• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN BUANA GAJAH NUSANTARA TEHNIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN BUANA GAJAH NUSANTARA TEHNIK"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori 2.1.1 Manajemen

Manajemen merupakan alat untuk pencapaian tujuan yang diinginkan. Manajemen yang tepat akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, masyarakat. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diaturnya berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu (Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengendalian). Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Adapun unsur-unsur manajemen itu terdiri dari Men, Money, Method, Materials, Machine dan Market yang disingkat 6M.

Untuk lebih jelasnya pengertian manajemen ini penulis mengutip beberapa definisi sebagai berikut: Menurut Terry yang dikutip oleh (Kartono, 2008:168)

dalam bukunya “Pemimpin dan Kepemimpinan” menyatakan bahwa : “Manajemen adalah penyelenggaraan usaha penyusunan dan pencapaian hasil yang diinginkan dengan menggunakan upaya-upaya kelompok, terdiri atas penggunaan bakat-bakat dan sumber daya manusia”.

Kemudian menurut (Hasibuan, 2007) : “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tetentu”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengarahan, pengendalian, melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

(2)

2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manusia sebagai mahluk yang diberi kelebihan dan kemampuan berpikir dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas diri masing-masing. Disamping itu, manusia adalah sumber-sumber yang paling penting dalam menentukan kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi, hal ini karena betapapun sempurnanya teknologi yang dimiliki, tetapi apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang bermoral baik, dinamis, bersatu, berkemampuan dan berpengetahuan, maka organisasi tidak akan berjalan dengan baik.

Pandangan atau falsafah yang dimiliki masyarakat menunjukkan bahwa dengan semakin kuatnya permintaan untuk memperhatikan aspek manusia bukan aspek teknologi dan ekonomi dalam setiap usaha. Dalam berbagai keadaan, nilai-nilai manusiawi dapat dipelaskan dengan aspek teknologi. Tugas-tugas manajemen sumber daya manusia untuk mempelajari dan mengembangkan berbagai jalan agar manusia bisa diintegrasikan secara efektif ke dalam berbagai organisasi yang diperlukan oleh masyarakat.

Istilah manajemen bukan merupakan istilah yang asing, melainkan hampir setiap aktivitas atau kegiatan manusia setiap harinya, berkaitan dan mendengar atau membacanya. Pengertian yang lebih jelas mengenai sumber daya manusia ini didasarkan pada beberapa sumber ahli manajemen, diantaranya adalah menurut (Manullang , 1981: 14) :

“manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu memperoleh,

memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sehingga organisasi dapat direalisasikan secara berdaya guna, sekaligus adanya kegairahan bekerja dari

para pekerja.”

(Handoko, 1987: 5) mendefinisikan manajemen personalia dan sumber daya manusia adalah :

(3)

karyawan digunakan secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi individu,

organisasi dan masyarakat.”

(Nitisemito, 1984: 36) mengemukakan manajemen personalia adalah : “suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan antar Planning, Organizing, Controling sehingga efektivitas dan efesiensi personalia dapat ditingkatkan semaksimal

mungkin dalam pencapaian.”

Pengertian manajemen diatas mengemukakan perhatiannya kepada masalah sumber daya manusia pada suatu perusahaan dalam mencapai tujuan pokok perusahaan.

Mempelajari manajemen sumber daya memerlukan pengetahuan yang luas menyangkut bidang ilmu jiwa, ekonomi, dan pengetahuan administrasi, karena disini menyangkut berbagai masalah rumit mengenai manusia dalam hubungan dengan pihak tertentu dalam organisasi atau dalam lingkungan kerja.

Berdasarkan uraian diatas Manajemen banyak diartikan sebagai ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, hal ini menunjukkan bahwa manajemen hanya dilakukan bila dalam mencapai tujuan tersebut dilakukan bila dalam mencapai tujuan tersebut dilakukan tidak oleh satu orang saja, tetapi dalam pancapaian tujuan tersebut dilakukan oleh lebih dari satu orang, dengan makin banyak kita melibatkan orang dalam pencapaian tujuan, maka makin besarlah peranan manajemen disini. Manajemen mempunyai fungsi pokok, yaitu Planning, Organizing, and Controlling. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapatlah diketahui definisi manajemen sumber daya manusia atau sering disebut manajemen personalia, namun keduanya mempunyai maksud yang sama.

