YOUTH CREATIVE EXPO
(ARSITEKTUR EKSPRESIONISME )
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh :
ISFANDIARY ANANTHA 050406007
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
YOUTH CREATIVE EXPO
(ARSITEKTUR EKSPRESIONISME )
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
ISFANDIARY ANANTHA 05 0406 007
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
YOUTH CREATIVE EXPO
(ARSITEKTUR EKSPRESIONISME ) Oleh :
ISFANDIARY ANANTHA
06 0406 007
Medan, 21 Desember 2010
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 132 206 820
Firman Eddy, S.T., M.T. NIP: 1969101820 000 31001
Devin Defriza, S.T., M.T. NIP: 19750810 1998 21001 208
818
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : ISFANDIARY ANANTHA
NIM : 06 0406 007
Judul Proyek Tugas Akhir : Youth Creative Expo
Tema : Arsitektur Ekspresionisme
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa Sidang
4. Perbaikan Dengan Sidang
5. Tidak Lulus
Medan, Desember 2010
A B+ B C+ C D E
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
Koordinator TGA-490,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa,
semangat, dan perhatian tiada henti dari orang tua saya yang tercinta Bapak Juartiyono
Sakino dan ibu Cut Rosnawati, serta saudara saya Bayu Aryadicha & Syafira Dina
Maudi.
Terima kasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada :
Bapak Firman Eddy, ST., MT. sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.
Bapak Devin Defriza, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.
Bapak Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M. phil., PhD. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.
Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2009/2010.
Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.
Saudari Keumala Shatila Harahap dan ibu Dra.Nurmaini Mkm untuk semua bantuan, support, dan motivasi.
nenek saya Cut Hasanah yang mendukung kelancaran kuliah saya.
Kepada paman dan tante saya. Terutama Muhammad Wahyu dan Cut
Sahabat Seperjuangan stambuk 2006 Teknik Arsitektur terutama : Reza, Elbi, Hendro, Yayat, Nisa, Efran, Ian, Suria,Taufik yang telah memberikan saran dan
Penulis berdoa kiranya Allah SWT memberikan Rahmat dan hidayahNya
bagi mereka atas bantuan dan dukungan untuk penulis.
Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, Desember
2010
Hormat Saya,
Isfandiary Anantha
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ... 1
I.7. Kerangka Berfikir Metodologi Pembahasan ... 8
I.8. Sistematika Penulisan Laporan ... 8
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1. Terminologi Judul ... 10 ... 2.2. Tinjauan Proyek ... 10
2.2.1 Deskripsi Kondisi Eksisting lokasi proyek ... 10
2.2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 13
2.2.2 Alternatif Lokasi Tapak ... 14
2.2.3 Analisa pemilihan tapak ... 14
2.4. Tinjauan Lokasi ... 20
2.5. Deskripsi Pemilihan Ruang... 21
2.6. Study Banding... 26
2.6.2. Jakarta International Expo ... 32
2.6.3 Walt Disney Hall – Frank O. Gehry ... 38
BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Elaborasi Tema ... 39
3.2. Tinjauan Umum ... 39
3.2.1. Pengertian Ekspresionis ... 39
3.2.2. Perkembangan Aliran Ekspresionisme ... 40
3.2.3. Karateristik Ekspresionisme ... 43
3.2.4. Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya ... 44
3.3. Interprestasi Tema... 46
3.4. Study Banding Teman sejenis ... 47
3.4.1. EINSTEIN TOWER BY ERIC MENDELSON ... 47
3.4.2. EERO SAARINEN, TWA BUILDING ... 47
3.4.3. GUGGENHEIM MUSEUM BILBAO ... 48
3.4.4. Falling water ... 48
3.4.5. Vitra Design Museum... 49
BAB IV ANALISA 4.1. Analisa Tapak ... 51
4.1.1. Analisa lokasi dan posisi site ... 51
4.1.2. Deskripsi kondisi Eksisting Lokasi ... 52
4.2. Analisa Sirkulasi Kendaraan ... 53
4.3. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 54
4.4. Analisa Pencapaian ... 55
4.5. Analisa View ... 58
4.5.1. View ke luar SIte... 58
4.5.2. View ke dalam Site ... 59
4.6. Analisa Kebisingan ... 60
4.7. Analisa Matahari dan Vegetasi ... 62
BAB V KONSEP ... 73
5.1. Zoning ... 73
5.2. Konsep Bentukan Massa ... 75
BAB VI GAMBAR PERANCANGAN ... 79
6.1. Siteplan ... 79
6.2. Groundplan ... 80
6.3. Tampak ... 82
6.4. Potongan ... 84
6.5. Rencana Elektrikal ... 85
6.6. Rencana Sanitasi ... 87
6.7. Rencana Kebakaran ... 89
6.8. Rencana AC... 90
6.9. Perspektif ... 92
D A F T A R T A B E L
Halaman
Tabel 2.1 : Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan ... 12
Tabel 2.2 : SyKriteria Pemilihan Lokasi ... 13
Tabel 2.3 : Kriteria Pemilihan Lokasi ... 15
Tabel 2.4 : Kebutuhan Ruang ... 21
Tabel 2.5 : Tabel Tanaman Hortikultura Jenis Obat-Obatan ... 20
Tabel 2.6 : Tabel tanaman hortikultura jenis sayuran ... 20
Tabel 2.7 : Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu pada Struktur Kurikulum SMK ... 22
Tabel 2.8 : Tabel pembagian ruang utama ... 26
Tabel 3.1 : Karakteristik Ekspresionisme Melalui Karya... 44
Tabel 4.1 : Analisa pencapaian terhadap inti kota ... 56
Tabel 4.2 : Solusi Pada Site... 61
D A F T A R G A M B A R
Halaman
Gambar 2. Lokasi Site ... 11
Gambar 2.2 Lokasi Tapak Usulan di Kecamatan Medan Sunggal... 17
Gambar 2.3 Lokasi Proyek di Kecamatan Medan Sunggal ... 18
Gambar 2.4 Kondisi Sekitar Site ... 12
Gambar 2.5 Galeri Salihara ... 26
Gambar 2.6 Jakarta International Expo ... 32
Gambar 2.7 Kondisi Sekitar Site ... 38
Gambar 3.1 Eksterior Einstein Tower... 47
Gambar 3.2 Eksterior Eero Saarinen ... 47
Gambar 3.3 Eksterior Guggenheim Museum Bilbao ... 48
Gambar 3.4 Ekspresi Fallling water ... 48
Gambar 3.5 Batu susun ... 49
Gambar 3.6 Eksterior Falling Water ... 49
Gambar 3.7 Vitra Design Museum ... 49
Gambar 4.1 Google Site ... 51
Gambar 4.2 Batas-batas site ... 52
Gambar 4.3 Sirkulasi Kendaraan ... 53
Gambar 4.4 Sirkulasi Pejalan Kaki ... 54
Gambar 4.5 Analisa Pencapaian ... 55
Gambar 4.6 View Keluar ... 58
Gambar 4.7 View Kedalam ... 59
Gambar 4.8 Analisa Kebisingan ... 60
D A F T A R D I A G R A M
Halaman
Diagram 3.1 Diagram Pengertian Ekspresionisme ... 42
Diagram 4.1 aliran kegiatan karyawan ... 68
Diagram 4.2 aliran kegiatan siswa ... 69
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan memiliki penduduk yang berjumlah 1.993.602 dengan kepadatan penduduk 7.520 / km² yang bersifat heterogen. Kota Medan yang sedang berkembang menuju “Medan Metropolitan” membuat aktifitas dan mobilitas mayarakatnya menjadi tinggi. Kegiatan masyarakat menjadi semakin padat dan beragam.
Dalam keberagaman kegiatan – kegiatan ini Medan Memiliki komunitas – komunitas yang kreatif. Komunitas yang produktif dan potensial untuk membangun kota Medan menjadi Medan Creative City.
