• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN STRATEGY BLUE OCEAN PROGRAM BI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN STRATEGY BLUE OCEAN PROGRAM BI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN STRATEGY BLUE OCEAN PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING PADAA PENDIDIKAN FORMAL DI ERA GLOBALIASI

Drs. H. Sultani, M.M.Pd & Dr. H. Jarkawi, M.M.Pd Universitas Islam Kalimantan

Syeckh Muhammad Arsyad Al-Banjary (UNISKA MAB) Email- jarkawi010462@gmail.com

Ringkasan

(2)

1. Pengantar

Kompentisi kehidupan manusia sekarang ini penuh dengan persaingan yang sangat ketat, menuntut suatu strategi yang benar-benar harus menciptakan hal-hal yang baru dengan mengurangi hal-hal yang konvensional untuk menemukan dan menciptakan suatu dunia baru yang menjanjikan untuk dicapai dan dilakukan oleh setiap manusia. Termasuk dalam dunia pendidikan sekarang ini dalam memasuki era globalisasi dengan persaingan dan kompetisi yang sungguh memerlukan energy untuk berpikir menemukan suatu dunia pendidikan yang baru dan menjanjikan akan kesejahtraan lahir dan batin, dunia dan akhirat bagi masyarakat pendidikan pada umumnya, dan peserta didik pada khususnya. Bukan sebaliknya dunia pendidikan hanya bergerak di sektor yang kurang menantang akibatnya menjadikan output pendidikan kurang mampu bersaing dan berkomptesi, kalaupun masuk hanya mampu dalam katagori level lower manajemen, sedangkan livel midel dan level top manajemen pendidikan akan terisi oleh output yang memeiliki strategi yang mampu berselancar dilaut samudara persaingan dan kompetisi. Indonesia, dilihat peringkat pendidikan dunia berada pada urutan ke 69 dibandingkan dengan negara tetangga siangapur urutan pertama dari 76 negara.

(3)

learn faster and adpt faster to changes in the environment or they simply will not survive”

Bimbingan dan konseling bagian yang integral dalam pendidikan tidak terlepas dari berbagai persaingan dan kompetisi yang memerlukan suatu keahlian dan ketrampilan dalam pengelolaan pendidikan yang mampu mengarungi lautan biru penuh gelombang dan badai dalam dunia pendidikan pada umumnya dan dunia persekolahan (pendidikan formal) pada khususnya, dimana proses perkembangan peserta didik ditengah-tengah lautan kemajuan ilmu pengetahuan yang cukup menantang dan membahayakan perkembangan peserta didik, apabila tidak mampu dan kurang ahli dalam berkompetisi dan bersaing, tidak menutup kemungkinan akan dapat mengakibatkan kemerosotan kehidupan selanjutnya dan memasuki dunia kegelapan dan kegelisan yang cukup kritis. Sekarang narkoba yang jelas membahayakan perkembangan baik fisik, psikhis, psikologis serta sosiologis peserta didik telah masuk kesekolah mulai tingkat pendidikan sekolah dasar sampai dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas bahkan perguruan tinggi, sebagaimana pemberitaan di media masa. Breaking News. 4 Mei 2016. Peredaran narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena pengguna narkoba sudah menjalar kesemua lini kehidupan masyarakat Indonesia, dijelaskan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Polisi Budi Waseso mengatakan tak bisa di pungkiri Indonesia menajdi tujuan utama para badar narkoba. Bahkan akhir-kahir ini telah terjadi prilaku kriminal seorang mahasiswa telah melakukan penusukan terhadap dosennya sampai dosen tersebut menghembuskan nafas terakhirnya. Berita Medan, KOMPAS.com. Senin 2 Mei 2016 cekcok soal skripsi, Mahasiswa Bunuh Dosennya.

(4)

dipengaruhi oleh sistem tata kelola dan sistem tata kelola tersebut telah terperinci dengan ditetapkannya Permendiknas No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah. Tata kelola pendidikan sebagaimana tertuang dalam Permendiknas tersebut. 1) Perencanaan program; 2) Pelaksnaan recana kerja; 3) Pengawasan dan Evaluasi; 4) Kepemimpinan; 5) Sistem informasi manajemen; 6) Penilaian. Usman (2008:10) menjelaskan manajemen bermanfaat untuk terwujudnya suasan belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kriatif, efektif, menyenangkan dan bermakna (PAKEMB). Terbentuknya peserta didik aktif, terpenuhinya kompetensi tenaga kependidikan dan tercapainya tujuan pendidikan serta teratasinya masalah mutu pendidikan. Lebih jelasnya lagi Priansa (2015:30) menyatakan bahwa keberhasilan dan kesuksesan guru bimbingan dan konseling dalam merencanakan program bimbingan dan konseling, melaksanakan, mengevaluasi dan Fulow up membutuhkan ketrampilan manajerial.