2.1.2.1Motivasi

1. Pengertian Motivasi

(4)

hanya cerminan yang paling sederhana dari motivasi dasar, perilaku manusia ini ditimbulkan atau dipicu dengan adanya motivasi.

Pengertian motivasi itu sendiri adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang terdorong keingingan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan, jadi dapat diketahui motivasi yang terdapat dalam diri seseorang akan menunjukkan pada suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh sesorang didorong oleh suatu kekuatan dalam diri orang tersebut. (Hasibuan, 2003 : 143) menyatakan : “Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegarahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.

Motivasi akan memberikan arti besar kecilnya usaha seseorang, berusaha atau bekerja giat untuk mencapai kebutuhannya. Sebaliknya, seseorang dengan motivasi yang rendah tidak akan pernah mencapai hasil melebihi kekuatan motivasinya.

Sebelum memenuhi sebagian motivasi, maka kebutuhan haruslah diciptakan atau didorong terlebih dahulu, sesuai dengan yang dinyatakan oleh (Moekijat, 2002 : 5) menyatakan bahwa : “Motivasi adalah suatu daya

pendorong atau perangsang untuk melakukan sesuatu”. Hal tersebut dikarenakan motivasi kerja seseorang dipengaruhi oleh kebutuhannya.

(Handoko, 2000 : 250), mengemukakan bahwa : “Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan”.

Motivasi merupakan suatu proses pemberian motif dalam melakukan pekerjaannya secara ikhlas dengan suatu konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri karyawan yang mendukung keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

(5)

kebutuhan yang dominan. Dengan mengetahui kebutuhan apa yang mendominasi pekerjaannya, seorang pemilik atau manajer akan dapat memotivasi pekerjaannya dengan jalan memenuhi kebutuhan pekerja tersebut sehingga pekerja dapat bekerja secara maksimal.

Memberikan motivasi memang tidaklah mudah, oleh karena itu seorang manajer harus mampu melihat dan mengetahui latar belakang, keinginan dan ambisi yang dimiliki oleh bawahannya, sehingga manajer dapat mengambil keputusan dan kebijakan yang tepat serta dapat melakukan tindakan memotivasi yang tepat.

Selain dapat melihat dan mengetahui kebutuhan dan keinginan dari bawahannya, seorang manajer juga harus memiliki kecakapan, ketegasan dan ketepatan memberi perintah kepada bawahannya tanpa menimbulkan perlawanan ataupun kebencian.

2. Jenis Motivasi

Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam suatu organissasi, hal ini disebabkan karena kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Motivasi yang terdapat pada setiap anggota organisasi, ada dua jenis motivasi (Handoko) yaitu sebagai berikut :

I. Motivasi Internal

Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya. Kekuatan ini akan mempengaruhi pikiran yang selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut. Manajer dapat memotivasi bawahannya agar kegiatannya mencapai kepuasan yang diinginkan dan juga menguntungkan pencapaian tujuan organisasi dengan memahami motivasi internal. Penggolongan motivasi internal dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Motivasi Fisiologis, yang merupakan motivasi alamiah (biologis), seperti haus dan seks.

(6)

• Motivasi Kasih sayang (affectional motivation), Motivasi untuk

menciptakan dan kepusan batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.

• Motivasi Mempertahankan diri (ego-defensive motivation), Motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari kepribadian luka phisik dan psikologis, menghindari kepribadian luka phisik dan psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaan diri.

• Motivasi memperkuat diri (ego-bostering motivation), Motivasi untuk

mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan mendapatkan pengakua orang lain. Memuaskan diri dengan penguasaan terhadap orang lain.

II. Motivasi Eksternal

Motivasi Eksternal sebenarnya di atas motivasi internal dan adanya dalam organisasi sangat tergantung pada anggapan-anggapan dan teknik-teknik yang dipakai oleh pimpinan organisai atau para manajer dalam memotivasi bawahannya. Teori Motivasi Eksternal tidak mengakibatkan Teori Motivasi Internal, tetapi justru menjelaskan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam individu yang dipengaruhi faktor intern yang dikendalikan oleh manajer yaitu meliputi suasana kerja, seperti penghargaan, kenaikan pangkat dan tanggung jawab.