Creative City merupakan Kota yang bercita – cita menjadi kota yang berhasil. Kota yang menarik orang untuk datang dan penduduk yang betah tinggal di dalamnya. Kota yang merubah individual menjadi kelompok – kelompok dalam wilayah kota yang dinamis dan kreatif, membagi ide, untuk menukarnya dengan bakat yang akan membawa pembelajran dan riset dan pengembangan inovasi produk yang memenuhi kebutuhan pasar global.
Creative City tidak terlepas dari komunitas – komunitas local yang kreatif. Komunitas ini berpotensi dalam menambah masukan bagi sector industry kreatif. Sesuai dengan KBLI 2005 terdapat empat belas subsektor yang di anggap merupakan industri kreatif, yaitu ;
• Periklanan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan an antara lain: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik.
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru bangunan dan informasi produksi antara lain: arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, dokumentasi lelang, dll.
• Pasar Barang Seni
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan perdagangan, pekerjaan, produk antik dan hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.
• Kerajinan
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan antara lain barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi.
• Desain
kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan.
• Fesyen
kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.
• Film, Video & Fotografi
kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi Video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video,film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
• Permainan Edukatif
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.
• Music
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi musik.
• Seni Pertunjukan
• Penerbitan dan Percetakan
kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.
• Software
kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak & piranti keras, serta desain portal. • Radio dan Televisi
kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.
• Riset dan Pengembangan
kegiatan kreatif yang terkati dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Subsektor Komputer dan Piranti Lunak, Salah satu potensi industri kreatif yang dikembangkan di kota Medan adalah bidang subsektor komputer dan piranti lunak. Industri kreatif di bidang teknologi informasi di Medan banyak diminati oleh kalangan muda. Web developer adalah salah satu usaha di bidang IT yang berkembang di kota Medan. Dolly Aswin dan Analia Trisna adalah pelaku usaha kreatif di bidang web developer.
Subsektor Film,Salah satu bukti tingginya minat masyarakat kota Medan terhadap industri kreatif di bidang perfilman adalah munculnya sekolah sinematografi. Kensington menjadi sekolah seni dan sinematografi yang pertama dan satu-satunya di Medan. Industri perfilman di Kota Medan dinilai masih cukup prospektif. Selama ini pelaku industri perfilman di Medan terkendala oleh fasilitas,seperti alat membuat film komersial yang masih belum memadai.
Dunia film independen Medan awalnya muncul dari hasil kreativitas dan kritik sosial anak muda yang merasa perlu diungkapkan sebagai wujud perhatian mereka terhadap lingkungan sosial masyarakat. Seiring berjalannya waktu, arah dunia film independen di Medan berubah menjadi ajang kreativitas anak muda yang semakin kaya oleh pemikiran baru.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan dari perencanaan Youth Creative Expo ini adalah bagian dari rencana dari Departemen Perdanganan Republik Indonesia bekerja sama dengan Departemen Perindustrian dan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) membentuk tim Indonesia Design Power menempatkan produk Indonesia menjadi produk yang diterima pasar international namun tetap memiliki karakter nasional. Untuk mencapai itu semua salah satu upaya dalam mendongkrak ekonomi kreatif maka dinas daerah terkait menyediakan wadah ataupun ruang untuk mengakomodasi komunitas - komunitas kreatif
Tujuan dari Youth Creative Expo adalah ikut mengambil bagian dari gerakan ekonomi kreatif ini. Menyediakan wadah bagi komunitas kreatif di Medan dalam bentuk ruang workshop, area festival / pameran dan pertunjukan.
1.3 MASALAH PERANCANGAN
Masalah perancangan adalah perihal yang akan menjadi kendala dalam perancangan Biwa Agrotourism and Guest House ini dan seterusnya akan dicari jalan penyelesaian untuk mengatasi masalah tersebut.
Masalah perancangan yang ada pada kasus proyek ini adalah:
• Bagaimana Menjadikan Youth Creative Expo ini memiliki desain bangunan yang berhasil dalam mengembangkan aktifitas komunitas kreatif di Medan semakin berkembang dalam hal ekonomi. Juga menjadikan Youth Crative Expo menjadi tujuan yang ramai dikunjungi anak – anak muda untuk beraktifitas ataupun hanya sekedar menikmati suasana.
1.4 PENDEKATAN MASALAH
Pendekatan masalah merupakan bentuk pengenalan masalah yang lebih berfokus pada hal yang lebih khusus untuk mencari penyelasaian yang lebih tepat. Dalam hal ini pendekatan pada masalah perancangan Youth Creative Expo.
Pendekatan yang dilakukan berdasarkan:
1). Studi literatur yang berkaitan langsung dengan permasalahan diangkat sehingga mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah.
2). Studi literatur tentang tema yang terpilih sehingga mendapatkan informasi dan bahan berupa literature yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan, yang berguna untuk memperkuat pendekatan dengan tema secara ilmiah.
3). Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan pada bangunan yang sudah ada baik yang bersumber dari buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
4). Studi banding terhadap proyek-proyek yang menggunakan tema sejenis dengan menggunakan pendekatan tema pada bangunan yang sudah ada baik yang bersumber dari buku, majalah, internet dan lain sebagainya.
5). Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.
6). Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap banyak mengetahui mengenai kasus dalam proyek tersebut sehingga diperoleh kejelasan yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan juga dapat memberikan ide dan inspirasi tersendiri.
1.5 LINGKUP DAN BATASAN PERANCANGAN
Lingkup atau batasan adalah suatu perihal yang menjadi cakupan, wilayah pembahasan suatu peristiwa agar pembahasannya tersebut tepat sasaran dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini akan dibahas sejauh mana hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan Youth Creative Expo yaitu dari total empat belas bidang industry kreatif. Youth kreatif expo di minimalkan menjadi delapan bidang saja. Yaitu bidang periklanan, arsitektur, music, fesyen, kerajinan tangan, pertunjukan seni. Permainan interaktif dan film, video dan fotografi. Pemilihan delapan bidang ini di pilih karena merupakan bidang yang banyak di rintis oleh anak muda di Medan.
Kerangka berfikir adalah konsep yang meliputi proses pola berfikir dalam melaksanakan sebuah kegiatan sebagai gambaran perencanaan dari seluruh kegiatan yang akan di lakukan. Berikut adalah kerangka berpikir dalam mewujudkan Biwa Agrotourism and Guest House;
LATAR BELAKANG KASUS
• Departemen Perdagangan bekerja sama dengan Departemen Perindustrian dan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) membentuk Indonesia Design Power untuk mendongkrak Industri Kreatif.
• Medan merupakan kota yang berpotensi untuk mengembangkan ekonomi kreatif
MAKSUD
Tujuan dari Youth Creative Expo adalah ikut mengambil bagian dari gerakan ekonomi kreatif ini. Menyediakan wadah bagi komunitas kreatif di Medan dalam bentuk ruang workshop, area festival / pameran dan
t j k
PERMASALAHAN
Bagaimana Menjadikan Youth Creative Expo ini memiliki desain bangunan yang berhasil dalam mengembangkan aktifitas komunitas kreatif di Medan semakin berkembang dalam hal ekonomi
Youth Creative Expo
Tema: Arsitektur Ekspresionisme
STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING
• Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempadan bangunan.
• Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang.
