• Tidak ada hasil yang ditemukan

Youth Creative Expo (Arsitektur Ekspresionisme)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Youth Creative Expo (Arsitektur Ekspresionisme)"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

YOUTH CREATIVE EXPO

(ARSITEKTUR EKSPRESIONISME )

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh :

ISFANDIARY ANANTHA 050406007

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

(2)

YOUTH CREATIVE EXPO

(ARSITEKTUR EKSPRESIONISME )

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

ISFANDIARY ANANTHA 05 0406 007

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

(3)

YOUTH CREATIVE EXPO

(ARSITEKTUR EKSPRESIONISME ) Oleh :

ISFANDIARY ANANTHA

06 0406 007

Medan, 21 Desember 2010

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 132 206 820

Firman Eddy, S.T., M.T. NIP: 1969101820 000 31001

Devin Defriza, S.T., M.T. NIP: 19750810 1998 21001 208

818

(4)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : ISFANDIARY ANANTHA

NIM : 06 0406 007

Judul Proyek Tugas Akhir : Youth Creative Expo

Tema : Arsitektur Ekspresionisme

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, Desember 2010

A B+ B C+ C D E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

Koordinator TGA-490,

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa,

semangat, dan perhatian tiada henti dari orang tua saya yang tercinta Bapak Juartiyono

Sakino dan ibu Cut Rosnawati, serta saudara saya Bayu Aryadicha & Syafira Dina

Maudi.

Terima kasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada :

Bapak Firman Eddy, ST., MT. sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

Bapak Devin Defriza, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

Bapak Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M. phil., PhD. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2009/2010.

 Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.

Saudari Keumala Shatila Harahap dan ibu Dra.Nurmaini Mkm untuk semua bantuan, support, dan motivasi.

nenek saya Cut Hasanah yang mendukung kelancaran kuliah saya.

Kepada paman dan tante saya. Terutama Muhammad Wahyu dan Cut

(6)

 Sahabat Seperjuangan stambuk 2006 Teknik Arsitektur terutama : Reza, Elbi, Hendro, Yayat, Nisa, Efran, Ian, Suria,Taufik yang telah memberikan saran dan

(7)

Penulis berdoa kiranya Allah SWT memberikan Rahmat dan hidayahNya

bagi mereka atas bantuan dan dukungan untuk penulis.

Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Desember

2010

Hormat Saya,

Isfandiary Anantha

(8)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ... 1

I.7. Kerangka Berfikir Metodologi Pembahasan ... 8

I.8. Sistematika Penulisan Laporan ... 8

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1. Terminologi Judul ... 10 ... 2.2. Tinjauan Proyek ... 10

2.2.1 Deskripsi Kondisi Eksisting lokasi proyek ... 10

2.2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 13

2.2.2 Alternatif Lokasi Tapak ... 14

2.2.3 Analisa pemilihan tapak ... 14

2.4. Tinjauan Lokasi ... 20

2.5. Deskripsi Pemilihan Ruang... 21

2.6. Study Banding... 26

(9)

2.6.2. Jakarta International Expo ... 32

2.6.3 Walt Disney Hall – Frank O. Gehry ... 38

BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Elaborasi Tema ... 39

3.2. Tinjauan Umum ... 39

3.2.1. Pengertian Ekspresionis ... 39

3.2.2. Perkembangan Aliran Ekspresionisme ... 40

3.2.3. Karateristik Ekspresionisme ... 43

3.2.4. Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya ... 44

3.3. Interprestasi Tema... 46

3.4. Study Banding Teman sejenis ... 47

3.4.1. EINSTEIN TOWER BY ERIC MENDELSON ... 47

3.4.2. EERO SAARINEN, TWA BUILDING ... 47

3.4.3. GUGGENHEIM MUSEUM BILBAO ... 48

3.4.4. Falling water ... 48

3.4.5. Vitra Design Museum... 49

BAB IV ANALISA 4.1. Analisa Tapak ... 51

4.1.1. Analisa lokasi dan posisi site ... 51

4.1.2. Deskripsi kondisi Eksisting Lokasi ... 52

4.2. Analisa Sirkulasi Kendaraan ... 53

4.3. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 54

4.4. Analisa Pencapaian ... 55

4.5. Analisa View ... 58

4.5.1. View ke luar SIte... 58

4.5.2. View ke dalam Site ... 59

4.6. Analisa Kebisingan ... 60

4.7. Analisa Matahari dan Vegetasi ... 62

(10)

BAB V KONSEP ... 73

5.1. Zoning ... 73

5.2. Konsep Bentukan Massa ... 75

BAB VI GAMBAR PERANCANGAN ... 79

6.1. Siteplan ... 79

6.2. Groundplan ... 80

6.3. Tampak ... 82

6.4. Potongan ... 84

6.5. Rencana Elektrikal ... 85

6.6. Rencana Sanitasi ... 87

6.7. Rencana Kebakaran ... 89

6.8. Rencana AC... 90

6.9. Perspektif ... 92

(11)

D A F T A R T A B E L

Halaman

Tabel 2.1 : Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan ... 12

Tabel 2.2 : SyKriteria Pemilihan Lokasi ... 13

Tabel 2.3 : Kriteria Pemilihan Lokasi ... 15

Tabel 2.4 : Kebutuhan Ruang ... 21

Tabel 2.5 : Tabel Tanaman Hortikultura Jenis Obat-Obatan ... 20

Tabel 2.6 : Tabel tanaman hortikultura jenis sayuran ... 20

Tabel 2.7 : Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu pada Struktur Kurikulum SMK ... 22

Tabel 2.8 : Tabel pembagian ruang utama ... 26

Tabel 3.1 : Karakteristik Ekspresionisme Melalui Karya... 44

Tabel 4.1 : Analisa pencapaian terhadap inti kota ... 56

Tabel 4.2 : Solusi Pada Site... 61

(12)

D A F T A R G A M B A R

Halaman

Gambar 2. Lokasi Site ... 11

Gambar 2.2 Lokasi Tapak Usulan di Kecamatan Medan Sunggal... 17

Gambar 2.3 Lokasi Proyek di Kecamatan Medan Sunggal ... 18

Gambar 2.4 Kondisi Sekitar Site ... 12

Gambar 2.5 Galeri Salihara ... 26

Gambar 2.6 Jakarta International Expo ... 32

Gambar 2.7 Kondisi Sekitar Site ... 38

Gambar 3.1 Eksterior Einstein Tower... 47

Gambar 3.2 Eksterior Eero Saarinen ... 47

Gambar 3.3 Eksterior Guggenheim Museum Bilbao ... 48

Gambar 3.4 Ekspresi Fallling water ... 48

Gambar 3.5 Batu susun ... 49

Gambar 3.6 Eksterior Falling Water ... 49

Gambar 3.7 Vitra Design Museum ... 49

Gambar 4.1 Google Site ... 51

Gambar 4.2 Batas-batas site ... 52

Gambar 4.3 Sirkulasi Kendaraan ... 53

Gambar 4.4 Sirkulasi Pejalan Kaki ... 54

Gambar 4.5 Analisa Pencapaian ... 55

Gambar 4.6 View Keluar ... 58

Gambar 4.7 View Kedalam ... 59

Gambar 4.8 Analisa Kebisingan ... 60

(13)

D A F T A R D I A G R A M

Halaman

Diagram 3.1 Diagram Pengertian Ekspresionisme ... 42

Diagram 4.1 aliran kegiatan karyawan ... 68

Diagram 4.2 aliran kegiatan siswa ... 69

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Medan memiliki penduduk yang berjumlah 1.993.602 dengan kepadatan penduduk 7.520 / km² yang bersifat heterogen. Kota Medan yang sedang berkembang menuju “Medan Metropolitan” membuat aktifitas dan mobilitas mayarakatnya menjadi tinggi. Kegiatan masyarakat menjadi semakin padat dan beragam.

Dalam keberagaman kegiatan – kegiatan ini Medan Memiliki komunitas – komunitas yang kreatif. Komunitas yang produktif dan potensial untuk membangun kota Medan menjadi Medan Creative City.

