• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. TERMINOLOGI JUDUL - Laporan Perancangan TKA - 490 - Studio Tugas Akhir Semester A Tahun Ajaran 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. TERMINOLOGI JUDUL - Laporan Perancangan TKA - 490 - Studio Tugas Akhir Semester A Tahun Ajaran 2011/2012"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1.

TERMINOLOGI JUDUL

Agar mendapat persepsi yang sama dengan penulis sehingga memudahkan untuk

penjelasan mengenai proyek maka perlu untuk menjelaskan proyek secara garis besar terlebih

dahulu.

Berikut merupakan secara terminology ari judul Stadion Internasional Medan, yakni: • Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk menyelenggarakan

acara olahraga dan konser, di mana di dalamnya terdapat lapangan atau pentas yang

dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton. Stadion umunya merujuk pada

bangunan yang menyelenggarakan kegiatan diluar ruangan (outdoor), sementara bagi kegiatan dalam ruangan bangunannya disebut gelanggang.

Stadion biasanya juga diasumsikan sebagai lapangan olahraga yang berdinding tembok

di sekelilingnya dimana sebagian atau seluruh kelilingnya diberi tempat duduk/bangku.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Internasional berarti antar bangsa ataupun antar Negara.

Medan adalah kota terbesar ke-3 di Indonesia yang merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan jabaran terminology arti kata di atas, maka secara terminologi pengertian

dari Stadion Internasional Medan dapat didefinisikan sebagai berikut: sebuah bangunan tempat penyelenggaraan olahraga sepak bola yang berlokasi di Kota Medan dengan fasilitas

olahraga yang lengkap seperti lapangan bola dan fasilitas penunjang lainnya yang dapat

mendukung fungsi utamanya.

Berdasarkan peraturan dan literatur yang ada, baik itu pelaku kegiatan, program

kegiatan dan standar persyaratan teknis sebuah stadion sepak bola, maka didapatkan

kebutuhan ruang dan fasilitas sebagai berikut:

1. Fasilitas Utama

• Lapangan Sepak Bola • Tribun Penonton Kelas 1 • Tribun Penonton Kelas 2 • Tribun Penonton VIP • Tribun Penonon VVIP

• Ruang P3K

(2)

• KantorPengelola/Official • Ruang Konferensi Pers • Musholla

2. Fasilitas Pendukung • Resto dan Cafe

Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman yang dapat dibeli penonton

saat pertandingan berlangsung. Kebutuhan ruangnya antara lain sebagai

berikut:

Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan antara berbagai pihak yang

berhubungan dengan dunia sepak bola. Adapun kebutuhan ruangnya adalah

sebagai berikut:

- Ruang Panel/Sound System

- Ruang Rapat

- KM/WC

- Dapur/Pantry

(3)

• Office

Merupakan tempat para pengelola, pemilik klub dan para official melakukan

pekerjaanya baik mengurus fasilitas stadion maupun memanajamen klub.

Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut:

- Ruang Pengelola

Fasilitas

- Ruang pemilik Klub

- Ruang Official Tim

- Ruang Tunggu

Merupakan tempat menyimpan, mengabadikan, memelihara serta memajang

berbagai prestasi dan informasi tentang sepak bola, sejarah klub, dan informasi

tentang atlit. Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut:

- Ruang Exhibisi

3. Fasilitas Shopping, Kuliner dan Penginapan • Souvenir dan Retail Shop

Menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dan segala barang yang

berhubungan dengan olahraga terutama sepak bola seperti, took olahraga, sport

station, serta berbagai barang yang penjualanya dapat digabungkan dengan

barang-barang olahraga seperti music dan fashion. • Penginapan dan Restoran

Penginapan memberikan jasa penginapan yang dikhususkan bagi para atlit

yang menggunakan stadion. Sementara restoran menyajikan berbagai macam

kuliner bagi para atlit, pengelola, maupun pengunjung dan penonton yang

(4)

II.2. TINJAUAN UMUM

II.2.1. Stadion Modern

Pada umumnya merupakan sebuah bangunan yang berisikan bangku penonton yang

letaknya berada disekeliling bangunan. Stadion sering juga disebut gelanggang olahraga atau

arena. Stadion yang telah ada saat ini berupa stadion terbuka, stadion tertutup dan ada juga

stadion yang dapat terbuka dan tertutup.

Desain stadion pada masa sekarang tidak hanya dirancang khusus untuk tempat olah

raga saja, tetapi sudah memiliki banyak fungsi seperti penambahan fasilitas lain seperti pusat

perbelanjaan, restoran bahkan tempat penginapan seperti beberapa stadion di Inggris dan

Amerika.

II.2.2. Persyaratan Stadion

Setiap bangunan yang didirikan, tentunya mengacu pada standar dan aturan tertentu.

Begitu pula halnya stadion ini. Stadion ini dibangun dengan mengacu pada standar-standar

yang ada. Yaitu berdasarkan standar FIFA dan standar PSSI yang disesuaikan. Oleh sebab

itu, stadion ini dapat dikatakan berstandar internasional.

1. Ketentuan Umum

a) Jarak Pandang

Jarak pandang pada stadion didefenisikan berdasarkan kamampuan pandangan dari

penonton pada baris terjauh terhadap suatu benda di lapangan. Jarak pandang penonton

optimal/paling nyaman adalah berjarak 90 meter dari pusat lapangan, dan 190 meter adalah

(5)

Sementara itu, sudut pandang yang paling optimal yaitu 150 meter dari titik sudut

lapangan terjauh.

b) Zona Keamanan

Zona keamanan stadion minimal 0.5 m2 dikali dengan jumlah penonton. Zona

keamanan adalah daerah bebas yang terletak di sekeliling bagian luar bangunan stadion yang

berfungsi menampung luapan penonton pada saat berakhirnya pertandingan atau dalam

keadaan darurat.

2. Klasifikasi Stadion

Stadion dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tipe

A B C

Jumlah Kapasitas Penonton 30.000-50.000 10.000-30.000 5.000-10.000

Jumlah Lintasan Lari 100 m 8 8 8

Jumlah Lintasan Lari 400 m 8 6 6

3. Persyaratan Lapangan Pertandingan

a) Geometri Lapangan

Pertandingan dapat dilakukan di lapangan rumput maupun artificial.

Dimensi lapangan, minimum; lebar 64 meter, panjang 100 meter. Maksimum; lebar

75 meter, panjang 110 meter.

Lapangan pertandingan dibatasi oleh garis yang ketebalannya tidak lebih dari 12 cm Gambar 2.1 Bentuk Tribun Ideal Bagi Penglihatan Penonton

(6)

Lapangan terbagi menjadi dua yang ditandai dengan garis tengah.

Titik tengah lapangan ditandai dengan titik dengan lingkaran dengan radius 9.15

meter.

Goal area dibuat dengan cara menarik garis tegak lurus 5.5 meter dari goal post dan 5.5 meter kearah lapangan pertandingan. Kedua garis tersebut dihubungkan dengan

menarik garis yang sejajar dengan goal line.

Penalty area dibuat dengan cara menarik garis tegak lurus 16.5 meter dari goal post dan 16.5 meter kearah lapangan pertandingan. Kedua garis tersebut dihubungkan

dengan menarik garis yang sejajar dengan goal line.

Titik penalty berada tepat di tengah-tengah goal post 11 meter dari goal line.

Setengah lingkaran yang berada di luar garis penalty area memiliki dimensi radius

9.15 meter.

Bendera corner memiliki dimensi tidak lebih dari 1.5 meter dan berujung tumpul. Di setiap corner lapangan terdapat seperempat lingkaran dengan radius 1 meter.

Gol memiliki jarak antara tiang 7.32 meter dan tinggi 7.24 meter dari tanah. Tiang gol

dan crossbars harus di cat putih. Tiang gol harus tertanam/permanen.

Kemiringan permukaan lapangan ditentukan minimal 0.50% maksimal 1% keempat

arah.

Lebar zona bebas di keempat sisi ditentukan minimal 2.00 meter, di sisi belakang

gawang minimal 3.50m dengan panjang minimal 11.50 meter.

b) Geometris Lapangan

Panjang lintasan harus 400m dan maksimal 400.03 meter.

Panjang lintasan harus diukur adri garis imajiner yang terletak 30 cm dari sisi dalam

kurb didalam lintasan lari.

Kemiringan lintasan pada arah memanjang (arah berlari) ditentukan 0-0.1% dan pada

arah melintang 0-1%.

Lebar setiap lintasan ditentukan 122 cm.

Lengkung lintasan harus merupakan busur setengah lingkaran.

Panjang bagian lurus dari lintasan minimal 70 meter, maksimal 80 meter.