• Analisa penerapan struktur pada bangunan
KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN
Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak dan konsep bangunan
D E S A I N
1.7KERANGKA BERFIKIR METODOLOGI PEMBAHASAN
a. STUDI LITERATUR
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca bahan – bahan terkait baik itu dari buku, majalah, internet, ataupun koran yang membahas tentang topik yang berkaitan. b. STUDI LAPANGAN
Dilakukan dengan survey langsung ke lapangan yaitu lokasi perancangan dan wawancara langsung dengan orang pihak yang terkait dan penduduk setempat.
c. STUDI ANALISA
Menganalisa data dan permasalahan yang muncul, khususnya dalam kaitannya dengan fungsi bangunan sebagai sarana pendidikan serta wisata edukatif dalam bidang perikanan. 1.8 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan Biwa Agrotourism and Guest House
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisikan uraian tentang tinjauan umum yang meliputi kasus proyek, tema proyek, status, kepemilikan, sumber dana, luas lahan, lokasi, serta kajian yang menyangkut sosial budaya, tinjauan literatur proyek, serta studi banding proyek sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisikan uraian analisa ruang luar meliputi lokasi, kondisi dan potensi lahan, prasarana, karakter lingkungan, orientasi, pemandangan / view, sirkulasi / pencapaian, ruang dalam: pemakai dan aktivitas, organisasi ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang, bentuk massa / bangunan, sistem struktur, mekanikal / elektrikal, sosial buadaya, kepadatan penduduk, kunjungan kepariwisataan, tingkat pendapatan penduduk.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisikan konsep dasar dan konsep lanjutan tentang kompleks, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.
BAB VI DESAIN
berisikan desain berupa gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data, dan konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini.
LAMPIRAN
BAB 2
2.1 TERMINOLOGI JUDUL
Terminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna dari sebuah
kata judul agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya.
Adapun judul dari proyek ini adalah “Youth Creative Expo” adalah
• Youth : Youth yang adalah bahasa Inggris yang artinya adalah Anak Muda,
• Creative : creative yang berasala dari bahasa inggris yang artinya adalah kreatif
• Expo : Expo yang berasal dari kata Éxpose” yang artinya menampilkan, Expo pada
proyek ini merupakan venue untuk pameran/festival.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Youth Creative Expo merupakan
bangunan dengan fungsi utama untuk festival/exhibition industry kreatif anak muda.
2.2 Tinjauan Proyek
2.2.1 Deskripsi Kondisi Eksisting lokasi proyek
Lokasi lahan : Medan Sunggal
Kondisi lahan : Relatif datar
Orientasi site : menghadap ke Selatan
Arah lalu lintas : 1 arah
Eksisting site : lahan kosong
Luas site : 3.75 Ha
KDB : 60 % (sesuai ketetapan RDTRK Medan Sunggal)
Tinggi bangunan : 1-6 lantai (sesuai ketetapan RDTRK Medan Sunggal)
Batas – batas
a. Utara : Lahan Kosong
b. Selatan : Jalan Arteri Jl. Gatot Subroto
c. Timur : Medan Fair Plaza
d. Barat : Perumahan Penduduk
Youth Creative Expo direncanakan berlokasi di jalan Gatot Subroto kecamatan
Medan Sunggal .
• Lokasi berada pada jalan utama yang mempunyai akses mudah menuju pusat kota.
• Lokasi proyek ini merupakan daerah yang ramai
Peta Lokasi
Pemilihan lokasi pertama kali dilakukan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang
Kota (RUTRK) kota Medan. Melalui RUTRK tersebut diperoleh data sebagai berikut.
Pembagian Blok-blok di Kecamatan Medan Sunggal berdasarkan WPP kota Medan
Lokasi pusat-pusat lingkungan di Kecamatan Medan Sunggal adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Sunggal, berpusat di Jl. Gatot Subroto
2. Lingkungan Komersil, yang ramai
3. Dekat dengan pusat perbelanjaan Medan Fair Plaza
Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian Unit Lingkungan di Kecamatan Medan
Sunggal, serta fungsi dari masing-masing Unit Lingkungan dan Pusat Lingkungan dapat
dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan
Wilayah
Pembang
unan
KECAMATAN PUSAT
PENGEMBAN
Belawan Pelabuhan
Industri
Permukiman
Rekreasi
Maritim
Jalan baru, jaringan
air minum, septic
tank, sarana
Jalan baru, jaringan
air minum,
Aksara Permukiman
Perdagangan
Rekreasi
Sambungan air
minum, septic tank,
jalan baru, rumah
permanen, sarana
Pusat Kota Pusat bisnis
WPP E M. Barat
Sei Sikambing Permukiman
Perkantoran
minum, septic tank,
jalan baru, rumah
permanen, sarana
pendidikan dan
kesehatan.
Sumber: Hasil Olah Data Primer
2.2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi
Kota Medan yang merupakan Ibu kota dari Propinsi Sumatera Utara adalah salah satu
kota yang saat ini sedang mengembangkan berbagai usaha diantaranya adalah usaha
komersial dan jasa kepada masyarakat. Youth Creative Expo adalah bangunan yang
tergolong dalam bangunan komersial sehingga dalam pemilihan lokasi nantinya harus
mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial dan jasa. Adapun kriteria dalam
Tabel 2.2 Syarat Kriteria Pemilihan Lokasi
Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah kawasan
komersil. Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai
penghubung transportasi.
2. Pencapaian Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi
dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat
dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan
fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas
adalah mahasiswa dan dosen
3. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencukupi kebutuhan ruang secara
fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan.( min. 1
Ha).
4. Kemudahan
Enterance
Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh
pengguna dan pengunjung bangunan.
5. Kontur Tapak Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan akses
pencapaian dan pergerakan aktivitas yang berlangsung dalam
bangunan.
6. Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan
merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan
bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di
sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
Sumber: Hasil Olah Data Primer
Alternatif 1
Berada di Jl. Gatot Subroto. Bagian dari outer ring road kota medan. Memiliki akses
yg bagus. Memiliki luas 2.1 Ha.
Alternatif 2
Berada di Jl.Setiabudi. berbatasan dengan jalan Setiabudi yang memiliki lalu lintas
yang padat. Memiliki akses yang baik dan berdekatan dengan Universitas Sumatera
Utara. Memilik luas 1.2 Ha.
Alternatif 3
Berada di Jl. Dr. Mansyur. Mempunyai akses sendiri yang lepas dari lalu lintas utama.
Memiliki luas 1.1 Ha.
Tabel 2.3 Kriteria Pemilihan Lokasi
No Kriteria
Gatot
Subroto Setiabudi Dr.Mansyur
Nilai Nilai Nilai
1 Aksesibilitas
• Jaringan Transportasi 2 4 4
• Jumlah angkutan umum 2 4 4
• Jalur sirkulasi pejalan kaki 4 4 4
2 Area pelayanan (tidak berdekatan
dengan fasilitas sejenis yang ada) 4 2 2
3 Ketenangan, intensitas
kebisingan dan kemacetan
lalulintas rendah
3 1 1
4 Tingkat polusi udara rendah 3 1 1
5 Ketersediaan sarana air bersih 4 4 4
telepon
7 Sarana dan prasarana pemukiman 3 4 2
8 Topografi lahan relatif datar 4 4 4
9 Kondisi tanah cukup subur
(untuk vegetasi) 4 4 4
10 Lokasi tidak rawan dari bencana
alam dan banjir 3 3 3
11 Lokasi jauh dari sumber negatif
• Lokalisasi 4 4 4
• Tempat hiburan/ diskotik 4 4 3
12 Bentuk lahan 4 3 4
13 Pemukiman penduduk
• Kepadatan relatif sedang 4 2 1
• Kondisi lingkungan teratur 3 2 2
Total 59 54 51
Penilaian terhadap lokasi didasarkan
atas nilai sebagai berikut:
Dari penilaian diatas disimpulkan bahwa lokasi di Jl. Gatot Subroto. Lokasi yang
berada pada kawasan komersil ini merupakan lokasi yang strategis untuk perencanaan dan
pengembangan Youth Creative Expo Sumatera Utara. Kawasan ini merupakan salah satu
alternatif perniagaan di Kota Medan yang ramai dikunjungi masyarakat. Oleh karena itu, site di
kawasan ini cocok digunakan untuk mempromosikan produk unggulan ciri khas Sumatera
Utara.
