Art Production

(2006)

Jasa (Seni

Pertunjukan)

Melestarikan dan

mengembangkan

budaya tradisional. ●

5. P-Project

(1994)

Seni Pertunjukan Awalnya drama

komedia yang

mengandalkan

musik (cabaret) lalu

akhirnya menjadi

Project Pop.

6. Lingkung Seni

Mahasiswa

(1979)

Seni Pertunjukan Belajar seni Sunda

dan mengadakan

pertunjukan. ●

7. Laskar Panggung

(1995)

Seni Pertunjukan Mengadakan

pertunjukan teater.

8. Teater Payung Hitam

(1982)

Seni Pertunjukan Mempelajari tentang

teater modern.

(22)

(1999) seni dan budaya,

khususnya teater

dan seni peran.

10. Cosplay Magic

Entertainment

(2008)

Seni Pertunjukan Belajar seni sulap

dan mengadakan

pertunjukan sulap

yang dipadukan

dengan kostum.

Sumber: direktori.indonesiakreatif.net

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat anak muda Yogyakarta dan

Bandung terhadap komunitas tergolong tinggi, dimana yang paling diminati adalah

subsektor seni pertunjukan dan film, video, dan fotografi.

Creative City merupakan kota yang mampu memecahkan masalah-masalah strategis dengan cara yang kreatif atau bagaimana suatu kota mampu membangun

masyarakatnya menjadi manusia kreatif. Mereka mampu mengembangkan potensi

yang ada di dalam diri mereka secara kreatif.

Faktor lain yang juga mempengaruhi aspek dari sebuah kota kreatif adalah

pengelolaan dan pengembangan kota, dan pengembangan industri kreatif. Lalu faktor

budaya, strategi, dan imajinatif yang mengacu kepada sumber daya manusianya

sendiri.

Oleh karena itu para komunitas kreatif (seni) di Medan seharusnya memiliki tempat

untuk menyalurkan bakat yang dimiliki. Sarana ini dapat membuat remaja (range umur

yang paling mendominasi komunitas) lebih menggali potensi yang mereka miliki dan

berkarya di jalur yang positif.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi kasus proyek ini adalah:

• Sebagai media untuk membantu komunitas yang tidak memiliki wadah untuk

(23)

• Membantu pemerintah dalam hal meningkatkan kualitas generasi muda.

• Sebagai wadah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dalam membantu

mengembangkan komunitas yang berpotensi di Medan.

• Sebagai salah satu sarana rekreasi di kota Medan.

1.3 Masalah Perancangan

Adapun rumusan masalah dalam perencanaan Pusat Kreativitas Seni ini adalah:

 Bagaimana merancang sebuah bangunan untuk komunitas kreatif seni bisa

semakin berkembang baik segi pendidikan informal dan segi ekonomi.

 Bagaimana merancang sebuah pusat Kreativitas dan bangunan pendukungnya

agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara

maksimal.

 Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan

bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.

 Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy

accessibility).

 Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung didalamnya sesuai dengan tema yang dipilih.

 Bagaimana menjadikan Pusat Kreativitas Seni menjadi pusat pelatihan dan

pengembangan komunitas dan ruang terbuka (public space pada wilayah

perancangan tersebut).

 Bagaimana pengolahan ruang luar dan dalam yang saling berintegrasi antar

berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda, misalnya;

 Media berekspresi (seperti tembok yang memang disediakan untuk para

bomber berkreasi) sekaligus tempat pameran.

1.4 Pendekatan Masalah

Adapun pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah

(24)

 Studi Pustaka yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang digunakan untuk memperoleh informasi dan bahan literatur yang sesuai dengan materi

laporan yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah.

 Studi Literatur terhadap kasus sejenis dengan melakukan pendekatan

perancangan pada bangunan yang sudah ada untuk mendukung proses

perencanaan dan perancangan.

 Studi Literatur terhadap tema yang dipilih agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan kasus perancangan.

 Studi Lapangan mengenai kondisi sekitar lokasi studi dan lingkungan fisik yang

berhubungan dengan kasus.

 Wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi

yang sudah pasti akurat untuk keperluan data proyek.

1.5 Lingkup/Batasan Masalah

Lingkup perencanaannya adalah :

 Menelusuri info akan pentingnya keberadaan komunitas di kota Medan dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

 Mengembangkan bakat yang dimiliki oleh anggota komunitas dengan cara

membangun tempat untuk para anggota komunitas sebagai sarana pendidikan

informal.

Sedangkan yang menjadi batasan dalam merencanakan proyek ini adalah:

 Membahas masalah-masalah yang dihadapi dalam menciptakan sarana yang nyaman untuk mengekspresikan kreativitas sekaligus tempat bernanung anggota

komunitas.

 Mencari solusi dari masalah-masalah tersebut dan menjadikannya sebuah

kriteria dalam merancang taman dan bangunan pendukung sebagai fasilitas

semi-pendidikan sekaligus tempat yang bisa dikunjungi oleh masyarakat.

 Membahas peranan fasilitas tersebut bagi keberlangsungan negara dan sebagai

(25)

1.6 Kerangka Berfikir

Latar Belakang

1.

Medan memiliki luas wilayah yang relatif

kecil dengan jumlah penduduk yang relatif

besar.

2.

Kegiatan masyarakat menjadi semakin

padat dan beragam.

3.

Dalam keberagaman kegiatan – kegiatan

ini Medan Memiliki komunitas – komunitas

yang kreatif.

