• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMPUNAN YANG MEMULIHKAN SEPERTI YANG KRISTUS AJARKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAMPUNAN YANG MEMULIHKAN SEPERTI YANG KRISTUS AJARKAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMPUNAN YANG MEMULIHKAN

SEPERTI YANG KRISTUS AJARKAN

Yosua 5: 9-12; Mazmur 32; 2 Korintus 5:16-21;

Lukas 15:1-3,11-32

o Dalam sebuah katekisasi yang diikuti beberapa pemuda, saya membahas tentang pengampunan dan melupakan kesalahan. Saya tanya kepada mereka, apakah pengampunan itu berarti melupakan kesalahan untuk selamanya? Mereka mengatakan tidak sama. Lalu saya lanjutkan: apakah orang yang kita ampuni kesalahannya belum berarti kita melupakan kesalahan untuk selamanya? Ada yang menjawab: nggak bisa dong, yang namanya memaafkan ya harus kita lupakan kesalahannya. Tapi ada juga yang berkata sebaliknya: kita bisa memaafkan tanpa melupakan kesalahannya. Lalu saya memberi suatu contoh : seandainya pacar yang sudah lama kita pacari dan sangat kita kasihi direbut sahabat kita sendiri. Pada hari pernikahannya mereka berdua datang membawa undangan disertai kata maaf. Apakah kita bisa memaafkan? Jawaban mereka: ya susahlah untuk memaafkan. Kalaupun memaafkan, biasanya membutuhkan waktu yang panjang. Melupakan? rasanya nggak mungkin.

o Saya lanjutkan lagi dengan pertanyaan: apa sikap kita jika kita katakan bahwa kita sudah memaafkan tetapi tidak bisa melupakan kesalahannya? Katekisan mengatakan pastilah akan menjadi kaku dan kita bahkan berusaha untuk tidak bertatap muka. Berbeda dengan jika kita mau memaafkan dan juga melupakan kesalahannya: kita akan menjadi akrab kembali dan mungkin kita akan rindu untuk bertemu kembali. Itu sebabnya saya menganjurkan: kita harus belajar memaafkan sekaligus melupakan kesalahan sesama kita sekalipun itu bukan perkara yang mudah. Saya katakan belajar, karena memang tidak mudah memaafkan, apalagi itu menyangkut hati yang terdalam,

(2)

menyangkut harga diri, menyangkut harkat dan martabat kita. Ya kalau sekedar terinjak kaki, apalagi tidak membuat kita terluka, memaafkan bisa jadi gampang sekali. Sering kita menuntut bahwa teman yang bersalah itu harus datang merendahkan diri dan meminta maaf, baru kita akan memberi maaf.

o Mari kita bandingkan dengan apa yang diajarkan Tuhan Yesus tentang pengampunan melalui perumpamaan tentang Anak yang Hilang. Ketika si bapa mendengar permintaan si anak bungsunya untuk mendapat sebagian harta warisannya yang menjadi haknya, pastilah si bapa sangat sedih dan bisa jadi ia sangat marah. Bagi orang Israel, warisan baru bisa diperoleh setelah si pemberi waris (si Bapa) meninggal dunia. Tak boleh ada permintaan si ahli waris pada si pemberi waris, karena itu dianggap kesalahan (dosa) berat sekali. Namun perumpamaan ini menggambarkan si Bapa yang langsung memberi warisan itu kepada si anak bungsu. Secara de facto, mulai dari saat itu, si bungsu tak lagi punya hak atas seisi rumah si Bapa. Si bungsu memang pergi, sayangnya dia tak bijaksana menggunakan harta warisan dari Bapanya. Ia hanya berfoya-foya dan pergi dengan perempuan tuna susila. Dan tentu saja sebagai akibatnya, ia harus menjalankan kehidupan yang penuh dengan penderitaan dan kehinaan. Ia harus bekerja sebagai penjaga babi dan rupanya itu tak menjamin ia bisa makan, sehingga mau tak mau ia makan makanan babi, binatang yang diharamkan umat Israel. Seolah ia harus merasakan lebih rendah dibanding binatang haram yang ia peliharakan.

o Di sini ia baru sadar dan bisa membandingkan bagaimana enaknya pegawai di rumah bapanya yang mendapat kesejahteraan hidup karena bapanya sangat baik dibandingkan dengan apa yang ia alami. Ia bertekad untuk pulang dan mengakui segala kesalahan yang pernah dilakukan pada ayahnya. Dalam kehampaan dirinyalah maka si bungsu memiliki harapan untuk memperbaiki kehidupannya.

