• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pemberian minyak kelapa virgin terhadap sekresi air susu ibu dan pemeriksaan asam lemak rantai sedang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pemberian minyak kelapa virgin terhadap sekresi air susu ibu dan pemeriksaan asam lemak rantai sedang."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air susu ibu (ASI)

Air susu ibu sangat diperlukan selama masa pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Selain mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan, ASI juga

meningkatkan daya tahan tubuh dan mengandung antibakteri dan antivirus yang

melindungi bayi terhadap infeksi. Air susu ibu sebagai makanan tunggal akan

cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia empat

sampai enam bulan (Khairunniyah, 2004).

Air susu ibu menurut stadium laktasi:

i) Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar

mammae, dari hari pertama sampai hari ketiga dan sangat penting diberikan

kepada bayi untuk membangun sistem pertahanan tubuh. Jika dibandingkan

dengan susu matur (matang), kolostrum lebih banyak mengandung protein,

kolesterol, lesitin, vitamin yang larut lemak, antibodi, mineral terutama: natrium,

kalium dan klorida, sedangkan kandungan karbohidrat, lemak dan total energi

lebih rendah, pH lebih alkalis dan bila dipanaskan akan menggumpal. Komposisi

kolostrum ini sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada hari-hari pertama

kehidupannya (Soetjiningsih, 1997).

ii) Air Susu Peralihan

Merupakan air susu ibu peralihan dari kolostrum sampai menjadi air susu

(2)

makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat, lemak dan volume air susu ibu

semakin meningkat dibanding kolostrum (Soetjiningsih, 1997).

iii) Air Susu Matur (Matang)

Merupakan air susu ibu yang disekresi pada hari kesepuluh dan seterusnya,

komposisi relatif konstan mulai minggu ketiga sampai minggu kelima, cairan

berwarna putih kekuningan. Pada Ibu yang sehat dimana produksi air susu ibu

cukup, air susu ibu ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan

cukup untuk bayi sampai umur enam bulan (Soetjiningsih, 1997).

2.1.1 Komposisi Air Susu Ibu (ASI)

Air susu ibu mengandung sekitar 88 % air per 1 gram air susu ibu, 1,10%

protein yang sesuai untuk pertumbuhan dan kondisi ginjal bayi dan 3,50-4,50%

lemak. Walaupun kuantitas protein air susu ibu rendah dibanding susu sapi,

namun kualitasnya lebih baik. Kadar lemak dalam air susu ibu lebih tinggi,

namun mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam air susu ibu terlebih

dahulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat

di dalam air susu ibu (Soetjiningsih, 1997).

Air susu ibu mengandung asam lemak jenuh yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan bayi. Kandungan asam lemak jenuh memberikan manfaat besar

terhadap kesehatan bayi diantaranya asam lemak jenuh rantai sedang disintesis

oleh kelenjar mammae melalui sirkulasi yang panjang (Alexandra et al., 2009;

Spear et al., 1992).

Kadar vitamin di dalam air susu ibu diperoleh dari asupan makanan ibu

yang harus cukup dan seimbang. Komposisi vitamin A dan C di dalam air susu

(3)

dalam jumlah yang sedikit, sehingga bayi yang prematur atau bayi yang kurang

mendapatkan sinar matahari, dianjurkan untuk diberi suplementasi vitamin D

(Suharjo, 1996).

Komposisi asam lemak, nutrisi dan vitamin di dalam air susu ibu dapat dilihat

pada Tabel 2.1.

Tabel. 2.1 Komposisi asam lemak, nutrisi dan vitamin di dalam air susu ibu Asam lemak jenuh (%)

Asam lemak tidak jenuh (%)

Asam oleat 36,40

Asam linoleat 8,30

Asam linolenat 0,40

Komposisi nutrisi ASI untuk setiap (100 ml)

Protein (g) 1,20

Asam nikotianat (mg) 0,17

(4)

Biotin (mcg) 0,40

Vitamin B12 (mcg) 0,03

Vitamin C (mg) 4,00

Sumber: Maheswari dan Ronny, 2008).