Pada RUTRK Kota Medan, kawasan ini yang termasuk dalam Kecamatan Medan
Sunggal diperuntukkan sebagai pusat perkantoran, perdagangan, rekreasi, konservasi,
pemukiman dan hutan kota. Oleh karena itu, pada kawasan ini cocok dibangun Youth Creative
Expo, sehingga semakin menghidupkan daerah ini.
Gambar 2.2 Lokasi Tapak Usulan di Kecamatan Medan Sunggal
WPP E
M. Barat, M. Helvetia, M. Petisah,
M. Sunggal, M. Selayang, M. Tuntungan
Peruntukan Lahan:
Permukiman, Perkantoran, Perdagangan,
Lokasi yang terpilih sebagai lokasi proyek Youth Creative Expo Sumatera Utara adalah
site yang terletak di Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal dengan luas 1,5 Ha
Batas-batas
Utara : Komplek Ruko
Selatan :Jl Gatot Subroto
Timur : Medan Fair Plaza
SITE
Gambar 2.3 Lokasi Proyek di Kecamatan Medan Sunggal Jalan Gatot Subroto
Rumah Penduduk
Barat : Pemkiman Penduduk
• Kondisi Sekitar Site
1
2
6
5
4
3
SITE
7
Jl. Gagak Hitam
Ruko/Pertokoan
Rumah Penduduk Jl. Belibis
Persawahan
Utara
6
SITE
5
2
1
4
2.4. Tinjauan Lokasi
• Tinjauan terhadap Struktur Kota
Kawasan Medan Sunggal merupakan kawasan yang termasuk dalam WPP E yang
diperuntukkan sebagai: • Permukiman • Perkantoran • Perdagangan • Konservasi • Rekreasi • Lapangan Golf • Hutan Kota
Kondisi kawasan saat ini didominasi oleh perumahan warga. Sedangkan disepanjang
jalur Jl Gatot Subroto bayak terdapat pertokoan, rumah makan, dan ruko dengan rata-rata
ketinggian bangunan 2-3 lantai. Saat ini kawasan ini merupakan salah satu kawasan tempat
berkumpulnya kaum muda. Pada sore hari sampai malam harinya, sepanjang jalur jalan ini
dipadati oleh pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai jenis makanan.
• Peraturan
Garis Sempadan Bangunan
Lokasi yang dipilih berada di jalan Gatot Subroto,. Penghitungan GSB dilakukan
dengan rumus ½ (n) + 1. dimana n adalah lebar jalan. Lebar jalan Gatot Subroto adalah 33 m.
Berarti GSB pada lokasi ini adalah 18 m.
Koefisien Dasar Bangunan
KDB untuk bangunan komersil di kecamatan Medan Sunggal adalah 60%. Hal ini
merupakan pertimbangan untuk penyerapan air hujan untuk menghindari bahaya banjir, dan
dikawasan ini juga terdapat sejumlah hutan kota, berupa lapangan bermain yang diperuntukkan
Untuk pengembangan site sebagai salah satu fasilitas komersial yang akan ramai
dikunjungi masyarakat, tentunya kondisi KDB kawasan perlu dipertahankan. Ruang terbuka
pada site, akan dipergunakan sebagai fasilitas-fasilitas ruang terbuka bagi pengguna fasilitas.
Adapun luas dari site adalah : 15.000 m2
KDB pada site (65 – 75%) = 60% x Luas site
= 60% x 15.000
= 90.000 m2
Koefisien Lantai Bangunan
Bandara Udara Polonia menjadi kendala utama bagi ketinggian bangunan pada kawasan
di sekitarnya, karena kawasan-kawasan disekitar bandara tersebut merupakan daerah yang
menjadi tempat perputaran pesawat sehingga bangunan yang tinggi nantinya akan dapat
menghalangi pandangan pilot. Maka bangunan disekitar kawasan (skyline) hanya berkirsar 3 – 4
lantai. Dengan ketinggian bangunan antara 12 – 20 m dari permukaan tanah.
2.5 Deskripsi Kebutuhan Ruang
Tabel 2.4 Kebutuhan Ruang
Kelompo
k
Kegiatan
Fungsi Fasilitas Pemakai Kegiatan Kebutuhan
Ruang
elayani
hasil karya yang
akan-minum
nyewa
Pengelola Ruang
Pengelola
Gudang Pengelola
engawasi
kebersihan
engawasi
mekanikal dan
elektrikal
elakukan
kegiatan sanitair
engganti
pakaian
Elektrikal
R. Air Bersih
R. Air Kotor
R. Chiller
R. Panel dan
Trafo
2.6 STUDI BANDING
2.6.1 GALERI SALIHARA
Dari Utan Kayu ke Salihara
• KOMUNITAS UTAN KAYU, sebuah kantong budaya di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta
Timur, dibentuk oleh sebagian pengasuh majalah Tempo sekitar setahun setelah majalah
itu dibredel pemerintah pada 1994, dan juga oleh sejumlah sastrawan, intelektual,
seniman, wartawan. Komunitas ini terdiri atas Institut Studi Arus Informasi (ISAI),
Galeri Lontar, Teater Utan Kayu (TUK), Kantor Berita Radio 68H, dan Jaringan Islam
Liberal.
Tiga di antaranya yang bergerak di lapangan kesenian—Galeri Lontar, Teater Utan Kayu,
dan Jurnal Kebudayaan Kalam (jurnal ini sudah berdiri awal 1994, dengan dukungan penuh
majalah Tempo)—secara terus-menerus berupaya menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan
artistik dan intelektual, baik melalui pertunjukan kesenian, pameran seni rupa, ceramah dan
• GALERI LONTAR memamerkan karya para seniman dalam dan luar negeri berupa
gambar, lukisan, karya grafis, foto, patung, atau instalasi—terutama berdasarkan kualitas
dan semangat inovatifnya. Galeri ini telah memperkenalkan para seniman yang kini
menempati posisi terdepan dalam khazanah seni rupa Indonesia.
• TEATER UTAN KAYU secara berkala menyelenggarakan pementasan lakon, musik,
tari, pemutaran film, serta ceramah dan diskusi tentang kebudayaan, seni, dan filsafat.
Teater ini memberi ruang seluas-luasnya bagi seniman dari khazanah tradisi maupun
seniman kontemporer yang ingin bereksperimen dan menawarkan kebaruan.
• JURNAL KEBUDAYAAN KALAM adalah sebuah tempat persemaian dan pertukaran
gagasan lintas-disiplin dan lintas-aliran. Jurnal ini menghargai cara pandang baru, ide-ide
segar, dan terbuka untuk pelbagai eksperimen penulisan. Setelah terbit 22 nomor sejak
1994, mulai Mei 2007 Kalam beralih rupa, masuk ke dunia maya dalam situs
www.jurnalkalam.org. Kalam juga sudah menerbitkan beberapa buku.
Komunitas Utan Kayu pun sudah biasa mengelola kegiatan berskala internasional, di
antaranya Jakarta International Puppetry Festival (2006), Slingshort Film Festival (2006), dan
International Literary Biennale yang kali keempatnya berlangsung pada Agustus tahun 2007.
Sayap kesenian Komunitas Utan Kayu, kini sudah berumur sekitar sepuluh tahun, bertekad
meneruskan dan mengembangkan apa yang selama ini telah dicapai. Demi menampung
perluasan aktivitas itu, para pendiri dan pengelolanya lantas mengambil prakarsa membangun
kompleks Komunitas Salihara.
• KOMUNITAS SALIHARA berdiri di atas sebidang tanah seluas sekitar 3.060 m2 di
Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Terdiri atas tiga unit bangunan utama:
Teater Salihara, Galeri Salihara, serta ruang perkantoran dan wisma.
• TEATER SALIHARA dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung teater
model black box yang pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi
ruang rias serta segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern.
Bagian atap Teater Salihara juga dirancang sebagai teater terbuka.
