• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISUALISASI PERCOBAAN INTRUSI AIR LAUT D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "VISUALISASI PERCOBAAN INTRUSI AIR LAUT D"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental dalam bentuk One-Group Pretest-Posttest Design, yang

bertujuan membandingkan hasil belajar suatu kelompok sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Hal ini dipilih karena diinginkan hasil penelitian yang lebih akurat mengenai peran visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk

pemodelan fenomena alam terhadap hasil belajar siswa terkait bencana alam kebumian dengan upaya pendidikan mitigasi bencana.

B. Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitan skripsi ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama disebut

dengan penelitian kolokium berisi pelaksanaan penelitian model intrusi air laut di Laboratorium Sains Kebumian, Jurusan Fisika Unesa. Tahap ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.

Tahap ke dua dilaksanakan sebagai tahap implementasi perangkat dan media pembelajaran berupa foto dan video percobaan intrusi air laut. Tahap ini

mengambil subjek penelitian yaitu siswa-siswa salah satu kelas VIII G SMP Negeri 2 Lamongan pada Tahun Pelajaran 2012/2013.

C. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Rincian kegiatan penelitian

Kegiatan Tahun 2012 Tahun 2013

(2)

11 12 1 2 3 4 5 Penyusunan draft proposal 

Pengumpulan proposal 

Penyusunan perangkat  

Pengambilan data 

Penyusunan laporan akhir 

Pengumpulan laporan akhir 

D. Prosedur Penelitian

Pada awal kegiatan penelitian ini, peneliti mulanya melakukan percobaan Gravity Current yang kemudian hasilnya diolah dengan beberapa studi literatur. Kemudian, peneliti melakukan telaah kurikulum agar dapat memasukkan hasil

percobaan tersebut ke dalam kurikulum yang ada. Data yang berupa baik gambar maupun video hasil percobaan tersebut digunakan peneliti untuk diterapkan dalam

pembelajaran yang ada di kelas. Setelah itu, peneliti menyusun instrument penelitian yang kemudian dilakukan validasi serta uji coba soal. Dalam pengambilan data, peneliti membutuhkan tes awal yang kemudian hasilnya akan

dibandingkan dengan tes yang diadakan setelah kelas mendapatkan perlakuan dari peneliti dengan menerapkan pembelajaran berdasarkan eksperimen fisika dalam

hal ini percobaan gravity current yang telah diadakan di laboratorium sains kebumian Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya. Kemudian, data yang didapatkan dari hasil tes di awal pembelajaran sebelum perlakuan dan di akhir

setelah pembelajaran diolah serta dianalisis oleh peneliti yang kemudian ditarik beberapa kesimpulan.

(3)

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang ingin diketahui pada tujuan penelitian. Dalam penelitian ini,

instrumen penelitian yang digunakan meliputi : 1. Lembar Penilaian Keterlaksanaan Pembelajaran 2. Lembar Pengamatan Respons Siswa

3. Lembar Tes Hasil Belajar F. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Tes

Metode tes pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data

kuantitatif skor tes sebagai hasil belajar siswa dari segi kognitif. Cara pengumpulan data menggunakan tes obyektif (pilihan ganda) yang terdiri atas dua macam tes awal (pre-test)dan tes akhir(post-test).

Pada penelitian ini juga dilakukan penilaian dari segi psikomotor, dimana penilaian ini dilakukan pada saat siswa membuat poster yang menyajikan solusi

masalah dari bencana alam kebumian yang diangkat dalam pembelajaran dengan menggunakan visualisasi percobaan intrusi air laut di laboratorium untuk pemodelan fenomena alam

2. Metode Observasi

Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data selama pelaksanaan

proses belajar mengajar yaitu mengamati kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dan mengamati aktivitas siswa terhadap pembelajaran fisika dengan penerapan pembelajaran dengan menggunakan visualisasi percobaan intrusi air

laut di laboratorium untuk pemodelan fenomena alam. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Problem-Based Instruction (PBI).