Judul : Pusat Kreativitas Seni

Tema Perancangan : Arsitektur Ekspresionisme

Perumusan Masalah

1. Bagaimana merancang sebuah tempat pusat kreativitas dan

bangunan pendukungnya agar setiap ruang, bentuk, dan

bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

2. Bagaimana untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan

yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.

Analisa

 Analisa Kondisi Tapak

 Analisa Fungsional

 Analisa Teknologi

1. Sebagai media untuk membantu

para komunitas seni berkarya.

2. Membantu pemerintah dalam hal

meningkatkan kualitas generasi

muda.

3. Sebagai wadah untuk meningkatkan

apresiasi masyarakat dalam hal

mendukung komunitas seni.

4. Sebagai salah satu sarana rekreasi di

provinsi Sumatera Utara.

Pengumpulan Data

Survey Lokasi :

 Pemilihan lahan yang sesuai

 Kondisi lahan yang ada

Survey Literatur :

 Data RUTRK

 Data Arsitek

Design Perancangan

Konsep Perancangan

 Konsep Dasar

 Konsep Perancangan Tapak

 Konsep Perancangan

Bangunan

 Konsep Struktur Bangunan

(26)

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai

pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika

penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi

permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir, dan sistematika

penulisan laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisikan uraian tentang tinjauan umum yang meliputi kasus proyek, tema proyek,

status, kepemilikan, sumber dana, luas lahan, lokasi, serta kajian yang menyangkut

sosial budaya, tinjauan literatur proyek, serta studi banding proyek sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema

dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan

tema yang sama.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisikan uraian analisa ruang luar meliputi lokasi, kondisi dan potensi lahan,

prasarana, karakter lingkungan, orientasi, pemandangan (view), sirkulasi

(pencapaian), ruang dalam: pemakai dan aktivitas, organisasi ruang, besaran

ruang, hubungan antar ruang, bentuk massa (bangunan), sistem struktur,

mekanikal (elektrikal), sosial buadaya, kepadatan penduduk, kunjungan

kepariwisataan, tingkat pendapatan penduduk.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisikan konsep dasar dan konsep lanjutan tentang kompleks, konsep bangunan

yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk

menuju ke hasil perancangan nantinya.

BAB VI DESAIN

Berisikan desain berupa gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan

ini.

LAMPIRAN

(28)
(29)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Judul yang menjadi usulan proyek adalah Pusat Kreativitas Seni yang memiliki

pengertian sebagai berikut.

Pusat menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah:

 Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai-bagai urusan, hal,

dsb).

 Yang menjadi sasaran perhatian.

Kreativitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: proses

mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan (concept) baru,

atau hubungan baru antara gagasan dan teori yang sudah ada.

Seni menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki 3 arti, antara

lain:

 Seni diartikan halus, kecil, dan halus tipis, lembut dan enak didengar,

mungil, dan elok.

 Keahilan membuat karya bermutu (dilihat dari segi keindahan dan

kehalusannya).

 Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka PUSAT KREATIVITAS SENI adalah suatu

tempat dimana individu maupun kelompok yang umumnya memiliki ketertarikan dan

habitat yang sama, yaitu keahlian membuat karya bermutu, dan berkembang

melalui proses mental dengan ide dan konsep baru, yang menjadi tumpuan dan

sasaran perhatian masyarakat.

2.2 Tinjauan Umum

Menurut KBLI (KLasifikasi Baku Lapangan Usaha) tahun 2009, ada 15 subsektor

(30)

A. Periklanan

Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan yang meliputi proses kreasi,

produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan.

B. Arsitektur

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan

biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik

secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape

architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior).

C. Pasar Barang Seni

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik

dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri,

toko, pasar swalayan, dan internet.

D. Kerajinan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk

yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal

sampai dengan proses penyelesaian. Produk kerajinan pada umumnya hanya

diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

E. Desain

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain

produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset

pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

F. Fashion

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan

(31)

G. Video, Film, dan Fotografi

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa

fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya

penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

H. Permainan Interaktif

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi

permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.

Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata

tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

I. Musik

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan,

reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

J. Seni Pertunjukan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi

pertunjukan, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan

tata pencahayaan.

K. Penerbitan & Percetakan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan

media cetak. Subsektor ini juga mencakup terbitan khusus misalnya penerbitan

perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, dll.

L. Layanan Komputer dan Piranti Lunak

Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi

termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database,

pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain

(32)

M. Televisi dan Radio

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan

acara televisi , penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio,

termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

N. Riset & Pengembangan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan

ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan.

O. Kuliner

Kegiatan kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk dimasukkan ke

dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan

produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya

di pasar ritel dan pasar internasional. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi

bahwa Indonesia memiliki warisan budaya produk makanan khas, yang pada

dasarnya merupakan sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia.

2.3 Tinjauan Khusus

Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari Pusat Kreativitas Seni, maka perlu

peninjauan secara khusus berdasarkan fungsi daripada Pusat Kreativitas Seni

itu sendiri. Berdasarkan 15 subsektor industri kreatif menurut KBLI 2009, diambil

hanya 4 subsektor untuk menjadi batasan kreatif pada kasus proyek, yaitu

(33)

2.4 Tinjauan Proyek

2.4.1 Deskripsi Proyek

Pusat Kreativitas Seni merupakan sarana yang bertujuan untuk memberikan fasilitas bagi komunitas kreatif seni di Medan untuk

mengembangkan bakat mereka, memberikan fasilitas yang lebih layak

untuk murid ekstrakulikuler dari Sekolah Menengah Atas untuk berlatih dan

melakukan pertunjukan, dan sebagai salah satu sarana pariwisata

pertunjukan seni kreatif mulai dari kalangan anak-anak sampai dewasa.