Creative City merupakan Kota yang bercita – cita menjadi kota yang berhasil. Kota yang menarik orang untuk datang dan penduduk yang betah tinggal di dalamnya. Kota yang merubah individual menjadi kelompok – kelompok dalam wilayah kota yang dinamis dan kreatif, membagi ide, untuk menukarnya dengan bakat yang akan membawa pembelajran dan riset dan pengembangan inovasi produk yang memenuhi kebutuhan pasar global.

Creative City tidak terlepas dari komunitas – komunitas local yang kreatif. Komunitas ini berpotensi dalam menambah masukan bagi sector industry kreatif. Sesuai dengan KBLI 2005 terdapat empat belas subsektor yang di anggap merupakan industri kreatif, yaitu ;

Periklanan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan an antara lain: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik.

(15)

kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru bangunan dan informasi produksi antara lain: arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, dokumentasi lelang, dll.

Pasar Barang Seni

kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan perdagangan, pekerjaan, produk antik dan hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.

Kerajinan

kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan antara lain barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi.

Desain

kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan.

Fesyen

kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

Film, Video & Fotografi

kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi Video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video,film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

Permainan Edukatif

kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.

Music

kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi musik.

Seni Pertunjukan

(16)

Penerbitan dan Percetakan

kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.

Software

kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak & piranti keras, serta desain portal. • Radio dan Televisi

kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.

Riset dan Pengembangan

kegiatan kreatif yang terkati dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.

(17)

Subsektor Komputer dan Piranti Lunak, Salah satu potensi industri kreatif yang dikembangkan di kota Medan adalah bidang subsektor komputer dan piranti lunak. Industri kreatif di bidang teknologi informasi di Medan banyak diminati oleh kalangan muda. Web developer adalah salah satu usaha di bidang IT yang berkembang di kota Medan. Dolly Aswin dan Analia Trisna adalah pelaku usaha kreatif di bidang web developer.

Subsektor Film,Salah satu bukti tingginya minat masyarakat kota Medan terhadap industri kreatif di bidang perfilman adalah munculnya sekolah sinematografi. Kensington menjadi sekolah seni dan sinematografi yang pertama dan satu-satunya di Medan. Industri perfilman di Kota Medan dinilai masih cukup prospektif. Selama ini pelaku industri perfilman di Medan terkendala oleh fasilitas,seperti alat membuat film komersial yang masih belum memadai.

Dunia film independen Medan awalnya muncul dari hasil kreativitas dan kritik sosial anak muda yang merasa perlu diungkapkan sebagai wujud perhatian mereka terhadap lingkungan sosial masyarakat. Seiring berjalannya waktu, arah dunia film independen di Medan berubah menjadi ajang kreativitas anak muda yang semakin kaya oleh pemikiran baru.

(18)

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan dari perencanaan Youth Creative Expo ini adalah bagian dari rencana dari Departemen Perdanganan Republik Indonesia bekerja sama dengan Departemen Perindustrian dan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) membentuk tim Indonesia Design Power menempatkan produk Indonesia menjadi produk yang diterima pasar international namun tetap memiliki karakter nasional. Untuk mencapai itu semua salah satu upaya dalam mendongkrak ekonomi kreatif maka dinas daerah terkait menyediakan wadah ataupun ruang untuk mengakomodasi komunitas - komunitas kreatif

Tujuan dari Youth Creative Expo adalah ikut mengambil bagian dari gerakan ekonomi kreatif ini. Menyediakan wadah bagi komunitas kreatif di Medan dalam bentuk ruang workshop, area festival / pameran dan pertunjukan.

1.3 MASALAH PERANCANGAN

Masalah perancangan adalah perihal yang akan menjadi kendala dalam perancangan Biwa Agrotourism and Guest House ini dan seterusnya akan dicari jalan penyelesaian untuk mengatasi masalah tersebut.

Masalah perancangan yang ada pada kasus proyek ini adalah:

• Bagaimana Menjadikan Youth Creative Expo ini memiliki desain bangunan yang berhasil dalam mengembangkan aktifitas komunitas kreatif di Medan semakin berkembang dalam hal ekonomi. Juga menjadikan Youth Crative Expo menjadi tujuan yang ramai dikunjungi anak – anak muda untuk beraktifitas ataupun hanya sekedar menikmati suasana.

(19)

1.4 PENDEKATAN MASALAH

Pendekatan masalah merupakan bentuk pengenalan masalah yang lebih berfokus pada hal yang lebih khusus untuk mencari penyelasaian yang lebih tepat. Dalam hal ini pendekatan pada masalah perancangan Youth Creative Expo.

Pendekatan yang dilakukan berdasarkan:

1). Studi literatur yang berkaitan langsung dengan permasalahan diangkat sehingga mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah.

2). Studi literatur tentang tema yang terpilih sehingga mendapatkan informasi dan bahan berupa literature yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan, yang berguna untuk memperkuat pendekatan dengan tema secara ilmiah.

3). Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan pada bangunan yang sudah ada baik yang bersumber dari buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

4). Studi banding terhadap proyek-proyek yang menggunakan tema sejenis dengan menggunakan pendekatan tema pada bangunan yang sudah ada baik yang bersumber dari buku, majalah, internet dan lain sebagainya.

5). Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.

6). Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap banyak mengetahui mengenai kasus dalam proyek tersebut sehingga diperoleh kejelasan yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan juga dapat memberikan ide dan inspirasi tersendiri.

1.5 LINGKUP DAN BATASAN PERANCANGAN

Lingkup atau batasan adalah suatu perihal yang menjadi cakupan, wilayah pembahasan suatu peristiwa agar pembahasannya tersebut tepat sasaran dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini akan dibahas sejauh mana hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan Youth Creative Expo yaitu dari total empat belas bidang industry kreatif. Youth kreatif expo di minimalkan menjadi delapan bidang saja. Yaitu bidang periklanan, arsitektur, music, fesyen, kerajinan tangan, pertunjukan seni. Permainan interaktif dan film, video dan fotografi. Pemilihan delapan bidang ini di pilih karena merupakan bidang yang banyak di rintis oleh anak muda di Medan.

(20)

Kerangka berfikir adalah konsep yang meliputi proses pola berfikir dalam melaksanakan sebuah kegiatan sebagai gambaran perencanaan dari seluruh kegiatan yang akan di lakukan. Berikut adalah kerangka berpikir dalam mewujudkan Biwa Agrotourism and Guest House;

LATAR BELAKANG KASUS

• Departemen Perdagangan bekerja sama dengan Departemen Perindustrian dan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) membentuk Indonesia Design Power untuk mendongkrak Industri Kreatif.

• Medan merupakan kota yang berpotensi untuk mengembangkan ekonomi kreatif

MAKSUD

Tujuan dari Youth Creative Expo adalah ikut mengambil bagian dari gerakan ekonomi kreatif ini. Menyediakan wadah bagi komunitas kreatif di Medan dalam bentuk ruang workshop, area festival / pameran dan

t j k

PERMASALAHAN

Bagaimana Menjadikan Youth Creative Expo ini memiliki desain bangunan yang berhasil dalam mengembangkan aktifitas komunitas kreatif di Medan semakin berkembang dalam hal ekonomi

Youth Creative Expo

Tema: Arsitektur Ekspresionisme

STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING

• Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempadan bangunan.

• Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang.

• Analisa penerapan struktur pada bangunan

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak dan konsep bangunan

D E S A I N

(21)

1.7KERANGKA BERFIKIR METODOLOGI PEMBAHASAN

a. STUDI LITERATUR

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca bahan – bahan terkait baik itu dari buku, majalah, internet, ataupun koran yang membahas tentang topik yang berkaitan. b. STUDI LAPANGAN

Dilakukan dengan survey langsung ke lapangan yaitu lokasi perancangan dan wawancara langsung dengan orang pihak yang terkait dan penduduk setempat.

c. STUDI ANALISA

Menganalisa data dan permasalahan yang muncul, khususnya dalam kaitannya dengan fungsi bangunan sebagai sarana pendidikan serta wisata edukatif dalam bidang perikanan. 1.8 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan Biwa Agrotourism and Guest House

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisikan uraian tentang tinjauan umum yang meliputi kasus proyek, tema proyek, status, kepemilikan, sumber dana, luas lahan, lokasi, serta kajian yang menyangkut sosial budaya, tinjauan literatur proyek, serta studi banding proyek sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

(22)

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisikan uraian analisa ruang luar meliputi lokasi, kondisi dan potensi lahan, prasarana, karakter lingkungan, orientasi, pemandangan / view, sirkulasi / pencapaian, ruang dalam: pemakai dan aktivitas, organisasi ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang, bentuk massa / bangunan, sistem struktur, mekanikal / elektrikal, sosial buadaya, kepadatan penduduk, kunjungan kepariwisataan, tingkat pendapatan penduduk.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisikan konsep dasar dan konsep lanjutan tentang kompleks, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.

