• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul - Pusat Kreativitas Seni (Araitektur Ekspresionisme)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul - Pusat Kreativitas Seni (Araitektur Ekspresionisme)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Judul yang menjadi usulan proyek adalah Pusat Kreativitas Seni yang memiliki pengertian sebagai berikut.

Pusat menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah:

 Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb).

 Yang menjadi sasaran perhatian.

Kreativitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: proses

mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan teori yang sudah ada.

Seni menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki 3 arti, antara lain:

 Seni diartikan halus, kecil, dan halus tipis, lembut dan enak didengar, mungil, dan elok.

 Keahilan membuat karya bermutu (dilihat dari segi keindahan dan kehalusannya).

 Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka PUSAT KREATIVITAS SENI adalah suatu tempat dimana individu maupun kelompok yang umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama, yaitu keahlian membuat karya bermutu, dan berkembang melalui proses mental dengan ide dan konsep baru, yang menjadi tumpuan dan sasaran perhatian masyarakat.

2.2 Tinjauan Umum

(2)

A. Periklanan

Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan.

B. Arsitektur

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior).

C. Pasar Barang Seni

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.

D. Kerajinan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

E. Desain

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

F. Fashion

(3)

G. Video, Film, dan Fotografi

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

H. Permainan Interaktif

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

I. Musik

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

J. Seni Pertunjukan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

K. Penerbitan & Percetakan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan media cetak. Subsektor ini juga mencakup terbitan khusus misalnya penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, dll.

L. Layanan Komputer dan Piranti Lunak

(4)

M. Televisi dan Radio

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi , penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

N. Riset & Pengembangan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan.

O. Kuliner

Kegiatan kreatif ini termasuk baru, kedepan direncanakan untuk dimasukkan ke dalam sektor industri kreatif dengan melakukan sebuah studi terhadap pemetaan produk makanan olahan khas Indonesia yang dapat ditingkatkan daya saingnya di pasar ritel dan pasar internasional. Pentingnya kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa Indonesia memiliki warisan budaya produk makanan khas, yang pada dasarnya merupakan sumber keunggulan komparatif bagi Indonesia.

2.3 Tinjauan Khusus

Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari Pusat Kreativitas Seni, maka perlu peninjauan secara khusus berdasarkan fungsi daripada Pusat Kreativitas Seni itu sendiri. Berdasarkan 15 subsektor industri kreatif menurut KBLI 2009, diambil hanya 4 subsektor untuk menjadi batasan kreatif pada kasus proyek, yaitu video, film, dan fotografi, musik, riset pengembangan, dan seni

pertunjukan. Karena 4 subsektor tersebut merupakan subsektor yang paling

(5)

2.4 Tinjauan Proyek

2.4.1 Deskripsi Proyek

Pusat Kreativitas Seni merupakan sarana yang bertujuan untuk

memberikan fasilitas bagi komunitas kreatif seni di Medan untuk mengembangkan bakat mereka, memberikan fasilitas yang lebih layak untuk murid ekstrakulikuler dari Sekolah Menengah Atas untuk berlatih dan melakukan pertunjukan, dan sebagai salah satu sarana pariwisata pertunjukan seni kreatif mulai dari kalangan anak-anak sampai dewasa.

2.4.2 Pendekatan Pemilihan Lokasi ALTERNATIF 1

Berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Medan Sunggal, dengan luas tapak batas ± 4 ha, dan batas tapak sebagai berikut:

Utara : Jasa Raharja, Rumah Penduduk, SPBU Timur : Ruko (Bangunan Komersil)

Selatan : Rumah Penduduk Barat : BPKP

(6)

ALTERNATIF 2

Berada di Jalan Guru Patimpus, Kecamatan Medan Barat, dengan luas site ±1.9 Ha, kondisi eksisting merupakan bangunan eks-Deli Plaza, dan batas tapak sbb:

Utara: Jalan Guru Patimpus Timur: Jalan Balai Kota Selatan: Capital Building Barat: Sungai Deli

ALTERNATIF 3

Berada di Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Sutomo Ujung, dengan luas site ±2 Ha, kondisi eksisting merupakan Taman Budaya yang sedang dalam program relokasi, dengan batas tapak sbb:

Utara: Jalan IAIN

Timur: Jalan Adi Negoro

Selatan: Jalan Perintis Kemerdekaan Barat: Jalan Sutomo, SMK Negeri 11

(7)

