• Tidak ada hasil yang ditemukan

GLOBALISASI EKONOMI DALAM PERSEPEKTIF KO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GLOBALISASI EKONOMI DALAM PERSEPEKTIF KO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak : Perkembangan teknologi telah mendorong perubahan yang sangat besar dalam perekonomian kota-kota di dunia baik pada negara maju maupun pada negara yang tengah berkembang. Konektivitas kota-kota di dunia semakin kuat dan berkembang seolah-olah tanpa adanya batasan wilayah. Kondisi ini kita kenal sebagai globalisasi. Globalisasi merupakan trend dunia yang tidak dapat terhindarkan. Siap atau tidak, setiap kota di dunia pasti akan mengalami dampak dari implementasi globalisasi ini, khususnya pada sektor perekonomiannya. Globalisasi ekonomi memiliki dampak yang berbeda pada kota di negara berkembang dengan kota di negara maju, hal ini bergantung dari kesiapan serta reaksi dari kota tersebut dalam menerima perubahan yang terjadi. Kota-kota di negara maju tentu sudah memiliki kesiapan yang jauh lebih baik dalam menghadapi globalisasi ekonomi yang terlihat pada kualitas dan kuantitas infrastruktur kota, kebijakan pemerintah dan kualitas sumberdaya manusia. Hal sebaliknya terjadi pada kota-kota di negara berkembang. Infrastruktur dengan kualitas yang masih rendah, ketiadaan kebijakan pemerintah dalam proteksi tenaga kerja, serta kualitas sumberdaya manusia rendah menandakan ketidaksiapan kota-kota di negara berkembang dalam menghadapi globalisasi ekonomi. Makalah ini bertujuan untuk mengkritisi implementasi globalisasi ekonomi pada kota di negara berkembang dengan mengambil studi kasus pada Kota Caracas, Venezuela, menemukenali permasalahan yang terjadi serta merumuskan solusi untuk pemecahan permasalahan. Seperti pada kota-kota umumnya di negara berkembang, kesenjangan ekonomi dan sosial merupakan permasalahan utama pada implementasi Globalisasi. Komitmen pemerintah melalui intervensi politik dan kebijakan serta pendekatan partnership dalam pembiayaan pembangunan merupakan salah satu cara dalam mengatasi kesenjangan ekonomi dan sosial yang terjadi.

Kata Kunci : Globalisasi Ekonomi, Kesenjangan, Komitmen Pemerintah

PENDAHULUAN

Globalisasi ekonomi mengacu pada peningkatan ketergantungan ekonomi dunia sebagai hasil dari pertumbuhan perdagangan barang dan jasa, aliran modal asing dan perkembangan teknologi yang

semakin meluas. Globalisasi ekonomi mencerminkan keberlanjutan perluasan dan penggabungan bersama pasar-pasar perbatasan dan merupakan trend yang tidak terelakkan bagi pembangunan ekonomi di

GLOBALISASI EKONOMI DALAM PERSEPEKTIF KOTA-KOTA

DI NEGARA BERKEMBANG

Studi Kasus : Kota Caracas, Venezuela

Kadek Adi Kurniawan 1

Dr.Ir Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg 2

1 Mahasiswa Program Magister Manajemen Pembangunan Kota Jurusan Arsitektur ITS 2 Dosen Program Magister Manajemen Pembangunan Kota Jurusan Arsitektur ITS

Program Magister Bidang Manajemen Pembangunan Kota Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

(2)

seluruh dunia setelah pergantian millennium. Perkembangan informasi yang sangat cepat dalam setiap jenis aktivitas produktif merupakan kekuatan utama yang menggerakkan globalisasi ekonomi. Dalam kata lain, cepatnya globalisasi pada perekonomian dunia beberapa tahun terakhir sebagian besar bersandar pada cepatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, telah dihasilkan dari lingkungan di mana sistem ekonomi pasar telah cepat menyebar ke seluruh dunia , dan telah mengembangkan atas dasar peningkatan divisi lintas batas kerja yang telah menembus ke tingkat rantai produksi dalam perusahaan dari berbagai negara