2.1.2 Manfaat Air Susu Ibu (ASI)

Air susu ibu merupakan makanan sumber nutrisi yang terbaik untuk bayi

karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki dibanding air susu yang lain. Manfaat

yang diperoleh baik untuk bayi maupun ibu, antara lain: komposisi air susu ibu

sangat cocok dengan fungsi pencernaan bayi yang belum lengkap ataupun bayi

dengan lahir prematur, komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi menurut usia

bayi, mengandung zat pelindung yang dapat menghindarkan bayi dari berbagai

penyakit infeksi, terutama karena konsentrasi Immunoglobulin A (IgA) yang

tinggi dalam kolostrum, sehingga sangat efektif melawan organisme patogen

ketika sistem imum bayi belum sepenuhnya terbentuk (Rutishauser, 1996).

Pemberian air susu ibu juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

terjalin hubungan yang lebih erat antara ibu dan bayi, mempercepat pengembalian

uterus ke kondisi awal dan penyembuhan paska melahirkan, menghindari

kemungkinan menderita kanker payudara pada masa mendatang dan dengan

menyusui kesuburan ibu akan berkurang untuk beberapa bulan kedepan

(membantu program keluarga berencana, KB) (Soetjiningsih, 1997; Suradi dan

Utami 2008).

Pemberian air susu ibu ekslusif yaitu pemberian air susu ibu sampai bayi

umur enam bulan yang memberikan dampak positif bagi kesehatan bayi. Air susu

ibu mempunyai toleransi yang baik, mudah dicerna, mempunyai suhu yang

optimal, selalu tersedia setiap saat dibutuhkan oleh bayi dan tidak memerlukan

(5)

dari luar bila langsung diberikan sehingga bayi yang disusui tidak mudah

terserang diare, serta tidak adanya bahaya alergi (Soetjiningsih, 1997).

2.1.3 Sintesis Air Susu Ibu (ASI)

Kelenjar mammae menghasilkan air susu ibu melalui proses yang panjang.

Sel-sel epitel kelenjar mammae mengandung sel-sel bakal (stem cells) dan sel-sel

alveoli sekretoris. Sel-sel bakal distimulasi oleh hormon pertumbuhan manusia

(Human Growth Hormone, HGH) yang dihasilkan oleh sel-sel eosinofilik pituitari

anterior dan insulin. Kebanyakan ASI disintesis ketika terjadi proses penyusuan,

yang produksinya dirangsang oleh prolaktin. Skema sel-sel sekretori kelenjar

mammae dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema sel sekretori kelenjar mammae (Lawrence, 1999).

Menurut Lawrence (1999), bagian-bagian sel sekretori beserta fungsinya

adalah sebagai berikut:

i) Nukleus, berfungsi untuk duplikasi material genetik dan transkripsi kode

genetik. Sintesis Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dan Riboluse Nucleic Acid

(RNA) dalam nukleus bertambah saat kehamilan dan paling tinggi saat

(6)

ii) Sitosol mengandung sitoplasma tanpa bagian mitokondria dan mikrosom,

sitosol ini mengandung enzim yang merupakan kofaktor penting untuk sintesis

ASI.

iii)Mitokondria bertambah jumlahnya dalam sel-sel epitel kelenjar mammae yang

merupakan alat pernapasan utama atau penyedia Adenosin Triofosfat (ATP)

pada sel dan pengatur beberapa metabolisme sel melewati permeabilitas yang

berbeda untuk anion-anion tertentu, menyediakan sitrat sebagai sumber karbon

untuk biosintesis asam lemak dan asam amino non-essensial.

iv)Keping mikrosom terdiri dari badan Golgi, retikulum endoplasmik dan

membran untuk sintesis lemak, mengolah asam amino, glukosa dan asam

lemak menjadi protein, karbohidrat dan lemak untuk disekresikan.