.

2. Masalah

Perkembangan dunia bimbingan dan konseling dengan persaingan dalam mengantisipasi perubahan yang sangat dahsat dan membahayakan serta penuh dengan peperangan sebagaimana diungkapkan pada pengatar telah menjadi suatu permasalahan yakni :

2.1 Seperti apa perkembangan dunia bimbingan dan konseling sekarang ?

2.2 Apakah dengan manajemen program bimbingan dan konseling sekarang mampu mengantisipasi perkembangan dunia pendidikan formal diera globalisasi ?

2.3 Bagaimana Management Strategy Bloe Ocean Program Bimbingan dan Konseling sebagai suatu konsep?

3. Pembahasan

3.1 Pendidikan Formal Di Era Global

(5)

karakter peserta didik dan peradaban bangsa, dengan tujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakep, kraitif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagaimana dirumus dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 dan 3 yang menyatakan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bagsa dan negara. Pendidikan merupakan suatu proses kesadaran dalam membentuk manusia untuk berilmu, berpengetahuan, berakhlak, berkepridian, berkeyakinan dengan baik dan benar sehingga terbebas dari kemiskinan, kebodohan, lemah keimanan dan karakter yang kurang baik. Kurniadin (2014: 111) menyatakan pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.

Pendidikan formal merupakan salah satu jalur pendidikan yakni pendidik formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Sekolah merupakan suatu pendidikan formal sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 13. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

(6)

pada tatanan kebijakan sistem secara nasional, tatanan institusi, tatanan manajerial dan tatanan teknis.

Pendidikan berkualitas dan berdaya saing diarea globalisasi sangat dibutuhkan dalam rangka menciptakan sumberdaya manusia berkualitas dan berdaya saing, mengingat globalisasi menjadi suatu kondisi kehidupan penuh persaingan dan tantangan. Sumber daya manusia merupakan penentu dalam keberhasilan untuk menghadapi era globalisasi sebagaimana dijelaskan Kenichi Ohmae 1990 (dalam Suharsaputra. 2015 :2) bahwa manusia merupakan satu-satunya alat yang benar dalam menciptakan kekayaan dan begitu juga dikemukakan Robinson & Robinson (dalam Suhasaputra. 2015:2) bahwa keunggulan kompetitif satu organisasi menuntut pekerja berkinerja unggul, dan implementasinya adalah bahwa pendidikan baik dalam tatanan sistem serta kebijakan khususnya dalam organisasi kelembagaan perlu terus mencermati berbagai perubahan yang terjadi.

Dalam kehidupan global sekarang ini, batas antar negara dan benua secara fisik dan geografi bukan menjadikan permasalahan dalam kehidupan global, namun yang terpenting adalah penguasaan ilmu pengetahuan, komonikasi dan teknologi. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan terampil teknologi serta berkemampuan dalam berkomonikasi menjadi terberdayakan dalam menghadapi kehidupan global.

(7)

3.2 Kedudukan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling dalam ranah pendidikan jalur pendidikan formal merupakan suatu keharusan, karena peranan dan fungsinya sangat penting dalam sistem pendidikan. Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan peserta didik pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri dan membentuk individu yang beguna bagi Masyarakat, Bangsa, dan Negara. Kartadinata & Dkk (2007:25) menjelaskan wilayah layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kedudukan Bimbingan dan Konseling Pada Jalur Pendidikan Formal

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 111 Tahun 2014 Pasal 1 Butir No 1 Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah sangat jelas kedudukan Bimbingan dan Konseling di jalur pendidikan formal, bahwa Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.

3.3 Perkembangan Dunia Bimbingan dan Konseling

(8)

Indonesia) dan perkembanan bimbingan dan konseling pada khususnya (di Indonesia). Yusuf & Nurihsan (2014:94). Perkembangan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia berbeda dengan di Amerika. Perkembangan layanan bimbingan dan konseling di Amerika dimulai dari usaha perorangan dan dari pihak swasta, kemudian secara berangsur-rangsur menjadi usaha pemerintah. Kemudian perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia kegiatannya di sekolah dan usaha-usaha dari pemerintah.