(Shangquan, 2000)

Shangquan menambahkan bahwa negara maju telah memainkan peranan yang dominan dalam proses globalisasi ekonomi. Hal ini dapat dilihat pada volume ekspor, dan jumlah investasi langsung yang dilakukan oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara G7 adalah yang mendominasi selama ini. Peran dominan dari negara berkembang dalam proses globalisasi ekonomi juga tercermin dari kenyataan bahwa merekalah yang menentukan aturan-aturan pertukaran ekonomi internasional. Meskipun aturan permainan saat ini untuk aktivitas ekonomi memiliki aspek yang baik terhadap produksi missal yang tersosialisasi, pada umumnya aturan-aturan ini berada di bawah dominasi negara maju.

Globalisasi juga sering disebut sebagai proses standarisasi internasional, yakni bergerak menuju gaya atau pola tunggal, yang cenderung menghilangkan budaya tradisional dan mematikan UKM local. Contohnya, perusahaan-perusahaan raksasa seperti Microsoft yang mengontrol sistem operasi lebih 90 persen personal computer (PC) yang dijual di pasar dunia saat ini. Atau monopoli yang berkembang dalam perdagangan gandum, industri energi, dan banyak sektor lainnya. Jadi, sebenarnya

globalisasi juga berarti sejumlah kecil perusahaan mengontrol sedemikian rupa total bisnis dalam suatu sektor, yang memungkinkan mereka dapat mengontrol pasar, misalnya dalam industri kimia, komunikasi, bioteknologi, dan keuangan (Heryanto, 2004) berkembang. Tantangan terbesar dalam globalisasi ekonomi adalah mengurangi kemiskinan khususnya di negara-negara berkembang. Kim dan Short (2008) menerangkan bahwa dalam sejarah perkembangannya, globalisasi sebagai salah satu implementasi dari paham kapitalisme telah memicu Global Shift.

Global shift merupakan istilah yang

digunakan oleh Peter Dicken (2007) dalam

menggambarkan perpindahan

(3)

Kota Caracas di Venezuela merupakan salah satu kota yang menerapkan kebijakan ekonomi tertentu agar dapat kompetitif dalam menghadapi globalisasi ekonomi. Namun sebagai kota yang tumbuh di negara yang tengah berkembang, globalisasi ekonomi ini menimbulkan dampak yang sistematis dalam perekonomian Kota Caracas khususnya keterkaitan antara kota dengan wilayah sekitarnya. Permasalahan yang dihadapi oleh Kota Caracas merupakan salah satu kasus yang banyak dialami oleh kota-kota di negara berkembang lainnya di dunia.

STUDI KASUS

Dalam dunia globalisasi saat ini, semakin banyak kota yang mengembangkan hubungan perekonomia dengan kota-kota di luar batas negaranya. Kebijakan perkotaan terhadap pembangunan ekonomi semakin meningkat khususnya dalam konteks daya saing kota dalam pasar internasional. Kondisi tersebut menggambarkan secara singkat apa yang tengah dialami oleh Kota Caracas. Rencana penyesuaian struktur dan ekonomi Venezuela yang diluncurkan tahun 1989 memiliki tujuan mencari bentuk baru dalam intengrasi dengan ekonomi global. Konsekuensi dari recana tersebut, dan jumlah penyesuaian ekonomi yang diimplementasikan setelah itu, sangat dipengaruhi oleh kerasnya dampak dari beberapa “oil financial bubbles” yang telah mengepung Venezuela sebagai hasil dari fluktuasi harga minyak. Kemerosotan kondisi kerja dan pendapatan, dan hubungan pertumbuhan kesenjangan social dan kemiskinan merupakan indikator dari perubahan yang telah terjadi.