v) Badan golgi berfungsi untuk sintesis laktosa, dan tempat penyimpanan kasein

dan laktosa.

vi)Endoplasmik retikulum berfungsi untuk sintesis protein, trigliserid, fosfolipid

dan denaturasi asam lemak.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi sintesis, sekresi dan komposisi Air Susu Ibu (ASI)

Faktor psikologis, fisiologis, sosiologis dan tingkat konsumsi zat gizi dapat

mempengaruhi sintesis, sekresi dan komposisi air susu ibu. Agar air susu ibu yang

diberikan dapat dikonsumsi bayi secara optimal maka dibutuhkan kerjasama yang

baik (keeratan hubungan emosional) antara ibu dengan bayinya.

Menurut Soetjinigsih, (1997), faktor psikologis diantaranya, ibu dengan

perasaan resah, gelisah dan emosi yang labil sering menemui kesukaran dalam

menyusui, syok karena berita buruk secara psikologis juga dapat menyebabkan air

(7)

susu ibu mencakup kapasitas ibu untuk mensekresi air susu ibu dan kemampuan

bayi untuk mengkonsumsi air susu ibu (frekuensi, durasi menyusui, berat badan

lahir bayi dan kekuatan isapan bayi). Volume air susu ibu yang disekresikan

bervariasi terhadap periode laktasi. Menurut Santosa (2001), volume air susu ibu

cenderung meningkat pada minggu kedua dan ketiga, kemudian berkurang

kembali pada minggu keempat. Kapasitas ibu untuk menghasilkan air susu ibu

dan kemampuannya untuk mensekresikan sangat bergantung pada anatomi

kelenjar mammae, faktor hormonal dan makanan ibu. Faktor sosiologis

mempengaruhi kuantitas air susu ibu melalui mekanisme psikologis dan fisiologis,

misalnya pendapat umum bahwa menyusui adalah hal yang tidak disukai

menyebabkan ibu tidak nyaman untuk menyusui bayinya sehingga menyebabkan

penghambatan sekresi air susu ibu. Dalam masyarakat dimana ibu harus bekerja

jauh dari rumah, menyebabkan kesempatan menyusui berkurang dan bayi

diberikan pengganti air susu ibu juga akan mempengaruhi kuantitas air susu ibu

yang dikonsumsi bayi (Soetjinigsih, 1997; Wright dan Bruner, 1994).

Komposisi asam lemak di dalam air susu ibu dipengaruhi oleh diet ibu.

Salah satu asam lemak yang memberikan manfaat bagi bayi adalah asam lemak

jenuh rantai sedang. Untuk itu penting bagi ibu untuk memasukkan asam lemak

jenuh rantai sedang diantaranya asam kaprilat, kaprat dan laurat yang banyak

terdapat di dalam VCO dapat memberikan efek positif terhadap kesehatan tubuh

dan bayi (Haug et al., 2007).

Finley et al. (1985) melaporkan bahwa jumlah asam lemak yang disintesis

oleh kelenjar mammae meningkat sesuai usia laktasi, hal ini menunjukkan bahwa

(8)

asam lemak lebih tinggi. Kandungan asam lemak yang berbeda pada dua populasi

ibu-ibu menyusui di wilayah Israel menunjukkan bahwa asam lemak tersebut

merupakan hasil dari diet ibu itu sendiri (Silberstein et al., 2013).

Metode pengumpulan air susu ibu sebagai sampel juga mempengaruhi

komposisi yang terkandung didalam air susu ibu. Beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam metode pengumpulan sampel adalah: kesamaan periode

atau lama menyusui, waktu atau jam pengambilan sampel air susu ibu, sampel air

susu ibu diambil dari sisi kelenjar yang sama, kesamaan jarak kehamilan ke

sebelum awal laktasi, kesamaan lamanya siklus menstruasi atau lamanya

kehamilan dan interval kehamilan sebelumnya (WHO, 2002).