BAB VI DESAIN

berisikan desain berupa gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data, dan konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini.

LAMPIRAN

BAB 2

(23)

2.1 TERMINOLOGI JUDUL

Terminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna dari sebuah

kata judul agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya.

Adapun judul dari proyek ini adalah “Youth Creative Expo” adalah

Youth : Youth yang adalah bahasa Inggris yang artinya adalah Anak Muda,

Creative : creative yang berasala dari bahasa inggris yang artinya adalah kreatif

Expo : Expo yang berasal dari kata Éxpose” yang artinya menampilkan, Expo pada

proyek ini merupakan venue untuk pameran/festival.

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Youth Creative Expo merupakan

bangunan dengan fungsi utama untuk festival/exhibition industry kreatif anak muda.

2.2 Tinjauan Proyek

2.2.1 Deskripsi Kondisi Eksisting lokasi proyek

Lokasi lahan : Medan Sunggal

Kondisi lahan : Relatif datar

Orientasi site : menghadap ke Selatan

Arah lalu lintas : 1 arah

Eksisting site : lahan kosong

Luas site : 3.75 Ha

KDB : 60 % (sesuai ketetapan RDTRK Medan Sunggal)

Tinggi bangunan : 1-6 lantai (sesuai ketetapan RDTRK Medan Sunggal)

Batas – batas

a. Utara : Lahan Kosong

b. Selatan : Jalan Arteri Jl. Gatot Subroto

c. Timur : Medan Fair Plaza

d. Barat : Perumahan Penduduk

Youth Creative Expo direncanakan berlokasi di jalan Gatot Subroto kecamatan

Medan Sunggal .

• Lokasi berada pada jalan utama yang mempunyai akses mudah menuju pusat kota.

• Lokasi proyek ini merupakan daerah yang ramai

(24)

Peta Lokasi

Pemilihan lokasi pertama kali dilakukan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang

Kota (RUTRK) kota Medan. Melalui RUTRK tersebut diperoleh data sebagai berikut.

Pembagian Blok-blok di Kecamatan Medan Sunggal berdasarkan WPP kota Medan

Lokasi pusat-pusat lingkungan di Kecamatan Medan Sunggal adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Sunggal, berpusat di Jl. Gatot Subroto

2. Lingkungan Komersil, yang ramai

3. Dekat dengan pusat perbelanjaan Medan Fair Plaza

(25)

Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian Unit Lingkungan di Kecamatan Medan

Sunggal, serta fungsi dari masing-masing Unit Lingkungan dan Pusat Lingkungan dapat

dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan

Wilayah

Pembang

unan

KECAMATAN PUSAT

PENGEMBAN

Belawan Pelabuhan

Industri

Permukiman

Rekreasi

Maritim

Jalan baru, jaringan

air minum, septic

tank, sarana

Jalan baru, jaringan

air minum,

Aksara Permukiman

Perdagangan

Rekreasi

Sambungan air

minum, septic tank,

jalan baru, rumah

permanen, sarana

Pusat Kota Pusat bisnis

(26)

WPP E M. Barat

Sei Sikambing Permukiman

Perkantoran

minum, septic tank,

jalan baru, rumah

permanen, sarana

pendidikan dan

kesehatan.

Sumber: Hasil Olah Data Primer

2.2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi

Kota Medan yang merupakan Ibu kota dari Propinsi Sumatera Utara adalah salah satu

kota yang saat ini sedang mengembangkan berbagai usaha diantaranya adalah usaha

komersial dan jasa kepada masyarakat. Youth Creative Expo adalah bangunan yang

tergolong dalam bangunan komersial sehingga dalam pemilihan lokasi nantinya harus

mendukung fungsi bangunan sebagai fasilitas komersial dan jasa. Adapun kriteria dalam

(27)

Tabel 2.2 Syarat Kriteria Pemilihan Lokasi

Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah kawasan

komersil. Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai

penghubung transportasi.

2. Pencapaian Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi

dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat

dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan

fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas

adalah mahasiswa dan dosen

3. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencukupi kebutuhan ruang secara

fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan.( min. 1

Ha).

4. Kemudahan

Enterance

Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses oleh

pengguna dan pengunjung bangunan.

5. Kontur Tapak Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan akses

pencapaian dan pergerakan aktivitas yang berlangsung dalam

bangunan.

6. Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan

merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan

bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di

sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa

sekarang maupun masa yang akan datang.

Sumber: Hasil Olah Data Primer

(28)

Alternatif 1

Berada di Jl. Gatot Subroto. Bagian dari outer ring road kota medan. Memiliki akses

yg bagus. Memiliki luas 2.1 Ha.

Alternatif 2

Berada di Jl.Setiabudi. berbatasan dengan jalan Setiabudi yang memiliki lalu lintas

yang padat. Memiliki akses yang baik dan berdekatan dengan Universitas Sumatera

Utara. Memilik luas 1.2 Ha.

Alternatif 3

Berada di Jl. Dr. Mansyur. Mempunyai akses sendiri yang lepas dari lalu lintas utama.

Memiliki luas 1.1 Ha.

Tabel 2.3 Kriteria Pemilihan Lokasi

No Kriteria

Gatot

Subroto Setiabudi Dr.Mansyur

Nilai Nilai Nilai

1 Aksesibilitas

• Jaringan Transportasi 2 4 4

• Jumlah angkutan umum 2 4 4

• Jalur sirkulasi pejalan kaki 4 4 4

2 Area pelayanan (tidak berdekatan

dengan fasilitas sejenis yang ada) 4 2 2

3 Ketenangan, intensitas

kebisingan dan kemacetan

lalulintas rendah

3 1 1

4 Tingkat polusi udara rendah 3 1 1

5 Ketersediaan sarana air bersih 4 4 4

(29)

telepon

7 Sarana dan prasarana pemukiman 3 4 2

8 Topografi lahan relatif datar 4 4 4

9 Kondisi tanah cukup subur

(untuk vegetasi) 4 4 4

10 Lokasi tidak rawan dari bencana

alam dan banjir 3 3 3

11 Lokasi jauh dari sumber negatif

• Lokalisasi 4 4 4

• Tempat hiburan/ diskotik 4 4 3

12 Bentuk lahan 4 3 4

13 Pemukiman penduduk

• Kepadatan relatif sedang 4 2 1

• Kondisi lingkungan teratur 3 2 2

Total 59 54 51

Penilaian terhadap lokasi didasarkan

atas nilai sebagai berikut:

(30)

Dari penilaian diatas disimpulkan bahwa lokasi di Jl. Gatot Subroto. Lokasi yang

berada pada kawasan komersil ini merupakan lokasi yang strategis untuk perencanaan dan

pengembangan Youth Creative Expo Sumatera Utara. Kawasan ini merupakan salah satu

alternatif perniagaan di Kota Medan yang ramai dikunjungi masyarakat. Oleh karena itu, site di

kawasan ini cocok digunakan untuk mempromosikan produk unggulan ciri khas Sumatera

Utara.

Pada RUTRK Kota Medan, kawasan ini yang termasuk dalam Kecamatan Medan

Sunggal diperuntukkan sebagai pusat perkantoran, perdagangan, rekreasi, konservasi,

pemukiman dan hutan kota. Oleh karena itu, pada kawasan ini cocok dibangun Youth Creative

Expo, sehingga semakin menghidupkan daerah ini.