2.5 Tinjauan Lokasi

2.5.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi pertama kali dilakukan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Medan. Melalui RUTRK tersebut diperoleh pembagian blok-blok sbb:

Tabel 2.1 – Tabel Wilayah Perencanaan Pengembangan Kota Medan

WPP Cakupan

Kecamatan

Pusat

Pengembangan

Peruntukan Lahan Program

Pembangunan

WPP A M. Belawan

M. Marelan

M. Labuhan

BELAWAN Pelabuhan,

Industri,

Permukiman,

Rekreasi, Maritim

Jalan baru, jaringan air

minum, septic tank,

sarana

pendidikan dan

permukiman.

(8)

WPP B M.Deli TJ. MULIA Perkantoran,

Perdagangan,

Rekreasi Indoor, Permukiman

Jalan baru, jaringan air

minum, pembuangan

septic tank, jalan baru,

rumah permanen,

(9)

Sumber: Hasil Olah Data Primer

Kota Medan yang merupakan kota yang saat ini sedang mengembangkan berbagai usaha diantaranya adalah usaha komersial dan jasa kepada masyarakat dan sedang menuju Medan Metropolitan. Pusat Kreativitas Seni adalah bangunan yang tergolong dalam bangunan komersial sehingga dalam pemilihan lokasi nantinya harus mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial dan jasa.

Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi proyek ini disajikan dalam bentuk Tabel 2.1 seperti di bawah ini:

Tabel 2.2 – Kriteria Pemilihan Lokasi

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah kawasan komersil. Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai penghubung transportasi.

2. Pencapaian Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas adalah anak muda.

3. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencakupi kebutuhan ruang secara fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan (min. 1 Ha).

4. Kemudahan

entrance

Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh pengguna dan pengunjung bangunan.

M. Helvetia

septic tank, jalan baru,

rumah permanen,

sarana

(10)

5. Kontur tapak Kontur tapak dibuat tidak beraturan karena lebih mengandalkan lansekap.

6. Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.5.2 Kondisi Lingkungan

Untuk mendapatkan lokasi terbaik dan didukung dengan peruntukan lahan yang sesuai dengan fungsi proyek, dilakukan perbandingan lokasi tapak yang disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3 – Perbandingan Lokasi Tapak

No. Kriteria

Gatot Subroto Guru Patimpus Perintis Kemerdekaan

Nilai Nilai Nilai

1. Aksesibilitas

● Jaringan transportasi 4 4 4

● Jumlah angkutan umum 3 4 4

● Jalur sirkulasi pejalan kaki 4 4 4

2. Area pelayanan (tidak berdekatan dengan fasilitas sejenis)

4 4 2

3. Ketenangan, intensitas kebisingan, dan kemacetan yang rendah.

(11)

4. Tingkat polusi udara rendah. 4 2 2 5. Ketersediaan sarana air

bersih.

4 4 4

6. Ketersediaan jaringan listrik dan telepon.

4 4 4

7. Sarana dan prasarana permukiman.

4 3 4

8. Topografi lahan relatif datar. 4 4 4

9. Kondisi tanah cukup subur (untuk vegetasi)

4 2 3

10. Lokasi tidak rawan dari bencana alam dan banjir

3 2 3

11. Lokasi jauh dari sumber negative

● Lokalisasi 2 4 4

● Night club 2 2 4

12. Bentuk lahan 4 4 4

13. Permukiman penduduk

● Kepadatan relatif sedang 2 2 2

● Kondisi lingkungan teratur 3 4 2

14. Urbanisasi Penduduk 4 2 3

TOTAL 63 44 60

(12)

Berdasarkan hasil perbandingan ketiga lokasi, didapat bahwa lokasi yang berada di Jalan Gatot Subroto merupakan lokasi terbaik untuk membangun fasilitas rekreasi dan sarana pendidikan, sebagaimana Pusat Kreativitas Seni nantinya akan menjadi fasilitas rekreatif edukatif.

2.5.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Tapak

Kondisi kawasan Medan Sunggal lebih didominasi oleh perumahan warga. Sedangkan disepanjang jalan Gatot Subroto banyak terdapat bangunan komersil (pertokoan), rumah makan, dan ruko yang sekaligus rumah penduduk dengan rata-rata ketinggian bangunan 2-3 lantai.