Layanan bimbingan dan konseling di Indonesia telah mulai dibicarakan secara terbuka seja 1962, hal ini seiring dengan perubahan sistem pendidikan. Di SMA awal mulai penjurusan, dimulai pada kelas I kemudian berubahan menjadi di kelas II, program penjurusan ini merupakan respon akan kebutuhan untuk menyalurkan para peserta didik ke jurusan yang tepat bagi dirinya secara perorangan. Kemudian Winkel & Hastuti (2007:53) menambahkan sejarah pelayanan bimbingan dan konseling sebagai usaha professional di Indonesia tidak sepanjang sejarah di Amerika, pelayanan ini sejak awal dipusatkan diberaneka ragam lembaga pendidikan di sekolah, terutama di jenjang pendidikan menengah. Secara formal pelayanan bimbingan dan konseling mulai diintrodusir pada awal tahun 1960-an dan mendapat dorongan dari berbagai factor dalam kehidupan masyarakat.

Layanan bimbingan dan konseling di jalur pendidikan formal sampai saat ini selalu menunjukan perkembangan yang signifikan dalam rangka mendedikasi diri bahwa layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan di dunia pendidikan serta menunjukan bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu layanan professional yang berperan dan berfungsi untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik di jenjang dan jalur pendidikan formal sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sebagai salah satu bukti bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan yang professional yakni pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 111 Tahun 2014 Pasal 1 Butir No 4-5 Pasal Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah:

No. 3 Konselor adalah pendidik profesional yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan telah lulus pendidikan profesi guru Bimbingan dan Konseling/konselor.

(9)

Layanan bimbingan dan Konseling saat ini mempunyai pondasi/ landasan yang kokoh untuk mendedikasikan bahwa layanan bimbingan dan konseling ini merupakan layanan professional seperti yang telah dikemukan oleh Prayitno (2013-135-180) menjelaskan mengenai landasan layanan bimbingan dan konseling: (1) filosofis, (2) relegius, (3) psikologis, (4) sosial budaya, (5) ilmiah dan tenologis, (6) pedagogis. Kemudian layanan bimbingan dan konseling memfasilitasi perkembangan peserta didik melalui 4 bidang layanan, yakni : (1) Pribadi, (2) Sosial, (3) Belajar, dan (4) Karir. Jenis layanan bimbingan dan konseling menurut Nurihsan (2012:27-35) yakni: (1) layanan dasar bimbingan, (2) layanan responsive, (3) layanan perencanaan individual, dan (4) dukungan sistem. Selain itu juga layanan bimbingan dan konseling yang professional ini mempunyai program layanan yang rinci, sistematis, objektif, logis, serta berkelanjutan dalam wujud : (1) program tahunan, (2) program semesteran, (3) program bulanan, (4) program mingguan, dan (5) program harian.

3.4 Manajemen Program Bimbingan dan Konseling

(10)

dan menjadi tuntutan serta kebutuhan yang tidak bisa dihindari dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Ditambahkan Myrick 2003 (dalam Furqan. 2014 : 21) menyebutkan bahwa acountabilitas program bimbingan dan konseling merupakan sebagai suatu tuntutan.

Program bimbingan dan konseling yang acountabel tentunya harus dilakukan dengan melakukan suatu manajemen strategi yang mampu menjawabnya, dengan blue ocean strategy, guru bimbingan dan konseling harus berani keluar dari comfort zone agar dapat berinovasi dan berkriasi dalam pengelolaan suatu program bimbingan dan konseling yang acountabel untuk menciptakan dunia baru dalam program bimbingan dan konseling tanpa harus mengalahkan atau menghancurkan, akan tetapi membuka peluang baru dan market yang inovatif sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan stakeholder dan peserta didik sebagai premery coustumer service agar peserta didik dapat berkembang dan kriatif, efektif dan produktif serta bermakna bagi kehidupannya di masa depan yang penuh tantangan dan gelobang arus perubahan tidak terduka dan tidak terbayangkan sebelumnya. Peserta didik akan siap untuk berselancar diatas arus gelombang dan badai arus perubahan di era globalisasi.

