• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul - Indonesian Wax Sculpture Museum (Arsitektur Metafora)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul - Indonesian Wax Sculpture Museum (Arsitektur Metafora)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

8

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Judul dari kasus proyek ini adalah “Indonesian Wax Sculpture Museum”. Adapun pengertian dari Judul tersebut adalah:

• Indonesian

Officially the Republic of Indonesia (Indonesian: Republik Indonesia), is a country in Southeast Asia and Oceania. Indonesia is an archipelago comprising approximately 17,508 islands. It has 33 provinces with over 238 million people, and is the world's fourth most populous country. Indonesia is a republic, with an elected legislature and president. The nation's capital city is Jakarta.1

In.do.ne.si.a 1 n nama negara kepulauan di asia tenggara yg terletak di antara benua asia dan benua australia ; 2 n bangsa, budaya, bahasa, yg ada di negara indonesia.2

• Wax

Wax refer to a class of chemical compounds that are plastic (malleable) near ambient temperatures. Characteristically, they melt above 45 °C (113 °F) to give a low viscosity liquid. Waxes are insoluble in water but soluble in petroleum based solvent. All waxes are organic compounds, both synthetic and naturally occurring.3

(Wax (bahasa Indonesia : lilin) adalah kelas senyawa kimia yang merupakan plastik (mudah dibentuk) yang mendekati suhu sekitar. Karakteristiknya yaitu meleleh di atas 45 ° C (113 ° F) untuk memberikan cairan viskositas rendah. Lilin tidak larut dalam air tetapi larut dalam minyak bumi pelarut. Semua lilin adalah senyawa organik, baik sintetis dan alami.)

Lilin adalah barang yang mengandung gemuk, lekat-lekat dan mudah luluhbila dipanasi.4

Sculpture

Sculpture is three-dimensional artwork created by shaping or combining hard materials - typically stone - or marble, metal, glass, or wood. Softer ("plastic") materials can also be used, such as clay, textiles, plastics, polymers and softer metals. 5

(Sculpture (bahasa Indonesia : patung) adalah karya seni tiga dimensi yang dibuat dengan membentuk atau menggabungkan bahan keras – biasanya batu - atau

1. (http://en.wikipedia.org/wiki/Indone sia)

2. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 3. ( http://en.wikipedia.org/wiki/Wax) 4. ( Poerwadarminta, 1987)

(2)

9 marmer, logam, kaca, atau kayu. Bahan yang lebih lembut ("plastik") juga dapat digunakan, seperti tanah liat, tekstil, plastik, polimer dan logam lembut.)

Patung adalah tiruan orang dan sebagainya, dibuat dari batu, kayu, dan sebagainya; arca. ( Poerwadarminta, 1987)

Museum

Museum adalah institusi permanen dalam hal melayani dan mengembangkan masyarakat, terbuka untuk umum yang mempelajari, mengawetkan, melakukan penelitian, melakukan penyampaian kepada masyarakat dan pameran untuk tujuan pembelajaran, pendidikan, rekreasi, dan memberikan tahukan asset-aset barang berharga yang nyata dan “tidak nyata” tentang lingkungannya kepada masyarakat. (Ensiklopedia Nasional Indonesia)

Secara Etimologi kata museum berasal dari bahasa latin yaitu “museum” (“musea”). Aslinya dari bahasa Yunani mouseion yang merupakan kuil yang dipersembahkan untuk Muses (dewa seni dalam mitologi Yunani), dan merupakan bangunan tempat pendidikan dan kesenian, khususnya institut untuk filosofi dan penelitian pada perpustakaan di Alexandria yang didirikan olehPtolomy I Soter 280 SM. (http://en.wikipedia.org/wiki/Museum)

Dalam kongres majelis umum ICOM (International Council of Museums) sebuah organisasi internasional di bawah UNESCO, menetapkan definisi museum sebagai berikut: “Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan dalam melayani masyarakat, terbuka untuk umum, memperoleh, mengawetkan, mengkomunikasikan dan memamerkan barangbarang pembuktian manusia dan lingkungan untuk tujuan pendidikan, pengkajian dan hiburan.”

(3)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

10 2.2 LOKASI

2.3.1 KRITERIA PEMILIHAN LOKASI

Untuk memilih lokasi site yang sesuai, maka harus mempertimbangkan beberapa kriteria sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya:

1. Akses menuju lokasi (hubungannya dengan sarana transportasi)

Pencapaian harus relatif mudah dan dekat dengan jalan utama sertatransportasi yang mudah di akses.

Kondisi jalan yang baik, sehingga transportasi yang menuju ke lokasi berjalan dengan lancar.

2. Luas Lahan

Harus memadai dan cukup untuk menampung seluruh fasilitas yang telah direncanakan.

3. Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan yang meliputi: Infra struktur

Utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada pada fasilitas museum.

4. Persyaratan lain

Lokasi harus cocok digunakan sebagai tempat rekreasi dan merupakan kawasan sejarah atau pendidikan.

Table 2.1 kriteria pemilihan lokasi

6

No.

Kriteria

Lokasi

1.

Tinjauan terhadap struktur

kota

Berada dikawasan strategis yang merupakan

daerah komersil mengingat bangunan yang

dirancang memiliki fungsi komersil yang berskala

kota sehingga mendukung fungsi bangunan

untuk komersil, pameran dan pendidikan.

2.

Wilayah Pengembangan

Berada di WPP yang sesuai dan merupakan

termasuk dalam wilayah pengembangan kota

Medan.

3.

Lingkungan

Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki

fungsi

eksisting

yang

dapat

mendukung

bangunan.

(4)

11

4.

Pencapaian

atau

aksesibilitas

Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik

angkutan umum ,pribadi mapun pribadi.

5.

Area pelayanan

Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi

yang dapat saling mendukung dengan bangunan

yang direncanakan seperti fungsi komersial,

community dan fungsi training.

6.

Utilitas kota / lingkungan

Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai

sebagai pendukung dalam lokasi site ( listrik, air,

telefon, drainase, dll )

7.

Status kepemilikian

Ada status hak milik

8.

Nilai lahan

Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum

mungkin

9.

Orientasi

Orientasi

bangunan

sebaiknya

dapat

mengurangi cahaya yang masuk kedalam

bangunan

10. View

Adanya view yang bagus baik dari dalam site

maupun dari luar site.

11. Ukuran lahan

Harus mencukupi untuk program fungsional dan

fasilitas-fasilitas yang direncanakan. ( > 1 Ha )

12. Kontur tapak / topografi

Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan

perencanaan bangunan.