(7)

Menurut (Anoraga & Suyati , 1995: 74), motivasi memiliki ciri-ciri: a) Majemuk;

b) Dapat berubah-ubah;

c) Berbeda-beda bagi tiap individu, dan Ada beberapa motif yang tidak disadari oleh individu yang

bersangkutan.

(As’ad, (1997: 45) menyebut motivasi sebagai suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu, dengan demikian motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja kayawan agar mau bekerja keras dengan segala kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Motivasi menjadi penting karena dengan motivasi ini diharapkan bahwa setiap individu karyawan mau bekerja keras dengan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. (Hasibuan, 1996) Pada dasarnya setiap organisasi baik organisasi pemerintahan mau pun bisnis mengharapkan memiliki karyawan yang mampu, cakap dan trampil. Karyawan tersebut mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil yang optimal dengan menggerakkan segala kemampuan, kecakapan dan ketrampilan yang dimiliki merupakan hal yang paling penting. Tumbuhnya motivasi dikalangan karyawan menjadi sangat penting artinya karena motivasi ini akan merupakan modal utama untuk berprestasi sehingga akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang akhirnya akan terkait dengan upaya untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi.

(8)

3. Proses Motivasi

Setiap individu dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan dan tujuan yang berbeda-beda tergantung dari umur, pendidikan dan latar belakang keluarga. Begitu juga kaiyawan dalam perusahaan mempunyai keinginan dan tujuan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya sehingga mendorong ia berperilaku tertentu guna memenuhi kebutuhannya. Diadopsi dari (Robbins, 1996:428) mengemukakan bahwa proses motivasi adalah sebagai berikut:

Sumber : Robbins (2003)

Proses Motivasi Gambar 2.1

Pada gambar terlihat bahwa orang memilih suatu tindakan dan terjadilah perilaku yang mengarahkan pada pencapaian tujuan. Setelah beberapa waktu manajer menilai perilaku tersebut, dimana hasil dan evaluasi prestasi tersebut menghasilkan berbagai macam bentuk baik berupa imbalan maupun hukuman. Hasil tersebut dinilai oleh orang yang bersangkutan dan kebutuhan yang belum terpenuhi ditinjau kembali. Hal ini menggerakkan proses dan pola berulang (siklus) dimulai lagi.

4. Teori Motivasi

(9)

1. Teori kepuasan atau Content Theory

Yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah: a) Teori motivasi klasik dari F.W. Taylor b) Teori hirarki kebutuhan dari A.H. Maslow c) Teori dua faktor dari Federick Herzberg

d) Teori Existence, Relatedness and Growth (ERG) dari Aldefer e) Teori Kebutuhan dari Mc Clelland

Teori motivasi yang masuk dalam kelompok tersebut di atas menitik beratkan teorinya pada faktor-faktor yang ada didalam diri orang, yaitu faktor apa saja yang dapat menguatkan, menggerakkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilaku. Teori ini mencoba untuk menjawab munculnya pertanyaan seputar kebutuhan apa saja yang dapat memuaskan dan mendorong semangat kerja seseorang. Sesuatu yang dapat memotivasi semangat kerja seseorang adalah terpenuhinya kebutuhan serta kepuasan terhadap materi atau non materi yang diperolehnya dari bekerja.

Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (inner needs) dan kepuasannya (Hasibuan , 1996: 112).

Hasibuan memberikan kesimpulan dari teory motivasi kebutuhan (content theory) tersebut sebagai berikut:

a) Memotivasi para bawahan hendaknya dilakukan dengan

memenuhi keinginan dan kebutuhannya akan materiel dan non materiel yang memberikan kepuasan bagi karyawan.

b) Keberadaan dan prestasi kerja bawahan hendaknya mendapat pengakuan dan penghargaan yang wajar serta tulus

c) Pengarahan dan pemberian motivasi hendaknya dilakukan secara persuasif dan dengan kata-kata yang dapat merangsang gairah kerja

(10)

2. Teori Proses atau Process Theory

Titik berat pembahasan dalam teori proses ini diarahkan pada bagai-mana menguatkan, menggerakkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu. Bila diperhatikan secara mendalam, teori ini

merupakan proses “sebab dan akibat” yaitu bagaimana seseorang bekerja serta

hasil apa yang akan diperoleh. Jika bekerja dengan baik saat ini, maka hasil yang akan diperoleh untuk hari esok juga akan baik (Hasibuan, 1996: 116).