o Lihatlah bagaimana si Bapa masih tetap menanti anaknya pulang dan ia juga yang menghampiri anak tersebut saat ia pulang serta merangkulnya dan memulihkan kembali kedudukan anaknya itu di dalam rumahnya dengan sebuah pesta. Gambaran Tuhan Yesus tentang bapa yang pengampun, penuh kasih, panjang sabar dan berlimpah kebaikan dan kebenaran itulah gambaran bapa yang Rahimi yang merupakan gambaran tentang Allah Bapa. Tuhan Yesus ingin menggambarkan betapa Allah Bapa itu adalah Allah yang Rahimi yang saat ini diwujud-nyatakan oleh karya Tuhan Yesus agar manusia mengerti betapa kasihNya Allah kepada umat manusia yang begitu

(3)

berdosa. Jika sebelumnya pada 2 perumpamaan tentang domba dan dirham yang hilang digambarkan betapa Sang Bapa mencari benda-benda yang hilang karena tak ingin ada yang tak lengkap dari miliknya, di sini gambaran sang Bapa adalah Bapa yang dengan sabar menanti dan pada saatnya, sang Bapa menunjukkan kasih setia-Nya dan kesabaran serta pengampunannya yang besar berlaku bagi si anak yang terhilang. Ia tak memperhitungkan segala kesalahan yang pernah dilakukan oleh anak/umat-Nya tersebut.

o Namun kita melihat bagaimana sikap si kakak sulung terhadap adiknya yang terhilang itu. Setelah tahu bahwa si ayah mengadakan pesta penyambutan bagi si bungsu dengan memberi pakaian baru dan segala perhiasan bagi dirinya, ia menjadi marah dan enggan untuk pulang. Ia menganggap bahwa tak sepantasnya si adik yang pendosa itu diperlakukan demikian.

o Gambaran anak sulung ini sebenarnya merupakan gambaran bagi orang Farisi dan ahli Taurat yang tidak suka, marah dan menolak kehadiran orang-orang berdosa makan bersama dengan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus seolah ingin mengingatkan mereka bahwa selama ini mereka belum menghayati diri mereka sebagai anak-anak yang hidup dalam kehidupan bersama-sama dengan sang Bapa, melainkan mereka hanya menghayati diri dan menyejajarkan diri seperti seorang pelayan. Walau hidup bersama Allah, hati mereka jauh dari rahmat Allah yang begitu besar. Anak sulung menuntut upah dan penghargaan dari sang ayah sesuai dengan jerih lelah yang ia telah lakukan di rumah ayahnya.Tapi sang ayah menyadarkan bahwa seharusnya si sulung memahami bahwa hidupnya selama ini bersama dalam persekutuan dengan bapanya dan semua kepunyaan bapanya adalah kepunyaannya juga, sehingga ia tak perlu menuntut dari bapanya upah dan penghargaan lagi. Namun si sulung tak merasakan semua karunia dan kebersamaan dengan bapanya sebab ia memposisikan diri hanya sebagai seorang pelayan yang berhak memperoleh upah saja.

o Antara anak sulung dan anak yang bungsu sebenarnya sama-sama memiliki kesamaan karakter: yaitu mereka tak mampu merespons seluruh kasih ayahnya. Si bungsu yang tak mampu merespons sehingga memilih keluar dari rumah ayahnya dan tak bertanggung jawab atas milik dan hidupnya sementara si sulung tak mampu merespons kasih ayahnya sehingga ia memposisikan diri hanya sebagai seorang upahan saja. Keduanya gagal menghargai status dan kedudukan sebagai anak-anak yang diperkenankan hidup dalam persekutuan dengan bapanya. Sebaliknya tokoh sang bapa dengan

(4)

kasih sayangnya mengembalikan kedudukan mereka sebagai anak-anak yang dikasihinya. Tetapi sang Bapalah yang memulihkan kehidupan mereka agar mereka dapat hidup dalam persekutuan kasih.