2.3.2 Pemilihan Lokasi

(5)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

12

Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan kota Medan

(6)

13

Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat pada peta di bawah ini :

(7)

a) Alternatif Lokasi

Berdasarkan kriteria – kriteria te Lokasi 1 : Jl. Tembakau De

Deli, Kecamatan Me Kotamadya Medan Kelembaban udara rat

KDB : 80 %

Garis Sempadan Sung Bangunan Eksisting : P Potensi Lahan :

• Terletak dipusa • Berada pada k • Transportasi la • Luas site mend Memiliki jalur utilitas ya

INDONESIAN WAX SCULPT

INDONESIAN WAX SCULPT

INDONESIAN WAX SCULPT

INDONESIAN WAX SCULPT

a tersebut didapat 3 alternatif site yaitu : Deli, kecamatan Medan Barat

roto simpang Jl. Asrama merdekaan

' Lintang Utara dan 98º.35' - 98º.44' Bujur Timu

inimum 23°C – 24,1°C , suhu maksimum 30,6 rata – rata : 78 – 82 %

ungai : 15 m

: Pemukiman 1-2 lantai

usat kota

(8)

Lokasi 2 :

Lokasi : Jl. Asrama sim Jl. Gatot Subro Kelurahan : Sei Sikambing Kecamatan : Medan Helvet Luas Lahan : ± 1,7 Ha GSB : 10 meter KLB : 6 lantai

KDB : 60%

Luas dan ketinggian bangunan:

5000 m2, 3-5 lantai Pemilik : swasta Sifat : fiktif

simpang broto ing

etia

(9)

Lokasi 3 :

Jalan Perintis Kemerdekaan Batas- batas:

- Utara :

Kemerdekaan

- Timur : Jalan T - Selatan : Rumah - Barat : Jalan Posisi terhadap Struktur Ruan - Berada pada kecamatan M Berdasarkan WPP E dengan perkantoran, perdagangan, k lapangan golf dan hutan kota.

INDONESIAN WAX SCULPT

INDONESIAN WAX SCULPT

INDONESIAN WAX SCULPT

INDONESIAN WAX SCULPT

an

Jalan Perintis

n Timor ah Penduduk n Gaharu ang Kota: n Medan Timur

an fungsi permukiman, , konservasi, rekreasi, ta.

LPTURE MUSEUM

LPTURE MUSEUM

LPTURE MUSEUM

LPTURE MUSEUM

(10)

17

Tabel 2.3 Perbandingan Lokasi

Kriteria

Lokasi

Alternatif 1

Alternatif 2

Alternatif 3

(11)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

18

Perkantoran

Perkantoran

RUTRK

(Pengembangan

Perdagangan dan

Rekreasi)

(3)

Sesuai

(3)

Sesuai

(3)

Sesuai

Fungsi eksisting

(2)

Permukiman

(3)

Lahan kosong

(3)

Lahan kosong

Kontur

Realtif datar

Realtif datar

Relatif datar

Total Nilai

19

15

20

Peringkat

2

3

1

Keterangan:

3: Baik Sekali 2: Cukup 1: Kurang Sekali

b) Deskripsi Lokasi sebagai Tapak Perancangan

Lokasi Tapak: Jln. Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur, Kotamadya Medan, Sumatera Utara , Indonesia.

Luas Lahan : + 1,7 Ha (+ 17.000 m2) Kontur : Datar

KDB : 60 % KLB : 3-5 lantai GSB:

• Jln. Perintis Kemerdekaan : 10 meter • Jln. Gaharu : 10 meter

(12)

19 2.3 TINJAUAN INDONESIAN WAX MUSEUM

2.3.1 Museum

2.3.1.1 Pengertian Museum

• “Museum dalam pengertian modern adalah suatu lembaga yang secara aktif melakukan tugasnya dalam menjelaskan dunia manusia dan alam”. (A.C. Parker, 1945)

• “..sebagai badan yang memelihara kenyataan, dengan perkataan lain.Memamerkan kebenaran benda-benda, selama kebenaran itu tergantung dari bukti-bukti yang berupa benda”(Sir John Fordyske)

• Galeri atau museum adalah ruang sosial dimana para pengunjung dapat mengakses “virtual antiquity”.(Mirzoeff, 1999)

• Pengertian museum menurut ICOM (International Council of Museum) merupakan suatu lembaga atau badan yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya terbuka untuk umum, bertugas menghimpun, memelihara, meneliti, dan memamerkan atau mengkomunikasikan benda-benda pembuktian manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi dan rekreasi (Sutarga, 1983). Termasuk di dalamnya, perpustakaan umum, dan lembaga arsip umum yang mempunyai ruang pamer yang tetap, koleksi benda kesenian, sejarah,ilmu dan teknologi, kebun raya dan kebun binatang, aquarium, suaka alam, pusat pengetahuan dan planetarium. Demikian luasnya fungsi museum demikian pula kompleknya tugas yang diembannya. Salah satu tugas tersebut ialah pelayanan terhadap pengunjung dari berbagai pelosok dunia, dengan berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda. Masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang merupakan peristiwa yang diabadikan menjadi sejarah.

Masa kini adalah hasil masa lalu dan masa yang akan datang ditentukan oleh masa kini. Memahami masa lalu sebagai dasar berpijak berarti menapak lurus menuju masa depan. Selain itu, museum juga berperan sebagai lembaga rekreatif dan oleh karenanya museum dapat menunjang program pengembangan pariwisata.

(13)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

20 • Jenis-jenis museum berdasarkan jenis koleksi yang dimilikinya antara lain :

Museum Seni juga dikenal sebagai sebuah galeri seni , merupakan sebuah ruang untuk pameran seni , biasanya merupakan seni visual , dan biasanya terdiri dari lukisan , ilustrasi , dan patung . Koleksi dari lukisan dan dokumen lama biasanya tidak dipamerkan didinding , akan tetapi diletakkan di ruang khusus .

Museum Sejarah merupakan museum yang memberikan edukasi terhadap sejarah dan relevansinya terhadap msa sekarang dan masa lalu . Beberapa museum sejarah menyimpan aspek kuratorial tertentu dari sejarah dari daerah lokal tertentu . Museum jenis ini memiliki koleksi yang beragam termasuk dokumen , artefak , seni , benda arkeologi .

Museum Maritim merupakan museum yang menspesialisasi terhadap objek yang berhubungan dengan kapal , dan perjalanan di laut dan danau .

Museum Otomotif merupakan museum yang memamerkan kenderaan Museum sejarah alam merupakan museum yang memamerkan dunia alam yangmemiliki fokus di alam dan budaya . Pada umumnya memberi edukasi yang berfokus pada dinosaurus , sejarah kuno , dan antropologi .

Museum Open Air merupakan museum yang mengkoleksi dan membangun kembali bangunan tua di daerah terbuka luar . Biasanya bertujuan untuk menciptakan kembali bangunan dan suasana lansekap masa lalu.

Science Museum merupakan museum yang membahas tentang seputar masalah scientific , dan sejarahnya . Untuk menjelaskan penemuan-penemuan yang kompleks , pada umumnya digunakan media visual . Museum jenis ini memmungkinkan memiliki studioIMAX yang merupakan studio visual tiga dimensi

Museum Spesialisasi merupakan museum yang menspesialisasikan pada topik tertentu . Contoh museum ini adalah museum musik , museum anak , museum gelas, dsb .Museum ini pada umumnya memberi edukasi dan pengalaman yang berbeda dibandingkan museum lainnya .