2.4.2 Pendekatan Pemilihan Lokasi

ALTERNATIF 1

Berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Medan Sunggal, dengan luas tapak batas

± 4 ha, dan batas tapak sebagai berikut:

Utara : Jasa Raharja, Rumah Penduduk, SPBU

Timur : Ruko (Bangunan Komersil)

Selatan : Rumah Penduduk

[image:33.612.143.530.312.675.2]

Barat : BPKP

(34)

ALTERNATIF 2

Berada di Jalan Guru Patimpus, Kecamatan Medan Barat, dengan luas site

±1.9 Ha, kondisi eksisting merupakan bangunan eks-Deli Plaza, dan batas

tapak sbb:

Utara: Jalan Guru Patimpus

Timur: Jalan Balai Kota

Selatan: Capital Building

Barat: Sungai Deli

 ALTERNATIF 3

Berada di Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Sutomo Ujung, dengan luas

site ±2 Ha, kondisi eksisting merupakan Taman Budaya yang sedang

dalam program relokasi, dengan batas tapak sbb:

Utara: Jalan IAIN

Timur: Jalan Adi Negoro

Selatan: Jalan Perintis Kemerdekaan

[image:34.612.146.515.276.498.2]

Barat: Jalan Sutomo, SMK Negeri 11

(35)

2.5 Tinjauan Lokasi

2.5.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi pertama kali dilakukan berdasarkan Rencana Umum Tata

Ruang Kota (RUTRK) Medan. Melalui RUTRK tersebut diperoleh pembagian

[image:35.612.160.530.115.333.2]

blok-blok sbb:

Tabel 2.1 – Tabel Wilayah Perencanaan Pengembangan Kota Medan

WPP Cakupan

Kecamatan

Pusat

Pengembangan

Peruntukan Lahan Program

Pembangunan

WPP A M. Belawan

M. Marelan

M. Labuhan

BELAWAN Pelabuhan,

Industri,

Permukiman,

Rekreasi,

Maritim

Jalan baru, jaringan air

minum, septic tank,

sarana

pendidikan dan

permukiman.

(36)

WPP B M.Deli TJ. MULIA Perkantoran,

Perdagangan,

Rekreasi

Indoor,

Permukiman

Jalan baru, jaringan air

minum, pembuangan

sampah, sarana

pendidikan.

WPP C M. Timur

M. Perjuangan

M. Tembung

M. Area

M. Denai

M. Amplas

AKSARA Permukiman,

Perdagangan,

Rekreasi

Sambungan air minum,

septic tank, jalan baru,

rumah permanen,

sarana

pendidikan dan

kesehatan.

WPP D M. Johor

M. Baru

M. Kota

M. Maimoon

M Polonia

INTI KOTA CBD, Pusat

Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan.

(37)

Sumber: Hasil Olah Data Primer

Kota Medan yang merupakan kota yang saat ini sedang mengembangkan berbagai

usaha diantaranya adalah usaha komersial dan jasa kepada masyarakat dan sedang

menuju Medan Metropolitan. Pusat Kreativitas Seni adalah bangunan yang tergolong

dalam bangunan komersial sehingga dalam pemilihan lokasi nantinya harus

mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial dan jasa.

Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi proyek ini disajikan dalam bentuk Tabel 2.1

seperti di bawah ini:

Tabel 2.2 – Kriteria Pemilihan Lokasi

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap

struktur kota

Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah kawasan komersil. Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai penghubung transportasi.

2. Pencapaian Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan

pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas adalah anak muda.

3. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencakupi kebutuhan ruang secara

fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan (min. 1 Ha).

4. Kemudahan

entrance

Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh pengguna dan pengunjung bangunan.

M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota

septic tank, jalan baru,

rumah permanen,

sarana

pendidikan dan

(38)

5. Kontur tapak Kontur tapak dibuat tidak beraturan karena lebih mengandalkan lansekap.

6. Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang

berlebihan merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu

perencanaan bangunan harus mempertimbangkan

eksistensi bangunan di sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.5.2 Kondisi Lingkungan

Untuk mendapatkan lokasi terbaik dan didukung dengan peruntukan lahan

yang sesuai dengan fungsi proyek, dilakukan perbandingan lokasi tapak

yang disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3 – Perbandingan Lokasi Tapak

No. Kriteria

Gatot Subroto Guru Patimpus Perintis Kemerdekaan

Nilai Nilai Nilai

1. Aksesibilitas

● Jaringan transportasi 4 4 4

● Jumlah angkutan umum 3 4 4

● Jalur sirkulasi pejalan kaki 4 4 4

2. Area pelayanan (tidak

berdekatan dengan fasilitas

sejenis)

4 4 2

3. Ketenangan, intensitas

kebisingan, dan kemacetan

yang rendah.

(39)

4. Tingkat polusi udara rendah. 4 2 2

5. Ketersediaan sarana air

bersih.

4 4 4

6. Ketersediaan jaringan listrik

dan telepon.

4 4 4

7. Sarana dan prasarana

permukiman.