Beberapa karkateristik yang membuat Kota Caracas menjadi unik bagi Venezuela adalah :

1. Statusnya sebagai ibukota negara dan pusat pemerintahan nasional,

2. keberagaman yuridiksi nasional dan daerah,

3. Memiliki konsentrasi dari teknologi kegiatan ekonomi dan distrik bisnis yang canggih

4. Memiliki fungsi sebagai titik jasa nasional

Untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut, Caracas memperkuat kontrol nasional dan internasional dan fungsi-fungsi manajemen, dan melakukan perubahan dalam struktur spasial. Penggabungan ke dalam sistem hirarki kota-kota global mencerminkan dinamika global kota terkait dengan proses globalisasi , tetapi dengan perbedaan kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan kota Amerika Latin yang ditandai dengan pemisahan dan pengucilan.

Pada satu sisi, aktivitas ekonomi formal yang terhubung dengan bentuk baru penggabungan global mengalami perkembangan. Hotel-hotel mewah, mall, kantor-kantor pusat baru untuk Stock Exchange dan bangunan lain seperti institusi keuangan dan kantor perusahaan global telah didirikan, dan sistem telekomunikasi telah diperbaharui. Sebagai bagian dari proses globalisasi, perusahaan transnasional membutuhkan jasa-jasa khusus yang kompatibel dengan legal hukum , sistem akuntasi dan karakter wilayah lainnya dimana mereka berlokasi. Oleh karenanya, aktivitas ini menjadi tereksternalisasi dan berkembang secara local, terkadang melalui cabang perusahan transnasional tersebut.

(4)

pendapatan sebelumnya memadai dari sejumlah pekerjaan dan profesi telah terkikis. Pendapatan buruh menurun tajam dan merata, meningkatkan kesenjangan antar kategori pekerjaan dan kelompok dan antar sektor pasar tenaga kerja yang berbeda. Segmen ekonomi ini tidak berartikulasi secara langsung dengan ekonomi global, namun bukan berarti tidak terhubung secara structural dengan logika dominan ekonomi baru dalam beragam cara.

Proses ini terlihat dalam kesenjangan spasial, dalam pasar tenaga kerja dan dalam tingkat pendapatan yang tidak hanya antara Caracas dengan seluruh wilayah di Venezuela namun juga di dalam wilayah metropolitan, selanjutnya, kondisi ini mempengaruhi terjadinya kesenjangan sosial dan kemiskinan. Hal ini diperparah oleh kelembagaan kota dan fragmentasi wilayah sosial setelah restrukturisasi negara sejak akhir 1980-an. Desentralisasi telah membawa pada pembentukan 5 kota, yang baru-baru ini menjadi sebuah otoritas kota metropolitan yang menyeluruh. Namun, kemampuan untuk mengembangkan, mengkoordinasikan dan menerapkan visi strategis yang bertujuan untuk meningkatkan integrasi global kota dan kualitas hidup penduduknya sangatlah terbatas. Selain itu, otoritas metropolitan tidak memiliki yurisdiksi atas pinggiran kota , yang semakin merumitkan kepemerintahan daerah metropolitan . Dapat dikatakan Kota Caracas berkembang semakin besar namun kehilangan daya dalam mengelola kehidupan yang ada di dalamnya. Kesenjangan sosial, spasial, ekonomi ditambah dengan lemahnya pengaruh pemerintah kota dalam intervensi pembangunan menyebabkan globalisasi ekonomi di Kota Caracas cenderung berdampak negatif pada sebagian besar masyarakatnya.

Transformasi ekonomi dan sosial membangkitkan perubahan yang terus berjalan pada konfigurasi wilayah sosial kota-kota besar di Amerika Latin dan dalam mata pencaharian penduduknya, dimana kecenderungan globalisasi adalah menumpangkan kota tradisional dan mengangkat sistem perkotaan yang sangat dinamis dan kompleks. Caracas bukan pengecualian untuk aturan umum ini dan benar merupakan salah satu bukti fitur khas dari Kota Metropolis Amerika Latin akhir abad 20.