Museum Virtual merupakan museum yang berada di dunia maya berupa internet dimana tidak memiliki fisik museum dan isinya hanya berupa data .

2.3.1.2 Sejarah Perkembangan Museum

(14)

21 • Museum berasal dari bahasa Yunani yaitu “muse”, yang berarti tempat

bersembahyang dan pemujaan terhadap9 dewi lambang-lambang dari pelbagai ilmu dan kesenian.

• Pada abad 3SM ibukota Mesir terdapat tempat penelitian, penyimpanan kumpulan benda yang disebut “Museion”.

• Perkataan “Museum” baru dipergunakan dalam kata “hellenestic museum” di Alexandria

• Pada jaman Renaissance benda-benda seni dan religius dari negeri asing disimpan oleh bangsawan. Tempat penyimpanan ini disebut khasanah. Penyusunan benda-benda itu dalam lemari panjang yang disebut curio cabinet, yang juga merupakan perwujudan museum pertama.

• Pada jaman pencerahan, museum merupakan kumpulan ilmu pengetahuan yang berbentuk karya tulis seorang sarjana, dan ditandai dengan kegiatan orang-orang yang mendalami ilmu pengetahuan yang menyangkut manusia, flora, fauna, bumi, dan jagad raya. Pada jaman ini koleksi dan kesenian di bawah pengaturan dan pengawasan dari bangsawan dan Gereja.

• Museum dan istana setelah Revolusi Perancis dibuka untuk umum dalam rangka demokratisasi ilmu pengetahuan. Pada tahun 1792, Museum Le Louvre oleh pemerintah Perancis dibuka untuk umum, tetapi sebenarnya pembukaan untuk umum telah dilakukan pertama kali oleh Paul Sixtus IV terhadap Museum Capitoline di tahun 1471. Pada saat itu museum adalah tempat penyimpanan benda-benda berharga para raja-raja (schatzkammer). Selain itu disimpan pula benda-benda “aneh” (rarita tenbinete) terutama yang berisikan benda-benda yang berasal dari Timur Tengah maupun Timur Jauh.

• Pada tahun1852 di kota Nurberg, Jerman, didirikan sebuah museum yang terkenal dengan nama Germanische National Museum, oleh yayasan pecinta sejarah terutama sejarah klasik.

• Hadirnya British Museum di London dan Germanische National Museum di Nurberg, membuat semakin jelas bahwa apa yang dapat disimpan dimuseum bukan hanya benda-benda aneh saja, melainkan juga bukti kehidupan manusia, karena setiap benda adalah merupakan bukti keberadaan manusia pada jamannya.

(15)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

22 educational (pendidikan), Scientific (ilmu pengetahuan), dan cultural (kebudayaan)

• Pada tahun 1662 Rumphius mendirikan De Ambonsche Rariteiten Kamer di Ambon, bersama dengan perkumpulan-perkumpulan ilmiah yang kebanyakan terdiri dari orang-orang Belanda, yang koleksinya tergolong barang-barang aneh dalam ilmu pengetahuan.

• Pada tahun 1778 didirikan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Weteschappen di Jakarta yang sekarang lebih dikenal sebagai Museum Nasional.

• Pada tahun 1817 didirikan Horus Botanicus Bogoriense di Bogor yang sekarang dikenal dengan Kebun Raya Bogor dan kemudian pada tahun 1884 baru didirikan Zoologicum Bogoriense.

• Pada tahun 1924, Java Institut merintis berdirinya Museum Sono Budoyo di Yogyakarta.

• Setelah kemerdekaan pemerintah banyak berperan dalam mendirikan museum-museum, misalnya museum-museum khusus yang banyak didirikan di Jakarta seperti Museum Wayang, Museum Tekstil, dan sebagainya.

• Dalam perkembangannya museum dipengaruhi konteks sosial dan budaya seperti yang di katakan oleh Moh. Amir Sutarga, pakar permuseuman Indonesia, bahwa museum adalah suatu gejala sosial dan kultural dan mengikuti sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang menggunakan museum itu sebagai prasarana sosial atau kebudayaan.

(Dannyjanto, 1995)

2.3.1.3 Sejarah Perkembangan Museum Di Indonesia

Berdirinya suatu museum di Indonesia dimulai tahun 1778 dengan didirikannya Museum Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Westenschappen di Batavia (sekarang Jakarta). Karena mulai dilakukannya penelitian benda-benda warisan budaya di Indonesia yang telah dikumpulkan. Pada tahun 1915 didirikannya Museum Sono Budoyo di Yogyakarta. Jumlah museum yang terdapat di Indonesia kurang lebih 30 buah sampai akhir Perang Dunia II.

(16)

23 Pada tahun 1964 urusan museum ditingkatkan menjadi Lembaga Museum-museum Nasional, kemudian pada tahun 1966 Lembaga Museum-museum Nasional diganti menjadi Direktorat Museum dalam lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia maka: • Pada tahun 1971 Direktorat Permuseuman mengelompokan museum-museum

menurut jenis koleksinya menjadi tiga jenis yaitu Museum Umum, Museum Khusus dan Museum Lokal.

• Pada tahun 1975 pengelompokan itu diubah menjadi Museum Umum, dan Museum Khusus, dan Museum Pendidikan.

• Pada tahun 1980 pengelompokan itu disederhanakan menjadi Museum Umum, dan Museum Khusus.

Berdasarkan tingkat kedudukan Direktorat Permuseuman mengelompokan Museum Umum dan Museum Khusus menjadi Museum tingkat Nasional, Museum Regional (propinsi) dan Museum tingkat Lokal (kodya/kabupaten). Menurut catatan, pada tahun 1981 di

Indonesia terdapat 135 buah museum.

Dalam era pembangunan program pengembangan permuseuman dilakukan melalui: • PELITA I dengan proyek rehabilitasi dan perluasan museum pada museum pusat

(Museum Nasional) dan Museum Bali (Denpasar).

• PELITA II sampai tahun kedua (1975/1976) program proyek dilanjutkan pada sebelas lokasi dan sampai tahun kelima mencapai 26 lokasi (propinsi). • Pada PELITA II proyek rehabilitasi dan perluasan diganti menjadi proyek

pengembangan permuseuman dengan tugas yang lebih luas yaitu selain membina dan mengembangkan museum yang dikelola oleh swasta dan museum pemerintah daerah.

Pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia Khususnya museum dilingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan meliputi bidang kolekasi, fisik bangunan, ketenagaan, sarana penunjang, fungsionalisasi dan peranan museum sebagai museum pembinan museum daerah dan swasta.