2.1.5 Penyimpanan Air Susu Ibu (ASI)

Kondisi penyimpanan yang optimal diperlukan karena air susu ibu

merupakan produk atau bahan pangan dari manusia yang dikategorikan sebagai

hewan mamalia. Bahan pangan nabati relatif lebih tahan lama waktu simpannya

daripada hewani, sehingga air susu ibu sebagai produk hewani relatif pendek

waktu simpannya. Dibutuhkan kondisi optimal dan metode yang paling sesuai dari

berbagai macam metode penyimpanan yang ada untuk menyimpan air susu ibu

(Widyani dan Tety, 2008).

Komponen utama air susu ibu adalah zat gizi makro seperti laktosa,

protein dan lemak. Komponen tersebut memiliki kuantitas yang banyak di dalam

air susu ibu dibanding kandungan gizi lainnya, maka perlu diketahui sejauh mana

stabilitas zat gizi makro air susu ibu bertahan selama penyimpanan (Nestle, 2007).

Data mengenai tempat penyimpanan, temperatur dan anjuran masa penyimpanan

(9)

Tabel 2.2 Tempat penyimpanan, temperatur dan anjuran masa penyimpanan

maksimal air susu ibu

Tempat

penyimpanan Temperatur Anjuran masa penyimpanan maksinal

Suhu ruang 16-29 oC

- 3-4 jam

- 6-8 jam dapat diterima pada kondisi yang terjaga

Pendingin ≤ 4 oC

- 72 jam optimal

- 5-8 hari dapat diterima pada kondisi yang terjaga

Freezer < -4 oC

- 6 bulan

- 12 bulan dapat diterima pada kondisi yang terjaga

(Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) Protocol Committee: 2010).

Slutzah et al. (2010) menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata

pada komposisi air susu ibu dengan perbedaan temperatur, tetapi terdapat

beberapa perubahan pada air susu ibu selama masa penyimpanan. Lamanya waktu

penyimpanan pada air susu ibu dapat menurunkan pH, jumlah sel darah putih dan

peningkatan jumlah asam lemak bebas. Menurut Lawrence (2001), komposisi

lemak, vitamin, enzim-enzim, pH dan pertumbuhan bakteri tidak terjadi

perubahan pada air susu ibu yang disimpan dan dijaga pada suhu -80 oC.

2.2 Minyak Kelapa Virgin

Menurut syarat mutu yang disepakati dalam Standar Nasional Indonesia

(SNI 7381: 2008) VCO adalah minyak yang diperoleh dari daging buah kelapa

(Cocos nucifera L.) tua yang segar dan diproses dengan diperas dengan atau tanpa

penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60 oC dan

aman dikonsumsi manusia.

Pembuatan VCO dilakukan dengan menggunakan pemanasan yang rendah

atau tanpa pemanasan, caranya dengan menggunakan enzim atau mikroorganisme

(10)

lemak dan karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah dengan baik, hasilnya

berupa VCO yang rasanya lembut dan bau khas kelapa yang unik, warnanya putih

dalam keadaan beku dan tidak berwarna atau bening dalam keadaan cair (Sibuea,

2004). Standar mutu VCO menurut SNI 7381: 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Standar mutu VCO menurut SNI 7381: 2008

No Jenis uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan: 4 Asam lemak bebas (dihitung

sebagai asam laurat)

(11)

Menurut Fife (2003), VCO berkhasiat membantu mengurangi resiko

penyakit aterosklerosis, kanker, mendukung sistem fungsi kekebalan, mencegah

osteoporosis, diabetes, penuaan dan pengerutan kulit, penyedia sumber energi

spontan, menjaga kesehatan kulit, menghancurkan virus-virus berbahaya seperti:

herpes, hepatitis C dan Human Immunodeficiency Virus (HIV), mengurangi berat

badan, memperbaiki sistem pencernaan serta penyerapan nutrisi dan telah

dibuktikan dapat menghambat pertumbuhan berbagai bakteri patogen diantaranya

Listeria monocytogene, Staphylococcus sp. maupun Helicobacter sp., membunuh

khamir dan jamur-jamur tertentu (Siti dan Supraptini, 2010).