Kelengkapan foto finish berupa pipa saluran berikut kabel bawah tanah untuk

mendeteksi pemenang lomba lari harus dibuat dilintasan akhir atletik

Lebar kurb maksimal 5 cm serta tidak mempunyai sudut yang tajam

(7)

c) Orientasi Lapangan

Lapangan pertandingan harus berorientasi Utara-Selatan yang disesuaikan dengan

letak geografis dari lokasi bangunan stadion yang akan dibangun.

d) Area Rumput Lapangan

Permukaan rumput harus benar-benar rata dan terukur, harus rumput alami (dapat

digunakan rumput buatan dalam hal tertentu), dalam kondisi sempurna dan memiliki sistem

pengairan yang baik pada iklim kering. Pada iklim dingin lapangan pertandingan harus

dilengkapi sistem pemanasan bawah tanah untuk mencegah lapangan yang membeku saat

musim salju.

e) Lapangan Rumput Buatan

Olahraga sepakbola sangat cepat mangadopsi teknologi sehingga kemungkinan

penerapan peraturan baru mengenai permukaan lapangan berkembang lebih cepat. Cepat atau

lambat penggunaan rumput tiruan harus dapat diterima untuk pertandingan profesional di

tingkat yang paling tinggi. Adapun pertimbangan-pertimbangan akan hal tersebut :

1. Hamparan rumput tiruan yang terbaik sedang diproduksi saat ini dengan tidak

terbatas. Lebih baik daripada bahan duapuluh atau tigapuluh tahun yang lalu. Pantulan

dan putaran bola sama seperti pada rumput alami berkwalitas, namun mungkin lebih

konsisten.

Penggunaan material sekarang ini dan derajat tingkat kehalusan yang dikembangkan

memastikan bahwa masalah-masalah sepertiresiko luka-luka/kerugian, sulitnya untuk

mengontrol bola, dll., tidak lagi berlaku. Secara singkat, banyak tenaga ahli dari hal

ini. Pemain dan pemain terdahulu, merasakan permukaan rumput tiruan saat ini lebih

baik dibanding rata-rata bidang rumput alami.

2. Penggunaan rumput tiruan akan berarti bahwa olahraga bisa menikmati tingkat

konsistensi tinggi di dalam hal mutu permukaan permainan, dari stadion ke stadion,

yang itu tidak pernah bisa dicapai dengan rumput alami.

3. Pengembangan dan disain stadion seluruh penjuru dunia tidak menetapkan perlunya

dinding dan atap sebagai pelindung dengan alasan memberikan persediaan cahaya,

udara, dan hujan yang dibutuhkan rumput alami untuk hidup dan sehat.

Jika hamparan rumput tiruan bisa diterima untuk semua tingkat sepak bola, para

perancang stadion akan lebih berkonsentrasi pada produksi stadion yang akan

(8)

membatasi kebutuhan struktur dan gaya struktur stadion mereka yang mempengaruhi

kesehatan rumput alami.

4. Kemungkinan membutuhkan penanaman dana yang besar dari klub untuk pemakaian

rumput tiruan untuk pertandingan. Adapun manfaat utamanya mencakup:

a. Rumput buatan bisa digunakan 24 jam sehari yang berarti tidak memerlukan

perawatan tersendiri dari stadion tersebut.

b. Kerugian pendapatan disebabkan oleh faktor perubahan cuaca yang menghalangi

jalannya pertandingan dapat dihapuskan.

c. Area permainan bisa dimanfaatkan untuk jangkauan menyeluruh seperti peristiwa

di luar dari pertandingan sepak bola, tanpa menyebabkan manapun kerusakan.

Tiap-tiap stadion harus menemukan sumber pendapatan tambahan, tetapi saat ini

untuk melindungi rumput yang alami adalah suatu dengan faktor penghalang

yang serius.

Gambar 2.2 Lapangan Sepak Bola dan Bagian-Bagiannya

(9)

f) Service Track

Servis Trek ini disediakan untuk memfasilitasi pergerakan di dalam area permainan,

seperti sarana pengangkutan (tandu), ambulans, peralatan keamanan. Selain itu adanya ruang

lebih di sisi lapangan akan memberikan ruang gerak lebih banyak pada pemain saat

melakukan tendangan corner. Rekomendasi Jarak Minimum antara Lapangan ke Dinding Penopang dan Parit Dari Touch Line = 6 meter, dan Dari tiap Garis Gawang = 7,5 meter.

g) Drainase

Lapangan pertandingan harus dilengkapi dengan sistem drainase untuk mengantisipasi

kemungkinan terhenti/batalnya pertandingan akibat genangan air. Ukuran atau dimensi

drainase harus didasarkan pada ketentuan, bahwa lapangan harus dapat menyerap dan

mengeringkan air hujan dengan curah 10.8 mm/m2 dalam waktu 90 menit atau perkolasi 120

ltr/detik/ha dalam waktu 15 menit, sehingga diperlukan lubang drainase dengan diameter 1

inci setiap 25 m2 permukaan lapangan.

h) Technical Area

Technical Area harus memiliki bench/kursi panjang yang dapat mengakomodasi minimal 11 orang. Technical area itu harus dibatasi dengan garis yang jelas dan ditandai

dengan jelas pula. Technical Area berlaku bagi tim tamu dan tuan rumah. Jarak kedua technical area harus sama dan diukur dari garis tengah. Technical area harus memiliki atap yang memadai guna melindungi pemain dan tim ofisial.

Gambar 2.4 Detail Technicak Area

(10)

i) Aksesoris Lapangan

Bingkai/mistar gawang terbuat dari bahan yang tidak berpeluang mencederai pemain.

j) Papan Iklan

Ketika membangun sebuah stadion, harus diperhitungkan fakta-fakta bahwa garis

penglihatan penonton tidak terhalang oleh papan iklan. Jarak minimum antara batas garis

lapangan permainan dan papan iklan, yang normal memiliki tinggi maksimum 90 cm adalah :

- Pada Touch Line; 4 meter.

- Dari belakang tengah garis gawang 3-5 meter dikurangi ke arah bendera corner. Gambar 2.8 Potongan Tiang Gawang

Gambar 2.6 Ukuran gawang lebar 7.3 m dan tinggi 2.24 dari tanah

Gambar 2.7 Bendera Sudut (Corner Flag) tinggi 1.5m dari tanah

(11)

Selain itu papan iklan tidak boleh:

a. Ditempatkan di tempat yang dapat berbahaya bagi pemain, ofisial dan lainnya.

b. Didirikan pada papan pertunjukan dengan bentuk dan material yang dapat

membahayakan pemain, contohnya papan berputar yang digerakkan dengan voltase

rendah yang tidak dapat membahayakan keselamatan peserta pertandingan.

c. Dibuat dengan permukaan yang memantulkajn cahaya yang dapat menyilaukan

pemain, wasit dan penonton.

d. Didirikan pada papan pertunjukan yang dapat menghalangi penonton saat evakuasi

darurat ke area permainan.

k) Papan Skor

l) Pagar Pengaman dan Parit Benteng

Sebenarnya antara lapangan dan tribun penonton tidak harus dikelilingi oleh pagar

atau layar pengaman. Alasan hal ini dilakukan dikarenakan beberapa hal yang menyangkut Gambar 2.9 Letak dan Posisi Papan Iklan di Sekitar Lapangan

(12)

faktor kemanan dan ketertiban pertandingan. Meskipun begitu, FIFA dan beberapa

konfederasi sepakbola lainnya memutuskan final kompetisi hanya akan dimainkan di stadion

yang bebas pagar atau layar.

Konsep pengamanan apapun yang diterapkan, tujuannya adalah melindungi peserta

pertandingan dari gangguan penonton. Ada banyak cara atau kombinasi pengamanan yang

dilakukan.

(1). Penjagaan polisi atau petugas keamanan di sekitar area lapangan pertandingan

(2). Konfigurasi/penempatan tempat duduk yang memposisikan barisan depan penonton

pada tempat yang lebih tinggi di arena yang akan mencegah kemungkinan gangguan

penonton ke dalam lapangan permainan.

(3). Parit dengan kedalaman dan ketebalan yang cukup untuk melindungi lapangan

permainan.

(4). Layar transparan atau pagar transparan yang dapat dipasang dan dilepas. Pemasangan

layar atau pagar transparan ini dapat dilakukan hanya pada pertandingan tertentu saja.

Apapun bentuk proteksi yang dilakukan adalah cara yang dapat dipenuhi dengan

kemapuan di wilayah tersebut dan tidak menimbulkan bahaya bagi penonton saat dalam

keadaan panik atau evakuasi gawat darurat.