Keinginan manusia pada dasarnya hanya menyangkut sesuatu hal yang baik-baik saja, maka daya dorong yang meng-gerakkan motivasi seseorang terkandung dari harapan yang akan di-perolehnya pada masa depan. Inilah sebabnya teori ini disebut sebagai “teori harapan atau Expectancy Theory”. Jika harapan yang terkandung dapat menjadi kenyataan maka seseorang akan meningkat semangat kerjanya, sebaliknya apabila harapannya tidak menjadi kenyataan maka ia akan menjadi malas, yang termasuk ke dalam teori proses ini adalah:

a) Teori Harapan (Expectancy Theory) dari Victor H. Vroom b) Teori Keadilan (Equity Theory)

c) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory).

Berdasarkan berbagai teori motivasi tersebut, lima pola motivasi yang sangat penting adalah peluang pendapatan, prestasi, afiliasi, kompetensi dan kekuasaan. Banyak minat terhadap pola motivasi tersebut dihasilkan dari penelitian McClelland dari Universitas Harvard (Newstrom, 1995: 87). Lima pola tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Peluang pendapatan merupakan pendapatan tetap yang berupa

hak mendapatkan gaji dan imbalan-imbalan lain berupa bonus dan tunjangan.

b) Prestasi merupakan dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk maju dan berkembang.

c) Afiliasi merupakan dorongan untuk berhubungan dengan orang- orang secara efektif.

(11)

dengan kualitas tinggi.

e) Kekuasaan merupakan dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan situasi.

Hubungan antara berbagai macam teori motivasi dengan upaya bagaimana mengukur motivasi para karyawan, kiranya dapat dirangkum dalam suatu pengertian bahwa faktor-faktor motivator untuk mengetahui adanya motivasi para karyawan dapat diukur dengan variabel:

a) Peluang Pendapatan b) Prestasi

c) Afiliasi

d) Kebutuhan Kompetensi. e) Kebutuhan Kekuasaan.

2.1.2.2 Kompensasi

1. Pengertian Kompensasi

(Mendonca & Kanungo, 1992) mendefinisikan kompensasi secara luas yaitu : “semua bentuk penghargaan yang sifatnya moneter maupun penghargaan yang bersifat non-moneter, termasuk di dalamnya pujian dan

pengakuan yang diberikan atasan kepada bawahan.”

Pengertian kompensasi tersebut merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam hubungan antar manusia. Hubungan yang terjadi di antara dua individu sering dianggap sebagai suatu pertukaran. Sebuah ucapan terima kasih yang diucapkan sudah termasuk ke dalam kompensasi. Dalam sebuah hubungan ketenagakerjaan, kompensasi adalah bentuk penggajian atau pengupahan, beberapa manfaat atau keuntungan yang dapat dinikmati oleh karyawan dan berbagai penghargaan non-ekonomi lainnya (misalnya; pemberian tugas yang menantang; penghargaan, prestasi kerja yang dicapai atasan kepada seorang karyawan).

(12)

1) Menurut Manuel Mendoca dan R.N. Kanungo, gaji pokok

2) merupakan representasi hubungan pertukaran dasar di dalam kontrak kerja.

3) Menurut Moh. Agus Tulus (1992: 142), gaji pokok diperuntukkan bagi tenaga-tenaga manajerial dan tata usaha (clerical worker) atas sumbangan jasanya, yang menerima uang dalam jumlah yang tetap berdasarkan tarif mingguan, bulanan, atau tahunan.

4) Sedangkan menurut UU Kecelakaan No. 33 pasal 7 tahun 1974, gaji pokok adalah: (Heidjrachman dan Suad Husnan, 1995: 183)

a) Tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh sebagai ganti pekerjaan yang dilakukannya.

b) Pemberian perumahan, makan, bahan makanan, dan pakaian dengan cuma-cuma yang nilainya ditaksir harga umum di tempat itu.