Minyak kelapa virgin aman dikonsumsi oleh ibu hamil, menyusui,

anak-anak bahkan balita. Pada ibu menyusui, dengan mengkonsumsi VCO maka

komposisi asam lemak rantai sedang di dalam air susu ibu meningkat secara nyata

sehingga dapat menurunkan pH pada air susu ibu. Penurunan pH pada air susu ibu

akan mempengaruhi pertumbuhan bakteri patogen sehingga jumlah bakteri akan

turun. Air susu ibu dengan komposisi asam lemak rantai sedang yang tinggi

dipercaya sangat baik melindungi bayi dari serangan infeksi virus dan berbagai

bakteri patogen. Bayi yang mengkonsumsi air susu ibu juga memiliki antibodi

yang kuat sehingga menambah sistem kekebalan tubuh terhadap serangan

berbagai penyakit sehingga dapat memberikan dampak positif kepada bayi yang

sedang menyusui (Nandi et al., 2005; Purwati dkk., 2012).

Dosis optimal VCO untuk dewasa secara umum direkomendasikan oleh

para ahli adalah tiga sampai empat sendok makan sehari untuk mendapatkan efek

terapi. Jumlah tersebut setara dengan jumlah asam lemak rantai sedang yang

(12)

menyediakan asam laurat yang cukup untuk membangun sistem kekebalan tubuh.

Dosis terapi yang lebih tepat adalah tiga setengah sendok makan sehari (Subroto,

2006).

2.3 Asam Lemak

Asam lemak memainkan peran penting dalam sistem biologis dan

persyaratan asam lemak bayi baru lahir yang hanya ditutupi oleh air susu ibu,

sehingga sangat penting untuk memenuhi syarat asupan asam lemak bagi

kebutuhan biologis bayi baru lahir pada air susu ibu (American Academy of

Pediatrics and Work Group on Breastfeeding, 2005). Asam lemak yang berperan

penting bagi pertumbuhan bayi yaitu asam kaprilat, kaprat dan laurat yang banyak

terdapat di dalam VCO (Darmoyuwono, 2006).

Asam lemak digolongkan menjadi tiga yaitu berdasarkan panjang rantai

karbon yaitu: asam lemak rantai pendek (short chain fatty acids, SCFA)

mempunyai atom karbon 2 sampai 6, asam lemak rantai sedang (medium chain

fatty acids, MCFA) mempunyai atom karbon 8 sampai 12 dan asam lemak rantai

panjang (long chain fatty acids, LCFA) mempunyai atom karbon 14 sampai 24

(Doyle, 1997).

Berdasarkan tingkat kejenuhan asam lemak dibagi atas asam lemak jenuh

(saturated fatty acid, SFA) karena rantai hidrokarbonnya tidak mempunyai ikatan

rangkap, asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acid, MUFA)

rantai hidrokarbonnya mempunyai satu ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh

jamak (poly unsaturated fatty acid, PUFA) rantai hidrokarbonnya mempunyai dua

(13)

Berdasarkan bentuk isomer geometrisnya asam lemak dibagi atas asam

lemak tak jenuh “Cis” (bentuk alami) jika atom-atom hidrogen pada ikatan

rangkap terletak disisi yang sama dari rantai hidrokarbon, misalnya asam oleat

(cis-D9-C18:1) dan asam lemak tak jenuh “Trans” (bentuk tidak alami) jika

atom-atom hidrogen pada ikatan rangkap terletak disisi yang berlawanan dari rantai

hidrokarbon, misalnya asam elaidat (trans-D9-C18:1) (Doyle et al. 1997; Silalahi,

2000).