Saat ini kawasan ini merupakan salah satu kawasan yang kurang hidup karena tidak adanya fasilitas hiburan/rekreasi yang setiap harinya selalu buka. Hanya ada PRSU (Pekan Raya Sumatera Utara) yang dibuka pada bulan Maret sampai April.

 Lokasi : Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal, Medan,

Sumatera Utara.  Luas Site : ± 3 ha Arah lalu lintas : 1 arah

Orientasi site: Menghadap ke Utara. Eksisting site: Lahan kosong. Kondisi site: Relatif datar. Batas Site

Utara : Jasa Raharja, Rumah Penduduk, SPBU Timur : Ruko (Bangunan Komersil)

Selatan : Rumah Penduduk Barat : Usaha Milik Swasta

Peruntukan Lahan: Permukiman, perdagangan, konservasi, wisata

kota, pelayanan jasa  Pemilik Lahan : Swasta

(13)

GSB : Jl. Gatot Subroto : 15 meter

Tapak yang berada di Jalan Gatot Subroto memiliki potensi sebagai berikut:  Site terletak di daerah yang minim dengan tempat hiburan sehingga dapat

memaksimalkan urbanisasi penduduk.

 Bentuk site melebar sehingga dapat memaksimalkan hasil desain yang merupakan bangunan multi massa.

 Lokasi terletak di jalan utama sehingga dapat meminimalisirkan kemacetan.  Pencapaian site mudah karena banyak angkutan umum yang melewati site.  Kawasan telah dikenal sangat baik oleh penduduk kota Medan, sehingga

mudah pencapaian bagi masyarakat di luar Kota Medan.  Utilitas kawasan bagus.

Sedangkan untuk kekurangannnya sendiri adalah:

 Akses masuk ke lokasi site hanya bisa dari jalan utama karena tiga sisi lainnya berbatasan dengan rumah penduduk dan bangunan komersil (ruko).  Lokasi site tidak dekat dari pusat kota (meskipun tidak terlalu jauh).

Kondisi Sekitar Site

Gambar 2.4 – Peta Lokasi Site

SITE

3

8

1

2

4

5

6

(14)

2.6 Tinjauan Fungsi

Seperti hal yang sudah dipaparkan pada Tinjauan Khusus sebelumnya, Pusat Kreativitas Seni bertujuan sebagai tempat pelatihan, pameran, dan pertunjukan

kreatif seni yang berpusat di Kota Medan. Adapun untuk menjalankan tujuan tersebut ada aspek-aspek yang menjadi bagian dari fungsi tersebut, yaitu pengguna, kegiatan, perilaku, ruang, dan persyaratan kriteria ruangnya.

2.6.1 Deskripsi Pengguna

1

4

3

Gambar 2.5 – Ruko Milik Swasta Gambar 2.6 – Kantor Pos

4

1

2

Gambar 2.7 – Jasa Raharja

Gambar 2.11 – Rumah Penduduk

Gambar 2.9 – SPBU Gambar 2.10 – Usaha Dagang

4

5

6

7

Gambar 2.8 – Rumah Penduduk

8

7

(15)

Adapun pengguna Pusat Kreativitas Seni terdiri dari:  Pengelola

Anggota Komunitas

Diagram Struktur Pengguna Dari Anggota Komunitas

Murid ekstrakulikuler (bidang seni kreatif) dari Sekolah Menengah Atas

SUBSEKTOR

 MEDANMOVEMENT  AKBER MEDAN

(16)

Murid TK, SD, dan SMP

Menggunakan fasilitas hanya jika akan mengadakan pertunjukan dan latihan sebelum show.

Pengunjung Pusat Kreativitas Seni.

Pengunjung berasal dari semua golongan umur, baik anak-anak, remaja, dan dewasa. Biasanya pengunjung menggunakan kendaraan pribadi atau umum maupun menggunakan bus (misalnya sejumlah anak TK/SD/SMP akan mengadakan festival ataupun menonton).

2.6.2 Deskripsi Kegiatan

Deskripsi perilaku yang akan dibahas adalah perilaku pegawai, anggota komunitas, murid ekstrakulikuler, murid TK, SD, dan SMP, dan pengunjung. 2.6.2.1 Kegiatan Pengelola

Para pegawai melakukan aktifitas dari pukul 07:00 – 22:00 setiap harinya.