Kota Metropolitan Caracas telah berkembang melewati batas alaminya, keberagaman aktivitas, fungsi dan hubungan telah menyebar perlahan pada wilayah yang lebih luas sebagaimana lembah lokasi Kota Caracas menuju titik jenuh pembangunan dan nilai lahan meningkat. Hasil dari perkembangan Wilayah Metropolitan Caracas adalah Lembah Caracas sebagai pusat kawasan perkotaan dan kawasan pinggiran yang terdiri dari 4 kawasan geografis yang dalam perkembangannya terhubung langsung dengan pusat kawasan perkotaan. Kawasan yang pertama kali dikembangkan adalah kawasan Cetral Coast dan Dataran Tinggi Miranda State, yang diikuti oleh Guarenas-Guantire dan, baru-baru ini, Lembah Tuy

Tengah. Meskipun pegunungan

memisahkan sub-wilayah dengan kota intinya, hubungan fungsional antara merekalah yang menetapkan Wilayah Metropolitan Caracas. Pertumbuhan penduduk melambat di Caracas sementara wilayah pinggira mengalami hal sebaliknya, pertumbuhan yang cepat dan menyebar.

(5)

dan oleh pertumbuhan dan pembaharuan kawasan bisnis di dalam kota yang memindahkan kegiatannya ke wilayah pinggiran. Hasilnya adalah penduduk dengan penghasilan tinggi mengelompok di dalam pusat kota sedangkan penduduk kelas menengah dan kelas bawah tinggal di kawasan pinggiran.

Semenjak kawasan pusat kota Caracas dan wilayah pinggirannya mengalami kejenuhan pembangunan, Lembah Tuy Tengah menjadi kawasan pinggiran dengan potensi paling tinggi untuk dikembangkan, dihubungkan dengan ketersediaan lahan dan ditanamkannya sistem rel komuter yang menghubungkannya dengan Caracas. Kondisi ini telah membangkitkan harapan besar pada pertumbuhan lokal diantara bisnis dan populasi penduduk perkotaan setempat, yang mana adalah salah satu elemen kunci perubahan yang terjadi saat ini . Kelompok-kelompok yang tertarik telah datang, organisasi promosi pembangunan lokal bermunculan yang kemudian menjadi partisipan kunci dalam proses dan jumlah serta kompleksitas actor primer dan sekunder meningkat.

Wilayah Lembah Tengah Tuy telah menarik pembangunan real estate yang menyasar pada sektor kelas menengah, mulai dari pembangunan sederhana hingga kota pinggiran dengan infrastruktur lengkap seperti Valles de Chara, dirancang untuk dapay ditempati 10.000 jiwa dan menyediakan seluruh utilitas dan jasa umum termasuk pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi, pusat perbelanjaan, trasnsportasi serta wisata. Wilayah tersebut menjadi pilihan yang layak bagi rumah tangga kelas menengah yang bergantung pada bantuan publik di bawah Undang-Undang Perumahan, sementara perumahan yang saat ini sedang dibangun oleh pemerintahan yang baru memiliki kualitas lebih baik dibandingkan perumahan sebelumnya dan memang

ditujukan pada pasar kelas menengah ke bawah.

Penduduk kelas bawah tertarik pada ekspektasi yang dibangkitkan di dalam wilayah pinggiran Lembah Tengah Tuy menempati lahan-lahan illegal yang luasannya terbatas, sebagian pada sepanjang rel kereta dan sebagian pada lahan-lahan kosong milik pemerintah maupun miliki pribadi. Perbedaan wilayah sosial timbul di dalam area metropolitan, wilayah yang paling dekat dengan Caracas, dengan jasa pelayanan serta utilitas umum terbaik, pelayanan infrastruktur yang luas dan atau iklim terbaik ditawarkan pada kelompok-kelompok atas.