Bimbingan dan konseling dalam suatu pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling komprehensip, bahwa manajemen bimbingan dan konseling merupakan dukungan sistem pada pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Nurihsan (2012: 39) menyatakan bahwa program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, tereselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu dan berdaya saing dengan sistematis, dan terarah. Sebagaimana juga dikemukakan oleh Stone 1989 (dalam Nurihsan. 2012: 39) menyatakan pendapatnya “management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals”

3.5 Management Strategy Bloe Ocean Program Bimbingan dan Konseling

(11)

Produk yang baru bersipat inovatif berbeda secara radikal dari sesuatu yang sudah ada dan tersedia serta memberikan rasa nyaman dan aman bagi individu yang berkepentingan dalam comfort zone.

Dalam blue ocean strategy yang perlu diperhatian dan sebagai suatu dasar pijakan dalam melakukan suatu perubahan adalah suatu inovasi nilai yang merupakan suatu pijakan atau dasarnya. dari suatu nilai yang setara dengan inovasi. Inovasi nilai setara dengan nilai-nilai dan inovasi. Nilai tanpa inovasi ada kecendruangan pada penciptaan nilai dalam sekala besar. Inovasi tanpa nilai cendrung bersifat mmengandalkan teknologi, furistik, dan menuju sesuatu yang belum siap diterima dan dikonsumsi oleh konsumen. Inovasi nilai merupakan suatu terobosan baru dalam memikirkan dan melakukan strategi yang menuju pada pembentukan laut samudra biru dan menghindari kompetisi. Penciptaan samudra biru merupakan suatu strategi untuk mengefesiensikan dan meningkatkan nilai coustumer, karena nilai coustumer berasal dari manfaat dan jasa yang ditawarkan.kepad coustumer, dan jasa yang ditawarkan berasal dari aktivitas kegiatan suatu program. Maka inovasi nilai tercapai ketika seluruh sistem pelaksanaan dalam suatu kegiatan, baik program, sumber daya manusia, dan jasa bersinergi secara integral. Inovasi nilai lebih dari standar nilai. Inovasi nilai merupakan suatu strategi merangkul seluruh sistem kegiatan pelaksanaan program. Inovasi nilai menuntut adanya kesatuan arah dan integral dari suatu sistem mencapai tujuan untuk lompatan bagi coustumer dan jasa dari suatu program.

(12)

terintergralkan dan tertuju kepada program yang dilaksanakan selalu bersinergi. Inovasi nilai program dipandangan para personil sekolah, orang tua dan peserta didik dalam satu visi dan misi serta program bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling dengan lompatan-lompatan perubahan di era globalisasi. Hal ini dapat digambarkan bahwa inovasi merupakan suatu pijakan blue ocean strategy dalam program bimbingan dan konseling di sekolah pada jalur pendidikan formal dengan pola yang dikembangkan Kim, W. Chan & Mauborgne, Renee. 2006 sebagai berikut :

Gambar 3.5.1 : Upaya Bersama Dalam Mengejar Diferensiasi dan Jasa Bimbingan dan Konseling yang Rendah

3.6 Kerangka Kerja Blue Ocean Strategy

Kerangka kerja blue ocean strategy merupakan suatu patokan dalam melaksanakaan program layanan bimbingan dan konseling yang acountabel dengan suatu pijakan dari hasil analisis internal dan eksternal bimbingan dan konseling sebagai mana diungkapkan Kim, W. Chan & Mauborgne, Renee. 2006 dalam bukunya Blue Ocean Strategy yaitu : 1) factor apa saja yang harus dihapuskan dari factor-faktor yang telah diterima begitu saja; 2) faktor-faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar; 3) factor apa saja yang harus dihapuskan dari factor-faktor yang harus ditingkatkan hingga di atas standar; 4) factor apa saja yang harus dihapuskan dari factor-faktor yang belum pernah ditawarkan sehingga harus diciptakan. Dari apa yang dikemukakan tersebut dapat dijelaskan kedalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal melalui program bimbingan dan konseling yakni sebagai berikut :

(13)

3.6.2 Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga dibawah standar, artinya program bimbingan dan konseling yang dirancang setelah melakukan evaluasi dan dianalisis need asessmen dan factor internal dan eksternal tentunya program dibawah standar harus dikurangi

2.6.3 Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar, artinya program bimbingan dan konseling yang dirancang setelah melakukan evaluasi dan dianalisis need asessmen dan factor internal dan eksternal tentunya program harus ditingkatkan diatas standar

2.6.4 Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan sehingga harus diciptakan , artinya artinya program bimbingan dan konseling yang dirancang setelah melakukan evaluasi dan dianalisis need asessmen dan factor internal dan eksternal tentunya program yang belum pernah ditawarkan sehingga diciptakan. Seperti program bimbingan dan onseling dengan pendekatan psikoteologi, psikoedukasi, psikoekologi, psikoekonomi, psikososial, psikoetnik