(17)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

24

Tabel 2.4 Perbandingan Museum yang didirikan sebelum dan

sesudah kemerdekaan

Museum Sebelum Kemerdekaan

Museum Sesudah Kemerdekaan

Didirikan

untuk

kepentingan

ilmu

pengetahuan

yang

menunjang

Didirikan

untuk

kepentingan

pelestarian warisan budaya dalam

rangka

pembinaan

dan

pengembangan

Pelaksanaan

politik

kolonial

dan

pengembangan

ilmu

pengetahuan

Kebudayaan bangsa dan sebagai

sarana pendidikan non formal

Jumlah koleksi yang cukup

besar

Jumlah koleksi terbatas

Sebagian besar bangunan tidak

direncanakan

untuk

suatau

museum, pada umumnya sudah

tua dan tidak lagimemenuhi

persyaratan bangunan modern

Bangunan

museum

pada

umumnya sudah direncanakan

khusus untuk suatu museum dan

mencerminkan

suatu

gaya

arsitektur

tradisional

daerah

tertentu

Sebagian

dari

museum-museum

ini

tidak

memiliki

tenaga

ilmiah

yang

berpengalaman,

namun

jumlahnya tidak memadai

Pada umunya masih kekurangan

tenaga ahli

Sebagian

sudah mempunyai

bagian

yang

melayani

bimbingan edukatif yang tidak

terdapat pada zaman kolonial,

sarana

penunjang

belum

memadai

(18)

25 2.3.1.4 Garis Besar Kebijakan Permuseuman di Indonesia 1984-1989

Rencana induk permuseuman di Indonesia adalah perwujudan hasil pemikiran dibidang pembinaan dan pengembvangan permuseuman secara garis besar sebagai landasan dan pedoman pengembangan Museum nasional, Museum Umum, dan Museum Khusus di Indonesia.

Rencana induk permuseuman ini mencakup kebijaksanaan program-program pegembangan Museum Nasional, Museum Umum, dan Museum Khusus dengan penekanan pada REPELITA IV, dan dengan berpedoman kepada sasaran yang ingin dicapai pada akhir REPELITA V, yaitu kesiapan “tinggal landas”.

Pengembangan permuseuman di Indonesia pada kurun waktu REPELITA IV pada dasarnya merupakan kelanjutan dan peningkatan usaha penekanan pada pembinaan REPELITA sebelumnya dan memberi tekanan pada pembinaan dan pengembangan suatu sistem permuseuman nasional yang dijiwai falsafah Pancasila dan berdasarkan kepada Undang-Undang Dasar 1945. Kebijakan permuseuman mencakup kebijaksanaan pengembangan Museum Nasional, Museum Umum, dan Museum Khusus dalam bidang-bidang koleksi, fisik, ketenagaan, sarana penunjang, dan fungsionalisasi. Untuk Museum Nasional dan Museum Propinsi dikembangkan pula peranannya sebagai museum pembina.

Kebijakan pengembangan permuseuman Indonesia juga berpegang kepada rumusan ICOM mengenai fungsi museum yaitu:

Mengumpulkan dan pengamanan warisan alam dan budaya Dokumentasi dan penelitian ilmiah

Konservasi dan preservasi

Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum Pengenalan dan penghayatan kesenian

Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa Visualisasi warisan alam dan budaya

Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia

(19)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

26 Landasan Kebijaksanaan

Landasan Idial

Landasan Idial permuseuman adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari landasan idial pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional yaitu Landasan idial Pancasila, yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. “….dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social….”

Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31: (1). Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran

(2). Pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur oleh undang-undang. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32: “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia” hal ini mengandung arti seperti disebut dalam penjelasan pasal tersebut.

Landasan Operasional

Sejalan dengan Garis-Garis Besar haluan Negara (Ketetapan MPR No.II/MPR/1983) landasan operasional pembinaan dan pengembangan kebudayaan termasuk pembinaan penghayatan Kepercayaan Terhadap Yang Maha Esa, antara lain menyebutkan.

1. Nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai tukar bangsa harus dibina dan dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengamalan pancasila, memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebangsaan nasional serta memperkokoh jiwa persatuan.

2. Kebudayaan nasional terus dibina dan diarahkan pada penerapan nilai-nilai kepribadian bangsa yang berlandaskan pancasila.

(20)

27 2.3.1.5 Struktur Organisasi Museum

Struktur organisasi museum dapat dilihat seperti gambar berikut :

Diagram 1. Struktur Organisasi Museum

Tugas Kepala Museum :

Membuat program kegiatan museum secara rutin / khusus Menyediakan sarana / fasilitas material untuk kegiatan museum Mengkoordinasikan karyawan-karyawan museum

Mengusahakan penyediaan dana/sumber dana Tugas Kepala Bagian Teknis & Operasional :

Mengumpulkan, mendata, meneliti, dan mempelajari koleksi serta menyiapkan konsepsi yang berhubungan dengan presentasi / tulisan ilmiah

Preparasi : mempersiapkan penyajian koleksi dan pameran Reproduksi : memproduksi karya-karya seni dan kerajinan Konservasi : merawat dan mencegah kerusakan koleksi Pengadaan, penelitian, dan registrasi

Tugas Kepala Bagian Pendidikan :

Mengadakan penjelasan bagi rombongan anak-anak / pelajar dan kelompok – kelompok

Memberikan bimbingan untuk pengenalan, menanamkan daya apresiasi dan penghayatan nilai koleksi.

Tugas Bagian Administrasi :

Mengurus urusan rumah tangga museum,urusan administrasi, keamanan, dan mengurus personalia.

KEPALA MUSEUM

KEPALA BAGIAN

TEKNIS &

KEPALA BAGIAN

PENDIDIKAN

KEPALA BAGIAN

(21)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

28 2.3.1.6 Pokok-Pokok Pengertian Penyelenggaraan Museum

Sebelum mendirikan suatu museum kita perlu memperhatikan tiga komponen utama dalam penyelenggaraan suatu museum yaitu :

1. Pengelola 2. Koleksi, dan 3. Pengunjung

Dari ketiga komponen ini dapat dirumuskan suatu sistem penyelenggaraan museum. Sistem penyelenggaraan museum ditinjau dari pengelola atau status hukumnya :

Pemerintah : • Pusat • Daerah

• Departemen / Lembaga Pemerintah • Swasta / yayasan

Sistem penyelenggara museum ditinjau dari koleksinya :

Jenis Koleksi :

Museum umum, koleksi meliputi semua disiplin ilmu. Museum khusus, koleksi meliputi satu disiplin ilmu.

Asal Koleksi :

Museum Internasional, koleksinya berasal dari seluruh dunia. Museum nasional, koleksinya berasal dari suatu daerah. Museum Regional, koleksinya berasal dari suatu daerah.

Penyajian koleksi :

Museum terbuka, penyajian koleksi dilakukan secara terbuka. Museum tertutup, penyajian koleksi dilakukan secara tertutup. Kombinasi museum terbuka dan tertutup.