4 3 4

8. Topografi lahan relatif datar. 4 4 4

9. Kondisi tanah cukup subur

(untuk vegetasi)

4 2 3

10. Lokasi tidak rawan dari

bencana alam dan banjir

3 2 3

11. Lokasi jauh dari sumber negative

● Lokalisasi 2 4 4

● Night club 2 2 4

12. Bentuk lahan 4 4 4

13. Permukiman penduduk

● Kepadatan relatif sedang 2 2 2

● Kondisi lingkungan teratur 3 4 2

14. Urbanisasi Penduduk 4 2 3

TOTAL 63 44 60

(40)

Berdasarkan hasil perbandingan ketiga lokasi, didapat bahwa lokasi yang

berada di Jalan Gatot Subroto merupakan lokasi terbaik untuk membangun

fasilitas rekreasi dan sarana pendidikan, sebagaimana Pusat Kreativitas

Seni nantinya akan menjadi fasilitas rekreatif edukatif.

2.5.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak

Kondisi kawasan Medan Sunggal lebih didominasi oleh perumahan

warga. Sedangkan disepanjang jalan Gatot Subroto banyak terdapat

bangunan komersil (pertokoan), rumah makan, dan ruko yang sekaligus

rumah penduduk dengan rata-rata ketinggian bangunan 2-3 lantai.

Saat ini kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang kurang hidup

karena tidak adanya fasilitas hiburan/rekreasi yang setiap harinya selalu

buka. Hanya ada PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara) yang dibuka pada

bulan Maret sampai April.

 Lokasi : Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal, Medan,

Sumatera Utara.  Luas Site : ± 3 ha  Arah lalu lintas : 1 arah

Orientasi site: Menghadap ke Utara.  Eksisting site: Lahan kosong.  Kondisi site: Relatif datar.  Batas Site

Utara : Jasa Raharja, Rumah Penduduk, SPBU

Timur : Ruko (Bangunan Komersil)

Selatan : Rumah Penduduk

Barat : Usaha Milik Swasta

Peruntukan Lahan: Permukiman, perdagangan, konservasi, wisata

kota, pelayanan jasa  Pemilik Lahan : Swasta

(41)

GSB : Jl. Gatot Subroto : 15 meter

Tapak yang berada di Jalan Gatot Subroto memiliki potensi sebagai berikut:

 Site terletak di daerah yang minim dengan tempat hiburan sehingga dapat

memaksimalkan urbanisasi penduduk.

 Bentuk site melebar sehingga dapat memaksimalkan hasil desain yang

merupakan bangunan multi massa.

 Lokasi terletak di jalan utama sehingga dapat meminimalisirkan kemacetan.

 Pencapaian site mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.

 Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan, sehingga

mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan.

 Utilitas kawasan bagus.

Sedangkan untuk kekurangannnya sendiri adalah:

 Akses masuk ke lokasi site hanya bisa dari jalan utama karena tiga sisi

lainnya berbatasan dengan rumah penduduk dan bangunan komersil (ruko).

 Lokasi site tidak dekat dari pusat kota (meskipun tidak terlalu jauh).

Kondisi Sekitar Site

Gambar 2.4 – Peta Lokasi Site

SITE

3

8

1

2

4

5

6

(42)

2.6 Tinjauan Fungsi

Seperti hal yang sudah dipaparkan pada Tinjauan Khusus sebelumnya, Pusat

Kreativitas Seni bertujuan sebagai tempat pelatihan, pameran, dan pertunjukan kreatif seni yang berpusat di Kota Medan. Adapun untuk menjalankan tujuan

tersebut ada aspek-aspek yang menjadi bagian dari fungsi tersebut, yaitu

pengguna, kegiatan, perilaku, ruang, dan persyaratan kriteria ruangnya.

2.6.1 Deskripsi Pengguna

1

4

3

Gambar 2.5 – Ruko Milik Swasta Gambar 2.6 – Kantor Pos

4

1

2

Gambar 2.7 – Jasa Raharja

[image:42.612.88.562.276.547.2]

Gambar 2.11 – Rumah Penduduk

Gambar 2.9 – SPBU Gambar 2.10 – Usaha Dagang

4

5

6

7

Gambar 2.8 – Rumah Penduduk

8

7

(43)

Adapun pengguna Pusat Kreativitas Seni terdiri dari:  Pengelola

Anggota Komunitas

Diagram Struktur Pengguna Dari Anggota Komunitas

Murid ekstrakulikuler (bidang seni kreatif) dari Sekolah Menengah Atas

SUBSEKTOR

SENI

PERTUNJUKAN

MUSIK

VIDEO, FILM,

FOTOGRAFI

RISET

PENGEMBANGAN

 LOMONESIA MEDAN  MEDAN STREET

HUNTING

 MEDAN PHOTOGRAPHY CLUB

 OPICK PICTURE  SEMESTA FILM  FIKSI MINI MEDAN.

 MEDANMOVEMENT

 AVATAR MAGIC

COMMUNITY

 MANAGEMENT

MAGIC TALLENT

 GRAMMAR FAMILY

 MEDANMOVEMENT  AKBER MEDAN

 BLOGGER SUMUT

SEKOLAH

SMAN 1

SMAN 2

SMAN 3

SMAN 4

SSS

(Sanggar

Seni Smansa)

Cheerleaders

Tester Enceng

Gondok

Modern Dance

Tradisional

Dance

Cheerleaders

Teater Temuga

Band/folksong

Cheerleaders

(44)

Murid TK, SD, dan SMP

Menggunakan fasilitas hanya jika akan mengadakan pertunjukan dan

latihan sebelum show.

Pengunjung Pusat Kreativitas Seni.

Pengunjung berasal dari semua golongan umur, baik anak-anak,

remaja, dan dewasa. Biasanya pengunjung menggunakan kendaraan

pribadi atau umum maupun menggunakan bus (misalnya sejumlah anak

TK/SD/SMP akan mengadakan festival ataupun menonton).