(13)

Kompartemensasi dan Tribun Tempat Duduk

Setiap penonton harus memiliki tempat duduk masing masing, dan setiap tempat

duduk harus diberi nomor yang jelas, agar mudah dimengerti penonton. Hal tersebut harus

diantisipasi karena tidak semua penonton memiliki pandangan/visi yang baik. Hal tersebut

juga untuk menghindari penonton yang harus membungkuk dan mencari nomor yang kabur,

pudar dan nomor tempat duduk yang kecil, sementara yang lain menunggu di belakang tidak

sabar, dan frustsi. Keseluruhan proses tersebut dapat menimbulkan stress dan lambatnya

sirkulasi. Hal tersebut merupakn hal kecil yang dapat menjadi masalah besar.

Jenis tempat duduk yang dipasang seharusnya terbuat dari bahan yang tidak mudah

(14)

Garis Pandang

Berdasarkan pendapat Vitruvius1 (abad pertama SM) deretan bangku dan teras tempat

berdiri hendaknya memiliki kemiringan rata-rata yang tetap 1 : 2, hal ini juga berdasarkan

alasan peredaman suara (akustik). Pada saat ini stadion menggunakan peralatan pengeras

suara, (ampilifier) maka kriterianya hanya ditekankan pada sudut dan jarak pandang

penonton. Pengaturan bangku-bangku tersebut dibuat menaik berselang-seling dan penonton

di bagian belakang dapat melihat ke depan langsung dari bagian atas bagian kepala penonton

di bagian depan, dengan bentuk lengkung parabolik dengan kenaikan awal ≥ 380 dan

kenaikan terakhir ≤ 480. Pandangan terbaik adalah dari sisi memanjang per bagian stadion,

bentuk ini pertama kali dibangun pertama kali oleh Hadden (AS), yang meyakinkan dan

memberikan dorongan baru dan perencanaan stadion.

Kompartemenisasi penonton dan tempat duduk penonton di tribun harus memenuhi

ketentuan berikut:

Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen yang masing-masing menampung

penonton minimal 2000 orang dan maksimal 3000 orang.

Antar dua kompartemen yang bersebelahan harus dipisahkan dengan pagar permanen

transparan setinggi 1.2m dan maksimal 2.0m.

Antara dua gang maksimal 48 tempat duduk.

Antara gang dengan dinding atau pagar maksimal 24 tempat duduk.

Antara gang dengan gang utama maksimal 72 tempat duduk.

Harus dihindari terbentuknya perempatan.

Kapsitas yang disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam 1 sektor atau

kompartemen.

(15)

Tidak boleh ada kolong di bawah tempat duduk.

Garis pandangan agar seorang penonton tidak terhalang pandangan oleh penonton di

depannya ditentukan sebesar 12cm.

Untuk meningkatkan garis pandangan, sudut dasar tribun dapat dibuat dalam 2 atau

lebih dengan sudut yang lebih besar didasarkan pada perhitungan injakan dengan

tanjakkan yang digunakan.

Tribun dapat dibuat bertingkat bila jarak pandang melebihi batas optimal.

Tribun khusus penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

- Diletakkan di bagian depan atau paling belakang dari tribun penonton

- Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1.4m ditambah selasar dengan lebar minimal 0.9m.

4. Persyaratan Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung pada stadion harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Ruang ganti atlit direncanakan untuk tipe A dan B minimal 2 unit dan tipe C minimal

1 unit, dengan ketentuan sebagai berikut:

Lokasi ruang ganti harus dapat dengan langsung menuju lapangan melalui koridor

yang berada di bawah tempat duduk penonton.

Kelengkapan fasilitas tiap-tiap unit yang terdiri dari :

- Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah peturasan

dan 2 buah kakus.

- Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower.

- Ruang ganti pakaian pria pakaaian pria dilengkapi tempat simpan benda-benda

dan pakaian atlit ( locker) minimal 20 box dan dilengkapi dengan bangku

panjang minimal 20 tempat duduk.

- Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah bak cuci tangan (wastafel)

yang dilengkapi cermin.

- Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan minimal 20 buah.

- Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-benda dan

pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi dengan tempat duduk.

b) Ruang ganti pelatih dan wasit direncanakan untuk tipe A dan B minimal 1 unit untuk

(16)

Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang

berada di bawah tempat duduk penonton.

Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit unit minimal:

- 1 buah bak cuci tangan

- 1 buah toilet

- 1 buah ruang bilas tertutup

- 1 buah ruang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat simpan dan bangku

panjang 2 tempat duduk.

c) Ruang Pijat direncanakan untuk tipe A dan B minimal 12 m2 dan tipe C

diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapannya minimal 1 buahtempat tidur, 1 buah

wastafel tangan dan 1 buah toilet

d) Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas,

direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal 1 unit untuk melayani 20.000 penonton

dengan luas minima 15 m2. Kelengkapan minimal 1 tempat tidur untuk pemeriksaan,

satu buah tempat tidur untuk perawatan dan 1 buah toilet yang mempunyai luas lantai

untuk dapat menampung 2 orang untuk kegiatan pemeriksaan doping.

e) Ruang pemanasan untuk tipe A minimal 300m2, tipe B minimal 81m2dan maksimal

196m2, serta tipe C minimal 81m2

f) Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan alat-alat

latihan yang digunakan, minimal 150m2 untuk tipe A sedangkan untuk tipe B dan C

diperbolehka tanpa ruang latihan beban.

g) Tempat duduk penonton direncanakan untuk tipe A, B, dan C dengan ketentuan:

VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,6 m dengan ukuran

panjang minimal 0,8 m dan maksimal 0,90 m.

Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,4 m dan maksimal 0,50 m, dengan panjang

minimal 0,8 m dan maksimal 0,9 m.

h) Toilet penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan perbandingan penonton

wanita dan pria adalah 1:4, yang penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang

dibutuhkan minimal dilengkapi dengan:

Jumlah toilet duduk untuk pria dibutuhkan 1 buah toilet untuk 200 penonton pria

dan untuk penonton wanita 1 buah toilet duduk untuk 100 penonton wanita.

Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin, dibutuhkan minimal 1 buah

untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk penonton wanita.

(17)

i) Kantor pengelola untuk tipe A dan B direncanakan sebagai berikut:

Dapat menampung minimal 10 orang, maksimal 15 orang sedangkan tipe C

minimal 5 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5m2 untuk tiap orang.

Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamanan , petugas

kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas minimal 15m2.

Untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang tersebut.

j) Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas

yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan.

Tipe A dibutuhkan 120m2 untuk gudang alat olahraga dan 20 m2 untuk gudang alat

kebersihan.

Tipe B dibutuhkan 50m2 untuk gudang alat olahraga dan 20m2 untuk gudang alat

kebersihan.]

Tipe C dibutuhkan 20m2 untuk gudang alat olahraga dan 9m2 untuk gudang alat

kebersihan.

k) Ruang panel direncanakan untuk tipe A, B dan C harus diletakkan dengan ruang staf

teknik.

l) Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan luas ruang sesuai kapasitas

mesin yang dibutuhkan dan lokasi ruang mesin tidak menimbulkan bising yang

mengganggu arena.

m) Kantin direncanakan untuk tipe A, untuk tipe B dan C diperbolehkan tanpa ruang

kantin.

n) Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B, untuk tipe C diperbolehkan

tanpa ruang pos keamanan.

o) Tiket box direncanakan untuk tipe A dan B sesuai dengan kapasitas penonton.

p) Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan ketentuan :

Lokasi harus berada di tribun barat

Lokasi pengambilan foto harus berada di parit belakang gawang

Harus disediakan kabin untuk kru TV

Untuk tipe A dan B harus disediakan ruang telepon dan telex, sedangkan tipe C

boleh tanpa ruang telepon dan telex.

Toilet khusus untuk pria dan wanita, masing-masing minimal 1 unit terdiri dari 1

toilet jongkok dan bak cuci tangan.

q) Ruang VIP direncanakan untuk tipe A dan tipe B yang digunakan untuk tempat

(18)

r) Toilet penyandang cacat direncanakan untuk tipe A dan B sedangkan untuk tipe C

diperbolehkan tanpa toilet penyandang cacat, fasilitas yang dibutuhkan minimal

sebagai berikut:

1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus, 1 peturasan, 1 buah bak cuci untuk pria dan

1 buah kakus duduk serta 1 buah bak cuci tangan untuk wanita.

Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet untuk wanita.

Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk melakukan perpindahan dari kursi

roda ke kakus duduk yang diletakkan di depan dan di samping kakus duduk

setinggi 80cm.

Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

- Tanjakkan harus mempunyai kemiringan 8%, dan panjangnya maksimal 8

meter.

- Pada ujung tanjakkan harus disediakan bagian datar minimal 1,80 meter.

- Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air.

- Selasar harus cukup lebar untuk kursi roda melakukan putaran 180o.

5. Sirkulasi Pengunjung

Penonton, atlit, pelatih dan pengelola harus mempunyai jalur sirkulasi terpisah.