(4)

Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai respon siswa tentang pembelajaran fisika dengan memanfaatkan

visualisasi percobaan intrusi air laut dalam laboratorium untuk mensimulasikan fenomena alam yang relevan

G. Teknik Analisis Instrumen

Setelah dibuat instrumen berupa tes, maka diadakan uji coba instrumen, tujuannya untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen

sehingga ketika instrumen itu diberikan pada kelas eksperimen, instrumen tersebut telah valid dan reliabel.

a. Validitas instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Terdapat beberapa cara untuk memvalidasi instrument

penelitian. Dalam penelitian ini validasi dilakukan dengan cara validasi konstruk oleh tim ahli. Pengujian validitas (validasi) instrumen dalam penelitian ini dilakukan oleh dua tim ahli yakni Mita Anggaryani, M.Pd selaku dosen di Jurusan

Fisika FMIPA Unesa dan Hanik Akbar, S.Pd selaku guru pengajar di SMP Negeri 2 Lamongan. Adapun hasil validasi dari tim ahli secara terperinci dapat dilihat

pada lampiran 5.e.

b. Reliabilitas

Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya

(5)

Dalam penelitian ini untuk mencari reliabilitas soal tes digunakan rumus sebagai

Dari perhitungan diperoleh r11 = 0,7. Ini berarti bahwa nilai r11(hitung) dapat

disimpulkan bertingkat reabilitas sedang. Perhitungan reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.c.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai

(berkemampuan rendah).

Dalam menentukan daya beda setiap item soal untuk kelompok kecil yaitu kelompok yang kurang dari 100 orang, maka seluruh kelompok tes dibagi menjadi

2 kelompok yang jumlahnya sama besar yaitu 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB). Rumus yang digunakan untuk menghitung pembeda dalam

instrumen yang digunakan adalah:

(6)

BB: banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA: banyak peserta kelompok atas

JB: banyak peserta kelompok bawah

PA: proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB: proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya beda

D = 0,00 - 0,20 : jelek (poor), sebaiknya dibuang

D = 0,20 – 0,40 : cukup (Satisfactory) D = 0,40 – 0,70 : baik (good)

D = 0,70 – 1,00 : baik sekali (excellent)

D = negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

(Suharsimi Arikunto, 2009: 218) Berdasarkan perhitungan sesuai dengan perumusan diatas, pada Tabel 3.2 berikut ditunjukkan hasil analisis daya beda untuk soal-soal yang diujicobakan.

Adapun perhitungan secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 3.d. Tabel 3.2 Daya Beda Soal

No

. Kategori Nomor soal Jumlah

1. Sangat baik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10 9 soal

2. Jelek 8 1 soal

(7)

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.Taraf kesukaran suatu item tes ditentukan berdasarkan jumlah siswa yang

menjawab soal dengan benar dibagi dengan jumlah seluruh siswa peserta tes. Rumus yang digunakan untuk mengukur taraf kesukaran adalah sebagai berikut:

P

=

B

J

s (Suharsimi Arikunto, 2009:

208)

Keterangan:

P = Indeks kesukaran butir tes (yang dicari)

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

Js = Jumlah semua siswa peserta tes

kategori tingkat kesukaran ditunjukkan oleh kriteria sebagai berikut:

P = 0,00 – 0,30 soal termasuk sukar. P = 0,30 – 0,70 soal termasuk sedang. P = 0,70 – 1,00 soal termasuk mudah

Berikut Tabel 3.3 merupakan hasil perhitungan taraf kesukaran soal.adapun perhitungan secara rinci terdapat pada lampiran 3.e.

Tabel 3.3 Taraf Kesukaran Soal No

. Kategori Nomor soal Jumlah

1. Sedang 1, 2, 6, 10 4 soal

3. Sukar 3, 4, 5, 7, 8, 9 6 soal

e. Kesimpulan Analisis Butir soal

(8)

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal

Soa

l Realibilitas Daya beda Tingkat Kesukaran

1 Sedang Baik Sekali Sedang

2 Sedang Baik Sekali Sedang

3 Sedang Baik Sekali Sukar

4 Sedang Baik Sekali Sukar

5 Sedang Baik Sekali Sukar

6 Sedang Baik Sekali Sedang

7 Sedang Baik Sekali Sukar

8 Sedang Jelek Sukar

9 Sedang Baik Sekali Sukar

10 Sedang Baik Sekali Sedang

Dari Tabel 3.4 tersebut di atas, diambil 8 soal yang digunakan dalam pre-test dan post-pre-test. Soal nomor 8 tidak digunakan karena memiliki daya beda yang

jelek, sehingga dianggap tidak dapat membedakan kelas atas dan bawah. Soal nomor 10 juga tidak digunakan. Mengingat tujuan dari soal nomor 9 dan 10 sama,

maka peneliti memutuskan untuk memilih salah satu diantaranya.