• GALERI SALIHARA, berbeda dari kebanyakan bangun galeri umumnya, mengambil
tanpa sudut, tanpa batas, akan memberikan perspektif pandang yang lebih luas. Pusat
jajan berikut aneka makanan dan minuman dengan pemandangan terbuka yang nyaman
terletak di bawah bangunan ini.
Tak kalah unik adalah unit bangunan empat lantai untuk perkantoran, perpustakaan, wisma, dan
toko buku. Lantai paling atasnya sebagian menjorok dan melayang di atas atap gedung teater,
sedang lantai paling bawahnya sebagian melesap ke dalam tanah.
Dari segi rancang bangun, kompleks Komunitas Salihara dapat dipandang sebagai sebuah
percobaan arsitektur yang menarik. Ia karya tiga arsitek dengan kecenderungan
masing-masing—gedung teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya,
dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya kemudian duduk bersama untuk
memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun rumah baru bagi kesenian dan
pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat energi.
Komunitas Salihara akan tumbuh bersama khalayak yang makin cerdas, terbuka, dan demokratis.
Para pengelolanya percaya bahwa kepiawaian di bidang seni adalah investasi yang tak ternilai
bagi pertumbuhan anak-anak bangsa sejak hari ini. Khalayak adalah bagian sangat penting dalam
menyuburkan kepiawaian tersebut.
• Fasilitas Salihara
Teater Salihara dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung teater model black box
yang pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi ruang rias serta segala
peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern. Bagian atap Teater Salihara juga
dirancang sebagai teater terbuka, bernama Teater Atap Salihara.
• Galeri Salihara
Galeri Salihara berbeda dari kebanyakan bangun galeri umumnya; dengan bangunan berbentuk
silinder dengan lingkar sedikit oval. Ruang kosong dengan dinding melingkar tanpa sudut, tanpa
berikut aneka makanan dan minuman dengan pemandangan terbuka yang nyaman terletak di
bawah bangunan ini.
• Serambi Salihara
Ruang Serambi Salihara terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dan dapat menampung sekitar
70 orang.
Teater Atap adalah ruang terbuka yang merupakan atap dari bangunan Teater Salihara. Atap ini
juga berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan berlantai tanah yang berumput membuat
ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai konsep ruang teater tebuka, Teater
Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit, konser musik, pembacaan sastra dan
pemutaran film. Pembukaan pameran seni rupa juga sering diadakan di Teater Atap ini. Teater
Atap dilengkapi dengan fasilitas bar mini yang menyediakan makanan dan minuman yang
menambahkan kenyamanan penonton dan hadirin yang sedang menikmati pertunjukan di Teater
Atap. Program di Teater Atap dibuka untuk acara di malam hari dengan keindahan bintang
malam, cakrawala dan atap-atap Jakarta.
• Kedai Salihara
Kedai Salihara menyediakan makanan dan minuman serta fasilitas internet nir-kabel (wifi) gratis.
Sambil menunggu pertujukan dimulai atau untuk menikmati suasana Komunitas Salihara anda
perlu mencoba menu utama Kedai Salihara seperti nasi bakar, yamien, pecel dengan daun kates,
nasi rawon dan menu khas Nusantara lainnya, pun jajanan semisal empek-empek dan tempe
mendoan. Untuk minuman disediakan juice dari segala macam buah dihidangkan dingin dan
Sponsor
Sponsor adalah lembaga yang mendukung penyelenggaraan program seni dan pemikiran di
Komunitas Salihara, berupa pemberian dana maupun fasilitas lain.
Lembaga yang pernah menjadi sponsor Komunitas Salihara adalah:
• Hivos • Jawa Pos
• Majalah Berita Mingguan TEMPO
• Koran TEMPO
• Bakrie untuk Negeri • Mobil Cepu Ltd.
• The Indonesian Institute
• PT. Newmont Pacific Nusantara • Djarum Super on Art
• PT. Indosat
2.6.2 JAKARTA INTERNATONAL EXPO
JIEXPO memili beberapa ruang serbaguna yaitu Gedung Pusat Niaga, Hall A, B, C D, E, Gambir Expo dan Ruang terbuka (Open Space). Tiap ruang serbaguna memiliki spec yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap – tiap acara.
SITEMAP JIEXPO
FACILITIES
Seminar Rooms
1. Sumeru Room
Specification Size : 26 x 35 m High : 5.5 m Consists of 2 rooms each measuring 26 x 18m Standing Party for 1800 people
Theater Style for 1000 people Class Room for 600 people
Round Table Setting for 400 people
2. Bromo Room
Specification Size : 36 x 12 m High : 3.5 m Consists of 4 rooms each measuring 9 x 12m Standing party for 600 people
Theater Style for 400 people Class Room for 200 people
3. Kerinci Room
Specification Size : 36 x 14 m High : 3.5 m Consists of 4 rooms each measuring 9 x 14m Theater Style for 400 people
Class Room for 200 people
Round Table Setting for 100 people
4. Rinjani Room
Specification Size : 27 x 14 m High : 3.5 m Consists of 3 rooms each measuring 9 x 14m Theater Style for 300 people
Class Room for 150 people
Situated in an area of 10,000 m2 with a capacity up to 7000 people at a standing party, Gambir Expo is one of a few places that cater for outdoor events in Jakarta. JIExpo located in the north side, with separated direct entry access from the main road in Kemayoran, makes this place easily accessed and suitable for the reception events / weddings, birthdays, as well as corporate.
The lake, which located next to Kampung Betawi, Gambir Expo kemayoran complex, also added as a special attraction for your events. We also provide five-star standard facilities, including catering to support all your event needs.
2.6.3 Walt Disney Hall – Frank O. Gehry
Bangunan ini berfungsi sebagai bangunan teater hall yang dimiliki oleh Walt Disney.
Frank Gehry menggunakan material Titanium Cladding sebagai material yang melapisi
bangunan ini. Bangunan ini oleh beberapa pendapat dianggap sebagai bangunan bertema
ekspresionisme. Ciri – cirri desain Frank Gehry pada bangunan ini berupa bentukan Irrational,
gigantic proportion, memakai doktrin function follow form dan yang terkahir adalah bangunan in
menjauhi kaidah kaidah bangunan modernisme. Bentukan titanium cladding yang emliuk liuk
merupakan ekspresi yang diungkapkan gehry pada bangunan ini, material penutup bangunan ini
yaitu titanium cladding juga mendukung efek dramatis yang di ciptakan bangunan ini. Jelas
terlihat bahwa bangunan Gehry ini mengejar bentukan massa irrational. Bentukan ini dibantu
dengan software computer yang juga digunakan untuk menciptakan badan pesawat jet yaitu
software bernama Dessault.
Gehry konsisten dengan konsep irrational form nya. Ia juga menerapkannya pada ruang
dalam, namun walaupun begitu pengunjung tidak akan kesulitan atau tersesat saat berada di
dalamnya. Gehry juga mendesain furniture yang ada pada bangunan ini.
Ada beberapa yang berpendapat bahwa bangunan Gehry sangat borosdalam hal material
dengan bentukannya yang tanpa fungsi
Dan mendesain bangunannya tanpa menghitung kebutuhan pada cuaca sekitarnya. Dan
BAB 3
ELABORASI TEMA 3.1 ELABORASI TEMA
Alasan Pemilihan Tema
Bentuk bangunan dapat dicapai melalui beberapa pendekatan yang disesuaikan dengan
fungsi bangunan. Hal ini penting karena dalam bangunan komersial bentukdan estetika bangunan
lebih berperan untuk kemudahan dalam memberikan kesan dan daya tarik, disamping tetap
memperhatikan fungsi ruang dan sistem struktur yang ada dalam bangunan tersebut.
Pengambilan tema Ekspresionisme Disain dalam Arsitektur pada Youth Creative Expo
adalah untuk menampilkan bentuk bangunan yang dapat mengkomunikasikan perasaan dan
emosi yang tercipta pada fungsi tersebut sehingga bentukan bangunan dapat lebih bervariasi dan
memiliki daya tarik yang kuat.