PEMBAHASAN

Apa yang dilakukan oleh Pemerintah Venezuela dengan memberlakukan perubahan structural dan ekonomi guna meningkatkan hubungan dengan ekonomi global merupakan langkah yang sangat wajar dalam menghadapi globalisasi. Ekspektasiny adalah perekonomian di dalam negeri semakin meningkat, modal asing dan investasi juga semakin lancar mengalir dalam sendi-sendi pembangunan, kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik dan terus lebih baik. Namun hal yang tidak disadari pemerintah Venezuela maupun Pemerintah Kota Caracas adalah bahwa globalisasi merupakan implementasi kapitalisme dimana mereka yang bertahan adalah mereka yang sanggup dan fleksibel dalam peta persaingan ekonomi global. Ketika sebuah kota tidak sanggup dalam mengikuti persaingan, maka dampak negatif akan menjadi sangat dominan dalam pelaksanaan globalisasi.

Perkembangan Kota Caracas yang

kemudian membentuk Kawasan

(6)

matang oleh pemerintah setempat. Perluasan kawasan ekonomi dan bisnis menuju wilayah pinggiran karena telah jenuh pada pusat kota, ketiadaan pengamanan ketenagakerjaan untuk siap dalam persaingan serta kualias infrastruktur yang masih rendah menjadi permaslahan yang timbul setelah diluncurkannya program globalisasi ekonomi. Kata kunci dari permasalahan ini adalah komitmen pemerintah. Pemerintah Kota Caracas maupun Pemerintah Venezuela memiliki kewajiban dalam mengintervensi pembangunan yang terjadi di Kota Caracas untuk menghindari ketimpangan dan kesenjangan sosial yang terjadi.

Komitmen pemerintah dalam mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi kota dalam konteks yang sedikit berbeda dapat kita lihat pada studi kasus lain yaitu pada polarisasi kawasan metropolitan Britania Raya yang di deskripsikan oleh Mick Dunford (1995) dalam penelitiannya yang berjudul Metropolitan Polarization, the North-South Divide and Socio-Spatial Inequality in Britain : A Long Term

Perspective . Proses globalisasi telah

mengubah landasan perekonomian Inggris yang awalnya pada sektor industri perlahan berganti pada sektor jasa bisnis dan keuangan. Namun perubahan ini tidak terjadi secara holistik melainkan secara parsial di wilayah selatan (London dan sekitarnya). Kondisi ini telah menimbulkan kesenjangan sosial ekonomi bagi masyarakat di bagian utara Britania dengan masyarakat di bagian selatan (Kota London dan sekitarnya). Selain karena kesenjangan pembangunan, adanya ideology neo-liberal yang diusung oleh sebagian pelaku bisnis di wilayah selatan telah mengubah wajah ekonominya yang semula bercorak industri menjadi jasa financial yang lebih fleksibel terhadap globalisasi. Peran pemerintah menjadi penting disini dalam menciptakan regulasi yang dapat membantu perkembangan wilayah utara agar dapat sejajar dengan wilayah selatan.

Pada contoh kasus lainnya adalah disparitas kawasan antara kawasan utara dan selatan Cyprus seperti yang diungkapkan oleh Rodney Wilson (1994). Pulau Cyprus yang terbelah menjadi kawasan utara yang menganut ekonomi Turki dan kawasan selatan yang menganut ekonomi Yunani. Pada perjalanannya, kawasan selatan pulau yang menganut sistem ekonomi Yunani mengalami perkembangan yang lebih cepat yang ditandai dengan jumlah pembangunan infrastruktur yang lebih tinggi hingga 10kalinya dan jumlah investasi asing yang lebih dominan di kawasan selatan. Kondisi ini menyebabkan terjadinya ketimpangan antara pembangunan Pulau Cyprus bagian utara dengan bagian selatan yang berdampak pada perbedaan pendapatan perkapita penduduk serta nilai tukar mata uang. Wilson menyimpulkan bahwa intervensi politik dalam menggabungkan kedua daerah dengan menganut sistem perekonomian yang sama merupakan solusi paling kuat untuk menghilangkan kesenjangan yang ada dibandingkan dengan pembangunan yang merata. Hal ini karena pemisahan kedua kawasan juga merupakan hasil dari pergulatan politik.