Gambar 2.2 Lokasi Tapak Usulan di Kecamatan Medan Sunggal

WPP E

M. Barat, M. Helvetia, M. Petisah,

M. Sunggal, M. Selayang, M. Tuntungan

Peruntukan Lahan:

Permukiman, Perkantoran, Perdagangan,

(31)

Lokasi yang terpilih sebagai lokasi proyek Youth Creative Expo Sumatera Utara adalah

site yang terletak di Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal dengan luas 1,5 Ha

Batas-batas

Utara : Komplek Ruko

Selatan :Jl Gatot Subroto

Timur : Medan Fair Plaza

SITE

Gambar 2.3 Lokasi Proyek di Kecamatan Medan Sunggal Jalan Gatot Subroto

Rumah Penduduk

(32)

Barat : Pemkiman Penduduk

Kondisi Sekitar Site

1

2

6

5

4

3

SITE

7

Jl. Gagak Hitam

Ruko/Pertokoan

Rumah Penduduk Jl. Belibis

Persawahan

Utara

6

SITE

5

2

1

4

(33)
(34)

2.4. Tinjauan Lokasi

Tinjauan terhadap Struktur Kota

Kawasan Medan Sunggal merupakan kawasan yang termasuk dalam WPP E yang

diperuntukkan sebagai: • Permukiman • Perkantoran • Perdagangan • Konservasi • Rekreasi • Lapangan Golf • Hutan Kota

Kondisi kawasan saat ini didominasi oleh perumahan warga. Sedangkan disepanjang

jalur Jl Gatot Subroto bayak terdapat pertokoan, rumah makan, dan ruko dengan rata-rata

ketinggian bangunan 2-3 lantai. Saat ini kawasan ini merupakan salah satu kawasan tempat

berkumpulnya kaum muda. Pada sore hari sampai malam harinya, sepanjang jalur jalan ini

dipadati oleh pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai jenis makanan.

Peraturan

Garis Sempadan Bangunan

Lokasi yang dipilih berada di jalan Gatot Subroto,. Penghitungan GSB dilakukan

dengan rumus ½ (n) + 1. dimana n adalah lebar jalan. Lebar jalan Gatot Subroto adalah 33 m.

Berarti GSB pada lokasi ini adalah 18 m.

Koefisien Dasar Bangunan

KDB untuk bangunan komersil di kecamatan Medan Sunggal adalah 60%. Hal ini

merupakan pertimbangan untuk penyerapan air hujan untuk menghindari bahaya banjir, dan

dikawasan ini juga terdapat sejumlah hutan kota, berupa lapangan bermain yang diperuntukkan

(35)

Untuk pengembangan site sebagai salah satu fasilitas komersial yang akan ramai

dikunjungi masyarakat, tentunya kondisi KDB kawasan perlu dipertahankan. Ruang terbuka

pada site, akan dipergunakan sebagai fasilitas-fasilitas ruang terbuka bagi pengguna fasilitas.

Adapun luas dari site adalah : 15.000 m2

KDB pada site (65 – 75%) = 60% x Luas site

= 60% x 15.000

= 90.000 m2

Koefisien Lantai Bangunan

Bandara Udara Polonia menjadi kendala utama bagi ketinggian bangunan pada kawasan

di sekitarnya, karena kawasan-kawasan disekitar bandara tersebut merupakan daerah yang

menjadi tempat perputaran pesawat sehingga bangunan yang tinggi nantinya akan dapat

menghalangi pandangan pilot. Maka bangunan disekitar kawasan (skyline) hanya berkirsar 3 – 4

lantai. Dengan ketinggian bangunan antara 12 – 20 m dari permukaan tanah.

2.5 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Tabel 2.4 Kebutuhan Ruang

Kelompo

k

Kegiatan

Fungsi Fasilitas Pemakai Kegiatan Kebutuhan

Ruang

(36)

elayani

hasil karya yang

(37)
(38)

akan-minum

(39)

nyewa

Pengelola Ruang

Pengelola

Gudang Pengelola

(40)

engawasi

kebersihan

engawasi

mekanikal dan

elektrikal

elakukan

kegiatan sanitair

engganti

pakaian

Elektrikal

R. Air Bersih

R. Air Kotor

R. Chiller

R. Panel dan

Trafo

(41)

2.6 STUDI BANDING

2.6.1 GALERI SALIHARA

Dari Utan Kayu ke Salihara

KOMUNITAS UTAN KAYU, sebuah kantong budaya di Jalan Utan Kayu 68H, Jakarta

Timur, dibentuk oleh sebagian pengasuh majalah Tempo sekitar setahun setelah majalah

itu dibredel pemerintah pada 1994, dan juga oleh sejumlah sastrawan, intelektual,

seniman, wartawan. Komunitas ini terdiri atas Institut Studi Arus Informasi (ISAI),

Galeri Lontar, Teater Utan Kayu (TUK), Kantor Berita Radio 68H, dan Jaringan Islam

Liberal.

Tiga di antaranya yang bergerak di lapangan kesenian—Galeri Lontar, Teater Utan Kayu,

dan Jurnal Kebudayaan Kalam (jurnal ini sudah berdiri awal 1994, dengan dukungan penuh

majalah Tempo)—secara terus-menerus berupaya menumbuhkan dan menyebarkan kekayaan

artistik dan intelektual, baik melalui pertunjukan kesenian, pameran seni rupa, ceramah dan

(42)

GALERI LONTAR memamerkan karya para seniman dalam dan luar negeri berupa

gambar, lukisan, karya grafis, foto, patung, atau instalasi—terutama berdasarkan kualitas

dan semangat inovatifnya. Galeri ini telah memperkenalkan para seniman yang kini

menempati posisi terdepan dalam khazanah seni rupa Indonesia.

TEATER UTAN KAYU secara berkala menyelenggarakan pementasan lakon, musik,

tari, pemutaran film, serta ceramah dan diskusi tentang kebudayaan, seni, dan filsafat.

Teater ini memberi ruang seluas-luasnya bagi seniman dari khazanah tradisi maupun

seniman kontemporer yang ingin bereksperimen dan menawarkan kebaruan.

JURNAL KEBUDAYAAN KALAM adalah sebuah tempat persemaian dan pertukaran

gagasan lintas-disiplin dan lintas-aliran. Jurnal ini menghargai cara pandang baru, ide-ide

segar, dan terbuka untuk pelbagai eksperimen penulisan. Setelah terbit 22 nomor sejak

1994, mulai Mei 2007 Kalam beralih rupa, masuk ke dunia maya dalam situs

www.jurnalkalam.org. Kalam juga sudah menerbitkan beberapa buku.

Komunitas Utan Kayu pun sudah biasa mengelola kegiatan berskala internasional, di

antaranya Jakarta International Puppetry Festival (2006), Slingshort Film Festival (2006), dan

International Literary Biennale yang kali keempatnya berlangsung pada Agustus tahun 2007.

Sayap kesenian Komunitas Utan Kayu, kini sudah berumur sekitar sepuluh tahun, bertekad

meneruskan dan mengembangkan apa yang selama ini telah dicapai. Demi menampung

perluasan aktivitas itu, para pendiri dan pengelolanya lantas mengambil prakarsa membangun

kompleks Komunitas Salihara.

KOMUNITAS SALIHARA berdiri di atas sebidang tanah seluas sekitar 3.060 m2 di

Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Terdiri atas tiga unit bangunan utama:

Teater Salihara, Galeri Salihara, serta ruang perkantoran dan wisma.

TEATER SALIHARA dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung teater

model black box yang pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi

ruang rias serta segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern.

Bagian atap Teater Salihara juga dirancang sebagai teater terbuka.

GALERI SALIHARA, berbeda dari kebanyakan bangun galeri umumnya, mengambil

(43)

tanpa sudut, tanpa batas, akan memberikan perspektif pandang yang lebih luas. Pusat

jajan berikut aneka makanan dan minuman dengan pemandangan terbuka yang nyaman

terletak di bawah bangunan ini.

Tak kalah unik adalah unit bangunan empat lantai untuk perkantoran, perpustakaan, wisma, dan

toko buku. Lantai paling atasnya sebagian menjorok dan melayang di atas atap gedung teater,

sedang lantai paling bawahnya sebagian melesap ke dalam tanah.

Dari segi rancang bangun, kompleks Komunitas Salihara dapat dipandang sebagai sebuah

percobaan arsitektur yang menarik. Ia karya tiga arsitek dengan kecenderungan

masing-masing—gedung teater dirancang oleh Adi Purnomo, gedung galeri oleh Marco Kusumawijaya,

dan gedung perkantoran oleh Isandra Matin Ahmad. Ketiganya kemudian duduk bersama untuk

memadukan rancangan ke dalam visi yang sama: membangun rumah baru bagi kesenian dan

pemikiran yang ramah lingkungan dan hemat energi.

