• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Perancangan TKA - 490 - Studio Tugas Akhir Semester A Tahun Ajaran 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Perancangan TKA - 490 - Studio Tugas Akhir Semester A Tahun Ajaran 2011/2012"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

STADION INTERNASIONAL MEDAN

ARSITEKTUR HIGH-TECH

LAPORAN PERANCANGAN

TKA - 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2011/2012

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

YAYAT WIHADI

06 0406 011

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(2)

STADION INTERNASIONAL MEDAN

(ARSITEKTUR HIGHTECH)

O

l

e

h

YAYAT WIHADI

06 0406 011

Medan, 25 April 2012 Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Imam Faisal Pane ST, MT. Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho MT.

(NIP: 19740810200212 1 002) (NIP: 19630716 199802 1 001)

(Ketua Departemen Arsitektur FT- USU)

Ir. N. Vinky Rahman, MT.

(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )

Nama : Yayat Wihadi

NIM : 060406011

Judul Proyek Akhir : Stadion Internasional Medan Tema Proyek Akhir : Arsitektur Hightech

Rekapitulasi Nilai :

Nilai akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status Waktu

Pengumpulan Laporan

Paraf Pembimbing

I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TKA-490

1 LULUS LANGSUNG 2 LULUS

MELENGKAPI 3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG 4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG 5 TIDAK LULUS

Medan, April 2012

Ketua Departemen Arsitektur FT – USU Koordinator TKA-490 Studio Tugas Akhir

(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

karunia dan kekuatan dalam penyelesaian tugas akhir yang berjudul ”Stadion Internasional

Medan” guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Arsitektur Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari banyak

pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan ini. Untuk itu, penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Imam Faisal Pane ST., MT dan Ir. Dwi Lindarto H. MT. Selaku dosen pembimbing I dan

II atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi dan masukkan-masukkan

bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis

2. Ir. Rudolf Sitorus MLA., Ami Marisa ST. MT, selaku dosen penguji. Terima kasih karena

telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan serta saran

yang sangat berarti bagi penulis demi penyempurnaan penelitian ini.

3. Ir. N. Vinky Rahman MT. selaku ketua Departemen Arsitektur. Terima kasih atas

bimbingan, perhatian dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis selama

menimba ilmu di kampus arsitektur tercinta.

4. Seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, saran, dan doa serta

dorongan moril dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan laopran ini. Laporan ini

penulis persembahkan khusus untuk umi (Maryati) dan bapak (Suyatno) tercinta. Semoga

kita selalu dalam lindungan Allah SWT.

5. Special thank to: Rosyalindah Hasibuan selaku pemberi semangat terbesar dalam hidup

penulis. Para sahabat penulis: Andre, Deni, Elbi, Isfan, Junardi dan Suria serta

(5)

Terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan kebersamaan yang telah kalian ukir indah

dalam kehidupan penulis.

6. Rekan-rekan seperjuangan stambuk 2006 Mahasiswa Departemen Arsitektur Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara yang selalu memberikan semangat, senyuman dan

bantuan kepada penulis yang tidak dapat dituliskan satu persatu.

7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima

kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh

karenanya penulis mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari

semua pihak, guna menyempurnakan laporan ini agar menjadi lebih baik lagi. Akhirnya

kepada Allah jua penulis berserah diri. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak.

Medan, April 2012

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Maksud dan Tujuan ... 3

I.3. Sasaran ... 4

I.4. Rumusan Masalah ... 4

I.5. Pendekatan ... 5

I.6. Lingkup Batasan Perancangan ... 6

I.7. Asumsi ... 6

I.8. Kerangka Berfikir ... 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1. Terminologi Judul ... 9

II.2. Tinjauan Umum ... 12

II.2.1. Stadion Modern ... 12

II.2.2. Persyaratan Stadion ... 12

II.2.3. Tinjauan Fungsi dan Fasilitas Stadion ... 30

II.2.4. Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 32

II.3. Tinjauan Khusus ... 36

II.3.1. Deskripasi Proyek ... 36

II.3.2. Tinjauan Lokasi Proyek ... 37

II.3.3. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 39

II.3.4. Analisa Pemilihan Lokasi ... 41

II.3.2. Studi Kelayakan Proyek ... 44

II.4. Studi Banding Proyek Sejenis ... 46

II.4.1. Emirates Stadium-London (Arsenal FC) ... 46

II.4.2. Stadion Gelora Sriwijaya ... 51

(7)

BAB III ELABORASI TEMA

III.1. Latar Belakang Tema ... 55

III.2. Defenisi Tema ... 55

III.2.1. Pengertian Arsitektur High-Tech ... 55

III.2.2. Interpretasi Tema ... 58

III.3. Keterkaitan Tema dengan Judul ... 61

III.4. Studi Banding Tema Sejenis ... 61

III.4.3. Allianz Arena-Munich (Bayern Munchen) ... 61

III.4.4. Wembley Stadium-London (Timnas Inggris) ... 63

III.5. Keterkaitan Studi Banding dengan Proyek ... 64

BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Fisik ... 65

IV.1.1. Analisa Tapak ... 65

IV.1.2. Analisa Pencapaian ... 69

IV.1.3. Analisa Sirkulasi ... 71

IV.1.4. Analisa Matahari dan Vegetasi ... 73

IV.1.5. Analisa Kebisingan ... 75

IV.1.6. Analisa View ... 76

IV.2. Analisa Bangunan ... 78

IV.2.1. Sirkulasi Bangunan ... 78

IV.2.2. Analisa Bentuk Bangunan ... 79

IV.2.3. Analisa Pola Massa Bangunan ... 82

IV.3. Analisa Sruktur Bangunan ... 83

IV.3.1. Struktur Bawah (Sub Structure) ... 83

IV.3.2. Struktur Atas (Upper Structure) ... 85

IV.4. Analisa Utilitas Bangunan ... 88

IV.4.1. Pencahayaan ... 88

IV.4.2. Pengkondisian Udara ... 88

IV.4.3. Sanitasi ... 89

IV.4.4. Elektrikal ... 91

IV.5. Analisa Non Fisik ... 92

(8)

IV.6.1. Kebutuhan Ruang ... 103

IV.6.2. Program dan Besaran Ruang ... 112

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Ruang Luar ... 120

V.1.1. Konsep Site ... 120

V.1.2. Konsep Sirkulasi Kendaraan ... 121

V.1.3. Konsep Pedestrian ... 122

V.1.4. Konsep Parkir ... 123

V.1.5. Konsep Entrance ... 124

V.2. Konsep Ruang Dalam ... 124

V.2.1. Zoning Horizontal ... 124

V.2.2. Zoning Vertikal ... 126

V.3. Konsep Gubahan Massa ... 127

V.4. Konsep Struktur ... 128

V.5. Konsep Utilitas ... 129

V.5.1. Konsep Penyediaan Air Bersih ... 129

V.5.2. Konsep Sistem Pendingin Udara ... 129

V.5.3. Konsep Sistem Akustik Pada Ruang Pertemuan ... 129

V.5.4. Konsep Sistem Proteksi Kebakaran ... 130

V.5.5. Konsep Sistem Telekomunikasi ... 130

V.5.6. Konsep Sistem Keamanan ... 131

BAB VI HASIL PERANCANGAN ... 132

VI.1. Site Plan ... 132

VI.2. Basement ... 133

VI.3. Lower Ground Plan ... 134

VI.4. Ground Plan ... 135

VI.5. Denah Lantai 2 ... 136

VI.6. Denah Lantai 3 ... 137

VI.7. Denah Tribun ... 138

VI.8. Tampak ... 139

(9)

VI.10. Rencana Pondasi ... 143

VI.11. Rencana Pembalokkan ... 148

VI.12. Rencana Atap ... 149

VI.13. Rencana Elektrikal ... 150

VI.14. Rencana Fire Alarm ... 155

VI.15. Rencana Springkler ... 160

VI.16. Rencana Plumbing dan Sanitasi ... 165

VI.17. Rencana Tata Udara ... 170

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bentuk Tribun Ideal Bagi Penglihatan Penonton …... 13

Gambar 2.2 Lapangan Sepak Bola dan Bagian-Bagiannya ……... 16

Gambar 2.3 Lapangan Sepak Bola dan Ukuran-Ukurannya …... 16

Gambar 2.4 Detail Technicak Area………... 17

Gambar 2.5 Standart dan Kapasitas Bench Cadangan ……… 18

Gambar 2.6 Ukuran Gawang ...…...… 18

Gambar 2.7 Bendera Sudut (Corner Flag) ...………….. 18

Gambar 2.8 Potongan Tiang Gawang ………... 18

Gambar 2.9 Letak dan Posisi Papan Iklan di Sekitar Lapangan ……….. 19

Gambar 2.10 Score Board ………... 19

Gambar 2.11 Standar Jarak Pandang Mata ke Lapangan ……….. 20

Gambar 2.12 Standar Tempat Duduk Stadion …...………... 21

Gambar 2.13 Diagram Line of Visibility ………... 22

Gambar 2.14 Lampu Sorot pada Stadion ………... 28

Gambar 2.15 Ruang Ganti dilengkapi toilet TRRFCMFS FIFA ………... 32

Gambar 2.16 Ticket Box ………... 34

Gambar 2.17 Tempat duduk ………... 34

Gambar 2.18 Suasana Ruang Pers ………... 34

Gambar 2.19 Restoran .…...………. 34

Gambar 2.20 Ruang Tunggu/Lobby dan Ruang Pertemuan ..……… 35

Gambar 2.21 Fitness Center ………... 35

Gambar 2.22 Fasilitas Pendukung Berupa Museum dan Trophy Cabinet …… 35

Gambar 2.23 Lokasi Site Jl. Ngumban Surbakti ………... 41

Gambar 2.24 Lokasi Site Jl. Willem Iskandar ………... 41

Gambar 2.25 Lokasi Site Jl. A.H. Nasution ………... 42

Gambar 2.26 Stadion Emirates, London ………... 46

Gambar 2.27 Stadion Highbury di awal pembangunannya ………... 47

Gambar 2.28 Stadion Highbury ………... 47

Gambar 2.29 Suasana Tribun Emirates Stadium ………... 48

Gambar 2.30 Fasilitas Stadion Emirates London ………... 49

(11)