Pada proses globalisasi, masih ada perdebatan terkait dengan komitmen pemerintah dalam intervensinya pada ekonomi. Kim dan Short (2008) menyebutkan terdapat 2 argumentasi terkait dengan peran pemerintah ini :

1. semenjak pembangunan ekonomi menghasilkan keuntungan eksternal bersih yang sangat besar bagi permukiman dan bisnis perkotaan, pemerintah harus bertanggungjawab dalam memfasilitasi pembangunan tersebut

(7)

tentu akan mencapai sebagian besar kota warga

Selain membantu dalam menyikapi perkembangan wilayahnya, pemerintah juga berperan besar dalam menyusun kebijakan yang dapat menciptakan kawasan perkotaan yang berdaya saing. Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Venezuela diyakini memiliki tujuan yang baik yaitu merangsang pertumbuhan kota yang berdaya saing hanya saja kehilangan daya di tengah perjalanannya akibat perencanaan yang kurang matang.

Untuk bisa bertahan dalam arus globalisasi sebuah kota haruslah memiliki nilai daya saing. Beberapa pendapat mengatakan untuk dapat berdaya saing maka kota haruslah dapat membuka pintu yang lebar pada investasi. O’Flaherty (2005) merumuskan daftar beberapa inisiatif kebijakan menonjol yang dirancang untuk mempromosikan pembangunan ekonomi perkotaan dan untuk membuat kota diinginkan bagi calon investor. :

1. Meringankan Pajak

2. Melewati pemotongan pajak yang ditargetkan

3. menawarkan insentif yang telah disesuaikan, seperti subsidi melalui infrastruktur, tanah atau program pelatihan

4. Menghubungkan insentif spesifik pada keluaran spesifik

5. Mengurangi peraturan

6. mengalokasikan perusahaan dan pemberdayaan zona perkotaan untuk lingkungan dalam kota yang mengalami tekanan ekonomi

7. Membangunan stadium dan arena olahraga baru

Kebijakan di atas bisa jadi telah dicanangkan di dalam kebijakan Rencana penyesuaian struktur dan ekonomi Venezuela, namun hal yang kurang mendapat perhatian adalah fakta bahwa kompetitif juga dinilai dari faktor

sumberdaya yang dimiliki, baik itu sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Darwanto (2002) menyebutkan bahwa salah satu prinsip dasar pembangunan kota dan wilayah adalah mengenali potensi ekonomi yang dimiliki termasuk di dalamnya dinamika penduduk serta proses urbanisasi yang terjadi.

Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama pertumbuhan ekonomi, yang mampu menyebabkan suatu wilayah berubah cepat dari desa pertanian menjadi agropolitan dan selanjutnya menjadi kota besar. Pertumbuhan penduduk terjadi akibat proses pertumbuhan alami dan urbanisasi. Petumbuhan alami penduduk menjadi faktor utama yang berpengaruh pada ekonomi wilayah karena menciptakan kebutuhan akan berbagai barang dan jasa. Penduduk yang bertambah membutuhkan pangan. Rumah tangga baru juga membutuhkan rumah baru atau renovasi rumah lama berikut perabotan, alat-alat rumah tangga dan berbagai produk lain. Dari sini kegiatan pertanian dan industri berkembang (Darwanto, 2002).

Masalah lain yang juga dihadapi pemerintah kota dalam menanggulangi kesenjangan adalah pembiayaan pembangunan. Kota-kota pada negara berkembang memiliki permasalahan pembangunan yang mendasar yaitu

ketidakmampuan pembiayaan

pembangunan. Anggaran pembangunan yang terbatas mengakibatkan pembangunan infrastruktur dasar menjadi terhambat khususnya pada wilayah-wilayah tertinggal. Akibatnya adalah terjadinya ketimpangan pembangunan antar kawasan.