3.2 TINJAUAN UMUM
3.2.1 Pengertian Ekspresionis
Ekspresionis berasal dari kata ekspresi. bebrapa pengertian ekspresi :
maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek
hasil perpaduan / kombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan warna dari bentuk-bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan tujuan bangunan
secara meyeluruh
pernyataan atau pengungkapan perasaan
Beberapa pengertian Ekspresionisme :
Melukiskan dasar-dasar emosi paling dalam dari diri seorang seniman, sedih, marah, takut, dsb
Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam arsitektur, merupakan kelanjutan dari Art Nouveau dan berlanjut setelah perang dunia kedua
sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional tetapi menciptakan sensasi dari
Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang menekankan pada ekspresi subjektif dari pembuatannya
Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci, rasa cinta
Suatu gaya sekitar Perang dunia I yang sangat pribadi, dan sering dieksekusi dengan kegairahan yang kejam
3.2.2 Perkembangan Aliran Ekspresionisme
A. Tinjauan umum
Perkembangan arsitektur pada awal abad 20 sangat dipengaruhi oleh keadaan dan suasan
politik pada saat itu. Di Eropa terjadi suatu keadaan yang bertentangan dengan kenyataan pada
saat itu. Kemandekan ekonomi yang hanya menguntungkan orang-orang kaya, rezim politik
yang berkuasa dengan otoriter, suasana yang hancur-hancuran akibat perang mengakibatkan
kemelaratan dan kemiskinan rakyat. Namun hal ini semua tertutupi oleh bangunan-bangunan
baroque yang megah. karya-karya sastra yang gemilang lukisan-lukisan dan sclupture yang
sama sekali tidak mengisyaratkan kebobrokan keadaan pada saat itu.
Keadaan-keadaan tersebut mengakibatkan timbulnya reaksi dari kalangan seniman.
Mereka dengan tegas menyatakan perang terhadap seni dari masa lalu: Medieval, Classical,
Gothic, Art Nouveau, Romanticism, Impresionist. Berbagai penemuan baru dan inovasi
teknologi pada saat itu turut mendorong munculnya usaha-usaha untuk menggantikan seni masa
lalu dengan pencarian terhadap paradigma seni yang baru yang berdasarkan pada tingkah laku
dan perubahan zaman.
Pendiri Deutsche Werkbund pada tahun 1907 oleh arsitek Jerman, Hermann Muthesius,
memberikan kontribusi yang penting bagi konsep baru dalam desain industri, yang sebenarnya
berupaya meningkatkan kualitas fabrikasi industri Jerman dengan memadukan Seni dan
Industri.
Seiring dengan semangat Werkbund ini, muncul aliran-aliran baru yang berperan penting
dalam usaha mendefenisikan Arsitektur Baru yang melengkapi pendekatan yang didefenisikan
oleh Walter Gropius dan Bruno Taut.
Aliran-aliran tersebut diantarnya:
Merupakan gerakan artistik sebagai reaksi terhadap penggunaan seni bargambar oleh kaum
borjuis yang mengandung maksud - maksud politik. Aliran ini meningkatkan penggunaan
bentuk - bentuk abstrak yang bermaksud memurnikan seni, yang berpengaruh terhadap
sclupture, seni graphis, lukisan dan arsitektur Futurism, berkembang di Italia pada tahun 1909
Merupakan gerakan dalam sastra yang mempengaruhi kelukisan, sclupture dan arsitektur.
Manifesto futuris ini secara puitis berusaha menggebrak dan melepaskan diri dari
konsep-konsep statis kuno demi dinamisme yang modern
Ekspresionisme, berkembang di Jerman pada tahun 1914
Merupakan usaha penarikan diri ke minat artistik yang bersifat emosional dan sangat pribadi.
Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap keadaan Jerman yang hancur-hancuran akibat perang.
Merupakan gerakan dalam seni lukis, seni musik, sastra dan arsitektur.
B. Ekspresionisme secara umum
Seni dimana emosi merupakan pertimbangan yang dominan diklasifikasikan kedalam
ekspresionisme. Ekspresionisme memandang sesuatu kepada dunia yang mengungkapkan emosi
dan pernyataan-pernyataan secara psikologi dari pada memandang dunia sebagai refleksi dari
warna.
Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak ide klasik yang
menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit dan
imajinasi. Mereka setuju dengan diktum Goethe bahwa perasaan adalah segalannya.
Lukisan ekspresionisme lebih fokus kepada psikologi dari pada alam, melukiskan dunia
yang sukar dipahami dengan tehnik baru dan simbol-simbol baru, penggunaan warna - warna
yang bertentangan dan bentuk-bentuk yang tidak lazim. Dissonansi yang berdentum pada musik
ekspresionisme bermaksud untuk “membangukan” dari pada melenakan pendengarnya dan sastra
ekspresionisme bermaksud mengejutkan pembacanya dengan pengungkapan pernyataan yang
Untuk mengungkapkan reaksinya terhadap hal-hal fisik, psikologi dan spritual, para
ekspresionis mengubah dan memberi warna pada imajinasinya menurut perasaannya.
C. Sejarah
Bruno taut , pencetus teori Eksprsionisme berpendapat bahwa masyarakat yang baru
hanya akan dapat dicapai melalui kebangkitan kembali arsitektur dan seni bangunan yang
menawarkan sintesis kebudayaan dari setiap ilmu yang terlibat didalamnya.
Visi taut tentang reunifikasi seni dan arsitektur ini dilatar belakangi oleh Deutscher
Werkbund pada tahun 1907 yang dibawah komando pendirinya Herman Muthesius, berupaya
untuk mendekatkan seni di Jerman dengan industri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
desain dan fabrikasi Jerman.
Visi Taut ini diwujudkan melalui sebuah kelompok yang disebut Arbeitsratfur Kunst (or
soviet for art). Ide-ide kelompok ini diwujudkan melalui sebuah jaringan surat menyurat diantara
anggota-anggotanya yang disebut Dieglaserne Kette atau Glass Chain. Diantaranya termasuk
Bruno taut, Walter Gpropius dan Han Scharoun.
Arsitek lainnya seperti Hans Poelzig melalui Grosse Schauspielhaus di Berlin, 1919, dan
Erich Mendelsohn melalui Einstein Tower di Postdam 1917-1921 secara tepat mewujudkan ide
ini ke prakteknya.
Arsitektur ekspresionis mencapai puncaknya pada tahun 1918-1921, yaitu pada masa
Jerman mengalami kesulitan ekonomi yang sangat parah yang merupakan ekses dari kekalahan
Jerman pada perang dunia I. Pada saat itu nyaris tidak ada bangunan baru sehingga para arsitek
hanya bebas menciptakan dan memabngun dalam alam khayal.
Arsitektur ekspresionis dipengaruhi oleh isu-isu pokok yaitu biomorphic, geomorphic,
yang terpenting yaitu makhluk (the creatur), seperti yang terlihat pada karya Erich Mendelsohn
Gambar 3.1. Diagram Pengertian Ekspresionisme
(Einsten Tower), Gua (the Cave), seperti ayng terlihat pada karya Poelzig (Grass
Schauspielhaus) dan Kristal (the crystal) yang terlihat pada karya Bruno taut (Glass Pavilion).
Aliran ini perlahan mulai menghilang akibat gempuran-gempuran dari ide-ide lain yang
lebih dekat dengan realita kehidupan modern. Puncak kekalahan ekspresionisme terjadi pada
tahun 1928, pada Congres Internationaus d’ Architecture Moderne (CIAM) di La Sarraz,
Switzerland. Salah seorang arsitek Ekspresionis Hugo Haring yang konsern terhadap bentuk
non-normative mengalami kekalahan dari Le Corbusier yang pada saat itu memproklamasikan
arsitektur yang fungsinal dan bentuk-bentuk murni geometris sebagai dasar dari arsitektur
modern.
3.2.3 Karateristik Ekspresionisme
Ciri-ciri ekspresionisme berdadarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelius Van De
Yen adalah sebagai berikut :
Irasional
Ini merupakan pembelokan dari filsafat objektif dan konsep-konsep statis mengenai ruang
yang lebih mengarah ke subjektifitas Emosional
Dalam pemikirannya, lebih mengutamakan emosi dari pada nalar Antopomorfik
Proyeksi simbol-simbol organisme kedalam masa arsitektural dimana bangunan dianggap
makhluk yang hidup yang menghasilkan bentuk-bentuk organik dengan garis melengkung
dan kurva-kurva Kristalin
Perwujudan terhadap artistik kristal yang angular dan multi faset. Wujud-wujud angular
mereka merupakan pambagian secara sadar atas geometri sederhana dari kubus, kerucut
piramida dan sebagainya Utopian
Ini diakibatkan oleh tendensi pada saat itu yang merupakan keputusasaan akibat perang.
Banyak bangunan yang tidak dapat tercipta direalita sehingga para arsitek membangun dalam
Monumental
Bagian utama dari komposisi arsitektural biasanya terdiri dari sebuah masa yang sentral,
dominan dan menjulang
3 .2.4. Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya
Masa Arsitek Karya Ciri-ciri
Ekspresionis kurva dengan menggunakan bata untuk menciptakan sudut-sudut yang dibulatkan
Bruno Taut Glass Pavilion,
1914 Cologne,
Jerman
Penggunaan bahan kaca. Atapnya berupa kubah persegi yang terbuat dari kaca
sehingga befungsi untuk memasukkan cahaya kedalam ruangan. Dinding terbuat dari glass block, denah berbentuk bulat
Menonjolkan efek platis dari beton untuk menciptakan
bentuk sclupture yang berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap menerkam. Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai
juga menggunakan susdut-sudut yang dibulatkan.
Hans Poelzig Grosse
Schauspielhaus,
1919, Berlin
Menonjolkan interior dalam bertujuan membawa orang kealam mimpi. Berusaha
menggambarkan gua tempat hidupnya Zarathystranya Nietzche yang dipercaya tempat lahirnya agama dan seni.
Foyernya berbentuk sirkulasi mengelilingi kolam. Puncaknya raungan teater yang langit-langitnya penuh dengan barisan stalagnit-stalagnit ayng tebal yang dicat merah menggantung dengan ratusan lampu warna-warni yang disembunyikan disuatu kedalman, memberi kesan berkilau
pekerja yang tewas,
1921
Monumen ini terbuat dari beton yang dibentuk bergerigi
Fritz Hoger Chilehaus, 1923,
Hanburg
Dibangun di site yang
berbentuk segitiga dipusat kota Hanburg. Atap pada salah satu sudut dilancipkan keatas seolah-olah menggambarkan
sebagai kota pelabuhan
Hugo Haring Cow Shed on the
Garkau farm,
1924-1925, Lubeck,
Jerman
Penggunaaan atap dan sudut yang dibulatkan. Dinding bata yanghorizontal kontras dengan papan-papan vertikal pada
loteng jerami dan gudang di cat hijau pada akhir 1930-an
Awal
kebangkitan Ekspresionisme
Hans Scharoun Berlin
philharmonic,
1956-1963
Berbentuk seperti gelombang dengna dinding bertekstur berwarna kuning dan ujng atapnya yang dilancipkan
Jorn Utzon Sydney Opera
haouse, 1956-1973,
Sydney
Menggunakan efek plastis dari beton. Mengibaratkan kapal yang sedang berlabuh
Eero Saarinen TWA JFK Airport,
1956-1962, AS
Menggunakan efek plastis dari beton untuk menggambarkan burung raksasa yang siap terbang. Dengan ruang – ruang yang mengalir yang
diibaratkan sebagai urat nadi dari burung tersebut
3.3 INTERPRETASI TEMA
Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah dan
sebagianya. Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada dasarnya adalah satu
cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat dicapai dengan membatasi
komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat, yang kemudian dapat diperhalus
atau diperindah sesuai dengan kepantasan tuntutan.
Konsep dasr yang ingin diterapkan pada perancangan Youth Creative Expo ini adalah
bagaimana menerapkan Ekspresionis bangunan yang dinamis, aktif dan penuh kenyamanan
karakter yang dinanamis dan penuh dengan ketertarikan yang dapat dirasakan oleh masyarakat
ketika melihatnya.
3.4 STUDI BANDING TEMA SEJENIS
3.4.1 EINSTEIN TOWER BY ERIC MENDELSON
Bangunan ini dirangcang oleh Eric
Medelson, sebagai Arsiteknya. Sang Arsitek
mengekspresikan bangunan rancangannya
dari raut muka manusia.
3.4.2. EERO SAARINEN, TWA BUILDING, NEW YORK_FILES Gambar 3.1. Eksterior Einstein Tower
Sumber : Internet
Gambar 3.2. Eksterior Eero Saarinen
Sumber : Internet
3.4.3. GUGGENHEIM MUSEUM BILBAO , BILBAO, SPAIN (FRANK O.GEHRY)
3.4.4 Falling water
Bangunan ini berusaha untuk mengekspresikan kondisi lingkungan sekitarnya
dengan memainkan lempengan balok bermaterialkan batu alam sehingga menimbulkan
kesan dinamis dan fleksibel.
Architect
Lokasi Ohiopyle, (Bear Run),
Tahun 1934 , 1938, 1948
Tipe Bangunan
Sistem konstruksi reinforced concrete, stone
Climate temperate Konteks rural
Style
Gambar 3.3. Eksterior Guggenheim Museum Bilbao
Sumber : Internet
Eksteriornya mengekspresikan awan yang berombak dan bentukan yang organik.
3.4.5 Vitra Design Museum
Architect
Lokasi Jerman
Tahun 1989
Tipe Bangunan Museum Design
Sistem konstruksi reinforced concrete, stone
Climate temperate
Konteks urban
Style
Vitra adalah sebuah perusahaan furniture yang
menginginkan sebuah bangunan pameran yang atraktif.
Bangunan ini terletak dekat dengan pabrik
pembuatannya di dekat Basel, tidak jauh dari
perbatasan Jerman/Swiss/ Prancis. Sama seperti Frank
Gehry, alvaro Siza, Nichoolas Grimshaw, Tadao Ando
dan Zaha Hadid juga didatangkan untuk memberi
desainnya yang menciptakan penataan antara area
industri dan permukiman.
Museum ini memiliki aktifitas pameran desain
furniture dan karya Gehry mapu menciptakan ruang yang cocok untu itu. Desainnya mampu
mendukung pameran yang diadakan dan bukannya bersaing dengannya.
Dari luar, geometri bangunan ini mungkin terasa asing ketika kita ingin mengunjungi suatu
pameran.Tapi kita akan merasa sangat nyaman berada di dalamnya diman kita bisa menikmati
pameran arsitektur yang menata tapak Vitra.
BAB 4 ANALISA 4.1. Analisa Tapak
4.1.1 Analisa lokasi dan posisi site terhadap Kota – Kawasan lingkungan
Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara pulau Sumatera dan secara geografis pada 2°27’-2°47’ LU dan 98°35’-98°44’BT dengan luas ±26.510 Hektar, atau 36% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Berada pada 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut, dengan kondisi topografi yang relatif datar atau tidak berkontur. Kota Medan memili iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3°C-24.4°C dan suhu maksimumnya antara 30.7°C-33.2°C.