2.6.2.2 Kegiatan Anggota Komunitas

(17)

2.6.2.3 Kegiatan Murid Ekstrakulikuler SMA

2.6.2.4 Kegiatan Anak TK, SD, SMP

2.6.2.5 Kegiatan Pengunjung

2.6.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Tabel 2.4 – Kebutuhan Ruang

FUNGSI FASILITAS PENGGUNA KEGIATAN

FASILITAS GALERI Pengelola  Mengatur administrasi.

 Memeriksa kondisi barang.

Murid SMA Datang Melakukan kegiatan ekstrakulikuler,

Datang Show, menonton pertunjukan, bermain

di open space, makan, solat.

Pulang

Pengunjung Datang Pulang

(18)

UTAMA Anggota Komunitas  Melayani pengunjung.

Pengunjung  Melihat dan menyaksikan produk kreatif yang dipamerkan

 Membeli produk yang dipamerkan sebagai salah satu sumber dana.  Isoma.

TEATER Pengelola  Mengatur administrasi

 Mengawasi.

Komunitas, anak TK, SD, SMP, SMA

 Berlatih tari, drama, drama musikal.

 Melakukan pertunjukan. Pengunjung  Menonton pertunjukan.

FASILITAS

PENUNJANG

AMFITEATER Pengelola  Mengelola area pertunjukan ruang luar.

 Mengatur administrasi.

Anggota Komunitas, Murid TK, SD, SMP, SMA, pengunjung.

 Melakukan pertunjukan.

Pengunjung  Menyaksikan pertunjukan. GELADERI Anggota Komunitas  Mengatur administrasi

 Melayani pengunjung.

Pengunjung  Mendengarkan seminar.

ETALASE Pengelola  Melayani pengunjung.

(19)

CAFE Pengunjung  Makan dan minum.

POS SATPAM Satpam  Menjaga keamanan.

 Isoma

Karyawan  Menyimpan barang.  Membersihkan KM/WC.

 Menghidupkan dan mematikan genset.

FASILITAS

PARKIR

Pengelola  Memarkirkan kendaraan Pengunjung

Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.7 Pemilik dan Sumber Dana

2.7.1 Pemilik Proyek

Swasta dan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan.

2.7.2 Sumber Dana

(20)

Tabel 2.5 – Jadwal Pertunjukan, Tempat, dan Harga Tiket Masuk

No. Pertunjukan Range Show Jam Tempat HTM (Rp)

1. Teater 1 x sebulan Minggu (malam) Teater 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

2. Fotografi Setiap hari Setiap hari Galeri Ekspresi

50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

3. Seminar 1 x seminggu Jumat (malam) Geladeri Ekspresi

50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

4. Tari & Drama (tradisional)

1 x sebulan Minggu (siang-sore)

Amfiteater 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

5. Graffiti 1 x seminggu Sabtu (pagi-sore) Dinding Ekspresi (Galeri dan Dinding Pada

Jalur Servis)

50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

Amfiteater 50.000 (umum) & 25.000 (pelajar)

(21)

Ekstrakulikuler bidang seni kreatif Sekolah Menengah Atas diambil hanya ekstarkulikuler yang cukup berkembang sampai dengan berkembang. Dan memprioritaskan SMA Negri karena bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. Dengan asumsi mereka menyewa gedung untuk tempat latihan sebagai salah satu sumber dana. Pada dasarnya tidak ada patokan untuk besarnya biaya ekstrakulikuler per bulan. Tergantung pada bidang ekskul masing-masing dan jika show biasanya mereka mengeluarkan dana ekstra untuk membeli perlengkapan kostum sebesar Rp. 100.000,- keatas.

Tabel 2.6 – Ekstrakulikuler SMA yang Menyewa Fasilitas.

No. Nama Ekskul Sekolah Biaya Sewa per Bulan

1. Teater Enceng Gondok SMAN 4 Rp. 50.000

2. Teater Temuga SMAN 3 Rp. 50.000

3. Band/folksong SMAN 3 Rp. 50.000

4. Modern Dance SMAN 1-4 Rp. 50.000

5. Tradisional Dance SMAN 4 Rp. 50.000

6. SSS (Sanggar Seni Smansa) SMAN 1 Rp. 50.000

7. Cheerleaders SMAN 1- 4 Rp. 50.000

Sumber: Hasil Olah Data Primer (survey)

Lalu dari penyewaan fasilitas untuk kegiatan fotografi (misalnya untuk foto buku tahunan atau pra-wedding), kegiatan seminar, dan dari kafe.