(8)

dalam Luo dan Shen (2008) Partnership

dapat didefinisikan sebagai persekutuan secara organisasi maupun institusi diantara organisasi sektor publik (pemerintah) dengan sektor privat. Pendekatan

partnership bahkan sering digunakan dalam

studi regenerasi kota dan pembangunan Africa-kerjasama masing-masing antar kota. Dalam analisisnya terhadap politik perkotaan inggris, Baley dkk (1995) berpendapat bahwa kerjasama antar kota merupakan salah satu jenis persekutan strategis. Sehingga, pendekatan partnership

dapat dikembangkan pada skala regional, khususnya pada kerjasama antar kota. Salah satu contoh pendekatan partnerhip

dalam meningkatkan daya saing kota guna menghadapi globalisasi adalah Kerjasama antar kota yang berada pada kawasan delta sungai Yangtze, Tiongkok. Kawasan Delta Sungai Yantze (YRD, Yangtze River Delta) meliputi seluruh kota Shanghai, Bagian Selatan Provinsi Jiangsu dan Bagian Utara Provinsi Zhejiang. Wilayah ini memiliki luas 109.600 Km2 termasuk di dalamnya 8 prefektur setingkat kota sepanjang Sungai Yangtze di Provinsi Jiangsu, 7 prefektur setingkat kota di utara Provinsi Zhejiang, dan Kota Zhanghai dengan total 16 kota. Dengan pendalaman proses globalisasi dan kompetisi kota yang semakin intensif, seluruh kota yang ada di YRD secara cepat menyadari bahwa kerjasama antar kota sangat esensial untuk meningkatkan daya saing mereka dalam kompetisi tingkat tinggi ekonomi dunia. Meskipun persaingan antar kota masih umum terjadi di dalam YRD, semakin banyak pula kerjasama antar kota yang terjadi di YRD belakangan ini. Tiga jenis upaya kerjasama dengan cara

mobilisasi yang berbeda-beda telah dilakukan yaitu :

1. Hierarchical Partnership

Pendekatan ini mengacu kerjasama yang dinisiasi oleh pemerintah pada level yang lebih tinggi yang diimplementasikan dengan sikap top-down. Banyak kasus yang dapat digunakan sebagai contoh seperti perencanaan SCW dan Perencanaan Kota-Wilayah Xuzhou.

2. Spontaneous Partnership

Pendekatan ini merupakan kebalikan dari kerjasama hirarki. Bila kerjasama hirarki menekankan pada struktur kerjasama, maka kerjasama spontan muncul karena kesamaan ketertarikan secara spontan. Forum CUE dan Forum 2 Provinsi dan 1 kota di wilayah YRD merupakan contoh dari pendekatan ini

3. Hybrid Partnership

Pendekatan ini merupakan situasi antara kerjasama hirarki dengan kerjasama spontan. JZJ dan Joint Port Development antara Zhejiang dan Shanghai merupakan Hybrid Partership, dimana kerjasama ini dinisiasi oleh pemerintahan pada level bawah dengan keikutsertaan aktif dari pemerintah level atas. Sebagian besar pembangunan kerjasama seperti itu melintasi batas pembangunan antar kota.

Dalam globalisasi, pendekatan partnership

(9)

KESIMPULAN

Pemerintah memiliki peranan yang sangat strategis dalam menciptakan nilai daya saing kota di tengah globalisasi ekonomi. Peran pemerintah semakin vital pada kota-kota di negara berkembang karena kerentanan kawasan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Pemerintah dapat memainkan peranan secara signifikan melalui intervensi kebijakan pengaturan pasar tenaga kerja, investasi asing, pembangunan infrastruktur serta perjanjian kerjasama dengan pihak asing dalam pembiayaan pembangunan.

Dalam membangun daya saing kota hal-hal yang harus diperhatikan adalah potensi yang dimiliki, khususnya potensi sumberdaya manusia karena potensi inilah yang menjadi pemain penting dalam proses globalisasi dewasa ini.

