• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI PROYEK

III.2. Defenisi Tema

III.2.1. Pengertian Arsitektur High-Tech

Penggunaan istilah arsitektur high tech pertama kali muncul pada tahun 70-an dan 80-an y80-ang digunak80-an para arsitek untuk menyatak80-an teknologi alternatif, melalui kerja dari arsitek Richard Rogers, Renzo Piano da Norman Foster. Awalnya arsitektur high tech dimulai pada abad ke-19 ketika teknik industri dan materialnya Cuma dipakai untuk proyek seperti jembatan. Sejalan dengan waktu istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-arsitek High Tech sendiri lebih memilih untuk menggunakan istilah “teknologi tepat guna”.

Sejalan dengan waktu istilah tersebut semakin lazim digunakan, namun arsitek-arsitek sendiri lebih memilih untuk menggunakan istilah teknologi tepat guna, sebuah istilah yang ambisius. Arsitektur high tech mempunyai makna yang berbeda dari industri high tech. Dimana dalam industri bermakna alat elektronik, komputer, silicon ship, robot, dan sejenisnya, sedangkan dalam arsitektur bermakna lambang bangunan. 2

Di Amerika Serikat, istilah high tech memang merujuk kepada pengertian langgam, langgam arsitektur high tech lebih kepada penggunaan materialnya, efisien ruang, dan tatanan ruang. Sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana high tech tidak ada hubungannya dengan high technology, sebagaimana gotic tidak ada hubungannya dengan goths (saah satu suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang dari Batic sampai ke Laut Hitam dan abad ke-3 Masehi menyerang kekaisaran Romawi).

High tech disosialisasikan setelah Post modern, karena high tech merupakan kelanjutan dari Post modernisme. Tema dan ide high tech banyak juga dipakai pada post

2

modern dan yang membedakan adanya sentuhan dari teknologi. High tech merupakan jembatan antara post moderndan modernisme karena high tech ada diantara post moderndan modernisme, tapi prinsip high tech merupakan perluasan dari modernisme. Nama lain dari high tech adalah late modernisme, karena faktanya gaya ini banyak menggunakan prinsip-prinsip dan merupakan perluasan dari prinsip-prinsip modernisme yang diperbaharui.

Post modernisme adalah istilah untuk menyebut suatu masa atau zaman yang dipakai berbagai disiplin untuk menguraikan budaya dari suatu titik pandang, oleh karena itu, post modernlebih banyak digunakan di kebudayaan. Post modern memang tampil mencolok

dalam arsitektur, sastra, seni lukis dan filsafat kontemporer, pertama kali dipahami sebagai fenomena budaya masyarakat barat paska industri, yakni high tech media society.

High tech pembelokan dari fungsi modernisme, sementara arsitektur modern diekspresikan dengan ruang yang polos tanpa ornamen. Meski demikian tidak berarti nihil dekorasi. Umumnya dekorasi modernisme diwujudkan dengan garis-garis kekinian yang butuh presisi tinggi. Teksturnya dianggap lebih simple dan polos. Dari sisi bahan, arsitektur modern tidak terbuai dengan pemakaian bahan klasik seperti, beton, batu, besi, dan kayu adalah bahan dasar konstruksi, namun dalam arsitektur modern dimanfaatkan dengan pemanfaatan yang tak biasa. Misalnya kayu yang biasa menjadi konstruksi beralih fungsi sebagai penutup lantai.

High tech tidak mementingkan estetika, tetapi lebih mengutamakan teknologi. Tujuan high tech adalah untuk menciptakan sesuatu yang baru dan untuk memperlihatkan kerumitan tekniknya. Bangunan high tech lebih mensimbolisasikan dan mempresentasikan teknologi daripada sekedar menggunakan teknologi secara efisien mungkin. Untuk memberi efek imajinasi pada bangunannya, struktur bangunan harus jujurdan mempunyai pembenaran yang fungsional. Struktur dan utilitas yang diekspose merupakan karakter yang paling menonjol dari arsitektur high tech.

Dalam tulisan Charles Jenks mengenai arsitektur high tech “The Battle of High Tech; Great Building with Great Faults”. Menurut Charles Jenks terdapat 6 (enam) hal penting mengenai high tech building :

Inside Out, area servis dan struktur dari suatu bangunan selalu lebih ditonjolkan pada eksteriornya baik sebagai ornamennya maupun sebagai sclupture.

Celebration Process, dengan penekanan pada pemahan konstruksinya, “Bagaimana, Mengapa, dan Apa” dari suatu bangunan, diantaranya hubungan dari struktur, paku, flanges, dan pipa-pipa saluran, sehingga timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang yang ilmuwan.

Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster, yaitu “ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih dari arsitek manapun yaitu dalampenyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak bangunan tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.

Transparan, pelapis, dan pergerakan. Ketiga kualitas indah ini selalu ditampilkan secara dramatis tanpa terkecuali. Kegunaan yang luas dari kaca yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari pipa-pipa saluran, tangga dan strukttur, serta penekanan pada eskalator, lift sebagai unsur yang bergerak merupakan karakteristik dari bangunan high tech.

Pewarnaan cerah yang merata, pada karya Richard Rogers yaitu bangunan pampidou centre dan inmos factory menggunakan warna-warna yang cerah, begitu juga yang dilakukan pada teknisi untuk membedakan perbedaan jenis struktur dan utilitas, yang akan mempermudah mereka untuk memahami kegunaan secara efektif.

A lightweight filigree of tensile members, baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari high tech building. Sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.

Optimistic confidence in a scientific culture, bangunan high tech adalah janji masa depan dari dunia depan yang menanti untuk ditemukan. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja, pelakuan pada material, warna-warna dan pendapatan dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi. 3

Secara ringkas pengertian arsitektur high tech adalah :

Arsitektur yang mempunyai karakteristik material sintesis seperti material kaca dan baja, yang mana kaca merupakan material yang ringan untuk bangunan.

Pada pokoknya mengikuti ekspresi “kejujuran” suatu bangunan (seperti pada aliran modernisme Mies Van der Rohe).

Biasanya membutuhkan tentang produksi industri.

Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan, tetapi juga sebagai sumber imajinasi. Meletakkan fleksibilitas penggunaan sebagai prioritas. Bangunan high tech telah mensimbolkan dan mempresentasikan teknologi daripada sekedar menggunakan teknologi secara efisien mungkin.

3

Dokumen terkait