Tabel 2.7 – Sumber Dana (asumsi berdasarkan studi banding proyek sejenis)

No. Fasilitas Kegiatan Range

Kegiatan

Biaya

1. Penyewaan Gedung Fotografi 1 x seminggu Rp. 2.000.000 Seminar 1 x seminggu Rp. 1.000.000

(22)

3. Amfiteater Seni Pertunjukan 1 x seminggu Umum Rp. 50.000 Pelajar Rp. 25.000 4. Ekstrakulikuler Berlatih 1 x seminggu Rp. 50000 / bulan

5. Barang Terjual Asumsi - -

6. Kafe Makan minum Setiap hari Asumsi

Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.8 Studi Banding Fungsi Sejenis

2.8.1 KOMUNITAS SALIHARA

Komunitas Salihara dengan luas sekitar 3.060 m2, merupakan komunitas seni yang sudah sangat dikenal luas. Agar kegiatan komunitas bisa berjalan dengan baik, mereka menginginkan tempat baru yang lebih representatif untuk menampung kegiatan-kegiatan komunitas, dan kegiatan-kegiatan seni di Jakarta.

Dari segi rancangan bangunan, kompleks Komunitas Salihara dapat dipandang sebagai sebuah percobaan arsitektur yang menarik, yang merupakan karya tiga arsitek dengan kecenderungan masing-masing—gedung teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya, dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya kemudian duduk bersama untuk memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun rumah baru bagi kesenian dan pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat energi.

(23)

Bangunan ini merupakan pengganti Komunitas Utan Kayu yang merupakan sebuah kantong budaya di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta Timur, dibentuk oleh sebagian pengasuh majalah Tempo sekitar setahun setelah majalah itu dibredel pemerintah pada 1994, dan juga oleh sejumlah sastrawan, intelektual, seniman, wartawan. Komunitas ini terdiri atas Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Galeri Lontar, Teater Utan Kayu (TUK), Kantor Berita Radio 68H, dan Jaringan Islam Liberal.

Tiga di antaranya yang bergerak di lapangan kesenian—Galeri Lontar, Teater Utan Kayu, dan Jurnal Kebudayaan Kalam (jurnal ini sudah berdiri awal 1994, dengan dukungan penuh majalah Tempo)—secara terus-menerus berupaya menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan artistik dan intelektual, baik melalui pertunjukan kesenian, pameran seni rupa, ceramah dan diskusi.

Komunitas Utan Kayu pun sudah biasa mengelola kegiatan berskala internasional, diantaranya Jakarta International Puppetry Festival (2006), Slingshort Film Festival (2006), dan International Literary Biennale yang kali keempatnya berlangsung pada Agustus tahun 2007.

Untuk mengembangkan sayap seni dan budayanya, Teater dan Galeri yang sebelumnya berada di Utan Kayu dipindahkan ke gedung baru yang berada dalam naungan kompleks Komunitas Salihara yang terdiri dari 3 unit ruangan utama, yaitu Galeri Salihara, Teater Salihara, Serambi Salihara serta ruangan penunjang yaitu Teater Atap, Kedai Kopitiam Oey-Salihara, Arsip Salihara (tidak dibuka untuk umum), dan Gerai Salihara.

Galeri Salihara

Galeri Salihara yang mulai berkiprah pada Agustus 2008 dan telah menyelenggarakan lebih dari 10 pameran dan proyek seni rupa yang konseptual, bertolak dari Galeri Lontar.

(24)

Gambar 2.15 – Interior Galeri Salihara Gambar 2.16 –‘Legacy Cacoon’ oleh Nus Salomo

Gambar 2.17 –Seni Vector ‘Madu, Racun, dan Negeriku’ Gambar 2.18 – Pameran Graffiti

(25)

Teater Salihara

Teater Salihara dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung teater black box pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi ruang rias berikut segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern. Bagian atap Teater Salihara juga dirancang sebagai teater terbuka, bernama Teater Atap Salihara.

Gambar 2.20 –‘Sisyphus’ oleh Agapetus

Gambar 2.21 – Teater

(26)

Serambi Salihara

Ruangan ini, yang terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dapat digunakan untuk acara diskusi, kuliah umum, atau pemutaran film, dengan daya tampung sekitar 70 orang. Serambi Salihara juga berfungsi sebagai ruang tunggu yang menyediakan bahan bacaan (buku, majalah, dan katalog pameran) yang hanya bisa dibaca di tempat.