4.1.2 Deskripsi kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Kasus Proyek : YOUTH CREATIVE EXPO Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pihak Swasta
Lokasi Lahan : Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah Batas Utara : Komplek Ruko Plaza Medan Fair
Batas Selatan : Jalan Gatot Subroto dan Bangunan Komersil Batas Timur : Plaza Medan Fair
Batas Barat : Rumah penduduk dan Jalan Komplek Plaza Medan Fair. Luas Lahan : ± 2.4 Ha (± 24.000 m2)
KDB : 60 %
Bangunan Eksisting : Lahan kosong Potensi Lahan :
o Terletak di jalan arteri kota Medan
o Berada pada kawasan padat pemukiman dan komersil
o Transportasi lancar dan baik dengan adanya sarana jalan raya yang lebar. o Luas site mendukung ± 2.4 Ha
o Lokasi dekat dengan pusat perbelanjaan Plaza Medan Fair dan Medan Plaza
4.2 Analisa Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi utama kendaraan berada pada jalan Gatot Subroto (garis
Sebelah utara Komplek Ruko Plaza Medan
Sebelah Timur berbatasan Plaza Medan Fair
Sebelah selatan berbatasan Jalan Gatot Subroto dan Bangunan Komersil Rumah penduduk
dan Jalan Komplek Plaza Medan
4.3 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki TANGGAPAN
• Jalan khusus Plaza Medan fair dijadikan sebagai main entrance untuk guna menghindari penumpukkan jumlah kendaraan pada Jl.Gatot Subroto dan sangat dekat dengan persimpangan lampu lalu lintas serta jalan ini dijadikan sebagai jalur sirkulasi kendaraan service dan pengelola.
• Jalan Gatot Subroto dijadikan sebagai jalur keluar site dimana jalan ini satu-satunya yang langsung mengakses ke jalan arteri kota Medan.
TANGGAPAN
• Pada sisi tepi site dibuat fasilitas pedestrian khusus pejalan kaki dengan lebar cukup untuk dilalui oleh 2 orang dan 2 arah serta diberi vegetasi, sehingga pejalan kaki bias nyaman dan mudah dalam pencapaian menuju site.
• Pada area sudut site di persimpangan jalan gatot subroto dan jalan iskandar muda dibuat ruang terbuka serta entrance utama untuk pejalan kaki.
4.4 Analisa Pencapaian
Pencapaian dari Jalan G
menggunakan kendar Gatot Subroto sebelah
Pada jalan Gatot Subr pribadi dengan mengak
Pencapaian dari Jalan K
dilalui oleh kendaraan pr
Analisa Pencapaian terhadap inti-inti kota
Tabel 4.1 Analisa pencapaian terhadap inti kota
WPP Cakupan Kecamatan Inti Kota Pencapaian
A
1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan
Belawan
Pencapaian dapat diakses melalui Jalan arteri kota primer dan dapat ditempuh dari inti pengembangan kota menuju lokasi selama ± 1 jam.
B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia
Dari pusat pengembangan kota menuju lokasi dapat ditempuh selama ± 30 menit.
C
1. Kec. Medan Timur 2. Kec.Medan perjuangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas
Aksara
Pencapaian dapat diakses dari pusat pengembangan kota yaitu Aksara menuju lokasi dapat ditempuh selama ± 20 menit. Dari Kecamatan Medan Amplas dapat ditempuh selam 30 menit
D
1. Kec. Medan Johor 2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia
Inti Kota
Pencapaian dapat diakses dari inti kota yaitu kawasan Kantor Walikota Medan dapat ditempuh ± 15 menit, sedangkan dari kawasan Kec. Medan Johor ditempuh selama 20 menit
E
1. Kec. Medan Barat 2. Kec. Medan Petisah 3. Kec. Medan Sunggal
Sei Sikambing
Pencapaian dapat diakses melalui jalur arteri kota primer melalui Jalan Gatot Subroto dan Jalan Lingkar
TANGGAPAN
• Pencapaian menuju lokasi proyek dapat dicapai dengan beragam jenis transportasi yang ada di kota Medan baik dengan angkutan pribadi maupun angkutan umum melalui Jalan Gatot Subroto
4. Kec. Medan Selayang 5. Kec. Medan Tuntungan
4.5 Analisa View 4.5.1 View ke luar Site
View ke luar pada titik 3 menghadap ke Plaza Medan Fair
View ke luar pada titik 4 menghadap ke Komplek Ruko
4.5.2 View ke dalam Site
TANGGAPAN
• Fasade bangunan yang memiliki nilai (++) dibuat semenarik mungkin pada fasade bangunan karena dari titik tersebut fasade bangunan dapat dilihat secara keseluruhan dari luar site, sehingga perlu adanya daya tarik dari bangunan kepada orang yang melihatnya.
• Jarak antara bangunan dan pejalan kaki harus memperhatikan jarak yang sesuai sehinga dapat dinikmati.
• Perlu dibuat ruang terbuka disetiap sudut site sehingga dapat berfungsi sebagai view penglihat ke bangunan dan dapat juga berfungsi sebagai sirkulasi pejalan kaki.
4.6 Analisa Kebisingan
Keterangan
Titik A Intensitas kebisingan sangat tinggi yang disebabkan oleh kendaraan yang lewat dan merupakan area persimpangan jalan dan lampu lalu lintas
Titik B Intensitas kebisingan relatif normal dan tidak menimbulkan reaksi yang dapat menganggu aktivitas ke bangunan dikarenakan jumlah kendaraan yang lewat tidak terlalu banyak
Titik C Intensitas kebisingan relatif normal dan tidak menimbulkan reaksi yang dapat menganggu aktivitas ke bangunan dikarenakan jumlah kendaraan yang lewat tidak terlalu banyak.
Titik D Intensitas kebisingan pada titik ini sangat tinggi karena merupakan jalan primer yang ramai dilewati oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
A B
D C
Cara Jenis Sifat Kelemahan Keterangan Bangunan
menjauhi kebisingan
Ruang luar Melemahkan Menghabiskan jarak antara bangunan
Vegetasi Meredam Membufer hawa alami dan view dari luar site
Dimulai dari area terdekat dengan kebisingan
Pagar Memantulkan
monumen Memantulkan bangunan Memantulkan Kontur tanah Meredam dan memantulkan
Ruang dalam melemahkan Penzoningan terbatas -
Penyelesaian teknis Bahan bangunan Memantulkan , meredam
Peralatan yang mahal
Pada selubung bangunan Suara musik dan air melemahkan Pada areal taman
TANGGAPAN :
Pada sisi site yang berdekatan dengan sumber kebisingan diberikan buffer misalnya tanaman.
Selain itu kebisingan ini dapat juga dikurangi dengan meletakkan bangunan jauh dari sumber kebisingan, serta pemilihan material.
4.7 Analisa Matahari dan Vegetasi
TANGGAPAN ANALISA MATAHARI DAN ARAH ANGIN
• Menggunakan Solar panel pada bagian yang banyak menerima sinar matahari sebagai sumber energi pada bangunan.
• Memaksimalkan bukaan dengan memperbanyak kisi-kisi, dimana orientasi menghadap utara –selatan yang merupakan sirkulasi arah angin.
• Fasade bangunan pada sisi Barat sebaiknya memiliki sedikit bukaan. Fasade pada sisi Timur di pakai bukaan yang ada sebaiknya memiliki shading.
• Tapak sebaiknya ditanami tanaman yang dapat mereduksi radiasi sinar matahari, khususnya disisi barat.
TANGGAPAN ANALISA VEGETASI
• Vegetasi pada Jl. Gatot Subroto sangat sedikit dan tidak jelas peletakkannya sehingga area ini terlihat gersang dan panas, maka perlu penambahan vegetasi disepanjang
jalan ini guna menambah area hijau dan mengurangi kebisingan dan polusi dari
kendaraan yang lewat.
• Vegetassi sekitar jalan komplek plaza Medan Fair kurang memadai, bagian ini perlu diberi vegetasi dalam jumlah yang banyak karena bagian ini menghadap Barat yang
akan disinari sinar matahari yang suhunya panas.