Ada berbagai pengertian tentang Upah yang dikemukakan oleh para ahli, antaranya:

1) Menurut Saiful (1985: 11) upah diartikan sebagai imbalan yang diterima seseorang di dalamhub kerja, berupa uang atau barang, melalui perjanjian kerja.

2) Menurut Moh. Agus Tulus Upah (1992: 144) diterima oleh buruh atau karyawan operasional atas sumbangan jasanya yang dihitung berdasarkan tarif per jam harian atau per satuan produk.

3) Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional, upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut persetujuan UU dan Peraturan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dan penerima kerja. (Heidjrahman dan Suad Husnan, 1995: 183)

(13)

1) Payment for time net worked (pembayaran untuk waktu tidak kerja)

2) Hazard protection (perlindungan terhadap bahaya)

3) Employee services (pelayanan karyawan)

4) Regally required payments (pembayaran yang dituntut oleh hukum)

Kompensasi berkaitan dengan rasa keadilan seseorang karyawan atas kemampuan yang dimilikinya, maka masyarakat luas lebih tertuju pada kompensasi yang sifatnya moneter, dan untuk menjamin rasa keadilan dalam menggajinya biasanya suatu negara menerapkan mengenai upah minimum yang di Indonesia disebut dengan upah minimum regional (UMR). Sebenarnya kompensasi tidak hanya bersifat moneter, namun kompensasi yang sifatnya non finansial.

Kompensasi non-finansial bisa berasal dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan pekerjaan. Pekerjaan bisa menjadi kompensasi non-finansial bisa berupa tugas-tugas yang menarik, tantangan, peluang akan pengakuan, perasaan akan pencapaian dan peluang-peluang adanya promosi, sedangkan yang berasal dari lingkungan pekerjaan bisa berupa kebijakan yang sehat, supervisi yang kompeten, rekan kerja yang menyenangkan simbol status yang tepat, kondisi lingkungan kerja yang nyaman.

Berdasarkan uraian di atas, maka variabel-variabel yang akan digunakan untuk mengukur kompensasi adalah:

1) Gaji Pokok 2) Upah 3) Tunjangan

4) Kompensasi Non-finansial 2. Sistem Kompensasi

Sistem kompensasi yang dikemukakan Mondy dalam buku karya (Simamora, 1995: 413) diklasifikasikan menjadi kompensasi finansial dan kompensasi non-finansial.

(14)

a) Kompensasi finansial langsung (direct financial compensation), merupakan bayaran yang diperoleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus dan komisi.

b) Kompensasi finansial tidak langsung (indirect financial compensation), atau biasa disebut dengan tunjangan.

2) Kompensasi non-finansial, yang terdiri dari:

a) Kepuasan yang dapat diperoleh seorang karyawan dari pekerjaan itu sendiri.

b) Kepuasan yang dapat diperoleh seorang karyawan dari lingkungan psikologis dan fisik dimana orang tersebut bekerja. Pada prinsipnya kompensasi non-finansial itu meliputi kepuasan yang diperoleh seorang karyawan yang berasal dari pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan pekerjaan.

2.1.2.3 Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja

Kinerja dalam definisi umum yaitu suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit. kinerja biasanya selalu dikaitkan dengan kualitas dan profitabilitas. Meskipun demikian, ketiga konsep ini memiliki penekanan masing-masing. Penekanan tersebut adalah sebagai berikut ini: (Tjiptono ,1995: 53-54)

a. Kinerja menekankan pada kemanfaatan (utilitas) sumber-sumber daya, yang seringkali diikuti dengan pengurangan biaya dan rasionalisasi modal. Fokus utamanya pada produksi.

b. Kualitas lebih menekankan aspek kepuasan pelanggan dan pendapatan. Fokus utamanya adalah customer utility.

(15)

Kinerja sebagai salah satu macam produktivitas individu bukanlah semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja yang sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas untuk kerja juga dipentingkan seperti yang dikatakan. Laeham dan Wixley yang dikutip oleh (Sedarmayanti ,1995:86) bahwa produktivitas individu dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya.