H. Teknik Pengolahan Data 1. Terkait Pemilihan Sampel

Dalam sebuah penelitian kuantitatif, sampel yang baik untuk mewakili keseluruhan populasi ialah sampel yang bersifat normal dan homogen. Maka,

(9)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan uji Lilliefors yang diperoleh dari skor hasil pretest yang telah dilakukan sebelum pembelajaran. Metode Lilliefors menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel

distribusi frekuensi. Data tersebut kemudian ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai probabilitas komulatif normal.

Probabilitas tersebut dicari bedanya dengan probabilitas komultaif empiris. Kemudian, beda terbesar akan dibandingkan dengan tabel Lilliefors pada tabel nilai quantil statistik lilliefors distribusi normal. Untuk melakukan uji statistika ini

langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: 1) Merumuskan hipotesis

- H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal - H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal 2) Mengurutkan data dari terkecil hingga terbesar

3) Mencari rata-rata dan varians

x=

fixi

fi (Sudjana,

2005:67)

s2=

N.

(fi.x

i2)−(

fi.xi)

2

N(N−1) (Sudjana, 2005:95)

Keterangan:

(10)

s2 = varians fi = frekuensi

xi = tanda kelas N = jumlah fi

4) Menentukan angka baku

Zi=xi−¯x

s dengan i = 1, 2, 3, ...,n (Sudjana, 2005:466)

Keterangan

s = simpangan baku

5) Menghitung peluang F(Zi) = P (Zi) menggunakan daftar distribusi normal baku.

6) Menghitung proporsi S(Zi)

S(Zi)=Z1, Z2,...ZnyangZi

n (Sudjana, 2005:466)

7) Menghitung selisih kemudian menentukan harga mutlaknya F(Zi) – S

(Zi)

8) Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut (L0)

9) Membandingkan L0 dengan L yang ditunjukkan pada tabel dengan taraf nyata 0,05. Kriterianya adalah tolak Hipotesis nol jika L0 yang

(11)

Untuk menyelidiki apakah sampel yang digunakan homogen, maka digunakan uji homogenitas dengan menggunakan uji Chi kuadrat. Tahapan rumus

statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Uji statistik dengan rumus:

X2= (log 10) {B - (ni – 1)log si2} (Sudjana, 2005: 263)

B = (log s2) (n i –1)

2) Menetapkan taraf signifikan ( = 0,05) 3) Menarik kesimpulan

Sampel adalah homogen jika X2

hitung < X2(1-a)(k-1) dimana X2(1-a)(k-1) didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1-a) dan nilai

dk = (k-1). 2. Terkait Hasil Posttest

Analisis hasil post-test dilakukan melalui metode statistik. Analisis post-test

ini bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diungkapkan diawal dapat diterima atau tidak. Berikut adalah langkah - langkah dalam mengolah

data hasil penelitian. a. Uji t berpasangan

1) Merumuskan Hipotesis

Ho : Tidak terdapat peningkatan pemahaman konsep siswayang signifikan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.

(12)

2) Menentukan nilai gain ( d ) yaitu selisih nilai pre-test dan post-test masing-masing siswa.

d=nilai posttestnilai pretest

3) Menentukan mean dari gain dengan perumusan:

Md=

4) Menemukan nilai t dengan rumus:

t= Md

x2 = perbedaan gain dengan mean gain, dapat dihitung dengan rumus:

x2=

(d

d

N )

2

5) Kriteria pengujian, tolak Ho jika thitung > ttabel. Dengan taraf kepercayaan α=0.05 dan dk = (N-1). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa jika Ho ditolak maka terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa. b. Menghitung skor gain ternormalisasi

(13)

alam terkait bencana. Berikut merupakan langkah-langkah untuk menghitung skor gain ternormalisasi :