Dalam proses globalisasi, sebuah kota tidak dapat bermain sendiri untuk dapat bertahan melainkan harus bekerjasama dengan pihak lainnya demi mempertahankan dan meningkatkan daya saing kota meskipun persaingan itu sendiri sedang berlangsung secara simultan. Pemerintah kota harus pandai-pandai dalam melakukan pendekatan kerjasama pembangunan agar bentuk kerjasama yang dilakukan memberikan efek positif dan efek domino yang baik bagi pembangunan perekonomian kota.

Ketidakberdayaan pemerintah kota metropolitan Caracas merupakan kelemahan mendasar yang menciptakan ketimpangan pembangunan antara kawasan pusat kota dengan wilayah pinggirannya. Pemerintah tidak melakukan intervensi kebijakan yang optimal agar masyarakat di kawasn pinggiran dapat menikmati kehidupan yang layak agar dapat bertahan dalam arus globalisasi yang ironisnya dibuka oleh pemerintah Venezuela sendiri.

Apa yang terjadi di Kota Caracas merupakan salah satu gambaran apa yang terjadi pada kota-kota negara berkembang di tengah globalisasi saat ini. Ketimpangan pembangunan menjadi isu utama setelah kemiskinan. Globalisasi ekonomi dalam perspektif kota-kota berkembang cenderung membawa dampak negatif, oleh karenanya komitmen pemerintah dalam mengatasi kesenjangan ini menjadi senjata utama agar persepektif globalisasi ekonomi dapat diluruskan menjadi upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesejahteraan masyarakat lokal terhadap pasar internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Cariola, Cecilia and Lacabana, Miguel (2003), Globalization and Metropolitan Expansion : Residential Strategis and Livelihoods in Caracas and Its Perphery, Environment & Urbanization Volume 15 No.1 April 2003

Dunford, Mick (1995), Metropolitan Polarization, the North-South Devide and Socio Spatial Inequality in Britain : A Long

Term Perspective, European Urban and

Regional Studies 1995 ; 2 ; 145, SAGE Publication

Wilson, Rodney (1994), Regional Disparities Between the North and South of Cyprus : A Challenge for Re-Integration, European Urban and Regional Studies 1994; 1 ; 69, SAGE Publication

Luo, Xiaolong and Shen, Jianfa (2009), A Study on Inter-City Cooperation In The

Yangtze River DeltaRegion, China, Habitat

(10)

Park Square, Milton Park, Abingdon, Oxon, OX14 4RN

Shangquan, Gao (2000) Economic Globalization: Trends, Risks and Risk

Prevention , CDP Background Paper No. 1,

United Stated Development Policy and Analysis Division Department of Economic and Social Affairs, New York.

Fischer, Stanley (2003) Globalization and Its Challenge, papper disampaikan pada pertemuan American Economic Association di Washington, DC pada 3 Januari 2003 Darwanto, Herry (2002), Prinsip Dasar

Pembangunan Ekonomi Daerah, Majalah

Referensi

Dokumen terkait

Hendriani (2006) stated that parents and family member acceptance on children with special needs will affect their attitude and behavior in supporting the children

Prosesi mapag panganten adalah bentuk pertunjukan yang disajikan pada.. acara-acara

Hasil optimum tablet ibuprofen yang diperoleh dengan program optimasi Design Expert yaitu formula dengan konsentrasi amilum kulit pisang pada konsentrasi 3,08%,

Pada siklus III diperoleh data prosentase aktivitas belajar siswa mencapai 77,84% dengan rata-rata hasil belajar siswa 79,21 dengan ketuntasan belajar sebanyak 92,10%.Nilai

Indikator pada tampilan labview akan menyala apabila terjadi pergeseran tanah ke depan, samping kanan maupun samping kiri sehingga dapat mengetahui bahwa sensor tersebut

Berdasarkan hasil analisis Pearson Product Moment diperoleh nilai Pearson Product Moment (r) sebesar 0,888 dengan taraf signifikan ( p-value ) sebesar 0,000 (

3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan intra kukurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang