• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Fragmen DNA Genomik Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Hasil PCR (Polymerase Chain Reaction) Menggunakan Primer Spesifik untuk Beta Karoten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Fragmen DNA Genomik Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Hasil PCR (Polymerase Chain Reaction) Menggunakan Primer Spesifik untuk Beta Karoten"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati terbesar di dunia karena minyaknya

dapat diproduksi baik dari serabut buah maupun inti. Minyak tersebut dapat

digunakan sebagai minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar

(biodiesel). Keunggulannya yang lain diantaranya sifatnya yang tahan oksidasi

dengan tekanan tinggi dan kemampuannya melarutkan bahan kimia yang tidak

larut oleh bahan pelarut lainnya, serta daya melapis yang tinggi membuatnya

dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan (Kemendag, 2013).

Peningkatan perhatian konsumen minyak nabati akan nilai nutrisi dan kesehatan

menjadi tuntutan permintaan masyarakat saat ini. Menurut Mangoensoekarjo dan

Semangun (2008), diantara jenis-jenis tanaman penghasil minyak nabati, kelapa

sawit termasuk tanaman yang potensi produksi minyaknya tertinggi. Sastrosayono

(2003) menyatakan potensi produksi minyak nabati kelapa sawit per hektar

mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika di bandingkan dengan tanaman

penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat produksi ini termasuk tinggi.

Melalui program-program pemuliaan yang mutakhir, potensi ini dapat

ditingkatkan lagi.

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan,

karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan

dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Minyak kelapa sawit

mengandung beta-karoten yang cukup tinggi, berkisar antara 500 - 700 ppm, yang

terdiri dari 36% alfa-karoten dan 54% beta-karoten. Setiap satu ton minyak kelapa

(2)

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008) dan mengandung retinol 15 kali lebih

banyak dari wortel, 300 kali lebih banyak dari tomat

(Malaysian Palm Oil Board, 2003).

Karotenoid itu sendiri pada manusia berfungsi sebagai sumber vitamin A.

Karotenoid diasosiasikan dengan berbagai macam kegunaannya untuk kesehatan,

diantaranya sebagai antioksidan bagi tubuh, meningkatkan sistem imun,

mengurangi resiko beberapa jenis kanker dan penyakit kardiovaskular, juga

mengurangi resiko katarak (Olson, 1999).

Karakter kandungan beta karoten pada tanaman kelapa sawit memiliki nilai

heritabilitas yang tinggi. Berdasarkan penelitian Putri (2010) didapati bahwa nilai

duga heritabilitas arti luas karakter tersebut sebesar 84,8%. Dari hal ini dapat

disimpulkan bahwa karakter kandungan beta karoten pada tanaman kelapa sawit

lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik ketimbang faktor lingkungan.

Pemuliaan konvensional memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya

waktu yang diperlukan untuk memasukkan/introgresi gen-gen yang diinginkan

dan jumlah genotipe yang harus ditangani pada saat awal-awal seleksi yang besar

sehingga membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar. Oleh sebab

itu, diperlukan penggunaan teknologi baru untuk membantu meringankan

pekerjaan pemulia tanaman, salah satunya adalah penggunaan marka molekuler.

Penggunaannya dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam melakukan

seleksi dan menentukan apakah gen yang diinginkan benar-benar ada dalam

tanaman terseleksi (Bahagiawati, 2011).

Usaha untuk memahami ataupun memodifikasi berbagai proses biologi

(3)

proses tersebut termasuk informasi yang terkait dengan gen-gen tersebut. Untuk

itu diperlukan adanya pelacak spesifik gen yang dapat mengidentifikasi

keberadaannya maupun ekspresinya dengan cara yang mudah namun akurat. Ada

beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan pelacak

spesifik tersebut. Pendekatan yang memanfaatkan kemajuan bioinformatika dan

teknik PCR, saat ini merupakan salah satu cara yang relatif mudah yang dapat

dilakukan (Santoso, 2006).

Primer adalah molekul oligonukleotida untai tunggal yang terdiri atas

sekitar 30 basa. Desain primer yang tepat adalah salah satu faktor yang paling

penting dalam keberhasilan sekuensing DNA. Beberapa teknik analisis

keanekaragaman genetik seperti RAPD, RFLP, dan DGGE membutuhkan

amplifikasi daerah genom tertentu dari suatu organisme. Amplifikasi ini

membutuhkan primer spesifik (sekuen oligonukelotida khusus) untuk daerah

tersebut. Primer biasanya terdiri dari 10 - 20 nukleotida dan dirancang

berdasarkan daerah konservatif dalam genom tersebut. Makin panjang primer,

makin harus spesifik daerah yang diamplifikasi (Suryanto, 2003).

Penelitian menggunakan primer spesifik untuk mengidentifikasi gen-gen

tertentu telah banyak dilakukan. Santoso (2006) dalam penelitiannya berhasil

mendapatkan dua pasang primer DNA yang dirancang menggunakan dasar daerah

terkonservasi. Pengujian di tingkat genom kakao dengan teknik PCR

membuktikan bahwa kedua pasangan primer tersebut dapat mengamplifikasi

secara spesifik gen penyandi protein target. Baik PCR dengan pasangan primer

(4)

menghasilkan dua amplikon yang ukurannya sesuai dengan ukuran prediksi, yaitu

sekitar 465 dan 160 pb-an.

Primer untuk lycopene �-cyclase berhasil dirancang berdasarkan daerah

homologi gen pada beberapa spesies tanaman menggunakan akses internet dan

dapat digunakan mengamplifikasi fragmen DNA kelapa sawit dengan

menghasilkan satu atau lebih amplikon (pita). Desain PRIMER3 mampu

menghasilkan primer spesifik Beta-F dan Beta-R dengan produk PCR sebesar

578 bp. Parsial fragmen gen target yang berperan dalam lintasan metabolisme

yang menghasilkan beta karoten berhasil diisolasi dari kelapa sawit dalam bentuk

genomik klon (Putri et al., 2007).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

guna mengidentifikasi fragmen DNA genomik kelapa sawit hasil PCR dengan

menggunakan primer spesifik untuk beta karoten.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fragmen DNA genomik

kelapa sawit hasil PCR dengan menggunakan primer spesifik untuk beta karoten.

Kegunaan Penulisan

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan

informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari mengidentifikasi fragmen DNA genomik

kelapa sawit hasil PCR dengan menggunakan primer spesifik untuk beta karoten

(5)

biosintesis beta karoten pada tanaman kelapa sawit dalam usaha menghasilkan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini adalah menelaah karya sastra Kabanti Bula Malino yang ditulis oleh Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin yang berkaitan dengan nilai-nilai local wisdom yang terkandung

Jumlah kelompok usaha masyarakat pesisir yang memenuhi standar kelembagaan; Jumlah pembinaan pelaku unit usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil;

Menurut terminologi dari DoD US 2011, Keamanan Informasi (InfoSec) adalah upaya perlindungan informasi dan sistem informasi terhadap akses atau modifikasi informasi yang

IAIN Syekh Nurjati Cirebon menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan tujuan agar lulusan memiliki kompetensi yang menjadi tujuan dan sasaran jurusan/ prodi.. Mata

TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR SISWA KELAS VIII MTs. SWASTA DI KABUPATEN BLITAR TAHUN

Hal yang menarik dari penelitian ini adalah sebagian besar subjek hipertensi memiliki IMT >25 kg/m 2 , dan asupan serat pada subjek hipertensi 50% kurang dari 20

Dari hasil perhitungan kelayakan ekonomi pembangunan waduk Jlantah kabupaten Karanganyar dengan kondisi normal ini, maka proyek layak untuk dilaksanakan dikarenakan nilai Net

1) Rancangan Antarmuka Halaman Utama E-Commerce. Merupakan antarmuka yang ditampilkan saat pengunjung atau member mengakses halaman website. Pada halaman ini terdapat