2.6.2 Deskripsi Kegiatan

Deskripsi perilaku yang akan dibahas adalah perilaku pegawai, anggota

komunitas, murid ekstrakulikuler, murid TK, SD, dan SMP, dan pengunjung.

2.6.2.1 Kegiatan Pengelola

Para pegawai melakukan aktifitas dari pukul 07:00 – 22:00 setiap

harinya.

2.6.2.2 Kegiatan Anggota Komunitas

Pengelola Datang Bekerja,

solat.

Pulang Parkir

Parkir Istirahat

Anggota Komunitas

Datang Melakukan

kegiatan kreatif, berkumpul.

Makan, solat.

Pulang Parkir

(45)

2.6.2.3 Kegiatan Murid Ekstrakulikuler SMA

2.6.2.4 Kegiatan Anak TK, SD, SMP

2.6.2.5 Kegiatan Pengunjung

[image:45.612.100.559.90.680.2]

2.6.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Tabel 2.4 – Kebutuhan Ruang

FUNGSI FASILITAS PENGGUNA KEGIATAN

FASILITAS GALERI Pengelola  Mengatur administrasi.

 Memeriksa kondisi barang.

Murid SMA Datang Melakukan kegiatan

ekstrakulikuler, makan, berkumpul,

melihat pameran, menonton show,

solat.

Pulang Parkir

Parkir Istirahat

TK, SD, SMP

Datang Show, menonton

pertunjukan, bermain di open space,

makan, solat.

Pulang

Pengunjung Datang Pulang

Parkir Parkir

Menonton pertunjukan, melihat pameran,

(46)

UTAMA Anggota Komunitas  Melayani pengunjung.

Pengunjung  Melihat dan menyaksikan produk

kreatif yang dipamerkan

 Membeli produk yang dipamerkan sebagai salah satu sumber dana.  Isoma.

TEATER Pengelola  Mengatur administrasi

 Mengawasi.

Komunitas, anak TK,

SD, SMP, SMA

 Berlatih tari, drama, drama

musikal.

 Melakukan pertunjukan.

Pengunjung  Menonton pertunjukan.

FASILITAS PENUNJANG

AMFITEATER Pengelola  Mengelola area pertunjukan ruang luar.

 Mengatur administrasi.

Anggota Komunitas,

Murid TK, SD, SMP,

SMA, pengunjung.

 Melakukan pertunjukan.

Pengunjung  Menyaksikan pertunjukan.

GELADERI Anggota Komunitas  Mengatur administrasi

 Melayani pengunjung.

Pengunjung  Mendengarkan seminar.

ETALASE Pengelola  Melayani pengunjung.

 Mengatur administrasi.

(47)

CAFE Pengunjung  Makan dan minum.

 Duduk-duduk.  Ngobrol.

ROOFTOP GIGS

Anggota Komunitas,

Murid SMA

 Nge-band akustik.

FASILITAS ADMINISTRASI

KANTOR PENGELOLA

Manager

Karyawan

FASILITAS SERVICE

POS SATPAM Satpam  Menjaga keamanan.

 Isoma

Karyawan  Menyimpan barang.

 Membersihkan KM/WC.

 Menghidupkan dan mematikan genset.

FASILITAS PARKIR

Pengelola  Memarkirkan kendaraan

Pengunjung

Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.7 Pemilik dan Sumber Dana 2.7.1 Pemilik Proyek

Swasta dan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan.

2.7.2 Sumber Dana

Sumber dananya sendiri didapat dari donatur (pemilik swasta), hasil karya

yang dibeli oleh pengunjung pada saat pameran, biaya sewa gedung untuk

murid ekstrakulikuler, biaya sewa gedung untuk acara tertentu (seperti

fotografi dan seminar), dan harga tiket masuk pertunjukan yang dilakukan

(48)
[image:48.612.92.588.134.643.2]

Tabel 2.5 – Jadwal Pertunjukan, Tempat, dan Harga Tiket Masuk

No. Pertunjukan Range Show Jam Tempat HTM (Rp)

1. Teater 1 x sebulan Minggu (malam) Teater 50.000 (umum) & 25.000

(pelajar)

2. Fotografi Setiap hari Setiap hari Galeri

Ekspresi

50.000 (umum) & 25.000

(pelajar)

3. Seminar 1 x seminggu Jumat (malam) Geladeri

Ekspresi

50.000 (umum) & 25.000

(pelajar)

4. Tari & Drama

(tradisional)

1 x sebulan Minggu

(siang-sore)

Amfiteater 50.000 (umum) & 25.000

(pelajar)

5. Graffiti 1 x seminggu Sabtu (pagi-sore) Dinding

Ekspresi

(Galeri dan

Dinding Pada

Jalur Servis)

50.000 (umum) & 25.000

(pelajar)

6. Film 1 x seminggu Senin (malam) Geladeri 50.000 (umum) & 25.000

(pelajar)

7. Gigs 1 x sebulan Sabtu (malam)

diikuti dengan

show dari modern

dance dan magic

show.

Rooftop

Akustikisme

50.000 (umum) & 25.000

(pelajar)

8. Cheerleader

s

1 x sebulan Sabtu (siang-sore)

diikuti dengan

Gigs dan modern

dance & magic

show.

Amfiteater 50.000 (umum) & 25.000

(pelajar)

(49)

Ekstrakulikuler bidang seni kreatif Sekolah Menengah Atas diambil hanya

ekstarkulikuler yang cukup berkembang sampai dengan berkembang. Dan

memprioritaskan SMA Negri karena bekerja sama dengan Dinas Pendidikan.