Pandangan tersebut memperjelas bahwa tampaknya berpegangan pada pendapat yang memisahkan produktivitas dan intensitas tenaga kerja, karena ketika produktivitas tenaga kerja mencerminkan manfaat kerja, intensitas menunjukkan jumlah atau ketegangan dan dapat dianggap sebagai percepatan kerja. Menurut Gilmove yang dikutip oleh (Sedarmayanti, 1995) mengatakan bahwa manfaat peningkatan kinerja individu dapat dilihat dari: a. Meningkatnya pendapatan dan jaminan sosial lainnya

b. Meningkatnya hasrat dan martabat, serta pengakuan terhadap potensi individu

c. Meningkatnya motivasi kerja dan keinginan berprestasi

Menurut (Madsubadi dalam Balai Pengembangan Produktivitas Daerah, 1998), faktor-faktor utama produktivitas kerja adalah:

a. Sikap kerja yang berkaitan dengan tanggung jawab, kerajinan dan ketelitian kerja, kepatuhan terhadap peraturan kerja serta perhatian terhadap keselamatan kerja.

b. Tingkat ketrampilan yang berkaitan dengan kecepatan berpikir dan bertindak seorang karyawan.

c. Hubungan antara karyawan dengan atasan yang berkaitan dengan keberanian berkomunikasi dengan atasan dan hubungan karyawan dengan pimpinan di dalam maupun di luar pekerjaan.

d. Kualitas produk yang berkaitan dengan pelayanan kepada konsumen dan penyelesaian tugas-tugas yang dibebankan.

(16)

f. Kemandirian dalam bekerja yang berhubungan dengan kesediaan menerima perubahan dan perkembangan di tempat kerja dan penyesuaian untuk pemahaman tugas baru.

Variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur produktivitas adalah:

a. Sikap kerja.

b. Tingkat ketrampilan.

c. Hubungan antara karyawan dengan atasan. d. Kualitas produk.

e. Efisiensi tenaga kerja. f. Kemandirian dalam bekerja.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut (Gibson & Hunt, 1996) terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi kinerja yaitu:

I. Atribut Individu

Dengan adanya berbagai atribut yang melekat pada individu akan dapat membedakan individu yang satu dengan yang lainnya. Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan (capacity toperform) terdiri dari:

a. Karakteristik demografi, misalnya: umur, jenis kelamin dan lain- lain.

b. Karakteristik kompetisi, misalnya: bakat, kecerdasan, kemampuan dan keterampilan.

c. Karakteristik psikologi, yaitu niliai-nilai yang dianut, sikap dan kepribadian.

II. Kemampuan untuk Bekerja

(17)

yang dapat memacu usaha kerja serta dapat memberikan suatu arah dan ketekunan.

III. Dukungan Organisasi

Dalam mencapai kinerja kaiyawan yang tinggi diperlukan juga adanya dukungan atau kesempatan dari organisasi/perusahaan. Hal ini untuk mengantisipasi keterbatasan baik dari karyawan maupun perusahaan.

Misal: kelengkapan peralatan dan perlengkapan kejelasan dalam memberikan informasi.

Jadi kesimpulannya adalah tinggi rendahnya kinerja yang dicapai karyawan dipengaruhi tiga hal kemauan, dukungan serta kesempatan yang diberikan perusahaan adalah hak yang mutlak diperlukan sedangkan kemampuan merupakan sesuatu yang ada di dalam diri karyawan sendiri yang dapat dikembangkan.

3. Penilaian kinerja karyawan Menurut (Hasibuan, 1997;97) :

“Penilaian kinerja adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku dan kinerja karyawan serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya”.

Menurut (Handoko, 1994:135):

“Penilaian kinerja karyawan adalah proses melalui mana organisasi-

organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan”.

2.1.2.4 Hubungan variabel antara kompensasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan

(18)

(Simamora, 2004) mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk finansial adalah penting bagi karyawan, sebab dengan kompensasi ini mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara langsung, terutama kebutuhan fisiologisnya. Namun demikian, tentunya pegawai juga berharap agar kompensasi yang diterimanya sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan dalam bentuk non finansial juga sangat penting bagi pegawai terutama untuk pengembangan karir mereka.

Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Robbins, 2001). Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya merupakan ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut serta difokuskan pada tujuan organisasi. Kebutuhan adalah kondisi internal yang menimbulkan dorongan, dimana kebutuhan yang tidak terpuaskan akan menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan dari dalam diri individu. Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan, tertentu. Apabila ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan, maka akan terjadi pengurangan tegangan. Pada dasarnya, karyawan yang termotivasi berada dalam kondisi tegang dan berupaya mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya.

Proses motivasi yang menunjukkan kebutuhan yang tidak terpuaskan akan meningkatkan tegangan dan memberikan dorongan pada seseorang dan menimbulkan perilaku digambarkan pada gambar 2.1 diatas.

(19)

Kinerja yang tinggi adalah fungsi dan interaksi antara motivasi, kompetensi dan peluang sumber daya pendukung.

McClelland menjelaskan tentang Teori Motivasi Berprestasi. keinginan seseorang untuk mencapai kinerja yang tinggi. Hasil penelitian tentang motivasi berprestasi menunjukkan pentingnya menetapkan target atau standar keberhasilan. Karyawan dengan ciri-ciri motivasi berprestasi yang tinggi akan memiliki keinginan bekerja yang tinggi. Karyawan lebih mementingkan kepuasan pada saat target telah tercapai dibandingkan imbalan atas kinerja tersebut. Hal ini bukan berarti mereka tidak mengharapkan imbalan, melainkan mereka menyukai tantangan.

2.2 Kajian Penelitian Sebelumnya

TABEL 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya Yang Berkaitan Dengan Variabel Yang Diteliti

No Judul penelitian dan

nama peneliti Variabel Hasil Penelitian 1 Pengaruh

(20)

kinerja karyawan lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh secara tidak langsung antara kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui motivas.

Melalui hasil analisis jalur terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh variabel kompensasi finansial terhadap variabel motivasi kerja pada karyawan PT. Ekamas Fortuna Malang sebesar 0,408. variabel kompensasi non finansial terhadap variabel motivasi kerja pada karyawan PT. Ekamas Fortuna Malang sebesar 0,397. variabel kompensasi finansial terhadap variabel kinerja karyawan pada karyawan PT. Ekamas Fortuna Malang sebesar 0,322. variabel kompensasi non finansial terhadap variabel kinerja karyawan pada karyawan PT. Ekamas Fortuna Malang sebesar 0,257.

Hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kompensasi finansial yakni gaji, bonus dan tunjangan, demikian juga kompensasi nonfinansial yakni pekerjaan dan lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen dengan nilai F hitung sebesar 55,021 lebih besar daripada nilai F tabel 3,136 (55,021 > 3,136). Selain itu, nilai signifikansinya adalah sebesar 0,000 lebih kecil daripada taraf signifikansi (a) 0,05 (0,000 <0,05).

(21)

PERFORMANCE employees.Our very first variable was compensation. Second is motivation third was incentive. The research shows that the most significant variable in the research is reward and compensation. It shows a great effect on the performance of employees. It boosts up the efficiency of employees. On the

contrary the variables motivation and incentives contribute least to the employee performance.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya setiap perusahaan berupaya meningkatkan kinerja para karyawannya. Untuk mencapai produktivitas tersebut tentunya karyawan harus mempunyai kemampuan dan motivasi yang tinggi dalam bekerja. Untuk itu karyawan harus berperan aktif dalam menetapkan, mendukung serta melaksanakan rencana, proses, sistem, dan penentuan terwujudnya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Bagaimanapun canggihnya teknologi yang dimiliki oleh perusahaan, tanpa sumber daya manusia tidak berarti apa-apa. Hal itu dikarenakan hanya dengan sumber daya manusialah segala teknologi yang dimiliki perusahaan dapat dioperasikan dan berfungsi dengan efektif dan efisien.

(22)

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Kompensasi merupakan suatu biaya yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya sebagai salah satu alat untuk memotivasi karyawan dengan harapan perusahaan akan memperoleh Imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari karyawannya.