Sifat waktu penyajian koleksi : • Museum tetap

(22)

29 Pengunjung yang dilayani oleh sebuah museum diharapkan dari semua lapisan masyarakat mengingat fungsi dari museum itu sendiri.

(sutarga, 1991)

2.3.1.7 Prinsip Dasar Museum

Prinsip dasar museum meliputi luas , pencahayaan,ruang pameran , dan organisasi ruang secara umum .

2.3.1.7.1 Luas

Museum merupakan bangunan publik . Oleh karena itu luasan museum diukur dari banyaknya penduduk lokal daerah tersebut . Walupun begitu , juga terdapat beberapa museum yang luas di daerah dengan penduduk yang sedikit , begitu juga sebaliknya. Pendistribusian luas areal museum baru harus sesuai dengan pembagian yang merata , dimana luas areal untuk kuratorial ditambah administrasi dan servis harus seluas areal pameran. Standar luasan museum berdasarkan jumlah penduduk lokal adalah :

Tabel 2.4 Standar Luas Museum

7

Populasi Total luas areal museum

10.000 jiwa 650m2 - 1300m2

25.000 jiwa 1115m2 - 2230m2

50.000 jiwa 1800m22 – 3600m2

100.000 jiwa 2700m2 – 5500m2

250.000 jiwa 4830m2 – 9800m2

500.000 jiwa 7600m2 – 15000m2

>1.000.000 jiwa 12000m2– 23500m2

2.3.1.7.2 Pencahayaan

Pencahayaan pada bangunan museum pada umumnya sama dengan bangunan lainnya kecuali pada areal pameran . Pada areal pameran , pada umumnya pencahayaan terdistribusi secara tidak merata . Pada umumnya pencahayaan menggunakan pencampuran antara cahaya buatan dan cahaya matahari . Akan tetapi pada museum science hanya menggunakan pencahayaan buatan . Hal ini dikarenakan pencahayaan buatan dapat lebih memberikan efek yang lebih bagus pada benda yang dipamerkan dibandingkan pencahayaan alami. Akan tetapi , seorang manusia pada umumnya lebih memilih keberadaan cahaya alami walaupun sedikit . Hal ini dikarenakan

(23)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

30 efek cahaya matahari yang berkesan hidup dibandingkan cahaya buatan yang berkesan mati . Seorang arsitek diharapkan dapat mendesain bangunan museum dengan pencampuran antara cahaya buatan dan cahaya alami . Hal ini dikarenakan untuk keseimbangan antara penglihatan dan perasaan dalam suatu bangunan . Pencampuran pencahayaan tersebut diharapkan dapat mengurangi kerugian masing-masing pencahayaan. Permasalahan tersebut adalah seperti : “The natural partner in the combination varieswidely in chromaticity and quantity, from day to day , and season to season , and frequently will change in both color and quanity in matter of minutes .” Warna pencahayaan , merupakan faktor yang sangat penting .

Menurut penelitian ,pencahayaan dalam bangunan exhibisi diperlukan dua jenis cahaya . Ruangan dapat diterangi secara tidak langsung dengan cahaya fluorescent 4500o . Objek yang dipamerkan mendapat pencahayaan dengan cahaya lampu incandescent tanpa filter dengan suhu 2800o– 3100o memberi pencahayaan spot pada objek individual , maupun pencahayaan flood dilokasi tertentu .

Pencahayaan ruangan diharapkan tidak melebihi terangnya pencahayaaan terhadap objek . Akan tetapi pencahayaan ruangan juga tidak diharapkan terlalu gelap sehingga objek yang dipamerkan terlalu kontrast .

Perletakan pencahayaan harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah efek silau, dan pantulan dari silau . Usaha untuk mencegah efek silau ini dilakukan dengan memberikan lapisan kaca difusi .Oleh karena itu pada umumnya dilakukan pencahayaan secara tidak langsung pada areal pameran di dalam sebuah museum. Pemanfaatan skylight cukup membantu dalam hal ini . Penggunaan refleksi cahaya juga mendapat peran yang cukup penting dalam hal ini .

2.3.1.7.3 Ruang Pameran

(24)

31 Terdapat Pengelompokan ruang dalam areal pameran. Terdapat beberapa susunan yang cukup familiar dalam pengelompokan ruang yakni :

Susunan ruang ke ruang merupakan susunan dengan ruang yang terletak pada kamar yang saling berhubungan secara menerus . Pada umumnya terdapat pada bangunan dengan ruang pameran satu lantai dan bersebalahan dengan ruang lobby . Keuntungan dari susunan ini adalah pengelompokannya yang simpel , dan ruang yang cukup ekonomis . Kelemahan dari susunan ini adalah memungkinkannya terdapat satu ruangan yang tidak dilalui walaupun dikelilingi oleh ruang lainnya .

Susunan koridor ke ruang sering disebut sebagai susunan ruang dan koridor merupakan susunan dimana setiap ruang dapat diakses melalui sebuah koridor .Keuntungan dari susunan ini adalah setiap ruang dapat diakses secara langsung , oleh karena itu dapat ditutup tanpa memberikan pengaruh pada ruangan lainnya .Kelemahan dari susunan ini adalah hilangnya ruang sebagai ruang koridor , walaupun dapat di minimalisir dengan menjadikan ruang koridor sebagai ruang pameran juga.

(25)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

32 Pada gambar A dan B memiliki cakupan sirkulasi yang kurang . Pada gambar C memilik cakupan sirkulasi yang maksimal , akan tetapi memiliki pergerakan yang terlalu banyak .Pada gambar D dan E memiliki sirkulasi dan cakupan yang baik .

2.3.1.7.4 Organisai Ruang

Ruang-ruang yang diperlukan didalam sebuah museum haruslah tersusun dengan baik agar memudahkan penggunaannya oleh publik . Ruang-ruang yang dibutuhkan oleh museum diantaranya :

Ruang Lobby dan ruang umum

Ruang Vestibule merupakan ruang yang pertama kali ditemui oleh pengunjung yang berfungsi sebagai ruang transisi dari ruang luar menuju lobby utama . Pada bangunan yang tidak memiliki ruang Vestibule disarankan penggunaan revolving door . Akan tetapi penggunaan revolving door cukup menyusahkan bagi orang tua . Oleh karena itu penggunaan rolling door mulai dikurangi .

Ruang Lobby merupakan ruang kontrol terhadap pengunjung museum . Ruang lobby harus luas , atraktif , memiliki pencahayaan yang bagus , dan memiliki penghawaan yang baik . Ruang Lobby harus mampu menampung jumlah pengunjung dan memiliki tempat duduk bagi pengunjung . Ruang lobby harus menjadi ruang untuk mengkontrol ruang kanor , ruang edukasi , ruang auditorium , ruang pameran , ruang perpustakaan , dan ruang kuratorial , serta ruang untuk menjual aksesories .

(26)

33 • Ruang kafetaria pada umumnya ditemukan pada bangunan museum yang cukup

luas . ruang kafetaria pada umumnya berhubungan langsung dengan ruang lobby .