Sirkulasi utama pengunjung yang utama, yaitu koridor atau selasar. Lebar koridor harus

diambil minimal 1.10 m dan untuk koridor utama minimal 3.00 m. koridor khusus

penyandang cacat dengan ketentuan sebagai berikut:

Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan yang keras dan

tidak boleh ada genangan air.

Untuk dua kursi roda berpapasan, lebar minimal 1.80 m.

Koridor harus cukup lebar untuk kursi roda melakukan putaran 180o.

Perbedaan tinggi antara akhir koridor dengan lantai atau jalan maksimal 1.50 m.

6. Tangga

(19)

Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 6 buah, bila anak tangga diambil lebih

besar dari 16, harus diberi bordes dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap

anak tangga dibawahnya.

Lebar tangga minimal 1.10 m, maksimal 1.80 m, bila lebar tangga diambil lebih besar

dari 1.80 m, harus diberi pagar pemisah pada tengah bentang.

Tinggi tanjakkan tangga minimal diambil 15 cm, maksimal 17 cm dengan lebar

injakkan minimal diambil 28 cm dan maksimal 30 cm.

Untuk menunggu antrian sebelum dan sesudah tangga harus diberi ruang khusus

dengan panjang minimal 3 m.

Tangga khusus untuk penyandang cacat yang menggunakan tongkat harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

- Pegangan tangga harus oval atau bulat dengan jarak 4cm dari pegangan tangga

sampai dinding, disediakan dua pegangan tangga yang mempunyai ketinggian

80cm untuk orang dewasa dan 45 cm untuk anak-anak.

- Ukuran tangga maksimal 15 cm dan lebarnya minimal 28 cm.

- Setiap maksimal 6 anak tangga harus disediakan bagian datar yang diperlebar

minimal 2 x bagian injakkan anak tangga.

- Warna bidang tegak anak tangga harus dibedakan dengan warna bidang datar (injakkan).

- Jalan yang dilalui tidak boleh mempunyai ruang dibawah tangga yang terbuka

dengan tinggi minimal 2.00 m.

7. Ramp

Kemiringan ramp harus diambil maksimal 8% dan khusu untuk penyandang cacat

dengan ketentuan sebagai berikut:

Panjang ramp maksimal 10 m, bila lebih dari 10 m, tanjakkan harus dibagi dalam

beberapa bagian dan antara dua bagian ramp harus disediakan bagian yang datar.

Pada ujung tanjakkan harus disediakan bagian datar minimal 180 cm.

8. Pintu

Pintu stadion harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

(20)

Lebar pintu total harus mampu menampung luapan arus pengunjung dalam waktu

maksimal 5 menit, dengan perhitungan setiap lebar 55 cm bukaan untuk 40

orang/menit.

Jarak satu pintu dengan pintu lainnya maksimal 25 m.

Jarak antara pintu dengan setiap tempat duduk maksimal 20 m.

Pintu harus terbuka keluar.

Pintu dorong tidak boleh digunakan.

Bukaan pintu khusus untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

- Lebar bukaan pintu minimal 90cm.

- Pada pintu biasa, tinggi pegangan pintu 90cm.

Untuk mengatasi keadaan darurat harus tersedia minimal 2 pintu darurat.

9. Tata Cahaya/Lampu

Perencanaan tata cahaya didasarkan atas:

Tingkat pencahayaan stadion

- Untuk latihan dibutuhkan minimal 100 lux.

- Untuk pertandingan dibutuhkan minimal 300 lux.

- Untuk pengambilan audio dan video dokumentasi dibutuhkan minimal 1000 lux. Bila posisi cahaya diletakkan di dalam stadion, maka penempatan sumber cahaya

sebagai berikut:

- Penempatan sumber cahaya di keempat sudut lapangan.

- Dari titik tengah sisi penjaga gawang minimal membentuk sudut 10o, dan maksimal 25o.

- Dari titik tengah sudut memanjang membentuk sudut 5o.

- Tinggi tiang lampu t merupakan fungsi dari jarak d dengan membentuk sudut 25o. Penempatan sumber cahaya di lisplank atap stadion, maka penempatan sumber cahaya

harus memenuhi ketentuan jarak antara 2 tiang lampu yang berada di tengah sisi

memanjang minimal 55 cm dan maksimal 60 cm.

Bila menggunakan tata cahaya buatan harus disediakan generator set yang

mempunyai kapasitas daya minimal 60% daya terpasang. Generator set harus dapat

(21)

1. Lampu sorot harus memiliki kekuatan penerangan rata-rata 800 flux. Lampu sorot itu

harus dipelihara secara reguler oleh pihak ketiga yang memiliki kompetensi untuk

melakukan hal tersebut.

2. Pihak ketiga yang disebutkan di peraturan di atas harus memberikan surat keterangan

bahwa lampu sorot sudah mamenuhi syarat seperi yang tertuang pada peraturan di

atas.

10. Tata Suara

Tata kebisingan maksimal yang diproduksi oleh kegiatan stadion yang diizinkan

ditentukan sebesar 75 desibel.

11. Tata Udara

Ventilasi pada ruang fasilitas pemain harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Jika menggunakan ventilasi alami, luas bukaan yang berada di dua dinding yang

berhadapan minimal 6% dari luas lantai.

Jika menggunakan ventilasi buatan, volume pergantian udara minimal

10m2/jam/orang.

12. Power Supply

Untuk pertandingan top level biasanya permainan dimainkan di sore hari. Maka, seluruh area permukaan lapangan harus mendapat penerangan, sebagai standard yang

menjamin kejelasan penglihatan penonton, pemain dan peserta lainnya dan tentunya

memungkinkan pertandingan disiarkan di televisi.

Untuk menjamin hal itu maka stadion diharuskan memiliki dua sumber alternative

daya yang tidak terikat satu sama lain. Power supply tersebut harus tersedia seandainya terjadi kegagalan dalam supply daya utama, maka sumber daya alternative

(22)

13. Parkir

Tempat parkir direncanakan untuk tipe A dan B dengan ketentuan sebagai berikut :

Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau pemberangkatan bus menuju pintu

masuk stadion adalah 1500 m2.

Satu ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung pada jam

sibuk.

II.2.3. Tinjauan Fungsi dan Fasilitas Stadion

1. Deskripsi Pelaku dan Kegiatan

a. Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan dalam Stadion Sepakbola di Medan ini terdiri dari: pengunjung,

pengelola dan service.

Pengunjung

Dari kelompok pengunjung tersebut dapat dibagi lagi atas:

- Anak-anak. Baik yang bermain, berlatih maupun yang menonton pertandingan atau beraktivitas di dalam dan area

- Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai bagian tim/klub serta yang datang

sebagai penonton pertandingan.

- Dewasa. Baik pemain, pelatih, staf ofisial, penyewa, pengelola dan pengurus yang beraktivitas di dalam dan area stadion.

- Orang Tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja, mencari

hiburan bersama keluarga, dll

Pengelola, yaitu pihak yang bertugas mengelola dan mengurus segala bentuk

perawatan dan jalannya fungsi stadion sebagaimana mestinya. Pengelola juga

mrupakan orang yang bekerja untuk mengatur segala sesuatunya yang ada di dalam

stadion ini. Perilaku pengelola tergantung aktifitas-akifitas apa saja yang dilakukan

berdasarkan pembagian kerjanya masing-masing.

Service, merupakan pihak yang bertugas menjalankan aktivitas pemeliharaan,

perawatan serta menjaga keadaan stadion dalam kondisi optimal.

b. Kegiatan

Beberapa kegiatan yang dilakukan di stadion ini dibagi atas :

(23)

1. Olah raga

Bermain, berlatih dan bertanding sepakbola serta apa saja kegiatan

pertandingan yang dilakukan leh atlit-atlit di lapangan stadion

2. Rekreatif

Menonton segala even pertandingan dari berbagai kompetisi dan divisi yang

diadakan Badan Liga Indonesia. Event pertandingan ini dapat dijadikan sebagai

suatu ajang rekreasi bagi semua kalangan.

3. Edukatif

Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik, sarana

interaksi dan pembentukan mental.

Kegiatan Pendukung

1. Konser Musik

Selain untuk olahraga sepakbola stadion ini juga menampung aktivitas lain

yang membutuhkan area luas dan pengunjung banyak seperti konser musik,

pertemuan-pertemuan serta acara besar tingkat daerah.

2. Souvenir Shop

Menjual berbagai merchandise dan peralatan olah raga, musik, dan souvenir. 3. Restoran dan Kafe

Tempat yang menyediakan makanan dan minuman.

4. Ruang Pertemuan

Tempat diadakannya pertemuan antar petinggi klub, pemuka olahraga, pejabat

undangan atau wartawan.

5. Pusat Kebugaran

Salah satu fasilitas yang menampung kegiatan berolahraga olahtubuh dan

kebugaran dalam ruang yang menggunakan alat-alat bantu olahraga seperti

jogging, sepeda, dll.