o Jika kita memperhatikan Yosua 5:1-12, kita melihat sedikit perbedaan dengan ungkapan Tuhan Yesus dalam perumpamaan tadi. Tuhan Allah tidak segera mengampuni umat Israel saat mereka dalam perjalanan menuju tanah perjanjian. Karena berbagai dosa mereka, Tuhan Allah menghukum seluruh umat Israel angkatan pertama (yaitu angkatan Musa dan Harun) tapi menjanjikan keselamatan pada umat Israel angkatan ke dua (yaitu angkatan yang lahir di padang gurun dan belum berusia 40 tahun kecuali Yosua dan Kaleb). Dan perikop kita menggambarkan bagaimana Allah menyelamatkan angkatan kedua bangsa Israel ini dengan mengeringkan sungai Yordan dan bangsa Israel menguduskan diri dengan sunat sebagai tanda Perjanjian Allah dengan bangsa mereka. Selain itu Allah memperkenankan mereka merayakan Paskah yang pertama di sana dan semua hal ini menggambarkan bahwa sejak saat itu mereka boleh terlepas dari bayang-bayang cela dan status sebagai budak mesir. Semua itu dilakukan Allah agar mereka memiliki kesempatan untuk hidup baru yang penuh dengan kebebasan.

o Di sini kita bisa melihat bahwa pengampunan Allah tidak hanya bersifat personal (anak bungsu) tetapi juga bersifat komunal(Umat Israel). Jika dulu Tuhan tak segera mengampuni umat Israel, itu karena kebutuhan saat itu. Tuhan mau bangsa Israel menjadi bangsa yang kudus, yang besar karena didikan Tuhan. Tuhan menghukum dosa yang mereka lakukan, Namun demikian, Tuhan tetap mengasihi dan mengampuni mereka dengan kasih dan kemurahanNya.

o Jika demikian, kita bisa melihat di dalam Kristus, Allah telah menyatakan kemurahan dan kasih setianya yang melampaui pikiran dan pengertian kita (spt yang dikatakan Rasul Paulus). Ini menggambarkan bahwa jika Allah menekankan kekudusan saja, mungkin tak ada seorangpun yang akan diselamatkan Allah. Namun kekudusan Allah di dalam Kristus dinyatakan dalam kerahiman-Nya sehingga Ia berkenan memanggil orang berdosa. Allah tidak menjadikan dosa sebagai landasan vonis untuk menghukum dan membinasakan , namun pertobatan di masa kinilah yang menjadi media penyelamatan. Itu sebabnya Paulus mengatakan: “Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan yang baru. Yang lama telah berlalu dan yang baru telah datang.

(5)

o Kerahiman Allah yang kaya dengan pengampunan haruslah kita hayati sebagai model spiritual kita dalam kehidupan sehari-hari baik saat kita dihianati dan dilukai atau sebaliknya kita melukai sesama kita. Seringkali konflik itu menjadi berkepanjangan dan dan menimbulkan kepahitan dalam hidup bersama. Lingkaran permusuhan haruslah diputuskan oleh kerahiman Allah yang kita pelajari. Dalam kerahiman Allah yang dinyatakan dalam Kristus, kita mampu memaafkan dan mengampuni kesalahan sesama kita dan kita juga memperbaharui situasi hidup kita di dalam Tuhan. Begitu juga sebaliknya: jika kita yang melakukan kesalahan, kita berani menyatakan penyesalan kita dan mengawali hubungan kita dengan baik.

o Contoh: apa arti salam damai yang kita lakukan, apakah memperbaharui hubungan kita dengan saudara kita seiman? Atau sekedar kebiasaan saja? (HWM)

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian tersebut meliputi berapa jumlah tenaga kader aktif mengikuti kegiatan, berapa peserta yang datang berkunjung teratur setiap bulannya, berapa kali olahraga

Rencana Usulan Kegiatan Terpadu ini merupakan Kumpulan Rencana kegiatan bidang kesehatan dengan berped!man pada Standar Pelayanan Kesehatan yang akan dilakukan

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul :

mendayagunakan zakat secara produktif sebagai pemberian modal usaha yang tujuannya adalah supaya zakat tersebut dapat berkembang. Zakat didayagunakan dalam rangka

OAINS bekerja dengan mengurangi produksi zat yang menyerupai hormon yang disebut prostaglandin, yang menyebabkan rasa sakit..

diperkaya 98,4% memiliki karakteristik fisiko-kimia yang memenuhi standar, yaitu memiliki kemurnian radiokimia > 95%, kemurnian radionuklida ≥ 99%, larutan

AL Fatah 16-Jun-65 Banyuwangi Jawa Timur... NON

ISKANDAR, S.PD.SD Guru Kelas SD SD 14 KOBA SD/MI De' Premium B Kelas D... Kabupaten Bangka