Ruang Pameran

Ruang Pameran Temporer biasanya digunakan pada bangunan museum seni yang mayoritas benda yang dipamerkan berupa lukisan . Pada museum science dan sejarah , jarang sekali memamerkan bendanya yang bersifat temporer. Akan tetapi kadang kala juga terdapat pameran temporer untuk menarik minatpengunjung pada event tertentu . Posisi yang tepat untuk ruang pamer temporer biasanya berada pada lantai pertama , dan terpisah dari lobby. Ruangan ini disusun dengan terpisah dari bagian museum lainnya . Disarankan tidak terdapat batasan yang permanen antara bagian ini dengan bagian lain yang berhubungan .

Ruang Pameran Permanent lebih baik memiliki pemisahan antara jenis pameran yang dipamerkan untuk publik , dan untuk pelajar . Pada bangunan museum zaman sekarang , pameran untuk publik diletakkan dekat dengan lobby. Hal ini dimaksudkan agar pameran yang bertujuan untuk publik diletakkan pada posisi yang lebih strategis , dan pameran untuk pendidikan ataupun penelitian diletakkan lebih tidak strategis .

Ruang pendidikan

Ruang Perpustakaan merupakan ruang yang disarankan untuk memenuhi kenyamanan publik maupun staff museum . Perpustakaan disarankan terletaktidak terlalu jauh dari pintu masuk , dan mendapat pengawalan dari lobby . Akan tetapi karena untuk memenuhi kenyamanan publik , kadang-kadang kenyamananstaff sedikit terganggu . Oleh karena itu , pada museum yang cukup besar, biasanya terdapat perpustakaan terpisah bagi staff. Ruang-ruang yang termasuk dalam bagian ruang perpustakaan adalah ruang membaca , meja penjaga perpustakaan , tempat bekerja , dan tempat menyimpan buku .

Ruang Membaca pada umumnya dapat mengikuti standar perpustakaan umum , dimana diberikan areal minimal 25 kaki persegi untuk setiap satu orang pembaca. Ruang baca haruslah sepi tanpa banyak ganguan suara . Oleh karena itu biasanya material lantai dari ruang baca biasanya terbuat dari linoleum , maupun karet .

(27)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

34 ruang baca , dan pada umumnya lemari buku terbuat dari besi dengan tinggi 7,5 kaki.

Ruang berkumpul

Ruang Auditorium ataupun ruang untuk mengajar ,harus dirancang dengan memperhatikan faktor akustik . Biasanya permasalahan dari auditorium adalah letak , peralatan , dan desain interior di ruang tersebut . Hal yang perlu diperhatikan dari posisi auditorium , adalah letak dari auditorium disarankan berhubungan langsung dengan lobby utama ,agar dapat digunakan terpisah dari ruang pameran .

Ruang untuk musik tidak mengharuskan berada di dalam sebuah auditorium , akan tetapi dapat berada di ruang terbuka berupa taman terbuka , maupun amphitheatre.

Divisi Pendidikan

Ruang kelas dan studio

biasanya muncul apabila museum

merupakan cabang dari institusi tertentu .Biasanya dilakukan

pemisahan antara ruang kelas anakanak , dan ruang kelas orang

dewasa .

Ruang museum untuk anak-anak

merupakan bagian untuk

menerima pelajar yang datang bersama guru , dan berkelompok

berdasarkan sekolahnya.

Ruang Kuratorial

Gudang penyimpanan

sering juga disebut sebagai penyimpanan

untukpembelajaran . Hal ini dikarenakan penyimpanannya yang dapat

digunakan sebagai reverensi pekerjaan , dan penelitian yang penting

untuk perkembangan museum .

Rangkaian kamar Kurator

terdiri dari ruang belajar , ruang kerja

kurator , dan gudang penyimpanan . Ruang pameran juga merupakan

bagian dari ruang kuratorial , oleh karena itu perlu adanya hubungan

antara ruang pameran dan ruang kuratorial . Sebaiknya ruang

kuratorial berada di dekat ruang lobby utama agar mudah diakses .

Ruang Administrasi

(28)

35

melalui pintu utama ,menuju ke lobby , dan menuju ke kantor dengan

pengawalan khusus , tanpa harus mengelilingi seluruh museum .

Ruang rapat biasanya disediakan untuk rapat, akan tetapi pada perpustakaan besar disarankan perletakannya berada di ruang kantor direktur . Walaupun terpisah dari ruang direktur , disarankan ruang ini memiliki akses langsung terhadap ruang direktur

Ruang kantor direktur memiliki standar yang sama dengan bangunan perkantoran.

Bagian Servis

Pintu masuk servis harus langsung menuju keruang penerimaan dengan area packing dan unpacking .Ruang servis biasanya dilalui oleh pekerja , pengantar barang , dsb . Ruang servis harus memiliki loading dock yang mampumenampung truk besar .

Ruang penerimaan merupakan areal vokal dimana semua kiriman barang datang , maupun keluar dari bangunan. Ruang penerimaan dan lift barang disarankan untuk berdekatan agar mempermudah pendistriusian barang di dalam bangunan .

Ruang pengawas berada didekat pintu masuk servis ,dan merupakn ruang kontrol dari segala sesuatu yg terjadi di sini . Biasanya beradadi ruang tertentu dengan terdapat kaca yang dapat melihat keluar tanpa orang dapat melihat ke dalam ruangan .

Lift barang memiliki posisi yang terbaik berada pas di samping ruang penerimaan ,harusah berukuran besar ,pelan , dan dioperasikan dengan tombol .Lift barang harus dapat mencapai semua tingkatan dimana barang yang diangkut akan dibawa menuju kesana

Bilik Registrasi merupaknn tempat membuat arsip barang milik museum yang dipinjamkan maupun yang dipinjam.Begitu juga dengan barang yang akan dipamerkan dari ruang peyimpanan .Ruang ini juga berfungsi untuk mengarsipkan barang yang keluar masuk dari areal pameran , dan ruang kuratorial . Ruang ini harus dapat berkomunikasi secara bebas dengan ruang penerimaan , dan harus dirancang dengan memiliki pengamanan yang baik. • Koridor servis merupakan pusat sirkulasi dari manusia pada basement .

(29)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

36 • Ruang kerja fotografi biasanya diletakkan di basement agar pekerjaan

fotografi dapat diawasi dengan baik dengan cahaya buatan . Ruang ini harus memiliki penghawaan yang baik dan bebas dari getaran.

Ruang kerja (shops) merupakan ruangan yang dibutuhkan di setiap museum.Ruang ini harus memiliki pencahayaan alami yang baik, dan penghawaan yang baik.

Ruang preparasi, dan ruang restorasi merupakan ruang kerja bagi para ahli untuk memperbaiki artefak, maupun mengresrorasi benda-benda seni. Ruangan ini harus memiliki pencahayaan alami yang bagus, dan pencahayaan buatan yang memadai.