Gambar 2.24 – Pertunjukan di Teater Salihara Gambar 2.25 – Antusiasme Masyarakat

(27)

Teater Atap

Inilah ruang terbuka yang merupakan atap bangunan Teater Salihara. Atap ini juga berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan lantai tanah berumput yang membuat ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai ruang teater tebuka, Teater Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit, konser musik, pembacaan sastra, pemutaran film, dan pembukaan pameran seni rupa. Teater Atap juga dilengkapi dengan fasilitas bar mini yang menyediakan makanan dan minuman bagi penonton yang sedang menikmati pertunjukan di sana.

Gambar 2.27 – Teater Atap Gambar 2.28 – Teater Atap

(28)

Arsip Salihara (tidak dibuka untuk umum)

Arsip Salihara berperan sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan seluruh data (teks, foto, audio, video dan komunikasi visual) program-program yang pernah diadakan di Komunitas Salihara. Di samping itu, ia juga mengoleksi berbagai buku dari bidang sastra, seni, dan filsafat.

Kedai Kopitiam Oey-Salihara

Sambil menunggu pertunjukan dimulai atau untuk menikmati suasana Komunitas Salihara, bisa mencoba menu spesial dari Kedai Kopi Tiam Oey Gambar 2.33 – Arsip Salihara Gambar 2.34 – Arsip Salihara

(29)

yang terkenal. Kedai Kopitiam Oey-Salihara pun menyediakan fasilitas internet nirkabel (WiFi) gratis.

 Gerai Salihara

Gerai Salihara

Gerai mungil ini mulai dikelola sejak April 2011 menggabungkan berbagai cindera mata (merchandise) karya seniman yang pernah berpameran di Galeri, tampil di teater atau bekerja sama dengan Salihara; mendekatkan dengan para seniman atau kelompok seni yang karya-karyanya anda minati. Gambar 2.35 – Interior Kopitiam-Oey Salihara Gambar 2.36 – Interior Kopitiam-Oey Salihara

(30)

Gambar 2.39 – Gerai Salihara Gambar 2.40 – Gerai Salihara

(31)

Pada dasarnya Komunitas Salihara terbuka untuk umum dan dapat dikunjungi setiap saat. Selain jadwal acara yang bisa dilihat di menu Acara dan Kalender, beberapa jadwal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

 Kopitiam Oey Salihara, buka tiap hari pukul 09:00—22:00 WIB  Gerai Salihara, buka tiap Senin—Sabtu pukul 12:00—20:00 WIB

 Waktu operasional loket dan kontak informasi Salihara, tiap Senin—

Jumat pukul 09:00—17:00 WIB. Khusus saat ada acara, waktu operasional diperpanjang hingga pukul 20:00 WIB. Di akhir pekan atau hari libur nasional (jika ada acara) pukul 16:00—20:00 WIB.

 Waktu operasional kantor Salihara adalah Senin—Jumat pukul 09:00— 17:00 WIB.

Atas fleksibilitas panggung dan tribun ruang-ruang pertunjukan di Salihara, kursi-kursi di ruang-ruang tersebut tidak bernomor. Penonton bebas memilih kursi di baris mana pun. Tiket yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan atau ditukar dengan tiket pertunjukan lain. Jika ingin

menampilkan karya di Salihara, ada 2 cara, yaitu:  Menjadi program Salihara

Dengan menjadi program Salihara berarti pementasan/pameran karya anda dikelola oleh Salihara; tidak hanya teknis pentas/pameran, melainkan juga dokumentasi dan publikasinya. Karya yang diusulkan akan disaring dan diputuskan melalui rapat Dewan Kurator, untuk program di tahun berikutnya.

 Menyewa ruang Salihara

Jika tidak ingin melalui prosedur seleksi kuratorial, bisa menyewa ruang beserta fasilitas di Komunitas Salihara.

(32)

Gambar

Gambar 2.1 – Alternatif Lokasi 1
Gambar 2.2 – Alternatif Lokasi 2
Gambar 2.3 – Alternatif Lokasi 3
Tabel 2.2 – Kriteria Pemilihan Lokasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan tempat tinggal mahasiswa untuk putra dan putri yang berada pada satu kompleks yang dipisahkan pada dua bangunan yang berbeda, tapi memiliki ruang