Dengan mempertimbangkan dan memperhatikan hasil dari ke empat factor sebagai pijakan dalam melakukan inovatif pelaksanaan bimbingan dan konseling dituntut suatu kemampuan berkriasi dan berinovasi dalam merancanakan program layanan bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal. Lebis jelasnya dapat digambar sebagai berikut :

Gambar 3.5.2 : Kerangka Kerja Blue Ocean Strategy

(14)

Gambag 3.6.1 : Roadmap Management Startegy Blue Ocean

4. Penutup

4.1 Perkembangan dunia bimbingan dan konseling menuntut suatu perubahan yang mendasar dalam memeneg program bimbingan dan konseling yang evektif, kriatif, produktif dan outcomes

4.2 Manajemen Program Bimbingan dan Konseling merupakan bagian yang integral dalam menciptakan suatu proses pendidikan yang kompetitif dan bersaing bahkan berperang di era globalissi menuju masa depan yang bermutu dan beradaya saing. 4.3 Manajemen Strategi Bloe Ocean Program Bimbingan dan Konseling merupakan

suatu alternatif yang menajnjikan akan mampu dalam berkompetesi dan berperang dengan suatu perubahan yang inovatif dan kriatif untuk keluar dari confort zone.

RUANG LINGKUP SEKOLAH

RUANG LINGKUP LOKAL DAN GLOBAL

PROGRAM ACOUNTABEL

MANUSIA DENGAN KOMPETENSI

BLUE OCEAN

PROGRAM BK

MANAGEMEN STRATEGY BLUE OCEAN

PROGRAM BK INOVATIF

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Badrujaman, Aip. 2014. Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Indeks

Furqan. Badrujaman, Aip. 2014. Model Evaluasi Layanan Dasar Berorentasi Akuntabilitas. Jakarta : Indeks

Kartadinata & DKK. 2007. Pentataan Pendiidkan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jarkarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Kim, W. Chan & Mauborgne, Renee. 2006. Blue Ocean Strategy. Published by INSEAD Blue Ocean Strategy Institute in Fall, 2015

Kuniadin, Didi. Machall, Imam. 2014. Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Jojakarta : Ar-Ruzz Media

Mulyasana, Dey. 2011. Pendidik Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mutohar, Prim Masrokan. 2014. Manajemen Mutu Sekolah Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam. Jojakarta : Ar-Ruzz Media

Nurihsan, Achmad Juntika. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Refika Aditama

Nurihsan, Achmad Juntika. 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud.

Prayitno. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Priansa, Donni Juni, 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. 2015 Manajemen Pendidikan Perguruan Tinggi. Bandung : Refika Aditama

Tilaar, H.A.R. 2015. Pedagogik Teoritis Untuk Indonesia. Jakarta : Kompas

TIM Redak Fokusmedia. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 SISDIKNAS. Bandung : Fokusmedia

Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara

Winkel, W.S & Hastuti, Sri M.M. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan Bimbingan dan Konseling Pada Jalur Pendidikan Formal
Gambar 3.5.1 : Upaya Bersama Dalam Mengejar Diferensiasi dan Jasa Bimbingan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menentukan daerah contoh kecil (sampel) digunakan tool AOI (Area Of Interest), dimana tool ini adalah alat dalam menentukan titik pada citra yang akan diklasifikasikan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme praktik jual beli barang-barang pokok untuk keperluan hajatan di desa Karanganyar Weru Sukoharjo dari pihak penjual

oleh negara-negara berkembang. Alasan utamanya adalah pertimbangan dampak hubungan luar negeri, dimana gejolak perdagangan luar negeri sangat berpengaruh pada

Bradyrhizobium +mos+mikoriza isolat tanah gambut (A11), dengan sangat nyata meningkatkan pH tanah, serta dengan nyata meningkatkan tinggi tanaman umur 5 MGST. 3)

Anisa ingin mengetahui berapa banyak nilai uang yang harus diinvestasikan di Bank saat ini, jika tingkat bunga di Bank per tahun 15 persen (bukan bunga majemuk) agar supaya pada

Pengaruh social media terhadap tahapan pembentukan brand awareness xl sebagai penyedia jasa layanan mobile internet!. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Rencana pembangunan daerah yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2018 Kabupaten Bangkalan akan mengacu pada

Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan Dan Motivasi Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Organisasi Perangkat