Printing Shop merupakan ruang yang berfungsi untuk membuat label pada benda yang akan dipamerkan.

Ruang penyimpanan servis merupakan tempat menyimpan alat kerja. • Garasi merupakan ruang tambahan yang biasanya digunakan untuk

(30)

37 2.3.2. Patung Lilin

2.3.2.1 Sejarah Patung Lilin

Patung lilin merupakan suatu bentuk benda seni yang bernilai tinggi yang telah dikenal sejak peradaban kuno bangsa Mesir dan Yunani. Berdasarkan dokumen sejarah, patung lilin saat itu dibuat untuk upacara-upacara religius. Pada masa kerajaan Romawi, keluarga-keluarga bengsawan membuat patung lilin nenek moyang mereka. Di Eropa pada abad pertengahan ada suatu kebiasaan untuk membuat patung lilin dari tokoh-tokoh besar dengan terlebih dahulu membuat topeng mayat (death mask), yaitu topeng yang dicetakkan pada wajah dan tubuh dari mayat seseorang.

Dari topeng mayat tersebut lalu dicetakkan ke dalam patung lilin tiga dimensi untuk diletakkan di kuburan dan ruang-ruang bawah tanah. Karena kebiasaan ini menghabiskan banyak biaya, maka hal ini hanya dilakukan kepada para bangsawan dan tokoh-tokoh religious. Dengan meningkatnya perkembangan masyarakat pada jaman Renaissance, kegiatan unutk mengabadikan image seseorang melalui patung lilin menjadi semakin berkembang luas.

Pada abad ke-18 di Paris, Marie Grosholtz magang di studio patung lilin milik pamannya. Selama Revolusi Perancis ia ditugaskan untuk mengambil ratusan topeng mayat. Setelah menikah, ia mengubah namanya menjadi Madame Tussaud, dan mendirikan galeri di London, Inggris, dimana galeri tersebut telah berkembang menjadi museum patung lilin yang paling terkenal di dunia, yang dikenal dengan nama Madame Tussaud’s Wax Museum.

2.3.2.2. Proses Pembuatan Patung Lilin

Proses pembuatan patung lilin terdiri-dari beberapa tahapan, yaitu :

(31)

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

INDONESIAN WAX SCULPTURE MUSEUM

38 dan dengan kemajuan teknologi saat ini dapat menggunakan scanner tiga dimensi. Walaupun demikian, pengukuran secara manual adalah langkah yang paling penting. • Setelah itu harus diputuskan di bagian atau tempat mana patung itu nantinya akan

ditaruh, serta bagaimana pose yang dikehendaki.

• Si pemahat kemudian diberi pilihan beberapa pose subjek disertai foto-foto detail. Ini berguna untuk mencocokkan detail mata, rambut dan pakaian dengan subjek yang nyata. Si pemahat tak hanya menyamakan ukuran dan bentuk bagian tubuh seperti hidung dan telinga misalnya, tetapi juga diberi kesempatan untuk mengamati karakter dan kepribadian si subyek yang nantinya akan ditransformasikan selama proses pembuatan patung.

• Ada dua cara melakukan pertemuan dengan si subyek. Seringkali si tokoh diundang untuk mengunjungi studio museum, atau kalau tidak mungkin, si pemahat yang akan mengunjungi tokoh tersebut. Selama pertemuan dengan modelnya, si pemahat paling sedikit memotret 25 kali, mengukur tinggi kening, jarak mata, panjang wajah dan hidung, kemudian mencocokkan warna kulit, mata dan rambut.

• Si pemahat memulai pekerjaannya dengan membuat model kepala memakai tanah liat. Bisa dibayangkan, bagaimana sulitnya usaha si pemahat untuk mencapai kemiripan tampang tanpa rambut asli. Meski demikian nantinya rambut itu akan diganti dengan rambut asli.

• Di samping memakai ukuran dan presisi asli, kemampuan artistik sangat diperlukan guna menghasilkan patung yang mirip dan nampak hidup. Bila si pemahat merasa sudah puas, cetakan yang terdiri atas 12 bagian itu diambil dari kepala. Jumlah yang sama pula diambil dari leher dan torso. Sementara itu disiapkan cairan lilin yang dipanasi sampai 60 derajat Celcius dalam sebuah tempat khusus. Setelah dibersihkan dengan amat teliti, cetakan kepala yang terbuat dari gips keras ini kemudian dituangi cairan lilin, sampai diperoleh ketebalan yang memadai yakni sekitar 1.5 inci. Sedangkan bagian-bagian dari tubuh yang nantinya akan tertutup oleh pakaian langsung dibuat dari gips yang dihasilkan dari dua keeping cetakan. Kepingan gips dari cetakan itu kemudian dilepaskan dari kepala, agar lilin jadi dingin. • Bahan lilin tersebut berasal dari lilin tawon lebah asli yang dicampur dengan bahan

kimia khusus untuk memperkuat material dan menambah daya tahan terhadap suhu udara tertentu.

(32)

39 • Setelah patung kepala terbentuk, langkah berikutnya adalah menggarap bagian

mata. Kini giliran pekerjaan tangan yang rumit dan amat individual, terutama untuk menyesuaikan warna mata dengan yang dimiliki si tokoh. Mata yang digunakan berasal dari bahan kaca. Rambut manusia, yang tentu saja sudah disesuaikan baik jaringan maupun warnanya, ditanam ke dalam kulit kepala helai demi helai dengan alat khusus. Rambut itu kemudian dipangkas dan dirapikan sesuai aslinya. Bila si tokoh aslinya punya rambut panjang, mereka akan memakai wig.

• Yang terakhir, sebelum tokoh lilin ini diberikan pakaian, adalah proses pewarnaan kulit. Dalam tahap ini dituntut kepandaian seorang seniman, apalagi kalau harus menyertakan perhitungan cahaya lampu tempat patung ini nantinya dipajang. Untuk menghidupkan wajah seringkali dibutuhkan pewarnaan memakai cat air, cat minyak maupun acrylic. Yang tak kalah pentingnya adalah mengatur perpaduan antara rambut dan pencahayaan.

• Pakaian dibuat oleh tukang jahit, atau bisa didapatkan dari sumbangan si tokoh itu sendiri.

• Akhirnya patung lilin tersebut siap dipajang di museum untuk sinikmati oleh para pengunjung.

• Namun pekerjaan ini tidak berhenti setelah patung ini resmi selesai. Pemeliharaan dan perawatannya harus selalu dilakukan secara periodik. Paling tidak, sekali atau dua kali dalam setahun, warna atau cat harus dibersihkan dengan sabun lembut dan air. Pada saat yang sama rambutnya harus dikeramas, sebelum dilakukan pengecatan ulang danpenataan ulang rambutnya.