Gambar 2.32 Fasilitas Gelora Sriwijaya ……….... 51

Gambar 2.33 Suasana Gelora Sriwijaya ……….... 52

Gambar 2.34 AufSchalke Arena – Gelsenkirchen ………... 52

Gambar 2.35 Suasana Tribun AufSchalke ………... 53

Gambar 2.36 Suasana Perspektif AufSchalkerch ……….. 53

Gambar 3.1 Eksterior Stadion Allianz Arena ………... 62

Gambar 3.2 Site Plan, Ground plan, dan Potongan Bangunan ……….... 62

Gambar 3.3 Fasilitas, Eksterior dan Suasana Wembley Stadium ………….... 64

Gambar 4.1 Peta Lokasi Site ...……….. 65

Gambar 4.2 Batas-batas site ...……….. 67

Gambar 4.3 Eksisting Site ………...……….. 68

Gambar 4.4 Analisa Pencapaian ...……… 69

Gambar 4.5 Analisa Sirkulasi ………...……….. 45

Gambar 4.6 Site Entrance …...……….. 72

Gambar 4.7 Analisa Matahari …...……… 73

Gambar 4.8 Jenis-Jenis Vegetasi ...……….. 74

Gambar 4.9 Analisa Kebisingan ...……….. 75

Gambar 4.10 Analisa View ke Luar ..……… 76

Gambar 4.11 Analisa View ke Dalam ...……….. 77

Gambar 4.12 Skema Aktifitas Pengelola ...……….. 99

Gambar 4.13 Skema Aktifitas Penonton ... 99

Gambar 4.14 Skema Aktifitas Servis …..……….. 99

Gambar 4.15 Skema Organisasi Ruang Pemain, Ofisial, Wasit ……… 99

Gambar 4.16 Skema Organisasi Ruang Pemain …...……….. 100

Gambar 4.17 Skema Sirkulasi Masuk Pengunjung ………...….. 100

Gambar 4.18 Skema Organisasi Ruang VIP ………...………… 100

Gambar 4.19 Skema Organisasi Ruang Restoran …...……….. 101

Gambar 4.19 Skema Organisasi Ruang Pertemuan ...……… 101

Gambar 4.20 Skema Organisasi Ruang Permainan ………... 101

Gambar 4.21 Skema Organisasi Ruang Museum Klub ………. 102

Gambar 4.22 Skema Organisai Ruang Fitness Center ……….. 102

Gambar 4.23 Organisasi Ruang Bilyard Center ……… 102

(12)

Gambar 4.25 Skema Organisasi Ruang Pengelola ……...……….. 103

Gambar 5.1 Diagram Konsep Sirkulasi Kendaraan ...………... 125

Gambar 5.2 Diagram Konsep Sirkulasi Kendaraan ………. 126

Gambar 5.3 Diagram Konsep Pedestrian ………... 127

Gambar 5.4 Diagram Konsep Parkir ………... 128

Gambar 5.5 Gambar 5.5 Sketsa Suasana Parkir ………..……… 129

Gambar 5.6 Sketsa Desain Gate …...……….. 129

Gambar 5.7 Zoning Horizontal Tribun …...……….. 130

Gambar 5.8 Zoning Horizontal Tribun ……….……….. 131

Gambar 5.9 ZoningVertikal Tribun ….……… 132

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Stadion Sepakbola …...………...….. 13

Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan ...…. 37

Tabel 2.3 Potensi pengembangan wilayah kota Medan ………. 38

Tabel 2.4 Analisa Pemilihan Lokasi …... 42

Tabel 2.5 Statistik Pengunjung Tempat Wisata Medan ………... 44

Tabel 2.6 Statistik Pengunjung Tempat Wisata Medan Berdasarkan Gol. Umur ………... 45

Tabel 4.1 Analisa pencapaian terhadap inti kota ……… 70

Tabel 4.2 Kriteria Bentuk Massa Bangunan ...………. 81

Tabel 4.3 Kriteria Pola Massa Bangunan ………... 83

Tabel 4.4 Jenis-jenis Struktur Atas... 86

Tabel 4.5 Kekuatan Beton……... 86

Tabel 4.6 Material Bangunan …….………... 87

Tabel 4.7 Keuntungan dan Kerugian dari Sistem Penghawaan …... 89

Tabel 4.8 Keuntungan dan Kerugian Sistem Distribusi Air Bersih Down Feed ... 90

Tabel 4.9 Keuntungan dan Kerugian Sistem Distribusi Air Bersih Up Feed……... 90

Tabel 4.10 Ruang Utama ...………... 105

Tabel 4.11 Restoran ………...……... 108

Tabel 4.12 Akomodasi Atlit ……...……. 109

Tabel 4.13 Ruang Pertemuan………….…...…... 110

Tabel 4.14 Pusat Kebugaran ………... 111

Tabel 4.15 Ruang Pameran ………... 112

Tabel 4.16 Sport Station ………... 112

Tabel 4.17 Retaill Shop ………... 113

Tabel 4.18 Souvenir Shop ……...……….. 113

Tabel 4.19 Ruang Pengelola Gedung ………...……… 114

Tabel 4.20 Ruang Pelayanan Teknis ……...…… 115

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Pada tanggal 24-25 Juni 2005, dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Kepemudaan dan Keolahragaan Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga di Jakarta, Joko Kirmanto sebagai Menteri Pekerjaan Umum memberikan kata sambutan dengan tema, “Merancang Era Kebangkitan Pemuda dan Penguatan Sistem Pembangunan Keolahragaan Menuju Indonesia

yang Tangguh dalam Kompetisi Global”. Tema ini merupakan sebuah sugesti dan harapan akan kebangkitan pemuda sebagai elemen utama penggerak peradaban bangsa untuk menjadi Negara yang maju. Hal ini juga selaras dengan kebijakan pemerintah dalam hal memajukan dan mencerdaskan generasi bangsa. Selain itu, tema ini juga sebuah sugesti untuk memiliki system dan infrastruktur keolahragaan yang mampu berkompetensi secara global.

Belakangan ini, sepak bola telah dijadikan ajang bisnis di berbagai negara-negara di dunia. Saat ini industry sepak bola tidak hanya terpusat di negara-negara Eropa saja, melainkan telah merambah ke negara-negara Asia, terutama di negara-negara Asia Timur yang telah lebih dulu maju. Perkembangan industry sepak bola di Asia pun telah melirik Asia Tenggara sebagai arah perkembangannya. Menurut Keith Cooper, media FIFA menyebut Asia Tenggara sebagai industri sepak bola masa depan.

Kota Medan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan. Geliat pembangunan di kota Medan sangat terasa hampir di semua bidang, seperti pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, gedung pemerintahan, sekolah, stadion dan sarana olahraga lainnya. Pemerataan pembangunan di segala bidang ini juga menyentuh bidang pembangunan sarana dan prasarana olah raga.

Dalam bidang olah raga, kota Medan memiliki sejarah yang cukup membanggakan. Hal ini ditorehkan dari banyak bidang. Bidang-bidang tersebut antara lain seperti Sepak Bola, Perahu Naga, Polo Air, dan sebagainya. Seperti halnya di seluruh wilayah Indonesia, bidang olah raga yang paling berkembang di Kota Medan adalah sepak bola. Sepak bola tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat kota Medan. Hampir di setiap penjuru kota, masyarakatnya menggemari olahraga ini.

(15)

kota Medan yaitu PSMS Medan dan Medan Jaya telah cukup menjadi legenda dalam dunia persebakbolaan nasional dan internasional.

Stadion Teladan merupakan kandang dari dua klub terbesar di kota Medan ini. Stadion ini selesai dibangun pada tahun 1953. Stadion ini merupakan representasi masyarakat kota Medan terhadap sepak bola. Dahulunya, stadion ini cukup megah dan menjadi stadion kebanggaan masyarakat kota Medan. Stadion ini dahulu berdiri megah. Stadion yang layak untuk ditandangi klub – klub dari Asia, seperti Korea, Jepang, Vietnam, Singapura dan Burma. Tak hanya dari deretan Asia, klub dari Australia dan Belanda hingga Lokomotiv Rusia sekalipun pernah menginjakan kakinya.

Kini waktu terus berjalan, banyak harapan besar dari masyarakat kota Medan untuk membangkitkan dan melanjutkan tradisi hebat yang telah terukir. Namun semua masih belum menunjukkan hasil. Sepak bola Medan telah mati suri. Kota Medan tidak lagi menjanjikan bagi pemain bola. Banyak pemain memilih berkarir di luar Medan. Satu bukti nyata, adalah pemain yang membawa PSMS ke final 2008 lalu pun ikut kabur. Dalam hal sarana dan prasarana sepak bola, untuk memenuhi standard stadion sepak bola nasional (PSSI) saja Stadion Teladan belum mampu untuk memenuhinya, apalagi untuk memenuhi standard internasional (FIFA).

Berbagai pihak yang telah mencanangkan banyak program untuk membangkitkan kembali persepakbolaan kota Medan, termasuk pemerintah kota Medan. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan meningkatkan infrastruktur dan fasilitas. Hal ini akan menghadapkan kita dengan dua pilihan yaitu membangun stadion baru atau merenovasi Stadion Teladan. Namun demikian, jika kita memilih untuk merenovasi, maka kita akan terhambat pada luas lahan site yang relatif sempit untuk membangun stadion yang cukup megah sesuai sesuai standard internasional. Selain itu lokasi stadion ini juga berada di tengah kota dengan tingkat kemacetan yang cukup tinggi yang dengan keberadannya dapat menambah tingkat kemacetan kota. Maka dari itu solusi yang paling tepat dan efektif dengan membangun stadion baru di tempat dan lokasi yang tepat.

(16)

1. Sesuai dengan program pembangunan infrastruktur dan fasilitas olahraga pada masa yang akan datang.

2. Sesuai dengan rencana pembangunan Jalan Raya Lingkar Luar (Ring Road) Medan yang akan menghubungkan wilayah-wilayah diseluruh Kota Medan. Sehingga memudahkan masyarakat dari seluruh penjuru kota untuk menuju stadion ini.

3. Sesuai dengan rencana Pembangunan Kompleks Olahraga Medan yang akan memfasilitasi seluruh kegiatan olahraga masyarakat.

4. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota Medan yang menginginkan stadion baru yang layak dan sesuai dengan standar-standar nasional dan internasional.

5. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Kota Medan yang ingin meningkatkan kembali prestasi olahraganya di bidang sepak bola.

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERANCANGAN

I.2.1. Maksud

Maksud direncanakannya proyek Stadion Internasional Medan ini adalah:

Ikut serta menyumbangkan buah pikiran dan gagasan untuk menyediakan media/sarana olahraga yang mampu memfasilitasi pertandingan dan pelatihan sepak bola untuk kota Medan, tingkat daerah, tingkat nasional, dan tingkat Internasional.

I.2.2. Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan masyarakat kota Medan sebuah stadion baru yang layak dan sesuai standard, baik nasional maupun internasional.

2. Memberikan sebuah homebase baru bagi klub-klub sepak bola di Kota Medan, sebagai salah satu syarat agar tim nya mampu mengikuti Kompetisi Sepak Nola Nasional. 3. Menampung berbagai macam even sepak bola, baik pertandingan atau kompetisi yang

bertaraf nasional maupun internasional. Sehingga mampu menarik para wisatawan yang dapat menambah devisa kota Medan.

4. Meningkatkan semangat atlit sepak bola Medan dengan fasilitas dan akomodasi yang lengkap. Sehingga nantinya mampu melahirkan atlit-atlit yang berprestasi.

(17)

6. Mendesain sebuah stadion berstandar internasional yang terintregasi dengan fasilitas-fasilitas seperti kantor, penginapan, restoran, dan museum sepak bola dengan struktur yang kokoh dan arsitektur yang indah. Sehingga memberikan keamanan dan kenyaman kepada pengelola, atlit, dan penonton.

I.3. SASARAN

Mengkaji lebih dalam mengenai perencanaan dan perancangan sarana olahraga, dengan sasaran ke arah perancangan tapak (site), dan bangunan stadion. Rancangan akan dilakukan berdasarkan Standar Perencanaan Bangunan Prasarana Olahraga Nomor 066/MENPORA/1991.

I.4. RUMUSAN MASALAH

Dalam proses perancangan stadion ini timbul beberapa masalah yang harus kita ketahui. Adapun permasalahan utama yang timbul adalah bagaimana merancang dan mengorganisasikan ruang yang dibutuhkan pada Sport Stadium ini serta mengintegrasikannya dengan sistem struktur bentang lebar yang sangat rumit. Masalah lain yang juga timbul yaitu bagaimana merencanakan fasilitas-fasilitas yang berbeda-beda dalam satu perancangan yang saling berintegrasi, yang didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas, dan lain-lain. Rincian pemasalahan yang ada dapat diuraikan sebagai berikut:

I.4.1. Masalah Arsitektur

Adapun beberapa masalah arsitektur, antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana merencanakan sebuah stadion baru yang dapat memberikan kontribusi untuk pendapatan klub khususnya dan pendapatan Pemerintah Kotamadya Medan pada umumnya.

2. Bagaimana mengintegrasikan kompleksnya sirkulasi di dalam dan luar bangunan serta bagaimana menciptakan keselarasan bangunan dan lokasi site serta mengantisipasi iklim dan kondisi lingkungan setempat.

3. Bagaimana merancang ruang yang dinamis namun tetap saling menyatu antara massa innercourt dan ruang terbuka.

(18)

5. Bagaimana mangintegrasikan efektifitas organisasi ruang, keindahan arsitektural bangunan, dan kekuatan struktur bangunan.

6. Bagaimana menerapkan Tema High-Tech pada bangunan.

I.4.2. Masalah Sirkulasi

Adapun beberapa masalah sirkulasi, antara lain sebagai berikut:

1. Masalah lalu lintas kendaraan yang nantinya akan masuk dan keluar dari stadion ini. 2. Masalah sirkulasi pada tribun stadion berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan. 3. Masalah pengaturan ruang untuk parkir dan ruang luar stadion berdasarkan peraturan

yang telah ditetapkan FIFA.

I.4.3. Masalah Fungsi Bangunan

Adapun beberapa masalah fungsi bangunan, antara lain sebagi berikut:

1. Masalah dalam memadukan fungsi olahraga/sports, fungsi komersial dan fungsi penunjang.

2. Masalah dalam penyediaan fasilitas yang mampu memenuhi tuntutan dari pemakai gedung.

I.4.4. Masalah Perlengkapan Bangunan

Adapun beberapa masalah perlengkapan bangunan, antara lain sebagai berikut:

1. Masalah dalam merencanakan sistem utilitas dan mekanikal elektrikal yang mengakomodir fungsi-fungsi di dalam stadion.

2. Masalah dalam memperhatikan kepentingan evakuasi apabila terjadi bencana, terutama pada wilayah tribun yang diisi oleh banyan penonton.

3. Masalah dalam perencanaan sistem keamanan dalam tapak maupun bangunan.

I.5. PENDEKATAN

Adapun pendekatan yang dilakukan selama proses pengembangan konsep perencanaan dan perancangan adalah sebagai berikut:

(19)

2. Studi banding terhadap proyek-proyek dan tema sejenis yang mendukung dalam proses perancangan yang diperoleh dari media cetak seperti: majalah, buku internet, dan media elektronik.

3. Studi lapangan mencakup survey dan wawancara dengan instansi yang terkait sehubungan dengan kasus proyek.

4. Sistesis, yaitu menggabungkan hasil analisa untuk memperoleh ide perancangan yang akan ditetapkan.

I.6. LINGKUP BATASAN PERANCANGAN

Lingkup batasan perancangan ini adalah pembahasan yang berkaitan dengan dengan desain dan perancangan sebuah Stadion Sepak Bola yang memenuhi standard nasional (PSSI) dan standard internasional (FIFA). Fasilitas-fasilitas pendukung lain yang dimasukkan adalah fasilitas perkantoran, komersial dan hiburan yang tentunya sesuai dengan fungsi bangunan sebagai Stadion Sepak Bola. Penggabungan ini dimaksudkan dapat menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat selain sebagai sumber bisnis baik untuk klub terkait, pemerintah kota, swasta maupun masyarakat.

Adapun batasan lain yang tidak dibahas dalam perancangan ini antara lain:

1. Tapak yang digunakan dianggap milik pemilik proyek dan telah siap untuk dibangun, proses pemilikan, pengosongan tanahm dan sebagainya tidak dibahas.

2. Fasilitas, kebutuhan ruang, dan fasilitasnya ditentukan berdasarkan studi banding dan studi literatur maupun survey, data-data yang diperoleh dianggap benar dan relevan, sedangkan data yang kurang lengkap diambil dari proyek sejenis.

I.7. ASUMSI

Adapun asumsi-asumsi yang diambil dalam proyek ini antara lain sebagai berikut: 1. Proyek tersebut merupakan inisiatif pihak swasta dengan campur tangan Pemerintah

Kota Medan dalam hal pendanaan dan pengelolaan.

2. Saran infrastruktur seperti kondisi jalan harus dalam kondisi baik sehingga tidak menjadi permasalahan yang menghambat terpenuhinya persyaratan untuk pengadaan proyek ini.

(20)

4. Pemerintah Kota Medan memutuskan untuk memakai kembali Stadion Teladan untuk menjamu tim-tim lawan di kompetisi yang digelutinya, karena stadion ibi telah memenuhi syarat yang sesuai standar nasional.

5. Manajemen dan organisasi persepakbolaan nasional tumbuh semakin profesional.

I.8. KERANGKA BERPIKIR

(21)

Latar Belakang

Identifikasi Masalah

Maksud dan Tujuan

Pendekatan

Perancangan

Tema

Pengumpulan Data

Analisa

Studi Literatur

Potensi

Konsep

Pra Rancangan

Perumusan Masalah

Sasaran

Analisa

Kriteria

Kriteria

Desain

Kriteria

Perancangan

Masalah

Kerangka

Survey

Survey

Data Fisik

Wawancara

Dokumentasi

Prospek

(22)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1.

TERMINOLOGI JUDUL

Agar mendapat persepsi yang sama dengan penulis sehingga memudahkan untuk penjelasan mengenai proyek maka perlu untuk menjelaskan proyek secara garis besar terlebih dahulu.

Berikut merupakan secara terminology ari judul Stadion Internasional Medan, yakni: • Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk menyelenggarakan

acara olahraga dan konser, di mana di dalamnya terdapat lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton. Stadion umunya merujuk pada bangunan yang menyelenggarakan kegiatan diluar ruangan (outdoor), sementara bagi kegiatan dalam ruangan bangunannya disebut gelanggang.

Stadion biasanya juga diasumsikan sebagai lapangan olahraga yang berdinding tembok di sekelilingnya dimana sebagian atau seluruh kelilingnya diberi tempat duduk/bangku. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Internasional berarti antar bangsa ataupun antar Negara.

Medan adalah kota terbesar ke-3 di Indonesia yang merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan jabaran terminology arti kata di atas, maka secara terminologi pengertian dari Stadion Internasional Medan dapat didefinisikan sebagai berikut: sebuah bangunan tempat penyelenggaraan olahraga sepak bola yang berlokasi di Kota Medan dengan fasilitas olahraga yang lengkap seperti lapangan bola dan fasilitas penunjang lainnya yang dapat mendukung fungsi utamanya.

Berdasarkan peraturan dan literatur yang ada, baik itu pelaku kegiatan, program kegiatan dan standar persyaratan teknis sebuah stadion sepak bola, maka didapatkan kebutuhan ruang dan fasilitas sebagai berikut:

1. Fasilitas Utama

• Lapangan Sepak Bola • Tribun Penonton Kelas 1 • Tribun Penonton Kelas 2 • Tribun Penonton VIP • Tribun Penonon VVIP

• Ruang P3K

(23)

• KantorPengelola/Official • Ruang Konferensi Pers • Musholla

• Ruang Panel

• Ruang Ganti Pemain dengan toilet

• Ruang Ganti Pelatih dan Wasit dengan Toilet

• Ruang Massage • Ruang Mesin • Ruang Informasi • Ruang CCTV • Ruang Trafo • Ruang Pompa • Gudang/Janitor • Ticket Box • Parkir

2. Fasilitas Pendukung

• Resto dan Cafe

Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman yang dapat dibeli penonton saat pertandingan berlangsung. Kebutuhan ruangnya antara lain sebagai berikut:

- Area Makan - Banquet

- Bar

- Coffee Corner - Ruang Penyimpanan

- Dapur

- Pantry - Kasir

- Ruang Pegawai - Wastafel

- KM/WC

- Gudang/Janitor • Ruang Pertemuan

Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan antara berbagai pihak yang berhubungan dengan dunia sepak bola. Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut:

- Ruang Seminar - Ruang Konferensi

- Ruang Informasi - Ruang Peralatan - Ruang Tunggu

- Ruang Panel/Sound System

- Ruang Rapat

- KM/WC

- Dapur/Pantry

(24)

• Office

Merupakan tempat para pengelola, pemilik klub dan para official melakukan pekerjaanya baik mengurus fasilitas stadion maupun memanajamen klub. Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut:

- Ruang Pengelola Fasilitas

- Ruang pemilik Klub - Ruang Official Tim

- Ruang Tunggu - Ruang Teknisi

- Ruang Pegawai

- Ruang Informasi - Locker Room

- Dapur/Pantry - Gudang/Janitor

- KM/WC

• Mini Museum

Merupakan tempat menyimpan, mengabadikan, memelihara serta memajang berbagai prestasi dan informasi tentang sepak bola, sejarah klub, dan informasi tentang atlit. Adapun kebutuhan ruangnya adalah sebagai berikut:

- Ruang Exhibisi

- Galeri

- Ruang Seminar

- Perpustakaan Mini - Ruang Penyimpanan

- Ruang Pengelola

- Ruang Panel - Gudang/Janitor

- KM/WC

3. Fasilitas Shopping, Kuliner dan Penginapan • Souvenir dan Retail Shop

Menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dan segala barang yang berhubungan dengan olahraga terutama sepak bola seperti, took olahraga, sport station, serta berbagai barang yang penjualanya dapat digabungkan dengan barang-barang olahraga seperti music dan fashion.

• Penginapan dan Restoran

(25)

II.2. TINJAUAN UMUM

II.2.1. Stadion Modern

Pada umumnya merupakan sebuah bangunan yang berisikan bangku penonton yang letaknya berada disekeliling bangunan. Stadion sering juga disebut gelanggang olahraga atau arena. Stadion yang telah ada saat ini berupa stadion terbuka, stadion tertutup dan ada juga stadion yang dapat terbuka dan tertutup.

Desain stadion pada masa sekarang tidak hanya dirancang khusus untuk tempat olah raga saja, tetapi sudah memiliki banyak fungsi seperti penambahan fasilitas lain seperti pusat perbelanjaan, restoran bahkan tempat penginapan seperti beberapa stadion di Inggris dan Amerika.

II.2.2. Persyaratan Stadion

Setiap bangunan yang didirikan, tentunya mengacu pada standar dan aturan tertentu. Begitu pula halnya stadion ini. Stadion ini dibangun dengan mengacu pada standar-standar yang ada. Yaitu berdasarkan standar FIFA dan standar PSSI yang disesuaikan. Oleh sebab itu, stadion ini dapat dikatakan berstandar internasional.

1. Ketentuan Umum

a) Jarak Pandang

(26)

Sementara itu, sudut pandang yang paling optimal yaitu 150 meter dari titik sudut lapangan terjauh.

b) Zona Keamanan

Zona keamanan stadion minimal 0.5 m2 dikali dengan jumlah penonton. Zona keamanan adalah daerah bebas yang terletak di sekeliling bagian luar bangunan stadion yang berfungsi menampung luapan penonton pada saat berakhirnya pertandingan atau dalam keadaan darurat.

2. Klasifikasi Stadion

Stadion dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tipe

A B C

Jumlah Kapasitas Penonton 30.000-50.000 10.000-30.000 5.000-10.000

Jumlah Lintasan Lari 100 m 8 8 8

Jumlah Lintasan Lari 400 m 8 6 6

3. Persyaratan Lapangan Pertandingan

a) Geometri Lapangan

Pertandingan dapat dilakukan di lapangan rumput maupun artificial.

Dimensi lapangan, minimum; lebar 64 meter, panjang 100 meter. Maksimum; lebar 75 meter, panjang 110 meter.

Lapangan pertandingan dibatasi oleh garis yang ketebalannya tidak lebih dari 12 cm

Gambar 2.1 Bentuk Tribun Ideal Bagi Penglihatan Penonton

(27)

Lapangan terbagi menjadi dua yang ditandai dengan garis tengah.

Titik tengah lapangan ditandai dengan titik dengan lingkaran dengan radius 9.15 meter.

Goal area dibuat dengan cara menarik garis tegak lurus 5.5 meter dari goal post dan 5.5 meter kearah lapangan pertandingan. Kedua garis tersebut dihubungkan dengan menarik garis yang sejajar dengan goal line.

Penalty area dibuat dengan cara menarik garis tegak lurus 16.5 meter dari goal post dan 16.5 meter kearah lapangan pertandingan. Kedua garis tersebut dihubungkan dengan menarik garis yang sejajar dengan goal line.

Titik penalty berada tepat di tengah-tengah goal post 11 meter dari goal line.

Setengah lingkaran yang berada di luar garis penalty area memiliki dimensi radius 9.15 meter.

Bendera corner memiliki dimensi tidak lebih dari 1.5 meter dan berujung tumpul. Di setiap corner lapangan terdapat seperempat lingkaran dengan radius 1 meter. Gol memiliki jarak antara tiang 7.32 meter dan tinggi 7.24 meter dari tanah.Tiang gol dan crossbars harus di cat putih. Tiang gol harus tertanam/permanen.

Kemiringan permukaan lapangan ditentukan minimal 0.50% maksimal 1% keempat arah.

Lebar zona bebas di keempat sisi ditentukan minimal 2.00 meter, di sisi belakang gawang minimal 3.50m dengan panjang minimal 11.50 meter.

b) Geometris Lapangan

Panjang lintasan harus 400m dan maksimal 400.03 meter.

Panjang lintasan harus diukur adri garis imajiner yang terletak 30 cm dari sisi dalam kurb didalam lintasan lari.

Kemiringan lintasan pada arah memanjang (arah berlari) ditentukan 0-0.1% dan pada arah melintang 0-1%.

Lebar setiap lintasan ditentukan 122 cm.

Lengkung lintasan harus merupakan busur setengah lingkaran.

Panjang bagian lurus dari lintasan minimal 70 meter, maksimal 80 meter.

Kelengkapan foto finish berupa pipa saluran berikut kabel bawah tanah untuk mendeteksi pemenang lomba lari harus dibuat dilintasan akhir atletik

(28)

c) Orientasi Lapangan

Lapangan pertandingan harus berorientasi Utara-Selatan yang disesuaikan dengan letak geografis dari lokasi bangunan stadion yang akan dibangun.

d) Area Rumput Lapangan

Permukaan rumput harus benar-benar rata dan terukur, harus rumput alami (dapat digunakan rumput buatan dalam hal tertentu), dalam kondisi sempurna dan memiliki sistem pengairan yang baik pada iklim kering. Pada iklim dingin lapangan pertandingan harus dilengkapi sistem pemanasan bawah tanah untuk mencegah lapangan yang membeku saat musim salju.

e) Lapangan Rumput Buatan

Olahraga sepakbola sangat cepat mangadopsi teknologi sehingga kemungkinan penerapan peraturan baru mengenai permukaan lapangan berkembang lebih cepat. Cepat atau lambat penggunaan rumput tiruan harus dapat diterima untuk pertandingan profesional di tingkat yang paling tinggi. Adapun pertimbangan-pertimbangan akan hal tersebut :

1. Hamparan rumput tiruan yang terbaik sedang diproduksi saat ini dengan tidak terbatas. Lebih baik daripada bahan duapuluh atau tigapuluh tahun yang lalu. Pantulan dan putaran bola sama seperti pada rumput alami berkwalitas, namun mungkin lebih konsisten.

Penggunaan material sekarang ini dan derajat tingkat kehalusan yang dikembangkan memastikan bahwa masalah-masalah sepertiresiko luka-luka/kerugian, sulitnya untuk mengontrol bola, dll., tidak lagi berlaku. Secara singkat, banyak tenaga ahli dari hal ini. Pemain dan pemain terdahulu, merasakan permukaan rumput tiruan saat ini lebih baik dibanding rata-rata bidang rumput alami.

2. Penggunaan rumput tiruan akan berarti bahwa olahraga bisa menikmati tingkat konsistensi tinggi di dalam hal mutu permukaan permainan, dari stadion ke stadion, yang itu tidak pernah bisa dicapai dengan rumput alami.

3. Pengembangan dan disain stadion seluruh penjuru dunia tidak menetapkan perlunya dinding dan atap sebagai pelindung dengan alasan memberikan persediaan cahaya, udara, dan hujan yang dibutuhkan rumput alami untuk hidup dan sehat.

(29)

membatasi kebutuhan struktur dan gaya struktur stadion mereka yang mempengaruhi kesehatan rumput alami.

4. Kemungkinan membutuhkan penanaman dana yang besar dari klub untuk pemakaian rumput tiruan untuk pertandingan. Adapun manfaat utamanya mencakup:

a. Rumput buatan bisa digunakan 24 jam sehari yang berarti tidak memerlukan perawatan tersendiri dari stadion tersebut.

b. Kerugian pendapatan disebabkan oleh faktor perubahan cuaca yang menghalangi jalannya pertandingan dapat dihapuskan.

c. Area permainan bisa dimanfaatkan untuk jangkauan menyeluruh seperti peristiwa di luar dari pertandingan sepak bola, tanpa menyebabkan manapun kerusakan. Tiap-tiap stadion harus menemukan sumber pendapatan tambahan, tetapi saat ini untuk melindungi rumput yang alami adalah suatu dengan faktor penghalang yang serius.

Gambar 2.2 Lapangan Sepak Bola dan Bagian-Bagiannya

(30)

f) Service Track

Servis Trek ini disediakan untuk memfasilitasi pergerakan di dalam area permainan, seperti sarana pengangkutan (tandu), ambulans, peralatan keamanan. Selain itu adanya ruang lebih di sisi lapangan akan memberikan ruang gerak lebih banyak pada pemain saat melakukan tendangan corner. Rekomendasi Jarak Minimum antara Lapangan ke Dinding Penopang dan Parit Dari Touch Line = 6 meter, dan Dari tiap Garis Gawang = 7,5 meter.

g) Drainase

Lapangan pertandingan harus dilengkapi dengan sistem drainase untuk mengantisipasi kemungkinan terhenti/batalnya pertandingan akibat genangan air. Ukuran atau dimensi drainase harus didasarkan pada ketentuan, bahwa lapangan harus dapat menyerap dan mengeringkan air hujan dengan curah 10.8 mm/m2 dalam waktu 90 menit atau perkolasi 120 ltr/detik/ha dalam waktu 15 menit, sehingga diperlukan lubang drainase dengan diameter 1 inci setiap 25 m2 permukaan lapangan.

h) Technical Area

Technical Area harus memiliki bench/kursi panjang yang dapat mengakomodasi minimal 11 orang. Technical area itu harus dibatasi dengan garis yang jelas dan ditandai dengan jelas pula. Technical Area berlaku bagi tim tamu dan tuan rumah. Jarak kedua technical area harus sama dan diukur dari garis tengah. Technical area harus memiliki atap yang memadai guna melindungi pemain dan tim ofisial.

Gambar 2.4 Detail Technicak Area

(31)

i) Aksesoris Lapangan

Bingkai/mistar gawang terbuat dari bahan yang tidak berpeluang mencederai pemain.

j) Papan Iklan

Ketika membangun sebuah stadion, harus diperhitungkan fakta-fakta bahwa garis penglihatan penonton tidak terhalang oleh papan iklan. Jarak minimum antara batas garis lapangan permainan dan papan iklan, yang normal memiliki tinggi maksimum 90 cm adalah :

- Pada Touch Line; 4 meter.

- Dari belakang tengah garis gawang 3-5 meter dikurangi ke arah bendera corner.

Gambar 2.8 Potongan Tiang Gawang Gambar 2.6

Ukuran gawang lebar 7.3 m dan tinggi 2.24 dari tanah

Gambar 2.7 Bendera Sudut (Corner Flag) tinggi 1.5m dari tanah

(32)

Selain itu papan iklan tidak boleh:

a. Ditempatkan di tempat yang dapat berbahaya bagi pemain, ofisial dan lainnya.

b. Didirikan pada papan pertunjukan dengan bentuk dan material yang dapat membahayakan pemain, contohnya papan berputar yang digerakkan dengan voltase rendah yang tidak dapat membahayakan keselamatan peserta pertandingan.

c. Dibuat dengan permukaan yang memantulkajn cahaya yang dapat menyilaukan pemain, wasit dan penonton.

d. Didirikan pada papan pertunjukan yang dapat menghalangi penonton saat evakuasi darurat ke area permainan.

k) Papan Skor

l) Pagar Pengaman dan Parit Benteng

Sebenarnya antara lapangan dan tribun penonton tidak harus dikelilingi oleh pagar atau layar pengaman. Alasan hal ini dilakukan dikarenakan beberapa hal yang menyangkut

Gambar 2.9 Letak dan Posisi Papan Iklan di Sekitar Lapangan

(33)

faktor kemanan dan ketertiban pertandingan. Meskipun begitu, FIFA dan beberapa konfederasi sepakbola lainnya memutuskan final kompetisi hanya akan dimainkan di stadion yang bebas pagar atau layar.

Konsep pengamanan apapun yang diterapkan, tujuannya adalah melindungi peserta pertandingan dari gangguan penonton. Ada banyak cara atau kombinasi pengamanan yang dilakukan.

(1). Penjagaan polisi atau petugas keamanan di sekitar area lapangan pertandingan

(2). Konfigurasi/penempatan tempat duduk yang memposisikan barisan depan penonton pada tempat yang lebih tinggi di arena yang akan mencegah kemungkinan gangguan penonton ke dalam lapangan permainan.

(3). Parit dengan kedalaman dan ketebalan yang cukup untuk melindungi lapangan permainan.

(4). Layar transparan atau pagar transparan yang dapat dipasang dan dilepas. Pemasangan layar atau pagar transparan ini dapat dilakukan hanya pada pertandingan tertentu saja. Apapun bentuk proteksi yang dilakukan adalah cara yang dapat dipenuhi dengan kemapuan di wilayah tersebut dan tidak menimbulkan bahaya bagi penonton saat dalam keadaan panik atau evakuasi gawat darurat.

(34)

Kompartemensasi dan Tribun Tempat Duduk

Setiap penonton harus memiliki tempat duduk masing masing, dan setiap tempat duduk harus diberi nomor yang jelas, agar mudah dimengerti penonton. Hal tersebut harus diantisipasi karena tidak semua penonton memiliki pandangan/visi yang baik. Hal tersebut juga untuk menghindari penonton yang harus membungkuk dan mencari nomor yang kabur, pudar dan nomor tempat duduk yang kecil, sementara yang lain menunggu di belakang tidak sabar, dan frustsi. Keseluruhan proses tersebut dapat menimbulkan stress dan lambatnya sirkulasi. Hal tersebut merupakn hal kecil yang dapat menjadi masalah besar.

Jenis tempat duduk yang dipasang seharusnya terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah, rusak, tahan api, tahan terhadap pengaruk iklim (pembusukan) dan pemudaran warna.

(35)

Garis Pandang

Berdasarkan pendapat Vitruvius1 (abad pertama SM) deretan bangku dan teras tempat berdiri hendaknya memiliki kemiringan rata-rata yang tetap 1 : 2, hal ini juga berdasarkan alasan peredaman suara (akustik). Pada saat ini stadion menggunakan peralatan pengeras suara, (ampilifier) maka kriterianya hanya ditekankan pada sudut dan jarak pandang penonton. Pengaturan bangku-bangku tersebut dibuat menaik berselang-seling dan penonton di bagian belakang dapat melihat ke depan langsung dari bagian atas bagian kepala penonton di bagian depan, dengan bentuk lengkung parabolik dengan kenaikan awal ≥ 380 dan kenaikan terakhir ≤ 480. Pandangan terbaik adalah dari sisi memanjang per bagian stadion, bentuk ini pertama kali dibangun pertama kali oleh Hadden (AS), yang meyakinkan dan memberikan dorongan baru dan perencanaan stadion.

Kompartemenisasi penonton dan tempat duduk penonton di tribun harus memenuhi ketentuan berikut:

Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen yang masing-masing menampung penonton minimal 2000 orang dan maksimal 3000 orang.

Antar dua kompartemen yang bersebelahan harus dipisahkan dengan pagar permanen transparan setinggi 1.2m dan maksimal 2.0m.

Antara dua gang maksimal 48 tempat duduk.

Antara gang dengan dinding atau pagar maksimal 24 tempat duduk. Antara gang dengan gang utama maksimal 72 tempat duduk. Harus dihindari terbentuknya perempatan.

Kapsitas yang disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam 1 sektor atau kompartemen.

(36)

Tidak boleh ada kolong di bawah tempat duduk.

Garis pandangan agar seorang penonton tidak terhalang pandangan oleh penonton di depannya ditentukan sebesar 12cm.

Untuk meningkatkan garis pandangan, sudut dasar tribun dapat dibuat dalam 2 atau lebih dengan sudut yang lebih besar didasarkan pada perhitungan injakan dengan tanjakkan yang digunakan.

Tribun dapat dibuat bertingkat bila jarak pandang melebihi batas optimal. Tribun khusus penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

- Diletakkan di bagian depan atau paling belakang dari tribun penonton

- Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1.4m ditambah selasar dengan lebar minimal 0.9m.

4. Persyaratan Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung pada stadion harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Ruang ganti atlit direncanakan untuk tipe A dan B minimal 2 unit dan tipe C minimal 1 unit, dengan ketentuan sebagai berikut:

Lokasi ruang ganti harus dapat dengan langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada di bawah tempat duduk penonton.

Kelengkapan fasilitas tiap-tiap unit yang terdiri dari :

- Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah peturasan dan 2 buah kakus.

- Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower.

- Ruang ganti pakaian pria pakaaian pria dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit ( locker) minimal 20 box dan dilengkapi dengan bangku panjang minimal 20 tempat duduk.

- Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah bak cuci tangan (wastafel) yang dilengkapi cermin.

- Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan minimal 20 buah.

- Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi dengan tempat duduk.

(37)

Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada di bawah tempat duduk penonton.

Kelengkapan fasilitas untuk pria dan wanita, tiap unit unit minimal: - 1 buah bak cuci tangan

- 1 buah toilet

- 1 buah ruang bilas tertutup

- 1 buah ruang simpan yang dilengkapi 2 buah tempat simpan dan bangku panjang 2 tempat duduk.

c) Ruang Pijat direncanakan untuk tipe A dan B minimal 12 m2 dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapannya minimal 1 buahtempat tidur, 1 buah wastafel tangan dan 1 buah toilet

d) Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas, direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal 1 unit untuk melayani 20.000 penonton dengan luas minima 15 m2. Kelengkapan minimal 1 tempat tidur untuk pemeriksaan, satu buah tempat tidur untuk perawatan dan 1 buah toilet yang mempunyai luas lantai untuk dapat menampung 2 orang untuk kegiatan pemeriksaan doping.

e) Ruang pemanasan untuk tipe A minimal 300m2, tipe B minimal 81m2dan maksimal 196m2, serta tipe C minimal 81m2

f) Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan alat-alat latihan yang digunakan, minimal 150m2 untuk tipe A sedangkan untuk tipe B dan C diperbolehka tanpa ruang latihan beban.

g) Tempat duduk penonton direncanakan untuk tipe A, B, dan C dengan ketentuan: VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,6 m dengan ukuran panjang minimal 0,8 m dan maksimal 0,90 m.

Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,4 m dan maksimal 0,50 m, dengan panjang minimal 0,8 m dan maksimal 0,9 m.

h) Toilet penonton direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan perbandingan penonton wanita dan pria adalah 1:4, yang penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang dibutuhkan minimal dilengkapi dengan:

Jumlah toilet duduk untuk pria dibutuhkan 1 buah toilet untuk 200 penonton pria dan untuk penonton wanita 1 buah toilet duduk untuk 100 penonton wanita. Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin, dibutuhkan minimal 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk penonton wanita.

(38)

i) Kantor pengelola untuk tipe A dan B direncanakan sebagai berikut:

Dapat menampung minimal 10 orang, maksimal 15 orang sedangkan tipe C minimal 5 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5m2 untuk tiap orang. Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas keamanan , petugas kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas minimal 15m2. Untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang tersebut.

j) Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan.

Tipe A dibutuhkan 120m2 untuk gudang alat olahraga dan 20 m2 untuk gudang alat kebersihan.

Tipe B dibutuhkan 50m2 untuk gudang alat olahraga dan 20m2 untuk gudang alat kebersihan.]

Tipe C dibutuhkan 20m2 untuk gudang alat olahraga dan 9m2 untuk gudang alat kebersihan.

k) Ruang panel direncanakan untuk tipe A, B dan C harus diletakkan dengan ruang staf teknik.

l) Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan luas ruang sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi ruang mesin tidak menimbulkan bising yang mengganggu arena.

m)Kantin direncanakan untuk tipe A, untuk tipe B dan C diperbolehkan tanpa ruang kantin.

n) Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B, untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang pos keamanan.

o) Tiket box direncanakan untuk tipe A dan B sesuai dengan kapasitas penonton. p) Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan ketentuan :

Lokasi harus berada di tribun barat

Lokasi pengambilan foto harus berada di parit belakang gawang Harus disediakan kabin untuk kru TV

Untuk tipe A dan B harus disediakan ruang telepon dan telex, sedangkan tipe C boleh tanpa ruang telepon dan telex.

Toilet khusus untuk pria dan wanita, masing-masing minimal 1 unit terdiri dari 1 toilet jongkok dan bak cuci tangan.

(39)

r) Toilet penyandang cacat direncanakan untuk tipe A dan B sedangkan untuk tipe C diperbolehkan tanpa toilet penyandang cacat, fasilitas yang dibutuhkan minimal sebagai berikut:

1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus, 1 peturasan, 1 buah bak cuci untuk pria dan 1 buah kakus duduk serta 1 buah bak cuci tangan untuk wanita.

Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet untuk wanita.

Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk melakukan perpindahan dari kursi roda ke kakus duduk yang diletakkan di depan dan di samping kakus duduk setinggi 80cm.

Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

- Tanjakkan harus mempunyai kemiringan 8%, dan panjangnya maksimal 8 meter.

- Pada ujung tanjakkan harus disediakan bagian datar minimal 1,80 meter. - Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan yang

keras dan tidak boleh ada genangan air.

- Selasar harus cukup lebar untuk kursi roda melakukan putaran 180o.

5. Sirkulasi Pengunjung

Penonton, atlit, pelatih dan pengelola harus mempunyai jalur sirkulasi terpisah. Sirkulasi utama pengunjung yang utama, yaitu koridor atau selasar. Lebar koridor harus diambil minimal 1.10 m dan untuk koridor utama minimal 3.00 m. koridor khusus penyandang cacat dengan ketentuan sebagai berikut:

Permukaan lantai selasar tidak boleh licin, harus terbuat dari bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air.

Untuk dua kursi roda berpapasan, lebar minimal 1.80 m.

Koridor harus cukup lebar untuk kursi roda melakukan putaran 180o.

Perbedaan tinggi antara akhir koridor dengan lantai atau jalan maksimal 1.50 m.

6. Tangga

(40)

Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 6 buah, bila anak tangga diambil lebih besar dari 16, harus diberi bordes dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak tangga dibawahnya.

Lebar tangga minimal 1.10 m, maksimal 1.80 m, bila lebar tangga diambil lebih besar dari 1.80 m, harus diberi pagar pemisah pada tengah bentang.

Tinggi tanjakkan tangga minimal diambil 15 cm, maksimal 17 cm dengan lebar injakkan minimal diambil 28 cm dan maksimal 30 cm.

Untuk menunggu antrian sebelum dan sesudah tangga harus diberi ruang khusus dengan panjang minimal 3 m.

Tangga khusus untuk penyandang cacat yang menggunakan tongkat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

- Pegangan tangga harus oval atau bulat dengan jarak 4cm dari pegangan tangga sampai dinding, disediakan dua pegangan tangga yang mempunyai ketinggian 80cm untuk orang dewasa dan 45 cm untuk anak-anak.

- Ukuran tangga maksimal 15 cm dan lebarnya minimal 28 cm.

- Setiap maksimal 6 anak tangga harus disediakan bagian datar yang diperlebar minimal 2 x bagian injakkan anak tangga.

- Warna bidang tegak anak tangga harus dibedakan dengan warna bidang datar (injakkan).

- Jalan yang dilalui tidak boleh mempunyai ruang dibawah tangga yang terbuka dengan tinggi minimal 2.00 m.

7. Ramp

Kemiringan ramp harus diambil maksimal 8% dan khusu untuk penyandang cacat dengan ketentuan sebagai berikut:

Panjang ramp maksimal 10 m, bila lebih dari 10 m, tanjakkan harus dibagi dalam beberapa bagian dan antara dua bagian ramp harus disediakan bagian yang datar. Pada ujung tanjakkan harus disediakan bagian datar minimal 180 cm.

8. Pintu

(41)

Lebar pintu total harus mampu menampung luapan arus pengunjung dalam waktu maksimal 5 menit, dengan perhitungan setiap lebar 55 cm bukaan untuk 40 orang/menit.

Jarak satu pintu dengan pintu lainnya maksimal 25 m.

Jarak antara pintu dengan setiap tempat duduk maksimal 20 m. Pintu harus terbuka keluar.

Pintu dorong tidak boleh digunakan.

Bukaan pintu khusus untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

- Lebar bukaan pintu minimal 90cm.

- Pada pintu biasa, tinggi pegangan pintu 90cm.

Untuk mengatasi keadaan darurat harus tersedia minimal 2 pintu darurat.

9. Tata Cahaya/Lampu

Perencanaan tata cahaya didasarkan atas: Tingkat pencahayaan stadion

- Untuk latihan dibutuhkan minimal 100 lux.

- Untuk pertandingan dibutuhkan minimal 300 lux.

- Untuk pengambilan audio dan video dokumentasi dibutuhkan minimal 1000 lux. Bila posisi cahaya diletakkan di dalam stadion, maka penempatan sumber cahaya sebagai berikut:

- Penempatan sumber cahaya di keempat sudut lapangan.

- Dari titik tengah sisi penjaga gawang minimal membentuk sudut 10o, dan maksimal 25o.

- Dari titik tengah sudut memanjang membentuk sudut 5o.

- Tinggi tiang lampu t merupakan fungsi dari jarak d dengan membentuk sudut 25o. Penempatan sumber cahaya di lisplank atap stadion, maka penempatan sumber cahaya harus memenuhi ketentuan jarak antara 2 tiang lampu yang berada di tengah sisi memanjang minimal 55 cm dan maksimal 60 cm.

(42)

1. Lampu sorot harus memiliki kekuatan penerangan rata-rata 800 flux. Lampu sorot itu harus dipelihara secara reguler oleh pihak ketiga yang memiliki kompetensi untuk melakukan hal tersebut.

2. Pihak ketiga yang disebutkan di peraturan di atas harus memberikan surat keterangan bahwa lampu sorot sudah mamenuhi syarat seperi yang tertuang pada peraturan di atas.

10. Tata Suara

Tata kebisingan maksimal yang diproduksi oleh kegiatan stadion yang diizinkan ditentukan sebesar 75 desibel.

11. Tata Udara

Ventilasi pada ruang fasilitas pemain harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Jika menggunakan ventilasi alami, luas bukaan yang berada di dua dinding yang berhadapan minimal 6% dari luas lantai.

Jika menggunakan ventilasi buatan, volume pergantian udara minimal 10m2/jam/orang.

12. Power Supply

Untuk pertandingan top level biasanya permainan dimainkan di sore hari. Maka, seluruh area permukaan lapangan harus mendapat penerangan, sebagai standard yang menjamin kejelasan penglihatan penonton, pemain dan peserta lainnya dan tentunya memungkinkan pertandingan disiarkan di televisi.

Untuk menjamin hal itu maka stadion diharuskan memiliki dua sumber alternative daya yang tidak terikat satu sama lain. Power supply tersebut harus tersedia seandainya terjadi kegagalan dalam supply daya utama, maka sumber daya alternative sendiri dapat menggantikannya tanpa terputus terlebih dahulu.

(43)

13. Parkir

Tempat parkir direncanakan untuk tipe A dan B dengan ketentuan sebagai berikut : Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau pemberangkatan bus menuju pintu masuk stadion adalah 1500 m2.

Satu ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung pada jam sibuk.

II.2.3. Tinjauan Fungsi dan Fasilitas Stadion

1. Deskripsi Pelaku dan Kegiatan

a. Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan dalam Stadion Sepakbola di Medan ini terdiri dari: pengunjung, pengelola dan service.

Pengunjung

Dari kelompok pengunjung tersebut dapat dibagi lagi atas:

- Anak-anak. Baik yang bermain, berlatih maupun yang menonton pertandingan atau beraktivitas di dalam dan area

- Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai bagian tim/klub serta yang datang sebagai penonton pertandingan.

- Dewasa. Baik pemain, pelatih, staf ofisial, penyewa, pengelola dan pengurus yang beraktivitas di dalam dan area stadion.

- Orang Tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja, mencari hiburan bersama keluarga, dll

Pengelola, yaitu pihak yang bertugas mengelola dan mengurus segala bentuk perawatan dan jalannya fungsi stadion sebagaimana mestinya. Pengelola juga mrupakan orang yang bekerja untuk mengatur segala sesuatunya yang ada di dalam stadion ini. Perilaku pengelola tergantung aktifitas-akifitas apa saja yang dilakukan berdasarkan pembagian kerjanya masing-masing.

Service, merupakan pihak yang bertugas menjalankan aktivitas pemeliharaan, perawatan serta menjaga keadaan stadion dalam kondisi optimal.

b. Kegiatan

(44)

1. Olah raga

Bermain, berlatih dan bertanding sepakbola serta apa saja kegiatan pertandingan yang dilakukan leh atlit-atlit di lapangan stadion

2. Rekreatif

Menonton segala even pertandingan dari berbagai kompetisi dan divisi yang diadakan Badan Liga Indonesia. Event pertandingan ini dapat dijadikan sebagai suatu ajang rekreasi bagi semua kalangan.

3. Edukatif

Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik, sarana interaksi dan pembentukan mental.

Kegiatan Pendukung 1. Konser Musik

Selain untuk olahraga sepakbola stadion ini juga menampung aktivitas lain yang membutuhkan area luas dan pengunjung banyak seperti konser musik, pertemuan-pertemuan serta acara besar tingkat daerah.

2. Souvenir Shop

Menjual berbagai merchandise dan peralatan olah raga, musik, dan souvenir. 3. Restoran dan Kafe

Tempat yang menyediakan makanan dan minuman. 4. Ruang Pertemuan

Tempat diadakannya pertemuan antar petinggi klub, pemuka olahraga, pejabat undangan atau wartawan.

5. Pusat Kebugaran

Salah satu fasilitas yang menampung kegiatan berolahraga olahtubuh dan kebugaran dalam ruang yang menggunakan alat-alat bantu olahraga seperti jogging, sepeda, dll.

6. Museum Olahraga

Tempat memamerkan dan melihat sisa peninggalan serta catatan sejarah sepakbola dari masa lalu hingga masa kini di daerah Sumatera Utara.

7. Hotel Atlit

(45)

c. Kegiatan Pengelolaan dan Pemeliharaan

Kegiatan yang kompleks pada stadion ini juga membutuhkan pengelolaan dan pemeliharaan yang kompleks. Oleh sebab kegiatan pengelolaannya tidak bisa di lakukan sekaligus. Sehingga untuk kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan dibagi ke dalam beberapa bagian berdasarkan banyaknya jenis aktivitas. Masing-masing bagian bertanggung jawab pada pengelola utama.

d. Cakupan Pelayanan

Pelayanan meliputi masyarakat Kota Medan pada khususnya dan masarakat Sumatera Utara pada umumnya serta dapat melayani kebutuhan nasional dan internasional jika diperlukan.

2.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Stadion dalam bahasa Romawi menunjukkan suatu satuan ukur, panjangnya kira-kira 200 meter. Di masa Romawi awal, panjang suatu gelanggang adalah 1 stadion, sehingga nama yang menyebutkan unit kadang-kadang juga diberlakukan untuk bangunan itu. Stadion Sepakbola memiliki fasilitas-fasilitas yang harus memenuhi standard sebagai berikut:

a. Lapangan sepakbola

Lapangan yang digunakan berstandard internasional dengan kapasitas tribun >50.000 tempat duduk yang tertutup sebagian dan dilengkapi dengan segala atribut dan fasilitas yang baik.

Kapasitas Penonton

1. Kapasitas stadion didasarkan pada kebutuhan lokal.

2. Jika diharapkan nantinya stadion akan digunakan untuk event sepakbola nasional maka kapasitas 30,000 perlu dikembangkan.

3. Untuk pertandingan final contohnya final kejuaraan Piala Konfederasi maka harus memenuhi syarat 50,000 tempat duduk, sedangkan final Piala Dunia membutuhkan kapasitas di atas 60,000 tempat duduk.

b. Ruang-ruang Utama

- Ruang ganti pemain dengan toilet. - Ruang ganti pelatih dan wasit.

- Ruang ganti untuk pemain, pelatih dan ofisial harus privat, area terlindung yang mudah diakses langsung

Gambar 2.15 Ruang Ganti dilengkapi toilet

(46)

oleh bus tim. Terpisah dari penonton, media dan yang tidak mendapat izin. Jalur antara entrance khusus dan ruang ganti harus langsung dan tidak berbelok yang dapat mempersulit sirkulasi pemain cedera yang ditandu.

- Ruang Pijat/Massage.

- Ruang P3K/Kesehatan/Medical Examination Room.

- Ruang kesehatan atau ruang medis diletakkan dekat dengan ruang ganti pemain dan wasit, serta bila memungkinkan dekat dengan lapangan pertandingan dan mudah untuk akses ke luar stadion. Pintu dan koridor harus cukup lebar untuk dilalui kursi roda dan tandu.

- Ruang Pemeriksaan Obat Terlarang

Posisinya harus dekat dengan ruang ganti tim dan wasit dan tidak terjangkau media dan publik. Ruang pemeriksaan terdiri atas: ruang kerja, toilet, dan ruang tunggu.

- Ruang Pemanasan - Ruang Latihan

- Tempat duduk penonton biasa

Area penonton/tempat duduk harus dibagi sedikitnya ke dalam empat sektor, masing-masing harus memiliki akses point sendiri, penyegaran, dan fasilitas penting lainnya.

- Tempat duduk VIP

Ditempatkan di tengah tribun sisi terpanjang dimana ruang ganti pemain ditempatkan, pada posisi di atas area permainan, terpisah dari area tempat duduk publik dan.VIP area juga sebaiknya ditempatkan di tribun yang sama dengan fasilitas media, administrasi dan lain-lain.

- Toilet Penonton - Kantor Pengelola - Ruang Pertemuan - Gudang

- Ruang Panel - Ruang Mesin - Kantin - Mushalla

Gambar 2.16 Ticket Box

(47)

- Ruang Pos Keamanan

Untuk pertandingan pertandingan yang memerlukan keamanan yang ketat maka dibutuhkan penjagaan oleh pasukan anti huru-hara.

- Tiket Box

- Ruang Pers/Media

Untuk ruang pers/media seharusnya ada sebuah Pintu masuk spesial dengan meja tulis atau ruang tempat kemasan informasi media dikumpulkan. - Studio Televisi

Dibuat paling sedikit 3 buah untuk pertandingan besar, masing-masing berukuran 25m2 dengan tinggi minimun 4 m untuk memudahkan setting TV dan pencahayaan. Lokasinya mudah dicapai dari ruang ganti pemain dan pelatih.

- Ruang Komentator

Ruang Komentator harus berada di tengah posisi tribun berada di posisi yang sama dengan posisi kamera utama. Pemakaian penutup saat berada di laur ruangan lebih baik daripada di dalam ruangan.

- Fasilitas untuk Photografer - Tempat Parkir

c. Ruang Pendukung

• Restoran

Fasilitas dari bangunan yang merupakan tempat menjual makanan dan minuman. Kebutuhan ruang :

- Banquet - Bar

- Ruang penyimpanan - KM / WC

- Kasir - Dapur - Gudang

[image:47.612.422.515.110.182.2]

- Ruang Pegawai - Ruang operator acara - Sirkulasi

[image:47.612.122.506.479.697.2]

Gambar 2.19 Restoran sanggup menampung 120 pengunjung.

(48)

• Ruang Pertemuan (conference hall)

Fasilitas dari bangunan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan para petinggi klub, temu pers, perjamuan.

- Ruang Pertemuan - Ruang Pengelola - Ruang Peralatan - Ruang Tunggu/Lobby - Ruang Sound Sistem - Ruang Rapat

-

- Dapur - Janitor - Toilet

• Pusat Kebugaran/Fitness Center

Fasilitas kebugaran untuk para atlit maupun masyarakat umum.

- Ruang Penerima/Lobby - Ruang Latihan

- Janitor - Kasir

- Ruang Pegawai - Ruang Instruktur - Ruang Reparasi

- KM / WC

- Ruang Ganti/Locker

• Ruang Pameran/Museum Prestasi

Gambar 2.20 Ruang Tunggu/Lobby Ruang Pertemuan

Gambar 2.21 Fitness Center

(49)

Tempat menyimpan, memelihara dan memajang berbagai bentuk penghargaan, piala, catatan sejarah dan prestasi klub.

- Ruang Pameran - Ruang Pengelola - Ruang Penyimpanan

d. Fasilitas Hiburan dan Perbelanjaan

a) Retail and Souvenir Shop

Menjual dan menyediakan barang-barang, merchandise, buku, majalah, film, souvenir dan peralatan olahraga khususnya sepakbola. Ruang-ruang yang dibutuhkan dalam Retail Shop ini adalah :

Display / Ruang Pamer Kasir

Gudang b) Sport Station

Pusat penjualan segala kebutuhan olahraga terutama fashion dan segala aksesoriesnya dengan segala branded. Ruang-ruang yang dibutuhkan yaitu:

R. Display/ruang pamer Etalase

Fitting Room R. Manager R. Karyawan Kasir

Gudang

II.3. TINJAUAN KHUSUS

II.3.1. Deskripsi Proyek

Judul : Stadion Internasional Medan Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Medan Sumber Dana : APBD Kota Medan Sifat Proyek : Fiktif

(50)

Proyek Stadion Internasional Medan merupakan salah satu solusi dalam penyediaan sarana dan prasarana olahraga di kota Medan terutama bidang sepak bola. Stadion ini merupakan sebuah wadah bagi masyarakat kota Medan khususnya dan masyarakat Sumatera Utara umumnya dibidang sepak bola dalam menggelar pertandingan baik itu berskala kota, daerah, regional, nasional, maupun internasional. Hal ini dilakukan dalam rangka Vision Plan dari AFF (Asosiasi Sepak Bola Asia) dalam meningkatkan infrastruktur sepak bola seperti stadion. Oleh sebab itu, kota Medan sebagai kota terbesar ke-3 di Indonesia perlu membangun sebuah stadion berstandar internasional dalam rangka memajukan pembangunan kotanya. Hal ini juga didukung oleh pembangunan Pelabuhan Udara Kuala Namu sebagai transportasi yang mempermudan akses dari kota Medan ke dunia internasional.

II.3.2. Tinjauan Lokasi Proyek

[image:50.612.90.526.398.643.2]

Lokasi proyek disesuakan dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukkan lahan kota. Berdasarkan RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota), wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu:

Tabel 2.2: Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP)

Wilayah

Pembangunan

Cakupan wilayah

Kecamatan

Luas (ha) Aktivitas Utama

WPP A Medan Belawan

Medan Marelan Medan Labuhan Jumlah

2,625.01 2,382.10 3.,667.17 8,674.28

Pelabuhan

Industri Terminal

Pergudangan berorientasi pelabuhan Belawan Perumahan

Pemuliharaan

WPP B Medan Deli 2,084.33 Perumahan

(51)

WPP C Medan Timur Medan Perjuangan Medan Area Medan Denai Medan Tembung Medan Amplas Jumlah 775.75 409.42 552.43 905.04 799.26 1,118.57 4,560.47 Perkebunan

Industri terbatas (KIM)

Terminal barang

WPP D Medan Baru

Medan Maimun Medan Polonia Medan Kota Medan Johor Jumlah 583.77 297.76 901.12

Gambar

Gambar 2.19 Restoran
Tabel 2.2: Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP)
Tabel 2.3: Potensi pengembangan wilayah kota Medan
Gambar 2.23: Lokasi Site Jl. Ngumban
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah Tinggi Perikanan ini direncanakan di Serdang Bedagai karena melihat adanya wilayah Serdang Bedagai dalam hal perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya

Judul Proyek Tugas Akhir : Belawan International Port Passenger Terminal Tema : Arsitrektur Metafora..

- Semua teman-teman stambuk 2007, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama CCB (Yohana, Julaiha, Lany, Claudia, Shelly, Catherine, Jessica,

Namun pada tanggal 7 September 2012 Pemerintah Kota Medan mendapatkan pinjaman investasi daerah dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) kementrian Republik Indonesia senilai

saya sendiri dan para pembaca untuk dapat mengambil manfaat yang ada pada

Pardede yang selalu ada, Dwikiandri, Haris, dan Agata dalam satu kelompok sidang yang selalu ada bersama-sama saya untuk menghadapi hal-hal tak terduga, Kak Heni,

Dengan dibangunnya bangunan komersil merek Prada ini diharapkan dapat memenuhi minat masyarakat kota Medan yang tinggi akan merek Prada sehingga tidak perlu ke luar

Terimakasih untuk doa yang selalu dihaturkan bagi saya agar saya dapat mengerjakan semua tahap tugas akhir ini dengan tidak sia-sia, juga untuk bantuan materi dan tenaga yang