6. Museum Olahraga

Tempat memamerkan dan melihat sisa peninggalan serta catatan sejarah

sepakbola dari masa lalu hingga masa kini di daerah Sumatera Utara.

7. Hotel Atlit

Sebagai akomodasi penginapan bagi para atlit yang akan bertanding. Baik itu

atlit sepak bola, maupun atlit dari segala cabang olahraga yang berada di kawasan

(24)

c. Kegiatan Pengelolaan dan Pemeliharaan

Kegiatan yang kompleks pada stadion ini juga membutuhkan pengelolaan dan

pemeliharaan yang kompleks. Oleh sebab kegiatan pengelolaannya tidak bisa di

lakukan sekaligus. Sehingga untuk kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan dibagi ke

dalam beberapa bagian berdasarkan banyaknya jenis aktivitas. Masing-masing bagian

bertanggung jawab pada pengelola utama.

d. Cakupan Pelayanan

Pelayanan meliputi masyarakat Kota Medan pada khususnya dan masarakat

Sumatera Utara pada umumnya serta dapat melayani kebutuhan nasional dan

internasional jika diperlukan.

2.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Stadion dalam bahasa Romawi menunjukkan suatu satuan ukur, panjangnya kira-kira

200 meter. Di masa Romawi awal, panjang suatu gelanggang adalah 1 stadion, sehingga

nama yang menyebutkan unit kadang-kadang juga diberlakukan untuk bangunan itu. Stadion

Sepakbola memiliki fasilitas-fasilitas yang harus memenuhi standard sebagai berikut:

a. Lapangan sepakbola

Lapangan yang digunakan berstandard internasional dengan kapasitas tribun

>50.000 tempat duduk yang tertutup sebagian dan dilengkapi dengan segala atribut

dan fasilitas yang baik.

Kapasitas Penonton

1. Kapasitas stadion didasarkan pada kebutuhan lokal.

2. Jika diharapkan nantinya stadion akan digunakan untuk event sepakbola nasional maka kapasitas 30,000 perlu dikembangkan.

3. Untuk pertandingan final contohnya final kejuaraan Piala Konfederasi maka harus

memenuhi syarat 50,000 tempat duduk, sedangkan final Piala Dunia membutuhkan

kapasitas di atas 60,000 tempat duduk.

b. Ruang-ruang Utama

- Ruang ganti pemain dengan toilet.

- Ruang ganti pelatih dan wasit.

- Ruang ganti untuk pemain, pelatih dan ofisial harus

privat, area terlindung yang mudah diakses langsung

Gambar 2.15 Ruang Ganti dilengkapi toilet

(25)

oleh bus tim. Terpisah dari penonton, media dan yang tidak mendapat izin. Jalur

antara entrance khusus dan ruang ganti harus langsung dan tidak berbelok yang dapat

mempersulit sirkulasi pemain cedera yang ditandu.

- Ruang Pijat/Massage.

- Ruang P3K/Kesehatan/Medical Examination Room.

- Ruang kesehatan atau ruang medis diletakkan dekat dengan ruang ganti pemain dan

wasit, serta bila memungkinkan dekat dengan lapangan pertandingan dan mudah

untuk akses ke luar stadion. Pintu dan koridor harus cukup lebar untuk dilalui kursi

roda dan tandu.

- Ruang Pemeriksaan Obat Terlarang

Posisinya harus dekat dengan ruang ganti tim dan wasit

dan tidak terjangkau media dan publik. Ruang

pemeriksaan terdiri atas: ruang kerja, toilet, dan ruang

tunggu.

- Ruang Pemanasan

- Ruang Latihan

- Tempat duduk penonton biasa

Area penonton/tempat duduk harus dibagi sedikitnya ke

dalam empat sektor, masing-masing harus memiliki

akses point sendiri, penyegaran, dan fasilitas penting

lainnya.

- Tempat duduk VIP

Ditempatkan di tengah tribun sisi terpanjang dimana ruang ganti pemain ditempatkan,

pada posisi di atas area permainan, terpisah dari area tempat duduk publik dan.VIP

area juga sebaiknya ditempatkan di tribun yang sama dengan fasilitas media,

administrasi dan lain-lain.

- Toilet Penonton

- Kantor Pengelola

- Ruang Pertemuan

- Gudang

- Ruang Panel

- Ruang Mesin

- Kantin

- Mushalla

Gambar 2.16 Ticket Box

(26)

- Ruang Pos Keamanan

Untuk pertandingan pertandingan yang memerlukan keamanan yang ketat maka

dibutuhkan penjagaan oleh pasukan anti huru-hara.

- Tiket Box

- Ruang Pers/Media

Untuk ruang pers/media seharusnya ada sebuah

Pintu masuk spesial dengan meja tulis atau ruang

tempat kemasan informasi media dikumpulkan.

- Studio Televisi

Dibuat paling sedikit 3 buah untuk pertandingan besar, masing-masing berukuran

25m2 dengan tinggi minimun 4 m untuk memudahkan setting TV dan pencahayaan.

Lokasinya mudah dicapai dari ruang ganti pemain dan pelatih.

- Ruang Komentator

Ruang Komentator harus berada di tengah posisi tribun berada di posisi yang sama

dengan posisi kamera utama. Pemakaian penutup saat berada di laur ruangan lebih

baik daripada di dalam ruangan.

- Fasilitas untuk Photografer

- Tempat Parkir

c. Ruang Pendukung • Restoran

Fasilitas dari bangunan yang merupakan tempat menjual makanan dan minuman.

Kebutuhan ruang :

- Ruang operator acara

- Sirkulasi

Gambar 2.19 Restoran sanggup menampung 120 pengunjung.

Gambar 2.18 Suasana

(27)

• Ruang Pertemuan (conference hall)

Fasilitas dari bangunan yang berfungsi sebagai

tempat pertemuan para petinggi klub, temu pers,

perjamuan.

- Ruang Pertemuan

- Ruang Pengelola

- Ruang Peralatan

- Ruang Tunggu/Lobby

- Ruang Sound Sistem

- Ruang Rapat

-- Dapur

- Janitor

- Toilet

• Pusat Kebugaran/Fitness Center

Fasilitas kebugaran untuk para atlit maupun

masyarakat umum.

- Ruang Penerima/Lobby

- Ruang Latihan

- Janitor

- Kasir

- Ruang Pegawai

- Ruang Instruktur

- Ruang Reparasi

- KM / WC

- Ruang Ganti/Locker

• Ruang Pameran/Museum Prestasi

Gambar 2.20 Ruang Tunggu/Lobby Ruang Pertemuan

Gambar 2.21 Fitness Center

Gambar 2.22. Fasilitas

pendukung berupa museum

(28)

Tempat menyimpan, memelihara dan memajang berbagai bentuk penghargaan, piala,

catatan sejarah dan prestasi klub.

- Ruang Pameran

- Ruang Pengelola

- Ruang Penyimpanan

d. Fasilitas Hiburan dan Perbelanjaan

a) Retail and Souvenir Shop

Menjual dan menyediakan barang-barang, merchandise, buku, majalah, film, souvenir dan peralatan olahraga khususnya sepakbola. Ruang-ruang yang

dibutuhkan dalam Retail Shop ini adalah : Display / Ruang Pamer

Kasir

Gudang

b) Sport Station

Pusat penjualan segala kebutuhan olahraga terutama fashion dan segala

aksesoriesnya dengan segala branded. Ruang-ruang yang dibutuhkan yaitu:

R. Display/ruang pamer

Etalase

Fitting Room

R. Manager

R. Karyawan

Kasir

Gudang

II.3. TINJAUAN KHUSUS

II.3.1. Deskripsi Proyek

Judul : Stadion Internasional Medan

Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Medan

Sumber Dana : APBD Kota Medan

Sifat Proyek : Fiktif

Lokasi : Kompleks Olahraga Pancing, Jl. Willem Iskandar Kelurahan

(29)

Proyek Stadion Internasional Medan merupakan salah satu solusi dalam penyediaan

sarana dan prasarana olahraga di kota Medan terutama bidang sepak bola. Stadion ini

merupakan sebuah wadah bagi masyarakat kota Medan khususnya dan masyarakat Sumatera

Utara umumnya dibidang sepak bola dalam menggelar pertandingan baik itu berskala kota,

daerah, regional, nasional, maupun internasional. Hal ini dilakukan dalam rangka Vision Plan

dari AFF (Asosiasi Sepak Bola Asia) dalam meningkatkan infrastruktur sepak bola seperti

stadion. Oleh sebab itu, kota Medan sebagai kota terbesar ke-3 di Indonesia perlu

membangun sebuah stadion berstandar internasional dalam rangka memajukan pembangunan

kotanya. Hal ini juga didukung oleh pembangunan Pelabuhan Udara Kuala Namu sebagai

transportasi yang mempermudan akses dari kota Medan ke dunia internasional.