2.4. Studi Banding Fungsi Sejenis Madame Tussauds

(33)

G

Pameran pertama dari banyak orang. Pameran terse membuka tempat kedua untuk dengan nama "Caverne des dikenal saat ini sebagai Cham Tussaud membuat pat Voltaire, atau yang lebih dik terkenal lainnya yang dipatun Franklin. Selama Revolusi Pe yang menjadi korban. Ia rela tengah-tengah timbunan jena dengan sempurna.

Ketika Curtius mening lilinnya pada Tussaud. di t konsekwensi Perang Inggris-hidup ia harus berkeliling Ing karya-karyanya itu pernah di pameran permanen buat kary yang disebut "Baker Street Ba Salah satu atraksi ut

Gambar 2.1 Museum Madame Tussauds

ari karya lilin Curtius diadakan tahun 1770 dan rsebut pindah ke Palais Royal di Paris pada ta tuk karya-karyanya ini di Boulevard du Temple es Frands Voleurs", asal muasal dari bagia

mber of Horrors (arti harafiah Kamar Horor). patung lilin pertamanya, yaitu patung Francois

dikenal hanya dengan Voltaire, di tahun 1 tungkannya antara lain Jean Jacques Rousse Perancis ia membuat penutup wajah jenasah la untuk mencari kepala-kepala para korban y enasah agar bisa menyelesaikan penutup w

inggal di tahun 1794, ia meninggalkan kole i tahun 1802, Marie Tussaud pindah ke

-Perancis, ia tidak bisa kembali ke Peranc nggris dan Irlandia memamerkan karya-karya dipamerkan di Lyceum Theatre. Ia akhirnya

rya-karyanya di Baker Street, London, di tahu Bazaar").

utama museum Tussaud adalah "The Cham ilkan sebagian korban Revolusi Perancis dan j

LPTURE MUSEUM

LPTURE MUSEUM

LPTURE MUSEUM

LPTURE MUSEUM

40 an menarik perhatian

tahun 1776. Curtius ple pada tahun 1782 ian museum yang hun 1835 (di tempat

(34)

41 para pembunuh dan penjahat lainnya. Nama ruangan ini diberikan oleh seseorang dalam majalah Punch di tahun 1845.

Tokoh-tokoh terkenal lain kemudian mulai ditambahkan dalam ruang pameran, termasuk Horatio Nelson dan Sir Walter Scott. Beberapa patung lilin yang dibuat oleh Tussaud sendiri masih ada hingga hari ini. Di tahun 1842, ia membuat patung lilin dirinya sendiri yang sekarang dipajang di pintu masuk utama museumnya.

Museum Madame Tussaud pindah ke alamatnya kini di Marylebone Road pada tahun 1884. Di tahun 1925 kebakaran menghancurkan banyak dari patung-patung yang ada, tapi cetakan-cetakan mereka berhasil diselamatkan sehingga patung-patung lilin bersejarah tersebut bisa dibuat lagi.

Museum lilin Madame Tussaud kini telah berkembang menjadi sebuah tujuan wisata di London, berdampingan (hingga baru-baru ini) dengan London Planetarium di sisi baratnya. Museum ini telah memiliki cabang di Amsterdam, Las Vegas, New York City, Hongkong, Shanghai, Hollywood-Los Angeles, dan Washington D.C. Kini, patung-patung lilin Madame Tussauds terdiri atas tokoh-tokoh sejarah, keluarga kerajaan, bintang film, atlet tenar dan tokoh-tokoh kriminal yang tenar. Museum Madame Tussauds saat ini dimiliki oleh sebuah perusahaan wisata bernama Merlin Entertainments setelah mengakuisisi Tussauds Group pada bulan Mei 2007.

Gambar 1.2 Patung lilin di Madame Tussauds (kiri ke kanan : Madame Tussauds, Albert Einstein, William

(35)

Images of Sin

Images of Singapore museum patung lilin y pengunjung kembali ke jam melihat seperti apa Singapu Museum ini digunakan sebag untuk menceritakan sejara nilainilai tentang Singapura .

Gambar 2.4P

Atraksi ini diatur sedemikian Singapura tempo dulu mulai melalui empat area yang berb • Four Winds

Patung Lilin di dalam Museum Images of Singapore

an rupa sehingga Anda sepertinya bisa men lai dari legenda, fakta dan cerita-cerita raky rbeda:

s of Singapore – Pengunjung akan dibawa untuk menyaksikan tayangan tentang perbeda tuan rakyat Singapura yang berada di bela saat ini.

Adventure – Sebuah area yang menyajika ahlawan Singapura dan nilai-nilai yang sudah gara Singapura. Lihat juga cerita bagaimana p

Gambar 2.3 Museum I Singapore

enikmati alur cerita kyat yang disajikan

a ke sebuah ruang daan kultur dan nilai-elakang kesuksesan

ikan sejarah tentang ah mereka tanamkan a para imigran yang

(36)

43 datang ke Singapura sudah berperan besar dalam membangun pondasi yang kuat bagi negara Singapura ini. Cara penyajian multimedia yang didukung oleh teknologi canggih menjadikan cerita sejarah ini seperti hidup. • Singapore Celebrates – Di sini pengunjung bisa melihat kebudayaan

Singapura yang penuh warna. Lihatlah bagaimana orang-orang Singapura yang terdiri dari etnis yang berbeda-beda merayakan hari-hari besarnya masing-masing. Setingnya adalah Singapore pada tahun 1950an, pengunjung bisa melihat bagaimana orang Malay asli merayakan Hari Raya Puasa, orang Tionghua merayakan Chinese New year, etnis India yang menyelenggarakan Hari Raya Deepavali serta event-event seru lainnya seperti Lantern Festival. Jangan lewatkan juga untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebudayaan Peranakan.

Gambar

Table 2.1 kriteria pemilihan lokasi6
Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan kota Medan
Tabel 2.3 Perbandingan Lokasi
Tabel 2.4 Perbandingan Museum yang didirikan sebelum dan sesudah kemerdekaan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghindari kesalahpahaman dan keragu-raguan, maka bahasan dan kajian masalah dalam penelitian ini dibatasi pada “Studi Tentang Pemanfaatan Waktu Luang

Prav tako bom testirala obstoj trendov kriminalitete vseh zabeleženih kaznivih dejanj za obdobje od 2001 - 2007 za dežele nekdanje zahodne in vzhodne Nemčije in Nemčije kot celote..

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Limbah Padat Industri Kertas

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat

Penegakan hukum pidana politik uang dalam pemilihan kepala daerah merupakan suatu upaya untuk mewujudkan keinginan-keinginan hukum dalam mengatasi dan menindaklanjuti setiap

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Apa jenis ilokusi yang digunakan oleh Oprah Winfrey dalam talkshow-nya dengan

Namun, jika ada prosedur yang tidak bisa dikerjakan di dalam BSC maka prosedur tersebut dapat dikerjakan di luar BSC dengan melengkapi peralatan pengamanan personal,

Metode yang banyak digunakan untuk melindungi suatu benda dari korosi adalah melapisi benda tersebut dengan logam lain yang tidak akan berkarat Yang paling banyak