Komunitas Salihara akan tumbuh bersama khalayak yang makin cerdas, terbuka, dan demokratis.

Para pengelolanya percaya bahwa kepiawaian di bidang seni adalah investasi yang tak ternilai

bagi pertumbuhan anak-anak bangsa sejak hari ini. Khalayak adalah bagian sangat penting dalam

menyuburkan kepiawaian tersebut.

Fasilitas Salihara

(44)

Teater Salihara dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung teater model black box

yang pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi ruang rias serta segala

peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern. Bagian atap Teater Salihara juga

dirancang sebagai teater terbuka, bernama Teater Atap Salihara.

Galeri Salihara

Galeri Salihara berbeda dari kebanyakan bangun galeri umumnya; dengan bangunan berbentuk

silinder dengan lingkar sedikit oval. Ruang kosong dengan dinding melingkar tanpa sudut, tanpa

(45)

berikut aneka makanan dan minuman dengan pemandangan terbuka yang nyaman terletak di

bawah bangunan ini.

Serambi Salihara

Ruang Serambi Salihara terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dan dapat menampung sekitar

70 orang.

(46)

Teater Atap adalah ruang terbuka yang merupakan atap dari bangunan Teater Salihara. Atap ini

juga berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan berlantai tanah yang berumput membuat

ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai konsep ruang teater tebuka, Teater

Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit, konser musik, pembacaan sastra dan

pemutaran film. Pembukaan pameran seni rupa juga sering diadakan di Teater Atap ini. Teater

Atap dilengkapi dengan fasilitas bar mini yang menyediakan makanan dan minuman yang

menambahkan kenyamanan penonton dan hadirin yang sedang menikmati pertunjukan di Teater

Atap. Program di Teater Atap dibuka untuk acara di malam hari dengan keindahan bintang

malam, cakrawala dan atap-atap Jakarta.

Kedai Salihara

Kedai Salihara menyediakan makanan dan minuman serta fasilitas internet nir-kabel (wifi) gratis.

Sambil menunggu pertujukan dimulai atau untuk menikmati suasana Komunitas Salihara anda

perlu mencoba menu utama Kedai Salihara seperti nasi bakar, yamien, pecel dengan daun kates,

nasi rawon dan menu khas Nusantara lainnya, pun jajanan semisal empek-empek dan tempe

mendoan. Untuk minuman disediakan juice dari segala macam buah dihidangkan dingin dan

(47)

Sponsor

Sponsor adalah lembaga yang mendukung penyelenggaraan program seni dan pemikiran di

Komunitas Salihara, berupa pemberian dana maupun fasilitas lain.

Lembaga yang pernah menjadi sponsor Komunitas Salihara adalah:

• Hivos • Jawa Pos

• Majalah Berita Mingguan TEMPO

• Koran TEMPO

• Bakrie untuk Negeri • Mobil Cepu Ltd.

• The Indonesian Institute

• PT. Newmont Pacific Nusantara • Djarum Super on Art

• PT. Indosat

(48)

2.6.2 JAKARTA INTERNATONAL EXPO

JIEXPO memili beberapa ruang serbaguna yaitu Gedung Pusat Niaga, Hall A, B, C D, E, Gambir Expo dan Ruang terbuka (Open Space). Tiap ruang serbaguna memiliki spec yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap – tiap acara.

SITEMAP JIEXPO

(49)
(50)

FACILITIES

Seminar Rooms

1. Sumeru Room

Specification Size : 26 x 35 m High : 5.5 m Consists of 2 rooms each measuring 26 x 18m Standing Party for 1800 people

Theater Style for 1000 people Class Room for 600 people

Round Table Setting for 400 people

2. Bromo Room

Specification Size : 36 x 12 m High : 3.5 m Consists of 4 rooms each measuring 9 x 12m Standing party for 600 people

Theater Style for 400 people Class Room for 200 people

(51)

3. Kerinci Room

Specification Size : 36 x 14 m High : 3.5 m Consists of 4 rooms each measuring 9 x 14m Theater Style for 400 people

Class Room for 200 people

Round Table Setting for 100 people

4. Rinjani Room

Specification Size : 27 x 14 m High : 3.5 m Consists of 3 rooms each measuring 9 x 14m Theater Style for 300 people

Class Room for 150 people

(52)

Situated in an area of 10,000 m2 with a capacity up to 7000 people at a standing party, Gambir Expo is one of a few places that cater for outdoor events in Jakarta. JIExpo located in the north side, with separated direct entry access from the main road in Kemayoran, makes this place easily accessed and suitable for the reception events / weddings, birthdays, as well as corporate.

The lake, which located next to Kampung Betawi, Gambir Expo kemayoran complex, also added as a special attraction for your events. We also provide five-star standard facilities, including catering to support all your event needs.

(53)
(54)

2.6.3 Walt Disney Hall – Frank O. Gehry

Bangunan ini berfungsi sebagai bangunan teater hall yang dimiliki oleh Walt Disney.

Frank Gehry menggunakan material Titanium Cladding sebagai material yang melapisi

bangunan ini. Bangunan ini oleh beberapa pendapat dianggap sebagai bangunan bertema

ekspresionisme. Ciri – cirri desain Frank Gehry pada bangunan ini berupa bentukan Irrational,

gigantic proportion, memakai doktrin function follow form dan yang terkahir adalah bangunan in

menjauhi kaidah kaidah bangunan modernisme. Bentukan titanium cladding yang emliuk liuk

merupakan ekspresi yang diungkapkan gehry pada bangunan ini, material penutup bangunan ini

yaitu titanium cladding juga mendukung efek dramatis yang di ciptakan bangunan ini. Jelas

terlihat bahwa bangunan Gehry ini mengejar bentukan massa irrational. Bentukan ini dibantu

dengan software computer yang juga digunakan untuk menciptakan badan pesawat jet yaitu

software bernama Dessault.

Gehry konsisten dengan konsep irrational form nya. Ia juga menerapkannya pada ruang

dalam, namun walaupun begitu pengunjung tidak akan kesulitan atau tersesat saat berada di

dalamnya. Gehry juga mendesain furniture yang ada pada bangunan ini.

Ada beberapa yang berpendapat bahwa bangunan Gehry sangat borosdalam hal material

dengan bentukannya yang tanpa fungsi

Dan mendesain bangunannya tanpa menghitung kebutuhan pada cuaca sekitarnya. Dan

(55)

BAB 3

ELABORASI TEMA 3.1 ELABORASI TEMA

Alasan Pemilihan Tema

Bentuk bangunan dapat dicapai melalui beberapa pendekatan yang disesuaikan dengan

fungsi bangunan. Hal ini penting karena dalam bangunan komersial bentukdan estetika bangunan

lebih berperan untuk kemudahan dalam memberikan kesan dan daya tarik, disamping tetap

memperhatikan fungsi ruang dan sistem struktur yang ada dalam bangunan tersebut.

Pengambilan tema Ekspresionisme Disain dalam Arsitektur pada Youth Creative Expo

adalah untuk menampilkan bentuk bangunan yang dapat mengkomunikasikan perasaan dan

emosi yang tercipta pada fungsi tersebut sehingga bentukan bangunan dapat lebih bervariasi dan

memiliki daya tarik yang kuat.

3.2 TINJAUAN UMUM

3.2.1 Pengertian Ekspresionis

Ekspresionis berasal dari kata ekspresi. bebrapa pengertian ekspresi :

 maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek

 hasil perpaduan / kombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan warna dari bentuk-bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan tujuan bangunan

secara meyeluruh

 pernyataan atau pengungkapan perasaan

Beberapa pengertian Ekspresionisme :

 Melukiskan dasar-dasar emosi paling dalam dari diri seorang seniman, sedih, marah, takut, dsb

 Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam arsitektur, merupakan kelanjutan dari Art Nouveau dan berlanjut setelah perang dunia kedua

sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional tetapi menciptakan sensasi dari

(56)

 Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang menekankan pada ekspresi subjektif dari pembuatannya

 Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci, rasa cinta

 Suatu gaya sekitar Perang dunia I yang sangat pribadi, dan sering dieksekusi dengan kegairahan yang kejam

3.2.2 Perkembangan Aliran Ekspresionisme

A. Tinjauan umum

Perkembangan arsitektur pada awal abad 20 sangat dipengaruhi oleh keadaan dan suasan

politik pada saat itu. Di Eropa terjadi suatu keadaan yang bertentangan dengan kenyataan pada

saat itu. Kemandekan ekonomi yang hanya menguntungkan orang-orang kaya, rezim politik

yang berkuasa dengan otoriter, suasana yang hancur-hancuran akibat perang mengakibatkan

kemelaratan dan kemiskinan rakyat. Namun hal ini semua tertutupi oleh bangunan-bangunan

baroque yang megah. karya-karya sastra yang gemilang lukisan-lukisan dan sclupture yang

sama sekali tidak mengisyaratkan kebobrokan keadaan pada saat itu.