2.3.1 Asam lemak rantai sedang

Menurut Syah (2005), asam lemak rantai sedang bekerja secara selektif

dalam membunuh bakteri, sehingga bakteri yang dibutuhkan tubuh (terletak dalam

usus) tidak terpengaruh, akan tetapi bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit)

akan dimatikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi inaktivasi

bakteri yang bekerja di dalam usus seperti Escherichia coli dan Salmonella

enteritidis, akan tetapi menunjukkan inaktivasi yang tinggi pada Staphylococcus epidermidis dan Hemophilus influenza.

Asam laurat pertama kali ditemukan dalam minyak kelapa oleh Kabara et

al., (1960), dan sudah dibuktikan dapat membunuh berbagai jenis mikroba yang

membran sel nya terdiri dari asam lemak (lipid coated microorganisms). Asam

kaprilat merupakan fungisida yang ampuh untuk mengobati infeksi jamur kandida

atau keputihan pada wanita. Kemampuan monogliserida dari asam-asam lemak

kaprilat, kaprat dan laurat yang terkandung di dalam VCO dapat mematikan

beberapa virus (Fife, 2003; Suhirman, 2004).

Di dalam tubuh, asam laurat yang merupakan komponen utama VCO

(14)

Senyawa ini merupakan bahan dalam sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan

tubuh kita dapat dengan mudah mengahancurkan bakteri penyebab penyakit itu

dengan bantuan monolaurin tersebut. Akan tetapi produksi monolaurin ini hanya

dimungkinkan apabila mengkonsumsi asam laurat, misalnya dari minyak kelapa.

Hal ini dikarenakan tubuh kita tidak dapat memproduksi atau mensintesis asam

laurat (Darmoyuwono, 2006; Kumar et al., 2005).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jensen et.al (1986) terhadap

kelompok bayi yang diberi asupan asam lemak rantai sedang dan asam lemak

rantai panjang, kelompok yang diberikan asam lemak rantai sedang diperoleh

penyerapan asam lemak nya lebih baik 95,20% jika dibandingkan dengan

penyerapan asam lemak rantai panjang sebesar 89,90%. Penelitian yang dilakukan

oleh Tantibhedyangkul et al. (1978) menyimpulkan bahwa pemberian formula

dengan komposisi asam lemak rantai sedang sebanyak 80% kepada bayi prematur,

menunjukkan penyerapan kalsium dan magnesium yang lebih baik.

2.4 Analisis Asam Lemak

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui jumlah asam lemak

di dalam air susu ibu menggunakan metoda kromatografi gas. Francois et al.,

(1998) menganalisis asam lemak di dalam air susu ibu dari empat belas orang ibu

dalam waktu berbeda setelah mengkonsumsi formula dari lemak nabati secara

kromatografi gas, diantaranya dengan mengkonsumsi formula minyak kelapa

sebanyak 40 gram, dapat meningkatkan kandungan asam laurat di dalam air susu

ibu dari 3,90% menjadi 9,20% setelah 10 jam dan 9,60% setelah 14 jam.

Kesuksesan pemisahan komposisi asam lemak dalam bentuk (Fatty Acid

(15)

percobaan dari metode yang digunakan. Kebanyakan metode kromatografi gas

untuk mendeteksi asam lemak menggunakan kolom kapiler. Kolom yang

digunakan bisa pendek (50-60 m) atau panjang (100-120 m) dengan fase diam

berupa senyawa yang kepolarannya tinggi. Selain itu, detektor yang dapat

digunakan yaitu detektor ion nyala (Flame Ionization Detector, FID) dengan suhu

pengoperasian 250°C. Gas pembawa yang dapat digunakan yaitu helium,

nitrogen, atau hidrogen. Metode boron triflorida merupakan metode yang dapat

digunakan untuk menghasilkan FAME dari trigliserol minyak atau lemak (AOCS,

1997; Moss dan Wilkening, 2005).