1) Menghitung skor dari setiap jawaban benar pada pretest dan posttest 2) Menghitung skor gain ternormalisasi dengan rumus berikut

¿g>¿skor posttestskor pretest

100−skor pretest

3) Mengkategorikan skor gain berdasarkan kategori gain yang diungkapkan

Hake sebagai berikut

Tabel 3.5 Kategori pencapaian skor gain ternormalisasi

Skor gain Kategori

3. Terkait Analisis Angket dan Instrument Penelitian a. Lembar pengamatan aktivitas siswa

Lembar pengamatan siswa yang berupa aspek afektif yaitu penilaian terhadap nilai sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penskoran

afektif siswa untuk setiap aspek/kemampuan akan diamati dan dinilai dengan skala 1 sampai 4. Rata–rata nilai tiap aspek untuk kemampuan afektif adalah

sebagai berikut:

skor aktivitas =

skor tiap aktivitas

Total skor aktivitas x skor maksimum

(14)

1,50 – 2,49 = Cukup 2,50 – 3,49 = Baik

3,50 – 4,00 = Sangat Baik

b. Lembar Penilaian Psikomotor

Lembar penilaian psikomotor digunakan untuk menilai kemampuan psikomotor siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Nilai psikomotor siswa

ditunjukkan dalam hal pembuatan poster. Penskoran psikomotor siswa dinilai dengan rubrik penilaian psikomotor yang terdapat pada intrumen pembelajaran. Nilai total aspek psikomotor siswa adalah dihitung sebagai berikut:

nilai psikomotor=skor yang diperoleh skor maksimum x 100 c. Lembar keterlaksanaan RPP

Lembar keterlaksanaan RPP digunakan untuk mengetahui kemampuan guru

dalam pengelolaan pembelajaran di kelas eksperimen dan sebagai evaluasi bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.Skor ini akan

diamati untuk setiap aspek/kemampuan dan dinilai dengan skala 1 sampai 4.

Skor lembar keterlaksanaan RPP=Jumlah ratarata tiap aspek Jumlah seluruh aspek Kriteria skor pengelolaan kelas dibedakan sebagai berikut:

0,00 – 1,49 = Kurang

1,50 – 2,49 = Cukup 2,50 – 3,49 = Baik

(15)

d. Analisis angket respon siswa

Untuk menganalisis hasil angket digunakan penarikan kesimpulan yang

didasarkan atas persentase dari hasil jawaban pada angket. Langkah-langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1) Menghitung jumlah siswa yang memilih tiap-tiap alternatif jawaban.

2) Menghitung persentase dari jumlah siswa yang telah memilih tiap-tiap alternatif jawaban dengan rumus:

respon= jumlah jawaban

Gambar

Tabel 3.3  Taraf Kesukaran Soal
Tabel 3.4  Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal
Tabel 3.5  Kategori pencapaian skor gain ternormalisasi

Referensi

Dokumen terkait

Contoh, (kuda) digunakan untuk menyatakan ‘sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan, seandainya hubungan itu bersifat

Dalam penelitian mengenai pelaku tindak pidana Pelecehan seksual yang dilakukan wanita terhadap pria peneliti menggunakan teori dilihat dari perspektif biologi dan

Sumber : Anonim, 1997, Konsep Laporan Akhir Penyusunan Rencana Detail Kawasan Ratu Boko Tahap II, hal: II - 20. Tabel 7 : TeIjemahan Arsitektural Vegetasi Kawasan

Dalam rangka penyusunan dokumen Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Demak Tahun 2018 yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 11 Tahun

Fungsi Keanggotan Bin Warna Output Hasil inferensi fuzzy tipe mamdani adalah berupa himpunan fuzzy, dari himpunan fuzzy tersebut dapat dicari nilai crisp-nya menggunakan

Namun, hasil temuan dari penelitian yang dilakukan pada UMKM Kota Semarang menunjukan bahwa penetrasi pasar memiliki pengaruh positif yang lebih besar dan signifikan terhadap

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari keempat indikator kepuasan kerja pegawai pria dan wanita pada Sub Bagian

Hasil pengkajian menunjukkan bahwa: (1) usahatani padi memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga dapat menjadi komoditas unggulan di KAPET Batui, (2) peran