Keadaan-keadaan tersebut mengakibatkan timbulnya reaksi dari kalangan seniman.

Mereka dengan tegas menyatakan perang terhadap seni dari masa lalu: Medieval, Classical,

Gothic, Art Nouveau, Romanticism, Impresionist. Berbagai penemuan baru dan inovasi

teknologi pada saat itu turut mendorong munculnya usaha-usaha untuk menggantikan seni masa

lalu dengan pencarian terhadap paradigma seni yang baru yang berdasarkan pada tingkah laku

dan perubahan zaman.

Pendiri Deutsche Werkbund pada tahun 1907 oleh arsitek Jerman, Hermann Muthesius,

memberikan kontribusi yang penting bagi konsep baru dalam desain industri, yang sebenarnya

berupaya meningkatkan kualitas fabrikasi industri Jerman dengan memadukan Seni dan

Industri.

Seiring dengan semangat Werkbund ini, muncul aliran-aliran baru yang berperan penting

dalam usaha mendefenisikan Arsitektur Baru yang melengkapi pendekatan yang didefenisikan

oleh Walter Gropius dan Bruno Taut.

Aliran-aliran tersebut diantarnya:

(57)

Merupakan gerakan artistik sebagai reaksi terhadap penggunaan seni bargambar oleh kaum

borjuis yang mengandung maksud - maksud politik. Aliran ini meningkatkan penggunaan

bentuk - bentuk abstrak yang bermaksud memurnikan seni, yang berpengaruh terhadap

sclupture, seni graphis, lukisan dan arsitektur  Futurism, berkembang di Italia pada tahun 1909

Merupakan gerakan dalam sastra yang mempengaruhi kelukisan, sclupture dan arsitektur.

Manifesto futuris ini secara puitis berusaha menggebrak dan melepaskan diri dari

konsep-konsep statis kuno demi dinamisme yang modern

Ekspresionisme, berkembang di Jerman pada tahun 1914

Merupakan usaha penarikan diri ke minat artistik yang bersifat emosional dan sangat pribadi.

Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap keadaan Jerman yang hancur-hancuran akibat perang.

Merupakan gerakan dalam seni lukis, seni musik, sastra dan arsitektur.

B. Ekspresionisme secara umum

Seni dimana emosi merupakan pertimbangan yang dominan diklasifikasikan kedalam

ekspresionisme. Ekspresionisme memandang sesuatu kepada dunia yang mengungkapkan emosi

dan pernyataan-pernyataan secara psikologi dari pada memandang dunia sebagai refleksi dari

warna.

Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak ide klasik yang

menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali kedalam alam pikiran, spirit dan

imajinasi. Mereka setuju dengan diktum Goethe bahwa perasaan adalah segalannya.

Lukisan ekspresionisme lebih fokus kepada psikologi dari pada alam, melukiskan dunia

yang sukar dipahami dengan tehnik baru dan simbol-simbol baru, penggunaan warna - warna

yang bertentangan dan bentuk-bentuk yang tidak lazim. Dissonansi yang berdentum pada musik

ekspresionisme bermaksud untuk “membangukan” dari pada melenakan pendengarnya dan sastra

ekspresionisme bermaksud mengejutkan pembacanya dengan pengungkapan pernyataan yang

(58)

Untuk mengungkapkan reaksinya terhadap hal-hal fisik, psikologi dan spritual, para

ekspresionis mengubah dan memberi warna pada imajinasinya menurut perasaannya.

C. Sejarah

Bruno taut , pencetus teori Eksprsionisme berpendapat bahwa masyarakat yang baru

hanya akan dapat dicapai melalui kebangkitan kembali arsitektur dan seni bangunan yang

menawarkan sintesis kebudayaan dari setiap ilmu yang terlibat didalamnya.

Visi taut tentang reunifikasi seni dan arsitektur ini dilatar belakangi oleh Deutscher

Werkbund pada tahun 1907 yang dibawah komando pendirinya Herman Muthesius, berupaya

untuk mendekatkan seni di Jerman dengan industri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

desain dan fabrikasi Jerman.

Visi Taut ini diwujudkan melalui sebuah kelompok yang disebut Arbeitsratfur Kunst (or

soviet for art). Ide-ide kelompok ini diwujudkan melalui sebuah jaringan surat menyurat diantara

anggota-anggotanya yang disebut Dieglaserne Kette atau Glass Chain. Diantaranya termasuk

Bruno taut, Walter Gpropius dan Han Scharoun.

Arsitek lainnya seperti Hans Poelzig melalui Grosse Schauspielhaus di Berlin, 1919, dan

Erich Mendelsohn melalui Einstein Tower di Postdam 1917-1921 secara tepat mewujudkan ide

ini ke prakteknya.

Arsitektur ekspresionis mencapai puncaknya pada tahun 1918-1921, yaitu pada masa

Jerman mengalami kesulitan ekonomi yang sangat parah yang merupakan ekses dari kekalahan

Jerman pada perang dunia I. Pada saat itu nyaris tidak ada bangunan baru sehingga para arsitek

hanya bebas menciptakan dan memabngun dalam alam khayal.

Arsitektur ekspresionis dipengaruhi oleh isu-isu pokok yaitu biomorphic, geomorphic,

yang terpenting yaitu makhluk (the creatur), seperti yang terlihat pada karya Erich Mendelsohn

Gambar 3.1. Diagram Pengertian Ekspresionisme

(59)

(Einsten Tower), Gua (the Cave), seperti ayng terlihat pada karya Poelzig (Grass

Schauspielhaus) dan Kristal (the crystal) yang terlihat pada karya Bruno taut (Glass Pavilion).

Aliran ini perlahan mulai menghilang akibat gempuran-gempuran dari ide-ide lain yang

lebih dekat dengan realita kehidupan modern. Puncak kekalahan ekspresionisme terjadi pada

tahun 1928, pada Congres Internationaus d’ Architecture Moderne (CIAM) di La Sarraz,

Switzerland. Salah seorang arsitek Ekspresionis Hugo Haring yang konsern terhadap bentuk

non-normative mengalami kekalahan dari Le Corbusier yang pada saat itu memproklamasikan

arsitektur yang fungsinal dan bentuk-bentuk murni geometris sebagai dasar dari arsitektur

modern.

3.2.3 Karateristik Ekspresionisme

Ciri-ciri ekspresionisme berdadarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelius Van De

Yen adalah sebagai berikut :

Irasional

Ini merupakan pembelokan dari filsafat objektif dan konsep-konsep statis mengenai ruang

yang lebih mengarah ke subjektifitas  Emosional

Dalam pemikirannya, lebih mengutamakan emosi dari pada nalar  Antopomorfik

Proyeksi simbol-simbol organisme kedalam masa arsitektural dimana bangunan dianggap

makhluk yang hidup yang menghasilkan bentuk-bentuk organik dengan garis melengkung

dan kurva-kurva  Kristalin

Perwujudan terhadap artistik kristal yang angular dan multi faset. Wujud-wujud angular

mereka merupakan pambagian secara sadar atas geometri sederhana dari kubus, kerucut

piramida dan sebagainya  Utopian

Ini diakibatkan oleh tendensi pada saat itu yang merupakan keputusasaan akibat perang.