Pada kondisi ini, pemisahan berdasarkan pada panjang rantai dari asam

lemak, derajat ketidakjenuhan, dan geometri serta posisi ikatan rangkapnya.

Deretan elusi yang diharapkan untuk asam lemak yang spesifik dengan panjang

rantai yang sama pada kolom yang kepolarannya tinggi yaitu sebagai berikut:

bentuk jenuh (saturated), bentuk tidak jenuh dengan satu ikatan rangkap (mono

unsaturated) dan bentuk tidak jenuh dengan dua ikatan rangkap (diunsaturated)

(Moss dan Wilkening, 2005).

Metil ester asam lemak dari air susu ibu dibuat dengan mereaksikan

sampel dengan natrium hidroksida yang akan membentuk garam natrium asam

lemak, reaksi akan terus berlangsung sampai seluruh asam lemak lepas dari

lemak. Kemudian, kedalam garam natrium asam lemak ditambahkan boron

trifluorida14% dalam metanol, maka akan terbentuk FAME. Pembuatan FAME

menggunakan natrium hidroksida berguna untuk membentuk metoksida yang

bersifat basa kuat, sehingga pembentukan FAME menjadi lebih baik. Boron

(16)

elektron sehingga pembentukan metanoat lebih cepat dan sempurna. Natrium

hidroksida jenuh berguna untuk memisahkan koloid berwarna putih yang tersebar

di dalam larutan akibat dari komponen asam lemak yang tidak tersabunkan

(Haryati, 1999; Solomon, 1994).

2.5 Antropometri

Pengukuran antropometri merupakan pengukuran individu dari ukuran

tubuh seperti tinggi badan, berat badan, persen lemak tubuh, densitas tulang dan

lingkar pinggang yang dapat digunakan untuk menilai status gizi dari ketidak

seimbangan antara asupan protein dan energi (Brown, 2005; Supariasa, 2002).

Pada orang dewasa, pengukuran antropometri untuk penentuan status gizi

didasarkan pada rasio berat badan (dalam satuan kilogram) dengan kuadrat tinggi

badan (dalam satuan meter), yang disebut indeks massa tubuh (IMT). Nilai IMT

<16 kg/m2 menggambarkan defisiensi energi kronis, IMT 16-18,5 kg/m2

menandakan kekurangan berat badan tingkat ringan, IMT > 18,5-24,9 kg/m2

menggambarkan kecukupan nutrisi, IMT 25-29,9 kg/m2 termasuk kategori

kelebihan berat badan, IMT ≥ 30 kg/m2 termasuk kategori kegemukan (Beaton et

al., 1990; Deurenberg et al., 1999).

Pengukuran antropometri bayi terdiri dari berat badan, panjang badan dan

lingkar kepala. Bayi yang lahir cukup bulan mempunyai berat badan dua kali berat

lahir pada umur 5 bulan, tiga kali berat lahir pada usia 1 tahun, dan empat kali

berat lahir pada usia 2 tahun. Pada bayi normal rata-rata kehilangan berat badan

sebesar 5-8% selama minggu pertama setelah lahir dimana persentase kehilangan

ini lebih besar pada anak yang diberi air susu ibu yaitu 7,40% dibanding yang

(17)

bayi bergantung pada ukuran awal bayi, apakah bayi disusui atau mendapat

formula, faktor fisiologi dan lingkungan (Soetjiningsih, 1995).

Kenaikan berat badan yang berkelanjutan terutama pada bayi baru lahir

merupakan salah satu hal yang penting dari keseluruhan proses tumbuh kembang

bayi yang optimal. Proses tumbuh kembang merupakan suatu hal yang sangat

kompleks. Nutrisi air susu ibu merupakan salah satu faktor yang mutlak harus

dipenuhi sebagai kebutuhan dasar bayi. Kekurangan satu atau lebih zat gizi dapat

berakibat penyimpangan tumbuh kembang dan selanjutnya menurunkan

produktivitas dan kualitas hidup (Soetjiningsih, 1995).