II.3.2. Tinjauan Lokasi Proyek

Lokasi proyek disesuakan dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukkan lahan

kota. Berdasarkan RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota), wilayah Kotamadya Daerah

Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu:

Tabel 2.2: Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP) Wilayah

Pembangunan

Cakupan wilayah

Kecamatan

Luas (ha) Aktivitas Utama

(30)

WPP C Medan Timur

Sumber ; Rencana Umum Tata Ruang Kota Kodya Tingkat II Medan Tahun 1995- 2005

Tabel 2.3: Potensi pengembangan wilayah kota Medan

WPP Cakupan Kecamatan Pusat

Pengembangan

Sasaran Peruntukkan

A 1. Kec. Medan Belawan

2. Kec. Medan Marelan

3. Kec. Medan Labuhan

Belawan Pelabuhan, industri, pemukiman,

rekreasi, maritim, usaha kegiatan

pembangunan jalan baru, jaringan

air minum, septic tank, sarana

(31)

B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoran, perdagangan,

rekreasi indoor, pemukiman,

pembangunan jalan baru, jaringan

air minum, pembuangan sampah,

dan sarana pendidikan

C 1.Kec. Medan Timur

2.Kec. Medan perjuangan

3.Kec. Medan Tembung

4.Kec. Medan Area

5.Kec. Medan Denai

6.Kec. Medan Amplas

Aksara Pemukiman, perdagangan, dan

rekreasi, pembangunan sambungan

air minum, septic tank, jalan baru,

rumah permanen, sarana pendidikan

dan kesehatan

D 1.Kec. Medan Johor

2.Kec. Medan Kota

3.Kec. Medan Baru

4.Kec. Medan Maimoon

5.Kec. Medan Polonia

Inti Kota Kawasan perdagangan, perkantoran,

rekreasi indoor dan pemukiman,

dengan program kegiatan

pembangunan perumahan permanen,

penanganan sampah dan sarana

pendidikan

E 1.Kec. Medan Barat

2.Kec. Medan Petisah

3.Kec. Medan Sunggal

4.Kec. Medan Selayang

5.Kec. Medan Tuntungan

Sei Sikambing Kawasan pemukiman, perdagangan,

dan rekreasi dengan program

kegiatan sambungan air minum,

septic tank, jalan baru, rumah

permanen, sarana pendidikan dan

kesehatan

Sumber ; Rencana Umum Tata Ruang Kota Kodya Tingkat II Medan Tahun 1995- 2005

II.3.3. Kriteria Pemilihan Lokasi

Stadion Internasional Medan merupakan sebuah bangunan yang lebih mengarah

kepada kegiatan pertandingan dalam skala besar. Untuk itu dibutuhkan pemilihan lokasi yang

tepat untuk mejamin kelancaran aktifitas di dalam bangunan tersebut.

Untuk memilih lokasi yang akan dijadikan tempat pelaksanaan pembangunan proyek

ini, maka penting terlebih dahulu dibuat kriteria-kriteria pemilihan lokasi. Langkah ini

ditempuh kemudian dievaluasi sehingga mendapatkan lokasi yang benar-benar cocok untuk

(32)

Kriteria ini dibuat berdasarkan analisa tata ruang kota, analisa sasaran proyek, analisa

program aktifitas, analisa pencapaian, dan analisa penerapan tema.Berikut faktor-faktor

kriteria pemilihan lokasi untuk mendukung dan menguatkan fungsi bangunan, yaitu:

• Berada di lokasi yang diperuntukkan atau mempunyai sasaran pembangunan di bidang pendidikan (berdasarkan RUTRK).

• Pencapaian harus relatif mudah dan dekat dengan jalan utama serta transportasi yang mudah diakses serta berada di pusat kota.

• Luas lahan harus memadai dan cukup untuk menampung seluruh fasilitas yang telah direncanakan.

• Kelengakapan sarana dan prasarana kawasan yang memadai, serta utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada pada fasilitas utama dan pendukung.

• Tinajauan terhadap struktur kota, dimana lokasi site sebaiknya berada di kawasan perkotaan dan merupakan wilayah komersil dan jasa.

• Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan yang masih dapat dikontrol dengan baik. Namun demikian,

semua jenis kendaraan merupakan fokus utama pencapaian, karena sasaran aktifitas

adalah semua lapisan masyarakat.

• Area pelayanan meliputi hotel bertaraf internasional, kampus, dan perumahan adalah lingkungan sekitar yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang akan

direncanakan.

• Ukuran lahan harus mencukupi kebutuhan ruang secara fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan, minimal 2 Ha.

• Entrance menuju dan meninggalkan tapak harus mudah diakses oleh pengelola, penyewa, pengguna fasilitas, dan penonton.

• Kontur tapak sebaiknya relatif datar sebagai syarat kedataran lapangan dan kemudahan sirkulasi.

Jarak ke pusat kota, dimana fungsi bangunan adalah sebagai tempat penyelenggaraan

sepak bola meupun tempat bermain sepak bola. Dengan keberadaan bangunan ini akan

meningkatkan tingkat kepadatan kendaraan maupun pejalan kaki. Maka dari itu, lokasi di

pinggiran kota yang memiliki tingkat kepadatan yang tidak tinggi, maka cocok sebagai sarat

(33)

II.3.4. Analisa Pemilihan Lokasi

Beberapa alternatif lokasi site untuk proyek Stadion Internasional Medan adalah:

1. Lokasi Pasar 3 Sempa Kata, Ringroad Ngumban Surbakti

2. Lokasi Kompleks Olahraga Pancing

Jl. Ngumban Surbakti

Data Site:

• Luas Site : ± 17 Ha

• Peruntukkan Lahan: Kompleks Olahraga Medan

• Batas-batas:

- Utara : Sekolah pertanian Sumut - Selatan : Kompleks Pertokoan - Timur : Universitas negeri Medan - Barat : Jln. Willem Iskandar

Kompleks Olahraga Pancing

Data Site:

• Luas Site : ± 14 Ha

• Peruntukkan Lahan: Stadion Sepak Bola • Batas-batas:

- Utara : Persawahan

- Selatan : Ringroad Ngumban Surbakti - Timur : Pemukiman

- Barat : Pemukiman SITE

Gambar 2.23: Lokasi Site Jl. Ngumban Surbakti

(34)

3. Lokasi Jln. A.H. Nasution, Asrama Haji

Tabel 2.4: Analisa Pemilihan Lokasi

Kriteria Lokasi

Pasar 3 Sempa Kata,

Ringroad Ngumban

Pencapaian ke lokasi site cukup mudah. Ini

dikarenakan lokasi site yang terletak pada ringroad kota (Jl.Ngumban Surbakti)

Pencapaian ke lokasi site Cukup mudah. Ini dikarenakan lokasi site yang terletak pada jalan utama (Jl. Pancing)

Pencapaian ke lokasi cukup mudah. Ini dikarenakan lokasi site terletak pada Ring Road (Jl. AH. Nasution)

4 4 4

Fungsi

Pendukung

sekitar Lokasi

Site

Terminal Bus, Pusat Jajanan, Sarana Pendidikan, SPBU, Pusat Jajanan, Sarana Pendidikan, Sarana Ibadah,

Asrama Haji Medan

Data Site:

• Luas Site : ± 7 Ha

• Peruntukkan Lahan: Lahan Kosong • Batas-batas:

- Utara : Jln. A.H. Nasution - Selatan : Pemukiman

- Timur : Asrama Haji Medan - Barat : Jln. Karya Budi

(35)

Penduduk. Perkantoran (Dinas

Kondisi arus sirkulasi padat namun lancar, karena merupakan ringroad kota yang cukup lebar.

Area sirkulasi padat dan cukup lancar karena Jl. Pancing merupakan jalan primer yang cukup lebar.

Area sirkulasipadat dan lancar karena Jl. AH. Nasuition merupakan Ring jalan Tol ke luar kota.

Banyak dilalui angkutan umum, namun lebih banyak kendaraan berat, karena merupakan ringroad

4 4 4

Kondisi Jalan Jl. Ngumban Surbakti sangat baik, dengan perkerasan aspal, jalur 2 arah dengan median selebar 3m.

Jl. Willem Iskandar cukup baik, perkerasan aspal, terdiri dari 2 jalur dengan median 1m namun memiliki lubang jalan di beberapa tempat.

Jl. AH. Nasution sangat baik, dengan perkerasan aspal terdiri dari jalur 2 arah, dengan median selebar 3m. Merupakan ringroad kotaMedan.

5 4 5

Drainase Sistem drainase cukup baik dengan parit yang cukup lebar (1m) yang langsung menuju riol kota. Namun keberadaanya kurang

Sistem drainase permanen yang bak dan mengelilingi site dengan lebar 1m dan langsung menuju riol kota.

Sistem drainase cukup baik dengan lebar 1m dan langsung menuju riol kota. Namun keberadaannya tidak

(36)

terpelihara Keberadaanya tidak terpelihara.

3 4 3

Total Nilai 36 38 36

Dari penilaian beberapa kriteria-kriteria dan analisa di atas, serta memenuhi

persyaratan maka terpilihlah site alternatif 2 yaitu Kompleks Olahraga Medan Jl. Willem

Iskandar, Medan.

Studi Kelayakkan Proyek

a) Kelayakan Fungsional

Berdasarkan data yang didapat dari BPS SUMUT, kunjungan wisatawan baik

wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang datang ke objek wisata di kota Medan

tahun 2004-2008 menunjukkan bahwa fungsi objek rekreasi yang paling banyak adalah

tempat rekreasi yang ditinjau dari sudut objek yang aktif yakni Kebun binatang. Untuk itu,

diharapkan Stadion Internasional Medan ini dapat manarik jumlah wisatwan domestik

maupun wisatawan asing yang lebih banyak.

(37)

b) Dari Sudut Pangsa Pasar

Pangsa pasar Stadion Internasional Medan ini adalah seluruh elemen masyarakat dari

segala lapisan dan usia. Selain jumlah penduduk kota Medan yang terus mengalami

peningkatan, juga merupakan peluang untuk dapat menarik lebih banyak pengunjung,

kedatangan turis mancanegara juga turut dipermudah dengan dibangunnya Bandara

Kualanamu. Jadi pangsa pasar dari stadion ini adalah seluruh wisatawan lokal, domestik ,

maupun wisatawan mancanegara. Seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.

(38)

II.4. STUDI BANDING PROYEK SEJENIS

II.4.1. Emirates Stadium – London (Arsenal FC)

Stadion Emirat atau Emirates Stadium adalah sebuah stadion baru milik klub sepak

bola London, Inggris. Arsenal FC merupakan klub papan atas di Liga Premier Inggris yang

akan memulai kompetisi mulai 19 Agustus 2006 ini dengan stadion baru. Sebelum peresmian

Stadion Emirat ini klub Arsenal masih bermarkas di Stadion Highbury yang berjarak hanya

500 meter dari stadion tersebut.

Untuk membangun stadion baru ini manajemen klub Arsenal harus mengeluarkan

dana sernilai 390 juta poundsterling atau sekitar 6,63 triliun. Stadion Emirat milik Arsenal

yang mendapat sponsor perusahaan penerbangan Emirates, Dubai ini bakal jadi stadion

nomor tiga terbesar di London setelah Stadion Wembley dan Stadion Twickenham.

Stadion ini jelas lebih megah dari Highbury yang nantinya akan dirobohkan untuk

lokasi pembangunan apartemen. Kapasitas tempat duduk mencapai 60.000 (Tribun bawah

24,425, Tribun atas 26,646, Club level 7,139 and Box Level 2,222.), jauh dibandingkan

dengan Highbury yang 38.000. Ini akan menambah pemasukan bagi Arsenal dari 115 juta

pondsterling menjadi 170 juta pound yang akan digunakan untuk dimencicil utang Arsenal.

Stadion Emirat jelas beda ekstrem dengan Highbury yang terletak di tengah

permukiman penduduk. Sekalipun pernah di rehab tahun 1935, Highbury tetap terlihat seperti

stadion yang terkungkung. Tak ada daya pikat. Bangku penonton juga nyaris berada di garis

pinggir lapangan hijau.

Stadion Highbury, yang berlokasi di atas Bukit Highbury di London Utara, sudah

sejak 93 tahun yang lalu bersama Arsenal. Dan banyak catatan yang dibuatnya. Stadion

Highbury bahkan menjadi salah satu ‘kuil’ dari sepakbola Inggris dan sejarah aktivitas

olahraga lainnya.

(39)

Stadion ini pernah menjadi pusat pertolongan pertama pada Perang Dunia II, ketika

Jerman mengebom London. Tahun 1966 Highbury menjadi tuan rumah pertandingan tinju

perebutan gelar antara Muhammad Ali dan Henry Cooper dari Inggris.

Dari highbury juga untuk pertama kalinya sebuah pertandingan sepak bola

dikomentari langsung melalui radio pada 1927. Sekitar setahun kemudian siaran langsung

televisi pertama sebuah pertandingan sepak bola juga dari Highbury.

Akan tetapi, karena produk buatan 1913, stadion Highbury jelas sudah tidak memadai.

Dari aspek penonton Highbury jelas tidak menunjang penghasilan Arsenal. Tadinya kapasitas

penonton berdiri pernah mencapai 73.295 orang pada 1935. Namun perubahan pada 1993

dengan penempatan kursi membuat kapasitas penonton tinggal 38.000 orang.

Ini membuat penghasilan Arsenal tidak meyakinkan jika dibandingkan Manchester

United (MU) dengan Old Trafford dengan 68.000 penonton atau Chelsea dengan Stamford

Bridge dengan Kapasitas yang juga besar. Menurut Reuters, penghasilan MU dari tiket

pertandingan sekitar 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 340 milyar lebih banyak dari

Arsenal.

Highbury terpaksa harus ’dikubur’ karena perluasan sidah tidak memungkinkan. Ia

berada di tengah permukiman. Lagi pula secara penampilan Highbury sangat ketinggalan jika

dibandingkan dengan Old Trafford atau Stamford Bridge yang belakangan sering kali

menjadi ajang pertandingan nasional dan internasional.

Bagi Arsenal, yang dibentuk para pekerja pada Divisi Persenjataan Kerajaan Inggris

(Royal Arsenal) pada tahun 1886, pilihan pindah ke Highbury tahun 1913juga karena

mencari tempat yang lebih memadai. Sebab, tetap bermarkas di Woolwich, London Selatan

tidak aman karena lokasinya tak jauh dari kompleks persenjataan.

Diharapkan penghasilan Arsenal akan meningkat sementara orang tetap bisa

mengenang Stadion Highbury dari stasiun kereta api yang akan tetap ada. Namun, bangunan

stadionnya jelas sirna berganti aparteman. Konsekwensi dari perkembangan zaman. Gambar 2.27 Stadion Highbury

di awal pembangunanny. Diresmikan 6 September 1913

(40)

Adapun Stadion Emirat jelas supermodern. Ada

stasiun bus bawah tanah. Juga ada akses khusus dengan

stasiun kereta api terdekat yang hanya perlu Jalan Kaki

sekitar 10 menit. Akses angkutan umum yang bagus ini

membuat membawa mobil ke Stadion Emirat tidak

dianjurkan. Jalan-jalan seputar stadion juga di tutup satu

jam sebelum pertandingan dan baru dibuka bagi kenderaan

satu jam setelah pluit panjang berbunyi.

Meski menggunakan nama Emirat, pendukung Arsenal juga menyebut stadion baru

ini dengan Ashburton Grove. Kini dengan kapasitas yang lebih besar dan canggih, Arsenal

tidak perlu main di Stadion Wembley jika ada pertandingan bergengsi seperti Piala

Champions.

Arsenal kini tampil lebih bergengsi dengan Stadion Emirat. Stadion megah, jangkung,

ini bakal menyambut sekaligus memberi kesan angker bagi calon lawan Arsenal.

Profil Emirates Stadium

Ruang Konferensi Pers dibawah tribun barat. Ruang ini merupakan tempat dimana klub, baik pemain, manager,

atau manajemen klub menggelar

konfrensi pers sebelum atau sesudah pertandingan.

Ruang Kerja untuk wartawan (Press Box) dimana ruang ini terdiri dari box-box yang di bagian barat atas stadion. Sektor ini merupakan bagian dari fasilitas VIP

(41)

Sudut tribun utara-timur. Material atap yang semi transparant

membiarkan cahaya alami masuk di siang hari dan keluar di malam hari

Gambar 2.30. Fasilitas Stadion Emirates London Hydroteraphy Pool.

VIP box terletak di tribun astas dengan

pandangan bagian tengah lapangan di

Pintu masuk umum (ticket box),

bersebelahan dengan

Area bar pada Club

Level dengan

permadani. Akses

koridor di belakang VIP Box juga kelihatan. Panel eksterior terbuat kaca

(42)

Highbury House Restaurant

Dibangun di bagian atas lantai Highbury House di Drayton Park, Highbury House

Restaurant menawarkan makan malam sesaat sebelum pertandingan ditemani pemandangan

indah ke seberang Emirat Stadion. Tersedia karcis eksklusif bagi pemegang tiket

pertandingan. Restoran dapat memenuhi 300 orang yang makan malam dan menawarkan

kemewahan dua porsi makanan dengan separuh botol anggur untuk £ 39.95 per orang.

Di Highbury House Restaurant tidak hanya ditawarkan masakan sempurna tapi juga

pelayanan yang santai. Semua makanan dibayar di depan, membuat pengunjung dapat

menikamti makanan dengan santai sebelum mengambil tempat sebelum pertandingan

dimulai.

The Training Center

Di dalam Training Center ini terdapat enam buah ruang. steamroom, kolam renang

dengan lantai yang dapat disetel, gymnasium, treatment room, massage baths, dan restaurant.

Sebagai tambahan terdapat staff pelatihan dan permainan, di Center juga ada dua tukang

kebun full-time, 10 groundstaff, empat catering staff, tiga supervisor bangunan, dan sekretaris

secretary/youth manajer.

Pusat latihan meliputi suatu area 143 hektare, mencakup 45 hektar hutan dan 25,000

pohon. Di awal musim 2004/05, suatu pengarahan penekanan singkat bangunan dibuka di

lapangan. Ini bangunan, di mana staff dan pemain memenuhi kebutuhan media mereka,

terdiri dari 10 wawancara tinggal dan ruang konferensi pers, tempat duduk untuk 100 orang.

Gambar 2.31 Arsenal Training Center

Bar dalam restoran di

(43)

II.4.2. Stadion Gelora Sriwijaya

Data Stadion:

• Kota : Palembang, Sumatera Selatan • Dibangun : Tahun 2001

• Kandang : Sriwijaya FC (Super Liga) • Kapasitas : 40.000 tempat duduk

• Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama. • Kategori : A

Event Besar - PON XVI 2004 Sumatera Selatan

- Piala Asia 2007

Big Match - Perebutan tempat ke 3 Piala Asia 2007 (Korsel vs Jepang 0-0, Korsel

menang pinalti).

Sejarah Singkat

Stadion Gelora Sriwijaya yang terletak di daerah jakabaring Palembang ini

merupakan salah satu stadion besar di Indonesia. Dibangun dalam rangka persiapan Sumatera

Selatan sebagai tuan rumah PON XVI 2004, menunjukan keseriusan daerah ini dalam

menyambut dan menyukseskan event empat tahunan tersebut. Dan kini pasca PON stadion

ini digunakan klub juara Copa Indonesia dan juara Liga Indonesia 2007, Sriwijaya FC

sebagai kandang klub tersebut.

Stadion ini juga pernah digunakan sebagai tuan rumah pertandingan kualifikasi dan

perebutan tempat ke-3 Piala Asia 2007 mewakili stadion Indonesia selain Gelora Bung

Karno.

(44)

Kondisi Sekarang

Tribun : A

Tempat duduk : B+

Fasilitas : A

Rumput : B

Drainase : A

Penerangan : A

Papan Skor : A

Kondisi : B+

Kelompok suporter yang biasanya memadati stadion ini adalah Sriwijaya Mania yang

merupakan pendukung setia kesebelasan Sriwijaya FC.

Galeri Foto :

II.4.3. AufSchalke Arena– Gelsenkirchen (Schalke04)

AufSchalke Arena resmi dibuka pada 13 dan 14 Agustus 2001. Stadion ini dengan

cepat menjadi terkenal karena keindahan konstruksinya. Tempat ini memenuhi seluruh

kriteria yang dibutuhkan sebuah stadion.

Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 27 Mei 2004, AufSchalke Arena diberi

kehormatan menggelar partai final Liga Champion antara Porto melawan AS Monaco yang

akhirnya dimenangkan Porto.Stadion yang disebut seorang mantan menteri Jerman,

Wolfgang Clement, sebagai "Keindahan Mahkota Sepakbola" itu dapat dikatakan sebagai

stadion paling moderen di Eropa saat ini.

(45)

Hal tersebut berkat teknik susunan pemisahan tanah lapangan yang kemudian

dijadikan standar bagi rancangan stadion sepakbola. Standar tersebut termasuk dasar

lapangan yang dapat dipindahkan, layar video raksaksa, atap yang dapat dibuka tutup, dan

kontrol pintu masuk elektronik.

Kota : Gelsenkirchen

Populasi penduduk : 278.000

Nama stadion : FIFA World Cup Gelsenkirchen (AufSchalke Arena)

Investasi : 191 juta euro

Kandang klub : Schalke 04

Kapasitas total : 53.804

Kapasitas kursi : 48.426

Pada suatu upacara peresmian dengan atmospir biru yang indah. Jerman yang yang

dari sejak dulu telah membangun diri sendiri sebagai suatu markas baru, suatu markas yang

dalam kaitan dengan pembaharuan, tidak hanya jika dibandingkan dengan pendahulu nya,

Park Stadium. Dengan lapangan yang dapat ditarik masuk, atap dapat ditutup, serta Tribun

selatan yang dapat dipindahkan posisinya dan videocube (layar televisi yang terdapat

ditengah stadion), Gelanggang yang dengan seketika mencuat menjadi stadion yang paling

modern di Eropa. Hi-Tech yang diterapkan memastikan bahwa pertandingan sepak bola dapat

digelar di depan 61,524 fan/penggemar ( dan lebih dari 70,000 untuk konser), 365 hari per

tahun.

Dalam dua tahun di awal peresmian, arena tersebut memberikan harapan yang

optimis. Sedangkan klub berhadapanan dengan 1.5 juta orang per tahun pada 30 peristiwa,

sekitar 4.1 juta pengunjung melintasi gerbangnya di 76 peristiwa diadakan. Keputusan untuk

membangun Arena di dalam area permukiman yang terbesar di Eropa telah dibayar lunas.

Total 6.4 juta orang yang tinggal di dalam 50 kilometres area stadion serbaguna tersebut, dan

sebanyak 60 juta tinggal di area yang lebih luas dalam radius 250 kilometre.

Gambar 2.35: Suasana Tribun AufSchalke Gambar 2.36: Suasana Perspektif

(46)

Teknologi telah ada sebelum stadion dibangun, tetapi markas baru Schalke, di 2001,

akhirnya membawa teknologi bersama-sama dalam konstruksi rancangan tunggal. Dengan

lapangan yang dapat ditarik masuk , atap yang bisa ditutup, tribun yang dapat dipindahkan

dan serta videocube yang digantung ditengah atap stadion,, stadion ini seolah olah

meniadakan kiblat sepakbola lain di manapun di dunia. " Tak pernah ada suatu stadion seperti

ini sebelumnya, adalah kesimpulan logis yang digambarkan oleh FIFA Presiden, Joseph S.

Blatter.

Bahkan pada hari-hari ketika tidak sepak bola yang dimainkan dan lain peristiwa yang

dijadwalkan, stadion masih menarik banyak perhatian. Banyak peristiwa yang dipusatkan

pada lapangan hijau yang mulus. Teknologi membuat segala hal menjadi mungkin seperti

konser yang diadakan di dalam stadion tanpa merusak hamparan rumput. Ini berarti rumput

disiapkan untuk semua kondisi cuaca. Dengan semua material ekstra dan peralatan

didalamnya, 11,000 ton bidang penggerak dapat dipindahkan dari pelataran parkir kembali ke

dalam stadion hanya dalam lima jam.

Atap yang dapat dibuka terutama bermanfaat untuk peristiwa di luar dunia sepak bola.

Dengan berat 560 ton, atap tersebut menjamin total efek yang ditimbulkan cuaca dan dapat

dibuka atau tertutup kurang dari 30 menit.

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Stadion Sepakbola
Gambar 2.3 Lapangan Sepak Bola dan Ukuran-Ukurannya
Gambar 2.4 Detail Technicak  Area
Gambar 2.5 Standart dan Kapasitas Bench Cadangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

selaku ketua siding dan dosen penguji yang telah banyak membimbing penulis dan memberikan masukan-masukan yang membangun dalam penyelesaian rancangan bangunan ini.. Dwi

Jadi Museum Sejarah dan Seni Medan adalah suatu bangunan yang mewadahi karya-.. karya di masa lampau baik dalam bentuk, suara, rupa (visual) yang memiliki nilai

Namun pada tanggal 7 September 2012 Pemerintah Kota Medan mendapatkan pinjaman investasi daerah dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) kementrian Republik Indonesia senilai

Medan Youth Center dirancang dengan tema Arsitektur Rekreatif Edukatif di interpretasikan pada bangunan ini berisi unsur edukatif, tetapi memiliki tampilan yang rekreatif.

Posisi site pada saat ini tidak jauh dari pusat kota, namun berdasarkan RUTRK Medan, untuk pengembangan kedepan, daerah ini akan menjadi kawasan rekreasi indoor,

Jadi secara umum Indonesia Wax Sculpture Museum ini mempunyai pengertian bangunan fasilitas umum yang bersifat non-profit oriented dan berfungsi sebagai tempat

Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima.. kasih atas dukungan dan bantuan yang