Banyak bangunan yang tidak dapat tercipta direalita sehingga para arsitek membangun dalam

(60)

Monumental

Bagian utama dari komposisi arsitektural biasanya terdiri dari sebuah masa yang sentral,

dominan dan menjulang

3 .2.4. Karateristik Ekspresionisme Melalui Karya

Masa Arsitek Karya Ciri-ciri

Ekspresionis kurva dengan menggunakan bata untuk menciptakan sudut-sudut yang dibulatkan

Bruno Taut Glass Pavilion,

1914 Cologne,

Jerman

Penggunaan bahan kaca. Atapnya berupa kubah persegi yang terbuat dari kaca

sehingga befungsi untuk memasukkan cahaya kedalam ruangan. Dinding terbuat dari glass block, denah berbentuk bulat

Menonjolkan efek platis dari beton untuk menciptakan

bentuk sclupture yang berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap menerkam. Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai

(61)

juga menggunakan susdut-sudut yang dibulatkan.

Hans Poelzig Grosse

Schauspielhaus,

1919, Berlin

Menonjolkan interior dalam bertujuan membawa orang kealam mimpi. Berusaha

menggambarkan gua tempat hidupnya Zarathystranya Nietzche yang dipercaya tempat lahirnya agama dan seni.

Foyernya berbentuk sirkulasi mengelilingi kolam. Puncaknya raungan teater yang langit-langitnya penuh dengan barisan stalagnit-stalagnit ayng tebal yang dicat merah menggantung dengan ratusan lampu warna-warni yang disembunyikan disuatu kedalman, memberi kesan berkilau

pekerja yang tewas,

1921

Monumen ini terbuat dari beton yang dibentuk bergerigi

Fritz Hoger Chilehaus, 1923,

Hanburg

Dibangun di site yang

berbentuk segitiga dipusat kota Hanburg. Atap pada salah satu sudut dilancipkan keatas seolah-olah menggambarkan

(62)

sebagai kota pelabuhan

Hugo Haring Cow Shed on the

Garkau farm,

1924-1925, Lubeck,

Jerman

Penggunaaan atap dan sudut yang dibulatkan. Dinding bata yanghorizontal kontras dengan papan-papan vertikal pada

loteng jerami dan gudang di cat hijau pada akhir 1930-an

Awal

kebangkitan Ekspresionisme

Hans Scharoun Berlin

philharmonic,

1956-1963

Berbentuk seperti gelombang dengna dinding bertekstur berwarna kuning dan ujng atapnya yang dilancipkan

Jorn Utzon Sydney Opera

haouse, 1956-1973,

Sydney

Menggunakan efek plastis dari beton. Mengibaratkan kapal yang sedang berlabuh

Eero Saarinen TWA JFK Airport,

1956-1962, AS

Menggunakan efek plastis dari beton untuk menggambarkan burung raksasa yang siap terbang. Dengan ruang – ruang yang mengalir yang

diibaratkan sebagai urat nadi dari burung tersebut

3.3 INTERPRETASI TEMA

Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah dan

sebagianya. Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada dasarnya adalah satu

cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat dicapai dengan membatasi

komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat, yang kemudian dapat diperhalus

atau diperindah sesuai dengan kepantasan tuntutan.

Konsep dasr yang ingin diterapkan pada perancangan Youth Creative Expo ini adalah

bagaimana menerapkan Ekspresionis bangunan yang dinamis, aktif dan penuh kenyamanan

(63)

karakter yang dinanamis dan penuh dengan ketertarikan yang dapat dirasakan oleh masyarakat

ketika melihatnya.

3.4 STUDI BANDING TEMA SEJENIS

3.4.1 EINSTEIN TOWER BY ERIC MENDELSON

Bangunan ini dirangcang oleh Eric

Medelson, sebagai Arsiteknya. Sang Arsitek

mengekspresikan bangunan rancangannya

dari raut muka manusia.

3.4.2. EERO SAARINEN, TWA BUILDING, NEW YORK_FILES Gambar 3.1. Eksterior Einstein Tower

Sumber : Internet

Gambar 3.2. Eksterior Eero Saarinen

Sumber : Internet

(64)

3.4.3. GUGGENHEIM MUSEUM BILBAO , BILBAO, SPAIN (FRANK O.GEHRY)

3.4.4 Falling water

Bangunan ini berusaha untuk mengekspresikan kondisi lingkungan sekitarnya

dengan memainkan lempengan balok bermaterialkan batu alam sehingga menimbulkan

kesan dinamis dan fleksibel.

Architect

Lokasi Ohiopyle, (Bear Run),

Tahun 1934 , 1938, 1948

Tipe Bangunan

Sistem konstruksi reinforced concrete, stone

Climate temperate Konteks rural

Style

Gambar 3.3. Eksterior Guggenheim Museum Bilbao

Sumber : Internet

Eksteriornya mengekspresikan awan yang berombak dan bentukan yang organik.

(65)

3.4.5 Vitra Design Museum

Architect

Lokasi Jerman

Tahun 1989

Tipe Bangunan Museum Design

Sistem konstruksi reinforced concrete, stone

Climate temperate

Konteks urban

Style

(66)

Vitra adalah sebuah perusahaan furniture yang

menginginkan sebuah bangunan pameran yang atraktif.

Bangunan ini terletak dekat dengan pabrik

pembuatannya di dekat Basel, tidak jauh dari

perbatasan Jerman/Swiss/ Prancis. Sama seperti Frank

Gehry, alvaro Siza, Nichoolas Grimshaw, Tadao Ando

dan Zaha Hadid juga didatangkan untuk memberi

desainnya yang menciptakan penataan antara area

industri dan permukiman.

Museum ini memiliki aktifitas pameran desain

furniture dan karya Gehry mapu menciptakan ruang yang cocok untu itu. Desainnya mampu

mendukung pameran yang diadakan dan bukannya bersaing dengannya.

Dari luar, geometri bangunan ini mungkin terasa asing ketika kita ingin mengunjungi suatu

pameran.Tapi kita akan merasa sangat nyaman berada di dalamnya diman kita bisa menikmati

pameran arsitektur yang menata tapak Vitra.

(67)

BAB 4 ANALISA 4.1. Analisa Tapak

4.1.1 Analisa lokasi dan posisi site terhadap Kota – Kawasan lingkungan

Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara pulau Sumatera dan secara geografis pada 2°27’-2°47’ LU dan 98°35’-98°44’BT dengan luas ±26.510 Hektar, atau 36% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Berada pada 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut, dengan kondisi topografi yang relatif datar atau tidak berkontur. Kota Medan memili iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3°C-24.4°C dan suhu maksimumnya antara 30.7°C-33.2°C.

(68)

4.1.2 Deskripsi kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

 Kasus Proyek : YOUTH CREATIVE EXPO  Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak Swasta

 Lokasi Lahan : Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah Batas Utara : Komplek Ruko Plaza Medan Fair

Batas Selatan : Jalan Gatot Subroto dan Bangunan Komersil Batas Timur : Plaza Medan Fair

Batas Barat : Rumah penduduk dan Jalan Komplek Plaza Medan Fair.  Luas Lahan : ± 2.4 Ha (± 24.000 m2)

 KDB : 60 %

 Bangunan Eksisting : Lahan kosong  Potensi Lahan :

o Terletak di jalan arteri kota Medan

o Berada pada kawasan padat pemukiman dan komersil

o Transportasi lancar dan baik dengan adanya sarana jalan raya yang lebar. o Luas site mendukung ± 2.4 Ha

o Lokasi dekat dengan pusat perbelanjaan Plaza Medan Fair dan Medan Plaza

4.2 Analisa Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi utama kendaraan berada pada jalan Gatot Subroto (garis

Sebelah utara Komplek Ruko Plaza Medan

Sebelah Timur berbatasan Plaza Medan Fair

Sebelah selatan berbatasan Jalan Gatot Subroto dan Bangunan Komersil Rumah penduduk

dan Jalan Komplek Plaza Medan

(69)

4.3 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki TANGGAPAN

• Jalan khusus Plaza Medan fair dijadikan sebagai main entrance untuk guna menghindari penumpukkan jumlah kendaraan pada Jl.Gatot Subroto dan sangat dekat dengan persimpangan lampu lalu lintas serta jalan ini dijadikan sebagai jalur sirkulasi kendaraan service dan pengelola.

• Jalan Gatot Subroto dijadikan sebagai jalur keluar site dimana jalan ini satu-satunya yang langsung mengakses ke jalan arteri kota Medan.

(70)

TANGGAPAN

• Pada sisi tepi site dibuat fasilitas pedestrian khusus pejalan kaki dengan lebar cukup untuk dilalui oleh 2 orang dan 2 arah serta diberi vegetasi, sehingga pejalan kaki bias nyaman dan mudah dalam pencapaian menuju site.

• Pada area sudut site di persimpangan jalan gatot subroto dan jalan iskandar muda dibuat ruang terbuka serta entrance utama untuk pejalan kaki.

(71)

4.4 Analisa Pencapaian

Pencapaian dari Jalan G

menggunakan kendar Gatot Subroto sebelah

Pada jalan Gatot Subr pribadi dengan mengak

Pencapaian dari Jalan K

dilalui oleh kendaraan pr

(72)

Analisa Pencapaian terhadap inti-inti kota

Tabel 4.1 Analisa pencapaian terhadap inti kota

WPP Cakupan Kecamatan Inti Kota Pencapaian

A

1. Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan 3. Kec. Medan Labuhan

Belawan

Pencapaian dapat diakses melalui Jalan arteri kota primer dan dapat ditempuh dari inti pengembangan kota menuju lokasi selama ± 1 jam.

B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia

Dari pusat pengembangan kota menuju lokasi dapat ditempuh selama ± 30 menit.

C

1. Kec. Medan Timur 2. Kec.Medan perjuangan 3. Kec. Medan Tembung 4. Kec. Medan Area 5. Kec. Medan Denai 6. Kec. Medan Amplas

Aksara

Pencapaian dapat diakses dari pusat pengembangan kota yaitu Aksara menuju lokasi dapat ditempuh selama ± 20 menit. Dari Kecamatan Medan Amplas dapat ditempuh selam 30 menit

D

1. Kec. Medan Johor 2. Kec. Medan Kota 3. Kec. Medan Baru 4. Kec. Medan Maimoon 5. Kec. Medan Polonia

Inti Kota

Pencapaian dapat diakses dari inti kota yaitu kawasan Kantor Walikota Medan dapat ditempuh ± 15 menit, sedangkan dari kawasan Kec. Medan Johor ditempuh selama 20 menit

E

1. Kec. Medan Barat 2. Kec. Medan Petisah 3. Kec. Medan Sunggal

Sei Sikambing

Pencapaian dapat diakses melalui jalur arteri kota primer melalui Jalan Gatot Subroto dan Jalan Lingkar

TANGGAPAN

• Pencapaian menuju lokasi proyek dapat dicapai dengan beragam jenis transportasi yang ada di kota Medan baik dengan angkutan pribadi maupun angkutan umum melalui Jalan Gatot Subroto

(73)

4. Kec. Medan Selayang 5. Kec. Medan Tuntungan

(74)

4.5 Analisa View 4.5.1 View ke luar Site

View ke luar pada titik 3 menghadap ke Plaza Medan Fair

View ke luar pada titik 4 menghadap ke Komplek Ruko

(75)

4.5.2 View ke dalam Site

TANGGAPAN

• Fasade bangunan yang memiliki nilai (++) dibuat semenarik mungkin pada fasade bangunan karena dari titik tersebut fasade bangunan dapat dilihat secara keseluruhan dari luar site, sehingga perlu adanya daya tarik dari bangunan kepada orang yang melihatnya.

• Jarak antara bangunan dan pejalan kaki harus memperhatikan jarak yang sesuai sehinga dapat dinikmati.

• Perlu dibuat ruang terbuka disetiap sudut site sehingga dapat berfungsi sebagai view penglihat ke bangunan dan dapat juga berfungsi sebagai sirkulasi pejalan kaki.

(76)

4.6 Analisa Kebisingan

Keterangan

Titik A Intensitas kebisingan sangat tinggi yang disebabkan oleh kendaraan yang lewat dan merupakan area persimpangan jalan dan lampu lalu lintas

Titik B Intensitas kebisingan relatif normal dan tidak menimbulkan reaksi yang dapat menganggu aktivitas ke bangunan dikarenakan jumlah kendaraan yang lewat tidak terlalu banyak

Titik C Intensitas kebisingan relatif normal dan tidak menimbulkan reaksi yang dapat menganggu aktivitas ke bangunan dikarenakan jumlah kendaraan yang lewat tidak terlalu banyak.

Titik D Intensitas kebisingan pada titik ini sangat tinggi karena merupakan jalan primer yang ramai dilewati oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

A B

D C

(77)

Cara Jenis Sifat Kelemahan Keterangan Bangunan

menjauhi kebisingan

Ruang luar Melemahkan Menghabiskan jarak antara bangunan

Vegetasi Meredam Membufer hawa alami dan view dari luar site

Dimulai dari area terdekat dengan kebisingan

Pagar Memantulkan

monumen Memantulkan bangunan Memantulkan Kontur tanah Meredam dan memantulkan

Ruang dalam melemahkan Penzoningan terbatas -

Penyelesaian teknis Bahan bangunan Memantulkan , meredam

Peralatan yang mahal

Pada selubung bangunan Suara musik dan air melemahkan Pada areal taman

TANGGAPAN :

Pada sisi site yang berdekatan dengan sumber kebisingan diberikan buffer misalnya tanaman.

Selain itu kebisingan ini dapat juga dikurangi dengan meletakkan bangunan jauh dari sumber kebisingan, serta pemilihan material.

(78)

4.7 Analisa Matahari dan Vegetasi

TANGGAPAN ANALISA MATAHARI DAN ARAH ANGIN

• Menggunakan Solar panel pada bagian yang banyak menerima sinar matahari sebagai sumber energi pada bangunan.

• Memaksimalkan bukaan dengan memperbanyak kisi-kisi, dimana orientasi menghadap utara –selatan yang merupakan sirkulasi arah angin.

• Fasade bangunan pada sisi Barat sebaiknya memiliki sedikit bukaan. Fasade pada sisi Timur di pakai bukaan yang ada sebaiknya memiliki shading.

• Tapak sebaiknya ditanami tanaman yang dapat mereduksi radiasi sinar matahari, khususnya disisi barat.

(79)

TANGGAPAN ANALISA VEGETASI

• Vegetasi pada Jl. Gatot Subroto sangat sedikit dan tidak jelas peletakkannya sehingga area ini terlihat gersang dan panas, maka perlu penambahan vegetasi disepanjang

jalan ini guna menambah area hijau dan mengurangi kebisingan dan polusi dari

kendaraan yang lewat.

• Vegetassi sekitar jalan komplek plaza Medan Fair kurang memadai, bagian ini perlu diberi vegetasi dalam jumlah yang banyak karena bagian ini menghadap Barat yang

akan disinari sinar matahari yang suhunya panas.

Gambar

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan
Tabel 2.2 Syarat Kriteria Pemilihan Lokasi
Tabel 2.3 Kriteria Pemilihan Lokasi
Gambar 2.2 Lokasi Tapak Usulan di Kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

mengembangkan suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk mewadahi kreatifitas pemuda di sektor media dengan melakukan suatu

Pengertian Secara umum Youth Center di Sragen Dengan Penekanan Arsitektur High tech bisa diartikan sebagai sebuah bangunan High tech di Sragen yang digunakan

Bagaimana merancang sebuah bangunan Youth center yang menjadi pusat kegiatan tradisional berupa kegiatan sosial, olahraga dan seni bagi remaja yang menyesuaikan

Yogyakarta Creative Hub juga memiliki fungsi sebagai tempat pelatihan untuk mengembangkan usaha atau ide kreativitas para pelaku industri kreatif dan para perintis

Diharapkan dengan hasil rancangan bangunan arsitektur hemat energi yang akan diterapkan pada bangunan DPRD Kota Medan nantinya menjadikan sebuah bangunan dengan arsitektur yang

Dengan kata lain creative task performance akan dapat berkembang dengan baik jika organisasi memiliki iklim organisasi yang positif, yang dapat mengembangkan openness to

Tujuan dari Youth Center di Kebumen adalah mewujudkan bangunan sebagai tempat pendidikan sosial bagi remaja (usia 15-22 tahun) untuk mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan

Youth Center adalah fasilitas Kegiatan Kepemudaan yang menjadi salah satu fasilitas yang disediakan pemerintah untuk masyarakat dapat mengembangkan hobi di bidang seni, olahraga dan