Panjang badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm (5000 kali panjang

ovum) dan pada usia satu tahun adalah satu setengah kali tinggi badan lahir yaitu

bertambah 25 cm. Pada tahun kedua, tinggi hanya bertambah 12-13 cm. Setelah

itu kecepatan pertumbuhan menurun menjadi 5-6 cm setiap tahun (Soetjiningsih,

1995).

2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antropometri

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam

arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak)

sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel-sel. Adanya multiplikasi dan

pertambahan ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal

tersebut terjadi sejak sel telur bertemu dengan sperma hingga dewasa. Jadi,

pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang, yaitu

menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran

(18)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada bayi terdiri dari

faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam meliputi: ras atau

etnik bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, genetik dan kelainan kromosom.

Sedangkan faktor luar meliputi: Gizi, lingkungan fisik dan kimia, penyakit kronis

atau kelainan congenital, stimulasi dan obat-obatan.

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan bayi, dimana

kebutuhan bayi berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi bayi

dibutuhkan juga untuk pertumbuhan. Bayi yang lahir dari ibu dengan gizi kurang

dan hidup dilingkungan ekonomi rendah akan mengalami kurang gizi dan juga

mudah terkena infeksi (soetjiningsih, 1997).

2.6 Tingkat Konsumsi Zat Gizi

Penilaian konsumsi makanan dapat dilakukan secara kualitatif maupun

kuantitatif. Cara penilaian konsumsi makanan yang sering digunakan adalah cara

inventaris, cara pendaftaran, cara recall dan cara penimbangan. Dua cara yang

terakhir biasa digunakan untuk penilaian konsumsi makanan individu (Riyadi,

1993).

Cara recall dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan

yang dikonsumsi pada masa lalu, dengan wawancara yang dilakukan serinci

mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan dan

perkiraan jumlah makanan yang dikonsumsinya. Biasanya menggunakan

kuesioner yang mengarahkan wawancara menurut urutan waktu makan dan

pengelompokan bahan makanan. Penafsiran jumlah makanan yang dikonsumsi

ditanyakan dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT) kemudian dikonversi

(19)

berat setiap jenis bahan makanan yang dikonsumsi. Cara ini mempunyai ketelitian

paling tinggi dibandingkan cara lainnya dalam hal mengukur secara kuantitatif

konsumsi makanan, tetapi kadangkala kedua cara ini dipakai secara kombinasi

Gambar

Tabel. 2.1 Komposisi asam lemak, nutrisi dan vitamin di dalam air susu ibu
Gambar 2.1 Skema sel sekretori kelenjar mammae (Lawrence, 1999).
Tabel 2.3. Standar mutu VCO menurut SNI 7381: 2008

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil Laporan Kerja praktek ini penulis menyimpulkan bahwa UKM Curug Gentong mempunyai kualitas kinerja usaha yang sehat dalam kondisi Likuid, Solvabel

Pada garis besarnya strategi pemasaran di lakukan guna mempertahaan kan kegiatan usaha dari kancah persaingan yang ada,dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan

[r]

Penelitian ini akan di lakukan dengan cara memberikan lembaran koesioner sebanyak 4 lembar, lembaran pertama untuk data demogarafi yang berisikan nama, jenis kelamin anak, umur

Pertama, Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi secara langsung antara guru dan murid. Guru bertanya dan murid menjawab,

Memahami makna teks lisan berupa percakapan sehari-hari dalam berbagai konteks situasi dan berbagai jenis monolog (naratif, deskriptif, dsb) serta teks fungsional pendek

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 174/U/2002 tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Nasional dan Peristiwa Penting

Pembelajaran IPS dengan Menggunakan teknik Probing &amp; prompting ………