Dengan asumsi mereka menyewa gedung untuk tempat latihan sebagai salah

satu sumber dana. Pada dasarnya tidak ada patokan untuk besarnya biaya

ekstrakulikuler per bulan. Tergantung pada bidang ekskul masing-masing dan jika

show biasanya mereka mengeluarkan dana ekstra untuk membeli perlengkapan

kostum sebesar Rp. 100.000,- keatas.

Tabel 2.6 – Ekstrakulikuler SMA yang Menyewa Fasilitas.

No. Nama Ekskul Sekolah Biaya Sewa per Bulan

1. Teater Enceng Gondok SMAN 4 Rp. 50.000

2. Teater Temuga SMAN 3 Rp. 50.000

3. Band/folksong SMAN 3 Rp. 50.000

4. Modern Dance SMAN 1-4 Rp. 50.000

5. Tradisional Dance SMAN 4 Rp. 50.000

6. SSS (Sanggar Seni Smansa) SMAN 1 Rp. 50.000

7. Cheerleaders SMAN 1- 4 Rp. 50.000

Sumber: Hasil Olah Data Primer (survey)

Lalu dari penyewaan fasilitas untuk kegiatan fotografi (misalnya untuk foto buku

tahunan atau pra-wedding), kegiatan seminar, dan dari kafe.

Tabel 2.7 – Sumber Dana (asumsi berdasarkan studi banding proyek sejenis)

No. Fasilitas Kegiatan Range

Kegiatan

Biaya

1. Penyewaan Gedung Fotografi 1 x seminggu Rp. 2.000.000

Seminar 1 x seminggu Rp. 1.000.000

2. Teater (200 orang) Seni Pertunjukan 1 x sebulan Umum Rp. 50.000

(50)

3. Amfiteater Seni Pertunjukan 1 x seminggu Umum Rp. 50.000

Pelajar Rp. 25.000

4. Ekstrakulikuler Berlatih 1 x seminggu Rp. 50000 / bulan

5. Barang Terjual Asumsi - -

6. Kafe Makan minum Setiap hari Asumsi

Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.8 Studi Banding Fungsi Sejenis 2.8.1 KOMUNITAS SALIHARA

Komunitas Salihara dengan luas sekitar 3.060 m2, merupakan komunitas seni

yang sudah sangat dikenal luas. Agar kegiatan komunitas bisa berjalan dengan

baik, mereka menginginkan tempat baru yang lebih representatif untuk

menampung kegiatan-kegiatan komunitas, dan kegiatan-kegiatan seni di

Jakarta.

Dari segi rancangan bangunan, kompleks Komunitas Salihara dapat

dipandang sebagai sebuah percobaan arsitektur yang menarik, yang

merupakan karya tiga arsitek dengan kecenderungan masing-masing—gedung

teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya,

dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya kemudian duduk

bersama untuk memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun

rumah baru bagi kesenian dan pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat

energi.

(51)

Bangunan ini merupakan pengganti Komunitas Utan Kayu yang merupakan

sebuah kantong budaya di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta Timur, dibentuk oleh

sebagian pengasuh majalah Tempo sekitar setahun setelah majalah itu dibredel

pemerintah pada 1994, dan juga oleh sejumlah sastrawan, intelektual, seniman,

wartawan. Komunitas ini terdiri atas Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Galeri

Lontar, Teater Utan Kayu (TUK), Kantor Berita Radio 68H, dan Jaringan Islam

Liberal.

Tiga di antaranya yang bergerak di lapangan kesenian—Galeri Lontar,

Teater Utan Kayu, dan Jurnal Kebudayaan Kalam (jurnal ini sudah berdiri awal

1994, dengan dukungan penuh majalah Tempo)—secara terus-menerus

berupaya menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan artistik dan intelektual,

baik melalui pertunjukan kesenian, pameran seni rupa, ceramah dan diskusi.

Komunitas Utan Kayu pun sudah biasa mengelola kegiatan berskala

internasional, diantaranya Jakarta International Puppetry Festival (2006),

Slingshort Film Festival (2006), dan International Literary Biennale yang kali keempatnya berlangsung pada Agustus tahun 2007.

Untuk mengembangkan sayap seni dan budayanya, Teater dan Galeri yang

sebelumnya berada di Utan Kayu dipindahkan ke gedung baru yang berada

dalam naungan kompleks Komunitas Salihara yang terdiri dari 3 unit ruangan

utama, yaitu Galeri Salihara, Teater Salihara, Serambi Salihara serta

ruangan penunjang yaitu Teater Atap, Kedai Kopitiam Oey-Salihara, Arsip

Salihara (tidak dibuka untuk umum), dan Gerai Salihara.

Galeri Salihara

Galeri Salihara yang mulai berkiprah pada Agustus 2008 dan telah

menyelenggarakan lebih dari 10 pameran dan proyek seni rupa yang

konseptual, bertolak dari Galeri Lontar.

Galeri Salihara, berbeda dari kebanyakan bangunan galeri umumnya—

mengambil bentuk silinder dengan lingkar sedikit oval. Ruang kosong

dengan dinding melingkar tanpa sudut, tanpa batas, akan memberikan

(52)

Gambar 2.15 – Interior Galeri Salihara Gambar 2.16 – Legacy Cacoon oleh Nus Salomo

(53)

Teater Salihara

Teater Salihara dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung

teater black box pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini

dilengkapi ruang rias berikut segala peralatan tata panggung, tata suara, dan

tata cahaya modern. Bagian atap Teater Salihara juga dirancang sebagai

teater terbuka, bernama Teater Atap Salihara.

Gambar 2.20 – Sisyphus oleh Agapetus

Gambar 2.21 – Teater

(54)

Serambi Salihara

Ruangan ini, yang terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dapat digunakan

untuk acara diskusi, kuliah umum, atau pemutaran film, dengan daya

tampung sekitar 70 orang. Serambi Salihara juga berfungsi sebagai ruang

tunggu yang menyediakan bahan bacaan (buku, majalah, dan katalog

pameran) yang hanya bisa dibaca di tempat.

Gambar 2.24 – Pertunjukan di Teater Salihara Gambar 2.25 – Antusiasme Masyarakat

(55)

Teater Atap

Inilah ruang terbuka yang merupakan atap bangunan Teater Salihara. Atap

ini juga berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan lantai tanah berumput

yang membuat ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai

ruang teater tebuka, Teater Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit,

konser musik, pembacaan sastra, pemutaran film, dan pembukaan pameran

seni rupa. Teater Atap juga dilengkapi dengan fasilitas bar mini yang

menyediakan makanan dan minuman bagi penonton yang sedang menikmati

pertunjukan di sana.

Gambar 2.27 – Teater Atap Gambar 2.28 – Teater Atap

(56)

Arsip Salihara (tidak dibuka untuk umum)

Arsip Salihara berperan sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan

seluruh data (teks, foto, audio, video dan komunikasi visual)

program-program yang pernah diadakan di Komunitas Salihara. Di samping itu, ia juga

mengoleksi berbagai buku dari bidang sastra, seni, dan filsafat.

Kedai Kopitiam Oey-Salihara

Sambil menunggu pertunjukan dimulai atau untuk menikmati suasana

(57)

yang terkenal. Kedai Kopitiam Oey-Salihara pun menyediakan fasilitas

internet nirkabel (WiFi) gratis.

 Gerai Salihara

Gerai Salihara

Gerai mungil ini mulai dikelola sejak April 2011 menggabungkan berbagai

cindera mata (merchandise) karya seniman yang pernah berpameran di

Galeri, tampil di teater atau bekerja sama dengan Salihara; mendekatkan

dengan para seniman atau kelompok seni yang karya-karyanya anda minati.

Gambar 2.35 – Interior Kopitiam-Oey Salihara Gambar 2.36 – Interior Kopitiam-Oey Salihara

[image:57.612.82.565.169.534.2]
(58)

Gambar 2.39 – Gerai Salihara Gambar 2.40 – Gerai Salihara

[image:58.612.116.547.156.736.2]
(59)

Pada dasarnya Komunitas Salihara terbuka untuk umum dan dapat

dikunjungi setiap saat. Selain jadwal acara yang bisa dilihat di menu Acara

dan Kalender, beberapa jadwal yang perlu diperhatikan adalah sebagai

berikut:

 Kopitiam Oey Salihara, buka tiap hari pukul 09:00—22:00 WIB

 Gerai Salihara, buka tiap Senin—Sabtu pukul 12:00—20:00 WIB

 Waktu operasional loket dan kontak informasi Salihara, tiap Senin—

Jumat pukul 09:00—17:00 WIB. Khusus saat ada acara, waktu

operasional diperpanjang hingga pukul 20:00 WIB. Di akhir pekan atau

hari libur nasional (jika ada acara) pukul 16:00—20:00 WIB.

 Waktu operasional kantor Salihara adalah Senin—Jumat pukul 09:00—

17:00 WIB.

Atas fleksibilitas panggung dan tribun ruang-ruang pertunjukan di

Salihara, kursi-kursi di ruang-ruang tersebut tidak bernomor. Penonton

bebas memilih kursi di baris mana pun. Tiket yang sudah dibeli tidak dapat

dikembalikan atau ditukar dengan tiket pertunjukan lain. Jika ingin

menampilkan karya di Salihara, ada 2 cara, yaitu:  Menjadi program Salihara

Dengan menjadi program Salihara berarti pementasan/pameran karya

anda dikelola oleh Salihara; tidak hanya teknis pentas/pameran,

melainkan juga dokumentasi dan publikasinya. Karya yang diusulkan

akan disaring dan diputuskan melalui rapat Dewan Kurator, untuk

program di tahun berikutnya.  Menyewa ruang Salihara

Jika tidak ingin melalui prosedur seleksi kuratorial, bisa menyewa ruang

beserta fasilitas di Komunitas Salihara.

Ruang-ruang dan area Salihara dapat disewa oleh khalayak umum selama tidak

berbenturan dengan jadwal program yang diselenggarakan. Ruang-ruang dan

(60)
(61)

BAB III Elaborasi Tema

3.1 Alasan Pemilihan Tema

Dengan melalui beberapa pendekatan yang dilakukan terhadap fungsi bangunan,

maka bentuk bangunan bisa didapat. Hal ini menjadi demikian penting karena pada

bangunan komersial, bentuk dan estetika sangat berpengaruh untuk memberikan

daya tarik terhadap pengunjung.

Pengambilan tema Arsitektur Ekspresionisme untuk menampilkan bentuk

bangunan dan lansekap sebagai salah satu ekspresi emosional para seniman di

dalamnya, dimana kasus proyek ini memang tempat para komunitas seni berkarya.

3.2 Tinjauan Umum Tema

3.2.1 Pengertian Ekspresionisme

Pengertian Arsitektur antara lain :

 Lingkungan binaan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatannya serta hak miliknya dari elemen-elemen

dari musuh dan dari kekuatan-kekuatannya adikrodati, membuat tempat,

menciptakan suatu kawasan aman, yang berpenduduk dalam dunia fana,

dan cukup berbahaya, menekan sosial dan menunjukkan status.

 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni

bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan

bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresifdari

manusia-manusia beradab.

 Ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses

belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya

seni.

 Ilmu dan seni dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari

level makro yaitu perencanaan kota, perancangan kota, lansekap, hingga ke

(62)

Asal Mula Istilah Ekpresionisme tidak merujuk pada suatu pergerakan

tertentu. Istilah tersebut digunakan oleh Herwald Walden dalam majalahnya Der

Stum tahun 1912. Istilah ini biasa dihubungkan dengan karya lukisan dan grafis

Jerman pada perpindahan abad dan pertentangan terhadap tradisi akademik—

khususnya oleh kelompok Der Bleau Reiter.

Ekspresionisme dikembangkan oleh Gustave Flaubert, yang berasal dari

Prancis. Tokoh-tokoh terpenting dari aliran ini adalah Franz Kafka, Ernest

Toller, George Kaisar, dan Fritz Von Unruth. Pengaruh aliran ini sangat besar

pada awal abad ke-20.

Ekspresionisme sendiri berasal dari kata ekspresi yang artinya:

1. Pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau

menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb)

2. Proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya

seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media.

3. Pandangan air muka yg memperlihatkan perasaan seseorang.

Definisi dari ekspresonisme ialah:

1. (Seni) aliran seni yang melukiskan perasaan dan pengindraan batin yang

timbul dari pengalaman di luar yang diterima tidak saja oleh pancaindra,

melainkan juga oleh jiwa seseorang.

2. Aliran kesusastraan yang lebih mementingkan soal kejiwaan daripada

menggambarkan kejadian yang nyata.

Jadi, Ekspresionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk

mendistorsi atau penurunan nilai kenyataan dengan efek-efek emosional.

ekspresionisme juga merupakan aliran yang mengutamakan curahan batin

secara bebas. bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin,

meliputi imajinasi dan perasaan.

3.2.2 Ekspresionisme Secara Umum

(63)

umumnya proses pembuatan karya seni didasarkan pada penekanan

mendalam pada komunikasi emosional.

Jenis seni macam ini kerap muncul saat terjadi konflik sosial. Melalui tradisi

seni grafis tradisional, kita dapat melihat catatan peristiwa abad 15 di Eropa

saat terjadi reformasi Gereja, perang petani, pendudukan Spanyol atas

Belanda, perkosaan, perampokan serta periode kekacauan dan tekanan

berkepanjangan. Secara estetis, karya ekpresionis tidaklah bagus namun aliran

ini memiliki kemampuan menggugah emosi penonton melalui drama serta

ketakutan melalui gambar yang ditampilkan.

Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur,

dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi

kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia. seperti kengerian, kekerasan,

kemiskinan, kesedihan dan keinginan lain dibalik tngkah laku manusia.

Pelopor ekspresionisme yang berasal dari Indonesia adalah Affandi, Zaini dan

Popo Iskandar. Seniman ekspresionisme lebih merasakan gejolak dalam

jiwanya, yang menyesakkan padat di dalam kalbunya dengan tak memerlukan

rangsangan dari luar. Seniman ekspresionisme mengeluarkan emosi yang ada

saat ia melihat, membaca, melukis, menonton, mendengarkan dan bahkan

hanya cukup membayangkannya atau mengkhayalkannya.

Contohnya, pada aliran realisme. Apa yang dilihatnya, yang nyata, maka

seniman ekspresionisme merasakan apa yang bergejolak dalam jiwanya.

Pengarang ekspresionisme menyatakan perasaan cintanya, bencinya, rasa

kemanusiaanya, rasa ketuhannya yang tersimpan didalam dadanya.

3.2.3 Karakteristik Eskspresionisme

Ciri-ciri ekspresionisme secara umum adalah sebagai berikut:  Irasional

Tidak masuk akal. Untuk kasus tinjauan Ekspresionisme dalam arsitektur

lebih mengacu

Gambar

Gambar 2.1 – Alternatif Lokasi 1
Gambar 2.2 – Alternatif Lokasi 2
Tabel 2.1 – Tabel Wilayah Perencanaan Pengembangan Kota Medan
Gambar 2.9 – SPBU
+7

Referensi

Dokumen terkait

Upaya yang ditempuh untuk mengatasi berbagai hambatan dalam pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan Pengembangan Kreativitas Dan Bakat Siswa Melalui Ekstrakurikuler Seni Tari Di

Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan kreativitas dengan karya kreatif pada mahasiswa Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa,

Perancangan Interior Pusat Pendidikan Seni merupakan fasilitas informal yang dirancang agar anak-anak dapat bereksperimen serta mengembangkan kreativitasnya untuk

Peran mahasiswa pecinta seni dalam mengembangkan kreativitas seni Islam pada ikatan mahasiswa pecinta seni sangat di butuhkan untuk mendorong mahasiswa IAIN Metro untuk

Graha Seni dan Kreativitas Anak di Manado sebagai sarana pengembangan Seni dan Kreativitas Anak dengan pendekatan Tema yang Diangkat yaitu Perilaku Dalam

Dalam rumusan masalah di atas dalam perancangan Pusat komunitas seni lukis di Kota Medan ini memiliki tujuan untuk mewadahi para seniman, para seniman untuk berekspresi

 Studi Pustaka yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang digunakan untuk memperoleh informasi dan bahan literatur yang sesuai dengan materi laporan yang

Perancangan Interior Pusat Pendidikan Seni merupakan fasilitas informal yang dirancang agar anak-anak dapat bereksperimen serta mengembangkan kreativitasnya untuk