Beberapa pengertian kompensasi menurut para ahli: Werther dan Davls yang dikutip oleh (Sofyandi, 2005 ; 154). mengungkapkan bahwa:"Compensation is what employee receive in exchange of their work, whether hourly wages or periodic salaries, the personnel department usually

designs and administers employee compensation ” Permasalahan

- Target Kerja - Kesejahteraan

Karyawan

Hipotesis

- Apakah Motivasi berpengaruh terhadap kinerja

- Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kinerja

Analisis Data - Regresi - Uji F dan

Uji t

- Pengaruh Motivasi dan motivasi terhadap kinerja

(23)

Sedangkan (Hasibuan, 2003 ; 118). mengemukakan

bahwa:“kompensasi merupakan semua pendapatan yang berbentuk uang,

barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan

balas jasa yang diberikan oleh perusahaan”.

Motivasi merupakan suatu konsep yang menggambarkan dorongan- dorongan yang timbul pada atau di dalam diri sendiri seorang individu yang menggerakkan perilaku. Hal ini sesuai dengan dlkemukakan oleh Casclo yang dikutip oleh (Hasibuan, 2004 ; 219). mengemukakan bahwa:

uMotivation is a force that results from individuals desire to satisfy there needs

(e.g hunger, thirsty. and social approval)".

Suatu motivasi timbul sebagal energi untuk membangkitkan dorongan diri seseorang. Dorongan ini timbul dikarenakan adanya kebutuhan seseorang terhadap sesuatu yang belum terpenuhi yang akan menyebabkan terjadinya sesuatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Sesuai dengan apa yang dlkemukakan Maslow yang dikutip oleh (Mangkunegara, 2004 ). bahwa kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Kita tidak mungkin memahami perilaku pegawai tanpa mengerti kebutuhannya. Apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut akan memperlihatkanperilaku gembira sebagal rasa puasnya. Sedangkan dalam teori kebutuhannya tersebut Maslow yang dikutip oleh (Mangkunegara, 2004 ; 95). mengemukakan terdapat 5 hierarki kebutuhan manusia yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebtuhan ini merupakan kebutuhan tingkat rendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

(24)

d. Kebutuhan akan penghargaan diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.

e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan menggunakan kemampuan (skill). dan potensi.

Ditinjau dari kebutuhan tersebut, maka kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah kebutuhan fisiologis, dlmana kebutuhan-kebutuhan yang tertuang dl dalamnya adalah kebutuhan dasar manusia yang dapat dipenuhi dengan uang.

Menurut (Armstrong & Baron, 1998 : 15) Kinerja atau prestasi kerja berasal dari pengertian performance. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

Dengan kata lain, kinerja merupakan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan untuk karyawan yang dikerjakan untuk kepentingan organisasi atau perusahaan.

Kinerja atau prestasi kerja yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan perusahaan dari karyawannya dalam rangka melaksanakan kinerja perusahaan, sehingga tujuan utama dari perusahaan dapat tercapai.

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah : “Jika motivasi efektif dan sistem

Gambar

Gambar 2.1 Pada gambar terlihat bahwa orang memilih suatu tindakan dan terjadilah
TABEL 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Yang Berkaitan
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk bidang perkawinan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, sebagaimana

Pemegang Unit Penyertaan akan mendapatkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang akan dikirimkan paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa setelah: (i) aplikasi pembelian Unit

adanya inventory dan tidak akan menin&#34;katkan throu&#34;hut sistem; a&#34;asan itu@ kemudian adaah untuk menyinkronkan airan materia seama erada

Langkah- langkah dari peneitian ini diantaranya, pengambilan sampel “lemea”, isolasi BAL, identifikasi bakteri secara makroskopik dan mikroskopik (pewarnaan Gram) dan penentuan

Observation of the input power variation of sound source to the decreasing temperature has done on the best stack material that has been already obtained from

Gambar 5 merupakan sequence diagram menggambarkan proses menambah data siswa oleh admin. Proses pertama menampilkan data siswa, proses ke dua admin akan request atau meng-input

dengan Erupsi Gunungapi studi Kasus Erupsi Gunung Sinabung Tahun.. 2010 dan 2013: Megasains, Vol 4

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah: (a) mengenali potensi siswa-siswi MAN 1 Sragen; (b) mengetahui gaya belajar secara umum siswa siswi MAN